Anda di halaman 1dari 36

BAB I PENDAHULUAN

A.

Maksud dan Tujuan Praktikum Maksud dan tujuan praktikum adalah untuk mengenali dan mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi. Mengetahui cara-cara sterilisasi dan desinfeksi alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi, memiliki pengetahuan mengenai bagaimana proses sterilisasi yang benar dan mengetahui berbagai jenis alat yang digunakan untuk sterilisasi alat. Dengan melakukan praktikum, praktikan dapat mengetahui cara menggunakan dan mengetahui fungsi dari beberapa alat mikrobiologi, mengetahui dan memahami cara sterilisasi alat dan mempelajari cara-cara penggunaan alat praktikum secara benar dan tepat.

B.

Prinsip Praktikum Mengamati alat-alat yang telah tersedia di laboratorium dan mengetahui prinsip kerja serta mempelajari fungsi alat-alat tersebut dan mengetahui cara-cara pokok dalam perlakuan di laboratorium beserta cara penggunaan peralatan praktikum. Mempelajari dan mengetahui cara-cara melakukan sterilisasi alat dan mempelajari cara penggunaan alat-alat sterilisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Teori Umum Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan lensa pembesar atau mikroskop. Makhluk yang sangat kecil tersebut disebut mikroorganisme atau mikroba ( 1,net). Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil ukurannya dan sukar diamati tanpa alat pembesar ( mikroskop ). Oleh karena itu keberadaan mikroba baru diketahui setelah ditemukannya mikroskop. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae (ganggang), fungi (jamur), lichenes, bakteri, dan virus ( 7, net). Banyak jenis mikroba yang hanya terdiri dari satu sel saja, sehingga semua tugas kehidupan diserahkan pada sel tersebut. Untuk mempelajari tentang mikroba diperlukan pengetahuan teori dan pengetahuan praktek. Dalam hal ini diperlukan alat-alat dan laboratorium khusus yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang khusus pula (7,net ). Pada pengujian secara mikrobiologi ada 2 pengujian yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Pada analisa diatas diperlukan alat-alat antara lain : tabung reaksi, plate (cawan Petri), pipet, timbangan, gunting, pinset, oven, inkubator, water bath, dan lain-lain (3,net). Peralatan tersebut di atas perlu ditunjang antara lain tersedianya jaringan listrik yang memadai, jaringan air yang memadai, stavol, lampu, lemari pendingin dan tempat pembuangan yang cukup baik untuk sampah sisa analisa dan sisa reaksi kimia. Disamping itu perlu adanya alat untuk menunjang keselamatan kerja baik untuk tenaga analisnya maupun untuk lingkungan sekitarnya (3,net).

Pada umumnya alat-alat yang digunakan di laboratorium terdiri dari : a. Alat-alat yang terbuat dari bahan gelas mempunyai kelebihankelebihan dan kekurangan-kekurangan bila dibandingkan dengan alat-alat yang terbuat dari bahan lain. Kelebihan-kelebihan itu antara lain adalah gelas tidak mudah bereaksi dan tahan hampir semua bahan kimia. Gelas bersifat bening sehingga memudahkan pengamatan terhadap warna dan isi cairan yang terdapat di dalamnya. Gelas juga tahan terhadap perubahan suhu, mudah dibersihkan karena sifatnya yang licin dan tidak terlalu berat karena berat jenisnya relatif rendah. Sedangkan kekurangannya adalah mudah pecah, sehingga harus hati-hati dalam mempergunakannya. Alat gelas yang telah tergores akan lebih mudah pecah bila terkena bendabenda yang lebih keras( 7,Hal 226) . Menurut bahan-bahan dasar yang digunakan, maka alat-alat di laboratorium pada umumnya terdiri dari dua tipe yaitu : a. Gelas soda ( Soft glass ) : alat-alat gelas jenis ini bersifat lunak, sehingga sering disebut soft glass karena mempunyai titik cair yang rendah dan penggunaannya terbatas, misalnya untuk corong-corong penyaring, botol-botol pereaksi dan alat-alat lain yang tidak digunakan dalam pemanasan. b. Gelas borosilikat ( hard glass ) : alat-alat gelas yang terbuat dari borosilikat lebih tahan panas dibandingkan dengan gelas soda dan relatif lebih banyak digunakan di laboratorium. Dalam perdagangan alatalat gelas jenis ini biasanya dikenal dengan nama pyrex. ( 7, Hal. 227 ) Macam alat pengukur volume cairan antara lain adalah gelas ukur, pipet ukur, pipet volume, labu ukur dan buret. Pada alat-alat tersebut tertera tanda berupa garis melingkar yang menunjukan batas tinggi cairan pada volume-volume tertentu. Sebagai batas pembacaan adalah bagian bawah permukaan lengkung cairan ( meniscus ): hal ini dapat terlihat jelas hanya apabila dilihat tepat segaris di mukanya (parallax) (6,Hal. 16 ).

Alat timbangan tersedia bermacam-macam dengan kapasitas yang bermacam pula. Macam-macam alat timbangan : a. Neraca biasa yang dipakai untuk menimbang zat secara kasar, dua angka dibelakang koma (dalam satuan gram). b. Neraca analitik yang dipakai untuk menimbang zat-zat dengan lebih teliti. Kepekaannya sampai empat angka di belakang koma atau lebih (dalam satuan gram). c. Neraca analitik listrik yang digerakan oleh tenaga listrik. Ketelitian dan kepekaannya sama seperti neraca analitik yang biasa tetapi lebih praktis dan lebih mudah. (5,Hal 48) Alat-alat laboratorium yang terbuat dari porselen juga banyak dijumpai seperti alat-alat corong,cawan, dan lain-lain. Kelebihan alat-alat ini adalah tahan terhadap suhu tinggi dan mempunyai berat yang tetap(7,Hal.227). Alat-alat logam terkadang digunakan untuk labu-labu kimia. Alat-alat yang terbuat dari logam tahan karat, tidak bereaksi dengan alkali-alkali dan digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu misalnya sebagai tempat untuk larutan alkali pekat (NaOH, KOH). Platina banyak digunakan sebagai cawan pada pekerjaan-pekerjaan yang perlu ketelitian. Kawat platina digunakan pada alat pemindah biakan mikroba (ose) yang perlu pemijaran (7,Hal.228). Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme sedang desinfeksi adalah proses yang membunuh atau menghilangkan mikroorganisme kecuali spora. Idealnya semua bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun dengan terjadinya pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat yang tidak membahayakan masih dapat diterima (2,net). Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alatalat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autoclave), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven) (1,net).

Sterilisasi

merujuk kepada proses yang efektif membunuh atau

menghilangkan jangkit agen (seperti jamur, bakteri, virus, spora bentuk, dll) dari permukaan, peralatan, partikel makanan atau obat-obatan, biologi atau budaya media.. Sterilisasi dapat dicapai melalui aplikasi panas, bahan kimia, penerangan, tekanan tinggi atau penyaringan (4,net). Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap : - Pembersihan sebelum sterilisasi. - Pembungkusan. - Proses sterilisasi. - Penyimpanan yang aseptik. (1,net) Pembersihan dengan memakai alat ultrasonik dengan larutan detergen lebih aman, efisien, dan efektif dibandingkan dengan penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang tertutup selama paling tidak 10 menit. Setelah dibersihkan, instrumen tersebut dicuci dibawah aliran air dan dikeringkan dengan baik sebelum disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil sterilisasi yang sempurna dan untuk mencegah terjadinya karat (2,net). Pembersihan dengan ultrasonik lebih baik sebab : - Meningkatkan efisiensi pembersihan - Mengurangi bahaya aerolization dari partikel yang infeksius - Mengurangi insiden terluka akibat benda tajam - Mengurangi waktu kerja Proses sterilisasi Pada mikrobiologi, sterilisasi dapat dicapai melalui metode : - Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave) - Pemanasan kering (oven) - Uap bahan kimia (chemiclave) (2,net)

a.

Pemanasan basah dengan tekanan tinggi Siklus sterilisasi dari 134 derajat Celcius selama 3 menit pada 207 kPa untuk instrumen yang dibungkus maupun yang tidak dibungkus. (2) Cara kerja dari autoclave sama dengan pressure cooker. Uap jenuh lebih efisien membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan perebusan maupun pemanasan kering (oven). Sterilisasi dapat dilakukan pada suhu 121 derajat Celcius pada 15 psi selama 15 menit atau 132 derajat Celcius pada 30 psi selama 3-7 menit untuk mensterilkan instrumen yang tidak dibungkus, tambahkan 5 menit untuk instrumen yang dibungkus. Instrumen tersebut dapat dibungkus dengan kain muslin, kertas, nilon, aluminium foil, atau plastik yang dapat menyalurkan (permeable) uap (2,net).

b.

Pemanasan kering. Penetrasi pada pemanasan kering kurang baik dan kurang efektif dibandingkan dengan pemanasan basah dengan tekanan tinggi. Akibatnya dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi 160 derajat Celcius/ 170 derajat Celcius dan waktu yang lebih lama (2 jam/1 jam) untuk proses sterilisasi. (2) Menurut Nisengard dan Newman (1994) (1) suhu yang dipakai adalah 170 derajat Celcius selama 60 menit, untuk alat yang dapat menyalurkan panas adalah 190 derajat Celcius, sedang untuk instrumen yang tidak dibungkus 6 menit (2,net).

c. Sterilisasi uap bahan kimia Kombinasi dari formaldehid, alkohol, aseton, keton, dan uap pada 138 kPa merupakan cara sterilisasi yang efektif. Kerusakan mikroorganisme diperoleh dari bahan yang toksik dan suhu tinggi. Sterilisasi dengan uap bahan kimia bekerja lebih lambat dari autoclave (30 lawan 15-20 menit pada 138-176 kPa selama 30 menit setelah tercapai suhu yang dikehendaki) (2,net). Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk bahan yang dapat dirusak oleh bahan kimia tersebut maupun oleh suhu yang tinggi. Umumnya tidak terjadi karatan apabila instrumen telah benar-benar kering sebelum disterilkan karena

kelembaban yang rendah pada proses ini sekitar 7-8%. Bahan kimia yang dipakai adalah campuran dari alkohol, formaldehid, keton, aseton, dan air. Keuntungan dari sterilisasi dengan uap bahan kimia adalah lebih cepat dibandingkan dengan pemanasan kering, tidak menyebabkan karat pada instrumen atau bur dan setelah sterilisasi diperoleh instrumen yang kering. Namun instrumen harus dianginanginkan untuk mengeluarkan uap sisa bahan kimia. Pembungkusan instrumen yang dianjurkan pada metoda ini adalah kain muslin, kertas, dan plastik yang "tembus" (permeable) uap atau nilon (2,net). Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung dari tempat dimana instrumen itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah yang tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti pada lemari atau laci yang dapat dengan mudah didesinfeksi. Pembungkus instrumen hanya boleh dibuka segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu 1 bulan tidak digunakan harus disterilkan ulang. (2,net) d. Disinfeksi dan antiseptik Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakannantiseptik(2,net). Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk

membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi (2,net). Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis (2,net).

BAB III METODE KERJA A. Cara Kerja Seluruh alat yang akan digunakan diamati, selanjutnya digambar sesuai bentuk dan prinsip kerjanya.

10

BAB IV HASIL PENGAMATAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Kupet (tempat sample) LABORATORIUM 2. Tombol pengatur panjang MIKROBIOLOGI FARMASI gelombang. FARMASI UNMUL JURUSAN 3. Absorban 4. Transmitan Keterangan : 5. Konsentrasi 1. Tombol Power 6. Layar 2. Tombol pengatur Waktu 3. Tombol pengatur frekuensi putaran. 4. Tempat sampel

Alat : Spektofotometri Alat : Mikroskop elektron Keterangan : 1. Okuler 2. Revolver 3. Lensa Objektif 4. Meja Preparat 5. Kondensor Keterangan : Cahaya 6. Sumber 1. Okuler 7. Penggeser Meja preparat 2. Tabung Kasar 8. Penggerak 3. Revolver 9. Tombol power (on/off) 4. Meja preparat 5. Lensa Objektif 6. Kondensor 7. Diafragma 8. Cermin 9. Alas mikroskop 10. Penggerak preparat 11. Pengerak halus 12. Penggerak Kasar 13. Penjepit preparat 14. Pengatur Kondensor 11

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Alat : Sentrifuge

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Alat : Mikroskop cahaya

12

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. lup untuk melihat medium 2. Tempat cawan Petri 3. Tombol reset & check 4. Bolpoin Penghitung

Alat : Koloni Counter

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Alat control Tekanan 2. Sekrup Penutup

Alat : Autoclave

13

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Tombol Power 2. Tombol Pengatur Suhu 3. Pengatur Tekanan udara

Alat : Inkubator

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Tombol Setting 2. Tempat sterilisasi dengan Ozon 3. Tempat sterilisasi dengan balon panas tinggi.

Alat : Lemari Ozon

14

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Wadah objek yang ditimbang 2. lengan Neraca 3. Penunjuk lengan

Alat : Neraca Ohauss

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Pengatur banyaknya cairan yang akan diambil (microliter) 2. Tombol penghisap cairan

Alat : Mikropipet

15

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL a.

Keterangan :

b.

Alat : a.Pinset b. Tabung durham LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Jarum Spoit 2. Tombol Penghisap

Alat : Spoit

16

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL a.

Keterangan : Alat penggerus sampel

b.

Alat : a. Stamper b. Alu LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : Alat pengukur volume cairan

Alat : Gelas Ukur

17

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : Alat pengukur volume cairan

Alat : Labu Ukur

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : Alat pengukur volume cairan

Alat : Labu Erlenmeyer

18

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL a.

Keterangan :

b.

Alat : a.Objek glass b. Deglass LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL a.

Keterangan :

b.

Alat : a. Rak Tabung b. Pembakar Bunsen

19

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : Alat pengukur volume cairan

Alat : Gelas Kimia

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : Alat pengukur volume cairan

Alat : Pipet Gondok

20

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : Tempat Media pertumbuhan mikroba

Alat : Tabung Reaksi

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : Alat pengukur volume cairan

Alat : Pipet Volume

21

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL a.

Keterangan : a. Alat Untuk menggores mikroba di permukaan miring. b. Alat untuk menggores mikroba di permukaan tegak.

b.

Alat : a.Jarum Ose bulat b.Jarum Ose lurus LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL Keterangan : Alat untuk melihat objek yang kecil

Alat : Lup

22

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Rahang Geser 2. Skala Utama 3. Selubung 4. Selubung Luar 5. Roda Bergerigi

Alat : Mikrometer Sekrup

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan :

Alat : Refrigerator

23

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan : 1. Tombol Power 2. Tombol Pengatur Suhu 3. Pengatur Tekanan udara

Alat : Oven

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan :

Alat : Inkubator & Oven

24

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI UNMUL

Keterangan :

Alat : Cawan Petri

25

26

BAB V PEMBAHASAN A. Alat-Alat Sterilisasi Alat-alat yang termasuk di dalam alat-alat sterilisasi adalah alat-alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan praktikum atau bahan praktikum. 1. Inkubator Digunakan untuk menginkubasi biakan dengan suhu maksimal 750C. Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menciptakan suhu stabil dan konstan. Suhu inkubator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu pada suhu ruang, oleh karena itu perubahan suhu ruang perlu diawasi terutama saat terjadi perubahan musim. 2. Oven Digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas dan besi yang tidak berskala dan tahan pemanasan. Prinsip sterilisasi dengan alat ini adalah dengan udara panas kering. Air yang ada di dalam sel-sel mikroba akan menguap akibat pemanasan sehingga sel tersebut mengkerut, pada akhirnya sel-sel tersebut akan rusak akibat pengkerutan. Suhu maksimalnya adalah 1300C. Disamping itu oven dapat juga digunakan untuk analisa lain misalnya analisa kadar air dan preparasi sampel untuk penentuan kadar lemak. Oven juga digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas yang telah digunakan. 3. Otoclave Digunakan untuk mensterilkan alat yang tidak tahan terhadap suhu yang sangat tinggi. Prinsip sterilisasi dengan alat ini adalah dengan uap air bertekanan. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan, dimasukkan ke dalam otoclave. Setelah udara di dalam digantikan oleh uap air, maka otoclave ditutup rapat sehingga tekanannya akan meningkat, yang juga akan diikuti oleh kenaikan suhunya. Dengan cara ini akan dapat dicapai tekanan 11/2 atm dan suhu 1210C, setelah itu ditunggu selama 15 menit

27

agar mikroorganisme yang ada pada alat tersebut mati. Mikroorganisme dapat mati karena uap di dalam otoclave masuk ke dalam sel mikroorganisme tersebut, akibat uap panas tersebut protein yang ada di dalam sel mikroorganisme akan terdenaturasi, sehingga sel tersebut tidak dapat bekerja lagi. 4. Refrigerator Refrigerator atau lemari es digunakan untuk menyimpan sampel yang dianalisa serta media-media yang mudah menguap dan media yang tidak tahan terhadap panas. Kerja sel-sel mikroorganisme akan terhambat karena suhu yang sangat rendah namun tidak sampai merusak sel-sel tersebut. refrigerator dan freezer sangat penting diperlukan untuk menyimpan sampel yang dianalisa serta media-media yang mudah menguap dan media yang tidak tahan terhadap panas. 5. Oven + Inkubator Gabungan antar oven dan inkubator. Lampu hijau yang ada pada alat ini di gunakan untuk mengkultivasi atau menemukan mikroba, sedangkan lampu merah di gunakan mengeringkan alat yang di sterilisasi. 6. Sterilisasi Ozon Di bagian atas terjadi oksidasi terhadap sel mikroba karena ozon (O3) memberikan oksigen kepada protein sel mikroba, akibatnya sel yang teroksidasi tersebut akan rusak. Di bagian bawah digunakan untuk pemanasan, prinsip kerjanya sama dengan oven. B. Alat-alat Perhitungan Koloni Mikroorganisme 1. Koloni Counter, alat yang berfungsi sebagai penghitung mikroorganisme yang telah diamati. Pada alat ini terdapat beberapa tombol yang digunakan antara lain: reset yang berfungsi, untuk mengembalikan kembali ke nol, lup yang berfungsi sebagai pembesar, check berfungsi sebagai penghitung jumlah koloni, pulpen berfungsi untuk menandai mikroba yang telah dihitung.

28

C.

Alat-alat Lainnya 1. Alat-alat perhitungan kuantitas Digunakan untuk mengambil larutan. Spuit lebih teliti daripada pipet karena skalanya lebih teliti atau lebih kecil. Cara mensterilkannya dengan menggunakan otoclave, pertama bagian jarumnya dilepas sehingga uap bisa mencapai bagian dalam spuit, kemudian spuit di bungkus dengan kertas dan di ikat, lalu dimasukkan ke dalam otoclave. b. Mikropipet Digunakan untuk mengambil cairan dengan volume yang sangat kecil, lebih teliti daripada spuit. c. Gelas Kimia Digunakan untuk melarutkan medium, mencampur medium dan sebagai tempat larutan. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus gelas kimia dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam otoclave. d. Gelas Ukur Digunakan sebagai tempat larutan. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus gelas ukur dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam otoclave. e. Labu Ukur Digunakan sebagai tempat medium. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus labu ukur dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam otoclave. f. Labu Erlenmeyer Digunakan untuk menyimpan medium. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus labu ukur dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam otoclave. g. Pipet Gondok a. Spuit

29

Digunakan untuk memindahkan cairan dengan volume tertentu. Volume cairan yang diambil sesuai dengan skala pipet. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus pipet gondok dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam otoclave. h. Pipet Volume Digunakan untuk memindahkan cairan dengan volume tertentu. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus pipet gondok dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam otoclave. i. Mikrometer Sekrup Digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan dan juga daerah hambatan. j. Neraca Ohauss Digunakan untuk menimbang berat sampel. Memiliki tiga lengan dengan skala yang berbeda, lengan 1 memiliki skala 0, 10, 20, dan seterusnya hingga 100 gr, lengan 2 memiliki skala 0, 1, 2, dan seterusnya hingga 10 gr, dan lengan 3 memiliki skala 0, 0,1, 0,2, dan seterusnya hingga 1 gr. 2. Alat-Alat lain a. Spektrofotometer Digunakan untuk mengukur kepekatan larutan dengan melalui panjang gelombangnya. Cahaya yang diserap oleh larutan di namakan absorban, sedangkan cahaya yang diteruskan dinamakan transmitan. Dimana, semakin pekat larutan maka semakin besar absorbannya dan semakin kecil transmitannya. Sampel yang berupa larutan ditaruh di dalam wadah yang dinamakan kuvet. b. Mikroskop Cahaya Digunakan untuk mengamati mikroba. Sumber cahayanya berasal dari matahari. Lensa objektifnya memiliki 3 perbesaran yaitu 10:1, 40:1, dan 100: 1. Sifat lensa objekti adalah maya, terbalik, di perbesar. Sifat lensa okuler adalah nyata, tegak, diperbesar. Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut:

30

- Naikkan tubus okuler, sehingga lensa objektif berada kira-kira 2 cm di atas meja. - Putar revolver sehingga lensa objektif terletak pada kedudukan seporos dengan lensa okuler. - Letakkan preparat pada meja benda dan jepitlah dengan penjepit preparat. - Naikkan kodensor setinggi mungkin dan buka diafragma seluruhnya. - Atur cermin sedemikian rupa sehingga preparat disinari dengan terang. - Turunkan tubus hingga bayangan terang terlihat dari preparat. - Naik turunkan penggerak halus hingga diperoleh bayangan yang jelas. c. Mikroskop Elektron Digunakan untuk mengamati mikroba. Sumber cahayanya berasal dari lampu. Pada perbesaran 100 X harus menggunakan minyak emersi untuk memperkecil sudut bias. Tampilan mikroskop elektron lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Cara pemakaiannya adalah sebagai berikut: - Nyalakan mikroskop elektron. - Letakkan preparat di meja benda. - Atur meja preparat hingga preparat tepat berada di bawah lensa objektif. - Naik turunkan penggerak halus hingga diperoleh bayangan yang jelas. d. Objek glass Digunakan sebagai tempat mikroba yang akan diamati di mikroskop. Terbuat dari kaca dengan bentuk persegi panjang. e. Deglass Digunakan sebagai penutup mikroba pada objek glass. Terbuat dari kaca yang sangat tipis dengan bentuk persegi. f. Pinset Digunakan untuk menjepit atau mengambil medium. Cara mensterilkannya adalah dengan cara dibakar. g. Lumpang dan Alu

31

Terbuat dari porselin, digunakan untuk menggerus sampel dan menghomogenkan sampel yang akan diuji. Cara mensterilkannya dengan cara diberi alkohol lalu di bakar. h. Centrifuge Digunakan untuk memisahkan zat terdispersi dengan prinsip pengendapan. Sampel yang dimasukkan ke centrifuge kemudian akan diputar sehingga dapat terendapkan. i. Luv Digunakan untuk melihat benda atau objek sampel yang berukuran kecil. Lensa yang dipakai adalah lensa cembung. j. Bunsen Digunakan untuk sebagai alat pembakar. Bahan bakarnya adalah spiritus. k. Tabung Reaksi Digunakan untuk menanam mikroba dalam media tegak dan miring. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus tabung reaksi dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam oven. l. Rak Tabung Reaksi Digunakan untuk meletakkan sejumlah tabung reaksi dengan posisi tegak lurus. Bahan pembuatnya ada yang berasal dari kayu dan ada yang dari stain less steil. m. Cawan Petri Digunakan untuk tempat pengujian sampel yang di tanam di medium. Cara mensterilkannya adalah dengan cara membungkus tabung reaksi dengan kertas lalu dimasukkan ke dalam oven. n. Jarum Ose Bulat Terbuat dari gelas pada bagian batangnya dan jarum berbentuk bulat di bagian ujungnya. Digunakan untuk menggores mikroba di dinding tabung reaksi. o. Jarum Ose Lurus

32

Terbuat dari gelas pada bagian batangnya dan jarum berbentuk lurus di bagian ujungnya. Digunakan untuk menanam atau memindah mikroba di medium tegak. p. Tabung Durham Terbuat dari gelas, ukurannya sangat kecil dengan bentuk menyerupai tabung reaksi. Digunakan untuk menangkap gas CO2 dari fermentasi mikroorganisme.

33

BAB IV PENUTUP A. sebagai berikut : 1. Yang tergolong sebagai alat-alat sterilisasi adalah : a. Otoclave b. Lemari/sterilisasi Ozon c. Inkubator d. Oven e. Inkubator Oven f. Refrigerator 2. Yang tergolong sebagai alat-alat perhitungan koloni mikroorganisme adalah Coloni Counter. 3. Yang tergolong sebagai alat-alat lain adalah : a. Alat-alat perhitungan kuantitas : Mikrometer Sekrup Pipet Mikro Spuit Pipet Volume Pipet Gondok Gelas Kimia Gelas Ukur Labu Ukur Labu Erlenmeyer Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan

34

B.

Neraca Ohauss Sentrifuge Pinset Objek Glass Deglass Tabung Durham Pembakar Bunsen Luv Rak Tabung Reaksi Cawan Petri Jarum Ose Lurus Jarum Ose Bulat Mortir & alu Mikroskop Cahaya Mikroskop Elektron Spektofotometri Tabung Reaksi Saran

b. Alat-alat lainnya :

Pengetahuan tentang alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum sangat penting untuk pengetahuan dan pelaksanaan praktikum di laboratorium. Dalam mensterilkan peralatan gelas berskala atau bervolume sebaiknya di lakukan dengan otoclave, jangan mensterilkan peralatan gelas berskala dengan oven karena dapat mengubah skala peralatan gelas tersebut. Oleh karena itu diharapkan praktikan maupun pengelola laboratorium memiliki keterampilan dalam menggunakan instrument pada saat pelaksanaan praktikum. Dengan menggunakan perlakuan dan penggunaan alat-alat praktikum yang tepat maka diharapkan akan diperoleh hasil analisa yang benar.

35

36

Anda mungkin juga menyukai