Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dari data statistika Perkebunan Indonesia tahun 2009-2011 Departement Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan produksi kelapa di Sulawesi Utara berturut-turut sebagai berikut :

PRODUKSI 2011 (TON) PRODUKSI 2010 (TON) PRODUKSI 2009 (TON) PRODUKSI 2008 (TON) PRODUKSI 2007 (TON)

262.038 260.155 265.451 248.831 276.109

Dengan luas lahan yang digunakan sampai saat ini seluas 274.915 Ha dengan wilayah potensi pengembangan sebagai berikut ;

NO NAMA DAERAH 1 Kabupaten Bolaangmongondow

LUAS LAHAN Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 17.344 Status Lahan: Perkebunan Rakyat

Kabupaten Bolaang Mongondow Lahan yang sudah Digunakan (Ha): Utara 46.290 Status Lahan: Perkebunan Rakyat

Kabupaten Kepulauan-Sangihe

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 19.596 Status Lahan: Perkebunan Rakyat

Kabupaten Kepulauan-Talaud

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 22.384 Status Lahan: Perkebunan Rakyat

Kabupaten Minahasa

Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 17.344

Status Lahan: Perkebunan Rakyat 6 Kabupaten Minahasa Selatan Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 46.290 Status Lahan: Perkebunan Rakyat 7 Kabupaten Minahasa Tenggara Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 46.290 Status Lahan: Perkebunan Rakyat 8 Kabupaten Minahasa Utara Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 44.237 Status Lahan: Perkebunan Rakyat 9 Kota Bitung Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 14.181 Status Lahan: Perkebunan Rakyat 10 Kota Manado Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 2.843 Status Lahan: Perkebunan Rakyat 11 Kota Tomohon Lahan yang sudah Digunakan (Ha): 1.167 Status Lahan: Perkebunan Rakyat

Dan potensi produksi kelapa per kepala keluarga (KK) di Sulawesi Utara dalam 1 kali panen (3-4 bulan) mencapai 1.054 butir/ 1,5 Ha lahan perkebunan. Desicated coconut(DC)dan Crude Coconut Oil (CCO) merupakan produk turunan kelapa unggulan Sulawesi Utara karena mampu menembus pasar internasional dengan pengiriman kontinu tiap bulannya (berita Manado.com april 2012). Kopra merupakan produk hasil olahan daging buah kelapa yang diperoleh dengan cara pengasapan atau penjemuran. Para petani kecil yang ada di Sulawesi Utara umumnya langsung mengelolah hasil panen kelapanya menjadi kopra asapan dan di jual dengan harga Rp.5000/kg. Hanya sebagian kecil diantara mereka yang mengolah hasil panen kelapanya menjadi kopra putih yang harganya

dua kali lipat dari harga kopra asapan (Dinas Perindustrian dan perdagangan Sulawesi Utara, Mei 2012). Sedangkan bagian lainnya dari buah kelapa seperti sabut dan tempurung dijadikan arang aktif. Tempurung selain dapat dijadikan sebagai briket, sebenarnya dapat dijadikan asap cair (liquid smoke) dan arang aktif (actived carbon) yang memiliki nilai jual lebih, namun belum menjadi produk yang dikenal akrab dan dibuat langsung oleh para petani kelapa di Sulawesi Utara. Kopra putih, dan asap cair merupakan produk turunan kelapa yang memiliki nilai jual serta dapat meningkatkan pendapatan petani kecil, namun dalam pembuatannya mereka mengalami kesulitan karena kurang memahami dan menerapkan teknologi. Maka dari itu penulis mencoba berinovasi dalam teknologi yang dapat membantu pembuatan kopra putih, dan asap cair dengan efektif dan efisien dengan merangkai alat yang dapat menghasilkan kopra putih sekaligus dapat menghasilkan asap cair (one energy for two products). B. TUJUAN Untuk membantu meningkatkan mutu kopra, memanfaatkan limbah serta menjaga lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kopra Oleh para petani, kelapa hasil panennya diolah menjadi kopra dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari dan pengasapan yang mutunya kurang baik. Hal ini disebabkan oleh tidak menentunya cuaca dan kurangnya sanitasi dalam penjemuran dan bercampurnya asap hasil pembakaran dengan kopra. Selain itu ada pula cara pengolahan lainnya yaitu dengan cara pengovenan dan penjemuran bertudung plastic yang dapat menghasilkan kopra putih dengan mutu baik. Namun, bila dilihat dari sudut pandang efesien dan efektif produktifitasnya hal ini kurang menguntungkan. 2.2. Asap Cair Kebanyakan petani kelapa belum tau apa dan bagaimana asap cair oleh karena itu mereka belum banyak memproduksinya. Dalam pembuatannya asap cair diproses dengan cara penyulingan (destilasi kering). Teknologi yang ada sebelumnya dalam tingkatan sederhana asap hasil pembakaran masih banyak yang terbuang percuma sedangkan untuk tingkatan diatasnya telah menggunakan teknologi yang sulit dipahami dan dioperasionalkan oleh para petani.

Anda mungkin juga menyukai