Pada praktikum kali ini dilakukan Pengujian aktivitas mikroba yang
dilakukan dengan menggunakan metode Kirby Bauer. Media yang digunakan adalah NA, sedangkan mikroba yang ditumbuhkan adalah bakteri E. coli. Sampel yang digunakan adalah amoxilin, lengkuas, dan kunyit. Kunyit dan lengkuas termasuj senyawa antimikroba alami, sedangkan amoxilin adalah senyawa antimikroba sintetik. Amoxilin adalah nama dagang dari obat antibiotik golongan penisilin sub golongan amoksisilin, yaitu amoksisilin trihidrat.. Obat golongan ini bekerja sebagai broad-spectrum (bisa digunakan untuk membunuh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif) seperti Salmonella, Shigella, dll. Antibiotik didefinisikan sebagai obat yang membunuh atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Kunyit (Curcuma longa Linn.) atau Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat. Senyawa utama yang terkandung dalam rimpang kunyit adalah senyawa kurkuminoid yang memberi warna kuning pada kunyit. Kurkuminoid ini (kebanyakan berupa kurkumin) mempunyai sifat antioksidan, antiinflamasi. Tumbuhan lengkuas mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol dan terpenoid. Golongan senyawa-senyawa ini sering dipergunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern. Sebagai contoh, senyawa terpenoid ase-toksicavikol asetat, merupakan senyawa yang bersifat antitumor dari tumbuhan lengkuas. Dari hasil pengamatan, terdapat zona bening dari masing-masing sampel bahan antimikroba yang menunjukkan diameter daerah hambatan (DDH). Pada sampel lengkuas dapat menghambat pertumbuhan E. coli dengan DDH 1 mm. Pada sampel kunyit, rata-rata DDH yang diperoleh adalah 2 mm. Pada amoxilin, rata-rata DDH yang diperoleh adalah 0,5 mm, sehingga dapat dikatakan bahwa amoxilin termasuk antibiotik yang resistant (R) terhadap E.coli. Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa senyawa antimikroba yang terdapat pada bahan alami (lengkuas dan kunyit) lebih aktif dibandingkan pada bahan sintetik (amoxilin). Sampel kunyit lebih aktif daripada lengkuas sebagai senyawa antimikroba yang ditunjukkan dengan DDH yang lebih besar. Secara keseluruhan, sampel senyawa antimikroba yang digunakan dapat dikatakan aktivitas antimikrobanya rendah terhadap E. coli yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai DDH yang didapat. Amoxilin sebernarnya mempunyai antivitas antimikroba yang cukup besar, tetapi hasil yang didapat berbeda. Hal ini kemungkinan terjadi karena konsentrasi amoxilin yang digunakan cukup kecil, sehingga daya antimikrobanya tidak maksimal. KESIMPULAN
• Pengujian aktivitas mikroba yang dilakukan menggunakan metode Kirby
Bauer. • Media yang digunakan adalah NA, sedangkan mikroba yang ditumbuhkan adalah bakteri E. coli. • Sampel yang digunakan adalah amoxilin, lengkuas, dan kunyit. • Terdapat zona bening dari masing-masing sampel bahan antimikroba yang menunjukkan diameter daerah hambatan (DDH). • Sampel lengkuas dapat menghambat pertumbuhan E. coli dengan DDH 1 mm. • Pada sampel kunyit, rata-rata DDH yang diperoleh adalah 2 mm. • Pada amoxilin, rata-rata DDH yang diperoleh adalah 0,5 mm. • Amoxilin termasuk antibiotik yang resistant (R) terhadap E.coli. • Sampel senyawa antimikroba yang digunakan dapat dikatakan aktivitas antimikrobanya rendah terhadap E. coli. DAFTAR PUSTAKA
Atjung. 1990. Tanaman Obat dan Minuman Segar. Penerbit Yasaguna. Jakarta
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rahayu, W. P. 2000. Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional Hasil
Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen Dan Perusak. (Available at www.iptek.net.id (diakses 30 Desember 2008)).
Dokumen Serupa dengan Laporan Praktikum Pengujian Senyawa Antimikroba