Anda di halaman 1dari 3

Runningman ala Psychology Tanggal 12 September 2012 itu adalah hari pertama masuk kuliah semester 7.

Hari ini aku udah bawa perlengkapan buat main game-game ala runningman. Runningman itu variety show yang ada permainan-permainannya. Rencana bikin game ini sudah digagas firdha, alin, futri dan aku sejak liburan. Malamnya, sebelum masuk kuliah, aku udah menyiapkan kamera digital, kertas HVS, beli spidol warna, sama charge handphone sampai full. Pokoknya karena udah ada bayangan mau bikin game bentuknya seperti apa, maka persiapannya ga sult-sulit banget. Pokoknya udah ditetapin bakalan ada tiga game yang bakal dimainin buat besok. Sebelum tidur, aku juga belajar ngutak-atik aplikasi movie maker, biar fix kalo kamera yang digunakan format videonya nanti masih bisa di edit. Pagi hari..hari masuk kuliah itu udah cengar cengir. On fire pokoknya buat main game runningman. Pagi-pagi itu udah mulai mendata siapa-siapa aja yang bisa ikut main. Waktu awal merencanakan mau ngadain games ini yang semangat banget buat main itu firdha, isna, alin, sama futri. Nah, karena mainnya harus 2 team, jadi harus mencari anggota tambahan. Yang awalnya diincer buat diajak main ada membatalkan diri, terpaksa nyari yang lain. Setelah ngajak sana sini akhirnya yang nggak keberatan buat main cuman beberapa. Maka terbentuklah 2 team yaitu team merah dan team putih. Team merah anggotanya isna, alin, eka, dan yeni, sementara team putih futri, tia, fina dan firdha. Setelah selesai mata kuliah berpikir kritis, langsung deh mulai main gamenya. Karena anggotanya pas pasan, maka jadilah aku sebagai produser merangkap sebagai kameramen, perlengkapan dan pemberi instruksi. Game pertama itu kami namakan photo challenge. Jadi kedua team berdiri dibelakang meja. Ada 5 kali sesi photo. 2 kali shoot mereka harus menutupi wajah team lawan. Team yang wajah anggotanya paling banyak muncul yang menang. 10 detik seruku sambil memencet tombol timer camera digital sementara tangan satunya lagi merekam adegan. Kedua team rusuh. Mereka saling menutupi wajah masing-masing team lawan supaya wajah mereka yang masuk dalam foto. Sesekali mereka berteriak. Hampir semuanya pakai kerudung, apalagi waktu awal masuk kuliah ini rata-rata mereka pakai hijab. Jadilah gara-gara game ini kerudung mereka agak hancurhancuran. JEPRET*

Hasil photo pertama selesai. Semuanya langsung tertawa gara-gara kecapean nutupin muka masing-masing anggota team. Ga lama selesai ketawatawa pas mau take photo kedua, ternyata fina baru sadar kalau tangannya tergores cukup dalam dan berdarah. Fina sendiri ga sadar asal mula luka itu bagaimana, tapi kalau dari penampakannya tidak mungkin gara-gara jarum pentul (dari kerudung isna / alin) karena lukanya memang cukup besar. Tanggung jawab..gimana ini jujuran aku keluh Fina. Tia menyarankan untuk mengoleskan air liur ke Aduuh kasian,tadi aku juga kena korban, kerudung aku juga hancur-hancuran gitu seru Isna semoga cepat sembuh sambung alin Game tetap dilanjutkan. Take photo kedua, kedua team masih harus menutup wajah satu sama lain. Take photo ke tiga dan empat, kedua team harus masuk dalam photo dengan ekspresi menampakkan gigi. Take photo ke 5, kedua team harus melompat, dan yang muncul di photo dapat score 1. Hasil akhir, team merah menang 3-2. Sehabis makan siang di kantin, kami melanjutkan main game yang kedua. Lokasinya nggak lagi didalam ruangan tetapi di lapangan basket. cuacanya lumayan bersahabat. Duduk-duduk dibawah pohon lumayan enak dengan angin yang lumayan deras. Game kedua itu Draw Challenge. Cara main gamenya masing-masing anggota team duduknya berbaris. Nanti yang duduk paling belakang diberitahu apa yang harus digambar, dan dilihatkan pada yg didepannya sampai akhirnya yang paling depan menebak gambar apa itu. Team putih dapat tantangan buat ngegambar kepiting, dot bayi, dan kangguru. Team merah dapat tantangan menggambar gurita, gitar dan bekantan. Karena hasilnya sama, maka ada babak tambahan. Team merah diminta menggambar patung liberty, sementara team putih menggambar menara eiffel. Tentu saja team putih dapat menang dengan mudah. Game ketiga Dance challenge. Cara mainnya, setiap anggota team harus menggerak-gerakkan badannya sambil memegang pedometer yang ada di handphone. Dance dilakukan dengan estafet. Jadi team yang menang nantinya yang angka pedometernya paling banyak. Hebatnya, dalam game ini ga ada lagu

yang bener-bener bisa dipakai buat joget, tapi semua anggota team berusaha sebaik mungkin buat menggoyang-goyangkan pedometernya. Tentu saja semua bisa menebak yang paling heboh goyangnya itu si isna. Mereka ga takut malu diliatin orang-orang yang lewat. Hasilnya, team isna (team merah) menang dengan pedometer mencapai 636. Game selesai. Mereka semua kecapean tapi aku senang mereka mau ikut rame-rame sama game yang telah dipersiapkan. Padahal ga ada hadiahnya sama sekali. Cuma senang aja gara-gara ikut seru-seruan Pulang kerumah aku langsung memindah semua hasil rekaman video ke laptop. Kerja pun dimulai. Pokoknya dari video-video yang diambil hari itu pengen diubah jadi video yang layak ditonton. Jadi mulai deh ngutak-atik movie maker. Dari pengalaman mengedit video, akhirnya dapat banyak ilmu bagaimana cara menambah subtitle, melakukan slow motion, memotong video, menambahkan audio, membuat video transition, membuat video effect dan lain-lain. Walaupun masih amatiran akhirnya selesai juga mengedit videonya. Setelah selesai, mulai disebar deh video-videonya ke teman-teman sekelas. Senang rasanya melihat ekspresi orang-orang yang menonton video yang selesai diedit itu.

Anda mungkin juga menyukai