Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Identifikasi Forensik Opium dengan Gas Chromatography-Mass Spektrospy (GC-MS) . Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan tantangan, dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak tantangan itu dapat teratasi, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para mahasiswa. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun meterinya. Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini menjadi lebih baik. Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya, dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1 DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3 1.1 Pendahuluan ............................................................................................................. 3 1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 3 BAB II ................................................................................................................................... 4 2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 4 2.2 Pembahasan .............................................................................................................. 6

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan Penggunaan narkotika akhir akhir ini semakin banyak disalahgunakan. Narkotika dapat memengaruhi kondisi psikoligis seseorang yang umumnya digunakan untuk keperluan medis. Penggunaan narkotika tidak sesuaia dengan prosedur yang dianjurkan atau disalahgunakan dapat menumbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan. Narkotika yang sering disalahgunakan ialah opium atau opiate. Opium dihasilkan dari bungan yang didalamnya kaya akan kandungan alkaloid. Alkaloid yang terkandung dapat mencapai 25 jenis alkaloid dengan konsentrasi yang bervariasi. Jeinis jenis alkalid yang sering ditemukan adalah opium (morfin), kodein, tebain, pepeverin, dan narkotin. Identifikasi opium unutuk mengetahui senyawa senyawa alkaloid dapat dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis atau kromatografi gas. Kermurnian senyawa ini sulit untuk didapatkan, oleh karena itu digunakan kombinasi antara komatografi gas dengan spektroskopi massa. Kombinasi kedua alat tersebut memiliki kemampuan untuk menghasilkan data spektral yang baik untuk senyawa alkaloid utama. 1.2 Tujuan Penelitian bertujuan mengetahui alkaloid utama dalam opium dengan menggunkan kromatografi yang dikombinasikan dengan spektroskopi massa.

BAB II

2.1 Tinjauan Pustaka Piat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan langsung oleh tanaman yang bernama poppy/Papaver somniferum yang didalamnya terkandung morfin yang baik untuk menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat antitusif. Nama opium berasal dari bahasa yunani yaitu Opos (juice), atau Opion (Poppy juice). Poppy juice dalam bahasa Indonesia

bermakna saribuah bunga candu. Menurut Oxford English Dictinary, opium adalah suatu warna coklat yang kemerahan, memeberikan wewangian obat yang sangat kuat menyebabkan kecanduan yang disiapkan dari getah kental yang dikeringkan dari kapsul bunga. Opium digunakan seara terlarang sebagai sebuah narkotika, dan adakalanya dengan obat medic sebagai obat penenang dan sebgai obat penghilang rasa nyeri.

Gambar 1 Struktur Opium

Opium mengandung campuran kompleks hingga 25 alkaloid yang berada dalam jumlah yang berariasi. Campuran yang sering diidentifikasi di laboratorium forensik ialah hanya lima jenis alkaloid, yaitu morfin, kodein, tebain, papaverin, dan narkotin (Smith 1973). Senyawa senyawa tersebut diidentifikasi dengan Gas Chomatrography (GC) yaitu suatu metode pemisahan senyawa yang dikombinasikan dengan spektroskopi massa. GCMS tidak memerlukan standar seperti analisis GC biasa, karena spektrum

senyawa pembanding sudah ada didalam basis data komputer. GC-MS sangat compatible karena senyawa yang keluar dari kolom GC berupa gas/uap, dan yang dibutuhkan oleh MS juga senyawa dalam fase uap. Banyak senyawa polatile yang dapat dianalisis dengan GC-MS tanpa bantuan spkektroskpi lainnya. GC-MS masih dapat menampilkan data total ion current (TIC). Masing masing puncak kromatogram TIC dapat discan untuk menampilkan spectrum massanya guna identifikasi senyawa penyusun puncak tersebut (Panji 2011).

Garam 2 (a) Morfin, (b), Kodein, (c) Tbain

Gambar 3 (a) papaverin, (b) narkotin

Metode analisis GC-MS adalah dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang digabung tersebut. Pada spectra GC jika terdapat banyak sampel yang banyak senyawa, yaiutu terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut. Berdasarkan data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui senyawa yang terdapat dalam sampel. Selanjutnya adalah dengan memasukan senyawa tersebut ke dalam instrument spektroskopi massa. Hal ini dapat dilakukan dengan salah satu kegunaan dari komatografi gas adalah untuk memisahkan senyawa dari suatu sampel, setelah itu didapat hasil dari spektra spektroskopi massa pada grafik yang berbeda. Informasi yang diperoleh dari kedua metode ini adalah tak lain hasil dari masing masing spektra. Informasi terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk setiap senyawa dalam sampel, sedangkan pada spectra MS, bias diperoleh informasi mengenai massa molekul relatif dari senyawa sampel tersebut. 2.2 Pembahasan Senyawa umum alkaloid dalam opium diantaranya morfin, kodein, tebain, papaverin, dan narkotin dari tiga sampel yang diidentifikasi menggunakan metode GC-MS. Plot total ion current dibandingkan dengan scan number didapatkan puncak yang terjadi pada nomor 33+1 dan 45+1. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4 Kromatograpi Rekontruksi dari sampel (a) sampel 1, (b) sampel 2, dan (c) sampel 3 Data spektromassa diperoleh scan number 33 dan 44 dari masing masing sampel dapat dilihat dari gambar 5 dan gambar 6. Sesuai dengan kromatogram sebelumnya pada pemindaian 33 diidentifikasi sebagai kodein, Karena kesamaan anatar spektrum tersebut dengan spectrum kodein pada standar. Semua spectrum menunjukan puncak ion molekular untuk mengisi rasio 299 dan ion fregman penting pada 299 dan 162. Hal yang sama juga dapat terlihat dari hasil scan 44, menunjukan puncak ion molekular ion fragmen 285 dan penting pada 215, 162 yang diidentifikasi sebagai morfin setelah dibandingkan dengan spektrum standar morfin yang menunjukan kondisi yang sama.

Gamabar 5 Spektra Massa scan 33 (kodein) (a) sampel 1, (b) sampel 2, dan (c) sampel 3

Gamabar 6 Spektra Massa scan 44 (morfin) (a) sampel 1, (b) sampel 2, dan (c) sampel 3

Selain puncak scan number 33 dan 45 puncak komatografi ketiga adalah 109 dalam sampel 1 dan 3 sedangkan pada sampel 2 tidak ada. Spektra massa dari senyawa tersebut sangat berkarakteristik menunjukan puncak inten pada 339 (molekul ion M+) 338 (M-1) dan 324 (M-15) dari lima alkaloid utama hanya papaverin yang mempunyai berat molekul 339 dan empat kelompok metil terionisasi, lebih lanjut memiliki dua kelilipat dua hidrogen atom bensilik untuk memperhitungkan yang mudah hilang dari hidrogen tunggal yang terlihat dari spektrum massa. Perbandingan spektrum dari sampel dengan standar kondisinya terlihat sama maka dapat disimpulkan pada spektrum tersebut alkaloid papaverin. Berikut spektrumnya :

Gambar 7 Spektra Massa scan 109 (papavirin) (a) sampel 1 dan (b) sampel 2

Penetapan adanya tebain dalam smpel tidak sesederhana yang diinginkan. Pada tempat yang sama dan waktu etensi tebain pada kondisi ini, grafik menunjukan sedikit lebih panjang dari morfin sehingga tebain dielusi sebagai ekor pada puncak morfin. Senyawa selain morfin terbukti dari pemeriksaan spectral massa scan 44 48 dari sampel pada setiap puncak yang intensitasnya signifikan. Spketrum massa dari tebain termasuk dari standar opium yang dipreparasi dengan komatografi lapis tipis dan dibaca hasil spektrumnya

dengan kromatografi gas. Disisi lain spektrum massa dari pemurnian material yang sama diukur setelah pengenalan sampel langsung heated probe. Bahan ini dimurnikan yang memiliki waktu retensi GC identik dengan sampel 1 dan 2 dengan demikian terlihat bahwa mengalami penataan ulang termal atau degradasi pada kolom GC ini dikonfrimasi hingga batas tertentu. Nikotin tidak terdeteksi dari semua sampel. Spektrum massa dari bahan yang mudah menguap diamati pada sampel 2, namun tidak terdeteksi. Secara khusus spektrum massa dapat diidentifikasi dari morfin, kodein, tebain, dan papaverin dengan GC-MS pada sampel opium standar. Berikut ialah spektrum dari tebain :

Gambar 8 Spektra Massa tebain dengan gas kromatografi (a) dan heated probe

Anda mungkin juga menyukai