Anda di halaman 1dari 7

DIIT SERAT BAGI KESEHATAN Prof. Dr. dr.

Daldiyono SEJARAHNYA Perhatian ilmu kedokteran terhadap diit serat dimulai oleh seorang ahli bedah Inggris bernama Burkitt pada tahun 1970-an. Selama bekerja di Afrika dia dapatkan fakta bahwa penderita kanker jarang dia dapatkan. Pengamatan dan penelitiannya dia mengambil kesimpulan, bahwa penduduk Afrika makan banyak sayur dan buah, sedikit lemak dan daging. Sekembalinya di Inggris dia umumkan penemuan itu. Sejak itu diit serat berupa sayur dan buah menjadi perhatian utama dan bergema di seluruh dunia, sampai saat ini dengan kesimpulan yang dramatis: Diit Tinggi Serat mampu mencegah konstipasi sekaligus mencegah kanker kolon (1). Studi tentang diit serat terus berkembang sampai sekarang dengan menentukan efektifitas serat bagi pencegahan dan bahkan peranannya sebagai bagian terapi berbagai penyakit. DEFINISI Yang dimaksud serat dalam makanan adalah bagian makanan dari tanaman berupa molekul karbohidrat (carbohydrate analog) yang resisten terhadap pencernaan, tidak tercerna oleh enzyme pencernaan, tidak diabsorbsi pada usus kecil, kemudian difermentasi sempurna atau fermentasi sebagian oleh bakteri kolon (2). Harap diperhatikan definisi tersebut telah merubah definisi lama termasuk merubah sistematisasi pemahaman lama dimana terdapat pengertian adanya serat kasar (rough fiber) dan serat halus (fine fiber). Demikian juga merubah pemahaman tentang istilah serat tidak larut pada air (non soluble fiber) dan serat larut pada air (water soluble fiber). Definisi baru ini diperlukan untuk menentukan ukuran berapa kandungan diit serat pada sayur dan buah serta mengukur kandungan serat pada roti atau makanan komersial buatan pabrik misalnya untuk menyebutkan kandungan serat pada biscuit buatan Kelloggs Brom Buds yang ditambahkan psylium (2)(3). Suatu panel untuk menentukan definisi diit serat (serat diit) atau kandungan nutriserat yang dibentuk oleh Food and Nutrition Board, mengusulkan sistematika yang lain yaitu dietary fiber, added fiber dan total fiber. Dietary fiber (serat diit kandungan serat sebagai nutrisi) adalah karbohidrat (polisakarida) yang tidak dicerna dan yang terdapat pada bahan makanan dari tanaman. Added fiber (serat tambahan) karbohidrat yang spesifik, tidak tercerna

yang memiliki efek fisiologi yang berguna pada manusia. Masuk dalam katagori added fiber adalah laktulose dan sorbitol. Total fiber (serat total) dalam kandungan makanan adalah penjumlahan serat diit dan serat tambahan. MANFAAT UMUM SERAT BAGI KESEHATAN Sudah disepakati dan memenuhi criteria evidence based medicine, bahwa diit tinggi serat sangat berguna bagi kesehatan. Kegunaan pertama adalah menjaga waktu lintas usus (transit time) yang pendek, dengan demikian memudahkan defekasi atau mencegah konstipasi dengan hasil hidup nymana dan mencegah kanker unus besar. Selain keuntungan tersebut diata pada sayur dan buah terkandung berbagai mineral mikronutrient dan . (trace element) yang merupakan bahan dasar berbagai enzyme, serta mengandung molekul alkaloid yang berfungsi memperkuat proses imun, sebagai phitofarmaka dan berfungsi sebagai antioksidan. Berbagai antioksidan yang dikenal adalah betakaroten dan flavinoid. Betakaroten dan adam flavinoid mampu menangkap radikal bebas. Radikal bebas inilah yang menimbulkan perasaan capek, pegal linu, letih juga mendorong proses penuaan. DOSIS SERAT Secara singkat kita ambil saja rekomendasi dari American Dietician Association bahwa rata-rata per hari diperlukan 20 gram 35 gram serat atau setara dengan 10 12 gram tiap asupan kalori 1000 Kcal. Hal ini dapat dipenuhi dengan makan pisang, apel atau mangga dan lain-lain, ditambah sayuran tiap kali makan. Ada baiknya makanlah sayuran lebih dulu pada awal makan, agar tidak perlu nasi banyak atau roti banyak untuk kenyang. PSYLLIUM Psyllium, lazim disebut sebagai kata kunci Psyllium seed Auske, Isphagula Huste atau isapgal. Psyllium berasal dari biji (seeds) tanamanPlantago psyllium, Plantago orate dan Plantago isphagula. Tanaman ini tumbuh di daerah India, Eropa daerah mediterania, Amerika Serikat Barat Daya dan Afrika Utara. Psyllium dari biji ispagula sudah lama dipakai sebagai obat konstipasi. Preparat ini sudah diakui (approved) di Jerman dan FDA sebagai obat konstipasi. Perkembangan selanjutnya psyllium selain sebagai suplemen (penambah) serat dalam diit, sudah diijinkan oleh FDA dijadikan komponen kue kering (cookies) dan biscuit.

Pada uraian selanjutnya akan diuraikan berbagai penelitian yang spesifik terhadap berbagai keadaan patologis. SERAT MENGATASI DAN MENCEGAH KONSTIPASI Sudah disebut bahwa diit tinggi serat mempermudah buang air besar. Sekarang bagaimana mengukurnya? Disinilah perlunya psyllium sebagai standar dalam penelitian. Yang disebut konstipasi adalah kelainan proses buang air besar yang berbeda dari biasanya, kurang dari 2 kali per minggu, feses susah keluar, harus mengejan kuat, kotoran keras atau merasa feses tidak keluar semua (3) (4). Konstipasi perlu dibedakan apakah konstipasi sederhana sebagai bagian dari sindroma kolon iritatif (IBS). Jadi suatu konstipasi fungsional. Konstipasi yang lain adalah konstipasi sekunder misalnya akibat tumor atau kelainan syaraf atau .. Yang penting adalah diagnosis perlu ditentukan apakah dengan kriteria Roma 3 untuk IBS atau dengan colon inloop atau kolonoskopi. Penatalaksanaan konstipasi secara sederhana ada 3 tingkatan yaitu: a. b. c. d. Olah raga/ gerak Diit tinggi serat Laksansia Medikamentosa Pada kesempatan ini akan dipaparkan algoritma pengelolaan konstipasi fungsional atau konstipasi sederhana (5).

Penatalaksanaan Konstipasi Funsional (6) Konstipasi Fungsional Kronik Feses susah keluar Buang air besar kurang 2 x seminggu Target terapi Menjaga feses mudah keluar Frekwensi lebih 2 x seminggu Mencegah feses membatu dan mudah keluar Latihan memperkuat otot perut Latiah memperkuat otot dasar panggu Memanfaatkan reflex gastrokolika (ke toilet 2-3 jam pasca makan) Makan banyak sayur buah dan juice buah Bila gagal Psyllium 5 20 gram disertai Minum banyak (250 ml air/ 1 gelas tiap 5 gram psyllium) Bila gagal Tambahkan laktulosa atau sorbitol 15 30 ml 3 x seminggu (sekali atau dibagi 3 sehari) Atau Milk of magnesia 15 30 ml sehari Atau Senokot 1 4 tablet (Senokot tidak boleh sebagai monoterapi) Bila gagal rujuk Ke spesialis gastroentrologi

PSYLLIUM PADA KONSTIPASI Tomas Reducci melakukan penelitian secara random membuta (double blind randomized) pada masing-masing 10 pasien. Satu grup diberikan psyllium dari Plantago arata, grup yang satu dengan placebo. Pada kasus yang diberikan Plantagi arata terdapakan pelunakan feses dan pemendekan waktu lintas usus (intestinal transit time) 48 jam 15 jam pada placebo dan 34 jam 18 jam pada yang mendapat tambahan serat (7). KONSTIPASI PADA KEHAMILAN Konstipasi pada kehamilan sangat tidak menyenangkan. Hindari obat pada kehamilan. Langkah pertama minum juice buah sehari 2 liter 3 liter per hari, disertai makan sayur dan buah yang banyak. Quec et.al melakukan penelitian pada 1538 wanita hamil pada awal kehamilan mereka. Penelitian dilakukan dengan anamneses asupan diit serat. Kesimpulannya adalah wanita hamil dengan diit tinggi serat dapat mengurangi risiko preeklamsia. PERAN DIIT SERAT (FIBER) PADA DIABETES Sudah banyak penelitian pemberian tinggi serat pada diabetes mellitus. Semua hasil penelitian menunjukkan hasil yang baik, terutama gula darah pasca prondial (9). Pemberian 50 gr serat pada diabetes mellitus tipe 1 selama 24 minggu secara significant dapat mengkontrol gula dara dan mengurah bahaya hipoglikemia (9). J.W. Anderson et.al melakukan penelitian pada pasien diabetes mellitus tipe 2, pada 2 grup secara random pada 34 pasien diabetes mellitus tipe 2 yang disertai hiperkolesterolemia, grup pertama diberi 5,1 gram psyllium, dan grup kedua diberi placebo selulosa. Penelitian dilakukan selama 8 m inggu. Hasilnya terdapat penurunan pasca propandial 19% gula darah dibandingkan 11% pada placebo. Perbedaan bermakna untuk kolesterol terdapat penurunan kolestrol pada 19,2% pada grup penelitian dan 11% pada placebo. Perbedaan ini bermakan (10). PERAN SERAT MENURUNKAN KOLESTEROL Berbagai penelitian dilakukan untuk menentukan pemberian diit serat terhadap hiperkolesterolemia. Salah satu adalah J.W. Anderson yang sudah disebutkan di depan pada pasien diabetes melitus tipe 2 (10). J.W. Anderson juga melakukan metanalisis kegunaan psyllium sebagai suplemen dalam pengobatan hiperkolesterolemia. Hasil metasnalisis adalah

suplementasi 10.2 gram psyllium mampu menurunkan kolesterol total sebanyak 4% dan menurukan LDL kolesterol sebesar 7% (11). Mekanisme penurunan kolesterol dengan psyllium sedang dicari. Mekanisme yang saat ini diterima adalah psyllium mengurangi absorsi bilirubin dan peningkatan penggunaan (utilisasi) kolesterol dan LDL untuk menyusun bilirubin. Dengan kemampuan menurunkan LDL kolesterol dapat diharapkan psyllium dapat mencegah penyakit kardiovaskuler (2). SERAT SEPERTI PREBIOTIK Yang disebut prebiotik adalah bahan makanan berupa serat yang dapat difermentasi oleh bakteri probiotik. Dengan demikian yang disebut prebiotik merupakan substrat nutrisi untuk hidup bakteri probiotik. Hasil fermentasi probiotik terhadap prebiotik adalah berbagai molekul-molekul yang sangat penting bagi kehidupan manusia, yaitu vitamin K, biotin (salah satu vitamin E), Ig E, berbagai antivirus dan antibiotika. Selain sebagai prebiotik, sera tang sampai pada kolon difermentasi oleh bakteri anaerob dalam lumen kolon menghasilkan asam lemak rantai pendek yaitu laktat, propionat, butirat, hexanoid, gas metan, dan CO2. Dari berbagai asam lemak rantai pendek tersebut adalah asam lemak rantai pendek butirat yang menjadi substrat energi sel mukosa kolon (kolonosit). Dengan demikian psyllium melalui asam butirat mampu mempertahankan dan meningkatkan integritas kolonisit. Inilah mekanisme lain efek serat dalam mencegah kanker kolon, selain mempermudah defekasi. KEAMANAN DAN EFEK SAMPING PSYLLIUM Sebelum pemberian psyllium perlu dipertimbangkan atau ditentukan bahwa tidak ada obtruksi khusus. Demikian pula pada orang tua (kasus geriatri) bila terdapat kolik khusus karena feses keras (fecal impaction) pemberian ditunda dulu, diyakinkan bahwa feses yang keras harus dikeluarkan dulu dengan enema. Pemberian bertahap dan harus bersamaan dengan minum cukup misalnya tiap 5 gram diseduh dengan air minum 200 ml, dilihat respon pasien. Banyak pasien konstipasi memberi respon bagus dengan dosis ini. Bila respon belum memuaskan dapat ditambahkan 5 gram selang 12 jam dengan 250 ml air. Dosis sebenarnya individual, bila kebanyakan timbul gejala mules dan diare. Pernah terjadi seorang remaja minum 50 gram perhari, terjadi ileus karena tidak keluar dengan memberi minum banyak. Psyllium pada dasarnya aman dengan sendirinya

harus ditaati kaidah tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara pemberian, dengan memperhatikan efek samping dan kontra indikasi. Daftar Pustaka (1) ADA Report. Position of American Dietetic Association: Health Implication of Dietary Fiber. Journal of The American Diatetic Association; July 2002; Volume 102; Number 7: 993-999 (2) FDA Talk Paper. FDA Allows Food Containing Psyllium to Make Health Claim On Reducing Risk of Heart Disease (3) Anderson, J.W., Allgood, L.D., Turner. J., Oeltgen, P.R. Original Research Communications: Effects of Psyllium on Glucose and Serum Lipid Responses in Men with Type 2 Diabetes and Hypercholesterolemia. American Journal of Clinical Nutrition; October 1999; Vol 70; N0.4: 466 473. (4) Thomas Ridocci M., Anon, R., Minguez, M., Zaragoza, A., Ballester, J., Benages, A. The Efficacy of Plantago ovate As a Regulator of Intestinal Transit. A Double-blind Study compared to Placebo. (5) Singh, S. (2000). Constipation: There May be a Number of Underlying Causes. Disadur dari www.geriatircsandaging.ca pada Maret 2000. (6) Young, G.P., Prevention of Colon Cancer: Role of Short Chain Fatty Acids Produced by Intestinal Flora. Asia Pasific J.Clin Nutr. 1996: 5: 44 47 (7) Varona, V. (2001). Natures Cancer Fighting Foods: Prevent and Reverse the Most Common Forms of Cancer Using the Proven Cancer of Great Food and Easy Recipes. Paramus: Reward Books. (8) Chandalia, M., Garg A., Lutjohan D, von Bergmann K, Grundy SM., Brinkley, L.J. Beneficial Effect of High Dietary Fiber Intake in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. New England Journal Medicine; May 2000; 11; 342 (19): 1440-1 (9) Anderson, J.W., Allgood, L.D., Lawrence A., Altringer, L.A., Jerdack, G.R., Hengehold, D.A., Morel, J. G. Cholesterol-lowering Effect of Psyllium Intake Adjunctive to Diet Therapy in Men and Women with Hpercholesterolemia: Meta-analysis of 8 Controlled Trials. (10) Joseph, G. (2002). Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita. Bogor

Anda mungkin juga menyukai