Anda di halaman 1dari 2

Landasan filosofis Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.

Salah satu sila yang ditekankan pemahamannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Sila Kelima yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Keadilan sosial bermakna universal yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik aspek hukum, politik, ekonomi, sosial, dan sebagainya. Oleh karena itu, makna keadilan hams dipahami dalam tingkatan yang lebih riil dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dalam konteks ini, pembangunan daerah harus dipahami sebagai sub-sistem di dalam sistem pembangunan nasional. Pembangunan daerah mempunyai watak atau ciri tersendiri, serta memiliki pola dan spirit yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki. Sebagai sub-sistem, pembangunan daerah memiliki kebulatan tersendiri, yang bersifat fungsional bagi keseluruhan sistem pembangunan nasional. Kegagalan menempatkan pembangunan daerah sebagai sub subsistem dari keseluruhan sistem pembangunan nasional, bukan hanya mempersulit pencapaian hasil yang optimal, juga dapat merusak proses pembangunan nasional. Dengan demikian, perencanaan dan implementasi pembangunan daerah cukup kompleks, mengingat di samping dibutuhkan kemampuan mengakomodasi kepentingan-kepentingan nasional yang berada di daerah, tetapi juga kemampuan mengidentifikasikan dan menyalurkan aspirasi masyarakat di daerah. Sementara landasan sosiologis lahirnya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah suatu usaha untuk mendapatkan gagasan mengenai keadilan dalam lingkungan sosial, yakni suatu itsaha pendahuluan dan pada hakikatnya bempa variabel perdamaian dari pertentangan nilai-nilai kerohanian yang terwijud dalam suatu stmktur sosial melalui peraturan atribut imperatif yang multilateral berdasarkan perkaitannya yang sangat menentukan tuntutan-tuntutan dan kewajiban-kewajiban. Peraturan ini mendapatkan keabsahannya dari fakta-fakta nomatif yang akan memberikannya keefektifan dari suatu jaminan sosial dan bagaimanapun juga eksekusi itu hams memenuhi syarat-syarat paksaan lahiriah melalui cara yang saksama, tetapi tidak selamanya perahiran perlu mensyaratkan. Rumusan keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam konsideran humf a di atas, dapat dikatakan sebagai suatu pengakuan bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai potensi dan keistimewaan yang berbeda pada setiap daerah. Perbedaan yang ada bukanlah untuk diseragamkan, melainkan lebih sebagai saling isi sebiigga menjadi satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu, diperlukan suatu undang-undang mengenai otonomi daerah

yang dapat mengakomodasi keistimewaan dan kekhususan yang dimiliki oleh masing-masing daerah, untuk selanjutnya saling melengkapi. Landasan yuridis lahirnya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah berbagai peraturan pemndang-undangan, meliputi: 1. Pasal 1, Pasal4, Pasal5, Pasal 18, Pasal I SA, Pasal 188, Pasal20, Pasal21, Pasal 22D, Pasal23E ayat (2), Pasal24Aayat (I), Pasal 31 ayat (4), Pasal 33, dan Pasal34 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Ketetapan MPR RI Nomor IVIMPRI 2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah. 3. Ketetapan MPR RI Nomor VIIMPRI 2002 tentang Rekomendasi Atas Laporan Pelaksanaan Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI oleh Presiden, DPA, DPR, BPK, dan MA pada sidang tahunan MPR Rl tahun 2002. 4. Keputusan MPR RI Nomor 5 MPR.I 2003 tentang Penugasan Kepada MPR RI Untuk Menyampaikan Saran Atas Laporan Pelaksanaan Keputusan MPR RI oleh Presiden, DPR, BPK, dan MA pada Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2003. 5. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Kompsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 385 1). 6. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286). 7. Undang Undang Nomor 22 Tabun 2003 tentang Susunan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 43 10). 8. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4355). 9. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389). 10. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4400).

Anda mungkin juga menyukai