Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Akidah, Syariat, dan Akhlak dalam Islam (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam)

Oleh: Kelompok 12 Banu Tito Raharjo 101910201080

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS JEMBER 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Akidah, Syariat, dan Akhlak dalam islam telah ada sejak zaman Nabi Nabi kita, mungkin telah ada sejak adanya islam di muka bumi pada zaman Nabi Adam a.s. Ketiganya sangat erat hubungannya antar satu sama lain. Ini di karenakan ketiganya mengatur berdirinya tiang tiang kokoh islam. Walau pun ketiganya memiliki perbedaan arti dan maksud, tetepi ketiganya berhubungan erat satu sama lain dalam hal mengatur orang orang muslim. Pada dasrnya akidah, syariat, dan akhlak merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.

1.2 Tujuan
Makala ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Agama Islam serta agar mengenal lebih jauh tentang Hubungan dan pengertian dari akidah, syarat, dan akhlak dalam islam.

1.3 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari akidah, syariat, dan akhlak ? 2. bagimana tekenan bahasa akidah, syarat, dan akhlak ? 3. bagaimana hubungan ketiganya ?

1.4 Sistematika Penulisan - Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, dan sistematika penulisan. - Bab II merupakan bab Pembahasan yang merupakan esensi dari isi makalah tersebut ini - Bab III adalah merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan

BAB II PEMBAHASAN
1. Akidah Barangsiapa mengharap perjumpaan dgn Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yg shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya. Akidah Secara Etimologi Akidah berasal dari kata aqd yg berarti pengikatan. Itaqadtu Kadza artinya Saya beritikad begini. Maksudnya saya mengikat hati terhadap hal tersebut. Akidah adl apa yg diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan Dia mempunyai akidah yg benar berarti akidahnya bebas dari keraguan. Akidah merupakan perbuatan hati yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Akidah Secara Syara Yaitu iman kepada Allah para malaikat-Nya kitab-kitab-Nya para rasul-Nya dan kepada hari akhir serta kepada Qadar yg baik maupun yg buruk. Makna aqidah secara umum adalah, keyakinan kuat yang tidak ada keraguan bagi orang yang meyakininya, baik keyakinan itu haq maupun batik. Sedangkan aqidah dengan makna khusus adalah, aqidah Islam, yaitu: pokok-pokok agama dan hukumhukum past, yang berupa keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para nabi-Nya, hari akhir, serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk, serta perkara lainnya yang diberitakan oleh Allah dalam al Quran dan oleh Rasul-Nya di dalam hadits-hadits yang sahih. Termasuk aqidah Islam, yaitu kewajiban-kewajiban agama dan hukum-hukumnya yang pasti. Semuanya itu wajib diyakini dengan tanpa keraguan.

2. Syariat Secara bahasa, syariat berasal dari kata asy syaru. Yang memiliki arti: membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan. Adapun secara istilah, syariat memiliki makna umum dan khusus. Makna syariat secara umum adalah, agama yang telah dibuat oleh Allah, mencakup aqidah (keyakinan) dan hukum-hukumbnya. Sebagaimana tersebut dalam firman Allah Taala: Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (Asy Syuura/42 :13) Imam Abu Jafar Ibnu Jarir ath-Thabari meriwayatkan dari as-Suddi tentang firman Allah Taala Dialah yang telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dia berkata: (Maksudnya) yaitu agama semuanya (yakni semua bagian-bagiannya, Pen.). Sedangkan makna syariat secara khusus, yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah yang berupa hukum-hukum, perintah-perintah, dan larangan-larangan. Hal ini seperti firman Allah Taala: Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. (Al Maaidah/5 :48) Telah diketahui bahwa maksud syariat (aturan) dalam ayat ini adalah peraturanperaturan, bukan aqidah. Karena aqidah seluruh nabi semua sama, sedangkan peraturannya berbeda-beda sesuai dengan keadaannya [4]. Dengan demikian kita mengetahui, bahwa syariat memiliki makna umum dan khusus. Jika syariat di sebut sendiri, maka yang dimaksudkan adalah makna umum, yaitu agama Islam secara keseluruhan. Sebaliknya, jika syariat disebut bersama aqidah, maka yang dimaksudkan adalah makna khusus, yaitu hukum-hukum, perintahperintah, dan larangan-larangan dalam masalah agama yang bukan aqidah (keyakinan).

3. Akhlak

a) Imam Al-Ghazali menyebut akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa . Daripada jiwa itu ,timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melakukan pertimbangan fikiran. b) Prof. Dr. Ahmad Amin mendefinasikan akhlak sebagai kehendak yang dibiasakan . Maksudnya, sesuatu yang mencirikan akhlak itu ialah kehendak yang dibiasakan. Ertinya, kehendak itu apabila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak. Ahmad Amin menjelaskan erti kehendak itu ialah ketentuan daripada beberapa keinginan manusia. Manakala kebiasaan pula ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukanya. Daripada kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan ke arah menimbulkan apa yang disebut sebagai akhlak. c) Ibnu Maskawayh mengatakan akhlak ialah suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan perbuatan dengan senang tanpa didahului oleh daya pemikiran kerana sudah menjadi kebiasaan.

Menurut Al Gazali, kata akhlak sering diidentikkan dengan kata kholqun (bentuk lahiriyah) dan Khuluqun (bentuk batiniyah), jika dikaitkan dengan seseorang yang bagus berupa kholqun dan khulqunnya, maka artinya adalah bagus dari bentuk lahiriah dan rohaniyah. Dari dua istilah tersebut dapat kita pahami, bahwa manusia terdiri dari dua susunan jasmaniyah dan batiniyah. Untuk jasmaniyah manusia sering menggunakan istilah kholqun, sedangkan untuk rohaniyah manusia menggunakan istilah khuluqun. Kedua komponen ini memilih gerakan dan bentuk sendiri-sendiri, ada kalanya bentuk jelek (Qobiah) dan adakalanya bentuk baik (jamilah). Akhlak yang baik disebut adab. Kata adab juga digunakan dalam arti etiket, yaitu tata cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar mereka. Akhlak disebut juga ilmu tingkah laku / perangai (Imal-Suluh) atau Tahzib al-akhlak (Filsafat akhlak), atau Al-hikmat al-Amaliyyat, atau al-hikmat al- khuluqiyyat. Yang

dimaksudkan dengan ilmu tersebut adalah pengetahuan tentang kehinaan-kehinaan jiwa untuk mensucikannya. Dalam bahasa Indonesia akhlak dapat diartikan dengan moral, etika, watak, budi pekerti

Hubungan Akidah, Syariat, dan Akhlak dalam Islam

Pada dasrnya akidah, syariat, dan akhlak merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Akidah sebagai system kepercayaan yang bermuatan elemen elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dah hakikat keberadaan agama. Sementara syariat sebagai sistem system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak di capai agama.

Muslim yang baik adalah orang yang memiliki akidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditunjukan pada Allah sehingga tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya.

Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak di landasi oleh akidah atau keimanan. Maka orang itu termasuk ke dalam kategori kafir. Seseorang yang mengaku berakidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariat, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan akidah yang tidak lurus disebut munafik.

BAB III PENUTUP

Akidah, syariat, dan akhlak dalam al-Quran disebut iman dan amal saleh. Iman menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan akhlak.

Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi akidah, maka perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan buruk. Perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang benar menurut Allah . Sedangkan perbuatan baik yang didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan syariah di sebut amalsaleh. Karena itu di dalam Al-Quran kata amal saleh selalu diawali dengan kata iman.

DAFTAR PUSTAKA
www.abibakarblog.com/agama/hubungan-antara-aqidah-syariat/ www.blog.re.or.id/makna-dan-sumber-akidah-yang-benar.html www.commentportal.com/search/pemikiran-politik-imam-alghazali-fajrul-islam.html www.muslimcianjur.blogspot.com/2007/04/aqidah-syariah-danakhlak-dalam-islam.html www.sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-akhlak.html

Anda mungkin juga menyukai