Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KMB 1 BRONKHITIS

Oleh : 1. Fitriana Marta F.D 2. Dyan Faridlotul M 3. Riska Yunita 4. Rizki Inayah N 5. Desy Lutfiasari (11.0601.0125) (11.0601.0154) (11.0601.0171) (11.0601.0175) (11.0601.0176)

6. Diyana Setyaningsih (11.0601.0186)

D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
1

Assalmuailaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul MAKALAH KMB 1 BRONKHITIS dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua,dosen pembimbing,teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr.wb

Magelang, 19 September 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
2

HALAMAN JUDUL1

KATA PENGANTAR ..2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4

A.Latar Belakang..... 4

B. Tujuan.......................... 4

C. Manfaat. ...... 4

BAB II TINJAUAN TEORI .. 5

BAB III PENUTUP . 14

DAFTAR PUSTAKA... 16

BAB 1
3

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Bronkitis merupakan salah satu dari 5 penyebab untuk kunjungan anak ke dokter.Bronkitis paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun,dengan puncak lain terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun.kemudian bronkitis kronik dapat mengenai orangdengan semua umur,namun lebih banyak pada orang di atas 45 tahun. (Toni,2010) Menurut data statistik Belanda,tujuh kali pada pasien anak-anak di bawah usia 1 tahun masuk rumah sakit dengan diagnosis bronkitis akut,jumlah pasien tersebut meningkat dari 1500 menjadi 5000 antara 1981 2005,dengan rata-rata 35% pasien pada usia 0 -1 tahun.Dikelompok umur tersebut juga terjadi peningkatan sebanyak tujuh kali di periode tersebut,antara tahun 1981 2005,pasien dengan diagnosis bronkitis akut meningkat dari 29 menjadi 147 per 10000 orang usia 0 -1 tahun,separuh pasien tersebut adalah bayi di bawah usia 4 bulan. (Ploemacher,2010)

B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui penyebab-penyebab penyakit bronchitis. 2. Untuk mengetahui jalannya penyakit bronchitis. 3. Untuk mengetahui diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit bronchitis. 4. Untuk mengetahui cara penanganan keperawatan pada penyakit bronchitis. C. MANFAAT 1. Mahasiswa dapat memahami tentang penyakit bronchitis 2. Mahasiswa dapat mengerti penyebab-penyebab penyakit bronchitis 3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penanganan penyakit bronkhitis

BAB II
4

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh adanya inflasi bronkus. (Ngastiyah,2003) Bronkitis adalah suatu infeksi akut saluran besar paru (yaitu trachea dan broncus) karena infeksi virus atau bakteri. (Catzet dan Robert,1998) Bronkitis adalah inflamasi pada saluran napas yang luas (trachea dan broncus) yang kebanyakan selalu berhubungan dengan infeksi respiratori atas. (Wong, 2003) Dari ketiga pengertian diatas menyimpulkan bahwa pengertian bronkitis adalah suatu penyakit infeksi akut saluran besar paru yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Bronchitis di bagi menjadi 2 : Bronkhiis akut Virus yang sama yang menyebabkan pilek seringkali memicu terjadinya bronchitis akut tapi anda bisa saja mengalami bronchitis karena menghirup asap rokok atau polutan yang berasal dari bahan pembersih rumah tangga dan yang lainnya. Bronchitis bisa juga terjadi akibat seringnya asam lambung masuk ke saluran makanan di tenggorokan dan sebagian jatuh di saluran napas atas. Kondisi ini disebut gastroesophage alreflux disease (GERD). Dan para pekerja yang kerap terpapar partikel debu tertentu atau asap bisa juga mengalami bronchitis. Tapi bronchitis akut ini bisa sembuh jika di penderita tak lagi terpapar material pembuat iritasi itu. Bronchitis kronis Ketika peradangan dan penebalan lapisan bronchus menjadi permanen,itu bisa disebut sebagai bronchitis kronis. Anda bisa dianggap menderita bronchitis kronis jika mengalami batuk sepanjang hari selama sedikitnya 3bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut. Namun,bagi perokok yang menderita bronchitis kronis biasanya mereka mengalami batuk hampir setiap hari. Tak seperti bronchitis akut,bronchitis kronis adalah
5

penykit serius dan terus menerus. Penyebab utamanya adalah merokok,polusi udara, debu atau gas beracun dapat juga memacu kondisi ini.

B. ETIOLOGI Bronchitis infeksiosa dsebabkan oleh virus,bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri (mycoplasma pneumonia dan Chlamydia) serangan bronchitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari : 1. Sinusitis kronis 2. Bronkiektasis 3. Alergi 4. Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak Bronchitis iritatif bisa disebabkan oleh : Berbagai jenis debu Asap dari asam kuat,ammonia,beberapa pelarut organic,klorin,hydrogen sulfida, sulfurdioksida dan bromine Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida Tembakau dan rokok lainya.

C. PATOFISIOLOGI Karena virus respiratory sinsitial,dan virus yang lain,alergen,stress,obat-

obatan,infeksi,asap rokok menyebabkan saluran nafas dalam dan gangguan pembersihan di paru-paru,karena itu terjadi radang bronkial dan inflamasipada bronkuse,radang tersebut bisa menyebabkan tiga masalah yang pertama akumulasi mukus,sehingga timbul
6

reaksi balik,dan pengeluaran energi berlebihan yang menyebabkan kelelahan sehingga terjadi intoleransi aktivitas,kelelahan juga menyebabkan anoreksia dan timbul ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Dan masalah yang kedua jika terjadi peradangan atau inflamasi pada bronkuse akan terjadi peningkatan produksi mukus dan menyebabkan edema atau pembengkakan pada mukosa atau sekret berlebih sehingga terjadi bersihan jalan tidak efektif.Masalah yang terakhir jika terjadi radang atau inflamasi pada bronkuse akan terjadi kontriksi belebihan dan menyebabkan hiperventilasi paru,dan atelektasis.sehingga timbul hipoxemia,akan terjadi peningkatan kompensasi frekuensi nafas,sehingga terjadi pola nafas tidak efektif. D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita bronchitis : Pemeriksaan BTA Pemeriksaan GDA Auskultasi dada

E. TERAPI Terapi yang dilakukan pada penderita bronchitis : Fisioterapi dada (non farmakologi) Memberikan obat ekspektoran untuk mengeluarkan dahak (farmakologi) Pemberian uap (nebulizer) Pemberian antibiotik dapat jika ada infeksi bakterial yang sering digunakan adalah penisilin dan kloramfenikol atau ampisilin atau eritroimisin.

F. PATHWAY Invasi virus respiratory sinsitial,adeno virus parainfluensa, rhinovirus, allergen, emosi/stress,obat-abatan, infeksi, asap rokok

Saluran napas dalam

Gangguan pembersihan di paru-paru

Radang bronkhial

Radang/infeksi pada bronkhuse

Akumulasi mukus

Peningkatan produksi mucus

Kontraksi berlebihan

Timbul reaksi baik

Edema/pembengkakan pd mukosa/sekret

Hiperventilasi paru

Pengeluaran energy berlebihan

Bersihan jalan napas tidak efektif

Atelectasis

Kelelahan Intoleransi aktivitas Anoreksia Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Peningkatan kompensasi frekuensi napas

Pola napas tidak efektif


8

G. MANIFESTASI KLINIS

Ada beberapa tanda dan gejala pada kondisi bronchitis akut dan kronis: Batuk Produksi mucus atau dahak (sputum ) berlebihan Nafas pendek Nafas berbunyi Kelelahan Demam dan menggigil Dada sesak

H. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan pada klien bronkitis adalah sebagai berikut : Mengencerkan atau mengeluarkan sekret dengan cara minum banyak,pemberian uap (nebulizer),dan pemberian obat jenis ekspentoran. Pengobatan terbaik untuk penyakit bronkitis adalah pencegahan,karena perubahan patofisiogis yang terjadi pada penyakit ini bersifat tidak dapat pulih.bronkodilator dan terapi dada yang diterapkan sesuai kebutuhan.Beberapa individu mendapatkan terapi antibiotik profilaktik terutama pada musim dingin.pemberian steroid sering diberikan pada proses penyakit tahap lanjut.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan napas tidak efektif 2. Pola napas tidak efektif 3. Intoleransi aktivitas 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

J. INTERVENSI 1. Bersihan jalan napas tidak efektif Berhubungan dengan : Lingkungan : perokok pasif, mengisap asap, merokok Obstruksi jalan lahir : spasma jalan napas, mucus dalam jumlah berlebihan, eksudat dalam alveoli, materi asing dalam jalan napas, adanya jalan napas buatan, sekresi yang tertahan, sekresi terbuka lebar Fisiologis : jalan napas alergik, asma, penyakit paru obstruksi kronis, hyperplasia dinding bronchial, ineksi, disfungsi neuromuscular Tujuan dan kriteria hasil : Pasien mengeluarkan sputum Intervensi :
kaji status pernapasan sekuranganya setiap 4 jam atau menrurt

standar yang di tetapkan untuk mendeteksi tanda awal bahaya.


Bantu pasien untuk mengubah posisi,batuk dan bernafas dalam

setiap 2 jam sampai 4 jam.unutk membantu mengeluarkan sekresi dan mempertahankan patensi jalan napas.
10

Berikan kelembaban yang adekuat.untuk mencairkan sekresi.

Pasien batuk secara efektif Intervensi :


Lakukan drainase postural,perkusi dan vibrasi setiap 4 jam

atau sesuai program untuk meningkatkan mobilisasi sekresi yang menganggu oksigenasi.
Sediakan

tisu

dan

kantong

kertas

sebagai

tempat

pembuangan skutum yang higienis untuk mencegah penyebran infeksi.


Pantau dan dokumentasikan karakterisktik skutum setiap

pergantian jaga untuk mengkukur keefektifan terapi dan mendeteksi infeksi respirasi yang mungkin terjadi.

Pasien melakukan fisioterapi dada,khususnya drainase kostural.


Ajarkan kepada pasien tentang pemantauan sputum setiap hari dan

melaporkan perubahanya langkah-langkah ini melibatkan pasien dalam perawatanya. 2. Ketidakefektifan pola napas Berhubungan dengan : Ansietas,posisi dada,gangguan tubuh ,deformitas tualang,deformitas dinding

kognitif,keletihan,hiperfentilasi,sindrim persepsi,keletihan oto

hipofentilasai,gangguan musculoskeletal,imaturitas neurologis,disfungsi neuromuscular,obesitas,nyeri,gangguan pernapasan,cedera medulla spinalis. Tujuan dan kriteria hasil : Hasil auskultasi menunjukan tidak ada suara napas tambahan.
11

Kaji dan cacat status pernapasan setidaknya setiap 4 jam untuk

mendeteksi tanda-tanda awal gangguan. Pasien mempraktikan teknik relaksasi 2 kali perhari.
Ajarkan

teknik

relaksasi

untuk

membantu

menurunkan

ansietas.pengajaran tersebut meliputi pemberian informasi tentang imajinasi terbimbing,relaksasi otot progressif,latihan bernapas,dan meditasi untuk menurunkan nyeri dan ansietas dan meningkatkan rasa control diri pasien

3. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan: Tirah baring,kelemahan umum,ketidak seimbangan antara sumplai dan kebutuhan oksigen,imobilitas,gaya hidup kurang gerak Tujuan dan kriteria hasil : Pasien menyatakan keinginannya untuk meningkatkan aktivitas
Diskusikan dengan pasien tentang perlunya beraktivitas untuk

mengkomunikasikan

kepada

pasien

bahwa

aktivitas

akan

meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikososial


Identifikasi aktivitas-aktivitas pasien yang diinginkan dan sangat

berarti baginya untuk meningkatkan motivasinya agar lebih aktif Pasien mengatakan mengerti tentang kebutuhannya untuk meningkatkan aktifitas secara bertahap
12

Instruksikan dan bantu pasien untuk beraktivitas diselingi istirahat

untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan mencegah keletihan


Identifikasi dan minimalkan factor-faktor yang dapat menurunkan

toleransi latihan pasien untuk membantu meningkatkan aktivitas


Beri dukungan dan dorongan pada tingkat aktivitas pasien yang

dapat ditoleransi untuk membantu pasien membangun kemandirian 4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Factor biologis Factor ekonomis Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient Ketidakmampuan mencerna makanan Ketidakmampuan menelan makanan Factor psikologis

Tujuan dan kriteria hasil : Pasien makan secara mandiri tanpa didorong
Letakkan kudapan disisi tempat tidur pasien untuk memberikan

pengendalian pasien pada waktu makan


Dengan beberapa pasien, mulai dengan cairan bergizi dan secara

bertahap dikenalkan pada makanan padat pasien yang mengalami


13

malnutrisi berat mungkin tidak dapat mengunyah makanan padat segera


Hindari bertanya apakah pasien lapar atau ingin makan. Tawarkan

makan dengan cara positif sikap positif dan tidak membebankan dapat menghindari konfrontasi dengan pasien Pasien mengkonsumsi minimal .. kalori setiap hari
Observasi dan catat asupan pasien (cair dan padat) untuk mengkaji

zat gizi yang dikonsumsi dan suplemen yang diperlukan


Tawarkan suplemen tinggi protein,tinggi kalori. Makanan tersebut

mencegah kerusakan protein tubuh dan memberikan kalori energy


Sajikan makanan yang membutuhkan sedikit dikerat atau dikunyah

untuk membantu mencegah malingering pada saat makan Berat badan pasien bertambah .. kg setiap minggu
Pantau dan catat pola eliminasi pasien dapat menggunakan laksatit

atau dioretik untuk mempertahankan berat badan


Timbang berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari

tindakan ini memberikan data yang akurat dan memberiokan pengendalian pada pasien tentang makanan yang dimakan
Bila memungkinkan, duduk dengan pasien selama yang ditetapkan

selama makan tindakan ini mencegah pasien untuk membuangbuang waktu selama makan atau dari menyembunyikan atau membawa makanan dari luar.

BAB III
14

PENUTUP
Kesimpulan Bronkitis adalah suatu penyakit infeksi akut saluran besar paru yang ditandai oleh inflamasi bronkus. Bronchitis iritatif bisa disebabkan oleh : Berbagai jenis debu Asap dari asam kuat,ammonia,beberapa pelarut organic,klorin,hydrogen sulfida, sulfurdioksida dan bromine Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida Tembakau dan rokok lainya.

Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari : Sinusitis kronis Bronkiektasis Alergi Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak

Ada beberapa tanda dan gejala pada kondisi bronchitis akut dan kronis: Batuk Produksi mucus atau dahak (sputum ) berlebihan Nafas pendek Nafas berbunyi Kelelahan
15

Demam dan menggigil Dada sesak

Diagnosa Keperawatan: Bersihan jalan napas tidak efektif Pola napas tidak efektif Intoleransi aktivitas Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

16

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma,hardhi dan amin huda nurarif,2012,aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan NANDA NIC-NOC,Yogyakarta:Media Hardy Herdman, T. Heather, 2010, Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009 / 2011, Jakarta : Buku Kedokteran EGC Taylor, M. Cynthia dan Sheila Sparks Ralph, 2012, Diagnosa Keperawatan : Dengan Rencana Asuhan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC etd.eprints.ums.ac.id Asih,Niluh Gede Yasmin dan Christantie Effendy,2002,Keperawatan Medikal Bedah : Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan, Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Baughman,Diane .C. dan JoAnn C Hackley,2000,Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku Dari Brunner dan Suddarth,Jakarta : Buku Kedokteran EGC

17

Anda mungkin juga menyukai