Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK MODUL 3 METODE PENENTUAN LOKASI PABRIK

DOSEN Ir.Amin Syukron, MT

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK MODUL 3 METODE PENENTUAN LOKASI PABRIK A. TUJUAN INTRUKSIONAL Setelah kuliah selesai mahasiswa diharapkan dapat Memahami PTLP dengan menggunakan metode kuantittatif & kualitatif. B. MATERI PEMBAHASAN 1. Metode kuantitatif 2. Metode kualitatif (METODE ANALISA PUSAT GRAVITASI) C. TUJUAN Mahasiswa mengetahui dan memahami pendekatan dalam PTLP dengan metode kuantitatif & kualitatif.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK MODUL 3 METODE PENENTUAN LOKASI PABRIK Untuk menentukan alternatif lokasi pabrik yang sebaiknya dipilih maka ada 2 metode pendekatan yang dikenal, yaitu metode kualitatif (Ranking Procedure) dan metode kuantitatif (Analisa Pusat Gravitasi dan Analisa Metode Transportasi). 3.1. ALTERNATIF PEMILIHAN LOKASI PABRIK DENGAN METODE KUALITATIF (RANKING PROCEDURE) Metode ini lebih bersifat kualitatif dan/atau subyektif. Disini akan baik aplikasinya untuk problemaproblema yang sulit untuk dikuantifikasikan. Prosedur yang harus dilaksanakan dalam pendekatan dengan metode kualitatif ini bisa diatur berdasarkan langkah-langkah analisa sebagai berikut: a. Langkah pertama adalah mengidentifikasikan faktorfaktor yang relevan dan memiliki signifikasi yang berkaitan dengan proses pemilihan lokasi pabrik, seperti halnya dengan faktor-faktor berikut 1. Lokasi pensuplai bahan baku 2. Lokasi pemasaran 3. Lokasi tenaga kerja 4. Kondisi iklim 5. U U dan peraturan lainnya 6. Factory utilities & services b. Langkah kedua adalah pemberian bobot dari masingmasing faktor yang telah diidentifikasikan tersebut berdasarkan derajat kepentingannya (weighted procedure). sebagai contoh dari faktor-faktor tersebut diatas kita beri bobot sebagai berikut: 1. Lokasi pensuplai bahan baku 20% bobotnya (XI) 2. Lokasi area pemasaran bobotnya 40% ( (X2) 3. 4. 5. 6. Lokasi tenaga kerja (X3) Kondisi iklim setempat berbobot 5 % (X4) UU dan Peraturan-peraturan Daerah setempat 5% (X5) Factory utilities & service 20 % (X6)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

Harga pabrik.

Xi=1

s/d

menunjukkan

bobot

dari

masing-masing

faktor

yang

diidentifikasikan memiliki pengaruh yang signifikan didalam menetapkan lokasi

c. Langkah ketiga adalah memberi skor (nilai) untuk masing-masing faktor yang diidentifikasikan sesuai dengan skala angka (range berkisar 0 s/d 10, dengan 10 terbaik) dari masing-masing alternatif lokasi yang dianalisa. Misalnya disini ada 4 alternatif Lokasi, maka matrix skor dari setup faktor dan alternatif lokasi dapat ditunjukkan seperti tergambar dalam tabel 2.1. Tabel 2.1 Matriks Penilaian Lokasi dengan Ranking Procedure Alternatif Kriteria Raw Material Supplies Market Location Labor Supplies Climatic Conditions Law & Rules Factory Utilities & Services Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi I YI I Y 21 Y31 Y41 Y51 Y61 II Y12 Y22 Y3 1 Y42 Y52 Y62 III Y13 Y 33 Y33 Y43 Y53 Y63 IV Y14 Y 44 Y 34 Y44 Y54 Y64

d. Langkah keempat dari prosedur ini adalah dengan mengalikan bobot dari masing-masing faktor tersebut diatas dengan skor dart tiap-tiap alternatif yang ada (Xi x Yij) dan menghitung total perkalian antara skor dan bobot ini yang dalam hal ini bisa diinformasikan sebagai Zj. = Xi x Yij i = 1 s/d 6 (dalam contoh ini) j = I s/d 4 (dalam contoh) Dari hash total perkalian ini maka pemilihan alternatif lokasi yang dianggap paling baik adalah alternatif lokasi yang memiliki Z j yang terbesar. 3.2. ALTERNATIF KUANTITATIF Metode penilaiannya ini bersifat kuantitatif dan dianggap obyektif yang karena bisa akan didasarkan pada ukuran-ukuran PEMILIHANLOKASI PABRIK DENGANMETODE

dikuantifikasikan secara nyata. Disini akan dibahas beberapa metode kuantitatif yang mana secara garis besar kita bagi menjadi 2 metode
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Syukron, MT Ir Amin PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

dasar, yaitu: Metode Analisa Pusat Gravitasi (Centre of Gravity Approach). Metode Analisa Transportasi (Metode Heuristic, Metode North-West Corner Rule and Vogel's Approximation Method). 3.2.1. METODE ANALISA PUSAT GRAVITASI Lokasi yang optimal dari suatu pusat fasilitas produksi (pabrik) pada dasarnya akan dipengaruhi oleh lokasi dimana sumber-sumber material yang dibutuhkan untuk production input berada atau lokasi area pemasaran tempat production output harus didistribusikan. Pendekatan analisa pusat gravitasi dibuat dengan memperhitungkan jarak masingmasing lokasi sumber material atau daerah pemasaran tadi dengan lokasi pabrik yang direncanakan. Disini asumsi dibuat bahwa biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi (sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik) akan sama. Formula yang diperlukan untuk analisa pusat gravitasi dapat dinyatakan sebagai berikut :

i =i j = j
Dimana M N

wj[( xi aj ) 2 + ( yi bj ) 2 ] .minimal

= Banyaknya alternatif lokasi pabrik yang dipilih. = Banyaknya daerah pemasaran atau sumber perolehan material yang akan menjadi pertimbangan didalam penentuan lokasi pabrik.

(Xi ,Yi) (aj ,bj)

= koordinat rokasi dari alternatif pabrik yang akan didirikan i = 1, 2,3, .... m = koordinat lokasi dari daerah pemasaran yang akan didistribusikan atau lokasi sumber material dimana pabrik akan sangat tergantung j = 1,2,3, ....n

wj

= kebutuhan (demand) akan produk atau material dari daerah pemasaran atau jumlah kapasitas suplai dari lokasi sumber.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

Rumus tersebut diatas berlaku baik untuk menetapkan lokasi pabrik relatif terhadap daerah-daerah pemasaran yang ingin didistribusikan maupun terhadap sumber-sumber material dimana pabrik akan sangat bergantung. Untuk kelancaran analisa ini maka input data yang diperlukan berupa. bahan bak - u dari material.
,

Ramalan kebutuhan produk jadi maupun masing-masing daerah pemasaran atau sumber

Koordinat geografis dari lokasi pabrik Rasio/perbandingan antara material input Kesulitan pokok didalam analisa pusat gravitasi ini ialah kenyataan

yang direncanakan, daerah pemasaran ataupun loka~: sumber material. dengan produk jadi yang dihasilkan. yang dihadapi berupa perbedaan biaya distribusi dan produksi untuk setiap lokasi dimana dalam formula jidak diperhitungkan. Metode analisa transportasi (program linier) dalam hal ini akan bisa membantu didalam mencari optimalisasi lokasi dengan memasukkan faktor Biaya produksi dan atau distribusi didalam analisanya. 3.2.2. METODE ANALISA TRANSPORTASI PROGRAMA LINIER Aplikasi metode transportasi akan meliputi pemecahan permasalahan-permasalahan seperti Penetapan suplai yang cukup untuk beberapa lokasi tujuan dari beberapa sumber tertentu pada tingkat Biaya yang minimal (distribution problem) Pemilihan warehouse) lokasi untuk untuk fasilitas-fasilitas baru (plant atau memenuhi kebutuhan pasar yang akan

datang location problem). Penetapan berbagai macam bentuk/sumber produksi guna memenuhi kapasitas produksi sesuai dengan demand yang akan datang dan Biaya produksi yang minimal, khususnya yang berkaitan problem). Contoh: dengan proses sub-kontrak (aggregate planning

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

Perusahaan

penerbangan

komersial

mengoperasikan

pesawat-

pesawatnya untuk menghubungkan 4 kota besar dalam suatu pulau sebagai tujuannya. Misalnya saja airport dari ke-4 kota besar tersebut kita sebut sebagai A 1 , A 2 , A 3 dan A 4 . Untuk kebutuhan suplai bahan bakarnya maka diperoleh dari sumber-sumber bahan bakar yang terletak di Kota F 1 , F 2 dan F 3 . Kapasitas sumber bahan bakar, kebutuhan bahan bakar untuk tiap-tiap airport dan Biaya distribusi dapat ditunjukan dalam transportation matrix berikut. Problema kita disini adalah mencoba mengalokasikan kebutuhan bahan bakar dari masing-masing airport tersebut dengan sumber-sumber suplai bahan bakar menurut total Biaya distribusi yang termurah.

SUMBER F1 F2 F3
kebutuhan suplai bahan bakar (ton/minggu)

A1
$ 10,-

A2

TUJUAN A3
$ 5,$ 6,$ 4,-

A4
$ 6,$ 3,$ 7,-

KAPASITAS SUPLAI 2,400 4,000 3,600 10,000

$ 8,$ 2,$ 7,-

$ 5,$ 9,-

2300

3400

2500

1800

Catatan & Notasi SOURCE. Source atau sumber disini ditunjukkan dengan kapasitas suplai dari masing-masing sumber tersebut untuk periode waktu tertentu (mingguan, bulanan, harian dan lain-lain). Jumlah sumber (asal) ditunjukkan dalam baris transportation matriks dengan notasi S, (dimana i = 1,2,....m). Dalam contoh kita maka sumber ini ditunjukkan dengan F1, F2 dan F3 dimana kapasitas suplai dari masing-masing sumber asal ini adalah S, = 2.400 ton/ minggu. S 2 = 4.000 ton/minggu, dan S 3 = 3.600 ton/minggu. Disini i = 1,2,3, (m=3).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

DESTINATIONS.

Destination atau tujuan menunjukkan lokasi dimana suplai akan diberikan. Kebutuhan dari masingmasing lokasi tujuan akan suplai per satuan waktu juga harus ditentukan. Tujuan disini akan ditunjukkan dengan kolom dalam transportation matriks dengan notasi D j , (dimana j = 1, 2, ... n). Dalam contoh maka tujuan ini ditunjukkan dengan A 1 , A 2 , A 3 dan A 4 dimana kebutuhan suplai untuk masing-masing tujuan adalah D 1 = 2.300 ton/ minggu, D 2 = 3.400 ton/minggu, D 3 = 2.500 ton/ minggu dan D 4 = 1.800 ton/minggu. Disini j = 1,2,3 dan 4 (n = 4). UNIT SHIPPING COST.

Biaya pengiriman untuk 1 unit produk sering kali dalam persoalan juga akan dimasukkan biaya produksi per unit untuk setiap lokasi sumber dari sumber i ke tujuan j akan ditunjukkan dengan notasi C ij . Dalam contoh akan ada m x n biaya pengiriman atau distribusi dari sumber ke tujuan yaitu sebanyak 12 macam biaya, seperti tertera dalam transportation matriks biaya pengiriman dari sumber F 1 .menuju lokasi tujuan A 3 sebesar $ 5 (C13). ALOKASI SUPLAI/DISTRIBUSI.

Jumlah pengiriman barang atau distribusi produk per route (X ij ) adalah merupakan variabel yang nilainya justru hendak dicari atau dihitung. Alokasi dari suplai distribusi atau pengiriman setiap route ini tentu saja dengan mempertimbangkan kapasitas sumber, demand dari setiap lokasi tujuan dan biaya pengiriman/distribusi dari sumber ke tujuannya. Didalam penentuan alokasi ini maka total biaya distribusi/pengiriman dan biaya produksi yang minimal akan merupakan tolak ukur pemecahan masalah yang ada (C ij X ij ). TOTAL TRANSPORTATION COSTS.

Disini biaya total transportasi dari sumber ke lokasi tujuan setiap alokasi suplai akan merupakan kriteria pokok untuk evaluasi. Total trasportation costs disini dapat diformulasikan sebagai Z = C i j x X ij

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

dan optimalisasi akan dicapai untuk harga Z yang terkecil. Berdasarkan keterangan tersebut diatas maka jelas bahwa tujuan utama dari analisa metode transportasi ini adalah untuk memberikan total transportation costs (Z) yang terkecil. Hambatan pokok yang dihadapi dalam analisa metode ini adalah bahwa kebutuhan dari tiap tujuan haruslah sesuai dengan suplai yang bisa disediakan oleh setiap sumber (dengan kapasitasnya masingmasing) yang ada. Dari contoh kita diatas maka total transportation costs: (Z) = C i j x X ij atau = C 11 X 1 1 + C 12 X 12 + C 34 X 34 utama yang dari bisa analisa transportasi ini adalah "supply Problema

mengalokasikan harga X ij dimana disini kita akan menghadapi hambatan/batasan diklasifikasikan sebagai constraint" dan "destination constraint". Supply constraint atau batasan yang berkaitan dengan sumber menunjukkan bahwa jumlah dari seluruh pengiriman atau distribusi dari setiap sumber khusus
(

X ij ) haruslah sama dengan jumlah yang tersedia (kapasitas) dari

sumber yang bersangkutan (S i ). Dari contoh soal kita maka X 1 1 + X 12 + X 1 3 + X 14 = S 1 atau F 1 = 2.400 ton/minggu. Destination constrain atau batasan yang berkaitan dengan kebutuhan masing-masing lokasi tujuan menunjukkan bahwa jumlah pengiriman total yang diterima pada suatu tujuan harus sama dengan jumlah yang dibutuhkan dari lokasi tujuan tersebut. Dari contoh soal maka bisa dinyatakan X 12 + X 2 2 + X 3 2 = D 2 atau A 2 = 3.400 ton/minggu. Dengan mengingat kondisi dan batasan persoalan yang ada, maka didalam penyelesaian analisa transportasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Kapasitas supplies dan kebutuhan harus dinyatakan dalam satuan unit yang sama seperti tons, buah, gallon dan lain-lain. Kalau disini ditunjukkan per satuan periode waktu maka ini pun juga harus sama. Disini total kapasitas supplies dari setiap sumber (SS) juga harus sama dengan total kebutuhan dari setiap lokasi tujuan (SD I ). Apabila kondisi ini tidak diperoleh maka diperlukan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

penyesuaian-penyesuaian sebagai berikut Total kebutuhan lokasi tujuan lebih besar dibandingkan dengan total kapasitas supllies yang tersedia dari sumber yang ada (D i > S i ) Menghadapi kasus ini maka perlu membuat semacam "dummy source" yaitu sumber yang memiliki kapasitas fiktif sebesar selisih D - S i dimana unit shipping costs untuk masing-masing alokasi dalam baris dinyatakan dalam nol. Total kapasitas supplies yang tersedia lebih besar dibandingkan dengan total kebutuhan dari lokasi tujuannya (D I < S i ). Seperti halnya dengan problema sebelumnya maka disini perlu pula dibuat "dummy destination" yaitu mengalokasikan suatu tujuan fiktif dengan kebutuhan supplies sebesar S i - D i , dan alokasi unit shipping costs untuk kolom ini juga dibuat sama dengan nol. Didalam penyelesaian persoalan ini maka semua asumsi yang dipakai dalam teori programa linier juga akan diaplikasikan dalam metode analisa transportasi.

Kembali pada contoh persoalan yang hendak dibahas, maka kita melihat bahwa total kapasitas suplies dari sumber-sumber yang ada sudah seimbang sama dengan total kebutuhan dari lokasi tujuannya. Secara sistematis representasi dari problema yang ada bisa digambarkan dalam bentuk network seperti pada gambar diatas. Guna memperjelas prosedur penyelesaian masalah transportasi, berikut akan dibahas langkah demi langkah analisa, yaitu sebagai berikut:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Syukron, MT Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

10

STEP 1 PENYELESAIAN AWAL. Sebelum penyelesaian awal ini dibuat maka terlebih dahulu problem yang ada diperhatikan apakah sudah seimbang atau belum. Maksudnya disini total suplai haruslah sama dengan total kebutuhan dari masing-masing lokasi tujuannya. Apabila ternyata tidak seimbang maka dibuat " dummy " yang sesuai, seperti apa yang telah dibahas terdahulu. Untuk penyelesaian awal ini bisa dilaksanakan dengan aplikasi salah satu metode, yaitu Metode Heuristic Metode heuristic seperti halnya dengan metode yang lain bertujuan untuk meminimumkan total cost untuk alokasi/distribusi suplai produk untuk setiap lokasi tujuan. Dengan memperhatikan struktur biaya pengiriman/ distribusi (dalam beberapa hal struktur biaya produksi juga akan digabungkan jadi satu) yang ada, maka alokasi suplai dari masing-masing sumber untuk memenuhi kebutuhan masing-masing lokasi tujuan diprioritas kan berturut-turut sesuai dengan struktur biaya yang terkecil, sehingga diharapkan pada akhirnya akan diperoleh total biaya transportasi yang terkecil. Metode Heuristic ini sederhana dan cepat aplikasinya, akan tetapi tidak menjamin diperoleh hasil pemecahan yang optimal. Dari contoh persoalan yang telah kita miliki, kita dapatkan penyelesaian dengan metode Heuristic seperti berikut;

SU M B ER A1
$ 10, -

TU JU A N A2 A3
$8 ,$2 ,$7 ,$ 5, $6 ,$4 ,-

A4
$6 ,$3 ,$7 ,-

K A P A S IT A S SU PLA I (T O N /M IN G G U )

F1 F2 F3
kebutuhan suplai bahan bakar (ton/m inggu)

1.200 (6)
$ 5, $9 ,-

1.200 (4) 600 (2)

2,400 4,000 3,600 10,000

3.400 (1)

1.100 (5) 2,300

2.500 (3) 2,500

3,400

1,800

Penyelesaian dengan menggunakan metode Heuristic didasarkan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

11

dengan prinsip "The least cost assignment routine", dimana disini kita akan selalu mengalokasikan demand sebesar-besarnya pada lokasi sumber yang memberikan Biaya transportasi yang sekecilkecilnya secara berturut-turut. Dari persoalan yang dihadapi, maka penyelesaian dimulai dengan mengalokasikan sumber F 2 sebesar 3,400 ton/minggu untuk mensuplai tujuan A 2 karena disini unit cost untuk transportasi adalah yang terkecil yaitu sebesar $2,-. Selanjutnya berdasarkan 600 (F 2 ,A 4 ); 2,500 (F 3 ,A 3 ); 1,200 (F,,A;); 1,100(F 3 ,A 1 ) dan 1,200 (F l ,A 1 ). Berdasarkan alokasi penyelesaian persoalan tersebut diatas maka akan diperoleh total Biaya transportasi (Z) yaitu sebesar Z = 3,400 ($2) + 600 ($3) + 2,500 ($4) + 1,200 ($6) + 1,100 ($9) + 1,200 ($10) = $ 47,700 Dari dilaksanakan langkah terlihat penyelesaian bahwa persoalan batasan yang suplai telah dan persyaratan

kebutuhan setiap lokasi sudah terpenuhi. Demikian pula persyaratan bahwa alokasi harus menempati seluruh sel matrix dengan jumlah alokasi sebesar m + n - 1 sudah pula berhasil dilaksanakan. Dalam kasus persoalan yang dihadapi kita ketahui bahwa m = 3 dan n = 4, sehingga m + n = 6 (jumlah alokasi suplai yang telah dilaksanakan juga sebanyak 6). Dari langkah Heuristic terlihat pula bahwa alokasi semata-mata hanya dengan melihat unit Biaya transportasi yang paling kecil dan hasilnya ternyata juga tetap belum menjamin optimal. Hal tersebut akan bisa dibuktikan dalam perhitungan-perhitungan selanjutnya. Northwest corner Ruler Method (NCR) Metode ini juga tergolong sederhana didalam langkah-langkah kerjanya meskipun dalam beberapa hal dianggap kurang efisien. Disini langkah penyelesaian diawali dengan alokasi pada sel matrix yang terletak pada pojok kiri atas (north West) dan memakai suplai dari sumber yang tersedia semaksimal mungkin disesuaikan dengan kebutuhan dari tujuannya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

12

SU M B ER A1
$ 10, -

TU JU A N A2 A3
$8 ,$2 ,$7 ,-

A4
$6 ,$3 ,$ 74, ,-

K A PA SIT A S SU PLA I (T O N /M IN G G U )

F1 F2 F3
kebutuhan suplai bahan b akar (ton/m inggu)

2,300
$ 5, $9 ,-

100

$ 5, $6 ,$4 ,-

2,400 4,000 3,600 10,000

3,300

700

1,800 2,500

1,800 1,800

2,300

3,400

Dari contoh persoalan yang kita hadapi maka alokasi tersebut adalah pada sel matrix F1-Al dengan alokasi suplai sebesar 2,300 ton/minggu. Disini akan masih didapati sisa kapasitas sebesar 100 ton/minggu dari sumber F1 yang mana untuk langkah selanjutnya sisa kapasitas ini kita alokasikan pada baris horizontal berikutnya, yaitu Fl-A2. Langkah berikutnya adalah mengalokasikan kebutuhan dari lokasi tujuan kolom kedua sejumlah sisa kebutuhan yang masih belum terpenuhi secara maximum disesuaikan dengan kapasitas yang tersedia dibaris sumber terakhir dan seluruh sumber tujuan yang membutuhkan sumber suplai bisa dipenuhi. Berdasarkan penyelesaian awal dengan menggunakan metode NCR ini maka total transportasi cost (Z) dapat dihitung sebagai berikut: Z = 2,300 ($ 10) + 100 ($ 8) + 3,300 ($ 2) + 700 ($ 6) + 1,800 ($ 4) + 1,800 ($ 7) = $ 54,400 Dari penyelesaian horizontal (baris sumber) dan vertikal kolom lokasi tujuan) diatas maka kita lihat bahwa penyelesaian dengan metode NCR cukup feasibel, tidak ada lintasan tertutup (closed path atau loop), ini akan muncul bila alokasi suplai dan kebutuhan secara serentak sudah terpenuhi batasan-batasannya (suplai = kebutuhan). Disini pemindahan alokasi secara diagonal tidak diperbolehkan, karena pengalokasiannya hanya diperbolehkan kearah horizontal dan vertikal. Kalau kondisi seperti hal tersebut terjadi maka prosedur tersebut akan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

13

terhenti dan tidak bisa dilanjutkan. Hal tersebut dapat dipecahkan dengan "degeneracy", dimana jalan keluarnya yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba merubah urutan dari baris sumber atau kolom lokasi tujuan. Meskipun belum optimal (bandingkan dengan hash aplikasi metode heuristic) akan tetapi metode NCR terlihat cukup sederhana pelaksanaannya. Metode ini tidak memperhatikan unit cost dari masingmasing sel matriks yang ada pada saat kita mengalokasikan suplai untuk memenuhi kebutuhan dari lokasi tujuan. Karena langkah ini baru merupakan step 1 maka langkah-langkah optimalisasi baru akan dilakukan dalam step-step berikutnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


Syukron, MT

Ir Amin

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK

14

Anda mungkin juga menyukai