Anda di halaman 1dari 17

A.

1.

PENDAHULUAN
Bangsa indonesia dimasa yang akan datang sangat bergantung pada Sumber Daya Manusia yang berkualitas, kita bangsa indonesia menitipkan masa depan bangsa kepada generasi muda, maka sudah sepantasnya generasi tersebut dipersiapkan dari sejak dini dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada akhlaqul karimah, sehingga dengan demikian dihaarapkan generasi dimasa depan adalah generasi yang tangguh secara intelektual dan moral. Dengan bergantung dengan Sumber Daya Manusia yang berkualitas tentunya salah satu upaya untuk mencapai itu adalah melalui jalur pendidikan, baik itu formal maupun non formal. Dimana pendidikan itu sendiri adalah sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat mewujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang mendorong perkembangan kreativitas peserta didik yang sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lain, seperti keimanan, ketaqwaan, kecerdasan, keterampilan, semangat kebangsaan, dan lain-lain sehingga tercipta keselarasan dan keseimbangan. Upaya bangsa indonesia dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia tersebut juga dapat dilihat dari rumusan tujuan pendidikan nasi0nal yang termaktub dalam UU RI NO.20. tahun 2003 tentang sisteem pendidikan nasional (SISDIKNAS), yaitu: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membantuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman kapada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat , berilmu, cakap , kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokkratis serta bertnggung jawab.1 Dalam hal inilah, homeschooling sebagai substansi dari sistem pendidikan nasional, yang dalam undang-undang sistem pendidikan nasional dikategorikan sebagai pendidikan jalur luar sekolah atau non-formal. Seperti halnya dalam undang-undang pasal 1 ayat 12dan 13 dikatakan bahwa

Latar Belakang

Himpunan peraturan perundang-undangan, (bandung: fokus media, 2010), 40

pendidikan nonformal adalah jalur pendiddikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.2 Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Sedangkan dalam islam, mempersiapkan generasi muda berkualits dan bertnggung jawab melalui upaya pendidikan adalah suatu tuntutan dan keharusan, hal ini ssecara implisit disebutkan dalam firman allah Q.S An-Nisa ayat 9 yang berbunyi:

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.3 Keberdaan homeschooling juga bersifat relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama dengan masyarakat yang tidak puas dengan sistem ataupun uot-put dari sekolah formal, karena memang pada kenyataannya banyak persoalan yang belum tertangani oleh metode konvensional yang belum seluruhnya mampu mengkomodasi keberagaman yang dimiliki oleh siswa, khususnya kekhasan karakter, kecerdasan, latar belakang, perkembangan fisik, mental, minat, bakat, kecendrungan dan sebagainya. Metode konvensional yang memperlakukan siswa secara seragam memang tidak tepat untuk menangani keberagaman tersebut. Banyak siswa yang mersa tidak tersalurkan potensi kecerdasannya dan bakat minatnya, selain kenyataan bahwa suka tidak suka, minat tidak minat mereka harus mengikuti aturn yang seragam tersebut.
2 3

ibid, hal 4 Al-Quran dan terjemah, al-jumatul ali seuntai mutiara yang maha luhur (Bandung: CV J-ART), 79

Maka dari itu homeschooling yang merupakan salah satu pendidikan nonformal yang menjadi alternative lain dari sebuah pendidiknan sehingga keberadaannyapun tidak tergoyahkan homeschooling juga memiliki banyak kelebihan antara lain: 1) Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas kepada individu, 2) Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak harus mengikuti standar kompetensi dan ketuntasan belajar yang ditentukan oleh rata-rata kelas., 3) Lebih terlindungi dari penyakit sosial seperti bullying, narkoba, tawuran, pergaulan bebas. 4) Bersosialisasi dengan segala usia, 5) Lebih disiapkan untuk kehidupan yang nyata, 6) Lebih didorong untuk melakukan keguatan keagamaan, rekreasi, dan olahraga dengan membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannanya dalam dunia nyata. Karena landasan itu pula out-put dari homeschooling juga diakui oleh Negara seperti yang tertera dalam undang-undang pasal 1 ayat 12 dan 13 diatas. Berdasarkan hal diatas, maka penulis terrtarik untuk mengkaji lebih dalam berbagai permasalahan yang terkait dengan homeschooling dalam meningkatkan sumber daya manusia. Hal ini berdasarkan dengan pertimbangan bahwa homeschooling adalah salah satu representasi dari sebuah model pendidikan alternative atau nonformal yang sedang marak dinegara kita. Oleh karena itu diambil judul

peranan

homeschooling

dalam

meningkatkan sumber daya manusia di jaya tinggi, kec. Kasui, kab. Waykanan
2.

Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut diatas, dapatlah penulis rumuskan beberrapa pokok penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu: 1. Bagaimana system pendidikan di homeschooling jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan dalam meningkstkan kualitas Sumber Daya Manusia? 2. Apakah upaya yang dilakukan homeschooling jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia? 3. Apa factor-faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia?
3

3. Tujuan Penelitian
Suatu pekerjaan tanpa adanya tujuan tentu tidak akan mendapatkan sumber hasil sebab tujuan itu merupakan masalah pokok yang akan dicapai dan diwujudkan melalui pembahasan ilmu yang sistemati, adapun tujuan pembahasan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendiskripsikan system pendidikan dihomeschooling jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia 2. Untuk mendiskripsikan upaya yang dilakukan dihomeschooling jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
3. Untuk mendiskripsikan factor-faktor pendukung dan penghambat dalam

upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia

4. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian yang akan penulis tuangkan dalam penelitian ini seemoga dapat berguna bagi banyak pihak, antara lain: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah peembendaharaan penelitian mengenai kiprah dan peranan homeschooling sebagai salah satu dari asset nasional. Khususnya dalam hal upaya homeschooling dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia. Baik dari segi hambatan yang dihadapi lembaga dan pendukungnya (fasilitas) yang ada didalamnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar informasi kepada

masyarakat luas pada umumnya yang ingin mengetahui tentang upaya peningkatkan Sumber Daya Manusia di jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan. Yang selanjutnya diharapkan mereka dapat pula mencari segala factor-faktor yang menjadi criteria-kriteria yang berkaitan dengan topic penelitian.

B.
1.

LANDASAN TEORI
Pengertian Homeschooling Dan Sumber Daya Manusia
Ada beberapa pengertian dalam Istilah Homeschooling diantarnya yaitu sebagaimana yang dikemukakan oleh sumardjiono,homeschooling itu sendiri berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah. Homeschooling berakar dan bertumbuh di Amerika Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung rumah jawab sendiri atas pendidikan anaknya Memilih dengan untuk menggunakan sebagai basis pendidikannya.

A. Penegasan istilah

bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar.4 Seperti yang dikatakan Crish ferdiansyah dalam memaknai homeschooling yang dikutip dari seto mulyadi,Home Schooling berarti Rumah sekolah sekolah rumah. Tampaknya nama ini telah menggambarkan dengan begitu banyak terkait pemahaman tentang pendidikan yang diselenggarakan di rumah.5 Dalam pengertian lain Homeschooling (HS) sendiri adalah model alternatif belajar selain di sekolah. Tak ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling. Selain homeschooling, ada istilah home education, atau home-based learning yang digunakan untuk maksud yang kurang lebih sama.Dalam bahasa Indonesia, ada yang menggunakan istilah sekolah rumah. Ada juga orangtua yang secara pribadi lebih suka mengartikan
4

Home Schooling itu sendiri.

Memang bahwa Home Schooling merupakan bentuk sekolah atau system

Sumardiono, homeschooling, lompatan cara belajar (Jakarta: pt. alex media komputindo: 2007). 4 5 Crish ferdiansyah (ed), homeschooling rumah kelasku dunia sekolahku, (Jakarta: kompas media nusantara, 2007), 17

homeschooling dengan istilah sekolah mandiri. Tapi nama bukanlah sebuah isu. Disebut apapun, yang terpenting adalah esensinya.6 Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Homeschooling adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses pembelajaran itu dapat berlangsung secara kondusif dengan tujuan dapat mengasah potensi, bakat dan minat masing-masing anak Namun demikian itu hanyalah pandangan harfiah, secara definisi yang hakiki sebenarnya Home Schooling merupakan sebuah sekolah alternative yang menempatkan anak sebagai subyek belajar dengan melakukan pendekatan secara at home yang di harapkan dengan pendekatan ini anak menjadi nyaman dalam belajar.7 Anak-anak bisa menyesuaikan belajar dengan waktu dan gaya belajarnya masing-masing. Dengan Home Schooling anak-anak bebas memilih waktu belajar yang lentur. Adapun Sumber Daya Manusia itu sendiri adalah potensi manusia sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensi. Dalam pengertian lain Sumber Daya Manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transparantip yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung dialam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

1. Jenis-Jenis Homeschooling
Dalam hal ini di negara Indonesia, sesuai panduan direktorat pendidikan kesetaraan yang membawahi homeschooling, homeschooling diklasifikasikan dalam tiga format sesuai kondisi dan kebutuhan keluarga, yaitu : 1. Homeschooling Tunggal Merupakan program layanan pendidikan yang dilakukan oleh orang tua/wali tehadap seorang anak atau lebih, terutama dirumahnya sendiri atau ditempat-tempat lain yang menyenangkan bagi peserta didik.
6

http://pormadi.w0rdpress.com/2007/11/12/homeschooling- diakses tanggal 20 mei 2011 7 Crish ferdiansyah (ed), homeschooling rumah kelasku dunia sekolahku, (Jakarta: kompas media nusantara, 2007), 18

2. Homeschooling Majemuk

Program layanan pendidikan yang dilakukan oleh para orang tua/wali terhadap anak-anak dari suatu lingkunagan yang tidak selalu bertalian dalam keluarga. Program ini diselenggarakan dibeberapa rumah atau ditempat/fasilitas tersetruktur.8 Atau dengan kata lain dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orangtua masing-masing.Alasannya: dikompromikan oleh terdapat kebutuhan-kebutuhan untuk yang dapat kegiatan beberapa keluarga melakukan pendidikan yang ditentukan oleh komunitas pendidikan yang dibentuk atau dikelola secara lebih teratur dan

bersama.Contohnya kurikulum dari konsorsium, kegiatan olahraga (misalnya keluarga atlet tennis), keahlian musik/seni, kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan. 3. Homeschooling Komunitas Gabungan beberapa homeschooling yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, musik/seni, dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran.

2. System Pendidikan Dan Pengajaran Hemeschooling


Sisteem pendidikan dihameschooling itu disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga. tergantung pada kesepakatan antara anak dan orang tua, Pengelolaan pada homeschooling terdesentralisasi pada keinginan keluarga homeschooling. Kurikulum dan materi ajar dipilih dan ditentukan oleh orang tua.9 Ada pula alternatif lain yang membebaskan anak untuk belajar apa saja sesuai dengan minatnya. Disinii tidak ada kelas seperti halnya sekolah formal. Fungsi guru lebih pada membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Masih banyak sekolah alternatif lain yang memiliki metode pembelajaran masing-masing. Intinya, anak dijadikan sabyek kurikulum, bukan
8

Satmiko budi santoso, sekolah alternatif, mengapatidak,(jogjakarta: diva press), 80 9 ibid, 73

obyek atau dengan kta lain kurikulum dan sekolah adalah untuk anak, bukan sebaliknya, anak unuk sekolah dan kurikulum!10

3. Prinsip- Prinsip Pendidikan Homeschooling


Homeschooling akan tercipta situasi yang nyaman dan aman sehingga anak tidak mendapat tekanan dan menjadikan proses pembelajaran menjadi sebuah beban. Akan lebih memberikan kemandirian dan kreativitas kepada individu, Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin, Lebih terlindungi dari penyakit sosial seperti bullying, narkoba, tawuran, pergaulan bebas. Bersosialisasi dengan segala usia. Lebih disiapkan untuk kehidupan yang nyata.Lebih didorong untuk melakukan keguatan keagamaan, rekreasi, dan olahraga dengan Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannanya dalam dunia nyata. Memberikan suasana yang akomodatif untuk belajar demokrasi: berpendapat, menolak pendapat dan menyepakati nilai-nilai tertentu tanpa harus takut mendapat celaan dan Memberikan peluang untuk sosialisasi berinteraksi dengan teman sebaya diluar jam Mempunyai kebebasan dalam mengatur jam belajar sehingga individu bisa memilih aktifitas yang sesuai dengan bakatbakatnya: bidang hiburan, olahraga, dan kursus keterampilan hidup lainnya.

4. Metode-Metode Homeschooling
Metode dalam homeschooling dapat dibedkan menjadi du bagian, yaitu:
1. Metode unschooling disebut juga metode tidak terstruktur. Prakteknya

memberi kebebasan kepada anak untuk belajar apa saja, sesuai minat. Peran orang tua sebatas memberi fasilitas.
2. Metode school at home disebut juga metode terstruktur. Prakteknya

menerappkan model belajar seperti seolah reguler, misalnya menggunakan buku ajar. Tempat belajar dirumah/selain disekolah.

B. Peningkatan Sumber Daya Manusia Dihomeschooling


1. Hubungan Homeschooling dengan peningkatan Sumber Daya Manusia

Homeschooling sebagai salah satu lembaga pendidikan, pada dasarnya mempunyai hubungan yang erat dengan peningkatan Sumber Daya Manusia,
10

Arief rokhma, home-schooling rumah kelasku, dunia sekolahku, (jakarta: buku kompas, 2007), 18

tidak ubahnya seperti lembaga lain yang punya komitmen moral dalam upaya ini, namun demikian tentunya juga homeschooling mempunyai misi, fungsi, dan tujuan tersendiri. Fungsinya adalah untuk mengembangkan individu dan memberikan peluang selusa-luasnya dan mendorang potensi diri mereka agar menjadi intelektual. Sebab potensi dengan seendirinya tidak mempunyai makna tanpa dipersinggungkan dengan reealitas diluar diri, persinggungan nilai yang memungkinkan anak dapat bergerak, berbuat lalu menghasilkan karya dan prestasi Adapun, tujuannya adalah agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal. Rumusan yang sama juga oleh lembagalembagapendidikn homeschooling lain yang mulai mengingatkan sarana penyediaan

A. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif, Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan ataupun tulisan dan perilaku yang diamati dari orangorang (subyek) itu sendiri.11 Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah: a) Mempunyai latar alami sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrumen kunci. b) Penelitian bersifat diskriptif. c) Lebih mementingkan proses dari pada hasil atau produk. d) Dalam menganalisa data cenderung secara induktif dan e) Makna merupakan hal yang paling esensial dalam penelitian kualitatif.12 Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak
11

Arif Farchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 21. 12 Imron Arifin, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu SoSial Dan Keagamaan (Malang: Kalmia Husada Pres, 1996), 49-50.

menggunakan dukungan data kuantitatif, akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentative.13 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala-gejala tertentu.14 Dalam penelitian ini studi kasus dititik beratkan pada peranan homeschooling dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia di Jaya Tinggi Kec, Kasui Kab, Waykanan, yamg meliputi system pendidikan dan upaya yang dilakukan serta faktor pendukung dan penghambat homeschooling di Jaya Tinggi Kec, Kasui Kab, Waykanan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia.

2. Kehadiran Peneliti
Karena pendekatan yang digunakan adalah melalui pendekatan kualitatif diskriptip. Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan insrtumen kunci dalam menangkap makna dan sekaligus sebagai alat pegumpul data15. Kehadiran peneliti di latar penelitian adalah untuk menemukan dan mengekplorasi data yang terkait dengan fokus penelitian, yang didekati dengan observasi, sehingga peneliti merupakan observer penuh. Dalam pengumpulan datanya, peran peneliti sebagai pengamat partisipan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti atau sebagai obyek dalam proses, serta kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui statusnya oleh subyek, sehingga peneliti lebih leluasa dalam mengambil dan menyimpulkan data di lapangan. Lokasi dalam penelitian ini adalah homeschooling di Jaya Tinggi Kec, Kasui Kab, Waykanan.

3. Setting Penelitian/Tempat Penelitian

13 14

Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 5. Suharsimi Arikunto, Prosedut Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 61. 15 Hasaen Usman, Purnama Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1988), 90.

10

Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah homeschooling di Jaya Tinggi Kec, Kasui Kab, Waykanan.

4. Sumber Data
Sumber data dalam peneitian ini adalah subyek dari mana data itu diperoleh16. Dalam penelitian kualitatif menurut pendapat Lofland yang dikutip oleh Lexy J. Moleong bahwa sumber data utamanya adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokuman dan lain-lain berkaitan dengan ini jenis data tertulis, foto, dan statistik 17. Hal ini guna untuk menjawab dari fokus penelitain yaitu: mengenai system dan upaya yang dilakukan serta factor-faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, yang mengetahui diantaranya yaitu; guru atau pemegang lembaga dan orang-orang yang terkait didalamnya. Dalam penelitian ini akan mengeksplorasi jenis data kualitatif yang terkait dengan masing-masing fokus penelitian yang sedang diamati. Sumber data dalam penelitian ini dari guru/orang tua, anak/murid dan sumber-sumber lain yang dimungkinkan dapat memberikan informasi, juga bersumber dari dokumen-dokumen yang ada.

5. Tehnik Pengumpulan Data


Untuk pengumpulan data di lapangan dalam rangka mendiskripsikan dan menjawab permasalahan yang sedang diteliti dipergunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi Menurut Nawawi dan Marini yang dikutip oleh Afifuddin dan Beny Ahmad saebani menyatakan bahwa : Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala dalam objek penelitian.18 Metode ini penulis gunakan untuk mencari pendapat informasi tentang sistem, upaya, pendukung dan penghambat
16 17

Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 102. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, 122. 18 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; CV Pustaka Setia, 2009), 134.

11

dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia di homeschooling jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan 2. Wawancara Metode interview atau wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancrai yang member jawaban atas pertanyaan itu.19 Wawancara dalam penelitian ini ditunjukkan kepada lembaga, dalam hal ini diwakili oleh guru/orang tua, anak/murid dan sumber-sumber lain yang dimungkinkan dapat memberikan informasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui dan menjawab fokus penelitian, terutama system dan upaya yang dilakukan serta factor-faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Jaya Tinggi Kec, Kasui Kab, Waykanan. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa cacatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya.20 Fungsi dari dokumen ini dipergunakan sebagai metode pelengkap, yaitu untuk memperoleh data sekiranya tidak mungkin diperoleh dengan wawancara dan observasi. Metode pengumpulan data ini dilakukan penulis untuk memperoleh data berupa arsip atau dokumen, seperti:
1) Sejarah berdirinya homeschooling jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan 2)

Visi dan Misi homeschooling jaya tinggi kec. Kasui, kab. Waykanan,

dan lain sebagainya.

6. Tehnik Analisis Data


19 20

Moleong,metodologi pnelitian, 135. Arikunto, Prosedur Penelitian, 231

12

Analisi data disebut juga pengolahan data dan penafsiran data. Analis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan ferivikasi data agar sebuah fenomena memiliki sebuah nilai sosial, akademis dan ilmiah.21 Tehnik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik diskriptif dengan membuat gambaran yang sistematis dan faktual dan analisisnya dilakukan melalui tiga jalur yaitu: 1. Reduksi data adalah proses penelitian, perumusan perhatian pada

penyerdahanaan, pengabstrakan, dan trasformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan tertulis. 2. Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang komplek ke dalam

bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif, serta dapat dipahami maknanya. 3. Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir yang dilakukan penulis dalam

menganalisa data secara terus-menerus baik saat pengumpulan data atau saat pengumpulan data.

7. Tehnik Keabsahan Data


Di dalam buku pedoman penulisan Naskah Skripi, mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, pengecekan keabsahan data atau temuan ini dilakukan, agar diperoleh temuan dan interprestasi yang abasah, maka perlu diteliti kredibilitas dengan menggunakan teknik:22 1. Perpanjangan keikutsertaan. Perpanjangan keikutsertaan peneliti waktu pengamatan dilapangan akan memeungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Karena dalam perpanjangan keikut sertaanakan banyak mempelajari

21

Imam Suprayogo dan Tobroni,Metodologi Penelitian Sosial-Agama, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 191. 22 Pedoman penulisan karya ilmiah (Kediri: STAIN Kediri, 2007), 70.

13

kebudayaan.

Dapat

mengkaji

ketidak

benaran

informasi

yang

tidak

diperkenalkan oleh distori dan dapat membangun kepercayaan subyek.23 2. Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang dicari dan kemudian memutuskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci seacara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol kemudian menelaahnya secara rinci sehingga seluruh fator mudah difahami.24 1. Trianggulasi Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. tehnik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui saumber lainnya, denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.25

B. INSTUMEN PENELITIAN
1. Instrumen Interview
a. Respon: guru 1) Sebagai orang yang tahu persis tentang perjalanan homeschooling ini, tolong saudaraceritakan secara singkat 2) Bagaimanakah bentuk-bentuk pendidikan dan pengajaran yang diterapkan dihomeschooling Jaya Tinggi Kec. Kasui, Kab. Waykanan? 3) Bagaimanakah stretegi homeschooling, dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia? 4) Apa saja factor pendukung dan penghambat dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Alam trrsebut? b. Responden: murid
23 24 25

Ibid.,175. Moleong, metodologi penelitian kualitatif, 177. Ibid,178.

14

1) Apakah anda melihat bahwa homeschooling di Jaya Tinggi Kec. Kasui, Kab. Waykanan ini berusaha untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Alam/ 2) Apakah anda melihat bentuk-bentuknya?

2. Instumen Observasi
a. Memperhatikan kegiatan guru yang dijadikan sebagai sampel peneliti b. Memperhatikan kegiatan murid yang dijadikan sebagai sampel peneliti c. Mengamati kondisi homeschooling secara umum

3. Instrumen Dokumentasi
a. Data-data historis yang berkaitan dengan homeschooling di Jaya Tinggi Kec. Kasui, Kab. Waykanan b. Data-data tentang hameschooling saat ini, keadaan anak, sarana dan prasarana.

15

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Himpunan peraturan perundang-undangan, bandung: fokus media. 2010. Ferdiansyah, chris (ed). Homeschooling rumah kelasku dunia sekolahku, jakarta: kompas media nusantara. 2007. Rochman, arief. Home-schooling rumah kelasku, sekolah duniaku,jakarta: buku kompas. 2007. Sumardiono. Homeschooling, lompatan cara belajar jakarta: pt. Alex media komputindo. 2007. http://pormadi.w0rdpress.com/2007/11/12/homeschooling- diakses tanggal 20 mei 2011. Budi santoso, satmoko. Sekolah alternative, mengpa tidak,,?, jogjakarta: diva press. 2010. Pedoman penulisan skipsi, stain kediri. 2002. Arifin, imron. Penelitian kualitatif dalam ilmu-ilmu sosial dan keagamaan, malang: kalmia husada pres. 1996. Farchan, arief. Pengantar metode penelitian kualitatif, surabaya: usaha nasional. 1992. Moleong, lexy j. Metodologi penelitian kualitatif, bandung : remaja rosdakarya. 2002. Al-quran dan terjemah. Al-jumatul ali seuntai mutiara yang maha luhur, bandung: cv j-art Azwar, saifudin. Metode penelitian, yogyakarta: pustaka pelajar. 2001. Arikunto, suharsimi. Prosedut penelitian: suatu pendekatan praktek, jakarta: rineka cipta, 1996. Usman, hasaen. Dkk, metodologi penelitian sosial, jakarta: bumi aksara. 1988. Afifuddin dan beni ahmad saebani. Metodologi penelitian kualitatif, bandung; cv pustaka setia. 2009. Hadi, sutrisno. Metodologi research, yogyakarta : andi. 2004. Negrat, kenjoro. Metode wawancara dalam metode-metode penelitian masyarakat, jakarta: gramedia. 1998. Imam suprayogo dan tobroni. Metodologi penelitian sosial-agama, bandung: pt remaja rosdakarya. 2001. Muhadjir, noeng. Metodologi penelitian kualitatif, yogyakarta: rake sarasin. 1996 Pedoman penulisan karya ilmiah, kediri: stain kediri. 2007.

16

PROPOSAL PENELITIAN

PERANAN HOMESCHOOLING DALAM MENINGKATKAN SUMBERDAYA MANUSIA DI HOMESCHOOLING JAYA TINGGI KEC. KASUI KAB. WAYKANAN
Tugas ini Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Semester Pada Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu Dwi Setianingsih,M.Pd.I

Disusun Oleh: IMAM SUBAWEH 9321.055.08


KELAS: D

JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAM ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI 2011
17

Anda mungkin juga menyukai