Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Anisa No.

absen : 24

Menurut warga desa Gondang, Gunung Gondang merupakan bagian kecil dariGunung Slamet. Konon, pada zaman dahulu kala, Gunung Slamet sangatlah tinggi. Begitu tingginya hingga dapat menjangkau langit. Orangorang mendengar jika mereka dapat memetik bintang jika mereka berada di puncak gunung itu. Tetapi, takseorangpun yang berani pergi ke puncak gunung Slamet. Mereka takut dewa-dewa yang ada di surga akan marah jika ada orang yang memetik bintang. Bagaimanapun, keindahan bintang membuat beberapa monyet berani untuk pergi ke gunung itu. Dipimpin oleh raja mereka, mereka akan ke puncak gunung dan mengambil bintang. Kemudian, langit menjadi gelap pada malam hari, tanpa ada satupun bintang yang terlihat. Orang-orang sedih dan dewa-dewa marah ! Batara Guru adalah pemimpin para dewa. Dia mengadakan sebuah rapat. Dia mengundang Batara Narada, Batara Brama, Batara Bayu, dll. Batara Narada mempunyai ide bagaimana cara untuk menghentikan monyet-monyet itu. Mereka akan memi ta Ki Semar untuk membantu mereka. Ki Semar sebenarnya adalah salah satu dewa. Dia lebih tua dari Batara Guru. Tetapi Ki Semar tidak tinggal di surga. Dia tinggal di bumi dengan anak-anaknya, Gareng, Petruk, Bagong. Ki Semar memiliki kekuatan super natural. Dia dapat memotong puncak gunung dengan mudah. Tetapi pertama, dia ingin membeli pelajaran pada monyet-monyet nakal itu. Mereka harus dihukum atas pencurian bintang. Dia kemudian menyusun rencana bersama anaknya untuk menjerat monyet itu. Gareng kemudian pergi ke puncak gunung. Dia harus membujuk monyet-monyet itu untuk turun dengan memberi mereka banyak pisang. Dan berhasil ! Monyetmonyet itu turun mengikuti Gareng Setelah monyet-monyet meninggalkan puncak gunung, Ki Semar dengan segera memotong puncak gunung itu Dia melempar bagian terbesar ke Ciirebon. Itu menjadi Gunung Ceremai dan bagian-bagian kecil menjadi gunung-gunung kecil, seperti : Gunung Clirit, Gunung Tapak, Gunung Gondang, dll.

Setelah monyet-monyet meninggalkan gunung dan mengikut Gareng, Petruk telah siap dengan beberapa air panas. Dia berencana untuk menuangkan air panas diatas monyet-monyet itu. Dia menunggu dan menunggu tetapi monyet-monyet tidak pernah datan padanya. Dia tidak tahu sementara monyet-monyet mengejar Gareng, mereka menjumpai seekor naga raksasa. Monyet-monyet telah berkelahi dengan naga. Kejadian yang sangat mengerikan antara monyet dan naga itu akhirnya mati. Karena lelah menunggu, Petruk kemudian meninggalkan tempat itu. Dia tidak membawa air panasnya dan meninggalkannya di tempat itu. Orang-orang kemudian menyebut tempat di mana Petruk meninggalkan air panasnya sebagai GUCI. Tempat itu berada sekitar 50Km dari Tegal, Jawa Tengah. Guci merupakan tempat pemandian air panas yang terkenal di Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai