Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan (Muninjaya, 2004) . Puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat adalah sekaligus merupakan pos terdepan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat. Setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan telah terdapat kesepakatan perlunya menerapkan ilmu menejemen. Pada dasarnya memang menejernen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa menejemen semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Demikian juga halnya puskesmas sebagai pusat penyelenggaraan pelayanan kesehatan perlu meningkatkan fungsi menejemen sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat demi terciptanya keadaan sehat (Depkes RI, 2008). Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara senergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006). Promosi kesehatan merupakan salah satu program utama puskesmas dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat (Notoatmodjo,2005). 1

Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Puskesmas Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Depkes RI, 2006). Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan unit pelayanan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pembangunan kesehatan dapat dicapai dengan diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta puskesmas keliling, disamping itu banyak Puskesmas yang telah dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan maka puskesmas menerapkan azas penyelenggaraan secara terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah : 1. Azas pertanggungjawaban wilayah., dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. 2. Azas pemberdayaan masyarakat, dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. 3. Azas keterpaduan, meliputi keterpaduan lintas program dan lintas sektoral. 4. Azas rujukan

Azas penyelenggaraan ini dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas, dimana ketiga fungsi puskesmas tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat. 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. 2.2. Manajemen Puskesmas Manajemen puskesmas dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik, sehingga menghasilkan keluaran yang efisien dan efektif. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006). a. Perencanaan Puskesmas Perencanaan memusatkan perhatian pada masa yang akan datang. Menejemen harus mempersiapkan layanan kesehatan dalam menghadapi hal-hal yang akan datang baik sudah diramalkan maupun yang tidak terduga sebelumnya. Perencanaan menspesifikasikan apa yang harus dicapai atau dilakukan pada rnasa datang dan bagaimana hal itu dapat dilaksanakan. Fungsi perencanaan mencakup aktifitas - aktifitas menejerial yang menentukan sasaran dan alat yang tepat untuk mencapai sasaran tersebut. Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2015. Dalam perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan. Beberapa faktor untuk perencanaan, antara lain : Sasaran-sasaran Tindakan-tindakan Sumber-sumber daya yang diperlukan Implementasi Perencanaan di tingkat Puskesmas atau yang disebut juga Microplanning dikeluarkan pada tahun 1986. Microplanning atau perencanaan mikro di tingkat Puskesmas adalah penyusunan rencana di tingkat Puskesmas untuk lima tahun termasuk rincian tiap tahunnya. Mikroplanning ini dirasakan kurang bersifat operasional karena 4

kurun waktu rencana yang disusun berjangka waktu lima tahunan. Disamping itu dijumpai permasalahan bahwa belum semua Puskesmas melaksanakan mikropalanning dan kurang dimanfaatkannya hasil mikroplanning oleh Dinas Kesehatan II . Oleh karena itu dikembangkan Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang akan memuat petunjuk dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun. Diharapkan hasil penyusunan rencana tingkat Puskesmas ini dapat seragam sehingga dapat mempermudah dalam pengolahan selanjutnya di tingkat Kabupaten menjadi suatu rencana tahunan kesehatan di daerah tingkat ll. Disamping itu dengan adanya Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan adanya nilai tambah berupa meningkatnya kemampuan menejemen Puskesmas dalam merencanakan kegiatankegiatan yang akan dilakukannya yang meliputi seluruh kegiatan pokok Puskesmas Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan perencanaan yaitu : Identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan. Identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider. menetapkan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang akan datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Setelah mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya puskesmas membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses perencanaan dapat menggunakan instrumen Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat memanfaatkan instrument lainnya. b. Penggerakkan Pelaksanaan Actuating tidak lepas dari kemampuan menejer/pimpinan untuk mengarahkan staffnya ataupun bawahannya untuk menjalankan fungsi masing-masing dengan baik. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan menejer untuk merangsang bawahannya agar pelaksanaan kegiatan meningkat dalam rangka mencapai tujuan organisasi. - Motivasi Motivasi atau memotivasi merupakan proses dengan apa seseorang menejer merangsang bawahan untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai sasaran organisatoris sebagai alat untuk memuaskan keinginan pribadi mereka sendiri. 5

- Kemampuan individu Meskipun motivasi sudah sedemikian bagusnya, tetapi kalau kemampuan individu/IQ, skill dan sebagainya rendah, sangat sulit organisasi itu maju. Oleh karena itu sebelum karyawan diangkat, memang sebaiknya dipilih yang mempunyai kemampuan baik, entah dengan IQ test atau psychotest. Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri dari : - Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern puskesmas. - Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan monitoring kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan. c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian diperlukan instrumen yang sederhana. Instrumen yang telah dikembangkan di puskesmas yaitu: - Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) - Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi. Untuk tercapainya Visi Pembangunan Kesehatan, Puskesmas berdasarkan ketiga fungsi tersebut, bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi: A. Upaya Kesehatan Wajib: 1. Upaya Promosi Kesehatan 2. Upaya Kesehatan Lingkungan 6

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Upaya Pengobatan B.Upaya Kesehatan Pengembangan, berdasar permasalahan kesehatan setempat dan kemampuan Puskesmas, dapat dipilih berdasar upaya kesehatan yang telah ada : 1. Upaya Kesehatan Sekolah 2. Upaya Kesehatan Olah Raga 3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat 4. Upaya Kesehatan Kerja 5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 6. Upaya Kesehatan Jiwa 7. Upaya Kesehatan Mata 8. Upaya Kesehatan Usia lanjut 9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisonal C. Upaya Kesehatan Inovasi, yakni upaya lain diluar upaya tersebut diatas yang sesuai dengan kebutuhan. 2.3 Promosi Kesehatan Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat (Muninjaya, 2004). WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa

perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Menurut Green (Notoatmodjo, 2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Green juga mengemukakan bahwa perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu : 1. Faktor predisposisi (predisposising factors), yang meliputi pengetahuan dan sikap seseorang. 2. Faktor pemungkin (enabling factors), yang meliputi sarana, prasarana, dan fasilitas yang mendukung terjadinya perubahan perilaku. 3. Faktor penguat (reinforcing factors) merupakan faktor penguat bagi seseorang untuk mengubah perilaku seperti tokoh masyarakat, undang-undang, peraturan- peraturan, surat keputusan. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan yaitu : 1. Gerakan Pemberdayaan Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bila sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang

kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). 2. Bina suasana Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu : a. Pendekatan Individu b. Pendekatan Kelompok c. Pendekatan Masyarakat Umum 3. Advokasi Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu : 9

- Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi - Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah - Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah - Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based - Dikemas secara menarik dan jelas - Sesuai dengan waktu yang tersedia. Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat (Notoatmodjo,2005). Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat (Muninjaya, 2004). Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat mau tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidikkan sesuatu kepada masyarakat, memberi pengetahuan, informasi-informasi, dan kemampuan - kemampuan baru, agar dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya. Pada hakekatnya penyuluhan merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan (Zulkarimein, 1989). Untuk melaksanakan program penyuluhan harus membuat perencanaan penyuluhan terlebih dahulu. Suatu perencanaan yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Dapat dilaksanakan terus menerus. 2. Berorientasi ke masa depan. 3. Dapat menyelesaikan suatu masalah. 4. Mempunyai tujuan. Menurut Herijulianti (2002) langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan penyuluhan adalah : 10

1. Analisis Situasi. Analisis situasi merupakan suatu kegiatan dalam mengumpulkan data tentang keadaan wilayah, masalah-masalah sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang masalah yang dihadapi. 2. Penentuan Prioritas Masalah Mengurutkan masalah dari masalah yang dianggap paling penting sampai dengan urutan yang kurang penting. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapametode, antara lain dengan cara pembobotan. 3. Penentuan Tujuan Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku anak dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat. 4. Penentuan Sasaran Sasaran untuk penyuluhan dapat dibedakan menjadi : a. Masyarakat umum b. Masyarakat sekolah, sebagai masyarakat yang mudah dicapai c. Kelompok masyarakat tertentu, misalnya kader kesehatan yang membantu menggerakkan dan menyebarkan informasi. 5. Penentuan Pesan Pesan merupakan informasi yang akan disampaikan kepada sasaran. Pesan yang disampaikan harus disesuaikan dengan sasaran yang akan diberikan penyuluhan. 6. Penentuan Metode Pemilihan metode biasanya mengacu pada penentuan tujuan yang ingin dicapai, apakah pengubahan pada tingkat kognitif, afektif atau psikomotor . Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Semua metode akan baik bila digunakan secara tepat yaitu sesuai dengan kebutuhan (Notoatmodjo, 2007). Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan, yaitu : a. Metode One Way Methode Menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif. Yang termasuk metode ini adalah : metode ceramah, siaran melalui radio, pemutaran film, penyebaran selebaran, pameran. 11

b. Metode Two Way Methode Pada metode ini terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran.Yang termasuk dalam metode ini adalah : wawancara, demonstrasi, sandiwara, simulasi, curah pendapat, permainan peran (role playing) dan tanya jawab. 7. Penentuan Media Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan penyuluh guna memperlancar kegiatan penyuluhan. Alat bantu lebih sering disebut alat peraga yang merupakan alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba atau dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar, agar materi lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran. Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu, yaitu sebagai berikut : a. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan pada waktu terjadinya proses pendidikan). Alat ini ada dua bentuk, yaitu alat yang diproyeksikan (slide, film, dan film strip) dan alat-alat yang tidak diproyeksikan. b. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasi indra pendengar pada waktu proses penyampaian dalam pendidikan, misalnya piringan hitam, radio, pita suara, dan sebagainya. c. Alat bantu lihat/dengar (audio-visual aids) seperti televisi dan video cassete. Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh penyuluh, baik melalui media cetak, elektronik dan media luar ruang sehingga sasaran mendapat pengetahuan yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan. 8. Penentuan Rencana Penilaian Penilaian yang dilakukan meliputi : penentuan tujuan penilaian, penentuan tolak ukur yang akan digunakan untuk penilaian. 9. Penyusunan Jadwal Kegiatan Rencana kegiatan dibuat dalam satu kurun waktu dan terjadwal yang disesuaikan dengan sasaran, tujuan, materi, media, alat peraga, petugas penyuluh, waktu dan rencana penilaian. 12

BAB III RENCANA STRATEGI

3.1 Manajemen Puskesmas

3.1.1 Judul : Penerapan Fungsi Manajemen di Puskesmas Kopelma Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Tahun 2013-2015

3.1.2

Latar Belakang Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi

sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu. Puskesmas Kopelma Darussalam terletak di Dusun Sederhana Desa Kopelma Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, yang mempunyai jarak 8 km dari pusat kota dan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Jeulingke arah barat, dari arah timur berbatasan dengan Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar. Arah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng dan disebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Wilayah kerja Puskesmas Kopelma Darussalam memiliki luas 7,376 Ha yang meliputi lima desa dengan dua puluh tiga Dusun. Jumlah penduduk di daerah tersebut sebanyak 19.726 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 9.707 jiwa dan penduduk wanita 10.019 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 5221. Gedung Puskesmas Kopelma Darussalam memiliki fasilitas penunjang yang terdiri dari dua puskesmas pembantu, lima Posyandu, empat fasilitas penunjang Polindes di Desa Ie Masen Kayee Adang, Desa Rukoh, Lamgugop dan Deah Raya. Sarana transportasi yang tersedia di Polindes berupa dua unit ambulans dan 8 unit kendaraan roda dua. Berdasarkan data kunjungan pasien tahun 2011, sepuluh kasus terbesar yang terdata di Puskesmas Kopelma Darussalam terdiri dari Infeksi saluran pernafasan atas,

13

common cold, penyakit kelainan pada lambung, penyakit pada sistem jaringan otot pengikat, hypertensi, diabetes melitus, penyakit kulit alergi, penyakit kulit infeksi, penyakit vulva dan perianal, dan penyakit lain-lain.

3.1.3 -

Masalah

Visi, misi, dan fungsi puskesmas belum dirumuskan secara jelas Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat

Keterlibatan masyarakat dan dinas yang berkaitan yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan belum dikembangkan secara optimal

Sumber daya manusia yang ada belum dapat diberdayakan

3.1.4

Visi Menjadikan Puskesmas Kopelma Darussalam Kecamatan Syiah Kuala menjadi

puskesmas yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan derajat kesehatan yang tinggi.

3.1.5 -

Misi Merumuskan visi, misi, dan fungsi puskesmas secara jelas Melaksanakan kegiatan puskesmas yang berorientasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat

Melibatkan masyarakat dan dinas terkait yang merupakan andalan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara optimal

Memberdayakan sumber daya manusia yang ada

3.1.6

Tujuan Mengupayakan untuk menjadikan Puskesmas Kopelma Darussalam Kecamatan

Syiah Kuala menjadi puskesmas yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan derajat kesehatan yang tinggi.

14

3.1.7 Strategi Fungsi Manajemen Perencanaan Kegiatan Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara

mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Pengorganisasian Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok, yang melibatkan tenaga perawat dan bidan. Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa Penggerakan Pelaksanaan Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor Adanya proses kepemimpinan Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf Pengawasan dan Evaluasi Melalui pemantauan laporan kegiatan Pemantauan wilayah setempat (PWS) Supervisi Rapat rutin (staff meeting)

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah 15

rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman. Penjabaran fungsi manajemen dalam model POAC (Planning, Organizing, Actuacting, Controlling) di puskesmas sebagaimana ditampilkan diatas penting untuk dijalankan oleh setiap puskesmas. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari : 1. 2. 3. Perencanaan tingkat Puskesmas Lokakarya Mini Puskesmas Penilaian Kinerja Puskesmas. Termasuk manajemen Sumber Daya termasuk alat, obat, keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui penerapan quality assurance ). Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain : Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas) Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD). Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.

16

No

Topik

Strategi

Program aksi

Penanggu ng jawab

Budget

Manajemen puskesmas

Struktur organisasi Model manajemen Merumuskan visi, misi, dan fungsi puskesmas

Papan organisasi Mendata sumber daya pemetaan wilayah kerja dan

Kepala

Rp.

puskesmas 15.000. 000 Pelaksana: Kepala TU Anggota: pegawai

Penerapan fungsi manajemen

Rumusan

visi

puskesmas

dan misi dicetak 2 Kegiatan puskesmas yang berorientasi pada permasahan masyarakat Data penyakit Data individu Pemetaan resiko tinggi area kelompok distribusi SIMPUS Survey lapangan Berdiskusi dengan masyarakat Community health Nursing 3 Keterlibatan dinas masyarakat dan Bertanggung jawab Mini kepada Kab/ kota Koordinasi dengan kantor kecamatan dinkes tokoh Kepala Rp.

puskesmas 5.000. Pelaksana: Kepala TU Anggota: pegawai puskesmas Rp. 000

lokakarya Kepala

puskesmas

puskesmas 5.000. 000

Mengadakan rapat Pelaksana: tentang komitment Kepala bersama Diskusi dengan TU Anggota: pegawai puskesmas

dan lintas sektoral Bekerjasama dengan layanan

tokoh masyarakat

17

kesehatan lain dan dengan rujukan 4 Memberdayakan SDM Data kepegawaian Membuat reward, punish, komitmen dan Pembagian tugas Kepala Rp. fasilitas

dan wilayah kerja puskesmas 5.000. sesuai dengan Pelaksana: kompetensi dan Kepala keahlian Distribui TU jumlah Anggota: puskesmas 000

dan proporsi yang pegawai merata Member penghargaan bagi yang berprestasi, teguran bagi yang melanggar Pengadaan tentang komitment bersama rapat

18

3.2 PROMOSI KESEHATAN 3.2.1 Judul : Penerapan Promosi Kesehatan di Puskesmas Kopelma Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Tahun 2013-2015

3.2.2 Latar Belakang Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi

kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Faktor perilaku merupakan faktor kedua terbesar yang mempengaruhi status kesehatan (Blum). Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru.

3.2.3 Masalah
Rendahnya pengetahuan dan motivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Tidak terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat Pemanfaatan pelayanan kesehatan yang masih rendah.

19

3.2.4 Visi Tercapainya Kecamatan Syiah Kuala yang sehat dalam mengwujudkan masyarakat yang hidup dlm lingkungan dan perilaku sehat.

3.2.5 Misi Meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

3.2.6 Tujuan Mengupayakan untuk tercapainya Kecamatan Syiah Kuala yang sehat dalam mengwujudkan masyarakat yang hidup dlm lingkungan dan perilaku sehat.

3.2.7 Strategi

No

Topik

Strategi

Program aksi

Penanggung jawab

Budge t Rp. 20. 000.00 0

Meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

Memberi informasi kesehatan

penyuluhan pemasangan poster, spanduk

Kepala puskesmas

Memperaktikkan perilaku hidup

bersih dan sehat


Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara,meningk

memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film/video

Pelaksana: Ketua: unit promosi kesehatan Anggota:pe rawat dan

atkan dan melindungi kesehatannya

membuat kegiatan atau cermat lomba cerdas yang

bidan

berorientasi pada 20

kesehatan demo lansung di lapangan 2


Terciptanya lingkungan yang

Pemberdayaan masyarakat Mengadvokasi para pengambil keputusan dan kebijakan Minvestasi bidang kesehatan dalam promosi penentu

Bergotong

royong Kepala

Rp. 15. 000.00 0

untuk mewujudkan puskesmas lingkungan sehat Mengembangkan kader-kader kesehatan Ada kebijakan dan peraturan berwawasan kesehatan Lomba desa sehat yang

bersih dan sehat

Pelaksana: Ketua: unit promosi kesehatan Anggota: pegawai puskesmas

Meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan

penyuluhan pemasangan poster, spanduk

Kepala puskesmas Pelaksana: Ketua: unit promosi kesehatan Anggota:pe rawat bidan dan

Rp. 5.000. 000

21

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat adalah sekaligus merupakan pos terdepan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat. Puskesmas sebagai pusat penyelenggaraan pelayanan kesehatan perlu meningkatkan fungsi menejemen sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat demi terciptanya keadaan sehat. Pada dasarnya memang menejernen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa menejemen semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Manajemen puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Promosi kesehatan merupakan salah satu program utama puskesmas dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Faktor perilaku merupakan faktor kedua terbesar yang mempengaruhi status kesehatan (Blum). Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986). Promosi Kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan.

22

4.2 Saran Puskesmas sebagai pusat penyelenggaraan pelayanan kesehatan perlu

meningkatkan fungsi menejemen sehingga dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat demi terciptanya keadaan sehat. Pada dasarnya memang menejernen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa menejemen semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akan sia-sia belaka. Perencanaan puskesmas dalam mewujudkan kecamatan sehat hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan. Dalam perencanaan perlu menentukan sasaran, tindakan, sumber daya yang diperlukan dan implementasi yang dapat diterapkan. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat dibutuhkan advodkasi untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(stakeholders).

23

Anda mungkin juga menyukai