Anda di halaman 1dari 2

Ekonomi kapitalistik/liberalisasi ekonomi dimulai di Hindia-Belanda bukan pada saat VOC memonopoli pasar di Hindia-Belanda melainkan ketika ketika

Raffles menjabat sebagai Letnan Gubernur Jawa. Raffles dengan kebijakan Open Door, Raffles membuka pintu bagi investor(Eropa) untuk menanamkan modal di Indonesia. Setelah Hindia-Belanda dikembalikan ke dalam kekuasaan Belanda, sistem monopoli yang sudah dibangun beberapa dekade terakhir hilang sama sekali dan terganti dengan sistem ekonomi liberal yang diperkenalkan Raffles di Indonesia. Praktik tanam paksa merupakan salah satu bentuk praktik ekonomi liberal yang bertujuan untuk mendapatkan/memaksimalkan keuntungan yang didapat. Praktik tanam paksa selama kurang lebih 40 tahun membawa dampak dalam aspek ekonomi. Aktifitas pertambangan, terutama batu bara, sejak awal abad 20 membawa dampak ekonomis yang tidak kalah pentingnya dengan tanam paksa. Sepanjang abad 19 hingga pertengahan abad 20 ekspansi di bidang perkebunan dan pertambangan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Di dalam buku Anne Booth, The Indonesia Economy In The Nineteenth and Twentieth Centuries, ia menyebutkan ada proses perkembangan ekonomi, pada tahun 18001835 adalah tahap stagnansi ekonomi, lalu 1835-1875 ada perkembangan ekonomi, 1875-1895 ada stagnansi kembali di bidang ekonomi, 1895-1925 terjadi perkembangan ekonomi kembali. Bisa ditarik kesimpulan dalam kurun waktu tertentu pemasukan dari bidang perkebunan dan pertambangan ekonomi di Hindia-Belanda jumlah pekerja yang tersedia mengalami pasang dan surut. Bisa kita simpulkan pada tahapan tertentu perkembangan mempengaruhi perkembangan ekonomi, contohnya tahun 1800-1835 disimpulkan Anne Booth sebagai masa stagnansi ekonomi kolonial karena pada 1825-1830 terjadi Perang Jawa yang benar-benar menurunkan jumlah populasi penduduk yang berimbas pada minimnya jumlah tenaga kerja. Sepanjang abad 19 jumlah investor/perusahaan asing yang masuk ke HindiaBelanda mengalami peningkatan, ini semua merupakan dampak dari praktik tanam paksa, dimana jumlah pekerja mengalami peningkatan yang berimbas pada peningkatan produksi komoditas-komoditas ekspor. Ekspansi bidang perkebunan dan pertambangan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah infrastruktur pendukung

distribusi komoditas. Juga ada peningkatan jumlah komoditas yang di ekspor dari Hindia-Belanda.

Anda mungkin juga menyukai