Anda di halaman 1dari 9

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

4.000 Bahan Kimia dan 400 Racun di Dalam Rokok

Seberapa Besarkah Bumi Kita? Allah Maha Besar!

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam


Pengertian Aqiqah Menurut bahasa Aqiqah artinya : memotong. Asalnya dinamakan Aqiqah, karena dipotongnya leher binatang dengan penyembelihan itu. Ada yang mengatakan bahwa aqiqah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan demikian karena lehernya dipotong Ada pula yang mengatakan bahwa aqiqah itu asalnya ialah : Rambut yang terdapat pada kepala si bayi ketika ia keluar dari rahim ibu, rambut ini disebut aqiqah, karena ia mesti dicukur. Aqiqah adalah penyembelihan domba/kambing untuk bayi yang dilahirkan pada hari ke 7, 14, atau 21. Jumlahnya 2 ekor untuk bayi laki-laki dan 1 ekor untuk bayi perempuan. Dalil-dalil Pelaksanaan Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ketujuhnya disembelih hewan (kambing), diberi nama dan dicukur rambutnya. [HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad] Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing. [HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah] Anak-anak itu tergadai (tertahan) dengan aqiqahnya, disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama. [HR Ahmad] Dari Salman bin Amir Ad-Dhabiy, dia berkata : Rasululloh bersabda : Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya. [Riwayat Bukhari] Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah bersabda : Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing. [HR Abu Dawud, Nasai, Ahmad] Dari Aisyah RA, ia berkata, Rasulullah SAW pernah ber aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ke-7 dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur). [HR. Hakim, dalam AI-Mustadrak juz 4, hal. 264] Keterangan : Hasan dan Husain adalah cucu Rasulullah SAW. Dari Fatimah binti Muhammad ketika melahirkan Hasan, dia berkata : Rasulullah bersabda : Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya. [HR Ahmad, Thabrani, dan al-Baihaqi] Dari Abu Buraidah r.a.: Aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas, atau kedua puluh satunya. (HR Baihaqi dan Thabrani). Hukum Aqiqah Anak adalah sunnah (muakkad) sesuai pendapat Imam Malik, penduduk Madinah, Imam Syafii dan sahabat-sahabatnya, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur dan kebanyakan ulama ahli fiqih (fuqaha). Dasar yang dipakai oleh kalangan Syafii dan Hambali dengan mengatakannya sebagai sesuatu yang sunnah muakkadah adalah hadist Nabi SAW. Yang berbunyi, Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya). (HR al-Tirmidzi, Hasan Shahih)

1 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya). (HR: Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan) Perkataan: maka tumpahkan (penebus) darinya darah sembelihan adalah perintah, namun bukan bersifat wajib, karena ada sabdanya yang memalingkan dari kewajiban yaitu: Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin menyembelihkan bagi anak-nya, maka silakan lakukan. (HR: Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan). Perkataan: ingin menyembelihkan,.. merupakan dalil yang memalingkan perintah yang pada dasarnya wajib menjadi sunnah. Imam Malik berkata: Aqiqah itu seperti layaknya nusuk (sembeliah denda larangan haji) dan udhhiyah (kurban), tidak boleh dalam aqiqah ini hewan yang picak, kurus, patah tulang, dan sakit. Imam Asy-Syafiiy berkata: Dan harus dihindari dalam hewan aqiqah ini cacat-cacat yang tidak diperbolehkan dalam qurban. Buraidah berkata: Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang diantara kami mempunyai anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi dan melumurinya dengan minyak wangi. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 107] Dari Aisyah, ia berkata, Dahulu orang-orang pada masa jahiliyah apabila mereka beraqiqah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan darah aqiqah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumurkan pada kepalanya. Maka Nabi SAW bersabda, Gantilah darah itu dengan minyak wangi.[HR. Ibnu Hibban dengan tartib Ibnu Balban juz 12, hal. 124] Pelaksanaan aqiqah menurut kesepakatan para ulama adalah hari ketujuh dari kelahiran. Hal ini berdasarkan hadits Samirah di mana Nabi SAW bersabda, Seorang anak terikat dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan aqiqah pada hari ketujuh dan diberi nama. (HR. al-Tirmidzi). Namun demikian, apabila terlewat dan tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, ia bisa dilaksanakan pada hari ke-14. Dan jika tidak juga, maka pada hari ke-21 atau kapan saja ia mampu. Imam Malik berkata : Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8 (delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah SWT: Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS.Al Baqarah:185) Pelaksanaan aqiqah disunnahkan pada hari yang ketujuh dari kelahiran, ini berdasarkan sabda Nabi SAW, yang artinya: Setiap anak itu tergadai dengan hewan aqiqahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama. (HR: Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi) Dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu, ini berdasarkan hadits Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam, beliau berkata yang artinya: Hewan aqiqah itu disembelih pada hari ketujuh, ke empat belas, dan ke dua puluh satu. (Hadits hasan riwayat Al Baihaqiy) Namun setelah tiga minggu masih tidak mampu maka kapan saja pelaksanaannya di kala sudah mampu, karena pelaksanaan pada hari-hari ke tujuh, ke empat belas dan ke dua puluh satu adalah sifatnya sunnah dan paling utama bukan wajib. Dan boleh juga melaksanakannya sebelum hari ke tujuh. Bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh disunnahkan juga untuk disembelihkan aqiqahnya, bahkan meskipun bayi yang keguguran dengan syarat sudah berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya. Aqiqah adalah syariat yang ditekan kepada ayah si bayi. Namun bila seseorang yang belum di sembelihkan hewan aqiqah oleh orang tuanya hingga ia besar, maka dia bisa menyembelih aqiqah dari dirinya sendiri, Syaikh Shalih Al Fauzan berkata: Dan bila tidak diaqiqahi oleh ayahnya kemudian dia mengaqiqahi dirinya sendiri maka hal itu tida apa-apa menurut saya, wallahu Alam. Hukum Aqiqah Setelah Dewasa/Berkeluarga

2 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

Pada dasarnya aqiqah disyariatkan untuk dilaksanakan pada hari ketujuh dari kelahiran. Jika tidak bisa, maka pada hari keempat belas. Dan jika tidak bisa pula, maka pada hari kedua puluh satu. Selain itu, pelaksanaan aqiqah menjadi beban ayah. Namun demikian, jika ternyata ketika kecil ia belum diaqiqahi, ia bisa melakukan aqiqah sendiri di saat dewasa. Satu ketika al-Maimuni bertanya kepada Imam Ahmad, ada orang yang belum diaqiqahi apakah ketika besar ia boleh mengaqiqahi dirinya sendiri? Imam Ahmad menjawab, Menurutku, jika ia belum diaqiqahi ketika kecil, maka lebih ba melakukannya sendiri saat dewasa. Aku tidak menganggapnya makruh. Para pengikut Imam Syafii juga berpendapat demikian. Menurut mereka, anak-anak yang sudah dewasa yang belum diaqiqahi oleh orang tuanya, dianjurkan baginya untuk melakukan aqiqah sendiri. Jumlah Hewan Jumlah hewan aqiqah minimal adalah satu ekor baik untuk laki-laki atau pun untuk perempuan, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas ra: Sesungguh-nya Nabi SAW mengaqiqahi Hasan dan Husain satu domba satu domba. (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud) Kita harus ingat bahwa Hasan dan Husain adalah anak kembar. Jadi pada satu kelahiran itu disembelih 2 ekor kambing. Namun yang lebih utama adalah 2 ekor untuk anak laki-laki dan 1 ekor untuk anak perempuan berdasarkan hadits-hadits berikut ini: Ummu Kurz Al Kabiyyah berkata, yang artinya: Nabi SAW memerintahkan agar dsembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor. (Hadits sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan) Dari Aisyah ra berkata, yang artinya: Nabi SAW memerintahkan mereka agar disembelihkan aqiqah dari anak laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor. (Shahih riwayat At Tirmidzi) Hal-hal yang disyariatkan sehubungan dengan aqiqah Yang berhubungan dengan sang anak 1. Disunnatkan untuk memberi nama dan mencukur rambut (menggundul) pada hari ke-7 sejak hari iahirnya. Misalnya lahir pada hari Ahad, aqiqahnya jatuh pada hari Sabtu. 2. Bagi anak laki-laki disunnatkan beraqiqah dengan 2 ekor kambing sedang bagi anak perempuan 1 ekor. 3. Aqiqah ini terutama dibebankan kepada orang tua si anak, tetapi boleh juga dilakukan oleh keluarga yang lain (kakek dan sebagainya). 4. Aqiqah ini hukumnya sunnah. Daging Aqiqah Lebih Baik Mentah Atau Dimasak Dianjurkan agar dagingnya diberikan dalam kondisi sudah dimasak. Hadits Aisyah ra., Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh. (HR al-Bayhaqi) Daging aqiqah diberikan kepada tetangga dan fakir miskin juga bisa diberikan kepada orang non-muslim. Apalagi jika hal itu dimaksudkan untuk menarik simpatinya dan dalam rangka dakwah. Dalilnya adalah firman Allah, Mereka memberi makan orang miskin, anak yatim, dan tawanan, dengan perasaan senang. (QS. Al-Insan : 8). Menurut Ibn Qudmah, tawanan pada saat itu adalah orang-orang kafir. Namun demikian, keluarga juga boleh memakan sebagiannya.

3 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

Yang berhubungan dengan binatang sembelihan 1. Dalam masalah aqiqah, binatang yang boleh dipergunakan sebagai sembelihan hanyalah kambing, tanpa memandang apakah jantan atau betina, sebagaimana riwayat di bawah ini: Dari Ummu Kurz AI-Kabiyah, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang aqiqah. Maka sabda beliau SAW, Ya, untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menyusahkanmu baik kambing itu jantan maupun betina. [HR. Ahmad dan Tirmidzi, dan Tirmidzi menshahihkannya, dalam Nailul Authar 5 : 149] Dan kami belum mendapatkan dalil yang lain yang menunjukkan adanya binatang selain kambing yang dipergunakan sebagai aqiqah. 2. Waktu yang dituntunkan oleh Nabi SAW berdasarkan dalil yang shahih ialah pada hari ke-7 semenjak kelahiran anak tersebut. [Lihat dalil riwayat 'Aisyah dan Samurah di atas] Pembagian daging Aqiqah Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi. Syaikh Utsaimin berkata: Dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan daging aqiqah yang sudah matang. Syaikh Jibrin berkata: Sunnahnya dia memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya. Syaikh Ibnu Bazz berkata: Dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah. Pemberian Nama Anak Tidak diragukan lagi bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya sejumlah nash syari yang menyatakan hal tersebut. Dari Abu Hurairoh Ra, Nabi SAW bersabda: Kemudian Aslam semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya. (HR. Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617) Ibnu Al-Qoyyim berkata: Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya. Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadits di bawah ini: Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya: Siapa namamu? Aku jawab: Hazin Nabi berkata: Namamu Sahl Hazn berkata: Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku Ibnu Al-Musayyib berkata: Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya. (HR. Bukhori) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-Isawiy hal 65) Oleh karena itu, pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama nabi penghulu jaman yaitu Muhammad. Sebagaimana sabda beliau : Dari Jabir Ra dari Nabi SAW beliau bersabda: Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan kunyahku. (HR. Bukhori 2014 dan Muslim 2133) Untuk mengetahui cara pemberian nama yang baik menurut ajaran Islam, silahkan klik: http://media-islam.or.id/2008/02/01/memberi-nama-bayi-anak-secara-islami

4 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

Mencukur Rambut Mencukur rambut adalah anjuran Nabi yang sangat baik untuk dilaksanakan ketika anak yang baru lahir pada hari ketujuh. Dalam hadits Samirah disebutkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, Setiap anak terikat dengan aqiqahnya. Pada hari ketujuh disembelihkan hewan untuknya, diberi nama, dan dicukur. (HR. at-Tirmidzi). Dalam kitab al-Muwathth` Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan Husein lalu beliau menyedekahkan perak seberat rambut tersebut. Tidak ada ketentuan apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula sedekahnya. Doa Menyembelih Hewan Aqiqah Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati muhammadin. Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga Muhammad serta dari ummat Muhammad. (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud) Doa bayi baru dilahirkan Innii uiidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin wamin kulli aynin laammatin Artinya : Aku berlindung untuk anak ini dengan kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa yang dilihatnya. (HR. Bukhari) Hikmah Aqiqah Aqiqah Menurut Syaikh Abdullah nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam sebagaimana dilansir di sebuah situs memiliki beberapa hikmah diantaranya : 1. Menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabiyyullah Ibrahim AS tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS. 2. Dalam aqiqah ini mengandung unsur perlindungan dari syaitan yang dapat mengganggu anak yang terlahir itu, dan ini sesuai dengan makna hadits, yang artinya: Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya. [3]. Sehingga Anak yang telah ditunaikan aqiqahnya insya Allah lebih terlindung dari gangguan syaithan yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al Imam Ibunu Al Qayyim Al Jauziyah bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh aqiqahnya. 3. Aqiqah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad mengatakan: Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya). 4. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa Taala sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa Taala dengan lahirnya sang anak. 5. Aqiqah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan syariat Islam & bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah SAW pada hari kiamat. 6. Aqiqah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) diantara masyarakat.

5 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

Dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan Syariat Aqiqah ini. Sumber Rujukan * Subulussalam (4/189, 4/190, 4/194) * Al Asilah Wal Ajwibah Al Fiqhiyyah (3/33-35, 3/39-40) * Mukhtashar Al Fiqhil Islamiyy 600 * Tuhfatul Wadud Fi Ahkamil Maulud, Ibnu Al Qayyim 46-47 * Al Muntaqaa 5/195-196 * Mulakhkhash Al Fiqhil Islamiy 1/318 * Fatawa Islamiyyah 2/324-327; Irwaul Ghalil (4/389, 4/405) * Minhajul Muslim, Abu Bakar Al Jazairiy 437 http://id.wikipedia.org/wiki/Aqiqah Tuntunan Aqiqah http://www.rumahaqiqah.org/tuntunan_aqiqah.php?info=list#ta1 Aqiqah dan Qurban Arif Hidayat, Muhammad Niam, dan Ali Mashar http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/component/content/article/1-tanya-jawab/695-aqiqah-dan-qurban AQIQAH http://www.duadunia.net/aqiqah Hukum dan Tata Cara Aqiqah http://kerockan.blogspot.com/2009/04/hukum-dan-tata-cara-aqiqah.html http://www.almanhaj.or.id/content/856/slash/0 Pengertian Aqiqah, Dalil Syari Tentang Aqiqah, Hukum Aqiqah Oleh Abu Muhammad Ishom bin Mari[Disalin dan diringkas kembali dari kitab Ahkamul Aqiqah karya Abu Muhammad Ishom bin Mari, terbitan Maktabah as-Shahabah, Jeddah, Saudi Arabia, dan diterjemahkan oleh Mustofa Mahmud Adam al-Bustoni, dengan judul Aqiqah terbitan Titian Ilahi Press, Yogjakarta, 1997]

6 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

Post to Facebook 77 77 77 77 77 77 77 77 77 Post to Send via Twitter E-mail program Send via Gmail 1 Send via Yahoo Mail 1 Post to Digg 1 Post to Google+ 1 Add to LinkedIn 1 1 1 Perbandingan Agama Yahudi, Kristen, dan Islam Media ...

Panduan Puasa Doa Sehari-hari Ramadhan menurut Ayat Media Islam Quran dan Hadits ...

You may also like:What's this?


Share this: Facebook
Tweet 1 1 Share

Email

Print

Digg

Share

March 16th, 2010 | Tags: 'aqiqah, pedoman aqiqah, tata cara aqiqah | Category: Keluarga Islam

7 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

4 comments to Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam


TEGUH
October 23, 2010 at 2:14 pm Reply Jazakalloh khoir.. Komplet bget keterangannya

sartonobodas@yahoo.com
November 7, 2011 at 8:27 am Reply kalo melihat hadist. semua hadist bermakna aqiqah merupakan tanggungan orang tua terhadap anaknya yang baru dilahirkan. sedangkan meng aqiqah diri sendiri adalah pendapat perorangan. pendapat perorangan sekarang berkembang semaunya sendiri : mengaqiqahi orang tua mengaqiqahi orang tua yang sudah meninggal segala sesuatu sudah ada batasan waktunya. toh hadist jelas 7, 14, 21 hari. kalo orang tua tidak bisa mudah2an anak memaafkan, mengiklaskan, dan tetap mau mendoakan ortu (anak soleh yang mendoakan ortu).

nizami
November 8, 2011 at 8:10 pm Reply Hendaknya dalam memahami agama tidak terpaku hanya pada 1-2 hadits saja. Tapi perhatikan sunnah/praktek Nabi dalam beribadah dan juga ayat2 Al Quran. Apalagi sebenarnya banyak hadits2 yg tidak sampai ke kita. Misalnya dari ratusan ribu Hadits yg sampai pada Imam Bukhari, yang sampai ke kita cuma 7.000-an saja. Ini selain karena ada yg dhaif, Imam Bukhari juga khawatir jika terlalu panjang, sulit diperbanyak dan masyarakat tidak bisa membacanya. Ingat, zaman dulu tidak ada mesin foto kopi atau mesin cetak. Buku2 cuma ditulis dengan tangan. Allah tidak menjadikan dalam agama ini kesulitan. (QS. Al-Hajj: 78) Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya Qs. 6 al-Anaam : 152 Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, sabdanya : sesungguhnya Islam itu mudah; dan barang siapa yang memperberatnya, ia akan dikalahkan oleh agamanya Hadis Riwayat Bukhari Dari Ibnu Abbas ra, beliau SAW tidak ingin memberatkan ummatnya. Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW pernah menjama` zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya` di Madinah meski tidak dalam keadaan takut maupun hujan. (HR Muslim 705). Sebagai contoh, shalat wajib itu kan waktunya jelas. Misalnya shalat Subuh pada waktu Subuh dan sholat Ashar pada waktu Ashar. Namun pernah juga Nabi dan Sahabat berhalangan sehingga tidak mengerjakan tepat pada waktunya. Adakah berarti kita harus meninggalkan/tidak mengerjakan sholat sama sekali? Tidak. Nabi dan sahabat tetap mengerjakannya meski di luar waktunya.

8 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Pedoman Aqiqah untuk Anak Menurut Islam Media Islam

http://media-islam.or.id/2010/03/16/pedoman-aqiqah-untuk-anak-menurut-islam/

Dari Abu Rajak dari Auf dari Imran, katanya : Adalah kami pada suatu perjalanan bersama dengan Nabi Saw dan kami berjalan malam hari dan ketika larut malam, tidurlah kami dan tidak ada tidur yang lebih nyenyak dari itu bagi orang musafir, tidak ada yang membangunkan kami selain panas matahari. Nabi Saw apabila beliau tidur tidak dibangunkan sampai beliau bangun sendirinya, kami tidak tahu apa yang sedang terjadi dalam tidurnya. Setelah umar bangun dan dilihatnya apa yang terjadi pada orang banyak (mereka masih tidur sementara matahari telah tinggi) maka umar yang berkepribadian keras lalu bertakbir dan dikeraskannya suaranya membaca takbir itu hingga bangunlah Nabi Saw; Setelah Nabi bangun, mereka mengadukan kepada Nabi hal kesiangan mereka; Jawab Nabi : tidak mengapa dan mari kita berangkat ! lalu Nabi berangkat dan setelah berjalan tidak seberapa jauh, Nabi berhenti dan meminta air untuk berwudhu, lalu Nabi berwudhu dan orang banyakpun dipanggil untuk sholat, maka sholatlah Nabi bersama mereka Hadis Riwayat Bukhari Demikian pula puasa bulan Ramadhan itu kan harusnya dilakukan pada bulan Ramadhan. Tapi jika ada halangan, bisa diganti di luar bulan Ramadhan. (Puasa Ramadhan) dalam beberapa hari yang tertentu (Bulan Ramadhan). Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain [Al Baqarah 184] Kalau orang2 yang picik mungkin berkata: Masak Puasa RAMADHAN dikerjakan bukan di bulan RAMADHAN? Namun Allah Maha Bijak dan Maha Baik. Jika ummatnya dalam masalah misalnya sakit atau sedang bepergian, boleh mengerjakan ibadah di luar waktu yang ditentukan. Kalau tidak mengerjakan, berarti dia tidak mengerjakan kewajiban sholat dan puasa. Dosa. Sedang jika dikerjakan meski di luar waktunya, tetap mendapat pahala. Nah aqiqah juga begitu. Jika tidak dikerjakan, berarti anak tsb tetap tergadai statusnya. Memang mau begitu?

sunarko
February 6, 2012 at 11:47 pm Reply informasinya semoga bermanfaat

9 of 9

8/19/2012 5:13 AM

Anda mungkin juga menyukai