Anda di halaman 1dari 134

PUTUSAN NO. : 198/Pid.B/2005/PN.Blt.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Blitar yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan secara Biasa dalam Peradilan Tingkat Pertama, yang diperiksa secara Majelis Hakim telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut, dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap Tempat Lahir Umur/Tanggal lahir Jenis Kelamin Kebangsaan Tempat tinggal

: Drs. H. IMAM MUHADI, MBA, MM : Blitar : 55 tahun / 1 Februari 1950 : Laki-laki : Indonesia : Jl. Semeru No. 40, RT01, Rw 04 Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kabupaten Blitar

Agama Pekerjaan Pendidikan

: Islam : Bupati Blitar (2001 sampai dengan 2006) : Pasca Sarjana

Terdakwa ditahan, berdasarkan Surat Perintah/Penetapan Penahanan masingmasing oleh : 1. Jaksa Penyidik dengan jenis penahanan RUTAN sejak tanggal 27 Desember 2004 sampai dengan tanggal 15 Januari 2005; Diperpanjang oleh Kepala Kejaksaan Negeri Blitar sejak tanggal 16 Januari 2005 sampai dengan tanggal 24 Februari 2005; Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Blitar sejak tanggal 25 Februari 2005 sampai dengan tanggal 25 Maret 2005. 2. Jaksa Penuntut Umum dengan jenis penahanan RUTAN sejak tanggal 23 Maret 2005 sampai dengan tanggal 11 April 2005; Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Blitar sejak tanggal 12 April 2005 sampai dengan tanggal 11 Mei 2005; 3. Majelis Hakim dengan jenis penahanan RUTAN sejak tanggal 18 April 2005 sampai dengan tanggal 11 Mei 2005, dan dilakukan Pembantaran sejak tanggal 29 April 2005; Selanjutnya dilakukan Penahanan Lanjutan dengan Jenis Penahanan

RUTAN sejak tanggal 27 Juni 2005 sampai dengan tanggal 14 Juli 2005; Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Blitar sejak 15 Juli sampai dengan tanggal 12 September 2005. 4. Perpanjangan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Timur ke I, sejak tanggal 13 September 2005 sampai dengan 12 Oktober 2005; Perpanjangan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Timur Ke II sejak tanggal 13 Oktober 2005 sampai dengan 11 November 2005.

Terdakwa dalam perkara ini didampingi oleh Penasehat Hukumnya yang bernama : 1. Muji Leksono,S.H. 2. H. Rahab, S.H.

3. Sumardhan, S.H. 4. Dewi R Winastuti, S.H., M.H. 5. Elizabeth L Hapsari S.H., M.H. 6. Yuyud Wahyu Utomo, S.H. 7. Joserizal, S.H. 8. H. Musthadi S.H., M.H. 9. Siti Nur Intihani, S.H., M.H. Tim Penasehat hukum yang berkantor di Jalan Indra Giri IV/40 Malang berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 20 April 2005.

Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca : - Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Blitar, Nomor 198/Pen.Pid/2005/PN Blt, tertanggal 21 April 2005 tetang penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara ini. - Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Blitar tertanggal 25 April 2005 tentang Penetapan Hari Sidang No. 198/Pen.Pid/2005/PN Blt. Setelah membaca berkas perkara tersebut. Setelah mendengarkan pembacaan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Blitar, No. Reg.Perk : PDS-06/Ft.1/Blt/04/2005 pada tanggal 09 Mei 2005; Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa; Setelah memperhatikan barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah mendengarkan Surat Tuntutan Pidana Jaksa Penuntut Umum yang pada pokoknya berkesimpulan : 1. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke -1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagimana tercantum dalam Dakwaan Primair. 2. Membebaskan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM dari Dakwaan Primair melanggar Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke -1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP. 3. Menyatakan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP sebagimana tercantum dalam Dakwaan Subsidair. 4. Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM dengan Pidana Penjara selama 18 (depalan belas) tahun dikurangi masa tahanan yang telah dijalani dan Pidana Denda sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), Subsidair 6 (enam) bulan kurungan. 5. Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM dengan Pidana Tambahan untuk membayar Uang Pengganti sebesar Rp. 51.160.635.125 (lima puluh satu milyar seratus enam puluh juta enam ratus tiga puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah) dan jika Terdakwa tidak membayar Uang Pengganti paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah Putusan Pengadilan berkekuatan hukum tetap maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk mencukupi uang pengganti tersebut, dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka diganti penjara selama 3 (tiga) tahun. 6. Menyatakan barang bukti berupa : 1. Bundel SPMG kode d atau D tahun 2002, 2003, 2004;

2.

Rekening Koran Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar tahun 2002, 2003, 2004;

3.

Buku Pengeluaran dan Penerimaan Keuangan Kantor Kas Daerah tahun 2002, 2003, 2004;

4.

Potongan Cek Bendahara Gaji /Pemegang Kas Sekretariat Kabupaten Blitar tahun 2002, 2003, 2004;

5.

Bukti Penyetoran Kembali ke Kantor Kas Daerah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 19.305.000.000 (sembilan belas milyar tiga ratus lima juta rupiah);

6. 7. 8. 9.

Buku Sisa Perhitungan APBD tahun 2002, 2003, 2004; Buku APBD dan PAK 2002, 2003, 2004; Buku Penerimaan dan Pengeluaran (DPA Model B XIII); Blanko B XIII (Daftar Pembukuan Administratif) tahun 2003;

10. Laporan Pertanggungjawaban RSU Wlingi tahun 2003; 11. Surat Permohonan Pinjaman Uang Pemerintah Kabupaten Blitar kepada KPRI Praja Mukti Desember 2003; 12. Surat Perjanjian Hutang Piutang antara Pemerintah Kabupaten Blitar dengan KPRI Praja Mukti tertanggal 11 Desember 2003; 13. Tanda Bukti/Kuitansi pengembalian uang dari Pemerintah Kabupaten Blitar ke KPRI Praja Mukti; 14. Daftar Realisasi Gaji Riil Tahun 2002 Dan 2003; 15. Buku Biaya Operasional (B V) tahun 2002 dan 2003 dan Dokumen Penggelembungan Pos Operasional tahun 2003; 16. Laporan Pendapatan tahun 2004 RSU Ngudi Waluyo Wlingi; 17. Konsep Buku Kas Penerimaan dan Pengeluaran bulan Januari sampai dengan Desember 2002; 18. Rekening Koran atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM pada bank; Pada Bank Jatim Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : 014234499; 014003677; 0143202511; 0142899999; 0143006646; 0143850005; 0143201377; 0142900611; 0142347766; Pada Bank BCA Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : 00901586861 Pada Bank BNI Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : a. 183.002848137.901 b. 183.000033690.901

Pada Bank Mandiri Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : 144-00-0201768-6

Pada Bank BRI Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : 0009-01-017002-50-8

Tetap terlampir dalam berkas perkara 19. Sertifikat tanah dan bangunan An. Nurul Nahdiyah di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 12 Blitar (SHM No.2192) 20. Sertifikat tanah dan bangunan An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM dii Jl. Manggar Jl. Tanjung kota Blitar (HGB No. 00646); 21. Sertifikat dan tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Jl. Kali Brantas Blitar SHM No.1475; 22. Tanah berserta suratnya An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Kel. Kauman Blitar (SHM No.1413) 23. Tanah dan bangunan rumah berserta suratnya An. Faivina Rahmawati Fajri di Jl. Menanggal Selatan No. 137 A Surabaya (SHM No.712) 24. Sebidang tanah dan bangunan berserta suratnya An. Nurul Nahdliyah di Jl. Taman Siswa Indah Blok C No. 5 Yogyakarta (HGB No. 100) 25. Sebidang tanah pertanian dan suratnya di Kel. Kepanjen Kidul Kauman Blitar An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM (SHM 01414) 26. 1 (satu) Unit Mobil Toyota land Cruiser No.Pol B-8622 dan suratnya (BPKB dan STNK); 27. Sebidang tanah dan bangunan dan suratnya An Nurul Nahdliyah di Perum Gadang CR F-11 Malang (HGB 1656). Dirampas Untuk Negara 7. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,(lima ribu rupiah).

Setelah mendengar Pembelaan Terdakwa yang diajukan secara lisan dalam persidangan dan telah pula mendengar pembelaan dari Penasehat Hukum Terdakwa pada tanggal 17 Oktober 2005yang pada pokoknya sebagai berikut : a. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan yang didakwakan baik dalam Dakwaan Primair maupun dalam Dakwaan Subsidair. b. Membebaskan Terdakwa dari segala Dakwaan. c. Memulihkan harkat, martabat dan nama baik Terdakwa.

Menimbang, bahwa atas pembelaan yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa tersebut Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Repliknya pada tanggal 20 Oktober 2005. Dan selanjutnya Penasehat Hukum Terdakwa telah pula mengajukan Dupliknya pada tanggal 24 Oktober 2005.

Menimbang, bahwa Terdakwa telah diajukan ke depan persidangan dengan dakwaan sebagai berikut :

PRIMAIR Bahwa ia Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM dalam kapasitasnya sebagai Bupati Blitar periode tahun 2001-2006, secara bersama-sama atau bertindak sendiri-sendiri baik sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut serta melakukan dengan Kristanto, SE, MM dalam kapasitasnya selaku Pj. Kepala Sub Bagian Anggaran pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar sejak tanggal 18 Januari 2001 s/d 5 Desember 2003, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor : 820/07/432.031/SK/2001, tanggal 18 Januari 2001. Kemudian sejak tanggal 6 Desember 2003 menggantikan Drs. Ec. M. Rusjdan,MM untuk melaksanakan tugas sebagai Kepala Bagian Keuangan yang selanjutnya diangkat sebagai Pj. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar berdasarkan Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor : 820/21/409.201/ SK/2004, tanggal 10 Februari 2004 s/d sekarang, Drs. Ec. M. Rusjdan, MM dalam kapasitasnya selaku Kepala Bagian Keuangan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar sejak 26 Maret 2002 s/d 5 Desember 2003, Solichin Inanta, SH, Msi. dalam kapasitasnya selaku Kepala Bagian Keuangan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar sejak tanggal 2 Januari 2001 s/d 26 Maret 2002, yang kemudian menjadi Kepala Kantor Kas Daerah Kabupaten Blitar sejak tanggal 27 Maret 2002 s/d sekarang, dan Bangun Suharsono dalam kapasitasnya selaku Kepala Sub Bagian Pembukuan pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar sejak tanggal 18 Januari 2001 s/d sekarang, (masing-masing diperiksa dalam berkas perkara terpisah), pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan lagi antara bulan Maret 2002 sampai dengan bulan Oktober 2004 atau setidak-tidaknya pada waktuwaktu tertentu pada dalam tahun 2002, tahun 2003, dan tahun 2004, bertempat di kantor Pemerintah Kabupaten Blitar, Jl. Sudanco Supriyadi No. 17, Kota Blitar atau setidaktidaknya di suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Blitar, telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungan sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut, secara melawan hukum

melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa berdasarkan keputusan Mendagri dan Otoda RI Nomor : 131.35.598, tanggal 21 Desember 2000, Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. diangkat sebagai Bupati Blitar periode 2001 sampai dengan 2006; - Bahwa berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999, tanggal 4 Mei 1999, tentang Pemerintahan Daerah, mengatur dan menentukan antara lain; bahwa Kepala Daerah atau Bupati sebagai berikut : 1. Mempunyai kewajiban menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan (Pasal 43 huruf d). 2. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD (Pasal 44 ayat 1). 3. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD (Pasal 44 ayat 2). 4. Wajib menyampaikan pertanggungjawaban kepada DPRD pada setiap akhir tahun anggaran (Pasal 45 ayat 1). 5. Dilarang membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi dirinya, anggota keluarganya, kroninya, golongan tertentu atau kelompok politiknya yang secara nyata merugikan kepentingan umum atau

mendiskriminasikan warga negara dan golongan masyarakat lain (Pasal 48 huruf b). 6. Dilarang menerima uang, barang, dan/atau dari pihak lain yang patut dapat diduga akan mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya (Pasal 48 huruf d). - Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 105 tahun 2000, tanggal 10 November 2000, tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan Daerah, mengatur antara lain sebagai berikut : 1. Bahwa pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah adalah Kepala Daerah yang karena jabatannya pengelolaan keuangan daerah dan mempunyai kewajiban menyampaikan pertanggungajwaban atas pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD. (Pasal 1 butir 4). 2. Bahwa Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. (Pasal 2 ayat 1).

3.

Bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. (pasal 4).

4.

Pasal 10 ayat (4) yang berbunyi antara lain Perkiraan sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal pada APBD tahun berikutnya, sedangkan realisasi sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal pada perubahan APBD.

- Bahwa berdasarkan Kepmendagri No.29 Tahun 2002, tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, mengatur antara lain : 1. Bahwa Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah (Pasal 31 ayat 1); 2. Bahwa Bendahara Umum Daerah Bertanggung Jawab Kepada Kepala Daerah. (Pasal 32 ayat 2); 3. Bahwa Bendahara Umum Daerah adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah untuk mengelola penerimaan dan pengeluaran Kas Daerah serta segala bentuk kekayaan Daerah lainnya. (Pasal 1 Huruf e); 4. Bahwa Setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. (Pasal 49 ayat 5); 5. Bahwa Jumlah Sisa Perhitungan tahun berkenaan di tahun anggaran yang lalu dipindahbukukan pada Kelompok Pembiayaan, Jenis Penerimaan daerah, Obyek Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu. (pasal 60); - Bahwa Keputusan Mendagri No.900-099 tahun 1980, tanggal 2 April 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah merupakan salah satu ketentuan yang mendasari dalam pengeloalaan keuangan daerah. - Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hal pengelolaan keuangan daerah khususnya untuk pengeluaran dana atau pencairan keuangan daerah baik untuk beban tetap maupun sementara, ditempuh melalui tahapan prosedur sebagai berikut : * Satu bulan setelah Peraturan Daerah (PERDA) tentang APBD ditetapkan, Kepala Daerah menetapkan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) yang

memuat pendapatan dan belanja setiap perangkat daerah yang dijadikan dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran (Pasal 25 ayat (1), (2) Kepmendagri No. 29 tahun 2002); * Untuk Pengeluaran kas daerah atas beban APBD terlebih dahulu diterbitkan Surat Keputusan Otorisasi (SKO) yang ditetapkan oleh Kepala Daerah; (Pasal 49 ayat (4) Kepmendagri No. 29 tahun 2002); * Selanjutnya masing-masing unit kerja (Kepala Kantor/Kepala Dinas/Badan) selaku penanggungjawab anggaran (kuasa pengguna anggaran) mengajukan nota dinas kepada Sekretaris Daerah (Kabupaten) untuk realisasi anggaran pada bulan-bulan tertentu; * Setelah nota dinas disetujui oleh Sekretaris Daerah (Kabupaten) lalu dikembalikan ke unit kerja pengusul yang selanjutnya unit kerja membuat dan menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP); * SPP diajukan ke Bagian Keuangan (Subag. Anggaran) untuk diteliti dan diregister; * Kasubag Anggaran meneruskan ke Kasubag Perbendaharaan untuk diterbitkan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG); * Kasubag Perbendaharaan mengajukan ke Kabag Keuangan untuk

ditandatangani; * Setelah SPMG ditandatangani dikembalikan kepada Kasubag

Perbendaharaan guna diteruskan ke Kantor Kas Daerah; * Dari Kantor Kas Daerah dicairkan kepada Bendahara Unit Pengelola Keuangan (pengusul) anggaran, selanjutnya uang masuk ke rekening pemegang kas. * Bahwa prosedur penggunaan keuangan daerah juga harus melalui Sub Bagian Verifikasi untuk memeriksa, meneliti, dan menilai realisasi APBD serta memeriksa, meneliti dan menilai pertanggungjawaban realisasi anggaran yang keluar dari kas daerah. - Bahwa dalam kenyataannya Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM selaku Bupati Blitar pada tahun 2002 s.d. 2004 dalam Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Blitar, telah melakukan penyimpangan-

penyimpangan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG);

10

- Bahwa dalam kurun waktu antara tahun 2002 s/d 2004, telah terjadi pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) atas permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM dengan dalih untuk keperluan kegiatan Bupati. Permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM tersebut biasanya disampaikan melalui Saksi Krisanto, SE, MM, selanjutnya permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM tersebut disampaikan oleh Saksi Krisanto SE, MM, kepada Saksi Solichin Inanta, SH, Msi., Saksi Drs. Ec. Rusjdan, MM, dan Saksi Lilik Poerwanto (selaku Bendaharawan Gaji Sekretariat atau Pemegang Kas), serta Saksi Kadmiarsih (selaku Kasubag Perbendaharaan) untuk mempersiapkan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) Pengembalian ayat yang diberi kode d atau D guna mencairkan dana APBD tanpa dilengkapi Surat Keputusan Otorisasi (SKO) dari Bupati/Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan umum pengelolaan daerah dan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dari Pengguna Anggaran. - Bahwa berdasarkan kelaziman pengelolaan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Blitar, SPMG hanya terdiri dari SPMG kode A untuk gaji pegawai, kode C untuk honorarium, kode R untuk kegiatan rutin dan kode P untuk dana pembangunan sedangkan kode d atau D tidak lazim digunakan kecuali oleh Saksi Krisanto SE, MM, Saksi Solichin Inanta, SH, Msi, Saksi Drc Ec. Rusjdan MM, Saksi Lilik Poerwanto dan Saksi Kadmiarsih untuk memenuhi permintaan dana oleh Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. - Bahwa SPMG yang diberi kode d atau D dimaksudkan sebagai SPMG PA (Pengembalian Ayat) yang artinya dana dikeluarkan dari APBD bukan dari Pos Pasal Pengeluaran (belanja), tetapi dikeluarkan dari ayat penerimaan berupa penerimaan atas Dana Alokasi Umum (DAU) yang akan diganti dikemudian hari dari pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah) atau dari DAU (Dana Alokasi Umum). - Bahwa untuk memenuhi permintaan-permintaan dana dari Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM, Saksi Kadmiarsih membuat SPMG kode d atau D, kemudian SPMG kode d atau D tersebut diserahkan kepada Kabag Keuangan untuk ditandatangani dan selanjutnya dikirimkan ke Kantor Kas Daerah. Setelah SPMG kode d atau D diserahkan kepada Kepala Kantor Kas Daerah (Saksi Solichin Inanta, SH, MSi) lalu Saksi Solichin Inanta, SH,

11

MSi,

memindahbukukan

dari rekening

Kas

Daerah

ke

rekening

Bendaharawan Gaji atau Pemegang Kas (Saksi Lilik Poerwanto). Kemudian Saksi Lilik Poerwanto mencairkan dari Bank Jatim Cabang Blitar selanjutnya diserahkan kepada Saksi Krisanto, SE, MM, yang pada akhirnya dana-dana dimaksud berangsur-angsur diserahkan kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. - Bahwa SPMG kode d atau D yang telah diterbitkan dan dicairkan sejak tahun 2002 s/d 2004 sebanyak 192 lembar dengan nilai total

Rp.68.338.385.125,- (enam puluh delapan milyar tiga ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah), tahun anggaran 2002 sebanyak 59 lembar senilai Rp.

17.047.950.000,- (tujuh belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah), tahun anggaran 2003 sebanyak 56 lembar senilai Rp. 27.060.318.225,- (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu dua ratus dua puluh lima rupiah) dan tahun anggaran 2004 sebanyak 78 lembar senilai Rp.24.230.116.900 (dua puluh empat milyar dua ratus tiga puluh juta seratus enam belas ribu sembilan ratus rupiah), dengan perincian sebagai berikut: a.
No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tgl SPMG 2 4 - 3 2002 4 - 3 2002 26 - 4 2002 26 - 4 2002 14 - 5 2002 28 - 5 2002 29 - 5 2002 3 - 6 - 2002 4 - 6 - 2002 5 - 7 - 2002

Pada Tahun 2002


No SPMG 3 1 /d/R 2 /d/R 3 /d/R 4 /d/R 5 /d/R 6 /d/R 7 /d/R 8 /d/R 9 /d/R 10 /d/R Penandatangan SPMG 4 Solichin Inanta, SH,Msi. Solichin Inanta, SH,Msi. Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM No. Rek. Tujuan 5 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Jumlah 6 1.000.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,180.000.000,150.000.000,100.000.000,130.000.000,100.000.000,100.000.000,-

12

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

8 - 7 - 2002 10 - 7 2002 10 - 7 2002 29 - 7 2002 7 - 8 - 2002 13 - 8 2002 13 - 8 2002 14 - 8 2002 15 - 8 2002 16 - 8 2002 19 - 8 2002 20 - 8 2002 20 - 8 2002 22 - 8 2002 22 - 8 2002 23 - 8 2002 26 - 8 2002 27 - 8 2002 29 - 8 2002 2 - 9 - 2002 11 - 9 2002 16 - 9 2002 17 - 9 2002 18 - 9 2002 20 - 9 2002 23 - 9 2002 24 - 9 2002 25 - 9 2002

11 /d/R 12 /d/R 13 /d/R 14 /d/R 15 /d/R 16 /d/R 17 /d/R 18 /d/R 19 /d/R 20 /d/R 21 /d/R 22 /d/R 23 /d/R 24 /d/R 25 /d/R 26 /d/R 27 /d/R 28 /d/R 29 /d/R 30 /d/R 31 /d/R 32 /d/R 33 /d/R 34 /d/R 35 /d/R 36 /d/R 37 /d/R 38 /d/R

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

150.000.000,100.000.000,59.400.000,150.000.000,50.000.000,200.000.000,250.000.000,100.000.000,100.000.000,160.000.000,163.350.000,112.000.000,125.000.000,212.000.000,25.000.000,55.200.000,115.500.000,75.500.000,175.000.000,250.000.000,265.000.000,150.000.000,65.000.000,300.000.000,200.000.000,300.000.000,200.000.000,300.000.000,-

13

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

7 - 10 2002 10 - 10 2002 11 - 10 2002 21 - 10 2002 25 - 10 2002 29 - 10 2002 1 - 11 2002 5 - 11 2002 7 - 11 2002 13 - 11 2002 18 - 11 2002 19 - 11 2002 25 - 11 2002 25 - 11 2002 28 - 11 2002 2 - 12 2002 4 - 12 2002 11 - 12 2002 18 - 12 2002 23 - 12 2002 24 - 12 2002

39 /d/R 40 /d/R 41 /d/R 42 /d/R 43 /d/R 44 /d/R 45 /d/R 46 /d/R 47 /d/R 48 /d/R 49 /d/R 50 /d/R 51 /d/R 52 /d/R 53 /d/R 54 /d/R 55 /d/R 56 /d/R 57 /d/R 58 /d/R 59 /d/R

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Jumlah

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

100.000.000,225.000.000,125.000.000,315.000.000,90.000.000,100.000.000,200.000.000,200.000.000,150.000.000,200.000.000,200.000.000,125.000.000,200.000.000,150.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,1.250.000.000,1.750.000.000,-

Rp. 17.047.950.000,-

b. Pada Tahun 2003


No 1 1 Tgl SPMG 2 11 - 2 2003 No SPMG 3 01 /d/R Penandatangan SPMG 4 Krisanto, SE,MM No. Rek. Tujuan 5 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Jumlah 6 500.000.000,-

Rp.

11 - 2 2003

02 /d/R 2003

Krisanto, SE,MM

Rp.

500.000.000,-

14

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

25 - 2 2003 4 - 3 - 2003 4 - 3 - 2003 12 - 3 2003 13 - 3 2003 14 - 3 2003 21 - 3 2003 24 - 3 2003 25 - 3 2003 31 - 3 2003 3 - 4 - 2003 8 - 4 - 2003 10.- 4 2003 14.- 4 2003 17.- 4 2003 23.- 4 2003 23.- 4 2003 6 - 5 - 2003 7 - 5 - 2003 12 - 5 2003 19 - 5 2003 21 - 5 2003 21 - 5 2003 26 - 5 2003

03 /d/R 2003 04 /d/R 2003 05 /d/R 2003 06 /d/R 2003 07 /d/R 2003 08 /d/R 2003 09 /d/R 2003 10 /d/R 2003 11 /d/R 2003 12 /d/R 2003 13 /d/R 2003 14 /d/R 2003 15 /d/R 2003 16 /d/R 2003 17 /d/R 2003 18 /d/R 2003 19 /d/R 2003 20 /d/R 2003 21 /d/R 2003 22 /d/R 2003 23 /d/R 2003 24 /d/R 2003 25 /d/R 2003 26 /d/R 2003

Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

75.000.000,250.000.000,600.000.000,150.000.000,100.000.000,600.000.000,150.000.000,375.000.000,200.000.000,50.000.000,200.000.000,400.000.000,250.000.000,275.000.000,200.000.000,600.000.000,3.000.000.000,250.000.000,150.000.000,350.000.000,200.000.000,150.000.000,150.000.000,750.000.000,-

15

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

26 - 5 2003 27 - 5 2003 2 - 6 - 2003 3 - 6 - 2003 4 - 6 - 2003 9 - 6 - 2003 19 - 6 2003 23 - 6 2003 8 - 7 - 2003 10 - 7 2003 11 - 7 2003 15 - 7 2003 23 - 7 2003 25 - 7 2003 29 - 7 2003 29 - 7 2003 4 - 8 - 2003 10 - 9 2003 25 - 9 2003 25 - 9 2003 25 - 9 2003 25 - 9 2003 20 -0 2003 24-10 2003

27 /d/R 2003 28 /d/R 2003 29 /d/R 2003 30 /d/R 2003 31 /d/R 2003 32 /d/R 2003 33 /d/R 2003 34 /d/R 2003 35 /d/R 2003 36 /d/R 2003 37 /d/R 2003 38 /d/R 2003 39 /d/R 2003 40 /d/R 2003 41 /d/R 2003 42 /d/R 2003 43 /d/R 2003 44 /d/R 2003 45 /d/R 2003 46 /d/R 2003 47 /d/R 2003 48 /d/R 2003 49 /d/R2003 50 /d/R 2003

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

1.000.000.000,250.000.000,1.000.000.000,150.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,300.000.000,450.000.000,750.000.000,750.000.000,500.000.000,550.000.000,500.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,400.000.000,400.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,160.318.225,400.000.000,400.000.000,-

16

51 52 53 54 55 56

4 - 11 2003 11 - 1 2003 11 - 1 2003 13 - 1 2003 13 - 1 2003 17 - 1 2003

51 /d/R 2003 52 /d/R 2003 53 /d/R 2003 54 /d/R2003 55 /d/R 2003 56 /d/R 2003

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Jumlah

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,450.000.000,27.060.318.225-

c. Pada Tahun 2004


No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tgl SPMG 2 06 - 1 2004 06 - 1 - 2004 06 - 1 - 2004 12 - 1 - 2004 26 - 1 - 2004 28 - 5 - 2004 28 - 5 - 2004 28 - 5 - 2004 3 2 - 2004 5 2 - 2004 6 2 - 2004 6 2 - 2004 6 2 - 2004 No SPMG 3 01 /D 02 /D 03 /D 04 /D 05 /D 06 /D 07 /D 08 /D 09 /D 10 /D 11 /D 12 /D 13 /D Penandatangan SPMG 4 Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM No. Rek. Tujuan 5 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar Jumlah 6 425.035.000,350.025.000,225.040.000,204.842.000,372.440.000,675.500.000,525.100.000,314.500.000,505.000.000,529.000.000,530.907.000,720.000.000,720.000.000,-

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

14

6 2 - 2004

14 /D

Krisanto, SE,MM

Rp.

720.000.000,-

17

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

6 2 - 2004 6 2 - 2004 10 - 2 - 2004 18 - 2 - 2004 18 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 11 - 3 - 2004 17 - 3 - 2004 25 - 3 - 2004 29 - 3 - 2004 6 4 - 2004 6 4 - 2004 15 - 4 - 2004 20 - 4 - 2004 26 - 4 - 2004 29 - 4 - 2004 6 5 - 2004 24 - 5 - 2004 26 - 5 - 2004 26 - 5 - 2004

15 /D 16 /D 17 /D 18 /D 19 /D 20 /D 21 /D 22 /D 23 /D 24 /D 25 /D 26 /D 27 /D 28 /D 29 /D 30 /D 31 /D 32 /D 33 /D 34 /D 35 /D 36 /D 37 /D 38 /D

Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM

200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

720.000.000,720.000.000,558.416.000,184.250.000,315.750.000,512.450.000,400.750.000,325.500.000,273.750.000,400.000.000,204.842.000,565.574.000,511.000.000,372.440.000,255.600.000,244.400.000,130.000.000,85.000.000,510.210.000,200.000.000,200.000.000,500.000.000,500.000.000,275.291.700,-

18

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

27 - 5 - 2004 11 - 6 - 2004 23 - 6 - 2004 28 - 6 - 2004 29 - 6 - 2004 9 7 - 2004 16 - 7 - 2004 20 - 7 - 2004 20 - 7 - 2004 22 - 7 - 2004 27 - 7 - 2004 28 - 7 - 2004 28 - 7 - 2004 2 8 - 2004 2 8 - 2004 4 8 - 2004 12 - 8 - 2004 20 - 8 - 2004 23 - 8 - 2004 23 - 8 - 2004 23 - 8 - 2004 26 - 8 - 2004 1 9 - 2004 3 9 - 2004

39 /D 40 /D 41 /D 42 /D 43 /D 44 /D 45 /D 46 /D 47 /D 48 /D 49 /D 50 /D 51 /D 52 /D 53 /D 54 /D 55 /D 56 /D 57 /D 58 /D 59 /D 60 /D 62 /D 63 /D

Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM

200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

150.000.000,260.000.000,280.000.000,200.000.000,150.000.000,500.000.000,500.000.000,125.000.000,300.000.000,500.000.000,100.000.000,21.730.000,200.000.000,200.000.000,62.500.000,200.000.000,150.000.000,300.000.000,300.000.000,395.000.000,400.000.000,500.000.000,24.111.700,100.000.000,-

19

63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78

3 9 - 2004 3 9 - 2004 7 9 - 2004 7 9 - 2004 9 9 - 2004 9 9 - 2004 10 - 9 - 2004 21 - 9 - 2004 23 - 9 - 2004 29 - 9 - 2004 1 - 10 - 2004 6 - 10 - 2004 6 - 10 - 2004 12 - 10 - 2004 15 10 - 2004 27 10 - 2004

64 /D 65 /D 66 /D 67 /D 68 /D 69 /D 70 /D 71 /D 72 /D 73 /D 74 /D 75 /D 76 /D 77 /D 78 /D 82 /D

Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM

200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar Jumlah

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

170.000.000,298.000.000,100.000.000,50.000.000,50.000.000,100.000.000,75.000.000,100.000.000,30.000.000,15.312.500,1.000.000.000,200.000.000,268.000.000,50.000.000,25.000.000,15.850.000,24.230.116.900,-

Bahwa pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan SPMG pada tahun 2003 sebesar Rp. 27.060.318.225,- (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu dua ratus dua puluh lima rupiah), mengakibatkan kekurangan dana yang cukup besar umtuk membiayai pos APBD tahun 2003, sehingga Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. bersama Saksi Krisanto, SE, MM., dan Solichin Inanta, SH., MSi., mencari dana untuk menutupi kekurangan dana tersebut dengan cara : Meminjam dana ke Koperasi Praja Mukti sebesar Rp. 12.285.000.000,Meminjam dana bendahara Rutin Sekretariat sebesar Rp. l.650.000.000,-

20

Meminjam

dana

pada

bendahara

Kantor

Pemerintah

sebesar

Rp.

1.800.000.000,Meminjam dana pada bendahara Dinas Pendidikan sebesar Rp. 150.000.000,Menggunakan setoran dana PBB dan PBHTB yang ada di BRI sebesar Rp. 1.500.000.000,* Meminjam dana pada bendahara gaji Sekretariat Rp. 1.920.000.000,-

Bahwa peminjaman dana sebesar Rp. 19.305.000.000,- (sembilan belas milyar tiga ratus lima juta rupiah) tidak dimasukkan dalam perhitungan Sisa APBD tahun 2003 maupun dalam APBD tahun 2004.

2. Pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara Pemindahbukuan ke rekening pribadi; Bahwa selain pengeluaran dana Kas Daerah dengan cara

penyimpangan penerbitan SPMG sebagaimana diuraikan diatas, telah terjadi pengeluaran dana dari Kas Daerah Kabupaten Blitar dengan cara pemindahbukuan ke rekening pribadi atas permintaan-permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM yaitu: Bahwa atas permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM melalui Saksi Krisanto, SE, MM dan selanjutnya Saksi Krisanto, SE, MM menghubungi Saksi Solichin Inanta, SH, MSi agar memindahbukukan sejumlah dana dari Kas Daerah ke rekening pribadi Saksi Krisanto, SE, MM, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Saksi Solichin Inanta, SH, Msi, dengan cara sebagai berikut : * Pada tanggal 24 Juli 2002, Saksi Solichin Inanta, SH, MSi, mengirimkan surat No.900/258/409.304/2002, yang ditujukan kepada Pimpinan Bank Jatim Cabang Blitar, yang pada pokoknya memohon agar Bank Jatim Cabang Blitar memindahbukukan dana Kas Daerah sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) ke rekening nomor 0142312400 atas nama Saksi Krisanto, SE, MM pada Bank Jatim Cabang Blitar. * Pada tanggal 29 Juli 2002, Saksi Solichin Inanta, SH, MSi mengirimkan surat No. 900/259/409.304/2002, yang ditujukan kepada Pimpinan Bank Jatim Cabang Blitar yang pada pokoknya memohon agar Bank Jatim Cabang Blitar memindahbukukan dana Kas Daerah sebesar Rp. 1.5000.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) ke

21

rekening nomor : 0142312400 atas nama Saksi Krisanto, SE, MM pada Bank Jatim Cabang Blitar. Bahwa atas permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM pada tanggal 10 Maret 2003, Saksi Krisanto, SE, MM, menghubungi Saksi Samilah agar memindahbukukan dana sebesar Rp. 3.000.000.000,(tiga miliyard rupiah) melalui kliring dari Bank Jatim Cabang Blitar ke rekening Priono Hadi pada Bank Mandiri Cabang Blitar. Bahwa dana-dana sebesar Rp. 500.000.000,- dan Rp. 1.500.000.000,serta Rp. 3.000.000.000,- setelah cair dari masing-masing bank tersebut semuanya diserahkan kepada Saksi Krisanto, SE, MM, selanjutnya oleh Saksi Krisanto, SE, MM secara berangsur-angsur diserahkan kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM.

3. Pengeluaran dana dari Kas Daerah yang disimpan dalam bentuk deposito dan giro dengan cara memanipulasi sisa anggaran tahun 2005;

A. Simpanan dalam bentuk Deposito Bahwa simpanan Kas Daerah Kabupaten Blitar dalam bentuk deposito ada pada Bank BRI Cabang Blitar, Bank Jatim Cabang Blitar dan pada Bank BNI Cabang Blitar dengan bilyet deposito, yaitu:
No 1 2 3 4 5 No.dan Tgl. Bilyet Deposito 7369328/ 4-6-2002 070357/ 6-6-2002 AA216788/ 4-2-2002 070455 070630 Bank BRI Bank Jatim BNI Bank Jatim Bank Jatim Jumlah Jumlah Rp. 2.000.000.000,Rp. 2.000.000.000,Rp. 2.000.000.000,Rp. 15.000.000.000,Rp. 3.000.000.000,Rp. 24.000.000.000,No. Tgl.Legalisasi/ Keputusan Bupati No.151/2002, tgl. 15 -5-2002 No.152/2002, tgl 15-5-2002 No. 153/2002, tgl 15-5-2002 No.334/2002, tgl 7-11-2002 -

B.

Simpanan dalam bentuk Giro Bahwa simpanan Kas Daerah Kabupaten Blitar dalam bentuk Giro

sebesar Rp. 3.000.000.000,- dengan perincian pada bank BNI Cabang Blitar dengan rekening No.183.002588882.001 sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan pada Bank Jatim Cabang Blitar dalam bentuk Giro Penampungan

22

Proyek dengan rekening No.0141005888 sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah); Jadi sisa dana APBD tahun 2002 yang disimpan dalam bentuk deposito sejumlah Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) dan dalam bentuk Giro sebesar Rp. 3.000.000.000,- sehingga jumlah keseluruhan sisa dana APBD tahun anggaran 2002 sebesar Rp. 27.000.000.000,- (dua puluh tujuh milyar rupiah); Pada bulan November 2002, Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM meminta kepada Saksi Krisanto, SE, MM, agar Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada akhir anggaran tahun 2002 pada pembukuan diatur hanya sekitar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah). Permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM tersebut oleh Saksi Krisanto, SE, MM disampaikan kepada Saksi Sri Suhartini agar pembukuan disesuaikan menurut permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM Kemudian Saksi Sri Suhartini dan Saksi Soewati mengatur/menyesuaikan dengan cara menghilangkan atau mengahapus dana sebesar Rp. 27.000.000.000,- (dua puluh tujuh milyar rupiah) dengan cara yaitu yang semula keadaan Buku Kas Penerimaan dan Pengeluaran (Buku Model B IX) pada tanggal 28 November 2002 sebesar Rp.

322.562.476.669,36 tetapi pada tanggal 29 November 2002 berubah menjadi Rp. 305.241.094.658,63, sehingga Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada akhir tahun anggaran 2002 hanya sebesar Rp. 4.157.634.718,50 (empat milyar seratus lima puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah lima puluh sen), yang seharusnya berjumlah Rp. 31.157.643.718,50 (Rp.

27.000.000.000,- + Rp. 4.157.634.718,50). Bahwa dana sebesar Rp. 27.000.000.000,- (dua puluh tujuh milyar rupiah) yang telah dihapus dari Pembukuan Buku Model B IX dan penyampaian laporan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada akhir tahun anggaran 2002, kemudian Saksi Solichin Inanta, SH, MSi membuat surat ke Bank BNI, Bank BNI dan Bank Jatim Cabang Blitar dengan maksud agar dana-dana yang tersimpan dalam bentuk deposito dan giro dipindahbukukan ke rekening Saksi Krisanto, SE, MM sebesar Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) pada masing-masing Bank tersebut yaitu :

23

No 1. 2 3 4 5 6

Tgl. Surat 13-32003 12-3-2003 13-32003 13-32003 12-3-2003 12-3-2003

Tujuan Bank BNI BRI Bank Jatim Bank Jatim Bank Jatim Bank BNI

Penandatanganan Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta

Asal Dana Deposito AA216788 Deposito 7369328 Deposito 070455 Deposito 070630 Deposito 070357 Giro 183002588 82001 Jumlah

Jumlah Rp. 2.000.000.000,Rp. 2.000.000.000,Rp. 15.000.000.000 Rp. 3.000.000.000,-

Rp. 1.000.000.000,-

Rp. 1.000.000.000,Rp. 24.000.000.000,-

Dari dana sebesar Rp 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) yang telah masuk ke rekening Saksi Krisanto, SE, MM pada masingmasing bank tersebut, kemudian oleh Saksi Krisanto, SE, MM dicairkan sebesar Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) dan diserahkan dalam bentuk tunai secara berangsur-angsur kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. sedangkan sisanya sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) dimasukkan kembali ke rekening Kas daerah DAU dengan rekening No. 0141011200. Bahwa pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) sebesar Rp.

68.338.385.125,- (enam puluh delapan milyar tiga ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah), pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara pemindahbukuan ke rekening pribadi sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah), dan Pengeluaran dana dari Kas Daerah yang disimpan dalam bentuk deposito dan giro dengan cara memanipulasi sisa anggaran tahun 2002 sebesar Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah), yang keseluruhannya secara berangsur-angsur diserahkan Saksi Krisanto, SE, MM kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM kemudian oleh Saksi Bangun Suharsono disiasati dengan cara membebankan pada pos belanja pegawai, pos belanja barang, pos pemeliharaan, pos perjalanan dinas dan pos belanja lain-lain pada masing-masing unit kerja Pemerintah Kabupaten Blitar pada akhir tahun anggaran 2002 dan akhir tahun anggaran 2003.

24

Bahwa perbuatan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM (Bupati Blitar) selaku pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah yang telah beberapa kali meminta dana kepada Saksi Krisanto, SE, MM yang ditindaklanjuti dengan mengeluarkan dana dari Kas Daerah dengan cara peyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) sebesar Rp .68.338.385.125,- (enam puluh delapan milyar tiga ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah), mengeluarkan dana dari Kas Daerah dengan cara pemindahbukuan ke rekening pribadi sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dan mengeluarkan dana dari Kas Daerah yang disimpan dalam bentuk deposito dan giro dengan cara memanipulasi sisa anggaran tahun 2002 sebesar Rp. 24.000.000.000, puluh empat milyar rupiah) telah bertentangan dengan : (dua

Undang-Undang No. 22 tahun 1999, tanggal 4 Mei 1999 tentang Pemerintahan Daerah, antara lain : 1. Pasal 43 huruf d yang berbunyi antara lain Kepala Daerah mempunyai kewajiban menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan. 2. Pasal 44 ayat (1) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. 3. Pasal 42 ayat (2) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Kepala Daerah Bertanggung jawab kepada DPRD. 4. Pasal 45 ayat (1) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah wajib menyampaikan pertanggungjwaban kepada DPRD pada setiap akhir tahun anggaran. 5. Pasal 48 huruf b yang berbunyi antara lain Kepala Daerah dilarang membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi dirinya anggota keluarganya, kroninya, golongan tertentu atau kelompok politiknya yang secara nyata merugikan kepentingan umum atau mendiskriminasiksan warga negara dan golongan masyarakat lain. 6. Pasal 48 huruf d yang berbunyi antara lain Kepala Daerah dilarang menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang patut diduga akan mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.

Dan telah bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah :

25

1. Pasal 1 butir 4 yang berbunyi antara lain bahwa pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah adalah Kepala Daerah yang karena Jabatannya pengelolaan keuangann daerah dan mempunyai kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD. 2. Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. 3. Pasal 4 yang berbunyi antara lain Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. 4. Pasal 10 ayat (4) yang berbunyi antara lain Perkiraan sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal pada APBD tahun berikutnya, sedangkan realisasi sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu sebagai saldo awal pada perubahan APBD * Serta bertentangan pula dengan Kepmendagri No.29 Tahun 2002, tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : 1. Pasal 31 yang antara lain berbunyi Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. 2. Pasal 32 ayat (2) yang antara lain berbunyi Umum Daerah Bertanggung Jawab Kepada Kepala Daerah. 3. Pasal 49 ayat (5) yang antara lain berbunyi setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. 4. Pasal 60 yang antara lain berbunyi Jumlah sisa perhitungan tahun berkenaan di tahun anggaran yang lalu dipindah bukukan pada kelompok pembiayaan, jenis penerimaan daerah, obyek sisa lebih anggaran tahun lalu. Bahwa perbuatan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM sebagaimana tersebut diatas telah memperkaya diri Terdakwa sendiri sebesar kurang lebih Rp. 55.810.635.125,- (lima puluh lima milyar delapan ratus sepuluh juta enam ratus tiga puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah) dan telah memperkaya

26

Saksi Krisanto, SE, MM, Saksi Solichin Inanta, SH, Msi,

Saksi Drs. Ec.

M.Rusjdan, MM dan Saksi Bangun Suharsono sebesar kurang lebih Rp. 18.000.000.000,- (delapan belas milyar rupiah) sehingga mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp. 73.810.635.125,- (tujuh puluh tiga milyar delapan ratus sepuluh juta enam ratus tiga puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah) atau setidak-tidaknya sejumlah sekitar itu.

Perbuatan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

SUBSIDAIR Bahwa ia Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. dalam kapasitasnya sebagai Bupati Blitar periode tahun 2001-2006, secara bersama-sama atau bertindak sendiri-sendiri baik sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh lakukan, atau yang turut serta melakukan dengan Kristanto, SE, MM dalam kapasitasnya selaku Pj. Kepala Sub Bagian Anggaran pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar sejak tanggal 18 Januari 2001 sampai dengan 5 Desember 2003, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor :820/07/432.031/SK/2001 tanggal 18 januari 2001, kemudian sejak tanggal 6 Desember 2003 menggantikan Drs. Ec. M. Rusjdan, MM untuk melaksanakan tugas sebagai Kepala Bagian Keuangan yang selanjutnya diangkat sebagai Pj. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Kabupaten Blitar berdasarkan Surat Keputusan Bupati Blitar Nomor : 820/21/409.201/SK/2004, tanggal 10 Februari 2004 sampai dengan sekarang, Drs. Ec. M. Rusjdan, MM dalam kapasitasnya selaku Kepala Bagian Keuangan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar sejak 26 Maret 2002 sampai dengan 5 Desember 2003, Solichin Inanta, SH, Msi, dalam kapasitasnya selaku Kepala Bagian Keuangan pada Sekretariat Kabupaten Blitar sejak tanggal 2 Januari 2001 sampai dengan 26 Maret 2002, yang kemudian menjadi Kepala Kantor Kas Daerah Kabupaten Blitar sejak tanggal 27 Maret 2002 sampai dengan sekarang, Bangun Suharsono dalam kapasitasnya selaku Kepala Sub Bagian Pembukuan pada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar sejak tanggal 18 Januari 2001 sampai dengan sekarang, (masing-masing diperiksa dalam berkas perkara terpisah), pada waktu-

27

waktu dan tempat-tempat sebagaimana telah diuraikan dalam Dakwaan Primair diatas, telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungan sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut, dengan tujuan mengungtungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa berdasarkan keputusan Mendagri dan Otoda RI Nomor : 131.35.598, tanggal 21 Desember 2000, Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM diangkat sebagai Bupati Blitar periode 2001 sampai dengan 2006; - Bahwa berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999, tanggal 4 Mei 1999, tentang Pemerintahan Daerah, mengatur dan menentukan antara lain; bahwa Kepala Daerah atau Bupati sebagai berikut: 1. Mempunyai kewajiban menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan (Pasal 43 huruf d). 2. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD (Pasal 44 ayat 1). 3. Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD (Pasal 44 ayat 2). 4. Wajib menyampaikan pertanggungjawaban kepada DPRD pada setiap akhir tahun anggaran (Pasal 45 ayat 1). 5. Dilarang membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi dirinya, anggota keluarganya, kroninya, golongan tertentu atau kelompok politiknya yang secara nyata merugikan kepentingan umum atau mendiskriminasikan warga negara dan golongan masyarakat lain (Pasal 48 huruf b). 6. Dilarang menerima uang, barang, dan/atau dari pihak lain yang patut dapat diduga akan mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya (Pasal 48 huruf d). - Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor : 105 tahun 2000, tanggal 10 November 2000, tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban Keuangan Daerah, mengatur antara lain sebagai berikut : 1. Bahwa pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah adalah Kepala Daerah yang karena jabatannya pengelolaan keuangan daerah dan mempunyai kewajiban menyampaikan pertanggungajwaban atas pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD. (Pasal 1 butir 4).

28

2.

Bahwa Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. (Pasal 2 ayat 1).

3.

Bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. (Pasal 4).

4.

Pasal 10 ayat (4) yang berbunyi antara lain Perkiraan sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal pada APBD tahun berikutnya, sedangkan realisasi sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal pada perubahan APBD.

- Bahwa berdasarkan Kepmendagri No.29 Tahun 2002, tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, mengatur antara lain; 1. Bahwa Kepala Daerah Adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah (Pasal 31 ayat 1); 2. Bahwa Bendahara Umum Daerah Bertanggung Jawab Kepada Kepala Daerah. (Pasal 32 ayat 2); 3. Bahwa Bendahara Umum Daerah adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah untuk mengelola penerimaan dan pengeluaran Kas Daerah serta segala bentuk kekayaan Daerah lainnya. (Pasal 1 Huruf e); 4. Bahwa Setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. (Pasal 49 ayat 5); 5. Bahwa Jumlah Sisa Perhitungan Tahun Berkenaan di Tahun Anggaran yang lalu Dipindahbukukan Pada Kelompok Pembiayaan, Jenis Penerimaan daerah, Obyek Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu. (pasal 60); - Bahwa Keputusan Mendagri No.900-099 tahun 1980, tanggal 2 April 1980 tentang Manual Administrasi Keuangan Daerah merupakan salah satu ketentuan yang mendasari dalam pengeloalaan keuangan daerah. - Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hal pengelolaan keuangan daerah khususnya untuk pengeluaran dana atau pencairan keuangan

29

daerah baik untuk beban tetap maupun sementara, ditempuh melalui tahapan prosedur sebagai berikut: * Satu bulan setelah Peraturan Daerah (PERDA) tentang APBD ditetapkan, Kepala Daerah menetapkan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK) yang memuat pendapatan dan belanja setiap perangkat daerah yang dijadikan dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran (Pasal 25 ayat (1), (2) Kepmendagri No. 29 tahun 2002); * Untuk Pengeluaran kas daerah atas beban APBD terlebih dahulu diterbitkan Surat Keputusan Otorisasi (SKO) yang ditetapkan oleh Kepala Daerah; (Pasal 49 ayat (4) Kepmendagri No. 29 tahun 2002); * Selanjutnya masing-masing unit kerja (Kepala Kantor/Kepala Dinas/Badan) selaku penanggungjawab anggaran (kuasa pengguna anggaran) mengajukan nota dinas kepada Sekretaris Daerah (Kabupaten) untuk realisasi anggaran pada bulan-bulan tertentu; * Setelah nota dinas disetujui oleh seskab lalu dikembalikan ke unit kerja pengusul yang selanjutnya unit kerja membuat dan menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP); * SPP diajukan ke Bagian Keuangan (Subag. Anggaran) untuk diteliti dan diregister; * Kasubag Anggaran meneruskan ke Kasubag Perbendaharaan untuk diterbitkan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG); * Kasubag Perbendaharaan mengajukan ke Kabag Keuangan untuk

ditandatangani; * Setelah SPMG ditandatangani dikembalikan kepada Kasubag

Perbendaharaan guna diteruskan ke Kantor Kas Daerah; * Dari Kantor Kas Daerah dicairkan kepada Bendahara Unit Pengelola Keuangan (pengusul) anggaran, selanjutnya uang masuk ke rekening pemegang kas. * Bahwa prosedur penggunaan keuangan daerah juga harus melalui Sub Bagian Verifikasi untuk memeriksa, meneliti, dan menilai realisasi APBD serta memeriksa, meneliti dan menilai pertanggungjawaban realisasi anggaran yang keluar dari kas daerah. - Bahwa dalam kenyataannya Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM selaku Bupati Blitar pada tahun 2002 s.d. 2004 dalam Pelaksanaan Pengelolaan

30

Keuangan

Daerah

Kabupaten

Blitar,

telah

melakukan

penyimpangan-

penyimpangan yang diuraikan sebagai berikut:

1. Pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG); - Bahwa dalam kurun waktu antara tahun 2002 s/d 2004, telah terjadi pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) atas permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM dengan dalih untuk keperluan kegiatan Bupati. Permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM tersebut biasanya disampaikan melalui Saksi Krisanto, SE, MM, selanjutnya permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM tersebut disampaikan oleh Saksi Krisanto SE, MM, kepada Saksi Solichin Inanta, SH, Msi., Saksi Drs. Ec. Rusjdan, MM, dan Saksi Lilik Poerwanto (selaku Bendaharawan Gaji Sekretariat atau Pemegang Kas), serta Saksi Kadmiarsih (selaku Kasubag Perbendaharaan) untuk mempersiapkan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) Pengembalian ayat yang diberi kode d atau D guna mencairkan dana APBD tanpa dilengkapi Surat Keputusan Otorisasi (SKO) dari Bupati/Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan umum pengelolaan daerah dan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dari Pengguna Anggaran. - Bahwa berdasarkan kelaziman pengelolaan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Blitar, SPMG hanya terdiri dari SPMG kode A untuk gaji pegawai, kode C untuk honorarium, kode R untuk kegiatan rutin dan kode P untuk dana pembangunan sedangkan kode d atau D tidak lazim digunakan kecuali oleh Saksi Krisanto SE, MM, Saksi Solichin Inanta, SH, Msi, Saksi Drc Ec. Rusjdan MM, Saksi Lilik Poerwanto dan Saksi Kadmiarsih untuk memenuhi permintaan dana oleh Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. - Bahwa SPMG yang diberi kode d atau D dimaksudkan sebagai SPMG PA (Pengembalian Ayat) yang artinya dana dikeluarkan dari APBD bukan dari Pos Pasal Pengeluaran (belanja), tetapi dikeluarkan dari ayat penerimaan berupa penerimaan atas Dana Alokasi Umum (DAU) yang akan diganti dikemudian hari dari pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah) atau dari DAU (Dana Alokasi Umum).

31

- Bahwa untuk memenuhi permintaan-permintaan dana dari Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM., Saksi Kadmiarsih membuat SPMG kode d atau D, kemudian SPMG kode d atau D tersebut diserahkan kepada Kabag Keuangan untuk ditandatangani dan selanjutnya dikirimkan ke Kantor Kas Daerah. Setelah SPMG kode d atau D diserahkan kepada Kepala Kantor Kas Daerah (Saksi Solichin Inanta, SH, MSi) lalu Saksi Solichin Inanta, SH, MSi, memindahbukukan dari rekening Kas Daerah ke rekening

Bendaharawan Gaji atau Pemegang Kas (Saksi Lilik Poerwanto). Kemudian Saksi Lilik Poerwanto mencairkan dari Bank Jatim Cabang Blitar selanjutnya diserahkan kepada Saksi Krisanto, SE, MM, yang pada akhirnya dana-dana dimaksud berangsur-angsur diserahkan kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. - Bahwa SPMG kode d atau D yang telah diterbitkan dan dicairkan sejak tahun 2002 s/d 2004 sebanyak 192 lembar dengan nilai total

Rp.68.338.385.125,- (enam puluh delapan milyar tiga ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah), tahun anggaran 2002 sebanyak 59 lembar senilai Rp.

17.047.950.000,- (tujuh belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah), tahun anggaran 2003 sebanyak 56 lembar senilai Rp. 27.060.318.225,- (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu dua ratus dua puluh lima rupiah) dan tahun anggaran 2004 sebanyak 78 lembar senilai Rp.24.230.116.900 (dua puluh empat milyar dua ratus tiga puluh juta seratus enam belas ribu sembilan ratus rupiah), dengan perincian sebagai berikut : a.
No 1 1 2 3 4 5 Tgl SPMG 2 4 - 3 2002 4 - 3 2002 26 - 4 2002 26 - 4 2002 14 - 5 2002

Pada Tahun 2002


Penandatangan SPMG 4 Solichin Inanta, SH,Msi. Solichin Inanta, SH,Msi. Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM No. Rek. Tujuan 5 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Jumlah 6 1.000.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,180.000.000,-

No SPMG 3 1 /d/R 2 /d/R 3 /d/R 4 /d/R 5 /d/R

32

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

28 - 5 2002 29 - 5 2002 3 - 6 - 2002 4 - 6 - 2002 5 - 7 - 2002 8 - 7 - 2002 10 - 7 2002 10 - 7 2002 29 - 7 2002 7 - 8 - 2002 13 - 8 2002 13 - 8 2002 14 - 8 2002 15 - 8 2002 16 - 8 2002 19 - 8 2002 20 - 8 2002 20 - 8 2002 22 - 8 2002 22 - 8 2002 23 - 8 2002 26 - 8 2002 27 - 8 2002 29 - 8 2002 2 - 9 - 2002 11 - 9 2002 16 - 9 2002

6 /d/R 7 /d/R 8 /d/R 9 /d/R 10 /d/R 11 /d/R 12 /d/R 13 /d/R 14 /d/R 15 /d/R 16 /d/R 17 /d/R 18 /d/R 19 /d/R 20 /d/R 21 /d/R 22 /d/R 23 /d/R 24 /d/R 25 /d/R 26 /d/R 27 /d/R 28 /d/R 29 /d/R 30 /d/R 31 /d/R 32 /d/R

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

150.000.000,100.000.000,130.000.000,100.000.000,100.000.000,150.000.000,100.000.000,59.400.000,150.000.000,50.000.000,200.000.000,250.000.000,100.000.000,100.000.000,160.000.000,163.350.000,112.000.000,125.000.000,212.000.000,25.000.000,55.200.000,115.500.000,75.500.000,175.000.000,250.000.000,265.000.000,150.000.000,-

33

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

17 - 9 2002 18 - 9 2002 20 - 9 2002 23 - 9 2002 24 - 9 2002 25 - 9 2002 7 - 10 2002 10 - 10 2002 11 - 10 2002 21 - 10 2002 25 - 10 2002 29 - 10 2002 1 - 11 2002 5 - 11 2002 7 - 11 2002 13 - 11 2002 18 - 11 2002 19 - 11 2002 25 - 11 2002 25 - 11 2002 28 - 11 2002 2 - 12 2002 4 - 12 2002 11 - 12 2002 18 - 12 2002 23 - 12 2002 24 - 12 2002

33 /d/R 34 /d/R 35 /d/R 36 /d/R 37 /d/R 38 /d/R 39 /d/R 40 /d/R 41 /d/R 42 /d/R 43 /d/R 44 /d/R 45 /d/R 46 /d/R 47 /d/R 48 /d/R 49 /d/R 50 /d/R 51 /d/R 52 /d/R 53 /d/R 54 /d/R 55 /d/R 56 /d/R 57 /d/R 58 /d/R 59 /d/R

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Jumlah

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

65.000.000,300.000.000,200.000.000,300.000.000,200.000.000,300.000.000,100.000.000,225.000.000,125.000.000,315.000.000,90.000.000,100.000.000,200.000.000,200.000.000,150.000.000,200.000.000,200.000.000,125.000.000,200.000.000,150.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,1.250.000.000,1.750.000.000,-

Rp. 17.047.950.000,-

34

b. Pada Tahun 2003


No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Tgl SPMG 2 11 - 2 2003 11 - 2 2003 25 - 2 2003 4 - 3 - 2003 4 - 3 - 2003 12 - 3 2003 13 - 3 2003 14 - 3 2003 21 - 3 2003 24 - 3 2003 25 - 3 2003 31 - 3 2003 3 - 4 - 2003 8 - 4 - 2003 10.- 4 2003 14.- 4 2003 17.- 4 2003 23.- 4 2003 23.- 4 2003 6 - 5 - 2003 7 - 5 - 2003 12 - 5 2003 No SPMG 3 01 /d/R 2003 02 /d/R 2003 03 /d/R 2003 04 /d/R 2003 05 /d/R 2003 06 /d/R 2003 07 /d/R 2003 08 /d/R 2003 09 /d/R 2003 10 /d/R 2003 11 /d/R 2003 12 /d/R 2003 13 /d/R 2003 14 /d/R 2003 15 /d/R 2003 16 /d/R 2003 17 /d/R 2003 18 /d/R 2003 19 /d/R 2003 20 /d/R 2003 21 /d/R 2003 22 /d/R 2003 Penandatangan SPMG 4 Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM No. Rek. Tujuan 5 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/847;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Jumlah 6 500.000.000,500.000.000,75.000.000,250.000.000,600.000.000,150.000.000,100.000.000,600.000.000,150.000.000,375.000.000,200.000.000,50.000.000,200.000.000,400.000.000,250.000.000,275.000.000,200.000.000,600.000.000,3.000.000.000,250.000.000,150.000.000,350.000.000,-

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

35

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

19 - 5 2003 21 - 5 2003 21 - 5 2003 26 - 5 2003 26 - 5 2003 27 - 5 2003 2 - 6 - 2003 3 - 6 - 2003 4 - 6 - 2003 9 - 6 - 2003 19 - 6 2003 23 - 6 2003 8 - 7 - 2003 10 - 7 2003 11 - 7 2003 15 - 7 2003 23 - 7 2003 25 - 7 2003 29 - 7 2003 29 - 7 2003 4 - 8 - 2003 10 - 9 2003 25 - 9 2003 25 - 9 2003

23 /d/R 2003 24 /d/R 2003 25 /d/R 2003 26 /d/R 2003 27 /d/R 2003 28 /d/R 2003 29 /d/R 2003 30 /d/R 2003 31 /d/R 2003 32 /d/R 2003 33 /d/R 2003 34 /d/R 2003 35 /d/R 2003 36 /d/R 2003 37 /d/R 2003 38 /d/R 2003 39 /d/R 2003 40 /d/R 2003 41 /d/R 2003 42 /d/R 2003 43 /d/R 2003 44 /d/R 2003 45 /d/R 2003 46 /d/R 2003

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

200.000.000,150.000.000,150.000.000,750.000.000,1.000.000.000,250.000.000,1.000.000.000,150.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,300.000.000,450.000.000,750.000.000,750.000.000,500.000.000,550.000.000,500.000.000,1.000.000.000,1.000.000.000,400.000.000,400.000.000,500.000.000,500.000.000,-

36

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

25 - 9 2003 25 - 9 2003 20 -0 2003 24-10 2003 4 - 11 2003 11 - 1 2003 11 - 1 2003 13 - 1 2003 13 - 1 2003 17 - 1 2003

47 /d/R 2003 48 /d/R 2003 49 /d/R2003 50 /d/R 2003 51 /d/R 2003 52 /d/R 2003 53 /d/R 2003 54 /d/R2003 55 /d/R 2003 56 /d/R 2003

Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM Drs.Ec.Muhammad Rusjdan, MM

200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat 200.03.01/537;An. Bendaharawan Gaji Sekretariat Jumlah

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

500.000.000,160.318.225,400.000.000,400.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,500.000.000,450.000.000,27.060.318.225-

d. Pada Tahun 2004


No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tgl SPMG 2 06 - 1 2004 06 - 1 - 2004 06 - 1 - 2004 12 - 1 - 2004 26 - 1 - 2004 28 - 5 - 2004 28 - 5 - 2004 28 - 5 - 2004 3 2 - 2004 No SPMG 3 01 /D 02 /D 03 /D 04 /D 05 /D 06 /D 07 /D 08 /D 09 /D Penandatangan SPMG 4 Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM No. Rek. Tujuan 5 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar Jumlah 6 425.035.000,350.025.000,225.040.000,204.842.000,372.440.000,675.500.000,525.100.000,314.500.000,505.000.000,-

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

10

5 2 - 2004

10 /D

Krisanto, SE,MM

Rp.

529.000.000,-

37

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

6 2 - 2004 6 2 - 2004 6 2 - 2004 6 2 - 2004 6 2 - 2004 6 2 - 2004 10 - 2 - 2004 18 - 2 - 2004 18 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 24 - 2 - 2004 11 - 3 - 2004 17 - 3 - 2004 25 - 3 - 2004 29 - 3 - 2004 6 4 - 2004 6 4 - 2004 15 - 4 - 2004 20 - 4 - 2004 26 - 4 - 2004 29 - 4 - 2004

11 /D 12 /D 13 /D 14 /D 15 /D 16 /D 17 /D 18 /D 19 /D 20 /D 21 /D 22 /D 23 /D 24 /D 25 /D 26 /D 27 /D 28 /D 29 /D 30 /D 31 /D 32 /D 33 /D 34 /D

Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM

200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

530.907.000,720.000.000,720.000.000,720.000.000,720.000.000,720.000.000,558.416.000,184.250.000,315.750.000,512.450.000,400.750.000,325.500.000,273.750.000,400.000.000,204.842.000,565.574.000,511.000.000,372.440.000,255.600.000,244.400.000,130.000.000,85.000.000,510.210.000,200.000.000,-

38

35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

6 5 - 2004 24 - 5 - 2004 26 - 5 - 2004 26 - 5 - 2004 27 - 5 - 2004 11 - 6 - 2004 23 - 6 - 2004 28 - 6 - 2004 29 - 6 - 2004 9 7 - 2004 16 - 7 - 2004 20 - 7 - 2004 20 - 7 - 2004 22 - 7 - 2004 27 - 7 - 2004 28 - 7 - 2004 28 - 7 - 2004 2 8 - 2004 2 8 - 2004 4 8 - 2004 12 - 8 - 2004 20 - 8 - 2004 23 - 8 - 2004 23 - 8 - 2004

35 /D 36 /D 37 /D 38 /D 39 /D 40 /D 41 /D 42 /D 43 /D 44 /D 45 /D 46 /D 47 /D 48 /D 49 /D 50 /D 51 /D 52 /D 53 /D 54 /D 55 /D 56 /D 57 /D 58 /D

Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM

200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

200.000.000,500.000.000,500.000.000,275.291.700,150.000.000,260.000.000,280.000.000,200.000.000,150.000.000,500.000.000,500.000.000,125.000.000,300.000.000,500.000.000,100.000.000,21.730.000,200.000.000,200.000.000,62.500.000,200.000.000,150.000.000,300.000.000,300.000.000,395.000.000,-

39

59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78

23 - 8 - 2004 26 - 8 - 2004 1 9 - 2004 3 9 - 2004 3 9 - 2004 3 9 - 2004 7 9 - 2004 7 9 - 2004 9 9 - 2004 9 9 - 2004 10 - 9 - 2004 21 - 9 - 2004 23 - 9 - 2004 29 - 9 - 2004 1 - 10 - 2004 6 - 10 - 2004 6 - 10 - 2004 12 - 10 - 2004 15 10 - 2004 27 10 - 2004

59 /D 60 /D 62 /D 63 /D 64 /D 65 /D 66 /D 67 /D 68 /D 69 /D 70 /D 71 /D 72 /D 73 /D 74 /D 75 /D 76 /D 77 /D 78 /D 82 /D

Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM Krisanto, SE,MM

200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar 200.03.01/537; An.Pemegang Kas Sekretariat Kab.Blitar Jumlah

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

400.000.000,500.000.000,24.111.700,100.000.000,170.000.000,298.000.000,100.000.000,50.000.000,50.000.000,100.000.000,75.000.000,100.000.000,30.000.000,15.312.500,1.000.000.000,200.000.000,268.000.000,50.000.000,25.000.000,15.850.000,24.230.116.900,-

Bahwa pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan SPMG pada tahun 2003 sebesar Rp. 27.060.318.225,- (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu dua ratus dua puluh lima rupiah), mengakibatkan kekurangan dana yang cukup besar

40

umtuk membiayai pos APBD tahun 2003 sehingga Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM bersama Saksi Krisanto, SE, MM., dan Solichin Inanta, SH., MSi., mencari dana untuk menutupi kekurangan dana tersebut dengan cara: Meminjam dana ke Koperasi Praja Mukti sebesar Rp. 12.285.000.000,Meminjam dana bendahara Rutin Sekretariat sebesar Rp.

l.650.000.000,Meminjam dana pada bendahara Kantor Pemerintah sebesar Rp. 1.800.000.000,Meminjam dana pada bendahara Dinas Pendidikan sebesar Rp. 150.000.000,Menggunakan setoran dana PBB dan PBHTB yang ada di BRI sebesar Rp. 1.500.000.000,* Meminjam dana pada bendahara gaji Sekretariat Rp. 1.920.000.000,-

Bahwa peminjaman dana sebesar Rp. 19.305.000.000,- (sembilan belas milyar tiga ratus lima juta rupiah) tidak dimasukkan dalam perhitungan Sisa APBD tahun 2003 maupun dalam APBD tahun 2004.

2. Pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara pemindahbukuan ke rekening pribadi; Bahwa selain pengeluaran dana Kas Daerah dengan cara

penyimpangan penerbitan SPMG sebagaimana diuraikan diatas, telah terjadi pengeluaran dana dari Kas Daerah Kabupaten Blitar dengan cara pemindahbukuan ke rekening pribadi atas permintaan-permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM yaitu: Bahwa atas permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM melalui Saksi Krisanto, SE, MM dan selanjutnya Saksi Krisanto, SE, MM menghubungi Saksi Solichin Inanta, SH, MSi agar memindahbukukan sejumlah dana dari Kas Daerah ke rekening pribadi Saksi Krisanto, SE, MM, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Saksi Solichin Inanta, SH, Msi, dengan cara sebagai berikut: * Pada tanggal 24 Juli 2002, Saksi Solichin Inanta, SH, MSi, mengirimkan surat No.900/258/409.304/2002, yang ditujukan kepada Pimpinan Bank Jatim Cabang Blitar, yang pada pokoknya memohon agar Bank Jatim Cabang Blitar memindahbukukan dana Kas Daerah

41

sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) ke rekening nomor 0142312400 atas nama Saksi Krisanto, SE, MM pada Bank Jatim Cabang Blitar. * Pada tanggal 29 Juli 2002, Saksi Solichin Inanta, SH, MSi mengirimkan surat No. 900/259/409.304/2002, yang ditujukan kepada Pimpinan Bank Jatim Cabang Blitar yang pada pokoknya memohon agar Bank Jatim Cabang Blitar memindahbukukan dana Kas Daerah sebesar Rp. 1.5000.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) ke rekening nomor : 0142312400 atas nama Saksi Krisanto, SE, MM pada Bank Jatim Cabang Blitar. Bahwa atas permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM pada tanggal 10 Maret 2003, Saksi Krisanto, SE, MM, menghubungi Saksi Samilah agar memindahbukukan dana sebesar Rp. 3.000.000.000,(tiga miliyard rupiah) melalui kliring dari Bank Jatim Cabang Blitar ke rekening Priono Hadi pada Bank Mandiri Cabang Blitar. Bahwa dana-dana sebesar Rp. 500.000.000,- dan Rp. 1.500.000.000,serta Rp. 3.000.000.000,- setelah cair dari masing-masing bank tersebut semuanya diserahkan kepada Saksi Krisanto, SE, MM, selanjutnya oleh Saksi Krisanto, SE, MM secara berangsur-angsur diserahkan kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM.

3. Pengeluaran dana dari Kas Daerah yang disimpan dalam bentuk deposito dan giro dengan cara memanipulasi sisa anggaran tahun 2005; A. Simpanan dalam bentuk Deposito Bahwa simpanan Kas Daerah Kabupaten Blitar dalam bentuk deposito ada pada Bank BRI Cabang Blitar, Bank Jatim Cabang Blitar dan pada Bank BNI Cabang Blitar dengan bilyet deposito, yaitu:
No 1 2 3 4 5 No.dan Tgl. Bilyet Deposito 7369328/ 4-6-2002 070357/ 6-6-2002 AA216788/ 4-2-2002 070455 070630 Bank BRI Bank Jatim BNI Bank Jatim Bank Jatim Jumlah Jumlah Rp. 2.000.000.000,Rp. 2.000.000.000,Rp. 2.000.000.000,Rp. 15.000.000.000,Rp. 3.000.000.000,Rp. 24.000.000.000,No. Tgl.Legalisasi/ Keputusan Bupati No.151/2002, tgl. 15 -5-2002 No.152/2002, tgl 15-5-2002 No. 153/2002, tgl 15-5-2002 No.334/2002, tgl 7-11-2002 -

42

B.

Simpanan dalam bentuk Giro Bahwa simpanan Kas Daerah Kabupaten Blitar dalam bentuk Giro

sebesar Rp. 3.000.000.000,- dengan perincian pada bank BNI Cabang Blitar dengan rekening No.183.002588882.001 sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan pada Bank Jatim Cabang Blitar dalam bentuk Giro Penampungan Proyek dengan rekening No.0141005888 sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah); Jadi sisa dana APBD tahun 2002 yang disimpan dalam bentuk deposito sejumlah Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) dan dalam bentuk Giro sebesar Rp. 3.000.000.000,- sehingga jumlah keseluruhan sisa dana APBD tahun anggaran 2002 sebesar Rp. 27.000.000.000,- (dua puluh tujuh milyar rupiah); Pada bulan November 2002, Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM meminta kepada Saksi Krisanto, SE, MM, agar Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada akhir anggaran tahun 2002 pada pembukuan diatur hanya sekitar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah). Permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM tersebut oleh Saksi Krisanto, SE, MM disampaikan kepada Saksi Sri Suhartini agar pembukuan disesuaikan menurut permintaan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM Kemudian Saksi Sri Suhartini dan Saksi Soewati mengatur/menyesuaikan dengan cara menghilangkan atau mengahapus dana sebesar Rp. 27.000.000.000,- (dua puluh tujuh milyar rupiah) dengan cara yaitu yang semula keadaan Buku Kas Penerimaan dan Pengeluaran (Buku Model B IX) pada tanggal 28 November 2002 sebesar Rp.

322.562.476.669,36 tetapi pada tanggal 29 November 2002 berubah menjadi Rp. 305.241.094.658,63, sehingga Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada akhir tahun anggaran 2002 hanya sebesar Rp. 4.157.634.718,50 (empat milyar seratus lima puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah lima puluh sen), yang seharusnya berjumlah Rp. 31.157.643.718,50 (Rp.

27.000.000.000,- + Rp. 4.157.634.718,50). Bahwa dana sebesar Rp. 27.000.000.000,- (dua puluh tujuh milyar rupiah) yang telah dihapus dari Pembukuan Buku Model B IX dan penyampaian laporan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada akhir tahun anggaran 2002, kemudian Saksi Solichin Inanta, SH, MSi

43

membuat surat ke Bank BNI, Bank BNI dan Bank Jatim Cabang Blitar dengan maksud agar dana-dana yang tersimpan dalam bentuk deposito dan giro dipindahbukukan ke rekening Saksi Krisanto, SE, MM sebesar Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) pada masing-masing Bank tersebut yaitu :
No 1. 2 3 4 5 6 Tgl. Surat 13-32003 12-3-2003 13-32003 13-32003 12-3-2003 12-3-2003 Tujuan Bank BNI Bank BRI Bank Jatim Bank Jatim Bank Jatim Bank BNI Penandatanganan Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta Solichin Inanta Asal Dana Deposito AA216788 Deposito 7369328 Deposito 070455 Deposito 070630 Deposito 070357 Giro 1830025882001 Jumlah Jumlah Rp. 2.000.000.000,Rp. 2.000.000.000,Rp. 15.000.000.000 Rp. 3.000.000.000,Rp. 1.000.000.000,Rp. 1.000.000.000,Rp. 24.000.000.000,-

Dari dana sebesar Rp 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) yang telah masuk ke rekening Saksi Krisanto, SE, MM pada masing-masing bank tersebut, kemudian oleh Saksi Krisanto, SE, MM dicairkan sebesar Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) dan diserahkan dalam bentuk tunai secara berangsur-angsur kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM sedangkan sisanya sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) dimasukkan kembali ke rekening Kas daerah cq. DAU dengan rekening No. 0141011200. Bahwa pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara penyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) sebesar Rp.

68.338.385.125,- (enam puluh delapan milyar tiga ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah), pengeluaran dana dari Kas Daerah dengan cara pemindahbukuan ke rekening pribadi sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah), dan Pengeluaran dana dari Kas Daerah yang dismpan dalam bentuk deposito dan giro dengan cara memanipulasi sisa anggaran tahun 2002 sebesar Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah), yang keseluruhannya secara berangsur-angsur diserahkan Saksi Krisanto, SE, MM kepada Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM, kemudian oleh Saksi Bangun Suharsono disiasati dengan cara membebankan pada pos belanja pegawai, pos belanja barang, pos pemeliharaan, pos perjalanan dinas dan pos belanja lain-lain pada masing-masing unit kerja

44

Pemerintah Kabupaten Blitar pada akhir tahun anggaran 2002 dan akhir tahun anggaran 2003. Bahwa perbuatan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM. (Bupati Blitar) telah menyalahgunakan kewenangannya atau menyalahgunakan jabatannya yaitu selaku pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah yang telah beberapa kali meminta dana kepada Saksi Krisanto, SE, MM yang ditindaklanjuti dengan mengeluarkan dana dari Kas Daerah dengan cara peyimpangan penerbitan Surat Perintah Membayar Giro (SPMG) sebesar Rp .68.338.385.125,- (enam puluh delapan milyar tiga ratus tiga puluh delapan juta tiga ratus delapan puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah), mengeluarkan dana dari Kas Daerah dengan cara pemindahbukuan ke rekening pribadi sebesar Rp 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dan mengeluarkan dana dari Kas Daerah yang disimpan dalam bentuk deposito dan giro dengan cara memanipulasi sisa anggaran tahun 2002 sebesar Rp. 24.000.000.000, puluh empat milyar rupiah) telah bertentangan dengan : * Undang-Undang No. 22 tahun 1999, tanggal 4 Mei 1999 tentang Pemerintahan Daerah, antara lain : 1. Pasal 43 huruf d yang berbunyi antara lain Kepala Daerah mempunyai kewajiban menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan. 2. Pasal 44 ayat (1) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. 3. Pasal 42 ayat (2) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Kepala Daerah Bertanggung jawab kepada DPRD. 4. Pasal 45 ayat (1) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah wajib menyampaikan pertanggungjwaban kepada DPRD pada setiap akhir tahun anggaran. 5. Pasal 48 huruf b yang berbunyi antara lain Kepala Daerah dilarang membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi dirinya anggota keluarganya, kroninya, golongan tertentu atau kelompok politiknya yang secara nyata merugikan kepentingan umum atau mendiskriminasiksan warga negara dan golongan masyarakat lain. (dua

45

6. Pasal 48 huruf d yang berbunyi antara lain Kepala Daerah dilarang menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang patut diduga akan mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya. * Dan telah bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah : 1. Pasal 1 butir 4 yang berbunyi antara lain bahwa pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah adalah Kepala Daerah yang karena Jabatannya pengelolaan keuangann daerah dan mempunyai kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD. 2. Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi antara lain Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. 3. Pasal 4 yang berbunyi antara lain Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan. 4. Pasal 10 ayat (4) yang berbunyi antara lain Perkiraan sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu dicatat sebagai saldo awal pada APBD tahun berikutnya, sedangkan realisasi sisa lebih perhitungan APBD tahun lalu sebagai saldo awal pada perubahan APBD * Serta bertentangan pula dengan Kepmendagri No.29 Tahun 2002, tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan

Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah : 1. Pasal 31 yang antara lain berbunyi Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah. 2. Pasal 32 ayat (2) yang antara lain berbunyi Umum Daerah Bertanggung Jawab Kepada Kepala Daerah. 3. Pasal 49 ayat (5) yang antara lain berbunyi setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih. 4. Pasal 60 yang antara lain berbunyi Jumlah sisa perhitungan tahun berkenaan di tahun anggaran yang lalu dipindah bukukan pada kelompok

46

pembiayaan, jenis penerimaan daerah, obyek sisa lebih anggaran tahun lalu.

Bahwa perbuatan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM sebagaimana tersebut diatas telah menguntungkan Terdakwa sendiri sebesar kurang lebih Rp. 55.810.635.125,- (lima puluh lima milyar delapan ratus sepuluh juta enam ratus tiga puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah) dan telah menguntungkan Saksi Krisanto, SE, MM, Saksi Solichin Inanta, SH, Msi, Saksi Drs. Ec.

M.Rusjdan, MM dan Saksi Bangun Suharsono sebesar kurang lebih Rp. 18.000.000.000,- (delapan belas milyar rupiah) sehingga mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp. 73.810.635.125,- (tujuh puluh tiga milyar delapan ratus sepuluh juta enam ratus tiga puluh lima ribu seratus dua puluh lima rupiah) atau setidak-tidaknya sejumlah sekitar itu.

Perbuatan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM., merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP

Menimbang, bahwa atas surat dakwaan Peununtut Umum tersebut Penasehat hukum Terdakwa telah mengajukan keberatan/eksepsi pada tanggal 16 Mei 2005 dan atas keberatan/eksepsinya tersebut Penuntut Umum telah pula menyampaikan pendapatnya pada tanggal 27 Juni 2005.

Menimbang, bahwa sehubungan dengan keberatan/eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa tersebut maka, Majelis Hakim telah menjatuhkan Putusan Sela pada Persidangan tanggal 04 Juli 2005, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menolak keberatan/eksepsi yang telah diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa untuk seluruhnya. 2. Memerintahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk melanjutkan

pemeriksaan perkara atas nama Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM dengan mendengarkan keterangan para saksi. 3. Menangguhkan biaya perkara sampai putusan akhir.

47

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan saksi yang memberikan ketarangan dibawah sumpah, yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Saksi KADMIARSIH - Bahwa sejak bulan Maret 2002 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Kasubag Perbendaharaan pada bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar. - Bahwa sebagai Kasubag Perbendaharan tugas saksi adalah meneliti SPP (Surat Permintaan Pembayaran) dan SKO (Surat Keputusan Otorisasi) sebagai dasar penerbitan SPMG. - Bahwa prosedur pencairan dana dari dinas-dinas ke Kas Daerah adalah masingmasing unit kerja mengajukan SPP di Subag Anggaran, kemudian SPP tersebut diteruskan ke Subag Perbendaharaan dengan dilampiri SKO, setelah diteliti dan di register selanjutnya diterbitkan SPMG, yang ditandatangani oleh kabag Keuangan dan diteruskan ke Kas Daerah untuk dibayarkan kepada unit yang mengajukan. - Bahwa di Pemerintah Kabupaten Blitar ada beberapa macam SPMG diantaranya SPMG kode A untuk Gaji Pegawai, SPMG kode C Untuk Honor dan Lembur, SPMG kode R untuk Anggaran Rutin, SPMG kode P untuk Pembangunan. - Bahwa sejak tanggal 4 Maret 2002 mulai diterbitkan SPMG kode D yang tidak dilengkapi dengan SPP dan SKO dan saksi menerbitkan SPMG kode D tersebut atas perintah Krisanto (Kasubag Anggaran). - Bahwa menurut keterangan Krisanto SPMG kode D tersebut adalah untuk kegiatan Terdakwa selaku Bupati Blitar dan SPMG kode D tersebut dapat dibenarkan karena pengeluarannya dari sisi penerimaan yang nantinya dapat dikembalikan lagi kedalam pembukuan administrasi yang disebut juga dengan SPMG PA (Pengembalian Ayat), hal tersebut juga dibenarkan oleh Kasubag Pembukuan Bangun Suharsono. - Bahwa untuk tahun 2002 SPMG kode D yang diterbitkan saksi berjumlah 59 (lima puluh sembilan) lembar dengan nilai nominal sebesar Rp.

17.047.950.000,- (tujuh belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan pada tahun 2003 sebanyak 56 lembar dengan nilai nominal sebesar 27.060.318.225 (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu duaratus dua puluh lima rupiah) dan

48

tahun 2004 sebanyak 79 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp. 24.440.116.900,- (dua puluh empat milyar empat ratus empat puluh juta seratus enam belas ribu sembilan ratus rupiah). - Bahwa setelah SPMG kode D tersebut dibuat oleh saksi kemudian diteruskan ke Kantor Kas Daerah untuk dibayarkan sedangkan yang mencairkan di Bank Jatim Cabang Blitar adalah Lilik Purwanto selaku bendahara sekretariat. - Bahwa setiap saksi menerbitkan SPMG kode D selalu atas perintah lisan dari Krisanto antara lain dengan mengatakan bu sih tolong dibuatkan PA sekian. (dengan menyebutkan nominalnya). - Bahwa untuk pencairan SPMG kode D tahun 2002 tidak ada yang dikembalikan, sedangkan untuk tahun 2003 menurut keterangan bendaharawan Lilik Purwanto sudah ada yang dikembalikan kurang lebih Rp. 19.000.000.000 (sembilan belas milyar rupiah). - Bahwa sepengetahuan saksi diantara SPMG kode D yang dibuat tahun 2004 menurut keterangan Krisanto dipergunakan untuk : 1. Pembangunan Jembatan Jugo. 2. Membayar angsuran Koperasi. 3. Membayar biaya bunga Bank. 4. Administrasi di Kas Daerah. - Bahwa pencairan SPMG kode D dilakukan oleh bendaharawan Lilik Purwanto kemudian uangnya diserahkan kepada Krisanto dan menurut keterangan Krisanto dana-dana tersebut diserahkan kepada Terdakwa. - Bahwa pada bulan Oktober 2004 saksi pernah menanyakan kepada Krisanto kenapa masih terus diterbitkan SPMG kode D dan kata Krisanto untuk memenuhi kegiatan Terdakwa selaku Bupati. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan akan ditanggapi dalam pembelaan.

2. Saksi LILIK PURWANTO - Bahwa sejak tahun 1992 saksi adalah staf di Bagian Keuangan dan sejak tahun 2003 menjabat sebagai Bendaharawan Gaji Sekretariat Pemerintah Kabupaten Blitar. - Bahwa untuk gaji mengunakan SPMG kode A yang diterbitkan Kasubag Perbendaharaan selanjutnya di kirim ke Kantor Kas Daerah dan pencairannya

49

masuk ke rekening bendaharawan gaji yang di pegang saksi, setelah itu baru dipindahkan ke rekening bendaharawan gaji unit masing-masing. - Bahwa sejak bulan Maret 2002 saksi diperintah oleh Krisanto (Kasubag Anggaran) untuk mencairkan SPMG dengan kode D yang tidak dilampiri dengan SPP dan SKO. - Bahwa untuk tahun 2002 SPMG kode D yang dicairkan saksi sebanyak 59 (lima puluh sembilan) lembar dengan nilai nominal sebesar Rp.

17.047.950.000,- (tujuh belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah), tahun 2003 sebanyak 56 lembar dengan nilai nominal sebesar 27.060.318.225 (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu duaratus dua puluh lima rupiah) dan tahun 2004 sebanyak 79 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp. 24.230.116.900,- (dua puluh empat milyar dua ratus tiga puluh juta seratus enam belas ribu sembilan ratus rupiah). - Bahwa setelah dana-dana tersebut cair oleh saksi selalu diserahkan kepada Krisanto secara tunai, tetapi penyerahan tersebut tidak ada kuitansinya dan menurut keterangan Krisanto uang tersebut dipergunakan untuk kegiatan Terdakwa selaku Bupati Blitar. - Bahwa untuk pencairan SPMG kode D tahun 2004 selain diserahkan kepada Krisanto juga ada yang diserahkan kepada orang lain yaitu : 1. Ajudan Bupati sebesar Rp. 85.000.000,- (delapan puluh lima juta rupiah) 2. Membayar Koperasi sebesar Rp. 5.152.049.000 (lima milyar seratus lima puluh dua juta sembilan puluh empat ribu rupiah) 3. Membayar Jembatan Jugo sebesar Rp. 4.085.000.000,- (empat milyar delapan puluh lima juta rupiah) 4. Untuk Kesbanglinmas sebesar Rp. 1.554.907.000,- (satu milyar lima ratus lima puluh empat juta sembilan ratus tujuh ribu rupiah) 5. Transfer ke BRI untuk PBB.PHTB sebesar Rp. 1.515.100.000,- (satu milyar lima ratus lima belas juta seratus ribu rupiah) 6. Transfer ke BPD Jatim sebesar Rp. 1.356.955.900,- (satu milyar tiga ratus lima puluh enam juta sembilan ratus lima puluh lima ribu sembilan ratus rupiah). - Bahwa pada akhir tahun 2003 saksi pernah menandatangani Surat Tanda Setor (STS) yang ditujukan kepada rekening Kas Daerah denga total nilai nominal sebesar Rp. 15.705.000.000 (lima belas milyar tujuh ratus lima juta rupiah) dan

50

saksi tidak mengetahui uang tersebut berasal dari sumber dana apa karena saksi hanya disuruh tanda tangan di bukti STS saja. - Bahwa untuk SPMG kode D nomor 12 sampai dengan nomor 16 tahun 2002 dengan total sebesar Rp. 3.600.000.000 (tiga milyar enam ratus juta rupiah), saksi setorkan kembali pada rekening bagian pemerintahan sebesar Rp. 1.800.000.000 (satu milyar delapan ratus juta rupiah), dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp. 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) dan pada sekretariat sebesar Rp. 1.650.000.000 (satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah). - Bahwa untuk SPMG kode D nomor 51, 54, 55 tahun 2004 dengan total sebesar Rp. 550.000.000,- (lima ratus lima puluh juta rupiah)oleh saksi diserahkan kepada Wisnugroho untuk dipergunakan PHBN dan tanda terimanya juga ada. - Bahwa untuk SPMG kode D nomor 33, 38, 50, 62 tahun 2004 setelah dicairkan saksi serahkan kepada Krisanto untuk pembayaran angsuran atas nama Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan bahwa selaku Bupati tidak pernah memerintahkan saksi untuk melaksanakan perintah Krisanto, sedangkan mengenai setoran uang yang masuk rekening Terdakwa adalah pembayaran hutang Krisanto kepada Terdakwa.

3. Saksi WISNUGROHO HERDI PRABOWO - Bahwa sejak 27 Mei 2002 saksi menjabat sebagai Kasubag Verifikasi pada Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar dan sejak 17 Februari 2004 sampai dengan sekarang pada bagiang keuangan sebagai Kasubag Anggaran. - Bahwa dibagian Verifikasi selalu mendapat duplikat SPMG yang telah dicairkan, sedangkan untuk dengan SPMG kode D Bagian Verifikasi tidak pernah diberi duplikatnya, sehingga saksi tidak tahu menahu mengenai SPMG kode D tersebut. - Bahwa yang biasa diterima di Bagian Verifikasi adalah Duplikat SPMG kode C untuk Honor, SPMG kode R untuk anggaran Rutin, SPMG kode P untuk Pembangunan, dan SPMG kode A untuk Gaji. - Bahwa pada tahun 2004 saksi pernah diperbantukan untuk kepanitiaan PHBN dan Hari Jadi Kabupaten Blitar dan untuk keperluan itu saksi menerima dana secara bertahap dari Krisanto sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dari Siti Sulastri sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan Rp.

51

150.000.000,- (seratus lima puluh juat rupiah), dari Lilik Purwanto sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), jadi totalnya sebesar Rp. 550.000.000,(lima ratus lima puluh juta rupiah) dengan perincian untuk PHBN sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) dan untuk Hari jadi Kabupaten Blitar sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah). Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak ada tanggapan.

4. Saksi ARINAL HUDA - Bahwa saksi sejak Maret 2002 sampai dengan 2005 menjabat sebagai Ajudan Bupati Blitar. - Bahwa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar ada 3 (tiga) orang yang ditugaskan sebagai Ajudan Bupati yaitu saksi, Bambang dan Yudho. - Bahwa sebagai Ajudan Bupati tugas saksi adalah menyeleksi tamu Bupati, mencatat kegiatan resmi/protokoler Bupati dan mendampingi Bupati dalam kunjungan kerja maupun rapat-rapat dinas. - Bahwa pada tahun 2002 saksi pernah dititipi amplop yang berisi uang untuk disampaikan kepada Bapak Bupati (Terdakwa) dari Krisanto dan mengenai jumlahnya saksi tidak mengetahui, sedangkan pada tahun 2003 seingat saksi Krisanto menitipkan lagi untuk disampaikan kepada Terdakwa yaitu pada saat ada acara rapat di Batu Malang dan tahun 2004 pada saat ada pertemuan di Bangkalan Madura. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak ada tanggapan.

5. Saksi Hj. TITIK WISMIATI - Bahwa sejak tahun 2002 saksi menjabat sebagai Bendahara Rutin Sekretariat Pemerintah Kabupaten Blitar dan sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang sebagai Kasir Sekretariat Pemerintah Kabupaten Blitar. - Bahwa sebagai Bendaharawan Rutin Sekretariat tugas saksi adalah menerima ajuan anggaran dari dinas-dinas dan bagian-bagian untuk dasar pembuatan SPP, mengerjakan register SPMG, SKO, memungut pajak dan menyetor pajak, mengerjakan buku kas umum, mengambil pencairan uang di bank berdasarkan SPMG yang diterima.

52

- Bahwa untuk SPMG kode D saksi tidak pernah membuat SPP dan SKO-nya dan di dalam buku register SPMG yang dikerjakan saksi tidak ada SPMG dengan kode D. - Bahwa sebagai Bendaharawan Rutin Sekretariat saksi pernah mencairkan SPMG kode D sebanyak 4 (empat) kali, yaitu SPMG kode D No. 13/d/R dan No. 4/d/R tanggal 26 April 2002 sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah), setelah uang cair langsung diserahkan kepada Krisanto dan ada tanda terimanya, sedangkan untuk SPMG kode D No. 13/d/R tanggal 10 Juli 2002 sebesar Rp. 59.400.000,- (lima puluh sembilan juta empat ratus ribu rupiah) dan SPMG kode D No. 21/d/R tanggal 19 Agustus 2002 sebesar Rp. 163.350.000,- (seratus enam puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) setelah dicairkan diserahkan kepada Dinas Kimpraswil untuk membayar proyek Popoh. - Bahwa saksi dapat mencairkan SPMG kode D tersebut karena di dalam SPMG tersebut tertulis untuk bendahawaran rutin sehingga harus saksi yang mencairkan. - Bahwa pada akhir tahun 2003 saksi pernah setor kembali ke Kas Daerah sebesar Rp. 1.650.000.000,- (satu milyar enam ratus lima puluh juta rupiah) atas permintaan Kasubag Penerimaan untuk di pinjam dahulu oleh Kas Daerah dan pada awal tahun 2004 dana tersebut oleh Kas Daerah dikembalikan lagi pada saksi Selaku Bendahara Sekretariat, sehingga secara fisik dana tidak beralih hanya secara administrasi saja seolah-olah dana berpindah. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak ada tanggapan.

6. Saksi SITI SULASTRI - Bahwa saksi sejak Oktober 1999 sampai dengan sekarang saksi adalah staf pada Sub Bagian Anggaran Pemerintah Kabupaten Blitar, yang bertugas menerima SPP dari unit kerja yang sudah dilampiri nota dinas dari Sekretaris Kabupaten, selanjutnya diteliti sesuai dengan platform yang ada dan diparaf oleh Kasubag Anggaran selanjutnya diteruskan ke Sub Bagian Perbendaharaan untuk diterbitkan SPMG. - Bahwa pada bulan Desember 2003 saksi pernah di perintah oleh Krisanto agar menyertai petugas dari Koperasi Praja Mukti yang bernama Wawan untuk

53

menyetor sejumlah uang di Bank Jatim Cabang Blitar yang disetorkan ke Kas Daerah dan dari Kas Daerah di terima oleh Agus selaku Bendahara Penerima. - Bahwa penyetoran ke Kas Daerah tersebut, yaitu : 1. tanggal 12 Demsember 2003 sebesar Rp. 1.500.000.000,2. tanggal 14 Demsember 2003 sebesar Rp. 940.000.000,-

3. tanggal 19 Demsember 2003 sebesar Rp. 5.585.000.000,4. tanggal 29 Demsember 2003 sebesar Rp. 2.930.000.000,5. tanggal 30 Demsember 2003 sebesar Rp. 500.000.000,Jumlah total Rp. 11.455.000.000,- Bahwa setelah penyetoran tersebut saksi menerima STS dan atas perintah Krisanto STS tersebut diserahkan kepada Lilik Purwato. - Bahwa untuk STS tanggal 30 Desember 2003 sebesar Rp. 1.500.000.000,(satu milyar lima ratus juta rupiah), tanggal 31 Desember 2003 sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dan tanggal 31 Desember 2003 sebesar Rp. 700.000.000 (tujuh ratus juta rupiah) sehingga berjumlah Rp. 4.250.000.000,- (empat milyar dua ratus lima puluh juta rupiah), yang mengetik STS adalah saksi akan tetapi uangnya secara riil saksi tidak mengetahuinya. - Bahwa saksi juga pernah menyerahkan uang tunai yang berasal dari Koperasi Praja Mukti sebesar Rp. 830.000.000,- (delapan ratus tiga puluh juta rupiah) kepada Krisanto dan mengenai penggunaanya saksi tidak tahu. - Bahwa sepengetahuan saksi untuk penyetoran uang tersebut adalah tugas bendaharawan Lilik Purwanto, tetapi karena saksi di perintah oleh Krisanto selaku atasan saksi, maka saksi melakukannya. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan tidak mengetahuinya.

7. Saksi SRI SUHARTINI, SE - Bahwa sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang saksi menjabat Kasi Penerimaan pada Kantor Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar. - Bahwa selaku Kasi Penerimaan salah satu tugas saksi adalah menerima setoran Keuangan Daerah. - Bahwa pada tahun 2003 saksi pernah menerima dana setor kembali sesuai dengan bukti Surat Tanda Setor (STS) dengan total nilai sebesar Rp. 19.305.000.000,- (sembilan belas milyar tiga ratus lima juta rupiah).

54

- Bahwa pada awal Januari 2004 dana tersebut dikembalikan lagi kepada Bendahara Rutin sebesar Rp. 1.800.000.000,- (satu milyar delapan ratus juta rupiah), Bendahara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), sehingga dana setor kembali yang riil masuk ke Kas Daerah sebesar Rp. 15.705.000.000,- (lima belas milyar tujuh ratus lima juta rupiah). - Bahwa saksi pernah diperintah oleh Krisanto yang katanya atas perintah Terdakwa, agar menyiasati buku B IX dimana sisa kas per 31 Desember 2002 yang semula sebesar Rp. 31.157.384.718,50 (tiga puluh satu milyar seratus lima puluh tujuh juta tiga ratus delapan puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah lima puluh sen) menjadi sebesar Rp. 4.157.634.718,50 (empat milyar seratus lima puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah lima puluh sen) dan hal tersebut dilakukan untuk persiapan apabila ada pemeriksaan dari BPK. - Bahwa dengan demikian terdapat selisih sebesar Rp. 27.000.000.000,- (dua puluh tujuh milyar rupiah) yang tersimpan dalam bentuk Deposito sesuai dengan SK Bupati antara lain : pada BPD Jatim sebesar Rp. 20.000.000.000,(dua puluh milyar rupiah) SK Bupati Nomor 152 Tahun 2002, pada BRI sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) SK Bupati Nomor 151Tahun 2002, pada BNI sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) SK Bupati Nomor 153 Tahun 2002 dan dalam bentuk Giro pada BNI sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), serta pada BPD Jatim sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah), sehingga deposito dan giro milik Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut totalnya sebesar Rp. 27.000.000.000,(dua puluh tujuh milyar rupiah). - Bahwa pada bulan Maret 2003 deposito dan giro tersebut dipindahkan ke rekening atas nama Krisanto dan ke rekening DAU berdasarkan surat dari Kepala Kantor Kas Daerah sebagai berikut : 1. Deposito di BPD Jatim sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) dipindahkan ke rekening atas nama Krisanto sebesar Rp. 19.000.000.000,- (sembilan belas milyar rupiah) dan ke rekening DAU sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). 2. Deposito di BRI sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dipindahkan ke rekening atas nama Krisanto sebesar Rp. 2.000.000.000,(dua milyar rupiah).

55

3. Deposito di BNI sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dipindahkan ke rekening atas nama Krisanto sebesar Rp. 2.000.000.000,(dua milyar rupiah). 4. Giro di BNI sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dipindahkan ke rekening atas nama Krisanto sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). 5. Deposito di BPD Jatim sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dipindahkan ke rekening DAU sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah). - Bahwa deposito dan giro yang masuk ke rekening atas nama Krisanto totalnya sebesar Rp. 24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) dan ke rekening DAU sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah). - Bahwah saksi tidak mengetahui mengapa deposito dan giro tersebut bisa pindah ke rekening atas nama Krisanto dan hanya mendengar dari Krisanto kalau hal tersebut atas perintah Terdakwa. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan bahwa perintah Krisanto yang disampaikan kepada saksi yang katanya atas perintah Terdakwa adalah tidak benar.

8. Saksi SUTIKNO - Bahwa sejak April 2003 sampai dengan sekarang saksi menjabat di sub bagian pembinaan Aparatur Kecamatan dan Kelurahan. - Bahwa selain itu saksi juga menjabat dengan Ketua II Koperasi Praja Mukti yang anggotanya adalah karyawan dan karyawati Pemerintah Kabupaten Blitar. - Bahwa selaku Ketua II saksi pernah di panggil Terdakwa di Pendopo Kabupaten dan setelah sampai disana ternyata sudah ada Ketua I Koperasi Praja Mukti (Eko Budoyo), dan selanjutnya Terdakwa memerintahkan agar Koperasi Praja Mukti meminjamkan dana untuk Pemerintah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) yang akan digunakan untuk penyehatan keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar. - Bahwa saksi pada saat itu sudah menyarankan kepada Terdakwa bahwa untuk pinjaman tersebut harus ada persetujuan dari DPRD, akan tetapi Terdakwa menolak hal tersebut.

56

- Bahwa selanjutnya Koperasi Praja Mukti menerima surat permohonan dari Terdakwa selaku Bupati sekitar Bulan Desember 2003 perihal peminjaman dana tersebut. - Bahwa atas dasar surat permohonan tersebut kemudian di buat Surat Perjanjian Utang Piutang antara Pemerintah Kabupaten Blitar dengan Koperasi Praja Mukti No. 50/KP-RI/PM/XII/2003 tanggal 11 Desember 2003 yang ditandatangani oleh Krisanto selaku Kabag Keuangan atas nama Bupati Blitar dan saksi selaku Ketua II Koperasi Praja Mukti. - Bahwa pinjaman yang direalisasikan adalah sebesar Rp. 12.285.000.000,- (dua belas milyar dua ratus delapan puluh lima juta rupiah) dengan suku bunga sebesar 1,3 % dan dicairkan dalam 3 tahap : 1. tanggal 12 Desember 2003 sebesar Rp. 2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta rupiah) 2. tanggal 18 Desember 2003 sebesar Rp. 6.085.000.000,- (enam milyar delapan puluh lima juta rupiah) 3. tanggal 29 Desember 2003 sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah) - Bahwa pinjaman yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut tanpa ada persetujuan dari DPRD Kabupaten Blitar. - Bahwa atas pinjaman tersebut sampai sekarang Pemerintah Kabupaten Blitar sudah mengangsur sebesar Rp. 7.422.296.500,- (tujuh milyar empat ratus dua puluh dua juta dua ratus semblian puluh enam lima ratus rupiah) Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan bahwa Terdakwa tidak pernah menyatakan kalau minta persetujuan DPRD itu tidak mungkin, Terdakwa juga tidak mengetahui adanya pinjaman tersebut karena yang disampaikan saat itu baru sebatas wacana.

9. Saksi M. SOEWATI - Bahwa sejak Maret 2002 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Kepala Sub bagian Tata Usaha pada Kantor Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar. - Bahwa selaku Kasubag Tata Usaha pada Kantor Kas Daerah salah satu tugas saksi adalah membukukan semua penerimaan dan pengeluaran serta posisi kas setiap harinya dan melaporkan hal tersebut kepada Terdakwa selaku Bupati melalui Kabag Keuangan.

57

- Bahwa buku B IX yang berisi penerimaan dan pengeluaran serta posisi kas setiap harinya ditandatangani oleh Kepala Kantor Kas Daerah dan buku tersebut setiap harinya dilaporkan kepada Terdakwa selaku Bupati melalui Kabag Keuangan, yang dalam hal ini menerima langsung adalah kasubag Pembukuan. - Bahwa di dalam buku B IX tersebut juga mencakup mengenai SPMG kode D yang mulai ada sejak tahun 2002. - Bahwa pada bulan Februari 2003 pada saat Kepala Kantor Kas Daerah naik Haji saksi selaku plt Kepala Kantor Kas Daerah, pernah menandatangani buku B IX untuk bulan November 2002 yang sudah disiasati yaitu seharusnya posisi kas saldonya Rp. 31.157.634.718,50 (tiga puluh satu milyar seratus lima puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus depalan belas rupiah lima puluh sen) di ubah saldonya menjadi Rp. 4.157.634.718,50 (empat mliyard seratus lima puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah lima puluh sen) - Bahwa saksi hanya menandatangani saja dan yang menulis di buku B IX staf saksi yang bernama Entarini atas perintah Sri Suhartini (Kasi Penerimaan) dan menurut penjelasan Sri Suhartini hal itu dilakukan atas perintah Krisanto (plt. Kabag Keuangan) dan Krisanto katanya diperintah oleh Terdakwa selaku Bupati. - Bahwa pensiasatan pada buku B IX adalah untuk jaga-jaga apabila sewaktuwaktu ada pemeriksaan dari BPK, sehingga buku tersebut tidak diteruskan ke Kabag Keuangan, tetap di simpan di Kantor Kas Daerah. - Bahwa setelah saksi di periksa penyidik kejaksaan ternyata antara gaji yang bayarkan Kas Daerah dengan gaji rill yang di terima pegawai terdapat selisih yaitu : 1. Tahun 2002 Kas Daerah mencairkan gaji berdasarkan SPMG sebesar Rp. 217.912.354.512,- (dua ratus tujuh belas milyar sembilan ratus dua belas juta tiga ratus lima puluh empat ribu lima ratus dua belas rupiah), dan yang riil di terima pegawai sebesar Rp. 200.864.404.512,- (dua ratus milyar depalan ratus enam puluh empat juta empat ratus empat ribu lima ratus dua belas rupiah), selisih Rp. 17.047.950.000,- (tujuh belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah). 2. Tahun 2002 gaji yang dicairkan sebesar Rp. 262.864.995.796,- (dua ratus enam puluh dua milyar delapan ratus enam puluh empat juta sembilan

58

ratus sembilan puluh lima ribu tujuh ratus sembilan puluh enam rupiah) dan yang riil dibayarkan kepada pegawai sebesar Rp. 234.382.417.372,(dua ratus tiga puluh empat milyar tiga ratus depalan puluh dua juta empat ratus tujuh belas ribu tiga ratus tujuh puluh dua rupiah), selisih Rp. 28.060.318.225,- (dua puluh depalan milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu dua dua ratus dua pulu lima rupiah). 3. Tahun 2004 sampai dengan bulan Oktober gaji yang cairkan sebesar Rp. 273.801.790.710,- (dua ratus tujuh puluh tiga milyar delapan ratus satu juta tujuh ratus sembilan puluh ribu tujuh ratsu sepuluh rupiah), dan yang riil dibayarkan sebesar Rp. 226.686.214.860,- (dua ratus dua puluh enam milyar enam ratus delapan puluh enam juta dua ratus empat belas ribu depalan ratus enam puluh rupiah), selisih Rp. 47.115.575.850,- (empat puluh tujuh milyar seratus lima belas juta lima ratus tujuh puluh lima ribu delapan ratus lima puluh rupiah. - Bahwa Kas Daerah pada tahun 2002 pernah diperiksa Bawasda tetapi tidak sampai memeriksa mengenai SPMG, yang diperiksa hanya sebatas pada laporan SPJ dan pajak. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan bahwa laporan keuangan tidak setiap hari sampai ke Terdakwa.

10. Saksi Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Bahwa sejak tanggal 4 September 2002 sampai dengan 5 Desember 2003 saksi menjabat sebgai Kabag Pemerintahan Pemerintah Kabupaten Blitar dan sekarang menjabat sebagai Kabag Pembangunan. Bahwa setelah diperiksa sebagai saksi oleh kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata terdapat selisih anggaran antara realisasi anggaran berdasarkan SPMG dengan laporan perhitungan APBD yaitu : 1. Tahun 2002 : Realisasi anggaran sebesar Rp. 4.450.532.895,- (empat milyar empat ratus lima puluh juta lima ratus tiga puluh dua ribu delapan ratus sembilan puluh lima rupiah), dilaporan sisa perhitungan sebesar Rp. 8.678.766.195,(delapan milyar enam ratus tujuh puluh delapan juta tujuh ratus tujuh puluh enam ribu seratus sembilan puluh lima rupiah), sehingga ada selisih sebesar Rp.

59

4.128.242.300,- (empat milyar seratus dua puluh delapan juta dua ratus empat puluh dua ribu tiga ratus rupiah). 2. Tahun 2003 : Realisasi anggaran sebesar Rp. 4.587.162.109,- (empat milyar lima ratus delapan puluh tujuh juta seratus ratus enam puluh dua ribu seratus sembilan rupiah), dilaporan sisa perhitungan sebesar Rp. 9.048.807.200,- (sembilan milyar empat puluh delapan juta delapan ratus tujuh ribu dua ratus rupiah), sehingga ada selisih sebesar Rp. 4.461.645.121,- (empat milyar enam ratus enam puluh satu juta enam ratus empat puluh lima ribu seratus dua puluh satu rupiah). Bahwa saksi tidak mengetahui mengapa sampai terjadi selisih, karena anggaran yang diserap Bagian Pemerintahan adalah sesuai realisasi berdasarkan SPMG. Bahwa pada bulan Agustus 2004 saksi bersama Kepala-Kepala Dinas pada saat rapat di Pendopo Kabupaten mendapat penjelasan dari Terdakwa selaku Bupati mengenai adanya kas kosong yang terjadi di Pemerintah Kabupaten Blitar karena keterlambatan kanalisasi. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa menyatakan bahwa kekosongan kas juga karena untuk biaya penerimaan CPNS dan PEMILU.

11. Saksi dr. BUDI WINARNO Bahwa sejak Juli 1998 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Ngudi WaluyoWlingi Blitar. Bahwa sumber dana yang diperoleh Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Blitar berasal dari pendapatan asli Rumah Sakit Umum tersebut, APBD Kabupaten Blitar (DAU), APBN dan bantuan dari Luar Negeri yang berupa alat-alat kesehatan. Bahwa untuk tahun 2003 anggaran yang diterima dari APBD sesuai realisasi berdasarkan SPMG untuk Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Blitar adalah sebesar Rp. 11.290.717.055,- (sebelas milyar dua ratus sembilan puluh juta tujuh ratus tujuh belas ribu lima puluh lima rupiah), sedangkan sesuai dengan draf yang diterima oleh Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Blitar dari Bagian Keuangan ternyata dilaporkan sebesar Rp.

60

14.371.694.815,- (empat belas milyar tiga ratus tujuh puluh satu juta enam ratus sembilan puluh empat ribu delapan ratus lima belas rupiah), sehingga ada selisih sebesar Rp. 3.080.977.760,- (tiga milyar delapan puluh juta sembilan ratus tujuh puluh tujuh tujuh ratus enam puluh rupiah). Bahwa setelah menerima draf dari Bagian Keuangan tersebut yang tidak sesuai dengan realisasi yang ada di Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, saksi langsung menghubungi Kabag Keuangan melalui telepon dan menugaskan staf Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Blitar untuk konfirmasi pada Bagian Keuangan, selain itu saksi membuat surat resmi tanggal 20 Maret 2004 yang diterima oleh Kasubag Pembukuan (Bangun Suharsono) dan tanggapan dari Bagian Keuangan yaitu nanti akan di cek ulang. Bahwa pada saat saksi menghadiri sidang anggaran di DPRD ternyata dilaporkan sisa perhitungan APBD untuk Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi Blitar dilaporkan sesuai perhitungan Bagian Keuangan yaitu sebesar Rp. 14.371.694.815,- (empat belas milyar tiga ratus tujuh puluh satu juta enam ratus sembilan puluh empat ribu delapan ratus lima belas rupiah). Bahwa setelah diperiksa di kejaksaan saksi juga baru mengetahui ternyata untuk tahun 2002 juga ada selisih antara realisasi anggaran dengan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 1.084.070.202,- (satu milyar delapan puluh empat juta tujuh puluh ribu dua ratus dua rupiah) Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

12. Saksi Drs. MASHUDI, MM Bahwa sejak Januari 2004 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Kepala Bawasda pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa sebagai Kepala Bawasda tugas saksi diantaranya adalah

melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan terhadap tugas-tugas Pemerintah Kabupaten Blitar yang meliputi Pemerintahan Umum, Desa/Kelurahan, Agraria, Keuangan, Perlengkapan dan Peralatan, BUMD, perekonomian, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan masyarakat serta kesejahteraan masyarakat. Bahwa dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Bawasda dilaporkan kepada Bupati dan Wakil Bupati.

61

Bahwa pada tanggal 13 Januari 2004 saksi bersama-sama staf Bawasda telah mendapat pengarahan dari Terdakwa selaku Bupati diantaranya mengenai disiplin kerja dan juga mengenai larangan agar untuk Bagian Keuangan dan Kas Daerah tidak dilakukan pemeriksaan.

Bahwa untuk anggaran di Bawasda setelah saksi diperiksa kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata ada selisih antara realisasi anggaran dengan laporan sisa perhitungan APBD yaitu untuk tahun 2002 sebesar Rp. 269.322.607,(dua ratus enam puluh sembilan juta tiga ratus dua puluh dua ribu enam ratus tujuh rupiah) dan tahun 2003 sebesar Rp. 66.149.330,- (enam puluh enam juta seratus empat puluh sembilan ribu tiga ratus tig puluh rupiah). Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa

menyatakan tidak pernah melarang saksi untuk memeriksa Bagian Keuangan dan Kas Daerah.

13. Saksi Ir. MANGANTAS L TOBING, Msi Bahwa sejak Maret 2002 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Kepala Dinas Praswil Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa tugas saksi adalah membantu Pemerintah Daerah dalam bidang Prasarana Wilayah yakni di bidang Bina Marga, Sarana Jalan, Jembatan serta dibidang Pengairan. Bahwa setelah diperiksa di kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata ada selisih anggaran antara realisasi anggaran dengan sisa perhitungan APBD yaitu untuk tahun 2002 selisihnya sebesar Rp. 565.059.700,- (lima ratus enam puluh lima juta lima puluh sembilan ribu tujuh ratus rupiah), tahun 2003 sebesar Rp. 813.312.193,- (delapan ratus tiga belas juta tiga ratus dua belas ribu seratus sembilan uluh tiga rupiah), dan tahun 2004 sebesar Rp. 202.496.500,- (dua ratus dua juta empat ratus sembilan puluh enam ribu lima ratus rupiah). Bahwa adanya selisih tersebut terutama pada pos belanja pegawai (gaji). Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

14. Saksi Ir. DACHLAN FATURRACHMAN,MS Bahwa sejak 5 Desember 2003 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Kepala Bappeda Pemerintah Kabupaten Blitar yang tugas pokoknya

62

adalah melaksanakan urusan rumah tangga Pemerintah Kabupaten Blitar di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah. Bahwa pada bulan Agustus 2004 di Pemerintah Kabupaten Blitar terjadi unjuk rasa dari masyarakat dan LSM yang memprotes adanya dugaan penyelewengan dana yang mengakibatkan kekosongan kas pada Kantor Kas Daerah. Bahwa selanjutnya Terdakwa selaku Bupati mengumpulkan para Kepala Dinas/Kantor/Badan, dengan memberikan penjelasan mengenai kekosongan kas karena untuk pembayaran gaji keti belas, mendukung kegiatan PEMILU dan lain-lain dan pada saat itu Terdakwa menginstruksikan agar para kepala Dinas/Kantor melaksanakan intensifikasi guna percepatan pemasukan PAD. Bahwa pada unit Bappeda telah terjadi selisih anggaran antara realisasi berdasarkan SPMG dan yang tercantum dalam laporan sisa perhitungan APBD yaitu tahun 2002 sebesar Rp. 351.769.951,- (tiga ratus lima puluh satu juta tujuh ratus enam puluh sembilan ribu sembilan ratsu lima puluh satu rupiah) dan tahun 2003 sebesar Rp. 1.977.630,- (satu juta sembilan ratus tujuh puluh tujuh enam ratus tiga puluh rupiah). Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

15. Saksi Ir. SYAMSU HARIADI Bahwa saksi sejak 2 Desember 1993 sampai dengan 1 Juli 2005 saksi menjabat sebagai Kabag Perekonomian dan sekarang pindah pada Dinas Perikanan. Bahwa sebagai Kabag Perekonomian tugas saksi adalah melaksanakan penyusunan program dan petunjuk teknis pembinaan serta memonitoring perkembangan dibidang perekonomian rakyat, promosi dan pameran serta pengembangan investasi di daerah. Bahwa saksi pernah mendengar adanya kekosongan kas pada Pemerintah Kabupaten Blitar pada saat ada demonstrasi dari masyarakat, kemudian Terdakwa selaku Bupati menyampaikan informasi pada para Kepala Unit bahwa minimnya kas yang ada pada Pemerintah Kabupaten Blitar karena dipergunakan untuk pembayaran gaji ketiga belas, pengadaan CPNS, PEMILU dan penataan lembaga BKKN.

63

Bahwa sebagai salah unit pengguna anggaran APBD untuk tahun 2002 anggaran yang tersedia sudah terserap seluruhnya dan tidak ada selisih anggaran, sedangkan untuk tahun 2003 terdapat selisih antara realisasi anggaran dengan laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 740.000,(tujuh ratus empat puluh ribu rupiah), dan pada tahun 2004 ada selisih sebesar Rp. 10.829.450,- (sepuluh juta delapan ratus dua puluh sembilan ribu empat ratus lima puluh rupiah) yang baru terserap pada bulan Januari 2005. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak

memberikan tanggapan.

16. Saksi Drs. EKO BUDOYO Bahwa sejak 3 September 2002 sampai dengan 1 Juli 2005 saksi menjabat sebagai Kabag Pemerintahan Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa salah satu tugas saksi adalah melaksanakan eveluasi dan monitoring serta koordinasi penyusunan program bidang pemerintahan umum. Bahwa anggaran yang berasal dari APBD untuk Bagian Pemerintahan tahun 2002 terserap semua tidak ada selisih, sedangkan untuk tahun 2003 terdapat selisih antara realisasi anggaran berdasarkan SPMG dengan laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 15.787.700,- (lima belas juta tujuh ratus delapan puluh tujuh tujuh ratus rupiah). Bahwa pada tahun 2003 Bagian Pemerintahan mendapat alokasi dana untuk proyek P3DK sebesar Rp. 5.736.331.235,- (lima milyar tujuh ratus tiga puluh enam juta tiga ratus tiga puluh satu ribu dua ratus tiga puluh lima rupiah) dan sampai akhir Desember 2003 baru terealisir sebesar Rp. 3.800.000.000,- (tiga milyar delapan ratus juta rupiah), sedangkan sisanya sebesar Rp. 1.800.000.000,- (satu milyar delapan ratus juta) dipinjam oleh Kas Daerah dengan cara seolah-olah bendahara proyek P3DK menyetor ke Kas Daerah Proyek P3DK dan uang yang dipinjam Kas Daerah tersebut telah dikambalikan pada tanggal 2 Januari 2004. Bahwa selain menjabat sebagai Kabag Pemerintahan saksi juga menjabat sebagai Ketua I Koperasi Praja Mukti. Bahwa sekitar bulan Oktober 2004 saksi selaku Ketua I Koperasi Praja Mukti dipanggil Terdakwa selaku Bupati agar koperasi memberikan pinjaman kepada Pemerintah Kabupaten Blitar dan selanjutnya ketua II juga dipanggil untuk membicarakan pinjaman tersebut.

64

Bahwa untuk proses selanjutnya saksi tidak mengetahui dan tiba-tiba sesuai dengan yang saksi baca dalam fotocopy surat perjanjian pinjaman tersebut sudah direalisasikan sebesar Rp. 12.285.000.000,- (dua belas milyar dua ratus delapan puluh lima juta rupiah) yang ditandatangani oleh Krisanto selaku Kabag Keuangan atas nama Bupati dan Ketua II Sutikno atas nama Koperasi Praja Mukti.

Bahwa pinjaman tersebut jatuh tempo pada akhir tahun 2005 dan sampai dengan sekarang sisa yang belum di bayar Pemerintah Kabupaten Blitar kurang lebih sebesar Rp. 8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah). Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan

bahwa mengenai pinjaman tersebut masih sebatas wacana dan Terdakwa tidak tahu menahu mengenai realisasi pinjaman tersebut.

17. Saksi Ir. MULYANTO Bahwa sejak tahun 2001 sampai dengan Juni 2005 saksi menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan dan sejak 1 Juli 2005 sampai dengan sekarang sebagai Kepala Dinas Inkopar pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa sebagai Kepala Dinas Perhubungan tugas pokok saksi adalah menyelenggarakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang perhubungan. Bahwa setelah diperiksa sebagai saksi di kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata pada Dinas Perhubungan ada selisih anggaran antara realisasi berdasarkan SPMG dengan laoran sisa perhitungan APBD yaitu tahun 2002 sebesar Rp. 409.640.744,- (empat ratus sembilan juta enam ratus empat puluh ribu tujuh ratus empat puluh empat rupiah) dan tahun 2003 sebesar Rp. 183.607.905,- (seratus delapan puluh tiga juta enam ratus tujuh ribu sembilan ratus lima rupiah). Bahwa selisih yang paling menonjol adalah pada pos belanja pegawai. Bahwa saksi mendengar adanya kekosongan kas pada Pemerintah Kabupaten Blitar dan oleh Terdakwa selaku Bupati dijelaskan dihadapan para Kepala Dinas ada beberapa mata anggaran yang tidak dapat dicairkan karena dipergunakan untuk penerimaan CPNS sedangkan anggaran dari pusat belum turun. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

65

18. Saksi Drs. ADJI PUDJONO, MM Bahwa sejak September 2001 sampai dengan November 2004 saksi menjabat sebagai Kepala Dispenda Pemerintah Kabupaten Blitar dan sekarang sudah pensiun. Bahwa sebagai Kepala Dispenda tugas pokok saksi adalah membantu Bupati dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pendapatan daerah yang meliputi penerimaan pajak daerah reklame dan pendapatan lain-lain diwilayah Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa pada saat saksi diperiksa di kejaksaan baru megetahui ternyata terdapat selisih anggaran antara realisasi berdasarkan SPMG dengan yang tercantum dalam laporan sisa perhitungan APBD, untuk tahun 2002 sebesar Rp. 358.097.845,- (tiga ratus lima puluh delapan juta sembilan puluh tujuh ribu delapan ratus empat puluh lima rupiah) dan tahun 2003 sebesar Rp. 104.361.038,- (seratus empat juta tiga ratus enam puluh satu ribu tiga puluh delapan rupiah). Bahwa selisih anggaran tersebut yang paling banyak adalah pada pos belanja pegawai. Bahwa pada bulan Agustus 2004 saksi bersama Kepala-Kepala Dinas dikumpulkan Bupati di ruang perdana Pemerintah Kabupaten Blitar dalam rangka menggiatkan pemasukan dari PAD karena ada beberapa mata anggaran yang tidak bisa dipenuhi sesuai dengan permintaan akibat untuk biaya penerimaan CPNS, PEMILU dan lain-lain. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

19. Saksi Drs. SUDARTO, MM Bahwa sejak tahun 2001 sampai dengan 2003 saksi menjabat sebagai Kepala Bawasda, dan mulai 3 Desember 2003 sampai dengan sekarang sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UKM. Bahwa pada saat saksi menjabat sebagai Kepala Bawasda dengan tugas pokok saksi adalah melakukan pengawasan di bidang pemerintahan, pembangunan, keuangan, perlengkapan, perekonomian, kesejahteraan

masyarakat, kepegawaian, kecamatan dan desa/kelurahan. Bahwa pada tahun 2002 saksi pernah melakukan pemeriksaan di kantor Kas Daerah dan ditemukan adanya 14 (empat belas) temuan diantaranya

66

penggunaan /pembagian uang prestasi, SPJ Pembangunan dan uang kepada DPRD yang tidak ada bukti pendukungnya dan hasil pemeriksaan tersebut telah dilaporkan kepada Terdakwa. Bahwa pada tahun 2002 saksi juga penha melakukan pemeriksaan pada Bagian Keuangan dan ditemukan 1 (tujuh) temuan diantaranya adanya penerimaan honor yang tidak ada dasar hukumnya, pengadaan barang tidak diserahkan kepada pengguna, penerimaan BOP yang tidak dipungut Pph, tidak dicantumkannya jasa deposito dan deviden pada APBD dan hasil pemeriksaan tersebut juga telah dilaporkan kepada Terdakwa. Bahwa untuk pemeriksaan pada tahun 2003 pada Kas Daerah dan Bagian Keuangan, Bawasda sebelumnya telah menyampaikan kuisioner (daftar pertanyaan) akan tetapi sampai dengan batas waktu yang ditentukan tidak ada jawaban sehingga Bawasda tidak dapat melakukan pemeriksaan. Bahwa saksi juga pernah diberitahu oleh Sekretaris Daerah agar untuk Kas Daerah dan Bagian Keuangan tidak dilakukan pemeriksaan atas perintah Terdakwa. Bahwa pemeriksaan yang dilakukan Bawasda tidak meliputi pemeriksaan SPMG. Bahwa Dinas Koperasi dan UKM sejak saksi menjadi Kepala Dinas tahun 2003 anggaran yang berasal dari APBD telah terealisasi sesuai dengan yang ditentukan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan bahwa Terdakwa tidak pernah melarang untuk memeriksa Bagian Keuangan dan Kas Daerah.

20. Saksi EKO BASKORO, MM Bahwa saksi sejak 1 Januari 1999 sampai dengan Juli 2005 saksi menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Blitar dan sekarang sudah pensiun. Bahwa tugas pokok saksi sebagai Kepala dinas Kesehatan adalah membantu Bupati dalam Penyelenggaraan di Bidang Kesehatan di wilayah Kabupaten Blitar. Bahwa setelah diperiksa sebagai saksi di kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata terdapat selisih anggaran antara realisasi berdasarkan SPMG dengan laporan sisa perhitungan APBD tahun 2002 khususnya pada pos belanja

67

pegawai sebesar Rp. 2.272.215.562,- (dua milyar dua ratus tujuh puluh dua juta dua ratus lima belas ribu lima ratus enam puluh dua rupiah), perjalanan dinas sebesar Rp. 996.000,- (sembilan ratus sembilan puluh enam ribu rupiah), dan belanja lain-lain sebesar Rp. 3.914.500 (tiga juta sembilan ratus empat belas ribu lima ratus rupiah), sedangkan pada tahun 2003 selisih hanya pada biaya pembangunan sebesar Rp. 293.163,40 (dua ratus sembilan puluh tiga ribu seratus enam puluh tiga rupiah empat puluh sen) Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

21. Saksi H. SAMIRIN DARWOTO Bahwa saksi pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Blitar periode tahun 1999 sampai dengan 2004. Bahwa laporan pertanggungjawaban Bupati Blitar untuk tahun 2002 dan tahun 2003 oleh DPRD Kabupaten Blitar telah dinyatakan diterima. Bahwa untuk pembahasan laporan pertanggungjawaban tersebut yang melaksanakan adalah panitia anggaran eksekutif dan legeslatif. Bahwa Bupati dapat mengeluarkan anggaran diluar APBD sepanjang untuk kepentingan mendadak misalnya bencana alam. Bahwa selama menjabat sebagai Ketua DPRD saksi tidak pernah diminta persetujuan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk meminjam sejumlah uang kepada Koperasi. Bahwa sebagai Ketua DPRD saksi tidak pernah melakukan pemeriksaan kelapangan karena semuanya sudah diserahkan kepada Komisi-Komisi dan saksi hanya menerima laporan dari Komisi-Komisi. Bahwa saksi tidak pernah mendengar adanya kekosongan kas pada Pemerintah Kabupaten Blitar. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

22. Saksi KHUSNA LINDARTI, S.sos Bahwa sejak tanggal 3 September 2002 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Camat Talun. Bahwa sebagai pengguna anggaran dari APBD ternyata ternyata untuk tahun 2002 terdapat selisih anggaran yaitu realisasi berdasarkan SPMG khususnya

68

untuk belanja pegawai sebesar Rp. 780.071.034,- (tujuh ratus delapan puluh juta tujuh puluh satu ribu tiga puluh empat rupiah) sedangkan dalam laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 630.012.981,- (enam ratus tiga puluh juta dua belas ribu sembilan ratus delapn puluh satu rupiah) sehingga ada selisih kurang sebesar Rp. 150.058.053,- (seratus lima puluh juta lima puluh delapan ribu lima puluh tiga rupiah) sedangkan untuk tahun 2003 terdapat selisih lebih sebesar Rp. 29.590.018,- (dua puluh sembilan juta lima ratus sembilan puluh ribu delapan belas rupiah). Bahwa hal tersebut saksi ketahui setelah saksi diperiksa di Kejaksaan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

23. Saksi SUPARNO Bahwa sejak 27 Mei 2002 sampai dengan sekarang saksi adalah sopir Sekretaris Daerah Kabuptaten Blitar. Bahwa selain saksi ada sopir lainnya yaitu Heri Kurniawan. Bahwa sebagai sopir saksi tidak mengetahui adanya penyerahan uang dari Lilik Purwanto kepada Sekretaris Daerah (Subiantoro) sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang dimasukan kedalam karung warna putih. Bahwa begitu pula tentang penyerahan uang dari Lilik Purwanto kepada Sekretaris Daerah Subiantoro sebesar Rp. 2.000.000.000,- saksi juga tidak mengetahui. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

24. Saksi Drs. BAMBANG SUBAGYO, MM Bahwa sejak 3 September 2002 sampai dengan April 2004 saksi menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidupdan Pemukiman dan sekarang sudah pensiun. Bahwa sebagai pengguna anggaran APBD saksi baru mengetahui adanya selisih anggaran dengan laporan sisa perhitungan APBD setelah diperiksa oleh Kejaksaan. Bahwa untuk tahun 2002 khususnya untuk pos belanja pegawai terdapat selisih sebesar Rp. 794.619.154,- (tujuh ratus sembilan puluh empat enam

69

ratus sembilan belas seratus lima puluh empat rupiah) dan tahun 2003 pada pos belanja pembangunan sebesar Rp. 22.558.000,- (dua puluh dua juta lima ratus lima puluh delapan ribu rupiah). Bahwa saksi mendengar adanya kekosongan kas pada Pemerintah Kabupaten Blitar pada saat ada demontrasi dari masyarrakat dan LSM selanjutnya Terdakwa selaku Bupati memberikan penjelasan tentang hal tersebut pada para Kepala Dinas bahwa kekurangan dana-dana tersebut disebabkan karena untuk dana PEMILU, gaji CPNS dan lambannya pemasukan PAD dan lainlain. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

25. Saksi Drs. EDY SURADJI, Msi Bahwa sejak 5 Desember 2003 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Camat Selorejo. Bahwa untuk Kecamatan Selorejo terdapat selisih anggaran antara realisasi berdasarkan SPMG dengan laporan sisa perhitungan APBD yaitu untuk tahun 2002 khususnya pada pos belanja pegawai selisih sebesar Rp. 60.062.045,(enam puluh juta enam puluh dua ribu empat puluh lima rupiah) dan tahun 2003 sebesar Rp. 8.244.453,- (depalan juta dua ratus empat puluh empat ribu empat ratus lima puluh tiga rupiah). Bahwa saksi mengetahui adanya selisih tersebut setelah diperiksa kejakasaan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

26. Saksi Drs. SUPRANOWO Bahwa sejak 5 Desember 2002 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai camat Nglegok. Bahwa untuk Kecamatan Nglegok terdapat selisih SPMG dengan laporan sisa perhitungan APBD yaitu untuk tahun 2002 pada pos belanja pegawai realisasi berdasarkan SPMG sebesar Rp. 399.828.492,- dan pada laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 395.505.569,- (tiga ratus sembilan puluh lima juta lima ratus lima ribu lima ratus enam puluh sembilan rupiah) sehingga ada selisih kurang sebesar Rp. 4.322.923,- (empat juta tiga ratus dua puluh dua ribu sembilan ratus dua puluh tiga rupiah) sedangkan untuk tahu 2003

70

juga ada selisih sebesar Rp. 22.742.231,- (dua puluh dua juta tujuh ratus empat puluh dua ribu dua ratus tiga puluh satu rupiah). Bahwa saksi mengetahui hal tersebut setelah diperiksa sebagai saksi di Kejaksaan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

27. Saksi Drs. H. SOEBIANTORO Bahwa sejak tahun 1999 sampai dengan 2004 saksi menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar dan sejak September 2004 sampai dengan sekarang sebagai Sekretaris Kota Mojokerto. Bahwa sebagai Sekretaris Daerah tugas pokok saksi adalah pelayanan administrasi Bupati, mengkoordinir unit-unit berkaitan dengan administrasi pembangunan dan kemasyarakatan serta tugas-tugas lain yang diberikan Bupati. Bahwa proses pengajuan anggaran sesuai dengan Keppres No. 72 tahun 2004 dan Kepmendagri No. 29 tahun 2002 baik untuk anggaran rutin maupun proyek sebagai berikut : 1. Pengajuan SPP dari pengguna anggaran sesuai dengan SKO yang ada. 2. Membuat nota dinas untuk mohon pencairan kepada Sekretaris Daerah, setelah disetujui diputus dibagian keuangan dan dibuatkan SPMG sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. 3. Selanjutnya di proses di kantor Kas Daerah dan dibuatkan giro kemudian dicairkan di Bank Jatim. 4. Setelah dana cair di terima oleh pengguna anggaran yang mengajukan SPP untuk dipergunakan membiayai kegiatan/proyek yang tidak ditetapkan dalam APBD. Bahwa saksi selaku Sekretaris Daerah berwenang menandatangani SKO. Bahwa selama menjabat sebagai Sekretaris Daerah Blitar saksi tidak mengetahui adanya penerbitan SPMG kode D dan saksi baru mengetahui adanya penerbitan SPMG kode D setelah diperiksa sebagai saksi di Kejaksaan. Bahwa adanya SPJ yang tanpa dilampiri SKO adalah diluar tanggung jawab Sekretaris Daerah.

71

Bahwa saksi juga tidak mendengar adanya posisi kas yang disiasati pada tahun 2002 yaitu seharusnya saldonya sebesar Rp. 31.157.634.718,- (tiga puluh satu milyar seratus lima puluh tujuh enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah) disiasati menjadi Rp. 4.157.634.718,(empat milyar seratus lima puluh tujuh enam ratus tiga puluh empat tujuh ratus delapan belas rupiah) dan saksi juga tidak pernah menerima laporan dari Kas Daerah mengenai hal tersebut.

Bahwa laporan dari Kas Daerah mengenai posisi kas untuk setiap hari tidak melalui saksi tetapi langsung pada Bupati.

Bahwa saksi tidak mengetahui pencairan deposito Pemerintah Kabupaten Blitar karena Kepala Kantor Kas Daerah bisa mencairkan tanpa melalui Sekretaris Daerah.

Bahwa saksi pernah memberikan acc tanpa melihat materi/isi surat yang disodorkan oleh staf dari Kas Daerah (saksi Samilah) dan Samilah tidak mengatakan kalau surat tersebut untuk memindahkan rekening Kas Daerah ke rekening atas nama Priono hadi sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).

Bahwa saksi pernah mendengar dari Eko Budoyo (Ketua I Koperasi) mengenai rencana Pemerintah Kabupaten Blitar meminjam sejumlah dana ke Koperasi Praja Mukti.

Bahwa saksi juga pernah diperintah Terdakwa untuk mencari pinjaman ke Bank Jatim tetapi tidak terealisir karena persyaratannya harus ada persetujuan dari DPRD.

Bahwa saksi juga pernah menyampaikan kepada Kepala Bawasda atas perintah Terdakwa untuk Kas Daerah dan Bagian Keuangan tidak perlu diperiksa lagi karena sudah diperiksa BPK.

Bahwa saksi selaku Sekretaris Daerah duduk sebagai ketua tim anggaran eksekutif untuk menyusun draf APBD berdasarkan masukan dari

Dinas/Badan/kantor/Unit seluruh Kabupaten Blitar. Bahwa yang menyusun draf perhitungan sisa anggaran APBD adalah dari Bagian Keuangan yaitu Kasubag Pembukuan Bangun Suharsono. Bahwa pada bulan Maret 2004 saksi mendengar adanya kekosongan Kas Daerah, kemudian saksi dipanggil oleh Wakil Bupati bersama Kabag Keuangan Krisanto selanjutnya Kabag Keuangan menjelaskan ada

kekurangan kas sebesar Rp. 17.000.000.000,- (tujuh belas milyar rupiah)

72

Bahwa oleh Wakil Bupati, saksi dan Krisanto diajak menghadap Terdakwa selaku Bupati dan dihadapan Bupati Krisanto menjelaskan adanya kekurangan dana sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) karena untuk kepentingan yang mendesakseperti pembayaran gaji ketiga belas, CPNS, PEMILU, dan BKKBN.

Bahwa saksi tidak pernah menerima uang dari Krisanto yang dimasukan ke karung dan dimasukan kedalam mobil Sekretaris Daerah. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa

menyatakan bahwa laporan keuangan setiap hari yang di paraf oleh Sekretaris Daerah tidak setiap hari diterima Terdakwa.

28. Saksi Ir. BACHTIAR SUKO KARJADJI Bahwa sejak 27 Oktober 2004 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa tugas pokok saksi adalah membantu tugas Bupati, membina staf dilingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar, menyiapkan bahn-bahan untuk pembuatan SK Bupati. Bahwa sumber-sumber APBD antara lain berasal dari dana perimbangan, PAD dan lain-lain pendapatan yang sah. Bahwa saksi mendengar adanya SPMG kode D sejak bertugas di Pemerintah Kabupaten Blitar dan menurut penjelasan Kabag Keuangan SPMG kode D adalah kode khusus dan sesuai dengan data yang ada ternyata SPMG kode D digunakan untuk pembayaran gaji pegawai yang tidak dilengkapi dengan SPP dan tidak ada pengajuan dari unit kerja. Bahwa secara teori SPMG yang tidak dilampiri dengan SPP dan SKO tidak bisa dicairkan. Bahwa saksi mendengar adanya kekosongan kas dari unit-unit dan adanya demontrasi kemudian pada sekitar bulan November 2004 saksi menanyakan kepada Terdakwa selaku Bupati tentang adanya beberapa tunggakan dari unit kerja kepada Pihak III yang belum terbayar sedangkan dana yang ada di kas Pemerintah Kabupaten Blitar tidak mencukupi dan oleh Terdakwa dijawab bahwa dana yang ada digunakan untuk PEMILU dan gaji ketiga belas. Bahwa selanjutnya saksi memanggil kepala Bawasda agar diadakan pemeriksaan kepada Bagian Keuangan dan Kas Daerah akan tetapi Terdakwa

73

mengatakan sebaiknya jangan diperiksa dulu karena masih diperiksa kejaksaan. Bahwa mengenai pinjaman Pemerintah Kabupaten Blitar ke Koperasi Praja Mukti saksi mengetahui setelah ada tagihan pembayaran dari Koperasi tetapi karena tidak dianggarkan dalam APBD sampai dengan sekarang belum terbayar + Rp. 7.000.000.000,- (tujuh milyar rupiah). Bahwa selama saksi menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar pada bulan pertama tidak pernah menerima laporan posisi kas buku B IX dari Kas Daerah, tetapi sekarang sudah dilaporkan secara rutin. Bahwa secara teori Bupati harus mengetahui posisi kas setiap saat. Bahwa secara teknis pegelolaan keuangan bertanggung jawab pada Sekretaris Daerah dan Bupati. Bahwa Sekretaris Daerah bertanggung jawab pada SKO yang telah ditandatanganinya. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa membenarkannya.

29. Saksi MUJIONO bin DUGEL Bahwa sejak tahun 2002 saksi adalah staf Tata Usaha pada Kantor Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa salah satu tugas saksi adalah membuat konsep buku B IX dan mengerjakan R/C (rekening Koran). Bahwa posisi kas per 31 Desember 2002 sesuai dengan konsep buku B IX yang dibuat saksi sebesar Rp. 31.157.634.718,- (tiga puluh satu milyar seratus lima puluh tujuh enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah). Bahwa setelah dimasukkan kedalam buku B IX dikirim ke Kasubag Pembukuan-Bagian Keuangan untuk dilaporkan kepada Bupati. Bahwa pada awal Januari 2003, saksi sakit dan baru masuk kantor pada bulan Maret 2003, saat itulah saksi mengetahui di buku konsep B IX dibuat posisi kas untuk akhir tahun 2002 sebesar Rp. 4. 157.634.718,- (empat milyar seratus lima puluh tujuh enam ratus tiga puluh empat tujuh ratus delapan belas rupiah) dan yang menulis adalah Entarini.

74

Bahwa saksi tidak mengetahui mengapa posisi kas akhir tahun 2002 dibuat lagi.

Bahwa semua pengeluaran SPMG kode D juga dibukukan oleh saksi kedalam R/C untuk tahun 2002 sebanyak 59 (lima puluh sembilan) lembar dengan nilai nominal Rp. 17.047.950.000,- (tujuh belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah), tahun 2003 sebanyak 56 lembar dengan nilai nominal Rp. 27.060.318.225 (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu dua ratus dua puluh lima rupiah) dan tahun 2004 sebanyak 79 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp. 24.230.116.900,- (dua puluh empat milyar dua ratus tiga puluh juta seratus enam belas ribu sembilan ratus rupiah).

Bahwa saksi tidak mengetahui penggunaan pencairan SPMG kode D tersebut. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak

memberikan tanggapan.

30. Saksi BAMBANG SUNTORO Bahwa sejak tahun 2002 saksi menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Blitar. Bahwa setelah diperiksa oleh kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata ada selisih anggaran antara realisasi anggaran berdasarkan SPMG dengan laporan sisa perhitungan yaitu, tahun 2002 selisih sebesar Rp. 37.929.022.899,- (tiga puluh tujuh milyar sembilan ratus dua puluh sembilan juta dua puluh dua ribu delapan ratus sembilan puluh sembilan rupiah) dan tahun 2003 sebesar Rp. 7.124.697.591,- (tujuh milyar seratus dua puluh empat enam ratus sembilan puluh tujuh lima ratus sembilan puluh satu rupiah). Bahwa selisih anggaran tersebut terutama pada pos belanja pegawai/gaji. Bahwa saksi mengetahui berdasarkan laporan bendahara mengenai peminjaman uang dari Kas Daerah kepada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan pada tanggal 31 Desember 2003 sebesar Rp. 150.000.000,(seratus lima puluh juta rupiah) dan oleh Kas Daerah pada tanggal 2 Januari 2004 sudah dikembalikan lagi pada bendahara. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

75

31. Saksi Drs. WIJONO RAHARDJO Bahwa sejak 5 Desember 2003 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Kepala Bakesbang Linmas Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa setelah diperiksa oleh kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata ada selisih anggaran antara realisasi anggaran berdasarkan SPMG dengan laporan sisa perhitungan yaitu, tahun 2002 selisih sebesar Rp. 156.477.753,- (seratus lima puluh enam juta empat ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh tiga rupai) dan tahun 2003 sebesar Rp. 121.018.823,- (seratus dua puluh satu juta delapan belas ribu delapan ratus dua puluh tiga rupiah). Bahwa mendengar adanya kekosongan kas Pemerintah Kabupaten Blitar pada saat Kepala Unit dikumpulkan Bupati didampingi Sekretaris Daerah yang menjelaskan bahwa defisit anggaran terjadi karena untuk gaji ketiga belas, penerimaan CPNS, PAD merosot, dan PEMILU. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

32. Saksi Drs. AGUSYONO Bahwa sejak Maret 2002 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Camat Kanigoro Kabupaten Blitar. Bahwa setelah diperiksa oleh kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata ada selisih anggaran antara realisasi anggaran berdasarkan SPMG dengan laporan sisa perhitungan terutama pada pos belanja pegawai yaitu, tahun 2002 selisih sebesar Rp. 115.462.732,- (seratus lima belas juta empat ratus enam puluh ribu tujuh ratus tiga puluh dua rupiah) tahun 2003 sebesar Rp. 36.214.068,(tiga puluh enam juta dua ratus empat belas ribu enam puluh delapan rupiah) dan tahun 2004 belum diketahui. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

33. Saksi ABU DARIN Bahwa sejak tanggal 29 Januari 2003 saksi menjabat sebagai Camat Udanawu Kabupeten Blitar. Bahwa untuk Kecamatan Udanawu anggaran yang terserap berdasarkan realisasi SPMG tahun 2003 sebesar Rp. 390.765.782,- (tiga ratus sembilan puluh juta tujuh ratus enam puluh lima ribu tujuh ratus delapan puluh dua

76

rupiah) sedangkan pada laporan sisa perhitungan APBD dicantumkan sebesar Rp. 392.394.728,- (tiga ratus sembilan puluh dua juta tiga ratus sembilan puluh empat ribu tujuh ratus dua puluh delapan rupiah) sehingga terdapat selisih anggaran sebesar Rp. 1.628.946,- (satu juta enam ratus dua puluh delapan ribu sembilan ratus empat puluh enam rupiah) Untuk tahun 2002 saksi mengetahui dari data yang ada di Kecamatan Udanawu yaitu realisasi berdasarkan SPMG sebesar Rp. 286.864.481,- (dua ratus delapan puluh enam juta delapn ratus enam puluh empat ribu empat ratus delapan puluh satu rupiah) tetapi pada laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 280.389.800,- (dua ratus delapan puluh juta tiga ratus delapan puluh sembilan delapan ratus rupiah) sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 6.864.481,- (enam juta delapan ratus enam puluh empat ribu empat ratus delapan puluh satu rupiah). Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

34. Saksi WIYAKTO, SH, Msi Bahwa sejak Januari 2002 saksi menjabat sebagai Camat Kademangan. Bahwa setelah diperiksa oleh kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata ada selisih anggaran antara realisasi anggaran berdasarkan SPMG dengan laporan sisa perhitungan APBD terutama pada pos belanja pegawai yaitu, tahun 2002 selisih sebesar Rp. 494.232,- tahun 2003 sebesar Rp. 1.679.740,Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

35. Saksi HERU PRABOWO Bahwa sejak September 2002 saksi menjabat sebagai Camat Srengat Kabupaten Blitar. Bahwa setelah diperiksa oleh kejaksaan saksi baru mengetahui ternyata ada selisih anggaran tahun 2002 realisasi anggaran berdasarkan SPMG sebesar Rp. 856.766.004,- (delapan ratus lima puluh enam juta tujuh ratus enam puluh enam ribu empat rupiah) sedangkan pada laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 608.448.591,- (enam ratus delapan juta empat ratus empat puluh delapan ribu lima ratus sembilan puluh satu) sehingga terdapat selisih

77

sebesar Rp. 218.372.413,- (dua ratus delapan belas juta tiga ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus tiga belas rupiah). Bahwa untuk tahun 2003 realisasi anggaran berdasarkan SPMG sebesar Rp. 952.656.421,- sedangkan pada laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 1.048.166.674,- sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 95.510.253,Bahwa selisih tersebut terdapat pada pos belanja pegawai/gaji Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

36. Saksi Drs. MUJIANTO Bahwa sejak 30 Januari 2003 saksi menjabat sebagai Camat Sanankulon Kabupaten Blitar. Bahwa untuk Kecamatan Sanankulon tahun 2003 realisasi anggaran berdasarkan SPMG sebesar Rp. 301.157.400,- sedangkan pada laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 347.453257,- sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 46.295.857,Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

37. Saksi HIDAYAT, BA Bahwa saksi sejak 3 Sepmeber 2002 sampai dengan sekarang saksi menjabat sebagai Camat Wlingi Kabupaten Blitar. Bahwa paa tahun 2002 anggaran untuk Kecamatan Wlingi, realisasi anggaran berdasarkan SPMG pada pos belanja pegawai sebesar Rp.950.283.869 sedangkan pada laporan sisa perhitungan APBD sebesar 776.405.704,sehingga terdapat selisih kurang sebesar Rp. 173.833.165,Bahwa pada tahun 2003 pos belanja pegawai berdasarkan realisasi SPMG sebesar Rp. 1.222.838.333,- dan pada laporan sisa perhitungan APBD sebesar Rp. 1.255.824.356,- sehingga ada selisih sebesar Rp. 32.986.023. Bahwa pada pos-pos belanja lain sudah sesuai, tidak ada selisih. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

78

38. Saksi BAMBANG DWI PURWANTO Bahwa sejak tahun 2000 saksi adalah Ajudan Bupati yang bertugas menerima tanmu yang akan menghadap Bupati dan tugas-tugas protokoler dalam kegiatan Bupati. Bahwa selain saksi ada Ajudan yang lain yaitu Arinal Huda dan Yudho Ismaryanto. Bahwa saksi tidak pernah diperintah oleh Terdakwa untuk mengambil uang kepada Krisanto (Kabag Keuangan), hanya saksi pernah dititipi uang dari Krisanto untuk Terdakwa yang digunakan yntuk perjalanan dinas Bupati, berapa jumlahnya saksi tidak mengetahuinya karena disimpan didalam amplop. Bahwa saksi pernah diperintah oleh Terdakwa untuk menyetor uang di Bank Jatim Cabang Blitar, tanggal 22 Mei 2003, 29 Juli 2003, 31 Juli 2003, 12 Agustus 2002, 2 Desember 2003, 10 Desember 2003, 12 Desember 2003, 29 Desember 2003 dan tanggal 5 Desember 2004 Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa membenarkan.

39. Saksi KRISANTO, SE, MM Bahwa sejak 1998 sakis menjabat sebagai Kasubag Anggaran pada Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar, pada tahun sebagai 2003 plt. Kabag Keuangan dan sejak Februari 2004 menjabat sebagai Kabag Keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa sebagai Kasubag Anggaran tugas saksi adalah merekap bahan untuk penyusunan APBD/perubahan APBD, membuat Surat Keterangan Otorisasi (SKO) dan tugas lain yang diberikan pimpinan. Bahwa sedangkan sebagai Kabag Keuangan, tugas saksi adalah membuat Surat Edaran permintaan data untuk penyusunan APBD kepada unit-unit, pengelolaan dan pengolahan data administrasi keuangan daerah, menguji kebenaran penerbitan SPMG dan menandatangani SPMG. Bahwa sesuai dengan aturan yang ada, pencairan dana dari Kas Daerah sebagai berikut : masing-masing unit kerja mengajukan SPP, kemudian diterbitkan SKO yang ditandatangani Sekretaris Daerah, selanjutnya SPP diteliti oleh sub bagian anggaran dan diserahkan ke sub bagian perbendaharaan untuk diterbitkan SPMG dan SPMG dikirim ke Kantor Kas

79

Daerah untuk dipindahbukukan kepada bendahara pengusul dan dananya dicairkan di Bank Jatim. Bahwa SPMG di Pemerintah Kabupaten Blitar ada tiga macam yaitu : SPMG Rutin, SPMG Pembangunan, dan SPMG Pengembalian Ayat (PA). Bahwa yang menandatangani SPMG adalah Kabag Keuangan yang sampai dengan bulan Maret 2002 dijabat oleh saksi Solichin Inanta, SH, MSi selanjutnya tahun 2002 sampai dengan 2003 dijabat oleh saksi Drs. Ec. M. Rusjdan, MA dan pada tahun 2004 dijabat oleh saksi. Bahwa SPMG PA atau yang oleh sub bagian perbendaharaan diberi kode D penerbitannya tidak dilengkapi dengan SPP dan SKO. Bahwa awal mula terbitnya SPMG PA adalah pada bulan Maret 2002 untuk memenuhi permintaan dana Terdakwa selaku Bupati Blitar yang tidak dianggarkan dalam APBD. Bahwa saksi selaku Kasubag Anggaran saat itu ditelepon oleh Terdakwa yang meminta agar disediakan dana sebesar Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) untuk kegiatan Parpol, selanjutnya saksi melaporkan hal tersebut kepada Kabag Keuangan (Solichin Inanta) dan oleh Kabag Keuangan permintaan tersebut dibicarakan jalan keluarnya oleh saksi bersama dengan Kabag Keuangan (Solichin Inanta), Kasubag Pembukuan (Bangun

Suharsono) dengan mengundang Kepala Kantor Kas Daerah (M. Rusdjan) Bahwa akhirnya Kasubag Pembukuan (Bangun Suharsono) menyampaikan solusinya yaitu dengan SPMG PA berdasarkan Kepmendagri No.903, selanjutnya hal tersebut dilaporkan kepada Sekretaris Daerah (Saksi Subiantoro) dan oleh Sekretaris Daerah disuruh langsung melaporkan kepada Terdakwa dan oleh Terdakwa disetujui. Bahwa SPMG PA dikeluarkan dari pos penerimaan dan harus

dipertanggungjawabkan. Bahwa pada saat mereka berempat melapor kepada Terdakwa mengenai pertanggungjawaban SPMG PA tersebut Terdakwa menyatakan bahwa Terdakwa yang akan bertanggung jawab. Bahwa selanjutnya saksi meneruskan perintah Terdakwa kepada Kasubag Perbendaharaan (saksi Kadmiarsih) agar diterbitkan SPMG PA dengan nilai nominal masing-masing Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sehingga pada tanggal 4 Maret 2002 terbit SPMG PA No. 1/d/R dan No. 2/d/R dengan jumlah Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah).

80

Bahwa selanjutnya SPMG PA tersebut dcairkan oleh bendaharawan Lilik Purwanto dan diserahkan kepada saksi dan oleh saksi uang tunai sebesar Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) diserahkan kepada Terdakwa.

Bahwa penerbitan SPMG PA tersebut berlanjut terus sampai dengan tahun 2004 dan semua pencairan saksi yang menyerahkan kepada Terdakwa kadang-kadang saksi sendiri kadang-kadang bersama Solichin Inanta, M. Rusdjan, dan Bangun Suharsono.

Bahwa setiap kali saksi menyerahkan dana kepada Terdakwa, telah dilampiri dengan kuitansi akan tetapi tidak ada yang dikembalikan oleh Terdakwa dan setiap kali saksi meminta kuitansi tersebut Terdakwa mengatakan apakah saksi tidak percaya dengan Bupati.

Bahwa saksi sendiri menandatangani SPMG PA awal tahun 2003 pada saat menjabat sebagai plt. Kabag Keuangan sebanyak 5 lembar SPMG dan tahun 2004 pada saat menjabat sebagai Kabag Keuangan sebanyak 78 SPMG PA dengan total nominal sebesar Rp. 24.230.116.000,- (dua puluh empat milyar dua ratus tiga puluh juta seratus enam belas ribu rupiah)

Bahwa saksi juga pernah menyerahkan pencairan SPMG PA untuk Terdakwa tetapi melalui Ajudan Bupati yaitu Bambang Dwi Purwanto, Arinal Huda, dan Yudho Ismaryanto.

Bahwa atas dana pencairan dana SPMG PA pada tahun 2002 belum ada yang dikembalikan yaitu sebanyak 59 lembar dengan nilai nominal Rp. 17.047.950.000,- (tujuh belas milyar empat puluh tujuh juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) sedangkan untuk tahun 2003 sebanyak 56 lembar dengan nominal sebesar Rp.27.060.318.225,- (dua puluh tujuh milyar enam puluh juta tiga ratus delapan belas ribu dua ratus dua puluh lima rupiah) telah dikembalikan ke Kas Daerah kurang lebih sebesar Rp.19.305.000.000,(sembilan belas milyar tiga ratus lima juta rupiah) dan untuk tahun 2004 sebanyak 78 lembar SPMG PA dengan nilai nominal sebesar Rp. 24.230.116.900,- (dua puluh empat milyar dua ratus tiga puluh juta seratus enam belas ribu sembilan ratus rupiah). Saksi tidak mengetahui apakah sudah ada yang disetor kembali ke Kas Daerah.

Bahwa SPMG PA yang dicairkan tahun 2004 kegunaannya antara lain untuk pembangunan jembatan Jugo, setoran tagihan kepada pihak ketiga, bantuan untuk pondok pesantren, perekrutan CPNS, Renovasi Pendopo, dan lain-lain.

81

Bahwa pada tanggal 25 Juli 2002, rekening saksi di Bank Jatim cabang Blitar dengan No. rekening 0142312400 diminta oleh Kas Daerah yang katanya atas perintah Terdakwa selanjutnya ada dana masuk ke rekening saksi tersebut yang asalnya dari transfer rekening Kas Daerah dengan No.Rekening 0141011206 sebesar Rp.1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) dan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Bahwa dana yang masuk ke rekening saksi tersebut kemudian saksi cairkan dan diserahkan semuanya kepada Terdakwa.

Bahwa selain itu di rekening saksi juga masuk dana yang asalnya dari deposito dan giro Pemerintah Kabupaten Blitar senilai Rp.27.000.000.000,(dua puluh tujuh milyar rupiah), prosesnya sama setelah masuk ke rekening saksi langsung dicairkan dan diserahkan kepada Terdakwa sebesar Rp.24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah) sedangkan yang sebesar Rp.3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) disetorkan kembali ke Kas Daerah.

Bahwa saksi pernah ditemui oleh Ketua II Koperasi Praja Mukti dengan membawa surat perjanjian pinjaman antara Pemerintah Kabupaten Blitar dengan pihak koperasi yang katanya pembicaraan awalnya dengan Terdakwa dan untuk Pemerintah Kabupaten Blitar pihaknya ditulis Kabag Keuangan atas nama Bupati. Kemudian saksi menanyakan kepada Terdakwa dan dijawab benar akhirnya surat perjanjian tersebut saksi tandatangani.

Bahwa besarnya pinjaman kepada Koperasi Praja Mukti adalah sejumlah Rp. 12.285.000.000,- (dua belas milyar dua ratus delapan puluh lima juta rupiah) dan setelah pencairan langsung setor ke Kas Daerah sebesar

Rp.12.000.000.000,- (dua belas milyar rupiah). Bahwa untuk membayar angsuran pinjaman dari Koperasi Praja Mukti tersebut juga diambilkan dari pencairan SPMG PA dan sampai dengan sekarang masih ada tunggakan yang besarnya berapa saksi tidak ingat. Bahwa saksi tidak mengetahui mengenai saldo kas pada akhir tahun 2002 yang sebesar Rp.31.157.634.718,50. (tiga puluh satu milyar seratus lima puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah lima puluh sen) akhirnya disiasati/diganti menjadi sebesar Rp.4.157.634.718,50. (empat milyar seratus lima puluh tujuh juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus delapan belas rupiah lima puluh sen).

82

Bahwa laporan dari bagian keuangan yang disampaikan kepada Bupati selalu melalui Sekretaris Daerah dan laporan tersebut dibuat secara umum, sehingga tidak nampak adanya SPMG PA.

Bahwa saksi pernah mentransfer dana sebesar Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) kepada Terdakwa atas permintaan Terdakwa yang saat itu berada di tanah suci melakukan ibadah umroh dan oleh saksi dicairkan melalui SPMG PA.

Bahwa pada saat saksi akan diperiksa Kejaksaan pernah di telepon oleh Terdakwa agar dalam pemeriksaan nanti apabila ada pertanyaan mengenai aliran dana saksi menjawab saja selain untuk Bupati juga untuk Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut di atas Terdakwa

memberikan tanggapan sebagai berikut : Awal mula terbitnya SPMG PA Terdakwa tidak mengerti. Mengenai permintaan dana, benar tetapi harus sesuai aturan yang ada. Terdakwa tidak pernah menerima pencairan deposito dan giro sebesar Rp.24.000.000.000,- (dua puluh empat milyar rupiah). Tidak benar mengenai dana yang ditransfer saksi sebesar Rp.2.000.000.000,(dua milyar rupiah) adalah atas permintaan Terdakwa karena itu merupakan pinjaman Terdakwa kepada saksi dan sudah dikembalikan. Tidak benar Terdakwa memerintah saksi untuk mengatakan aliran dana ke Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah.

40. Saksi Drs. Ec. RUSJDAN, MM Bahwa saksi sebagai Kabag Keuangan sejak Maret 2002 sampai Desember 2003 dan sebelumnya saksi menjabat sebagai Kepala Kantor Kas Daerah Bahwa sewaktu saksi menjabat Kepala Kantor Kas Daerah pada bulan maret 2002 saksi diundang kepala bagian keuangan yang dijabat oleh Solichin Inanta, Kasubag Anggaran Krisanto, Kasubag Pembukuan Bangun Suharsono yang intinya membicarakan tentang pemintaan Terdakwa yang memerlukan dana untuk kegiatan. Bahwa Kasubag Pembukuan menyatakan ada jalan keluarnya yaitu melalui Pengembalian Ayat sesuai dengan Kepmendagri 903 dan selanjutnya Kasubag Pembukuan meminta petunjuk ke Pemerintah Propinsi Jatim pada Biro Keuangan dan di jawab diperbolehkan asal dapat dipertanggungjawabkan.

83

Bahwa selanjutnya saksi bersama Krisanto, Solichin Inanta, dan Bangun Suharsono menyampaikan hasil tersebut kepada Sekretaris Daerah dan oleh Sekretaris Daerah langsung di suruh melaporkan kepada Terdakwa, pada saat mereka berempat menyampaikan kepada Terdakwa, kemudian Terdakwa menyatakan setuju dan nanti akan bertanggung jawab

Bahwa selaku Kabag Keuangan saksi menandatangani SPMG kode d yang semua penggunaannya untuk kepentingan Terdakwa sehingga yang bertanggung jawab secara langsung adalah Terdakwa.

Bahwa pada tahun 2002 selama menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan saksi membuat 57 SPMG kode D dengan nilai total Rp. 15.047.950.000,- sedangkan SPMG kode D 1 dan 2 ditandatangani oleh kepala Bagian keuangan Solichin Inanta dengan nilai total Rp. 2.000.000.000,- yang seluruhnya diambilkan dari sisi penerimaan atau pendapatan daerah.

Bahwa untuk tahun 2003 SPMG kode D yang dibuat oleh saksi selaku kabag keuangan, telah membuat sebanyak 50 SPMG kode D sedangkan sewaktu saksi menunaikan ibadah haji dan Plt. Kabag Keuangan adalah Krisanto telah dibuat sebanyak 5 SPMG kode D yang seluruhnya pada tahun 2003 total nilai Rp. 27.060.318.225,- yang seluruhnya diambilkan dari sisi penerimaan atau pendapatan daerah

Bahwa yang mencairkan seluruh SPMG kode D adalah staf keuangan Lilik Purwanto yang diserahkan kepada Krisanto dan selanjutnya Krisanto menyerahkan pada Terdakwa karena Krisanto yang diperintah melalui telepon sewaktu Terdakwa memerlukan dana.

Bahwa saksi juga ikut mengantar uang tersebut pada Terdakwa bersama-sama Krisanto namun yang masuk hanya Krisanto dan saksi juga pernah mengingatkan kepada Krisanto agar setiap penyerahan dana-dana kepada Terdakwa selalu minta nota atau tanda terima.

Bahwa pada bulan September 2003 saksi dua kali ditelepon langsung oleh Terdakwa yang saat itu memerlukan dana masing-masing sebesar Rp. 200.000.000,-

Bahwa pertanggungjawaban SPMG kode D oleh kasubag pembukuan dibukukan dalam buku B XIII. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas, Terdakwa

menyatakan bahwa tidak tahu mengenai penerbitan SPMG PA.

84

41. Saksi BANGUN SUHARSONO Bahwa saksi adalah Kasubag Pembukuaan pada Pemerintah Kabupaten Blitar sejak 1990 sampai dengan sekarang. Bahwa tugas saksi adalah mencatat semua bukti transaksi dari masing-masing unit kerja baik penerimaan maupun pengeluaran dan membuat laporan berdasarkan bukti-bukti transaksi dari masing-masing unit kerja berupa laporan triwulan maupun laporan tahunan. Bahwa dalam pelaksanaan tugas tersebut sakai bertanggung jawab kepada atasan langsung yaitu Kabag Keuangan. Bahwa sarana administrasi yang digunakan untuk sisi penerimaan antara lain adalah Buku B IV berupa tanda setor rangkap dua sedangkan untuk SPMG diperoleh dari Subag Anggaran. Bahwa awal mula terbitnya SPMG kode D saksi Krisanto dipanggil oleh Terdakwa untuk mencarikan dana guna membiayai kegiatan Terdakwa, selanjutnya Bagian Keuangan yang terdiri dari Krisanto selaku Kasubag Anggaran, saksi, dan Kabag Keuangan yang dijabat oleh Solichin Inanta, mengundang M. Rusjdan yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kas Daerah untuk membicarakan hal tersebut. Dari rapat tersebut disimpulkan bahwa permintaan dana untuk kegiatan Terdakwa dapat dipenuhi melalui Pengembalian Ayat yang dananya diperoleh dari sisi penerimaan. Bahwa untuk penerbitan SPMG Pengembalian ayat tersebut saksi telah berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan menurut Pemerintah Propinsi dapat dibenarkan sepanjang dipertanggungjawabkan. Bahwa saksi tidak tahu penggunaan SPMG Pengembalian ayat (SPMG Kode D) tersebut ternyata tidak ada pertanggungjawabannya. Bahwa cara pengelolaan keuangan APBD Pemerintah Kabupaten Blitar adalah masing-masing bendaharawan dari masing-masing unit kerja mengajukan SPP kebagian Keuangan, yang selanjutnya oleh sub bagian anggaran diteliti kebenarannya, kemudian diterbitkan SPMG oleh sub bagian perbendaharaan yang ditandatangani oleh Kepala Bagian Keuangan, setelah itu sub bagian perbendaharaan mengirimkan SPMG tersebut ke Kantor Kas Daerah untuk dicairkan. Bahwa setiap ada permintaan dana dari Terdakwa melalui Krisanto atau M. Rusjdan selaku Kepala Bagian Keuangan memerintahkan kepada Kepala Sub Bagian Perbendaharaan (Kadmiarsih) untuk membuat SPMG kode D (SPMG

85

PA) setelah SPMG kode D (SPMG PA) dibuat oleh kepala sub bagian perbendaharaan kemudian ditandatangani oleh Kabag Keuangan selanjutnya SPMG tersebut dicairkan oleh Bendahara gaji sekretariat ke Kantor Kas Daerah. Bahwa SPMG kode D tersebut dikeluarkan tidak melalui prosedur yang benar sebab tanpa dilampiri oleh SPP dan SKO. Bahwa SPMG kode D pada tahun 2002 berjumlah 58 lembar dengan nilai sebesar Rp. 17.047.950.000,Bahwa SPMG kode D pada tahun 2003 berjumlah 56 lembar dengan nilai sebesar Rp. 27.060.318.225,Bahwa SPMG kode D pada tahun 2004 berjumlah 78 lembar dengan nilai sebesar Rp. 24.230.116.900,Bahwa saksi membukukan SPMG kode D tersebut dengan cara menggunakan daftar pembukuan administrasi (DPA model B XIII) karena dalam B XIII ada kolom untuk SPMG kode D dan disetujui oleh Kabag Keuangan. Bahwa akibat pengeluaran SPMG kode D pada pembukuan Kas Daerah tidak sesuai sehingga untuk menyesuaikannya saksi mensiasati dengan cara menyelipkan pada pos pengeluaran gaji pada 32 instansi dan 22 kecamatan serta pos opersional atas persetujuan Kabag Keuangan. Bahwa adanya SPMG kode D menyebabkan jumlah gaji sekretariat Pemerintah Kabupaten Blitar tidak sesuai setiap bulannya dengan kebutuhan gaji riil. Bahwa semua dana yang dicairkan dari SPMG kode D diserahkan pada Terdakwa oleh Krisanto. Bahwa penambahan jumlah/nominal gaji yang saksi lakukan pada tahun 2002 terdapat selisih antara laporan keuangan riil dengan sisa perhitungan jumlah totalnya sebesar Rp. 48.202.592.471,Bahwa penambahan jumlah/nominal gaji yang saksi lakukan pada tahun 2003 terdapat selisih antara laporan keuangan riil dengan sisa perhitungan jumlah totalnya sebesar Rp. 4.727.076.110,Bahwa penambahan jumlah/nominal gaji yang saksi lakukan pada tahun 2004 terdapat selisih antara laporan keuangan riil dengan sisa perhitungan jumlah totalnya sebesar Rp. 7.697.841.472,Bahwa untuk mempertanggungjawabakan SPMG kode D yang dikeluarkan dengan cara menambahkan pada pos gaji dari semua unit kerja yaitu dengan jalan mengurangi jumlah realisasi anggaran dari beberapa unit sehingga sesuai (klop) dengan sisa akhir tahun.

86

Bahwa setelah saksi mensiasati pengeluaran sebesar Rp. 17.047.950.000,- saksi kemudian menanyakan kepada Kas Daerah berapa sisa akhir tahun 2002 ternyata sisa akhir tahun kurang lebih sebesar empat milyar, selanjutnya saksi menyusun lagi draf perhitungan menyesuaikan dengan keadaan sisa perhitungan di Kas Daerah.

Bahwa sisa perhitungan yanga ada di Kas Daerah seharusnya bukan sekitar empat milyar rupiah tetapi yang benar adalah sekitar tiga puluh satu milyar rupiah.

Bahwa menurut Mujiono staf yang ada di Kas Daerah masih ada sisa dua puluh tujuh milyar yang belum dipertanggungjawabkan.

Bahwa ada pengembalian uang/dana sebesar Rp. 19.305.000.000,- dan ada tanda bukti setor Ke Kas Daerah.

Bahwa dana pengembalian ke Kas Daerah sebesar Rp. 19.305.000.000,- tersebut berasal dari dana pinjaman Koperasi Praja Mukti oleh Bupati.

Bahwa benar saksi diminta Krisanto untuk mengonsep STTS Bend 17 sebesar Rp. 15.705.000.000,- sesuai nomor-nomor SPMG kode d untuk pengembalian dana sebesar Rp. 19.305.000.000,- kepada Kopersi Praja Mukti.

Bahwa saksi yang mengonsep setiap Laporan Akhir Tahun Anggaran untuk buku perhitungan APBD Kabupaten Blitar tahun 2002, 2003.

Bahwa saksi mengakui bersalah dalam hal membukukan tidak secara prosedur dan membuat laporan pertanggungjawaban sisa perhitungan yang tidak benar. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa

menyatakan bahwa seandainya saksi menghadap Terdakwa masalah SPMG PA selalu Terdakwa tekankan yang penting sesuai aturan yang ada.

42. Saksi SOLICHIN INANTA, SH, MM, Msi Bahwa sejak tanggal 27 maret 2002 saksi menjabat sebagai Kepala Kantor Kas Daerah dan sebelumnya saksi menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa di Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk SPMG dipergunakan dengan kode-kode antara lain A, R dan P. Bahwa pada saat saksi menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan sekitar bulan Maret 2002 ada menandatangani 2 lembar SPMG PA yang sekarang dikenal dengan kode D masing-masing sebesar Rp. 1.000.000.000,-

87

Bahwa awal dari pengeluaran dana melalui SPMG kode D tersebut awalnya Krisanto diperintahkan oleh Terdakwa yang saat itu memerlukan dana untuk kegiatan Bupati sebesar Rp 2.000.000.000,- dan selanjutnya atas permintaan tersebut saksi bersama-sama dengan Krisanto, Kasubag Pembukuan Bangun Suharsono dan Kepala Kas Daerah M. Rusjdan melakukan pertemuan.

Bahwa dari pertemuan berempat yang intinya membicarakan adanya permintaan Terdakwa yang membutuhkan dana untuk kegiatan dan selanjutnya Bangun Suharsono menawarkan adanya Kepmendagri yang berisi tentang PA atau Pengembalian Ayat.

Bahwa selanjutnya Bangun Suharsono menghubungi Kepala Biro Keuangan di Propinsi Tingkat I yang menanyakan tentang SPMG PA/Pengembalian Ayat tersebut yang dijawab oleh Propinsi Tingkat I diperbolehkan sepanjang dipertanggungjawabkan.

Bahwa selanjutnya berempat melaporkan hal tersebut ke Sekretaris Daerah dan disuruh meneruskan kepada Terdakwa.

Bahwa selanjutnya saksi berempat menghadap Terdakwa dan memberitahukan tentang hasil pertemuan tersebut dan Terdakwa pada saat itu menyetujuinya.

Bahwa selanjutnya saksi selaku Kepala Bagian Keuangan membuat secara berturut-turut membuat SPMG PA (Pengembalian Ayat) atau juga disebut dengan SPMG kode D masing-masing sebesar Rp.1.000.000.000,- yang dicairkan oleh Lilik Purwanto.

Bahwa setelah uang cair saksi tidak mengikuti dan tidak mengetahui lagi tentang penyerahan lebih lanjutnya.

Bahwa saksi juga mengetahui deposito milik Pemerintah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 24.000.000.000 dan giro milik Pemerintah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 3.000.000.000 saat ini telah dicairkan sesuai dengan surat yang saksi buat selaku Kepala Kantor Kas Daerah atas permintaan Terdakwa melalui Sri Suhartini.

Bahwa benar dari deposito dan giro senilai total 24.000.000.000,- beralih ke rekening atas nama Krisanto dan sisanya sebesar Rp. 3.000.000.000,- beralih ke rekening DAU milik Pemerintah Kabupaten Blitar.

Bahwa mengenai pemindahbukuan dana sebesar Rp. 500.000.000,- dan Rp. 1.5.00.000.000,- pada tahun 2002 dari rekening Kas Daerah ke rekening atas nama Krisanto yang mengetahui adalah Sri Suhartini yang katanya untuk kepentingan Terdakwa.

88

Bahwa untuk saldo kas pada buku B IX akhir tahun 2002 sebesar kurang lebih tiga puluh satu milyar rupiah di rubah menjadi sebesar kurang lebih empat milyar rupiah saksi sama sekali tidak mengetahui karena saat itu sedang naik haji. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Terdakwa menyatakan bahwa pertemuan mereka berempat (saksi, M.Rusjdan, Krisanto, dan Bangun Suharsono) untuk melapor ke Terdakwa adalah tidak benar.

43. Saksi Drs. EDY SULISTYONO (saksi ahli) Bahwa saksi bekerja pada BPKP propinsi Jatim sejak tahun 2001 Bahwa saksi bersama-sama tim audit pernah melakukan pemeriksaan di Pemerintah Kabupaten Blitar mulai tanggal 20 Januari 2005 dengan memeriksa anggaran mulai periode tahun 2002 - 2004. Bahwa untuk tahun 2002 tim audit menemukan penyimpang-penyimpangan dana keuangan di Pemerintah Kabupaten Blitar dengan cara pengeluaran dana dari SPMG kode D yang dicairkan melalui rekening bendaharawan sekretariat dan bendaharawan gaji sekretariat dengan tanpa prosedur tidak ada SKO dan SPP, selanjutnya terjadi pemindahbukuan atau pengeluaran dana dari rekening Kas Daerah kepada rekening pribadi Krisanto yang seluruhnya penggunaan danadana tersebut tidak ada bukti pertanggungjawabannya. Bahwa pada tahun 2002 SPMG kode D yang dicairkan tanpa adanya SKO dan SPP mencapai total sebesar Rp. 17.047.950.000,- sedang pemindahbukuan dari rekening Kas Daerah kerening pribadi Krisanto seluruhnya barjumlah Rp.2.000.000.000,Bahwa pada tahun 2002 telah terjadi manipulasi pencatatan dari penerimaan dan pengeluaran dari Kas Daerah (B IX) tahun anggaran 2002 senilai total Rp.27.000.000.000,- dan oleh tim audit terhadap rekening koran akan tetapi hasilnya tetap tidak sesuai, karena hal tersebut berkaitan dengan penggelapan rekening giro dan deposito milik Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar Bahwa untuk tahun 2003 tim audit juga menemukan penyimpang-penyimpangan dana keuangan di Pemerintah Kabupaten Blitar dengan cara pengeluaran dana yang sama dari SPMG kode D yang dicairkan melalui rekening bendaharawan sekretariat dan bendaharawan gaji sekretariat dengan tanpa prosedur tidak ada SKO dan SPP, dengan nilai total mencapai Rp. 27.060.318.225,- yang seluruhnya penggunaan dana-dana tersebut tidak ada bukti pertanggung jawabannya.

89

Bahwa untuk tahun 2003 juga terjadi pemindahbukuan atau pengeluaran dana dari rekening Kas Daerah kepada rekening pribadi Priyono Hadi sebesar Rp. 3.000.000.000,- yang seluruhnya penggunaan dana-dana tersebut tidak ada bukti pertanggungjawabannya.

Bahwa untuk tahun 2004 tim audit menemukan penyimpang-penyimpangan dana keuangan di Pemerintah Kabupaten Blitar dengan cara pengeluaran dana yang sama dari SPMG kode D yang dicairkan melalui rekening bendaharawan sekretariat dan bendaharawan gaji sekretariat dengan tanpa prosedur tidak ada SKO dan SPP, dengan nilai total mencapai Rp. 24.230.116.900,- yang seluruhnya penggunaan dana-dana tersebut tidak ada bukti

pertanggungjawabannya. Bahwa pada tahun 2002 diantara SPMG kode D yang penggunaan dananya tidak dapat dipertanggungjawabkan diantaranya yang secara riil digunakan untuk proyek saluran popoh antara lain tanggal 10 juli 2002 sebesar Rp.59.400.000,dan pada tanggal 20 agustus 2002 sebesar Rp. 163.350.000,Bahwa untuk tahun 2003 dari tim audit menemukan faktor pengembalian atau pengurang dari bendahara sekretariat ke Kas Daerah sebesar Rp.

19.305.000.000,Bahwa pada tahun 2003 terjadi penyetoran kembali ke Kas Daerah eks pencairan deposito dan pemindahbukuan giro masing-masing pada tanggal 12 Maret 2003 pencairan deposito Bank Jatim nomor DB 070357 dipindahkan ke rekening Kas Daerah (DAU) sesuai surat Kas Daerah nomor 900/104/409.304/2003 tanggal 13 maret 2003 sebesar Rp. 1.000.000.000,- dan juga pada tanggal 12 maret 2003 pemindahbukuan dari rekening giro Bank Jatim nomor 014100588831 ke rekening Kas Daerah (DAU) sesuai surat Kas Daerah nomor

900/104/409.304/2003 tanggal 13 maret 2003 sebesar Rp. 2.000.000.000,Bahwa pada tahun 2004 diantara SPMG kode D yang penggunaan dananya tidak dapat dipertanggungjawabkan diantaranya yang secara riil digunakan untuk pembayaran proyek jembatan jugosejumlah Rp. 4.000.000.000,- masing-masing antara lain tanggal : 26 Maret 2004 08 April 2004 24 Mei 2004 10 Juli 2004 26 Juli 2004 Rp. 500.000.000,Rp. 500.000.000,Rp. 500.000.000,Rp. 500.000.000,Rp. 500.000.000,-

90

27 Agustus 2004 01 Oktober 2004

Rp. 500.000.000,Rp. 500.000.000,-

Bahwa kerugian negara menurut temuan tim audit BPKP total kerugian keuangan negara setelah dikurangi penyetoran kembali/faktor pengurang maka kerugian keuangan negara adalah sejumlah Rp. 73.810.635.125,-

Bahwa baik pemindahbukuan dari rekening DAU ataupun pencairan deposito dan giro ke rekening atas nama pribadi adalah tidak dapat dibenarkan.

Bahwa apabila Pemerintah Kabupaten Blitar melakukan pinjaman dana ke pihak luar harus ada persetujuan dari DPRD Kabupaten Blitar.

Bahwa pengeluaran tidak terduga yang bersifat darurat misalnya bencana alam yang sifatnya mendesak telah disediakan dalam anggaran tersendiri dan untuk pertanggungjawabannya harus secara riil pada DPRD. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut terdakwa menyatakan

tetap pada aturan yang ada sesuai Pasal 1 Bab IV PP Nomor 105 tahun 2000 Kewenangan Bupati adalah menyampaikan pertanggungjawaban pada DPRD dn penandatangan SPJ,SKO berdasarkan Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002 dilakukan oleh yang mendapat delegasi.

44. Saksi HAFID NOVIANTO Bahwa saksi menjabat sebagai Pimpinan bidang Operasional Bank Jatim Cabang Blitar sejak 11 Juni 2003. Bahwa di Bank Jatim Cabang Blitar ada empat nomor rekening atas nama Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM, yaitu rekening nomor 0143006646, 0142342499, 0143003677 dan 0438550005. Bahwa seseorang diperbolehkan memiliki beberapa rekening dalam satu bank. Bahwa adanya setoran tunai pada rekening-rekening tersebut tidak dapat diketahui, yang dapt dilacak pada bank apabila ada pemindahbukuan. Bahwa pada nomor rekening 014300664 ada setoran tunai tanggal 22 Mei 2004 sebesar Rp. 500.000.000,- dan tanggal 29 Februari 2005 sebesar Rp. 160.000.000,- dan seterusnya yang tidak dicantumkan nama penyetornya dan hal tersebut diperbolehkan. Bahwa atas data-data yang ada direkening tersebut semuanya adalah benar sesuai dengan data yang ada di Bank Jatim. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

91

45. Saksi MOCH. SOLICHIN Bahwa sejak tahun 2002 saksi adalah karyawan pada Bank Mandiri Cabang Blitar. Bahwa di Bank Mandiri Cabang Blitar ada rekening atas nama Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM, yaitu No. 144000301686.6. Bahwa data-data setoran maupun penarikan yang ada di rekening tersebut adalah sesuai dengan data-data yang ada di Bank Mandiri dengan tambahan kekurangan sebagai berikut : setoran tanggal 19 Agustus 2002 sebesar Rp. 25.000.000,- yang benar di debet, setoran tanggal 27 September 2002 sebesar Rp. 600.000.000,dialihkan ke Bank Jatim Cabang Blitar. Bahwa saksi tidak mengetahui asal dana yang disetorkan secara tunai. Bahwa untuk setoran tanggal 2 Jnuari 2003 sebesar Rp. 70.485.000,- nama penyetor tidak ada dan oleh saksi ditulis Bambang Dwi P disesuaikan dengan nota yang lain. Bahwa untuk penarikan sebesar Rp. 200.000.000,- yang melakukan sesuai surat kuasa adalah Bambang Dwi Purwanto Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

46. Saksi IDA AYU PUTU IDAWATI Bahwa sejak Agustus 1991 saksi adalah Karyawan Bank BNI Cabang Blitar. Bahwa di Bank BNI Cabang Blitar ada rekening atas nama Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM, yaitu No. 183002848137901. Bahwa atas data setoran tunai, pemindahbukuan maupun penarikan atas rekening tersebut semuanya adalah benar sesuai dengan data yang ada di Bank BNI Cabang Blitar. Bahwa saksi tidak mengetahui darimana asal dana yag disetorkan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

47. Saksi SRI MISTYOWATI Bahwa sejak 14 Juni 1990 saksi adalah Karyawan Bank BCA Cabang Blitar yang menjabat sebagai Kepala Bidang Operasional. Bahwa di Bank BCA Cabang Blitar ada rekening atas nama Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM, yaitu No. 0090158681

92

Bahwa atas data setoran tunai, pemindahbukuan maupun penarikan atas direkening tersebut semuanya adalah benar sesuai dengan data yang ada di Bank BCA Cabang Blitar. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak

memberikan tanggapan. 48. Saksi SAMILAH Menimbang, bahwa oleh karena saksi Samilah tersebut sudah dipanggil secara patut tidak datang menghadap di depan persidangan karena saksit, maka atas permintaan Jaksa Penuntut Umum dan dengan persetujuan Terdakwa maupun Penasehat Hukum Terdakwa, maka keterangan saksi tersebut pada waktu di periksa oleh penyidik dibacakan di depan persidangan yang pada pokonya sebagai berikut : Bahwa saksi pernah membuat laporan tentang pengeluaran kepada Kas Daerah waktu saksi Solichin Inanta naik haji kira-kira pada bulan Maret 2003. Bahwa Priono Hadi mendatangi saksi diruang Kas Daerah, memberikan nomor atas nama Priono Hadi untuk dapat memindahkan dari rekening Kas Daerah ke rekening Priono Hadi atas perintah Pj. Kabag Keuangan Krisanto sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) Bahwa saksi meminta surat resmi dari Krisanto tentang pemindahan rekening namun Priono Hadi tidak dapat menunjukan suratnya. Bahwa selanjutnya Priono Hadi pulang kekantornya, dan kembali ke kantor saksi menujukkan rekening pribadi Priono Hadi dan saksi terus dipojokkan supaya memindahkan rekening. Bahwa selanjutnya saksi mengahadap ke pak Sekretaris Daerah (Subiantoro) yang kebetulan saat itu ada diruang tunggu ada ada Pimipinan Bank Jatim (Bawi) dan ketika menunggu tersebut saksi meminta pertimbangannya dan Pimpinan Bank Jatim mengatakan kalau tidak ada persetujuan Bupati tidak bisa memindahkan rekening Kas Daerah ke rekening pribadi. Bahwa pada waktu menghadap Sekretaris Daerah tersebut saksi sudah membawa surat yang isinya mohon petunjuk atas pemindahan rekening tersebut. Bahwa setelah meminta pertimbangan dari Pimpinan Bank Jatim saksi masuk keruangan Sekretaris Daerah bersama-sama dengan Pimpinan Bank Jatim dan saksi menyodorkan surat tersebut kepada Sekretaris Daerah. Bahwa setelah saksi sodorkan surat tersebut di acc/disetujui oleh Sekretaris Daerah.

93

Bahwa selanjutnya saksi membuat surat kepada pimpinan Bank Jatim yang isinya mengenai pemindahan rekening.

Bahwah selanjutnya surat tersebut saksi bawa ke Sekretaris Daerah. Bahwah setelah ada acc Sekretaris Daerah, surat yang asli diminta oleh Sri Suhartini, dan saksi berikan. Saksi menyimpan foto copy surat. Menimbang, bahwa keterangan saksi tersebut Terdakwa tidak memberikan

tanggapannya.

Menimbang, bahwa selanjutnya Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan saksi ahli dan saksi yang meringankan bagi Terdakwa (a de charge) yang memberikan keterangan di bawah sumpah pada pokonya sebagai berikut : 1. Saksi Prof. dr. NYOMAN SERIKAT PUTRA JAYA, SH, MH (ahli) Bahwa saksi adalah Guru Besar /Dosen pada Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Bahwa Kepala Daerah mempunyai dua bentuk pertanggungjawaban yaitu pertanggungjawaban secara Politik dan Kriminal. Bahwa dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberatasan Tindak Pidana Korupsi unsur pokok yaitu : perbuatan memperkaya diri sendiri secara melawan hukum dan yang dapat merugikan keuangan negara. Bahwa dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindaka Pidana Korupsi unsur yang paling essensial (mendasar) adalah meyalahgunakan wewenang atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan (abuse power). Bahwa dalam delik jabatan pelaku biasanya lebih dari satu orang sehingga dalam pertanggungjawaban pidananya digunakan Pasal 55 ayat (1) KUHP. Bahwa pasal 55 ayat (1) KUHP terdiri atas empat golongan yaitu : 1. Orang yang melakukan (pleger) yaitu orang tersebut telah berbuat untuk mewujudkan semua unsur dari peristiwa pidana. 2. Menyuruh lakukan, dalam hal ini sediktnya ada dua orang yaitu yang menyuh dan yang disuruh merupakan alat saja. 3. Turut serta melakukan dalam arti bersama-sama melakukan. Dalam hal ini ada tiga kemungkinan yaitu : semua pihak memenuhi unsur delik, satu memenuhi yang satu tidak, atau masing-masing secara bersama-sama mewujudkan delik.

94

4. Penganjuran (uitlokker) dalam arti orang tersebut dengan sengaja menganjurkan pada orang lain dan pertanggungjawabannya dibatasi hanya sampai pada apa yang dianjurkan untuk dilakukan serta akibatnya . Bahwa di dalam delik jabatan yang memberikan perintah harus memiliki jabatan dan harus sesuai dengan kewenanganny, sehingga apabila tidak ada hubungan maka pemberi perintah dilepaskan dari tanggung jawab. Bahwa untuk menilai saksi mahkota apa sama dengan saksi biasa bukan merupakan keahlian saksi. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan. 2. Saksi Wijaya, SH, MH (ahli) - Bahwa saksi adalah Dosen fakultas Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang. Bahwa dalam Pemerintahan Daerah dikenal ada 3 macam bentuk pelimpahan wewenang yaitu : 1. Atributif yaitu kewenangan yang diterima pejabat dari peraturan perundangundangan. 2. Delegasi yaitu kewenangan yang diterima oleh seseorang berdasarkan pada pelimpahan kewenangan secara atributif. Penerima delegasi bertanggung jawab atas atas wewenang yang didelegasikan. 3. Mandat yaitu pelimpahan wewenang dimana tanggung jawab tetap berada pada orang yang melimpahkan wewenang. Bahwa pelimpahan wewenang secara mandat atau delegasi harus secara tertulis. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

3. Saksi Moch. ISKANDAR, SH Bahwa saksi sejak tahun 1994 adalah karyawan Pemerintah Kabupaten Blitar dan saat ini di bagian Hukum Pemerintah Kabupaten Blitar. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan PP Nomor 105 tahun 2000 Kepala Daerah bertangggung jawab kepada DPRD dan Kepala Daerah berwenang menjalankan kebijakan APBD dan lain-lain. Bahwa berkaitan dengan pekerjaan Bupati selaku Kepala Daerah memberikan delegasi kepada bawahan sesuai dengan SK Bupati Nomor 09 tahun 2003, SK

95

Bupati Nomor 10 tahun 2003, SK Bupati Nomor 15 tahun 2003, SK Bupati Nomor 16 tahun 2003. Bahwa sepengetahuan saksi, di dalam menjalankan tugasnya terdakwa selalu sesuai dengan aturan yang berlaku. Bahwa selaku Bupati terdakwa mendapat Jasa Pungut PAD sesuai ketentuan Permendagri Nomor 972/442 tahun 1998 yang besarnya 1 %. Bahwa selain itu juga mendapat honor lain yang resmi misalnya sebagai tim penyelesaian tanah perkebunan dan lain-lain. Bahwa selama terdakwa menjabat sebagai Bupati banyak kegiatan yang telah dilakukan oleh Bupati misalnya pembangunan jalan trans lintas selatan, penanganan bencana alam di sutojayan, panggungrejo, dan serang. Bahwa sesuai dengan ketentuan PERDA Nomor 3 tahun 2002 yang melakukan pengawasan di Pemerintah Kabupaten Blitar adalah tupoksi Bawasda. Bahwa pertanggungjawaban Bupati pada DPRD sudah dilaporkan untuk tahun 2003 dan tahun 2003. Bahwa saksi tidak pernah mendengar mengenai SPMG kode D. Bahwa untuk bagian hukum apabila ada disposisi/perintah dari Bupati selalu dalam bentuk tertulis sedangkan untuk Bagian/Unit/Dinas lain saksi tidak mengetahui. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa tidak memberikan tanggapan.

4. Saksi H. ZAENAL EFENDI Bahwa saksi adalah sekretaris Yayasan Syuhada Haji yang mengelola Rumah Sakit Syuhada Haji, sejak tahun 1975 dan terdakwa sebagai Ketua Yayasan sampai dengan tahun 2001. Bahwa selain Rumah sakit Yayasan juga mengelola masjid dan taman kanakkanak. Bahwa aset yang dimiliki Yayasan berupa benda-benda bergerak dan benda tidak bergerak dan dalam kaitannya dengan perkara ini ada 3 bidang tanah milik yayasan yang dista oleh kejaksaaan yaitu tanah yang terletak di dusun Dawuhan Kel Kauman (dua sertifikat) dan satu sertifikat di Jalan Tanjung Kelurahan sukorejo. Bahwa tanah-tanah tersebut semuanya atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM, karena pada saat itu tidak mungkin atas nama Yayasan dan hal tersebut

96

juga ada surat pernyataannya yang menerangkan bahwa tanah-tanah aset Yayasan yang diatasnamakan terdakwa adalah milik yayasan. Bahwa terdakwa mendapatkan uang kehormatan dari Yayasan setiap bulan sebesar Rp. 3.000.000,- dan THR yang besarnya sesuai dengan persentasi dari sisa hasil usaha. Bahwa untuk sertifikat HGB nomor 00646 Kelurahan Sukorejo di Jalan Tanjung Blitar seluas 2.751 M2 di beli Yayasan pada tahun 2004 sedangkan SHM No. 01414 Kelurahan Kauman luas 3.243 M2 dan SHM 01413 Kelurahan Kauman Blitar luas 840 M2 di beli Yayasan tahun 2003. Menimbang, membenarkannya. bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas terdakwa

Menimbang, bahwa Terdakwa telah memberikan keterangan di depan persidangan pada pokoknya sebagai berikut : Bahwa Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi, MBA, MM menjabat sebagai Bupati Blitar berdasarkan SK Mendagri No.131.25.598 tanggal 21 Desember 2000, periode tahun 2001 sampai dengan 2006. Bahwa selama menjabat sebagai Bupati Blitar Terdakwa telah melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Bahwa sesuai dengan PP Nomor 105 tahun 2000 Bupati Kepala Daerah bertanggung jawab pada DPRD dan pertanggungjawaban tersebut oleh Terdakwa sudah dilakukan melalui Laporan Pertanggungjawaban di depan DPRD untuk periode tahun 2002 dan 2003 yang hasilnya diterima oleh DPRD. Bahwa mengenai pertanggungjawaban yang menyangkut keuangan, Terdakwa tidak memeriksa secara mendetail, karena biasanya sudah dilakukan pemeriksaan oleh ketua tim Anggaran. Bahwa Terdakwa baru mengetahui adanya SPMG PA setelah diperiksa di kejaksaan. Bahwa tidak benar dari Bagian Keuangan (saksi Solichin Inanta, saksi Krisanto, saksi Bangun Suharsono) dan Kepala Kantor Kas Daerah (M. Rusjdan) menghadap Terdakwa membicarakan mengenai permintaan dana oleh Terdakwa dliuar APBD dan menggunakan cara dengan menerbitkan SPMG PA. Bahwa yang selalu ditekankan oleh Terdakwa adalah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk masalah teknis Terdakwa menyerahkan pada tupoksi masing-masing bagian.

97

Bahwa Terdakwa tidak mengetahui pencairan dana dari SPMG PA (kode D) untuk tahun 2002 sebesar Rp. 17.047.950.000,-, tahun 2003 sebesar Rp. 27.060.318.225,- tahun 2004 sebesar Rp. 24.230.116.900,-

Bahwa apabila Terdakwa membutuhkan dana minta pada Sekretaris Daerah dan diambilkan dari dana taktis atau APBD Terdakwa tidak mengetahuinya.

Bahwa untuk permintaan dana yang diajukan ke Bagian Keuangan Terdakwa juga tidak mengetahui asal dana apakah dari dana taktis atau bukan, karena hal tersebut sudah sangat teknis dan Terdakwa selalu minta agar disesuaikan dengan aturan yang ada.

Bahwa Terdakwa pernah mengeluarkan SK Bupati untuk mendepositokan dana milik Pemerintah Kabupaten Blitar di beberapa Bank yang ada di Blitar (Bank Jatim, Bank BRI, Bank BNI) besarnya untuk masing-masing Bank berapa Terdakwa tidak mengetahui karena diserahkan pada Kantor Kas Daerah.

Bahwa Terdakwa tidak mengetahui deposito tersebut pada akhirnya dipindahkan ke rekening Krisanto dan dicairkan, karena tanpa sepengetahuan Terdakwa dan tanpa izin Bupati deposito tersebut tidak bisa cair.

Bahwa Terdakwa tidak mengetahui berapa posisi kas pada akhir tahun 2002. Bahwa Terdakwa juga tidak mengetahui saldo kas tahun 2002 tersebut disiasati dari jumlah sekitar tiga puluh satu milyar rupiah menjadi sekitar empat milyar rupiah.

Bahwa Terdakwa pernah menerima dana sebesar Rp. 75.000.000,- dari Kabag Keuangan melalui Ajudan Terdakwa dan uang tersebut dipergunakan untuk perbaikan Kantor Perwakilan Pemerintah Kabupaten Blitar di Jakarta.

Bahwa pada saat Terdakwa akan berangkat menuaikan ibadah Umroh pada tahun 2002 pernah meminjam uang kepada Krisanto atau siapa saja yang mempunyai dana sebesar Rp. 2.000.000.000,- yang rencananya untuk membeli Flat di Arab Saudi dan setelah pulang dari Umroh uang tersebut baru masuk ke rekening Terdakwa pada tanggal 24 Juni 2002, akhirnya tidak jadi beli Flat dan uang tersebut dikembalikan kepada Krisanto secara tunai dan bertahap (dua kali pembayaran) dan ada kuitansinya, yaitu sebesar Rp. 1.600.000.000,- dan sebesar Rp. 400.000.000,-.

Bahwa Terdakwa mempunyai beberapa rekening di Bank Jatim yaitu dengan Rekening No. 014234499; 014003677; 0143202511; 0142899999; 0143006646; 0143850005; 0143201377; 0142900611; 0142347766; Bank BCA Cabang Blitar dengan Rekening No. 00901586861; Bank BNI Cabang Blitar dengan No.

98

Rekening 183.002848137.901 dan 183.000033690.901; Bank Mandiri Cabang Blitar dengan Rekening No. 144-00-0201768-6; Bank BRI Cabang Blitar dengan Rekening No. 0009-01-017002-50-8. Bahwa setoran-setoran tunai pada rekening nomor 0143006646 dananya berasal dari hasil usaha keluarga, sedangkan ada rekening nomor 0143003677 sumber dananya berasal dari Rumah sakit Syuhada Haji, untuk rekening yang lain Terdakwa lupa dan tidak ada yang berasal dari pencairan SPMG kode D. Bahwa Terdakwa selaku Bupati Blitar mempunyai penghasilan sebagai berikut : Gaji sebagai Bupati sebesar Rp. 11.000.000 sampai dengan Rp. 15.000.000,setiap bulan; Gaji sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Departemen Agama sebesar Rp. 1.450.000,- setiap bulan; Tunjangan Kehormamatan dari Rumah Sakit Syuhada Haji sebesar Rp. 3.000.000,- setiap bulan; SHU dari Yayasan Syuhada Haji sebesar + Rp. 5.000.000,-setiap 4 (empat) bulan sekali Bahwa pada bulan Agustus 2004 ada Demo dari masyarakat dan LSM mengenai kekosongan Kas pada Pemerintah Kabupaten Blitar selanjutnya Terdakwa mendapat laporan dari Sekretaris Daerah dan Kabag Keuangan (Krisanto) bahwa kas kekurangan dana sebesar Rp. 4.000.000.000,- karena dipergunakan untuk pembayaran gaji ketiga belas, gaji BKKBN, dan untuk PEMILU. Bahwa mengenai pinjaman Pemerintah Kabupaten Blitar pada Koperasi Praja Mukti adalah sebatas wacana dan Terdakwa setuju saja asal sesuai dengan aturan yang ada. Bahwa mengenai tanah dengan sertifikat tanah No.2192 adalah milik istri Terdakwa, sertifikat tanah No. 00646 dan 01414 adalah milik Yayasan Syuhada Haji, tanah dengan serttifikat nomor 100 di Yogyakarta juga milik istri Terdakwa dan benar tanah dengan sertifikat No. 712 disurabaya atas nama Fatima Rahmawati Fajri, sertifikat No. 1656 di Perum Gadang Malang atas nama Nurul Nahdliyah, sedangkan mobil Toyota Land Cruiser No.Pol. B 8622 BE adalah pemberian dari Pak Yusuf . Bahwa sesuai dengan PP Nomor 105 tahun 2000 Bupati Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD dan sesuai dengan Pasal 31 ayat (1) Kepmendagri No. 105 tahun 2002 Kepala Daerah pemegang kekuasaan umum pengelolaan Keuangan Daerah. Bahwa untuk pengelolaan keuangan di Pemerintah Kabupaten Blitar Terdakwa telah mendelegasikan kepada pejabat yang mempunyai kemapuan untuk itu

99

berdasarkan SK Bupati yaitu Sekretaris Daerah untuk SKO, Bagian Keuangan untuk SPP dan Kas Daerah ubtuk SPJ dan lain-lain. Bahwa laporan yang diterima Terdakwa dari Kas Daerah hanyalah laporan secara global dan apabila ada kesalahan tidak nampak dan laporan tersebut adalah sesuai dengan aturan yang ada karena tidak ada laporan dari Bawasda mengenai adanya kesalahan pada laporan tersebut. Bahwa untuk SPJ dari unit-unit kerja harus bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah. Bahwa Terdakwa tidak penah melarang Bawasda untuk memeriksa Kas Daerah dan Bagian Keuangan.

Menimbang, bahwa di persidangan telah diajukan barang bukti berupa : 1. Bundel SPMG kode d atau D tahun 2002, 2003, 2004; 2. Rekening Koran Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar tahun 2002, 2003, 2004; 3. Buku Pengeluaran dan Penerimaan Keuangan Kantor Kas Daerah tahun 2002, 2003, 2004; 4. Potongan Cek Bendahara Gaji /Pemegang Kas Sekretariat Kabupaten Blitar tahun 2002,2003, 2004; 5. Bukti penyetoran Kembali ke Kantor Kas Daerah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 19.305.000.000; 6. Buku sisa perhitungan APBD tahun 2002, 2003, 2004; 7. Buku APBD dan PAK 2002, 2003, 2004; 8. Buku Penerimaan dan Pengeluaran (DPA Model B XIII); 9. Blanko B XIII (Daftar Pembukuan Administratif) tahun 2003; 10. Laporan Pertanggungjawaban RSU Wlingi tahun 2003; 11. Surat Permohonan Pinjaman Uang Pemerintah Kabupaten Blitar kepada KPRI Praja Mukti Desember 2003; 12. Surat Perjanjian Hutang Piutang antara Pemerintah Kabupaten Blitar dengan KPRI Praja Mukti tertanggal 11 Desember 2003; 13. Tanda Bukti/Kuitansi pengembalian uang dari Pemerintah Kabupaten Blitar ke KPRI Praja Mukti; 14. Daftar Realisasi Gaji Riil Tahun 2002 Dan 2003; 15. Buku Biaya Operasional (B V) tahun 2002 dan 2003 dan dokumen penggelembungan Pos Operasional tahun 2003;

100

16. Laporan Pendapatan tahun 2004 Rumah Sakit Umum Ngudi Waluyo Wlingi; 17. Konsep Buku Kas Penerimaan dan Pengeluaran bulan Januari sampai dengan Desember 2002; 18. Rekening Koran atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM pada bank; Pada Bank Jatim Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : 014234499; 014003677; 0143202511; 0142899999; 0143006646; 0143850005; 0143201377; 0142900611; 0142347766; Pada Bank BCA Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : 00901586861. Pada Bank BNI Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : a. 183.002848137.901 b. 183.000033690.901 Pada Bank Mandiri Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut: 144-00-0201768-6 Pada Bank BRI Cabang Blitar dengan No. Rekening sebagai berikut : 0009-01-017002-50-8 19. Sertifikat tanah dan bangunan An. Nurul Nahdiyah di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 12 Blitar (SHM No.2192) 20. Sertifikat tanah dan bangunan An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Jl. Manggar Jl. Tanjung kota Blitar (HGB No. 00646); 21. Sertifikat dan tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Jl. Kali Brantas Blitar SHM No.1475; 22. Tanah berserta suratnya An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Kel. Kauman Blitar (SHM No.1413) 23. Tanah dan bangunan rumah berserta suratnya An. Faivina Rahmawati Fajri di Jl. Menanggal Selatan No. 137 A Surabaya (SHM No.712) 24. Sebidang tanah dan bangunan berserta suratnya An. Nurul Nahdliyah di Jl. Taman Siswa Indah Blok C No. 5 Yogyakarta (HGB No. 100) 25. Sebidang tanah pertanian dan suratnya di Kel. Kepanjen Kidul Kauman Blitar An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM (SHM 01414) 26. 1 (satu) Unit Mobil Toyota land Cruiser No.Pol B-8622 dan suratnya (BPKB dan STNK); 27. Sebidang tanah dan bangunan dan suratnya An Nurul Nahdliyah di Perum Gadang CR F-11 Malang (HGB 1656).

101

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi yang telah memberikan keterangannya di bawah sumpah yang saling bersesuaian satu dengan lainnya dikaitkan pula dengan keterangan Terdakwa serta memperhatikan pula bukti surat dan barang bukti lainnya yang dihadapkan ke persidangan majelis Hakim memperoleh fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan sebagai berikut : Bahwa Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM adalah seorang Pegawai Negeri Sipil pada Departemen Agama Kabupaten Blitar yang diangkat menjadi Pejabat Negara dengan Jabatan Bupati Blitar berdasarkan SK Mendagri dan Otoda No.131.25.598 tanggal 21 Desember 2000, periode tahun 2001 -2006. Bahwa selaku Bupati sesuai dengan Otonomi Daerah (Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999) mempunyai tugas mengatur kebijaksanaan umum tentang Pemerintahan Daerah dan tugas tersebut di pertanggungjawabkan kepada DPRD melalui laporan tahunan dan laporan lima tahunan. Bahwa sesuai dengan Kepmendagri Nomor 29 tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Penyusunan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, Pelaksanaan Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerahdalam Pasal 1 huruf d disebutkan bahwa Pemegang kekeuasaan umum pengelolaan Keuangan Daerah adalah Kepala Daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan

menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan Keuangan Daerah dan mempunyai kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewenangan tersebut pada DPR, sedangkan pada Pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan umum pengelolaan Keuangan Daerah. Bahwa prosedur pencairan dana dari Kas Daerah adalah melalui SPMG yang harus dilampiri SPP dan SKO dengan menyebutkan nominal dana yang diminta serta disebutkan penggunaannya, kemudian diserahkan ke Kantor Kas Daerah dengan dilampiri daftar penguji dan oleh Kas Daerah dibuatkan lembar giro pemindahbukuan dari rekening Kas Daerah ke rekening pengguna anggaran untuk selanjutnya dicairkan ke Bank Jatim. Bahwa SPMG di Pemerintah Kabupaten Blitar memakai kode sebagai berikut : SPMG kode A untuk Anggaran Gaji SPMG kode C untuk Anggaran Honorarium SPMG kode R untuk Anggaran Rutin SPMG kode P untuk Anggaran Pembangunan

102

Bahwa proses penerbitan SPMG diterbitkan oleh Kasubag Perbendahraan yang ditandatangani oleh Kabag Keuangan sedangkan penerbitan lembar giro pemindahbukuan rekening Kas Daerah di buat oleh Kasi Pengeluaran yang ditandatangani Kepala Kantor Kas Daerah sesuai dengan contoh tanda tangan yang ada pada bank.

Bahwa pencairan dana Kas Daerah melalui SPMG PA atau dikenal dengan SPMG kode D terbit pertama kali pada awal tahun 2002 dan dicairkan untuk memenuhi permintaan dana oleh Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM diluar yang dianggarkan dalam APBD.

Bahwa pada awalnya Terdakwa meminta disediakan dana sebesar Rp. 2.000.000.000,- kepada saksi Krisanto yang saat itu menjabat sebagai Kasubag Anggaran, selanjutnya saksi Krisanto melaporkan hal tersebut kepada Kabag Keuangan (saksi Solichin Inanta) dan kemudian Kabag Keuangan (saksi

Solichin Inanta) mengadakan pertemuan dengan saksi Krisanto, saksi Bangun Suharsono (Kasubag Pembukuan) dan saksi M.Rusjdan Kepala Kantor Kas Daerah untuk mencarikan jalan keluar atas permintaan dana oleh Terdakwa. Bahwa dari pertemuan itu ditemukan jalan melalui SPMG PA yang oleh Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) juga sudah dikonsultasikan ke Bagian Keuangan Propinsi Jawa Timur dan memperoleh penjelasan dapat dicairkan melalui SPMG PA dengan syarat harus dipertanggungjwabkan. Bahwa kemudian oleh mereka berempat cara tersebut dilaporkan kepada Sekretaris Daerah (saksi Soebiantoro) dan oleh Sekretaris Daerah disuruh langsung melaporkan kepada Terdakwa selaku Bupati. Bahwa atas laporan tersebut Terdakwa menyetujuinya dan akan bertanggung jawab. Bahwa dana yang dicairkan melalui SPMG PA diambilkan dari sisi penerimaan. Bahwa SPMG PA yang dibuat oleh Kasubag Perbendaharaan (saksi Kadmiarsih) dan ditandatangani Kabag Keuangan (saksi Solichin Inanta) tanpa adanya lampiran SPP dan SKO, kemudian SPMG PA tersebut di kirim ke Kantor Kas Daerah untuk diterbitkan Cek Pembayarannya. Bahwa semua pencairan SPMG PA dilakukan oleh Bendaharawan Gaji Sekretariat (saksi Lilik Purwanto) sesudah dana cair diserahkan kepada Kasubag Anggaran (saksi Krisanto) dan oleh Krisanto diserahkan langsung kepada Terdakwa dengan dilampiri kuitansi akan tetapi Terdakwa tidak pernah mengembalikan kuitansi tersebut.

103

Bahwa secara berturut-turut dan dengan proses yang sama dikeluarkan SPMG PA atau SPMG kode D yang tanpa dilampiri SPP dan SKO secara bertahap untuk tahun 2002 diterbitkan SPMG PA atau SPMG kode D sebanyak 59 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 17.047.950.000,-, untuk tahun 2003 diterbitkan SPMG PA atau SPMG kode D sebanyak 56 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 27.060.318.225,- dan tahun 2004 diterbitkan SPMG PA atau SPMG kode D sebanyak 78 lembar SPMG PA dengan total nilai sebesar Rp. 24.230.116.900,-

Bahwa atas pencairan SPMG kode D tersebut dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 Terdakwa membantah dan menyatakan tidak mengetahuinya.

Bahwa pada bulan Juli 2002 saksi Solichin Inanta selaku Kepala Kantor Kas Daerah telah memindahbukukan dana dari rekening Kas Daerah ke rekening atas nama Krisanto pada Bank Jatim cabang Blitar dengan nomor rekening 0142312400 sebanyak dua kali yang pertama sebesar Rp. 500.000.000,- yang kedua sebesar Rp. 1.500.000.000,- dan setelah dana cair oleh saksi Krisanto diserahkan kepada Terdakwa tanpa ada pertanggungjawabannya atas penggunaan dana tersebut.

Bahwa mengenai pemindahbukuan ke rekening atas nama Krisanto tersebut Terdakwa menyatakan tidak mengetahui dan Terdakwa juga tidak menerima pancairan dana tersebut.

Bahwa berdasarkan SK Bupati Nomor 151 tahun 2002, , SK Bupati Nomor 152 tahun 2002, SK Bupati Nomor 153 tahun 2002, tanggal 15 Mei 2002 dan SK Bupati Nomor 334 tahun 2002 tanggal 7 september 2002 Pemerintah Kabupaten Blitar mempunyai dana simpanan dalam bentuk deposito yaitu pada : Bank BRI Cabang Blitar sebesar Rp. 2.000.000.000,-; Bank Jatim Cabang Blitar sebesar Rp. 2.000.000.000,-; Bank BNI Cabang Blitar sebesar Rp. 2.000.000.000,-; Bank Jatim Cabang Blitar dengan No. Bilyet deposito 070455 sebesar Rp. 15.000.000.000,-; dan pada Bank Jatim Cabang Blitar dengan No. Bilyet deposito 070630 sebesar Rp. 3.000.000.000,- sehingga keseluruhan berjumlah Rp. 24.000.000.000,-

Bahwa selain dalam bentuk deposito Pemerintah Kabupaten Blitar juga mempunyai simpanan dalam bentuk giro yaitu pada Bank BNI Cabang Blitar dengan nomor rekening 183.002588882.001 sebesar Rp. 1000.000.000,- dan pada Bank Jatim Cabang Blitar dengan nomor rekening 0141005888 (Giro Penampungan Proyek) sebesar Rp. 2.000.000.000,-

104

Bahwa dana simpanan dalam bentuk Deposito sebesar Rp. 24.000.000.000,- dan giro sebesar Rp. 3.000.000.000,- sehingga jumlah keseluruhannya sebesar Rp. 27.000.000.000,- pada tanggal 12 Maret 2003 dan 13 Maret berdasarkan surat dari Kepala Kantor Kas Daerah Solichin Inanta telah dipindahbukukan/ditransfer ke rekening atas nama Krisanto seluruhnya sebesar Rp. 24.000.000.000,- dan setelah dana dicairkan oleh Krisanto diserahkan kepada Terdakwa sedangkan sisanya sebesar Rp. 3.000.000.000,- dimasukan kembali ke rekening Kas Daerah dengan nomor rekening 0141011200.

Bahwa pencairan deposito dan giro tersebut menurut Terdakwa tidak mengetahuinya dan tidak pernah menerima dana-dana tersebut.

Bahwa sesuai dengan buku IX pada akhir tahun 2002 saldo Pemerintah Kabupaten Blitar sebesar 31.157.634.718,50 tetapi telah disiasati dan diubah menjadi sebesar Rp. 4. 157.634.718,50 hal ini pun Terdakwa tidak mengetahui.

Bahwa pada tanggal 11 Desember 2003 berdasarkan surat dari Bupati Blitar No. 900/409.201/2003 yang ditandatangani Terdakwa, Pemerintah Kabupaten Blitar telah mengadakan perjanjian pinjam-meminjam dengan KPRI Praja Mukti senilai total Rp. 12.285.000.000,- dimana dalam perjanjian tersebut Pemerintah Kabupaten Blitar diwakili oleh saksi Krisanto selaku Kabag Keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar dan KPRI Praja Mukti diwakili oleh saksi Sutikno selaku Ketua II KPRI Praja Mukti.

Bahwa pinjaman tersebut telah direalisasikan pada tanggal 12 Desember 2003 sebesar Rp. 2.200.000.000,-; tanggal 18 Desember 2003 sebesar Rp. 6.085.000.000,-; tanggal 29 Desember 2003 sebesar Rp. 4.000.000.000,sehingga total yang dipinjam oleh Pemerintah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 12.285.000.000.

Bahwa atas pinjaman tersebut menurut Terdakwa tidak mengetahuinya karena surat yang ditandatangani Terdakwa adalah sebatas wacana saja dan tidak ada persetujuan dari DPRD.

Bahwa sampai bulan Januari 2004 Pemerintah Kabupaten Blitar telah mengansur pinjaman tersebut sebesar Rp. 7.422.296.500,-

Bahwa pada tanggal 24 Juni 2002 pada rekening No, 144.00.020178-6 atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM terdapat dana transfer sebesar Rp. 1.560.000.000,- dan pada tanggal 1 Juli 2002 sebesar Rp. 400.000.000,- dari saksi Krisanto.

Bahwa selaku Bupati Blitar Terdakwa mempunyai penghasilan sebagai berikut :

105

1. Gaji Bupati sebesar Rp. 11.000.000 sampai dengan Rp. 15.000.000,-/bulan 2. Gaji Pegawai Negeri Sipil sebesar Rp. 1.450.000,-/bulan 3. Gaji dari Rumah Sakit Syuhada Haji sebesar Rp. 3.000.000,-/bulan 4. SHU dari Yayasan Syuhada Haji sebesar + Rp. 1.250.000,-/bulan 5. Jasa Pungut PBB sebesar 1% /tahun dan jasa penyelesaian sengketa tanah yang sifatnya insidentil. Bahwa Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM selaku Bupati Blitar telah mempertanggungjawabkan pekerjaannya di depan DPRD melalui laporan pertanggungjawaban periode 2002 dan 2003 yang hasilnya diterima oleh DPRD Kabupaten Blitar. Bahwa Laporan Pertanggungjawaban Terdakwa tersebut didalamnya termasuk pertanggungjawaban SPMG PA yang oleh saksi Bangun Suharsono selaku Kasubag Pembukuan dimasukan atau ditambahkan kedalam pos anggaran belanja pegawai pada 32 Unit kerja dan 22 Kecamatan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar tanpa sepengetahuan unit-unit kerja dan Kecamatan agar pencairan SMPG PA menjadi seolah-oleh sudah dipertanggungjawabkan. Bahwa barang bukti yang telah disita oleh kejaksaan dalam perkara ini berupa : 1. 1 (satu) buah Sertifikat tanah An. Nurul Nahdiyah SHM No.2192 di Kelurahan Bendo Gerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. 2. 1 (satu) buah sertifikat tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM SHM No.1413 di Kel. Kauman Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. 3. 1 (satu) Sertifikat tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM HGB No. 00646 di Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. 4. 1 (satu) buah sertifkat tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM SHM No. 01414 di Kel. Kauman Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar. 5. 1 (satu) buah sertifikat tanah An. Faivina Rahmawati Fajri SHM No.712 di Jl. Menanggal Selatan No. 137 A Kelurahan Dukuh Menanggal Surabaya. 6. 1 (satu) buah sertfikat tanah dan bangunan An Nurul Nahdliyah HGB No. 1656 di Perum Gadang CR F-11 Malang. 7. 1 (satu) buah sertifikat tanah An. Nurul Nahdliyah HGB No. 100di Jl. Taman Siswa Indah Blok C No. 5 Yogyakarta. 8. 1 (satu) Sertifikat dan tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM SHM No. 1475 di Jl. Kali Brantas Blitar Kecamatan Kepanjen Kidul. 9. Satu unit mobil Toyota Land Cruiser No.Pol B 8622- BB bserta BPKB dan STNKnya atas nama On Liem Jl. Taman Sari II/30A Jakarta Barat.

106

Menimbang, bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan pembelaan yang disampaikan oleh Terdakwa secara lisan di persidangan tanggal 17 Oktober 2005 dan pembelaan yang disampaikan Penasehat Hukum Terdakwa sebagai berikut : 1. Terhadap pembelaan dari Terdakwa yang menyangkut mengenai penahanan atas diri Terdakwa yang dilakukan oleh Penyidik Kejaksaan tidak sesuai dengan prosedur yang benar karena tidak ada izin dari Presiden RI dan pembelaan yang menyangkut mengenai diskriminasi atas perkara ini, mengapa hanya Terdakwa yang diajukan ke depan persidangan padahal sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Penyidik aliran dana SPMG kode D tidak hanya kepada Terdakwa saja tetapi juga kepada Sekretaris Daerah, dan Wakil Bupati juga mengenai dana yang masuk ke rekening atas nama Priono Hadi oleh Penyidik tidak dijadikan Terdakwa serta Lilik Purwanto yang jelasjelas membantu Krisanto mencairkan SPMG PA tersebut juga tidak di proses dan hanya sebatas sebagai saksi, Majelis Hakim telah mempertimbangkan hal tersebut pada Putusan Sela Nomor 198/Pid.B/2005/PN.Blt tanggal 4 Juli 2005, oleh karenanya pembelaan tersebut harus di kesampingkan. 2. Terhadap pembelaan dari Penasehat Hukum Terdakwa yang menyangkut mengenai fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan, analisa fakta persidangan, analisa yuridis terhadap pembuktian Dakwaan dan tanggapan terhadap tuntutan Jaksa Penuntut Umum, akan di pertimbangkan Majelis bersama-sama dengan penguraian dan pembuktian unsur-unsur dakwaan yang telah didakwakan kepada Terdakwa.

Menimbang, bahwa atas Replik yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum di dalam halaman 10 tercantum nama Terdakwa Drs. H. Utsman Ihsan, SH, MA, mengenai hal tersebut Majelais Hakim berpendapat bahwa hal tersebut semata-mata merupakan kesalahan dalam pengetikan, karena materi Replik tersebut menyangkut diri Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM, dan yang lebih penting sesuai dengan ketentuan Pasal 182 ayat (2) KUHAP disebutkan bahwa yang menjadi dasar pemeriksaan di persidangan adalah Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum bukan Replik Jaksa Penuntut Umum.

Menimbang, bahwa Terdakwa telah diajukan ke persidangan oleh Jaksa Penuntut Umum dengan Dakwaan yang disusun secara subsidaritas yaitu Dakwaan Primair melanggar Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31

107

Tahun 1999 jo. Pasal 55 ayat (1) Ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, dakwaaan Subsidair melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Pasal 55 ayat (1) Ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Menimbang, bahwa untuk dapat dipersalahkan melanggar Pasal-Pasal tersebut, maka semua unsur yang terkandung dalam Pasal-Pasal yang didakwakan tersebut harus terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa.

Menimbang, bahwa terlebih dahulu Majelis akan mempertimbangkan Dakwaan Primair yaitu melanggar Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Pasal 55 ayat (1) Ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, yang unsur-unsurnya adalah : 1. Setiap Orang; 2. Secara Melawan Hukum; 3. Memperkaya Diri Sendiri Atau Orang Lain Atau Suatu Korporasi; 4. Dapat Merugikan Keuangan Negara Atau Perekonomian Negara; 5. Perbuatan Tersebut Dilakukan Sebagai Orang Yang Melakukan, Yang Menyuruh Melakukan, Dan Yang Turut Serta Melakukan; 6. Dilakukan Secara Berlanjut;

Ad.1. Unsur Setiap Orang Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Setiap Orang sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi. Menimbang, bahwa menurut Martiman Projo Hamidjojo, SH, MM dalam bukunya Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi, Penerbit CV. Mandar Maju Bandung tahun 2001 hal. 52-53, disebutkan istilah yang lazim dalam perundangundangan pidana ataupun KUHP memakai kata Barangsiapa atau salinan dari Hij die (teks KUHP) dan yang dimaksud dengan Setiap orang atau Barangsiapa adalah orang

108

atau orang-orang yang apabila orang atau orang-orang tersebut terbukti memenuhi unsur-unsur delik yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka orang-orang itu disebut sebagai si pelaku atau si pembuat dari delik tersebut. Menimbang, bahwa menurut R. Wiyono, SH dalam bukunya Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Penerbit Sinar Grafika Jakarta tahun 2005, hal. 27 disebutkan bahwa dalam Pasal 2 ayat (1) tersebut tidak ditentukan adanya suatu syarat, misalnya syarat Pegawai Negeri yang harus menyertai setiap orang yang melakukan tindak pidana korupsi yang dimaksud. Oleh karena sesuai dengan apa yang dimaksud dengan setiap orang dalam Pasal 1 angka 3 Pelaku Tindak Pidana Korupsi yang terdapat dalam Pasal 2 ayat (1) dapat terdiri atas orang perseorangan dan/atau korporasi. Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan Terdakwa dihubungankan dengan surat bukti yang diajukan dipersidangan telah terungkap fakta bahwa Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM, sebagaimana identitas yang tercantum dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara dengan Jabatan Bupati Blitar berdasarkan Surat Keputusan Mendagri dan Otoda No.131.25.598 tanggal 21 Desember 2000, periode tahun 2001 -2006. Menimbang, bahwa Terdakwa aquo diajukan ke depan persidangan berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dengan status Terdakwa yang memangku Jabatan sebagai Bupati Blitar, sehingga segala fasilitas maupun sarana yang ada dalam jabatan tersebut Terdakwa memiliki kewenangan untuk menggunakannya, dengan demikian Majelis berpendapat bahwa pengertian setiap orang tidak sesuai dengan pengertian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, sehingga unsur ke 1 Setiap Orang tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Menimbang, bahwa oleh karena salah satu unsur dari Pasal 2 ayat (1) UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, tidak terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa, maka Terdakwa harus dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah

109

melakukan tindak pidana dalam Dakwaan Primair dan Terdakwa haruslah dibebaskan dari Dakwaan Primair tersebut. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan Dakwaan Subsidair, yaitu melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, yang unsurunsurnya sebagai berikut : 1. Setiap Orang; 2. Dengan Tujuan Menguntungkan Diri Sendiri Atau Orang Lain Atau Korporasi; 3. Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan, Atau Sarana Yang Ada Padanya Karena Jabatan Atau Kedudukan; 4. Dapat Merugikan Keuangan Negara Atau Perekonomian Negara 5. Perbuatan Tersebut Dilakukan Sebagai Orang Yang Melakukan, Yang Menyuruh Melakukan, Dan Yang Turut Serta Melakukan; 6. Dilakukan Secara Berlanjut;

Ad.1. Unsur Setiap Orang Menimbang, bahwa yang dimaksud setiap orang sebagaimana Pasal 3 UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, adalah orang perseorangan yang merupakan subyek hukum (recht person) dalam perkara tindak pidana korupsi dengan ketentuan bahwa pelaku tindak pidana korupsi tersebut harus memangku suatu jabatan atau kedudukan dan mampu bertannggung jawab atas segala perbuatan sebagai orang yang memiliki segala kewenangan dalam jabatan tersebut.

Menimbang, bahwa Penasehat Hukum Terdakwa dalam pembelaannya menyatakan sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ke 3 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999, dijelaskan bahwa yang dimaksud setiap orang adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi, sehingga apabila dikaitkan dengan tindak pidana yang dirumuskan, setiap orang itu hanya akan mempunyai arti apabila dalam persidangan dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti yang sah apakah orang tersebut benar telah melakukan suatu perbuatan yang dapat di pidana dalam Tindak Pidana Korupsi ? Dengan demikian Penasehat Hukum Terdakwa tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum apabila

110

yang dimaksud setiap orang/barangsiapa dalam perkara ini adalah Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM.

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap di depan persidangan berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa yang dihubungkan dengan surat bukti yang diajukan di persidangan telah terungkap fakta bahwa Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai Pejabat Negara dalam Jabatan Bupati Blitar Periode 2001-2006 berdasarkan SK Mendagri No. 131.35.598 tanggal 21 Desember 2000.

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke depan persidangan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara aquo adalah sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dengan status Terdakwa selaku Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan sebagai Bupati Blitar, sehingga segala fasilitas maupun sarana yang ada dalam jabatan tersebut menjadi kewenangan Terdakwa untuk menggunakannya dan Terdakwa sendiri mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya, hal mana sesuai dengan pengertian setiap orang yang dimaksud Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999.

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis tidak sependapat dengan Penasehat Hukum Terdakwa dan berpendapat Unsur ke 1 Setiap Orang telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.2. Dengan Tujuan Menguntungkan Diri Sendiri Atau Orang Lain Atau Korporasi Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi adalah sama artinya dengan mendapatkan untung untuk diri sendiri atau orang lain atau korporasi dan di dalam ketentuan tentang tindak pidana korupsi yang terdapat dalam Pasal 3 unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi tersebut adalah tujuan dari pelaku tindak pidana korupsi (R. Wiyono, SH dalam bukunya Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Penerbit Sinar Grafika Jakarta tahun 2005, hal. 38), dan sesuai pula dengan Putusan MA RI tanggal 29 Juni 1989 Nomor 813K/Pid/1987 di dalam pertimbangan hukumnya

111

antara lain menyebutkan bahwa unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu badan cukup dinilai dari kenyataan yang terjadi atau dihubungkan dengan perilaku Terdakwa yang sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya karena jabatan atau kedudukannya.

Menimbang, bahwa terhadap uraian unsur ke 2 ini Penasehat Hukum Terdakwa menyatakan bahwa dari keseluruhan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan tidak terbukti adanya niat atau maksud sebagai tujuan dalam diri Terdakwa untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, sehingga unsur ke 2 tidak terbukti dilakukan oleh Terdakwa dengan alasan sebagai berikut : 1. Pengeluaran dana berdasarkan SPMG kode D digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan kepentingan Pemerintah Kabupaten Blitar, tidak ada bukti dana tersebut digunakan untuk menguntungkan Terdakwa. 2. Pemindahbukuan dana Kas Daerah sebesar Rp. 5.000.000.000,- ke rekening atas nama Krisanto dan Priono Hadi, Begitu pula Deposito dan Giro atas nama Pemerintah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 27.000.000.000,- dipindahbukukan ke rekening atas nama Krisanto adalah diluar pengetahuan Terdakwa dan bukan atas perintah Terdakwa. 3. Tidak pernah terbukti adanya perbuatan Terdakwa yang telah memperkaya orang lain yaitu saksi Krisanto SE, MM, saksi Solichin Inanta, SH, Msi, saksi Drs. Ec. M. Rusjdan, MM, dan saksi Bangun Suharsono.

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa yang dihubungkan dengan barang bukti dan surat bukti yang diajukan di persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut: Bahwa pada awalnya Terdakwa selaku Bupati Blitar meminta dana kepada Kasubag Anggaran (Saksi Krisanto) sebesar Rp. 2.000.000.000,- yang akan digunakan untuk kegiatan Parpol diluar anggaran yang sudah ditetapkan dalam APBD. Bahwa atas permintaan Terdakwa tersebut saksi Krisanto melaporkan kepada Kabag Keuangan (saksi Solichin Inanta) dan selanjutnya Kabag Keuangan mengadakan pertemuan dengan Kasubag Anggaran Krisanto dan Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) serta mengundang Kepala Kantor Kas Daerah (saksi M. Rusjdan) untuk mencarikan jalan keluar dalam memenuhi permintaan dana oleh Terdakwa tersebut.

112

Bahwa atas inisiatif Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) ditemukan cara pengeluaran dana diluar APBD adalah melalui SPMG PA (Pengembalian Ayat), dan setelah dikonsultasikan ke Propinsi Tingkat I Jawa Timur, dapat dicairkan melalui SPMG PA asalkan dapat dipertanggungjawabkan dan oleh karena pencairan SPMG PA tersebut diambilkan dari ayat/sisi penerimaan, maka harus dikembalikan lagi ke pos penerimaan.

Bahwa selanjutnya mereka berempat melaporkan hal tersebut kepada Sekretaris Daerah (saksi Soebiantoro) dan oleh Sekretaris Daerah disuruh langsung melaporkan kepada Terdakwa selaku Bupati, atas laporan tersebut Terdakwa menyetujuinya dan akan bertanggung jawab.

Bahwa setelah mendapat persetujuan Terdakwa, Kasubag Anggaran (saksi Krisanto) memberitahukan kepada Kasubag Perbendaharaan (saksi Kadmiarsih) agar dibuatkan SPMG PA yang kemudian diberi kode D dan ditandatangani Kabag Keuangan tanpa adanya lampiran SPP dan SKO, kemudian SPMG PA tersebut di kirim ke Kantor Kas Daerah untuk diterbitkan Cek Pembayarannya.

Bahwa semua pencairan SPMG PA dilakukan oleh Bendaharawan Gaji Sekretariat (saksi Lilik Purwanto) yang selanjutnya dana diserahkan kepada Kasubag Anggaran (saksi Krisanto) dan oleh Krisanto diserahkan kepada Terdakwa.

Bahwa tahun 2002 telah dicairkan SPMG PA sebanyak 59 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 17.047.950.000,-, tahun 2003 sebanyak 56 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 27.060.318.225,- dan tahun 2004 sebanyak 78 lembar SPMG PA dengan total nilai sebesar Rp. 24.230.116.900,-

Bahwa pada tanggal 12 Maret 2003 dan tanggal 13 Maret 2003 berdasarkan surat dari Kepala Kantor Kas Daerah (saksi Solichin Inanta) simpanan deposito dan giro Pemerintah Kabupaten Blitar telah dipindahbukukan ke rekening atas nama Krisanto sebesar Rp. 27.000.000.000,- dan oleh Krisanto setelah dicairkan sebesar Rp. 24.000.000.000,- diserahkan kepada Terdakwa sedangkan sisanya sebesar Rp. 3.000.000.000,- dikembalikan lagi ke rekening Kas Daerah (DAU).

Bahwa pada rekening nomor 144-00-020178-6 atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Bank Mandiri tanggal 24 Juni 2002 terdapat tranfer dana dari Krisanto sebesar Rp. 1.560.000.000,- dan pada tanggal 1 Jui 2002 sebesar Rp. 400.000.000,-

Bahwa di Bank Jatim Terdakwa mempunyai beberapa rekening yaitu rekening No.0143006646, No.0142342499, No. 0143003677, yang keseluruhannya atas

113

nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM, sedangkan rekening No. 143850005 adalah rekening Gardu Taskin Bupati Blitar. Bahwa untuk rekening No. 143006646 sesuai dengan bukti alokasi setoran terdapat setoran tunai sejumlah Rp. 3.015.939.833,- untuk rekening

No.0142342499 setoran tunai sebesar Rp. 44.195.217,44, rekening No. 0143003677 setoran tunai sebesar Rp. 2.100.353.500,- sehingga jumlah setoran tunai yang ada di Bank Jatim adalah Rp. 3.015.939.833,- + Rp. 44.195.217,44 + Rp. 2.100.353.500,- = Rp. 5.070.488.540,44 Bahwa pada Bank Mandiri Terdakwa mempunyai rekening No. 144.00.020178-6 atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM terdapat setoran tunai sebesar Rp. 712.185.000,Bahwa pada Bank BNI Terdakwa mempunyai rekening No.183002848137.901 atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM terdapat setoran tunai sebesar Rp. 16.000.000,Bahwa Terdakwa juga mempunyai rekening pada Bank BCA yaitu rekening No. 00901586861 atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM yang jumlah setoran tunainya sebesar Rp. 4.859.656.600,Bahwa rekening No. 0009-01-017002 tasa nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM pada Bank BRI terdapat setoran tunai sebesar Rp. 100.000.000,Bahwa sebagai Bupati Terdakwa mempunyai penghasilan yang berupa : 1. Gaji Bupati sebesar Rp. 11.000.000 sampai dengan Rp. 15.000.000,/bulan 2. Gaji Pegawai Negeri Sipil sebesar Rp. 1.450.000,-/bulan 3. Gaji dari Rumah Sakit Syuhada Haji sebesar Rp. 3.000.000,-/bulan 4. SHU dari Yayasan Syuhada Haji sebesar + Rp. 1.250.000,-/bulan 5. Jasa Pungut PBB sebesar 1% /tahun dan jasa penyelesaian sengketa tanah yang sifatnya insidentil Sehingga rat-rata penghasilan riil yang diterima Terdakwa adalah sebesar + Rp. 20.700.000,-/bulan

Menimbang, bahwa terhadap keterangan Terdakwa yang tidak mengakui adanya penerbitan dan pencairan SPMG kode D adalah hak Terdakwa dan oleh karena keterangan Terdakwa tersebut tidak didukung dengan bukti-bukti yang ada dan tidak ada bukti pertanggungjawaban mengenai penggunaan dana permintaan Terdakwa yang dipergunakan untuk pembayaran gaji ketiga belas, jamuan tamu VVIP, penyelesaian

114

demo masyarakat, bantuan ke masjid-masjid maupun penggunaan dana yang lain maka Majelis patut mengesampingkan keterangan Terdakwa tersebut.

Menimbang, bahwa terhadap pencairan deposito/giro Pemerintah Kabupaten Blitar melalui rekening atas nama Krisanto yang juga dibantah Terdakwa, Majelis berpendapat apabila dilihat dari proses awal pendepositoan dana Pemerintah Kabupaten Blitar tersebut adalah dengan SK Bupati No.151/2002, SK Bupati No.152/2002, SK Bupati No.153/2002 tanggal 15 Mei 2002 dan SK Bupati No. 334/2002 tanggal 7 september 2002, maka sudah seharusnya pencairan dananya juga dengan SK Bupati atau setidak-tidaknya dengan sepengetahuan Terdakwa Selaku Bupati. Adalah sangat tidak masuk akal apabila pencairan deposito dengan total nominal yang sangat fantastis yaitu sebesar Rp. 24.000.000.000,- tidak diketahui oleh Terdakwa selaku Bupati. Dan disamping itu dikaitkan dengan keterangan terdakwa sendiri di persidangan yang menyatakan bahwa pada bulan Agustus 2004 telah terjadi unjuk rasa (demontrasi) dari masyarakat dan LSM mengenai kekosongan kas pada Pemerintah Kabupaten Blitar dimana saat itu terdakwa sama sekali tidak mengingat akan deposito dan giro yang merupakan aset Pemerintah Kabupaten Blitar, namun terdakwa justru membuat wacana mencari pinjaman pada KPRI Praja Mukti, yang atas hal tersebut memberikan petunjuk pada Majelis bahwa terdakwa saat itu mengetahui telah dicairkan. kalau Deposito dan giro tersebut

Menimbang, bahwa adanya transfer dana dari Krisanto ke rekening atas nama Terdakwa di Bank Mandiri sebesar Rp. 1.560.000.000,- dan yang kedua sebesar Rp. 400.000.000,- sehingga keseluruhan sejumlah Rp. 1.960.000.000,- menurut Terdakwa adalah dana pinjaman yang sekarang sudah dikembalikan sesuai dengan kuitansi tanggal 27 Juni 2002dan kuitansi tanggal 4 Juli 2002 akan tetapi tanda tangan didalam kuitansi tersebut telah disangkal oleh saksi Krisanto sehingga Majelis berkesimpulan bukti kuitansi tersebut patut untuk dikesampingkan dan sesuai dengan keterangan saksi Krisanto yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah menyatakan dana-dana yang telah di transfer ke rekening Terdakwa adalah berasal dari pencairan SPMG kode D dan bukan merupakan dana pinjaman.

Menimbang, bahwa mengenai setoran-setoran tunai yang ada pada rekeningrekening atas nama Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Bank jatim, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI dan Bank BCA Cabang Blitar sebagaimana terbukti dari

115

aplikasi setoran apabila dihubungkan dengan penghasilan riil yang diterima Terdakwa selaku Bupati Blitar dan penghasilan-penghasilan yang sah lainnya yaitu sebesar Rp. 20.700.000,- /bulan, ternyata sangat tidak realistis seperti setoran tunai di Bank Jatim dalam satu bulan ada yang jumlahnya sebesar Rp. 500.000.000,- Rp. 175.000.000,- Rp. 200.000.000,- bahkan ada setoran yang jumlahnya Rp. 1.000.385.000,- dalam satu bulan, yang atas setoran-setoran tersebut Terdakwa tidak dapat membuktikan asal dananya, karenanya menjadi petunjuk bagi Majelis bahwa dana-dana yang disetorkan secara tunai tersebut berasal dari pencairan SPMG kode D maupun pencairan deposito Pemerintah Kabupaten Blitar yang semuanya dicairakan oleh saksi Krisanto dan diserahkan kepada Terdakwa.

Menimbang, bahwa atas uraian pertimbangan tersebut diatas, Majelis berpendapat bahwa Terdakwa telah menguntungkan dirinya sendiri sebesar Rp. 36.718.329.540,44 dengan perincian sebagai berikut : 1. Setoran tunai di Bank Jatim 2. Setoran tunai di Bank Mandiri 3. Setoran tunai di Bank BNI 4. Setoran tunai di Bank BCA 5. Setoran tunai di Bank BRI 6. Pencairan deposito Pemkab 7. Transfer dari Krisanto Sehingga jumlah keseluruhan sebesar sebesar sebesar sebesar sebesar sebesar sebesar sebesar Rp. 5.070.488.540,44 Rp. Rp. Rp. Rp. 712.185.000,16.000.000,4.859.656.000,100.000.000,-

Rp. 24.000.000.000,Rp. 1.960.000.000,-

Rp. 36.718.329.540,44

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim tidak sependapat dengan Penasehat Hukum Terdakwa dan berdasarkan pertimbagan tersebut diatas unsur ke 2 yaitu, dengan tujuan mengungtungkan diri sendiri telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.3. Unsur Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan Atau Sarana Yang Ada Padanya Karena Jabatan Atau Kedudukan Menimbang, bahwa R. Wiyono SH dalam bukunya Undang-Undang

Pemberantasan Tindak pidana korupsi hal. 38-40 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan atau Sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan adalah menggunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang melekat pada jabatan atau kedudukan yang dijabat atau diduduki oleh

116

pelaku tindak pidana korupsi untuk tujuan lain dari maksud diberikannya kewenangan, kesempatan atau sarana tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan kewenangan adalah serangkaian hak yang melekat pada jabatan atau kedudukan dari pelaku tindak pidana korupsi untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas pekerajaannya dapat dilakukan dengan baik. Yang dimaksud dengan kesempatan adalah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku tindak pidana korupsi, peluang mana tercantum di dalam ketentuanketentuan tentang tata kerja yang berkaitan dengan jabatan atau kedudukan yang dijabat atau diduduki oleh pelaku tindak pidana korupsi. Sedangkan yang dimaksud dengan jabatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi negara. Dan yang dimaksud dengan kedudukan sebagaimana ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, dipergunakan untuk pelaku tindak pidana korupsi Pegawai Negeri sebagai pelaku tindak pidana korupsi yang tidak memangku suatu jabatan tertentu baik jabatan struktural maupun jabatan fungsional.

Menimbang, bahwa Penasehat Hukum Terdakwa di dalam uraian unsur ke-3 ini menyatakan bahwa Terdakwa tidak terbukti menyalahgunakan kewenangan/kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, sehingga unsur ke-3 tidak terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa dengan alasan sebagai berikut : Bahwa Terdakwa selaku Bupati telah mendelegasikan kewenangan dalam pengelolaan keuangan kepada Sekretaris Daerah dan perangkat pengelola keuangan daerah sesuai Pasal 2 ayat (2) PP Nomor 105 tahun 2000 sehingga kewenangan pengelolaan keuangan daerah sudah tidak melekat pada diri Terdakwa selaku Bupati. Bahwa apabila ada tindakan para pengelola keuangan Pemerintah Kabupaten Blitar yang telah menyimpang bukan merupakan tanggung jawab Terdakwa, karena perbuatan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan bukan atas perintah Terdakwa.

117

Bahwa perbuatan Terdakwa yang memerintahkan untuk mengeluarkan dana APBD yang belum dianggarkan guna kepentingan mendesak bukan merupakan bagian dari pelaksanaan kewenangan melainkan wujud dari tanggung jawab moral seorang Bupati dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi Pemerintah Kabupaten Blitar.

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa dihubungkan dengan surat bukti dan barang bukti yang diajukan di persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : Bahwa Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM adalah seoarang Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai Pejabat Negara dalam Jabatan Bupati Blitar periode tahun 2001-2006 berdasarkan Surat Keputusan Mendagri dan Otoda Nomor 131.25.598 tanggal 31 Desember 2000 dengan tugas mengatur kebijaksanaan umum tentang Pemerintahan Daerah terutama yang disebut Daerah Otonomi. Bahwa pada awal tahun 2002 Terdakwa meminta disediakan dana sebesar Rp. 2.000.000.00,- untuk kegiatan Parpol kepada saksi Krisanto (Kasubag Anggaran). Bahwa atas permintaan dana tersebut, diluar yang dianggarkan dalam APBD, Krisanto melaporkan pada saksi Solichin Inanta (Kabag Keuangan) dan untuk mencarikan jalan keluarnya diadakan rapat di Bagian Keuangan yang dihadiri oleh Kabag Keuangan (saksi Solichin Inanta), Kasubag Anggaran (saksi Krisanto), Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) dan Kepala Kantor Kas Daerah (saksi M. Rusjdan). Bahwa dari hasil pertemuan tersebut, atas ide dari Kasubag Pembukuan disepakati bahwa pengeluaran dana diluar APBD ditempuh dengan cara Pengembalian Ayat (PA) yaitu realisasi pengeluaran yang diamblikan dari ayat/sisi pemerimaan, selanjutnya dikonsultasikan ke Bagian Keuangan Propinsi Jawa Timur dengan penjelasan bahwa perngeluaran dana dengan cara Pengembalian Ayat dapat dibenarkan dengan syarat harus dapat

dipertanggungjawabkan. Bahwa kemudian oleh mereka berempat cara tersebut dilaporkan kepada Sekretaris Daerah (saksi Soebiantoro) dan oleh Sekretaris Daerah disuruh langsung melaporkan kepada Terdakwa selaku Bupati. Setelah melapor kepada

118

Terdakwa mengenai pengeluaran dana melalui Pengembalian Ayat, dan Terdakwa menyetujui dan akan bertanggung jawab. Bahwa setelah mendapat persetujuan Terdakwa, Krisanto memberitahukan kepada Kasubag Perbendaharaan (saksi Kadmiarsih) agar diterbit SPMG PA yang kemudian diberi kode d atau D yang ditandatangani Kabag Keuangan Solichin Inanta tanpa dilampiri SPP dan SKO sebanyak dua lembar dengan nilai nominal masing-masing Rp. 1.000.000.000,- sesuai dengan permintaan Terdakwa, selanjutnya SPMG PA tersebut dikirim ke Kantor Kas Daerah untuk diterbitkan cek pembayarannya dan setelah dicairkan oleh bendahara gaji sekretariat (saksi Lilik Purwanto) diserahkan kepada Krisanto dan oleh Krisanto diserahkan kepada Terdakwa. Bahwa selanjutnya untuk memenuhi permintaan Terdakwa secara berturut-turut dan dengan proses yang sama dikeluarkan dana melalui SPMG PA yaitu untuk tahun 2002 diterbitkan SPMG PA sebanyak 59 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 17.047.950.000,-, tahun 2003 sebanyak 56 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 27.060.318.225,- dan tahun 2004 sebanyak 78 lembar SPMG PA dengan total nilai sebesar Rp. 24.230.116.900,Bahwa pencairan dana melalui SPMG PA tersebut oleh Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) pertanggungjawabannya disisipkan/ditambahkan pada pos belanja pegawai di 32 Unit Kerja dan 22 Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar dengan alasan untuk memudahkan karena pencairan dana tersebut tidak ada bukti pengeluarannnya, akibtanya terjadi selisih anggaran antara realisasi berdasarkan SPMG dan yang tercantum dalam buku sisa perhitungan APBD. Bahwa berdasarkan SK Bupati Nomor 151 tahun 2002, Nomor 152 tahun 2002, Nomor 153 tahun 2002 dan Nomor 334 tahun2002 yang ditandatangani oleh Terdakwa, Pemerintah Kabupaten Blitar mempunyai dana yang tersimpan dalam bentuk deposito dan giro di Bank Jatim, Bank BNI, dan Bank BRI Cabang Blitar sebesar Rp. 27.000.000.000,- dan berdasarkan Surat Kepala Kantor Kas Daerah yang ditandatangani oleh Solichin Inanta simpanan dalam bentuk deposito/giro tersebut telah telah dipindahbukukan ke rekening atas nama Krisanto dan setelah dicairkan Krisanto, diserahkan kepada Terdakwa sebesar Rp. 24.000.000.000,sisanya Rp. 3.000.000.000,- dimasukan ke rekening DAU. Bahwa dana-dana yang diterima Terdakwa, menurut Terdakwa dipergunakan untuk tamu-tamu VVIP, sumbangan ke masjid-masjid, penyelesaian demo dan

119

lain-lain, akan tetapi tidak ada bukti pendukungnya misalnya kuitansi atau yang lainnya.

Menimbang, bahwa dalam melaksanakan tugas, wewenang dan kewajibannya Terdakwa selaku Bupati harus berpedoman pada aturan yang ada yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. - Pasal 43 huruf d : Mempunyai kewajiban menegakan seluruh peraturan perundangan. - Pasal 44 ayat (1) : Kepala Daerah memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. - Pasal 44 ayat (2) : Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Kepala Daerah bertanggung jawab kepada DPRD. 2. PP Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. - Pasal 1 angka 4 : Pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah adalah Kepala Daerah yang karena jabatannya pengelolaan keuangan daerah dan mempunyai kewajiban

menyampaikan pertanggungajwaban atas pelaksanaan kewenangan tersebut kepada DPRD. - Pasal 2 ayat (1) : Kepala Daerah adalah Pemegang Kekuasaan Umum

Pengelolaan Keuangan Daerah. - Pasal 2 ayat (2) : Kepala Daerah mendelegasikan sebagian atau seluruh kewenangannya kepada Sekretaris Daerah atau perangkat pengelola keuangan daerah - Pasal 4 : Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan asas keadilan dan kepatutan 3. KEPMENDAGRI Nomor 29 Tahun 2002 Tentang Pedoman Penyusunan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, Pelaksanaan Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

120

- Pasal 31 ayat (1) :

Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah.

- Pasal 32 ayat (2):

Bendahara umum daerah bertanggung jawab kepada kepala daerah.

- Pasal 49 ayat (5) :

Setiap pengeluaran kas harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak yang diperoleh oleh pihak yang menagih.

Menimbang, bahwa pada saat menjalankan jabatannya selaku Bupati dengan segala kewenangan, kesempatan, maupun sarana yang ada karena jabatan atau kedudukannya Terdakwa sepatutnya dapat meduga pencairan SPMG kode D untuk tahun 2002, 2003, dan 2004 yang dilakukan oleh perangkat pengelolaan keuangan daerah tanpa melalui prosedur yang sah yaitu tidak dilengkapi dengan SPP dan SKO, sedangkan untuk pertanggunjawabannya disiasati dengan cara disisipkan/ditambahkan pada pada pos anggaran belanja pegawai di 32 Unit Kerja dan 22 Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar.

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2) PP Nomor 105 Tahun 2000 Kepala Daerah (Terdakwa) telah mendelegasikan kewenangannya dalam pengelolaan keuangan daerah kepada Sekretaris Daerah dan perangkat pengelola keuangan di bawahnya, hal tersebut bukan berarti kewenangan Terdakwa atas pengelolaan keuangan sudah tidak melekat lagi pada pada diri Terdakwa, karena sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 4 PP Nomor 105 tahun 2000 dan KEPMENDAGRI nomor 59 Tahun 2002 Pasal 31 ayat (1) Kepala Daerah adalah pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan daerah, sehingga ia harus bertanggung jawab atas semua pengelolaan keuangan daerah baik yang dilakukan Terdakwa sendiri maupun yang dilakukan oleh perangkat pengelola keuangan keuangan di bawahnya dan sesuai dengan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 harus di pertanggungjawabkan kepada DPRD.

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis tidak sependapat dengan Penasehat Hukum Terdakwa dan berkesimpulan unsur ke 3 yaitu menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

121

Ad.4. Unsur Dapat Merugikan Keuangan Negara Atau Perekonomian Negara Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan merugikan keuangan negara adalah sama artinya dengan menjadi ruginya keuangan negara atau berkurangnya keuangan negara (R. Wiyono SH dalam bukunya Undang-Undang Pemberantasan Tindak pidana korupsi hal. 32)

Menimbang, bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan keuangan negara sebagaimana dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau tidak dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat lembaga negara baik tingkat pusat ataupun di daerah.

Menimbang, bahwa arti dapat dalam dalam unsur ke 4 ini haruslah diartikan sebagai sebagai suatu perbuatan yang menimbulkan kerugian negara dengan tanpa dirinci dan menyebut bentuk dan jumlah kerugian negera tertentu sebagaimana halnya tindak pidana materiil (Drs. Adami Chazawi, SH dalam bukunya Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia hal. 45).

Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan di depan persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : Bahwa atas permintaan dana dari Terdakwa diluar yang telah dianggarkan dalam APBD, telah disepakati pencairannya melalui SPMG PA atau SPMG kode D yaitu realisasi pengeluaran yang diamblikan dari ayat/sisi pemerimaan yang tanpa dilampiri oleh SPP dan SKO. Bahwa untuk tahun 2002 secara bertahap telah diterbitkan SPMG kode D sebanyak 59 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 17.047.950.000,- yang ada pertanggungjawabannya sebanyak 2 SPMG kode D untuk membayar saluran proyek popoh sebesar Rp. 222.2750.000,yaitu SPMG kode D Nomor 13

tanggal 10 Juli Tahun 2002 dan SPMG kode D Nomor 21 tanggal 18 Agustus 2002, sehingga sisa yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebesar Rp. 16.825.000.000,Bahwa pada bulan Juli 2002 telah terjadi pemindahbukuan dana dari rekening Kas Daerah ke rekening atas nama Krisanto di Bank Jatim sebesar total Rp. 2000.000.000,- dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

122

Bahwa untuk tahun 2003 penerbitan SPMG kode D sebanyak 56 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 27.060.318.225,- yang seluruhnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Bahwa pada bulan Maret 2003 telah terjadi pemindahbukuan dana dari rekening Kas Daerah ke rekening atas nama Priono Hadi di Bank Mandiri sebesar Rp. 3.000.000.000,-, ini pun tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Bahwa simpanan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam bentuk deposito/giro telah dipindahbukukan ke rekening atas nama Krisanto di Bank BNI 46 Cabang Blitar dengan nomor rekening 183.01.93.8133.901 sebesar Rp. 5.000.000.000,- di Bank Jatim Cabang Blitar dengan nomor rekening 720.110.010.002969 sebesar Rp. 19.000.000.000,- sehingga jumlah keseluruhan sebesar Rp. 24.000.000.000,tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Bahwa pada Desember 2003 sesuai bukti STS ada dana setor kembali ke Kas Daerah sebesar Rp. 19.305.000.000,- dengan perincian sebagai berikut : 1. STS yang dilakukan saksi Lilik Purwanto selaku bendahara gaji sebesar Rp.15.705.000.000,- yang dananya berasal dari : - Pinjaman KPRI Praja Mukti - Pinjaman dana PBB dan PBHTB/BRI - Dari bendahara gaji 2. STS yang dilakukan saksi Titik Wismiati 3. STS bendahara bagian tata pemerintahan 4. STS bendahara Dinas P dan K sebesar Rp.12.285.000.000,sebesar Rp. 1.500.000.000,sebesar Rp. 1.920.000.000,sebesar Rp. 1.650.000.000,sebesar Rp. 1.800.000.000,sebesar Rp. 150.000.000,-

Bahwa STS yang dananya berasal dari pinjaman KPRI Praja Mukti, Pinjaman dana PBB dan PHTB di BRI selanjutnya dilunasi dengan menggunakan SPMG kode D tahun 2004.

Bahwa pada awal Januari 2004 Kas Daerah telah mengembalikan dana-dana yang disetor berdasarkan STS dari Titik Wismiati, Bendahara tata pemerintahan dan Dinas P dan K.

Bahwa STS yang riil masuk ke Kas Daerah hanyalah sebesar Rp. 1.920.000.000,-

Bahwa dana total yang tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk tahun 2003 adalah sebesar (Rp. 27.060.318.225,- + Rp. 3.0000.000.000,- + Rp.

24.000.000.000,- ) Rp. 1.920.000.000 = Rp. 52.140.318.225 Bahwa untuk tahun 2004 diterbitkan 78 lembar SPMG PA dengan total nilai sebesar Rp. 24.230.116.900,- yang dapat dipertanggungjawabkan antara lain :

123

1. Membayar Jembatan Jugo 2. Membayar Pinjaman KPRI Praja Mukti 3. Membayar Pinjaman PBB/PBHTB 4. Membayar Kesbanglinmas 5. Membayar PHBN

sebesar Rp. 4.085.000.000,sebesar Rp. 5.702.096.000,sebesar Rp. 1.515.100.000,sebesar Rp. 1.564.907.000,sebesar Rp. 550.000.000,-

Jumlah Rp. 13.417.103.000,Bahwa dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan adalah sebesar Rp. 24.230.116.900 Rp. 13.417.103.000,- = Rp. 10.813.013.900,-

Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis berpendapat bahwa kerugian negara yang timbul untuk tahun 2002 sebesar Rp. 18.825.200.000,-; tahun 2003 sebesar Rp. 52.140.318.225,- dan tahun 2004 sebesar Rp. 10.813.013.000,- sehingga total kerugian negara adalah sebesar Rp. 81.778.532.125,- (delapan puluh satu milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta lima ratus tiga puluh dua ribu seratus dua puluh lima rupiah).

Menimbang, bahwa atas pertimbangan-pertimbangan tersebut majelis tidak sependapat dengan Penasehat Hukum Terdakwa dan berpendapat unsur ke 4 yaitu dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.5. Unsur Perbuatan Tersebut Dilakukan Sebagai Orang Yang Melakukan, Yang Menyuruh Lakukan Atau Yang Turut Serta Melakukan Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan yang melakukan artinya secara lengkap memenuhi semua unsur delik, yang dimakusd dengan yang menyuruh lakukan artinya menggerakan orang lain, sedangkan arti turut serta melakukan adalah bersepakat dengan orang lain untuk membuat rencana untuk melakukan suatu perbuatan pidana (lihat buku Hukum Pidana oleh Prof. Dr.Schaffineister, Prof. Dr.N. Keijer, Mr.E.PH. Sitorus, Penerjemah Prof. Dr. J.E. Sahetapy, SH.MA hal.249).

Menimbang, bahwa Penasehat Hukum Terdakwa dalam penguraian unsur ke 5 ini menyatakan bahwa Terdakwa yang menjabat sebagai Bupati Blitar tidak melakukan pencairan SPMG kode D, pemindahbukuan Kas Daerah k rekening pribadi dan pencairan deposito ke rekening pribadi, karenanya Dakwaan sebagai orang yang melakukan tidaklah terbukti.

124

Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan di depan persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : Bahwa awalnya Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM selaku Bupati meminta disediakan dana diluar anggaran APBD kepada Kasubag Anggaran Krisanto, kemudian permintaan dana tersebut oleh Krisanto dilaporkan kepada Kabag Keuangan (saksi Solichin Inanta), selanjutnya untuk mencarikan jalan keluarnya diadakan pertemuan yang dihadiri oleh Kabag. Keuangan (saksi Solichin Inanta), Kasubag Anggaran (saksi Krisanto), Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) dan Kepala Kantor Kas Daerah (saksi M. Rusjdan) dan hasil pertemuan tersebut disepakati menggunakan cara melalui SPMG PA atau SPMG kode D. Bahwa selanjutnya Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) berkonsultasi ke Bagian Keuangan Propinsi dan mendapat penjelasan dapat mengeluarkan dana diluar APBD melalui SPMG PA dengan syarat harus

dipertanggungjawabkan. Bahwa kemudian mereka berempat melaporkan hal tersebut kepada Sekretaris Daerah (saksi Soebiantoro) dan oleh Sekretaris Daerah disuruh langsung melaporkan kepada Terdakwa selaku Bupati dan atas laporan tersebut Terdakwa menyetujui dan akan bertanggung jawab. Bahwa setelah mendapat persetujuan Terdakwa mulailah diterbitkan SPMG PA atau SPMG kode D tanpa dilampiri SPP dan SKO oleh Kasubag Perbendaharaan (saksi Kadmiarsih) yang ditandatangani Kabag Keuangan (saksi Solichin Inanta), selanjutnya dikirim ke Kantor Kas Daerah untuk diterbitkan cek pembayarannya. Bahwa secara berturut-turut dan dengan proses yang sama guna memenuhi permintaan Terdakwa telah diterbitka SPMG kode D sejak tahun 2002, tahun 2003 dan tahun 2004 sebanyak 192 lembar SPMG kode D dengan nilai total Rp. 68.338.385.125,-

Menimbang, bahwa di dalam Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, mengenai penyertaan (delneming), menurut doktrin yang ada diperlukan dua syarat bagi adanya turut serta melakukan tindak pidana yaitu : 1. Kerjasama yang sadar antara pelaku yang merupakan suatu kehendak bersama di antara mereka. 2. Mereka harus bersama-sama melakukan kehendak tersebut.

125

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut diatas nampak bahwa Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM bersama-sama dengan Krisanto, Solichin Inanta, M. Rusjdan, dan Bangun Suharsono ada kerja sama yang sadari atau memiliki kehandak yang sama dan mereka melaksanakan kehendak tersebut secara bersama-sama. Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis tidak sependapat dengan Penasehat Hukum Terdakwa dan berkesimpulan unsur ke 5 Pasal 55 ayat (1) Ke 1 KUHP yaitu turut serta melakukan telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Ad.6. Unsur Yang Dilakukan Secara Berlanjut Menimbang, bahwa menurut doktrin yang ada disebutkan untuk perbuatan berlanjut hanya dapat berlaku jika dipenuhi 3 syarat yaitu : 1. Harus ada penentuan kehendak dari si pelaku yang meliputi semua perbuatan itu. 2. Perbuatan itu harus sejenis. 3. Tenggang waktu antara perbuatan itu tidaklah terlalu lama. Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan di depan persidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : - Bahwa untuk memenuhi permintaan dana oleh Terdakwa diluar yang dianggarkan dalam APBD disepakati bersama antara Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM selaku Bupati, dengan Kabag Keuangan (saksi Solichin Inanta), Kasubag Anggaran (saksi Krisanto), Kasubag Pembukuan (saksi Bangun Suharsono) dan Kepala Kantor Kas Daerah (saksi M. Rusjdan), yaitu ditempuh dengan cara menerbitkan SPMG PA atau SPMG kode D yang dilakukan tanpa prosedur yang sah, tanpa dilengkapi SPP dan SKO. - Bahwa secara berturut-turut dan dengan proses yang sama dikeluarkan SPMG PA atau SPMG kode D yang tanpa dilampiri SPP dan SKO secara bertahap untuk tahun 2002, sebanyak diterbitkan SPMG PA atau SPMG kode D sebanyak 59 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 17.047.950.000,-, untuk tahun 2003 diterbitkan SPMG PA atau SPMG kode D sebanyak 56 lembar dengan total nilai sebesar Rp. 27.060.318.225,- dan tahun 2004 diterbitkan SPMG PA atau SPMG kode D sebanyak 78 lembar SPMG PA dengan total nilai sebesar Rp. 24.230.116.900,- Bahwa selain pengeluaran dana dengan cara pencairan penerbitan SPMG kode D, guna memenuhi permintaan dana oleh Terdakwa juga dilakukan pemindahbukuan dari rekening Kas Daerah di pindah ke rekening pribadi atas nama Krisanto yang asalnya dari deposito/giro Pemerintah Kabupaten Blitar sebesar Rp.

126

24.000.000.000,-, dimana pendepositoannya berdasarkan SK Bupati Nomor 151/2002, SK Bupati Nomor 152/2002, SK Bupati Nomor 153/2002.

Menimbang, bahwa dari uraian fakta-fakta tersebut diatas Majelis berpendapat unsur ke 6 yaitu dilakukan secara berlanjut telah terbukti secara sah dan meyakinkan.

Menimbang, bahwa berdasarkan semua pertimbangan-pertimbagan tersebut diatas maka semua unsur dalam Dakwaan subsidair yaitu melanggar Pasal 3 UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, telah terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa oleh karenanya majelis berpendapat Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan Subsidair.

Menimbang, bahwa selama proses persidangan Majelis tidak menemukan adanya alasan pemaaf mapun pembenar yang dapat menghapuskan pidana, maka terhadap diri Terdakwa patut dijatuhkan pidana yang setimpal dengan kesalahannya dan dirasa adil apabila pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa berupa Pidana Penjara.

Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara ini Terdakwa berada dalam tahanan, maka sesuai ketentuan Pasal 22 ayat (4) KUHAP penahanan yang telah dijalani Terdakwa tersebut dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan sesuai pula dengan Pasal 197 ayat (1) huruf K KUHAP memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan.

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, selain dijatuhi pidana penjara atasdiri Terdakwa juga patut untuk dijatuhkan pidana denda yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan ini.

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 18 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

127

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, disebutkan bahwa selain tindak pidana tambahan sebagaimana dimaksud dalam KUHP, pidana tambahan dalam tindak pidana korupsi salah satunya adalah pembayaran uang pengganti yang jumlah sebanyakbanyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi.

Menimbang, bahwa untuk menentukan besarnya uang pengganti tersebut majelis berpendapat sesuai dengan telah dipertimbangkan dalam unsur ke 2 dalam Dakwaan subsidair tersebut diatas yaitu Terdakwa telah menguntungkan dirinya sendiri sebesar Rp. 36.718.329.540,44 sehingga berdasarkan hal tersebut adalah cukup beralasan apabila Terdakwa di pidana pula dengan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti sebesar Rp. 36.718.329.540,44 dengan ketentuan apabila Terdakwa tidak membayar uang pengganti tersebut paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah Putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya harus disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut (Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001).

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di depan persidangan berupa : Bundel SPMG kode d atau D tahun 2002, 2003, 2004; Rekening Koran Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar tahun 2002, 2003, 2004; Buku Pengeluaran dan Penerimaan Keuangan Kantor Kas Daerah tahun 2002, 2003, 2004; Potongan Cek Bendahara Gaji /Pemegang Kas Sekretariat Kabupaten Blitar tahun 2002,2003, 2004; Bukti penyetoran Kembali ke Kantor Kas Daerah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 19.305.000.000; Buku sisa perhitungan APBD tahun 2002, 2003, 2004; Buku APBD dan PAK 2002, 2003, 2004; Buku Penerimaan dan Pengeluaran (DPA Model B XIII); Blanko B XIII (Daftar Pembukuan Administratif) tahun 2003; Laporan Pertanggungjawaban RSU Wlingi tahun 2003; Surat Permohonan Pinjaman Uang Pemerintah Kabupaten Blitar kepada KPRI Praja Mukti Desember 2003;

128

Surat Perjanjian Hutang Piutang antara Pemerintah Kabupaten Blitar dengan KPRI Praja Mukti tertanggal 11 Desember 2003;

Tanda Bukti/Kwitansi pengembalian uang dari Pemerintah Kabupaten Blitar ke KPRI Praja Mukti;

Daftar Realisasi Gaji Riil Tahun 2002 Dan 2003; Buku Biaya Operasional (B V) tahun 2002 dan 2003 dan dokumen penggelembungan Pos Operasional tahun 2003;

Laporan Pendapatan tahun 2004 RSU Ngudi Waluyo Wlingi; Konsep Buku Kas Penerimaan dan Pengeluaran bulan Januari sampai dengan Desember 2002;

Rekening Koran atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM pada bank; a. Pada Bank Jatim Cabang Blitar dengan No. Rekening 014234499; 014003677; 0143202511; 0142899999; 0143006646; 0143850005;

0143201377; 0142900611; 0142347766; b. Pada Bank BCA Cabang Blitar dengan Rekening No. 00901586861 c. Pada Bank BNI Cabang Blitar dengan Rekening No. 183.002848137.901 dan Rekening No. 183.000033690.901 d. Pada Bank Mandiri Cabang Blitar dengan Rekening No. 144-00-0201768-6 e. Pada Bank BRI Cabang Blitar dengan Rekening No. 0009-01-017002-50-8 Keseluruhannya tetap terlampir dalam berkas perkara

Sedangkanuntuk barang bukti berupa : 10. Sertifikat tanah dan bangunan An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM dii Jl. Manggar Jl. Tanjung kota Blitar (HGB No. 00646); 11. Sertifikat dan tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Jl. Kali Brantas Blitar SHM No.1475; 12. Tanah berserta suratnya An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM di Kel. Kauman Blitar (SHM No.1413) 13. Sebidang tanah pertanian dan suratnya di Kel. Kepanjen Kidul Kauman Blitar An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM (SHM 01414)

Keempatnya sesuai dengan Bukti T-14, dan T-15 dihubungkan dengan keterangan saksi Zaenal Efendi adalah milik Yayasan Monumen Syuhada Haji, oleh karenanya harus dikembalikan kepada Yayasan Monumen Syuhada Haji.

129

- Dan untuk barang bukti berupa : 1. Sertifikat tanah dan bangunan An. Nurul Nahdiyah di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 12 Blitar (SHM No.2192). 2. Tanah dan bangunan rumah berserta suratnya An. Faivina Rahmawati Fajri di Jl. Menanggal Selatan No. 137 A Surabaya (SHM No.712) Keduanya sesuai dengan Bukti T 18, dan T 19, dan ternyata jual belinya dilakukan pada tahun 2002 dan tahun 2003 dan apabila dikaitkan dengan tempus delicti/waktu tindak pidana yang telah dilakukan Terdakwa maka cukup beralasan apbila dirampas untuk negara guna memenuhi uang pengganti yang telah ditetapkan. Untuk barang bukti sebidang tanah dan bangunan berserta sertifikatnya HGB No. 100/WRG atas nama Nurul Nahdliyah sesuai dengan sebab dan tanggal perubahan adalah berdasarkan jual beli tertanggal 29 Januari 2002 dan dikaitkan dengan penerbitan SPMG Kode D yang pertama yaitu : No. 1/D/R tanggal 4 maret 2002, maka pembeliannya ternyata sebelum terjadinya tindak pidana sehingga cukup beralasan untuk dikembalikan kepada Ny. Nurul Nahdliyah. Dan untuk barang bukti berupa sertfikat tanah dan bangunan An Nurul Nahdliyah HGB No. 1656 di Perum Gadang CR F-11 Malang, sesuai dengan bukti T 16 ternayata jual belinya dilakukan pada tahun 1999 sebelum terdakwa menjabat sebagai Bupati, karenanya harus dikembalikan kepada pemiliknya Nurul Nahdliyah. Dan untuk barang bukti berupa satu unit mobil Toyota Land Cruiser No.Pol B 8622- BB bserta BPKB dan STNKnya menurut keterangan Terdakwa dibeli dari haisl penjualan mobil Toyota Land Cruiser No.Pol B 1876 Pemberian Yusuf Merukh (surat surat bukti T 17) akan tetapi mengenai kapan jula beli tersebut tidak pernah diajukan ke depan persidangan maka majelis hakim memandang cukup beralasan apabila dirampas untuk negara guna memenuhi uang pengganti.

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka sesuai Pasal 197 ayat (1) huruf i KUHAP dan Pasal 222 ayat (1) KUHAP kepada Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara ini yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan ini.

130

Menimbang, bahwa sebelum dijatuhkan pidana atas diri Terdakwa, maka majelis hakim akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan bagi Terdakwa . Hal-hal yang memberatkan : Sebagai Bupati Terdakwa tidak memberikan contoh/teladanbagi rakyat Blitar Perbuatan Terdakwa memgakibatkan kerugian negara yang sangat besar. Perbuatan Terdakwa merusak citra dan wibawa Pemerintah serta

bertentangan dengan semangat Pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi serta untuk menciptakan aparatur negara yang bebas dari praktek KKN. Terdakwa tidak mengakui perbuatannya. Terdakwa sudah menikmati hasilnya.

Hal-Hal yang meringankan : Terdakwa belum pernah dipdana. Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan. Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga.

Mengingat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP, Pasal-Pasal lain dalam KUHP dan KUHAP serta Pasal-Pasal dari ketentuan lain yang bersangkutan.

MENGADILI

- Menyatakan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dalam Dakwaan Primair. - Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari Dakwaan Primair tersebut. - Menyatakan Terdakwa Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Korupsi yang dilakukan secara bersama-sama dan berlanjut - Menjatuhkan Pidana kepada Terdakwa tersebut oleh karenanya dengan Pidana Penjara selama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda sebesar Rp. 400.000.000,(empat ratus juta rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan.

131

- Menetapkan masa penahanan Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. - Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan. - Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dengan pidana tambahan untuk membayar uang pengganti sebesar Rp. 36.718.329.540,44 (tiga puluh enam milyar tujuh ratus delapan belas juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu lima ratus empat puluh rupiah empat puluh empat sen) dan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama satu bulan sejak putusan ini memperoleh kekuatan hukum tetap maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk mencukupi uang pengganti tersebut dan dalam hal Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti maka akan diganti dengan penjara selama 2 (dua) tahun. - Memerintahkan barang bukti berupa : - Bundel SPMG kode d atau D tahun 2002, 2003, 2004; - Rekening Koran Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Blitar tahun 2002, 2003, 2004; - Buku Pengeluaran dan Penerimaan Keuangan Kantor Kas Daerah tahun 2002, 2003, 2004; - Potongan Cek Bendahara Gaji /Pemegang Kas Sekretariat Kabupaten Blitar tahun 2002,2003, 2004; - Bukti penyetoran Kembali ke Kantor Kas Daerah Kabupaten Blitar sebesar Rp. 19.305.000.000; - Buku sisa perhitungan APBD tahun 2002, 2003, 2004; - Buku APBD dan PAK 2002, 2003, 2004; - Buku Penerimaan dan Pengeluaran (DPA Model B XIII); - Blanko B XIII (Daftar Pembukuan Administratif) tahun 2003; - Laporan Pertanggungjawaban RSU Wlingi tahun 2003; - Surat Permohonan Pinjaman Uang Pemerintah Kabupaten Blitar kepada KPRI Praja Mukti Desember 2003; - Surat Perjanjian Hutang Piutang antara Pemerintah Kabupaten Blitar dengan KPRI Praja Mukti tertanggal 11 Desember 2003; - Tanda Bukti/Kwitansi pengembalian uang dari Pemerintah Kabupaten Blitar ke KPRI Praja Mukti; - Daftar Realisasi Gaji Riil Tahun 2002 Dan 2003;

132

- Buku Biaya Operasional (B V) tahun 2002 dan 2003 dan dokumen penggelembungan Pos Operasional tahun 2003; - Laporan Pendapatan tahun 2004 RSU Ngudi Waluyo Wlingi; - Konsep Buku Kas Penerimaan dan Pengeluaran bulan Januari sampai dengan Desember 2002; - Rekening Koran atas nama Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM pada bank; a. Pada Bank Jatim Cabang Blitar dengan No. Rekening 014234499; 014003677; 0143202511; 0142899999; 0143006646; 0143850005;

0143201377; 0142900611; 0142347766; b. Pada Bank BCA Cabang Blitar dengan Rekening No. 00901586861 c. Pada Bank BNI Cabang Blitar dengan Rekening No. 183.002848137.901 dan Rekening No. 183.000033690.901 d. Pada Bank Mandiri Cabang Blitar dengan Rekening No. 144-00-0201768-6 e. Pada Bank BRI Cabang Blitar dengan Rekening No. 0009-01-017002-50-8 - 1 (satu) bendel barang bukti dari Penasehat Hukum Terdakwa yang diberi tanda T 1 sampai dengan T 20. Keseluruhannya tetap terlampir dalam berkas perkara.

Sertifikat tanah dan bangunan An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM HGB No. 00646 di Jl. Manggar Jl. Tanjung kota Blitar;

Sertifikat dan tanah An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM SHM No.1475 di Jl. Kali Brantas Blitar;

Tanah berserta suratnya An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM SHM No.1413 di Kel. Kauman Blitar;

Sebidang tanah pertanian dan suratnya An. Drs. H. Imam Muhadi MBA, MM SHM 01414di Kel. Kepanjen Kidul Kauman Blitar;

Dikembalikan kepada Yayasan Monumen Syuhada Haji

Sertifikat tanah dan bangunan An. Nurul Nahdiyah di Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 12 Blitar (SHM No.2192).

Tanah dan bangunan rumah berserta suratnya An. Faivina Rahmawati Fajri di Jl. Menanggal Selatan No. 137 A Surabaya (SHM No.712)

Dirampas negara untuk dilelang

133

1 (satu) sertfikat tanah dan bangunan An Nurul Nahdliyah HGB No. 1656 di Perum Gadang CR F-11 Malang.

Sebidang tanah dan bangunan berserta suratnya An. Nurul Nahdliyah di Jl. Taman Siswa Indah Blok C No. 5 Yogyakarta (HGB No. 100).

Dikembalikan kepada pemiliknya Nurul Nahdliyah.

satu unit mobil Toyota Land Cruiser No.Pol B 8622- BB bserta BPKB dan STNK- nya Dirampas negara untuk dilelang Membebankan biaya perkara kepada terdakwa Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah)

Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari SENIN tanggal 24 Oktober 2005, oleh kami : NYOMAN DEDY TRIPARSADA, SH. MH. sebagai Hakim Ketua, SIH YULIARTI, SH dan JOKO SAPTONO, SH. MH., masingmasing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada hari : SENIN, tanggal 31 Oktober 2005 telah diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua tersebut yang didampingi Hakim-Hakim Anggotanya dengan dibantu oleh Prawito, SH sebagai Panitera Pengganti, dihadiri oleh MULYANI MULYOSUDARMO, SH.,M.Hum Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi Jawa Timur di Surabaya dan dihadiri pula oleh Terdakwa didampingi tim Penasehat Hukumnya.

HAKIM ANGGOTA,

KETUA MAJELIS,

SIH YULIARTI, SH.

NYOMAN DEDY TRIPARSADA SH.,MH

JOKO SAPTONO,SH. PANITERA PENGGANTI,

PRAWITO, SH

134

Catatan : Putusan tersebut belum memperoleh kekuatan hukum tetap karena oleh terdakwa dan Penuntut Umum diajukan permohonan Banding PANITERA PENGGANTI,

PRAWITO, SH Salinan yang sama bunyinya, Oleh ; PANITERA PENGADILAN NEGERI BLITAR

RENGGO WAHYUDI, SH.MM. NIP. 19571012.1983.031.003

Anda mungkin juga menyukai