Anda di halaman 1dari 7

Konsep ASI Pengertian ASI dan ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi

oleh manusia untuk dikonsumsi oleh bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat (wikipedia.com). ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah, dan mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyo, 2008). ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan,bahkan air putih tidak diberikan pada tahap ASI Eskslusif ini (asuhwikia.com). ASI Esklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan tambahan cairan lain. Misalnya susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa bantuan bahan makanan padat seperti pisang, pepaya, nasi yang dilembutkan, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, dan lain sebagainya (Roesli, 2006). Asi eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diuberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi berumur 6 bulan (InfoGizi, 2011). Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Sunartyo.2008) . Pemberian ASI eksklusif dari berbagai segi akan sangat menguntungkan. Selain bagi bayi, ASI bagi ibu dapat mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, dan mengurangi risiko terkena kanker payudara. Lebih daripada itu dari sudut pandang psikologis, ASI adalah sarana pendekat hubungan ibu dan bayi paling efektif (Kompas,2o10) Manfaat ASI 1. Bagi Ibu a. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan karena hisapan pada puting susu akan merangsang dikeluarkannya hormon oksitosin alami sehingga akan membantu kontraksi otot rahim b. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih / turun berat badannya dari berat badan yag bertambah selama kehamilan c. Ibu yang menyusui , yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil karena kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi d. Pemberian ASI adalah cara terbaik agi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya. e. Dengan menyusui akan mencegah terjadinya kanker payudara. 2. Bagi Bayi a. Sebagai nutrisi yang sesuai dengan bayi 1. Lemak Sumber utama dalam ASI adalah lemak.Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5%- 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi,tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. ASI juga mengandung asam lemak esesial yaitu asam linoleat (Omega 6) asam linolenat (Omega 3). Disebut asam esensial karena tubuh manusia tidak dapat membentuk kedua asam ini dan harus diperoleh dari konsumsi makanan.Kedua asam lemak ini adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai panjang disebut docosahexaenoic (DHA) berasal dari Omega 3 dan arachidonic acid (AA) berasal dari Omega 6,yang fungsinya sangat penting untuk pertumbuhan otak anak

2. Karohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa,yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lainnya (7g%). Laktosa mempunyai manfaat lain, yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus untuk mencegah hadirnya E.coli yang biasanya menyebabkan diare pada bayi 3. Protein Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,99%,60% diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. 4. Garam dan Mineral Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik, sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibandingkan susu sapi. ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak terlalu tinggi, namun zat besi dalam ASI mudah dicerna lebih banyak (> 50%). Seng juga diperlukan untuk tumbuh kembang bayi,sistem imunitas dan mencegah penyakit tertentu seperti akrodermatitis enteropatika (penyakit mengenai kulit dan pencernaan) 5. Vitamin ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat pada ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.Dalam ASI juga banyak vitamin E, terutama kolostrum. Dalam ASI juga terdapat vitamin D untuk pertumbuhan tulang dan gigi. 6. Air Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolik adalah aman. Air relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi. b. Sebagai Zat Protektif 1. Laktobacilus bifidus Berfungsi sebagai pengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini membuat usus menjadi asam sehingga menghambat pertumbuhan bakteri E.coli yang sering menyebabkan diare pada bayi. Laktobasilus mudah tumbuh cepat pada bayi yang mendapat ASI karena dalam ASI mengandung polisakarida yang berikatan dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan Laktobasilus Bifidus. 2. Laktoferin Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu yaitu stafilokokus, E.coli dan Entaomeba hystolytica yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya . Selain untuk mencegah bakteri tersebut, laktoferin juga bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan jamur kandida. 3. Lisozim Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan antiinflamatori. Lisozim stabil dalam cairan dengan pH rendah seperti cairan lambung, sehingga masih banyak dijumpai dalam tinja bayi. c. Tidak menimbulkan alergi Pada bayi IgE belum sempurna . Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi alergi ini. d. Akan menimbulkan rasa aman dan nyaman saat kulit bayi menyentuh kulit ibu dan akhirmya timbul rasa percaya diri pada diri bayi

e. Mengurangi kejadian caries gigi, karena pada ASI terdapat kadar selenium yang tinggi. f. Mengurangi kejadian maloklusi, yaitu kebiasaan lidah mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol atau dot. Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi Menyusu Dini adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Pada jam pertama, bayi berhasil menemukan payudara ibunya. Inilah awal hubungan menyusui antara bayi dan ibunya, yang akhirnya berkelanjutan dalam kehidupan ibu dan bayi. IMD dapat melatih motorik bayi, dan sebagai langkah awal untuk membentuk ikatan batin antara ibu dan anak. Stadium ASI 1. Kolostrum Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuningan. Cairan ini adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat pada alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium. Disekresi pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. ASI ini merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kadar protein dalam kolostrum ini lebih banyak dibanding dengan kadar protein dalam ASI matur. Protein pada kolostrum ini mengandung globulin (gamma globulin) yang berfungsi sebagai antibodi sampai umur 6 bulan.Selain protein yang tinggi, kolostrum juga mengandung mineral terutama natrium, kalium, klorida dan vitamin yang larut dalam lemak dalam jumlah yang tinggi pula. Jumlah kolostrum sebanyak 150-300 ml/24 jam. 2. ASI Transisi Merupakan masa peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur. Disekresikan dari hari keempat sampai hari kesepuluh dari masa laktasi. Kadar protein semakin merendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin meningkat. 3. Air Susu Matur Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan. ASI ini berwarna putih kekuningan yang diakibatkan oleh warna dari garam CAcaseint, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya. Anatomi dan Fisiologi Payudara Ada tiga bagian utama payudara yaitu : 1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar Payudara (mamae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,diatas otot dada, dan fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gram,yang kiri umumnya lebih besar dari kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600gram dan pada waktu menyusui bisa sampai 800 gram. 2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah Yaitu letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap. Selama kehamilan warnanya akan menjadi lebih gelap dan warna ini akan menetap untuk selanjutnya,jadi tidak kembali lagi seperti warna asli semula. Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat , kelenjar lemak dari montgomery yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan.Kelenjar lemak ini akan

menghasilkan suatu bahan yang dapat melicinkan areola mamae pada saat menyusui. Di dalam areola mamae terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu. Luas areola mamae sekitar 1/3- dari payudara. 3. Papila atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus , ujung-ujung serat syaraf, pembuluh darah , pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang tersusun secara sirkulair sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut. Payudara terdiri dari 15 -25 lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobulus, selanjutnya masing-masing lobulus terdiri dari 10-100 alveoli dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon tesebut akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus laktiferus. Didaerah areola mamae duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus yaitu tempat penampungan air susu. Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabang-cabang menjadi duktus dan duktulus. Tiap-tiap duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun oleh sekelompok alveoli. Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepithelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli. Fisiologi Menyusui Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu, dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli.Sedangkan hormon prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi ASI. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi,refleks prolaktin dan ferleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi. 1. Refleks Prolaktin Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang akan menimbulkan impuls menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon Prolaktin ini yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli. 2. Refleks Aliran (Let Down Reflex) Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofise depan, tetapi juga ke kelenjar hipofise bagian belakang, yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui , pengosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu semakin kecil dan proses menyusui akan semakin lancar. Oksitosin juga membantu untuk kontraksi otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat membaik. Disamping itu terdapat tiga refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi yang diperlukan untuk keberhasilan menyusui yaitu : 1. Rooting Refleks (Refleks Mencari)

Refleks ini timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah sentuhan.Bila bibirnya dirangsang dengan papila mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap puting susu. 2. Sucking Refleks (Refleks Menghisap) Teknik menyusui yang benar adalah apabila areola mamae sedapat mungkin semuanya masuk ke dalam mulut bayi. Ini dimaksudkan supaya rahang bayi bisa menekan sinus laktiferus yang terletak di puncak areola mamae dan dibelakang puting susu. Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah, dimana lidah dijulurkan diatas gusi bawah puting susu ditarik lebih jauh sampai pada orofaring dan rahang menekan areola mamae yang pada saat itu sudah terletak pada langit-langit keras. Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang yang berirama, maka gusi akan menjepit areola mamae dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan puting susu pada langit-langit yang mengakibatkan air susu keluar dari puting susu. 3. Swallowing Refleks (Refleks Menelan) Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung. Permasalahan Dalam Pemberian ASI 1. Pada Saat ANC a. Kurang/Salah Informasi Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. 1. Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan bayi menderita diare dan seringkali petugas kesehatan menyuruh menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai laksans. 2. ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal bayi lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping itu bayi yang diberi minuman sebelum ASI keluar makan akan menghambat pengeluaran ASI karena bayi akan menjadi kenyang dan malas menyusu. 3. Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran payudara ditentukan oleh banyaknya lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar. b. Puting Susu Datar/ terbenam Puting susu yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu bermasalah. Secara umum ibu tetap masih dapat menyusui bayinya dan upaya selama antenatal umumnya kurang berfaedah, misalnya dengan manipulasi Hofman, menarik-narik puting susu, ataupun penggunaan breast shield dan breast shell. Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat. 2. Pada Pasca Persalinan Dini a. Puting Susu Lecet Pada keadaan ini,seorang ibu sering menghentikan program menyusui karena putingnya sakit. Dalam hal ini,yang perlu dilakukan seorang ibu adalah mengecek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, serta mengecek apakah terdapat infeksi candida dimulut bayi. Kulit ibu akan merah, berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap dan kulit kering bersisik. b. Payudara Bengkak

Payudara bengkak dibedakan antara payudara penuh, karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh,rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar,dan tidak ada demam. Sedangkan pada payudara bengkak, payudara odema, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walaupun tidak merah, dan bila diperiksa ASI tidak keluar. Badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusui dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatasan waktu menyusui. c. Mastitis atau Abses Payudara Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Didalam terasa ada masa padat, dan diluar nya kulit akan menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan air susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya isapan ASI. Bisa juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari/karena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung. 3. Pada Pasca Persalinan Lanjut a. Sindrom ASI kurang Pada kenyataanya ASI sering tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang mungkin ASI bisa kurang antara lain : 1. Bayi tidak puas setelah menyusui, sering sekali menyusu,menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu, disangka ASI berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu. 2. Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu 3. Tinja bayi keras, kering atau berwarna hijau 4. Payudara tidak membesar selama kehamilan atau ASI tidak datang saat pasca persalinan. Sedangkan perlu diketahui bahwa ASI benar-benar kurang apabila : 1. BB bayi meningkat kurang dari 500 gr per bulan 2. Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam,cairan urin pekat, bau dan warna kuning. b. Ibu Bekerja Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu merasa kesulitan untuk memberikan ASI secara eksklusif. Banyak di antaranya disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya minat untuk menyusui. Selain itu karena di tempat kerja ibu tidak ada tempat untuk menyusui, ibu juga jadi cepat lelah setelah bekerja sehingga membuat ibu menjadi malas untuk menyusui bayinya dan cuti yang kurang dari instansi tempat ibu bekerja sehingga membuat ibu kurang maksimal dalam melakukan proses laktasi. Pemberian ASI ketika ibu bekerja a. Ibu menyediakan waktu luang untuk memeras payudara dalam keadaan tenang. Selanjutnya ibu menampung ASI di cangkir atau gelas yang bersih b. Ibu menyadari bahwa meskipun ASI yang dikeluarkan hanya sedikit, tetapi ASI tersebut tetap bermanfaat bagi bayi daripada tidak diberi ASI sama sekali c. Ibu menyisakan sekitar setengah cangkir penuh agar diminum bayi saat ibu bekerja. Kemudian ASI disimpan di dalam lemari es, atau tempat yang lain yang aman, agak gelap dan bersih d. Ibu tidak memanaskan ASI di atas api, karena panas akan merusak bahan-bahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI e. Meskipun bayi telah mendapatkan ASI perasan, ibu tetap harus menyusui guna memperoleh ASI akhir (hindmilk) f. Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi resiko terjadinya pengerasan payudara

g. Ibu tidak boleh mencampur ASI eksklusif dengan air putih karena efek air putih bisa menurunkan kualitas ASI h. Ibu menggunakan wadah stainless steel atau bahan dari kaca untuk menampung ASI perasan. Sebaiknya ibu tidak menggunakan bahan plastik yang bermutu rendah i. Ibu menyimpan ASI perasan dalam ruangan yang sejuk, dengan suhu maksimal 32 0 C. Semakin rendah suhu, ASI semakin bertahan lama hingga 3-4 bulan. ASI yang disimpan dalam ruangan bersuhu 32 0C dapat bertahan sampai 12 jam, sedangkan ASI yang disimpan dalam lemari es pada suhu 0-4 0C bisa bertahan selam 1- 2 hari. Sementara itu, ASI yang disimpan dalam freezer mampu bertahan hingga 3 -4 bulan. Sebaiknya, wadah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan ASI terbuat dari gelas kaca. j. Hendaknya ASI perasan dihangatkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi. Ibu bisa menghangatkan ASI dengan meletakkan botol ASI di bawah mangkuk yang berisi air panas. k. Ibu jangan memberikan ASI perasan yang sudah diminum oleh bayi.
http://nonaariza.blogspot.com/2011/06/hubungan-status-pekerjaan-ibu-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai