Anda di halaman 1dari 4

Ada Musuh dalam selimut

Oleh : Chaerul Tingkar Siapa yang tak kenal kucing? Binatang yang lucu nan imut ini memang sangat familiar dalam kehidupan kita. Hewan yang mempesona ini amat disukai oleh banyak orang sehingga hewan ini banyak yang dijadikan sebagai hewan peliharaan, bahkan tak jarang jika sang pemiliknya merasa tidak keberatan untuk berbagi tempat tidur dan selimut yang hangat sekedar ingin bersama-sama dengan kucing kesayanganya. Namun dibalik ke imutan dan sikap manjanya tersebut, tedapat sesosok monster yang menakutkan sekaligus amat berbahaya. Diibaratkan seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Biografi sang Kucing Ribuan tahu yang lalu, kucing sudah dijadikan sebagi hewan peliharaan untuk masyarakat mesir kuno. Bahkan mereka percaya bahwa kucing merupakan Pada zaman sekarang, masyarakat

cenderung suka memelihara kucing sebagai hewan peliharaan yang sangat populer. Karena selain pesona tubuhnya, ia pun dapat bermanfaat sebagai penjaga rumah dari serangan tikus-tikus rakus dan jorok. Gen predator yang tertanam dala tubuhnya menjadikan ia sebagai hewan predator yang disegani bahkan ditakuti oleh musuhmusuhnya termasuk mangsanya.

penjelmaan dari Dewi Bast yaitu dewi pengaja rumah. Di Jepang pun, kucing dipercaya sebagai simbol keberuntungan oleh masyarakatnya. Tapi yang jelas apapun alasanya kita juga harus menjadikan kucing sebagai makhluk Allah SWT yang perlu kita lestarikan.

Karakteristiknya yang gagah, gerakanya yang diam, kumisnya yang sangar serta gigigiginya yang tajam membuktikan bahwa ia memang tergolong hewan karnivora.

Banyak para ahli yang berpendapat bahwa kucing merupakan hewan ommnivora

sekaligus sang predator yang cukup berhasil dalam kehidupanya. Karena seain sebagai predator yang lihai, kucing pun memiliki masa reproduksinya yang tergolong cepat dan efektif. Mengapa? Karena dalam proses kelahiran, kucing dapat melahirkan anak hingga empat ekor sekaligus. Hal ini terjadi lantaran kucing memiliki uterus berjumlah empat ruang yang dimana keseluruhanya berbeda satu sam lain alias terpisah. Kepribadian dan kebiasaan Dalam kehidupanya pun banyak hal-hal unik yang menjadikan kucing memang sebagai hewan yang eksotis. Mulai dari cara dia mencari makan, berjalan, tidr bahan ketika ia sedang bercinta, Kucing dikenal sebagai hewan yang penyendiri namun kebanyakan dapat membentuk koloni liar. Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri yang misalnya seekor jantan yang aktif secara seksual memiliki daerah terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah paling kecil dan selalu terdapat daerah "netral" dimana para kucing dapat saling mengawasi atau

mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian singkat.

Musuh dalam selimut Banyak penelitian yang membuktikan

bahwa tubuh kucing merupakan hospes definitf dari sejenis protozoa yang sangat berbahaya. Protozoa parasite tersebut

bernama Toxoplasma gondii. Hewan parasite ini yang

menyebabkan Toxoplasmosis yakni sejenis penyakit yang dapat menyerang organorgan dalam hewan ataupun manusia tanpa menimbulkan ciri khusus bagi tubuh, namun penyakit ini sangat fatal pada ibu yang sedang mengandung karena dapat melahirkan anak yang cacat bahkan lahir mati alias keguguran. T. gondii ini

merupakan protozoa parasite pada manusia dan pada hewan-hewan yang menghasilkan daging konsumsi bagi manusia. Sejarah awal mula ditemukanya pada penelitian

bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau agresi. Di luar daerah netral ini, penguasa daerah biasa akan mengejar kucing asing, diawali dengan menatap,

terhadap organ limfa dan hati pada hewan pengerat Ctenodactylus gundi dan pada seekor kelinci. Sehingga serentetan telah

penelitian-penelitian

lanjutan

dilakukan dan akhirnya pada tahun 1970-an

secara serentak dibeberapa Negara kucing merupakan Hospes definitif untuk T. gondii tersebut. Seperti kebanyakan makhluk hidup di bumi, T. gondii pu memiliki ciri khusus yang dapat membedakanya dari jenis yang lain. T. gondii ini digilingkan sebagai protozoa obligat intraselluler yang dimana habitatnya memang berada di dalam sel-sel hewan yang terinfeksi. Dalam daur hidupnya, T. gondii memilki tiga fase pergiliran hidup, yaitu fase takizoit, kista dan ookista. Takizoit tersebut

betina sehingga terjadilah daur hidup seksualnya ookista. menghasilkan yang namanya Banyak para ahli yang

menerangkan bahwa pada fase inilah fase yang paling berbahaya, mengapa? Karena ketika T. gondii berada pad fase ini, ia akan lebih mudah menginfeksi makhluk-makhluk hidup tidak bersalah melalui tinja yang dikeluarkan oleh hospes definitf terutama kucing. Ookista biasanya sangat senang berada pada organ intestinum atau jaringan usus sehingga apabila kucing be-A-be maka secara bersamaan ookista pun ikut

dikeluarkan melalui tinjanya.

merupakan bentuk T. gondii yang palin awal. Dari situ ia akan terus menerus melakukan pembelahan sel sehingga

terbentuklah kista. Pada fase ini, ia akan masuk dan menginfeksi sel-sel hospes yang mempunyai inti dan akan menetap disana selama bertahun-tahun bahkan seumur hidup. Biasanya ia menyerang oran-organ vital, seperti pada otak, jaringan usus, bahkan otot jantung tanpa memberikan efek khusus yang dapat dengan mudah terdeteksi. Pada fase ini pun akan setelah ookista T. gondii tersebut keluar dari tubuh sang kucing maka dengan serta merta ia akan berkamuflase dengan tanah karena ukuran tubuhnya sangat kecil yakni hanya berkisar 8x2 mikron saja dan dapat hidup selama bertahun-tahun pada kondisi lingkungan yang lembab dan akan mencemari lingkungan tempat tinggalnya. Toxoplasmosis gondii

dihasilkan merozoit, yakni suatu fase peralihan perubahan bentuk yang ternyata dapat menghasilkan gamet jantan dan

Ookista tersebut dapat menempel pada tanaman-tanaman seperti sayur-sayuran dan rerumputan yang menjadi bahan makanan bagi sebagian hewan-hewan

pergaulannya, karena pergaulan yang bebas bisa membuatnya tertular kembali.

herbivore terasuk kita juga. Ih serem. Beri Dia Perhatian Bagi para penyayang binatang, hal ini mungkin menjadi berita buruk. Tetapi ini tidak berarti bahwa kita dilarang untuk menyayangi kucing dan menelantarkannya begitu saja. Namun sebaiknya kita menjaga jarak agar tidak terlalu dekat dan selalu mencuci tangan dengan sabun setiap kali setelah menyentuh hewan ini. Hal yang perlu diperhatikan bahwa bukan hanya kucing saja yang harus kita waspadai, tetapi juga tinja yang dihasilkannya. Karena melalui tinja inilah Taxoplasmosis bisa mulai masuk ke tubuh manusia. Menjaga kebersihan saja

sebenarnya tidak akan menjamin kucing bebas dari penyakit ini. Dengan diberikan pengobatan dan vaksin akan

membebaskannya dari penyakit, namun ini tidak menutup kemungkinan ia akan

terjangkit kembali karena kontak dengan temannya terutama kucing liar, ini berarti bahawa kita juga harus memperhatikan

Anda mungkin juga menyukai