Anda di halaman 1dari 10

MOBILITAS KERUSAKAN FISIK

DEFINISI Kerusakan Mobilitas Fisik. Keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik, tetaphan imobil. BATASAN KARAKTERISTIK Mayor (80%-100%) Penurunan kemampuan untuk bergerak dengan sengaja dalam lingkungan (mis, mobilitas di tempat tidur, berpindah, ambulasi) keterbatasan gerak Minor (50%-80%) Pembatasan pergerakan yang dipaksakan Enggan untuk bergerak FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Patofisiologi Berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan sekunder akibat : (kerusakan neuromuskular) Perubahan autoiumun (mis, sklerosis multipel, artritis) Penyakit sistem persarafan (mis, parkinsonisme, miastenia garvis) Distrofi otot Paralisis parsial atau total (mis, cidera medula spinalis, stroke) Tumor sistem saraf pusat Peningkatan tekanan intrakranial Defisit sensori (Kerusakan muskuloskeletal) Fraktur Penyakit jaringan ikat (sistemik lupus eritematosus) Berhubungan dengan edema (peningkatan cairan sinovial)

Tindakan Yang berhubungan Berhububungan dnegan alat eksternal (gips atau bebat, brace, selang IV) Berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi dengan (uraikan)

Prostesis, Kruk, Walker. Situasional (Personal, Lingkungan) Berhubungan dengan Keletihan Motivasi Nyeri Maturasional Anak-anak Berhubungan dnegan gaya berjalan abnormal sekunder akibat : Defisiensi rangka kongenital Osteomielitis Displasia pinggul kongenital Penyakit Legg-Calve-Perthes Lansia Berhubungan dengan penurunan ketangkasan motorik atau kelemahan otot. KRITERIA HASIL Individu akan : 1. Memperlihatkan penggunaan alat-alat yang adaptif untuk meningkatkan mobilitas 2. Menggunakan tindakan pengamanan untuk meminimalkan kemungkinan terhadap cedera. 3. Memperlihatkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas 4. Melaporkan adanya peningkatan mobilitas. INTERVENSI GENERIK 1. Rujuk pada Sindrom Disuse untuk intervensi pencegahan komplikasi imobilitas. 2. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada anggota gerak yang sehat sedikitnya empat kali sehari. a. Lakukan latihan rentang gerak pasif pada anggota grak yang sakit Lakukan dengan perlahan Sangga ekstremitas di atas dan di bawah sendi. b. Secara bertahap lanjutkan rentang gerak aktif untuk aktivitas fungsional 3. Posisi dalam kesejajaran tubuh untuk mencegah komplikasi a. Gunakan papan kaki.

b. Hindari berbaring atau duduk dengan posisi yang sama dalam waktu lama. c. Ubah posisi sendi bahu setiap 2 sampai 4 jam. d. Gunakan bantal kecil atau tanpa bantal saatm posisi fowler. e. Sangga tangan dan pergelangan tangan dalam kesejajaran aah. f. Jika klien dalam posisi telungkup atau tengkurap, letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah kurvatura lumbar atau di bawah ujung sangkar iga. g. Letakkan trohanher gulung atau karung pasir sejajar dengan panjang pinggul dan paha bagian atas. h. Jika klien dalam posisi lateral,letakkan bantal untuk menyangga tungkai dari lipatan paha sampai kaki,dan bantantuk menfleksikan bahu dan siku:jika di berikan,sangga wah dalam posisi fleksi dorsal dengan karung pasir. i. Gunakan bebat tangan pergelangan tangan . 4. Berikan mobilisasi progresif a. Bantuan individu mengambil posisi duduk dengan perlahan b. Biarkan individu menjuntaikan tungkai di samping tempat tidur selama lima menit sebelum mengambil posisi berdiri. c. Batasi waktu selama 15 menit, 3 kali sehari, pertama kali turun dari tempat tidur. d. Tingkatkan waktu individu diluar tempat tidur, sesuai toleransi sesuai dengan interval 15 menit. e. Anjurkan untuk ambulasi dengan atau tanpa alat bantuan. f. Jika tidak mampu berjalan, bantu individu keluar dari tempat tidur pindah ke kursi roda atau kursi. g. Beri dorongan ambulasi untuk berjalan singkat yang sering (sedikitnya 3 kali sehari), dengan bantuan bila belum dapat berdiri tegap. h. Tingkat lamanya berjalan secara progresif setiap hari. 5. Amati dan ajarkan penggunaan a. Kruk Tidak boleh ada tekanan pada aksila; harus digunakan kekuatan tangan. Tipe gaya berjalan dengan kruk bervariasi tergantung pada diagnosa individu. Ukur kruk 2 sampai 3 inci dibawah aksila dan ujungnya 6 inci dari kaki. Gunakan tangan yang kuat untuk menyangga kelemahan pada anggota gerak bawah. b. Walker

Gaya berjalan bervariasi sesuai maslah individu.

c. Kursi Roda Latih cara berpindah Latih gerakan-gerakan di sekitar halangan. d. Prostese(ajarkan tentang hal-hal berikut) Pembalutan putung sebelum memasang prostesis Pemasangan prostesis Prinsip-prinsip perawatan putung Pentingnya pembersihan putung, menjaganya tetap kerign dan memasang prostesishanya saat putung kering. e. Sling (mitela) Kaji terhadp ketepatan pemasangan; sling harus kendur disekitar leher dan harus menyangga seku dan pergelangan di atas setinggi letak jantung. Lepasan sling untuk melakukan latihan rentang gerak. Amati terhadap posisi yang tepat Pasang dengan tekanan yang sebanding, balut dari distal ke arah proksimal. Amati terhadap bunching Amati terhadap tanda iritasi kulit, (kemerahan, ulserasi) atau ketetatan (kompresi). Balut ulang balutan Ace dua kali sehari, atau sesuai pesanan, kecuali jika terdapat komtra indikasi (misal, jika balutan adalah balutan kompresi pasca operasi, periksa pesanan dokter). 6. Ajarkan individu tindakan kewaspadaam keamanan a. Lindungi daertah yang mengalami penurunan sensasi dari panas atau dingin yang berlebihan. b. Latihan jatuh dan bagaimana untuk bangun dari jatuh ketika pindah tempat atau bergerak. c. Umtuk penurunan persepsi ekstremitas bawah (kelalaian pasca cedera serebrovaskuler [CSV] ), instruksi individu untuk memeriksa di mana anggota gerak harus di letakkan ketika menggantui posisi atau sedang berjalan melewati pintu; dan periksalah untuk memastikan bahwa kedua sepatu telah terikat dengan baik, bahwa tungkai yang sakit telah di balut dengan trouser, dan celana yang di gunakan tidak terseret. f. Balutan Ace

d. Instruksikan pada individu yang sudah nyaman menggunakan kursi roda untuk melakukan posisi pindah dan mengangkat bokong setiap 15 menit untuk menghilangkan tekanan; manuver mengekang, di tempat landai, tempat mendaki, dan di sekitar perabotan; dan kunci kursi roda sebelum pindah. 7. Beri dorongan penggunaan lengan yang sakit jika memungkinkan a. Dorong individu untuk menggunakan lengan yang sakit untuk aktivitas perawatan diri (mis, makan, berpakaian, menyisir rambut). b. Untuk kelalaian pasca-CSV anggota gerak atas, lihat juga Kelalaian Unilateral. c. Instruksikan individu untuk menggunakan lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit. d. Gunakan peralatan adaptif untuk meningkatkan penggunaan lengan. 8. Manset universal untuk makan pada individu yang mempunyai kontrol buruk untuk kedua lengan, tangan. Pegangan yang besar atau di beri bantalan untuk membantu individu dengan ketrampilan motorik halus yang buruk. Tempat cuci dengan pinggiran yang tinggi untuk mencegah makanan jatuh. Cangkir dengan sedotan untuk menahan piring di tempatnya dan mencegahnya terpeleset Minta individu untuk memperagakan: Latihan penguatan. Latihan rentang gerak. Merawat alat adaptif. Tindakan kewaspadaan.

b.

d.

KERUSAKAN MOBILITAS DI TEMPAT TIDUR DEFINISI Kerusakan mobilitas di tempat tidur. Keadaan di mana individu mengalami pembatasan gerakan di tempat tidur.(Lynda Juall Carpenito,2001,hal:248) BATASAN KARAKTERISTIK Kerusakan kemampuan untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lain Kerusakan kemampuan untuk bergerak dari terlentang menjadi duduk atau duduk menjadi terlentang. Kerusakan kemampuan untuk berlari atau berubah posisi sendiri di tempat tidur. Kerusakan kemampuan untuk bergerak dari telentang menjadi telungkup atau telungkup menjadi terlentang. Kerusakaan kemampuan untuk bergerak dari telentang menjadi duduk memanjang atau duduk memanjang menjadi terlentang. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Patofisiologi Berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan tubuh akibat : (kerusakan neuromuskular) Perubahan autoiumun (mis, sklerosis multipel, artritis) Penyakit sistem persarafan (mis, parkinsonisme, miastenia garvis) Distrofi otot Paralisis parsial atau total (mis, cidera medula spinalis, stroke) Tumor sistem saraf pusat Peningkatan tekanan intrakranial Defisit sensori (Kerusakan muskuloskeletal) Fraktur Penyakit jaringan ikat (sistemik lupus eritematosus) Berhubungan dengan edema (peningkatan cairan sinovial) Tindakan Yang berhubungan Berhubungan dengan alat eksternal (gips atau bebat, brace, selang IV) Berhubungan dengan kekuatan yang adekuat dan ketahanan untuk ambulasi dengan Prostesis, Kruk, Walker.

Situasional (Personal, Lingkungan) Berhubungan dengan Keletihan Motivasi Nyeri Maturasional Anak-anak Berhubungan dengan jalan yang tidak normal akibat : Defisiensi rangka kongenital Osteomielitis Displasia pinggul kongenital Penyakit Legg-Calve-Perthes Lansia Berhubungan dengan penurunan kecepatan motorik atau kelemahan otot. KRITERIA HASIL Individu akan : 1. Memperlihatkan penggunaan alat-alat yang adaptif untuk meningkatkan mobilitas 2. Menggunakan tindakan pengamanan untuk meminimalkan kemungkinan terhadap cedera. 3. Memperlihatkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas 4. Melaporkan adanya peningkatan mobilitas. INTERVENSI GENERIK 1. Rujuk pada Sindrom Disuse untuk intervensi pencegahan komplikasi imobilitas. 2. Ajarkan untuk melakukan latihan rentang gerak aktif pada anggota gerak yang sehat sedikitnya empat kali sehari. a. Lakukan latihan rentang gerak pasif pada anggota gerak yang sakit Lakukan dengan perlahan Sangga ekstremitas di atas dan di bawah sendi. b. Secara bertahap lanjutkan rentang gerak aktif untuk aktivitas fungsional 3. Posisi dalam kesejajaran tubuh untuk mencegah komplikasi a. Gunakan papan kaki. b. Hindari berbaring atau duduk dengan posisi yang sama dalam waktu lama. c. Ubah posisi sendi bahu setiap 2 sampai 4 jam.

d. Gunakan bantal kecil atau tanpa bantal saat dalam posisi fowler. e. Sangga tangan dan pergelangan tangan dalam kesejajaran alamiah. f. Jika klien dalam posisi telungkup atau tengkurap, letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah kurvatura lumbar atau di bawah ujung sangkar iga. g. Letakkan trohanher gulung atau karung pasir sejajar dengan panjang pinggul dan paha bagian atas. h. Jika klien dalam posisi lateral,letakkan bantal untuk menyangga tungkai dari lipatan paha sampai kaki,dan bantantuk menfleksikan bahu dan siku:jika di berikan,sangga wah dalam posisi fleksi dorsal dengan karung pasir. i. Gunakan bebat tangan - pergelangan tangan . 4. Berikan mobilisasi progresif a. Bantuan individu mengambil posisi duduk dengan perlahan b. Biarkan individu menjuntaikan tungkai di samping tempat tidur selama lima menit sebelum mengambil posisi berdiri. c. Batasi waktu selama 15 menit, 3 kali sehari, pertama kali turun dari tempat tidur. d. Tingkatkan waktu individu diluar tempat tidur, sesuai toleransi sesuai dengan interval 15 menit. e. Anjurkan untuk ambulasi dengan atau tanpa alat bantuan. f. Jika tidak mampu berjalan, bantu individu keluar dari tempat tidur pindah ke kursi roda atau kursi. g. Beri dorongan ambulasi untuk berjalan singkat yang sering (sedikitnya 3 kali sehari), dengan bantuan bila belum dapat berdiri tegap. h. Tingkat lamanya berjalan secara progresif setiap hari. 5. Amati dan ajarkan penggunaan a. Kruk Tidak boleh ada tekanan pada aksila; harus digunakan kekuatan tangan. Tipe gaya berjalan dengan kruk bervariasi tergantung pada diagnosa individu. Ukur kruk 2 sampai 3 inci dibawah aksila dan ujungnya 6 inci dari kaki. Gunakan tangan yang kuat untuk menyangga kelemahan pada anggota gerak bawah. Gaya berjalan bervariasi sesuai maslah individu. b. Walker

c. Kursi Roda Latih cara berpindah Latih gerakan-gerakan di sekitar halangan. d. Prostese(ajarkan tentang hal-hal berikut) Pembalutan putung sebelum memasang prostesis Pemasangan prostesis Prinsip-prinsip perawatan putung Pentingnya pembersihan putung, menjaganya tetap kering dan memasang prostesishanya saat putung kering. e. Sling (mitela) Kaji terhadap ketepatan pemasangan; sling harus kendur disekitar leher dan harus menyangga seku dan pergelangan di atas setinggi letak jantung. Lepasan sling untuk melakukan latihan rentang gerak. Amati terhadap posisi yang tepat Pasang dengan tekanan yang sebanding, balut dari distal ke arah proksimal. Amati terhadap bunching Amati terhadap tanda iritasi kulit, (kemerahan, ulserasi) atau ketetatan (kompresi). Balut ulang balutan Ace dua kali sehari, atau sesuai pesanan, kecuali jika terdapat komtra indikasi (misal, jika balutan adalah balutan kompresi pasca operasi, periksa pesanan dokter). 6. Ajarkan individu tindakan kewaspadaan keamanan a. Lindungi daerah yang mengalami penurunan sensasi dari panas atau dingin yang berlebihan. b. Latihan jatuh dan bagaimana untuk bangun dari jatuh ketika pindah tempat atau bergerak. c. Umtuk penurunan persepsi ekstremitas bawah (kelalaian pasca cedera serebrovaskuler [CSV] ), instruksi individu untuk memeriksa di mana anggota gerak harus di letakkan ketika menggantui posisi atau sedang berjalan melewati pintu; dan periksalah untuk memastikan bahwa kedua sepatu telah terikat dengan baik, bahwa tungkai yang sakit telah di balut dengan trouser, dan celana yang di gunakan tidak terseret. f. Balutan Ace

d. Instruksikan pada individu yang sudah nyaman menggunakan kursi roda untuk melakukan posisi pindah dan mengangkat bokong setiap 15 menit untuk menghilangkan tekanan; manuver mengekang, di tempat landai, tempat mendaki, dan di sekitar perabotan; dan kunci kursi roda sebelum pindah. 7. Beri dorongan penggunaan lengan yang sakit jika memungkinkan a. Dorong individu untuk menggunakan lengan yang sakit untuk aktivitas perawatan diri (mis, makan, berpakaian, menyisir rambut). b. Untuk kelalaian pasca-CSV anggota gerak atas, lihat juga Kelalaian Unilateral. c. Instruksikan individu untuk menggerakkan lengan yang tidak sakit untuk melatih lengan yang sakit. d. Gunakan peralatan adaptif untuk meningkatkan penggunaan lengan. Manset universal untuk makan pada individu yang mempunyai kontrol buruk untuk kedua lengan, tangan. Pegangan yang besar atau di beri bantalan untuk membantu individu dengan ketrampilan motorik halus yang buruk. Tempat cuci dengan pinggiran yang tinggi untuk mencegah makanan jatuh. Cangkir dengan sedotan untuk menahan piring di tempatnya dan mencegahnya terpeleset 8. Minta individu untuk memperagakan: Latihan penguatan. Latihan rentang gerak. Merawat alat adaptif. Tindakan kewaspadaan.

b.

d.

Anda mungkin juga menyukai