Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KERJA MILING

Oleh :

RUDI PRASETYO
I MEA 0610 3020 0763

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2011

KATA PENGANTAR Segala Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena rahmatNya juga maka laporan ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.Laporan ini di buat untuk memenuhi syarat penilaian di seksi kerja frais.Laporan ini di buat untuk membahas mengenai masalah-masalah yang sering terjadi pada kerja frais dan

menjelaskan seluruh petunjukan pengefraisan yang benar. Dengan selesainya laporan pada seksi kerja frais ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sangat mendalam kepada instruktur seksi kerja frais yang di bimbing oleh Bapak Muhammad Rasid,.S.T yang telah mendidik kami untuk mengerjakan job yang ada pada seksi kerja frais. Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pembuatan laporan ini, maka penulis menginginkan saran dan kritik yang bersifat membangun pada semua pihak. Semoga Laporan ini dapat menambah wawasan dalam mempelajari seksi kerja frais/miling.

Palembang, Januari 2011

Penulis,

DAFTAR ISI

Judul.............................................................................................................. Kata Pengantar............................................................................................ Daftar Isi....................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1.2 Tujuan ........................................................................................... 1.3 Keselamatan Kerja ....................................................................... BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 2.1 Pengertian ..................................................................................... 2.2 Jenis-Jenis Mesin Miling ............................................................. 2.3 Gerakan-Gerakan Utama Mesin ................................................ 2.4 Prinsip Kerja Miling 2.5 Metode Pengefraisan 2.6 Alat Bantu . 2.7 Cutter ... BAB III PERENCANAAN KERJA........................................................... 3.1 BAB IV PENUTUP...................................................................................... 4.1 Kesimpulan....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG Miling ( Frais ) adalah suatu proses menghilangkan/pengambilan tatal-tatal dari bahan/benda kerja dengan perpotongan yang berputar dan mempunyai banyak sisi potong yang berputar dan mempunyai banyak sisi potong. Sebagai kekecualian pahat-pahat potong bersisi potong tunggal yang juga digunakan.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dan manfaat dilakukannya praktik kerja las yaitu: 1. Melatih kedisiplinan dalam berkerja. 2. Meningkatkan keahlihan dalam farais 3. melatih kesabaran. 4. memperluas pengetahuan dalam bidang kerja frais 5. Mengembangkan kekreatifitasan. 1.3 .Keselamatan kerja Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya kita memperhatikan keselamatan kerja yang sudah berlaku dibengkel mesin Politiknik Sriwijaya. Keselamatan kerja tidak henti-hentinya dibicarakan karena ini sangat penting bagi setiap personal atau siswa yang ada dibengkel. Kecelakaan dibangku kerja biasanya kebanyakan disebabkan oleh

penggunaan alat-alat yang tidak tetap (tidak sesuai dengan fungsinya). Jika

menggunakan alat-alatyang salah cepat maupun lambat harus dihentikan pekerjaan yang sedang berlangsung. Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja yang tajam. PENCEGAHANNYA : a. Bekerjanya dengan hati-hati. b. Gunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya. c. Pergunakan alat-alat dengan kondisi yang baik. d. Jangan menyimpan benda yang tajam disaku.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Miling (frais) adalah suatu proses menghilangkan / pengurangan tatal-tatal dari benda kerja dengan pertolongan dari alat potong (cutter) yang berputar dan mempunyai lebih dari satu sisi potong . sedangkan pengertian mesin miling itu sendiri adalah mesin perkakas dengan gerak utamanya memutarkan alat potong (cutter) pada waktu penyayatan terhadap benda kerja, sedangkan benda kerja bergerak menurut bentuk dan ukurannya Mesin milling paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus. Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan. Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya 2.2 Jenis-Jenis Mesin Milling

a. Mesin Milling Horizontal Mesin milling jenis ini smempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar

b. Mesin Milling Vertikal Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipekepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu

c. Mesin Miling Universal Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti : a. Frais muka b. Frais spiral c. Frais datar d. Pemotongan roda gigi e. Pengeboran f. Reaming g. Boring h. Pembuatan celah

2.3 Gerakan-gerakan Utama Mesin 1. Gerakan Pemotongan Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan sambil memotong cutter berputar pada sumbunya. Gerakan ini disebut dengan gerakan utama. 2. Gerakan Pemakanan Benda kerja digerakkan sepanjang benda kerja yang akan dikerjakan pada bidang yang akan difrais. Gerakan permakanan adalah gerakan lurus atau melingkar atau lurus dan melingkar bersama-sama. 3. Gerakan Penyetelan Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan 2.4 Prinsip Kerja Miling Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan. Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja

2.5 Metode Pengefraisan Climb mill (pengefraisan searah) Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini

Conventional mill (pengefraisan berlawanan arah) Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais

2.6 Alat Bantu 1. ragum untuk menjepit benda kerja yang dipasang pada meja lintang mesin, catok dapat di putar kesegala posisi melalui skala busur derjat a. ragum biasa : Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja b. ragum berputar : Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut terhadap spindle. Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360o. c. ragum universal : Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya secara datar dan tegak.

a. ragum biasa

b. ragum berputar

c.ragum universal

2. Kepala pembagi (dividing head) Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk membentuk segisegi yang beraturan pada poros yang panjang dan gunanya untuk membagi kesama rataan pembagian posisi pada proses pembuatan : roda gigi , bentuk segi banyak beraturan / sebangun , dan pembagian untuk membuat alur spiral pada mur .

3. Rotary Table Rotary table digunakan untuk membagi segi-segi beraturan misalnya kepala baut. Disamping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang yg berpusat pada satu titik misalnya membagi lubang baut pengikat pada flendes.

4. Kepala lepas Alat ini digunakan untuk menyangga benda kerja yang dikerjakan dengan dividing head. Sehingga waktu disayat benda kerja tidak terangkat atau tertekan ke bawah. 5.Universal head kepala mesin untuk mengerjakan benda kerja dalam segala bentuk, seperti membuat alur Tee (T-slot), alur ekor burung, membuatroda gigi, membuat spiral gurdi, dsb. Kepala esin ini dapat dimiringkan dalam segala posisi sampai 360.

6. Slotting head kepala untuk membuat alur pada posisi tegak, kepala mesin ini dapat dimiring kan sebesar 360 dan panjang maksimum langkah lengannya membuat alur 80mm.

7. Adaptor Bagian ini adalah tempat dudukan (pengikatan) cutter sebelum dimasukkan ke sarung tirus pada sumbu utama. 2.7 Cutter Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam. Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama. Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri. Jenis-jenis cutter : A. Cutter mantel cutter jenis ini di pakai untuk mesin frais horizontal

B. Cutter alur digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda lainnya C. Cutter modul Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat roda-roda gigi

D. Cutter radius cekung

Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung) E. Cutter radius cembung Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung)

F.Cutter alur T Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk T seperti halnya pada meja mesin frais G. Cutter ekor burung Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 300, 450 ,600

H. Cutter End mill Cutter ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, Sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN 1. Sebelum menggunakan mesin frais sebaiknya kita mengetahui fungsi tombol tombol yang ada pada mesin frais untuk menghindari kecelakaan kerja. 2. Penggunaan peralatan pada mesin frais harus sesuai dengan fungsi fungsi masing masing. 3. Pada proses pengeboran di mesin Frais sebaiknya terlebih dahulu Dilakukan perhitungan menyangkut kecepatan putaran mesin dapat banyaknya pemakaian,supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. 4. Usahakanlah Carrter yang digunakan masih dalam keadaan baik dan apabila Carrar tersebut sudah tumpul maka sebaiknya sebelum digunakan diasahTerlebih dahulu. 5. Pada saat memiling sebaiknya jangan melebihi ketentuan untuk menghindari Terjadinya kecelakaan kerja seperti gompelnya mata carrter dan lain lain.

Anda mungkin juga menyukai