Anda di halaman 1dari 9

AKHLAK SOSIAL ISLAMI Oleh : Ahmad Rifai, MA.

Manusia sejak lahir membutuhkan orang lain. Aris Toteles mengatakan bahwa manusia adalah mahluk politik (zoon poloticon). Artinya manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan atau kerja sama dengan orang lain. Hidup social bermasyarakat seringkali menjadikan kiat harus lebih waspada dan mawas diri, karena hidup dengan sejumlah orang tentunya juga punya karakter, sifat dan watak serta perilaku yang berbeda-beda. Karenanya harus ada sikap saling pengertian yang dibangun di atas landasan saling percaya dan menjaga kepercayaan tersebut. Terkait dengan hidup social bersama orang lain, Rasulullah saw. telah bersabda melalui riwayat Ibnu Umar ra.: "Seorang mukmin yang bergaul dengan masyarakat dan sabar atas rintangan mereka, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat (menyendiri) serta tidak sabar atas rintangan mereka". Berikut ini adalah beberapa akhlak social Islami yang bisa dijadikan landasan hidup bermasyarakat. 1. Keadilan Berbuat adil atau keadilan adalah tindakan yang paling mendekati takwa. Allah SWT, berfirman: Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. (QS. Al-Midah [5]:8) Ayat ini dikaitkan dengan peringatan Allah swt bahwa dalam menegakkan keadilan, kita jangan sampai terpengaruh oleh

hubungan suka atau tidak suka kepada seseorang. Walaupun kita sedang diliputi kebencian, keadilan harus tetap dilaksanakan. Demikian juga ketika kita diliputi oleh suasana senang dan suka cita. Janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. (QS. Al-Midah [5]:8) Dalam ilmu-ilmu social dijelaskan bahwa tindakan manusia yang paling mungkin melanggar keadilan ialah tindakan

kenggunakan kekuasaan. Oleh karena itu kekuasaan dalam agama kita harus dipandang sebagai amanat Allah swt. Dan amanat itu harus kita tunaikan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-Nisa' [4]:58) Ayat di atas menyebutkan kata jamak "amanat-amanat". Artinya banyak sekali amanat yang kita terima. Semua kelebihan yang ada pada kita adalah amanat. Harta yang ada pada kita adalah amanat Allah. Begitu juga pengetahuan kita dan apa saja yang membuat hidup kita ini menjadi lebih baik. Semua hak istimewa kita adalah amanat. Firman Allah tadi dilanjutkan dengan ayat yang secara khusus menyebut pemerintahan sebagai sesuatu yang harus dijalankan dengan adil dalam kaitannya dengan amanat. Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. (QS. An-Nisa' [4]:58)

Harta adalah juga amanat Allah swt. Bahkan al-Qur'an juga menyebutkan bahwa harta adalah sesuatu di mana kita ditunjuk untuk menguasainya. Makna penunaian manta harta kepada yang berhak ialah melaksanakan fungsi social harta. Yaitu selain dimanfaatkan untuk keperluan kita dan keluarga, juga disalurkan sebagian kepada masyarakat yang memerlukan. Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. (QS. Al-Hadd [57]:7) Yang dimaksud dengan menguasai di sini ialah penguasaan yang bukan secara mutlak. hak milik pada hakikatnya adalah pada Allah. manusia menafkahkan hartanya itu haruslah menurut hukumhukum yang telah disyariatkan Allah. karena itu tidaklah boleh kikir dan boros. Dalam agama kita, pemilikan harta bersifat suci. Hak kita untuk memiliki harta tak boleh diganggu. Adasebuah hadits yang mengatakan bahwa kalau seseorang meninggal dalam rangka membela hartanya yang halal dan sah, maka dia mati syahid. Nabi bersabda, "Barangsiapa mati membela hartanya yang sah maka dia itu adalah mati syahid". Hadits ini memberi gambaran sangat kuat bahwa harta sebagai milik yang sah adalah suci. Namun kepemilikan harta dalam Islam bukan kepemilikan mutlak, melainkan hanya bersifat titipan. Ini berbeda dengan kapitalisme yang memandang pemilikan harta bersifat mutlak, sehingga seorang pemilik harta boleh melakukan apa saja kepada hartanya. Mau dibuang ke laut, dibakar, atau diwasiatkan kepada binatang juga boleh. Kalau kita baca Koran, tidak jarang kita temukan berita bagaimana seorang kaya meninggalkan wasiat agar kalau dia mati

hartanya diberikan kepada anjingnya. Sementara keluarganya sendiri tidak mendapat apa-apa. Menurut hokum di Amerika, wasiat itu harus dilaksanakan. Dalam Islam tidak demikian. Pembelanjaan harta dalam Islam harus dilakukan sesuai petunjuk Allah, bahwa pertama-tama harta dibelanjakan untuk keluarga, kemudian untuk masyarakat. Dalam hokum warispun kita tidak boleh meninggalkan wasiat suapaya harta kita diberikan kepada suatu badan social lebih dari sepertiga. Karena tentu kita mempunyai tanggung jawab kepada keluarga kita. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. (QS. An-Nis' [4]:9) Kendati demikian, harta tetaplah amanat. Kita bisa bandingkan harta dengan kekuasaan. Bahkan kekuasaan adalah amanat yang lebih penting untuk diawasi. Karena diantara semua fasilitas dan kemudahan dalam hidup ini, yang paling mudah disalahgunakan ialah kekuasaan. Dalam bahasa asing ada istilah-istilah yang sering memperingatkan kita tentang bahaya kekuasaan, seperti Power tends to corrupt", kekuasaan itu cenderung untuk curang. Absolut power corrupt absolutely, kekuasaan yang mutlak akan menjadi curang secara mutlak. Maka dari itu, dalam agama kita tidak diizinkan adanya kekuasaan yang mutlak. Dalam bahasa Arab disebut sebagai thagut. Kemudian sering diterjemahkan sebagai tiran. Dan contoh thagut yang paling banyak disebutkan al-Qur'an adalah Fir'aun. Seperti firman Allah kepada Musa as.:

Pergilah kepada Fir'aun; Sesungguhnya ia telah melampaui batas". (QS. Thh [20]:24) Dan perjuangan Musa as. Perjuangan dari seorang pembebas melawan seorang penindas. Exsodus besar-besaran bangsa Israel dari Mesir ke Palestina adalah lambing dari pembebasan manusia dari perbudakan dan penindasan. Al-Qur'an berkali-kali menceritakan exsodus ini. Ini semua mengandung pelajaran moral mengenai perjuangan abadi manusia melawan tiran semenjak manusia

mengenal kekuasaan, yang secara histories itu dimulai oleh bangsa Sumeria, dilembah sungai Effrat dan Tigris orang Yunani menyebutnya sebagai Mesopotamia, artinya lembah antara dua sungai sekitar 60.000 tahun lalu. Sejak itu manusia menjalani penyalahgunaan kekuasaan. 2. Akhlak Saling Menyayangi Bersikap kasih sayang adalah bagian dari akhlak karimah yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Kasih sayang terhadap siapa pun akan mengantarkan seseorang senantiasa melakukan kebajikan. Seseorang yang kehilangan sikap kasih sayang, tidak akan pernah dikasihsayangi oleh orang lain. Karena itu, setiap muslim harus selalu berupaya untuk memiliki sikap kasih sayang yang mendalam, sehingga dapat memperoleh kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan senantiasa dijadikan teladan oleh sesama manusia. Perihal sikap kasih sayang, banyak diterangkan dalam al-Qur'an. Diantaranya adalah : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Qs. Al-Isr [17]:24)

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tandatanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Fath [48]:29) Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A'raf [7]:56) Rasulullah lewat hadits-haditsnya juga menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa bersikap kasih sayang terhadap siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Sebab orang yang memiliki kasih sayang akan selalu disayang oleh Allah SWT. Diantara sabda-sabda Rasulullah saw. yang menerangkan tentang anjuran untuk memiliki sikap kasih sayang adalah : "Barang siapa tidak memiliki kasih sayang terhadap sesama manusia, maka tidak akan pernah dikasih sayangi oleh Allah." (HR. Bukhari Muslim)

Seseorang yang senantiasa menyayangi sesama manusia, berarti dia telah menjadi kekasih Allah. Sebab Allah akan senantaiasa menyayangi orang-orang yang bersikap kasih terhadap sesama manusia maupun terhadapmakhluk lain. Rasulullah bersabda : Allah Ta'ala berfirman: "Kasih sayang-Ku telah mendahului kemurkaan-Ku. (HR. Muslim). Dalam sebuah hadits Qudsi Allah telah menegaskan, bahwa kasih sayang Allah dapat mengalahkan kemurkaan-Nya. Misalnya, ada seorang hamba berlaku maksiat, tetapi dia masih memiliki kepedulian dan kasih sayang terhadaop sesama, maka Allah masih tetap akan mengasih sayang dirinya. Artinya Allah tetap bersedia memberikan ampunan atas dosa-dosa yang terlanjur dilakukannya lantaran dia mengasih sayangi sesama. Berikut ini adalah tauladan kasih sayang yang dilakukan Rasul. 1. Kasih sayang terhadap sesama muslim 2. Kasih sayang terhadap orang musyrik 3. Kasih sayang terhadap anak-anak 4. Kasih sayang terhadap alam 3. Mencintai Sesama. Mencintai sesama manusia adalah bagian dari akhlak karimah yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Sebab seseorang belum bisa dikatakan beriman sempurna sebelum dia mampu mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri. Bahkan aorang yang saling mencintai terhadap sesama akan mendapatkan jaminan surga. Perihal rasa cinta banyak diterangkan dalam al-Qur'an, diantaranya adalah : Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benarbenarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan

kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orangorang yang mengikuti jalan yang lurus, (QS. Al-Hujurat [49]:7) Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash-Shaf [61]:4) Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Yusuf [12]:33) Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya

sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Qs. Al-Baqarah [2]:165) Dalam ayat yang lain banyak diterangkan tentang kecintaan Allah terhadap umat manusia. Di antaranya diterangkan tentang kecintaan Allah terhadap orang-orang yang bersabar, orang-orang yang senantiasa berbuat kebajikan, orang-orang yang adil, dan orang-orang yang senantiasa bersih dari hadats. Diterangkan pula tentang kebencian Allah terhadap orangorang yang sombong dan membanggakan diri, orang-orang yang zalim, orang-orang yang membuat kerusakan, orang-orang yang

melampaui batas, yang berkhianat lagi mengingkari nakmat dan orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa. Rasulullah bersabda: "Tiga hal yang barangsiapa memiliki ketiga-tiganya berarti dia telah mendapatkan manisnya keimanan: Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada keduanya, mencintai seseorang semata-mata hanyalah karena Allah, dan merasa benci untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah dari padanya sebagaimana ia merasa benci untuk

dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Bukhari Muslim). Mencintai sesama adalah tanda kesempurnaan iman. Sebab seseorang belum bisa dikatakan beriman sebelum saling cintamencintai. Kunci untuk menjalin kasih sayang dan saling cinta mencintai adalah membiasakan diri menyampaikan ucapan salam antar sesama mereka. Sebab dengan salam itulah akan tumbuh diantara mereka rasa rindu untuk saling bertemu.

Anda mungkin juga menyukai