A. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah mencapai kesehatan bagi semua yakni terpenuhinya hak
setiap orang untuk hidup sehat, sehingga dapat meraih hidup yang produktif dan bahagia (Dep Kes RI,2002).
Kesehatan jiwa merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus dimiliki dalam diri setiap manusia. Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan yang
mengandung
berbagai
karakteristik
yang
positif
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan keperibadiannya (Yosep, 2007). Indikator sehat jiwa meliputi sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, diri, memiliki memiliki dalam 1998
Halon (1994), menyatakan bahwa sehat itu mencakup keadaan pada diri sesorang secara menyeluruh untuk tetap mempunyai kemampuan tugas fisiologis maupun psikologis penuh. Kegagalan peristiwa kehidupan yang
1
penyesuaian
diri
terhadap
keadaan
atau dalam
menyebabkan berdampak
keadaan pada
perubahan
seseorang
timbulnya
keluhan-
keluhan berupa stress, depresi dan cemas (Hawari, 2001). Skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang
sering dijumpai di mana-mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan sangat ada kita tentang Sebelum sebab-musabab kraepelin mengenai dan
kurang.
(1856-
kesatuan yang
pendapat
berbagai
gangguan
jiwa
sekarang
dinamakan
skizofrenia
(Maramis, 2005). Skizofrenia yang merupakan sekelompok area reaksi fungsi psikotik individu, dan
mempengaruhi berfikir
berbagai dan
termasuk
berkomunikasi,
menerima
menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara hingga sehingga sosial (Ann Isaacs). Jika kita melihat belum dunia bahwa jelas, khusus
sekarang pernah
skizofrenia konperensi
tentang
skizofrenia,
dikatakan
sebenarnya
sangat
memalukan, bahwa kita hingga sekarang belum mengetahui sebab-musabab suatu penyakit yang terdapat sejak dahulu kala dan yang tersebar begitu luas serta yang khas bagi umat manusia (belum diketahui adanya skizofrenia pada binatang) dan bahwa kita belum sanggup mengerti dasarnya mengapa seseorang yang sebelum hidup normal diantara orang-orang lain,pada suatu waktu keluar dari rel atau jalan penghidupannya yang wajar dan menderita
skizofrenia. Angka kejadian diseluruh dunia diperkirakan 0,2-0,8% setahun (Maramis,2005). Kehidupan manusia dewasa ini yang semakin sulit dan komplek serta semakin bertambahnya stresor psikososial akibat budaya masyarakat modern yang cendrung lebih
sekuler,
menyebabkan hidup
manusia yang
tidak mereka
dapat alami
menghindari (Prabandari
lebih
dari
dua
decade
terakhir dunia
telah yang
penelitian
mendalam
diseluruh
membuktikan bahwa tawa berdampak positif bagi berbagai sistem di dalam tubuh kita. Tawa membantu menyingkirkan efek-efek satu negative ini. STRES Orang yang telah menjadi melupakan pembunuh cara nomor
dewasa
tertawa:
para ilmuan yakin bahwa tawa mempunyai fungsi pencegahan dan pengobatan. Tetapi dewasa ini, dimanakah tawa?
sepertinya orang telah melupakan cara tertawa. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Dr.Micheal Titze,
seorang psikolog Jerman, pada tahun 1950-an orang bisa tertawa 18 menit sehari, tetapi dewasa ini kita tertawa tidak lebih dari enam menit per hari, kendati terjadi kenaikan taraf hidup yang sangat besar. Anak-anak dapat tertawa hingga 300-400 kali sehari, tetapi ketika tumbuh dewasa frekwensi ini turun menjadi hanya 15 kali sehari. Karena sikap serius yang berlebihan, rasa humor kita
juga menjadi sakit. Hal-hal yang 30 tahun lalu membuat kita tertawa lepas sekarang tidak lagi merangsang seules pun senyum (Kataria, 2004). Tawa mempunyai beberapa manfaat medis/sosial/
holistik yang bisa sangat memperbaiki kualitas hidup, beberapa diantaranya cukup serius. Tawa adalah pengusir stress dan membantu meringankan faktor kecemasan penyebab serta
ketegangan
yang
merupakan
beberapa
penyakit. Tawa setiap hari menjauhkan anda dari dokter tanpa mengeluarkan uang. Observasi awal yang dilakukan oleh calon peneliti pada bulan Juni 2009 di ruang rawat inap Rumah Sakit
Jiwa
Propinsi
NTB
terapi pada
terhadap skizofrenia
penurunan di ruang
Rumah
Sakit
Propinsi NTB, didapatkan informasi sementara bahwa data pasien yang mengalami skizofrenia di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB pada bulan juli (2009) sebanyak : di ruang Angsoka 7 orang, di ruang Dahlia 10 orang,di ruang plamboyan 4 orang, di ruang mawar 4 orang dan di ruang melati 10 rang. Dan study pendahuluan pada bulan juli (2009) menyatakan bahwa di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB belum pernah Tertawa dilakukan Terhadap
tentang Tingkat
Pasien Propinsi
Tahunan
Rumah
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Pengaruh Depresi Terapi Pada Tertawa Terhadap di Apakah Ada Penurunan Ruang Tingkat Inap
Pasien
Skizofrenia
Rawat
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat
Depresi Pada Pasien Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi
tingkat
depresi
pada
pasien
tingkat
depresi
pada
pasien
pengaruh
terapi
tertawa
terhadap
Menambah
pemahaman
dan
pengetahuan
tentang
terapi
Bagi Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB Sebagai masukan dan salah satu sumber informasi untuk lebih meningkatkan pemahaman mengenai pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan tingkat depresi pada
Bagi Institusi Pendidikan Untuk menambah khasanah dalam ilmu keperawatan jiwa dan dapat digunakan sebagai data dasar untuk
melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan
Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai data awal yang dapat
E. KEASLIAN PENELITIAN
Belum pernah dilakukan penelitian serupa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB, namun terkait dengan penelitian oleh Fathurrahman Eksesais 2006, Terhadap dengan mengangkat Tingkat topik Depresi
Pengaruh
Penurunan
Pada Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB. Dari penelitian dengan menggunakan HDR-S terhadap 15 orang klien 20,00% gangguan mengalami jiwa dengan skizofrenia 46,66%
ditemukan
depresi
ringan
mengalami depresi sedang dan 13,33% mengalami depresi sebesar dijelaskan terhadap berat sedangkan yang tidak mengalami depresi tersebut eksesais penderita
20,00%.
tingginya penurunan
depresi
skizofrenia. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mempelajari pengaruh
terapi tertawa terhadap penurunan tingkat depresi pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB.
Tertawa
adalah
terapi
yang
diyakini
mampu
membangkitkan semangat hidup, sekalipun dalam kondisi krisis. Tertawa terbukti pula menyehatkan karena
meningkatkan hormon endofrin dan menurunkan stress. Tertawa adalah kemampuan yang hanya dimiliki manusia. Tak ada makhluk lain yang bisa tertawa terbahak-
bahak, kecuali dalam film kartun. Terapi tertawa itu sama khasiatnya sebagai dengan yoga meditasi, tawa. sehingga ini sering juga
disebut
Terapi
meningkatkan kekebalan tubuh agar terhindar infeksi, alergi tekanan penyakit dan kanker. Selain itu, dapat menurunkan
darah
tinggi,
mencegah
serta
jantung, pasokan
memperbaiki oksigen ke
tubuh
menghilangkan
rasa
mempercepat
penyembuhan penyakit serta menangkal stres. "Terapi tertawa membuat hidup lebih sehat, tenang dan nyaman. Selain itu, terapi ini mampu menggetarkan otak
Tawa adalah penangkal stress yang paling baik, murah, mudah, salah satu cara terbaik untuk dan
mengendorkan
otot,
memperlebar
pembuluh
darah
10
ke semua otot di seluruh tubuh. Satu putaran tawa yang bagus juga mengurangi tingkat hormon stress,
bisa dikatakan tawa adalah sebentuk meditasi dinamis dan relaksasi (Kataria 2004).
2.
Jenis-jenis terapi tertawa menurut Kataria(2004). a. Terapi tertawa menarik nafas dalam Sesi dalam tangan dilakukan dimulai ketika dan peserta menarik nafas
melalui keatas
hidung
mengarah sesuai
berirama
peserta menghirup udara sebanyak mungkin ke dalam paru-paru, kemudian menahannya sekitar Selanjutnya, dihembuskan nafas dengan secara perlahan 4-5 detik. dan berirama ke
menurunkan
tangan
kembali
posisi normal. Peserta bisa bernafas melalui hidung atau lebih baik melalui mulut sambil mengerutkan bibir, seolah sedang bersiul. Cara ini sesuai
dengan pernafasan dalam yoga, dimana hembusan nafas diperpanjang nafas. b. Terapi tertawa sapaan hampir dua kali lipat lama tarikan
11
Kembali
sesuai
aba-aba
koordinator,
para
peserta saling mendekat dan menyapa satu sama lain dengan gerakan tertentu, sambil tertawa dengan nada menengah bergerak dan tetap menjaga dan kontak bertemu mata orang ketika yang
berkeliling
berbeda. Orang bisa berjabat tangan dan memandang mata orang yang disapa sambil tertawa pelan (cara menyapa ala barat). Cara menyapa ala India adalah dengan mengatupkan kedua tangan (tawa Namaste).
Adap dengan mendekatkan satu tangan ke wajah (cara orang muslim saling menyapa) atau peserta bisa
membungkuk
sebatas
pinggang
dan
tertawa
sembari
memandang mata orang yang disapanya (cara Jepang). c. Terapi tertawa bersemangat Setelah latihan Ho-Ho Ha-Ha-Ha, jenis tawa yang pertama adalah tawa bersemangat. Untuk
mengawali semua jenis tawa, koordinator memberikan aba-aba secara 1,2,3 dan setiap Cara ini peserta mulai tertawa yang
bersamaan.
membentuk
irama
bagus dan dampaknya jauh lebih baik dari pada jika para peserta tertawa pada saat yang berbeda. Dalam tawa bersemangat, orang tertawa sambil mengangkat tangan ke atas dan tertawa penuh semangat. Peserta
12
tidak terus-menerus selama tawa bersemangat. Angkat tangan ke atas selama beberapa saat lalu turunkan dan angkat lagi. Di akhir tawa bersemangat,
koordinator mulai bertepuk tangan dan mendaraskan Ho-Ho Ha-Ha-Ha sebanyak lima sampai enam kali. Hal ini menandai berakhirnya jenis tertawa tertentu,
yang diikuti dengan dua tarikan nafas dalam. d. Terapi tertawa bersenandung dengan bibir tertutup Dalam jenis tawa ini, bibir di katupkan dan peserta berusaha tertawa saat mengeluarkan suara
senandung hmmmmm yang bergema di seluruh kepala. Peserta saling dapat terus saling pandang, mereka bisa
berjabat
tangan
atau
melakukan
gerakan
e. Terapi tertawa memaafkan atau meminta maaf Tawa ini adalah jika anda bertengkar dengan seseorang, anda harus minta maaf. Betapa pentingnya mengatakan peserta maaf. Dalam kedua tawa meminta maaf, para
memegang
cuping
telinga,
dengan
13
menyilang tertawa.
lengan
dan
kemudian
berlutut
lalu
Tawa
ini
di
lakukan
terakhir
setelah
semua
jenis tawa di lakukan. Di sini semua peserta saling mendekat dan berpegangan tangan serta tertawa
dengan tatapan penuh bela rasa. Mereka dapat saling berjabat tangan atau memeluk saat tertawa jika
merasa hal itu pantas di lakukan. Tawa ini juga di kenang sebagai tawa keakraban. 3. Model baru sesi terapi tertawa Ada 15 langkah model baru sesi terapi tertawa : Lama : 20-30 menit (maksimum) setiap putaran tawa
berlangsung selama 30-40 detik, diikuti dengan tepuk tangan dan latihan ho ho ha ha ha. Tarik nafas dalam dua kali setelah setiap tawa. Langkah 1 : Bertepuk tangan selama 1-2 1-2-3
sambil mendaras Ho-Ho Ha-Ha-Ha Langkah 2 : Pernafasan melalui pelan. dalam dengan dan tarikan nafas pelan-
hidung
dihembuskan
(bersamaan
kata-kata
penyembuhan,
14
memaafkan,
melupakan,
hidup
dan
tetap
(masing-masing 5 kali) Langkah 4 : Tawa kedua bersemangat-tawa belah lengan di dengan udara mengangkat dan kepala
agak mendongak ke belakang. Rasakan seolah tawa langsung keluar dari hati anda. Langkah 5 : Tawa sapaan-mengatupkan kedua telapak
tangan dan menyapa ala India atau berjabat tangan dengan sedikitnya 4-5 orang anggota kelompok. Langkah 6 : Tawa penghargaan-bentuk bentuk sebuah
lingkaran kecil dengan telunjuk dan ibu jari anda sambil memutar membuat gerakan anda sedang memberikan penghargaan anda atau
memuji tertawa.
anggota
kelompok
sambil
Langkah 7 : Tawa satu meter : gerakan satu tangan di sepanjang bentangan lengan anda yang lain (seperti merentangkan busur untuk
15
dalam
tiga
gerakan
cepat
sambil
mendaraskan AeAeAeeeedan kemudian para peserta tertawa sambil merentangkan kedua lengan dengan sedikit mendorongkan kepala serta tertawa dari perut (ulangi 4 kali). Langkah 8 : Tawa hening tanpa suara : bukalah mulut anda lebar-lebar dan tertawalah tanpa
mengeluarkan suara sambil saling menatap dan membuat gerakan-gerakan lucu. Langkah 9 : Tawa bersenandung dengan mulut tertutuptertawa dengan mulut suara bersenandung kelompok dan tertutup dan
tangan dengan orang yang berbeda. Langkah 10 : Tawa mengayun-berdirilah dalam lingkaran dan bergerak ketengah sambil mendaras
AeeOooEeeUu. Langkah 11 : Tawa dengan singa-julurkan mata terbuka lidah lebar sepenuhnya dan tangan
16
Langkah 12 : Tawa
ponsel-berpura
puralah
memegang
sebuah hp dan coba untuk tertawa, sambil membuat tangan berbagai serta gerakan kepala dan dan
berkeliling
berjabat
menudingkan jari ke beberapa kelompok seolah sedang berbantahan. Langkah 13 B : Tawa memaafkan atau tawa minta maaf
langsung sesudah tawa bantahan, pegang kedua cuping telinga anda dan tertawa sambil menggelengkan kepala anda (ala India) atau angkat kedua telapak tangan anda seolah anda minta maaf. Langkah 14 : Tawa bertahap-tawa bertahap dimulai
dengan tersenyum, perlahan tambah tawa kecil dan intensitas tawa semakin
17
Langkah 15
: Tawa dari hati ke hati tawa keakraban mendekat serta dan berpegangan Tertawa atau tanganlah saling apapun
tertawa. tangan
bisa
berjabat
memeluk,
yang terasa nyaman. Tehnik penutupan : Meneriakkan tiga selogan Aku orang paling bahagia di dunia iniYA, Aku orang paling sehat di dunia iniYA, Aku anggota klub tawaYA, Yang terpenting: Diakhir sesi semua anggota berdiri dengan mata
terpejam selama satu menit dengan lengan terpentang kearah atas, mengharapkan perdamaian dunia. 4. Manfaat terapi tertawa untuk kesehatan Orang menderita beraneka macam penyakit yang
berhubungan dengan stress dengan cara tertentu telah merasakan menyatakan manfaat bahwa sesi ada tawa, tetapi kronis kami yang tidak telah
penyakit
18
disembuhkan
terapi
tertawa.
Tawa
lebih
merupakan
terapi pelengkap dan pencegahan (Kataria 2004). a. Antistres Tertawa baik, adalah penangkal salah stress satu yang cara paling untuk
murah,
mudah,
mengendorkan otot, memperlebar pembuluh darah dan mengirim lebih banyak darah hingga ke ujung-ujung dan kesemua otot diseluruh tubuh. Satu putaran tawa juga mengurangi tingkat hormon, stres, epinephrine dan kortisol. Bisa dikatakan tawa adalah sebentuk meditasi dinamis atau relaksasi.
b. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan memainkan peranan yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan menjauhkan diri dari infeksi, alergi dan kanker. Telah
dibuktikan oleh para psikoneuroimunologi bahwa semua emosi negative, seperti kecemasan, depresi atau
kemarahan akan memperlemah sistem kekebalan tubuh dan dengan demikian mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Menurut Dr. lee S. Berk dari
universitas Loma Linda, California,AS, tawa membantu meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami (sel NK-
19
sel
putih)
dan
juga telah
Para
peneliti terapi
mengikuti
tertawa,
peningkatan
antibody
(immunoglobulin
dalam lendir di hidung dan saluran pernafasan, yang dipercaya mempunyai kemampuan melawan virus, bakteri dan mikroorganisme lain.
c. Latihan aerobik terbaik
Sebuah manfaat yang didapat oleh hampir setiap orang selama adalah lima perasaan belas enak. Setelah mereka obat tertawa merasa pagi segar
menit, ada
sepanjang
hari.
Tidak
semanjur
tertawa,
yang bisa memberi anda hasil yang langsung terasa. Penyebab perasaan enak ini adalah karena anda
menghirup lebih banyak oksigen saat tertawa. Tawa bisa dibandingkan dengan aerobic, hanya saja anda tidak perlu memakai sepatu atau pakaian khusus. Anda tidak perlu mengucurkan banyak keringat diatas jalur jogging.
5. Depresi, kecemasan dan gangguan psikosomatis
Stress
dan
tekanan
kehidupan
modern
berdampak
20
penyakit yang berhubungan dengan pikiran, seperti : kecemasan, mengalami orang yang depresi, gangguan Tawa obat syaraf telah anti lebih dan insomnia banyak obat dan
dan tidur
penenang.
mereka
mengalami penurunan tingkat depresi. Orang-orang yang mempunyai harapan. 6. Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung Ada sejumlah penyebab tekanan darah tinggi dan penyakit kegemukan, berlebihan. jantung, merokok Tetapi seperti dan stress faktor keturunan, lemak satu yang faktor kecendrungan bunuh diri mulai mendapat
yang dominan. Tawa memang membantu mengontrol tekanan darah dengan mengurangi pelepasan hormon-hormon yang berhubungan relaksasi. Dalam eksperimen telah dibuktikan bahwa terjadi penurunan 10-20 mm tekanan setelah seorang penderita mengikuti 10 menit sesi tawa. Demikian juga jika anda beresiko tinggi menjadi penderita penyakit jantung, dengan stress dan dengan memberikan
21
7. Membuat anda tampak lebih muda Orang melakukan latihan untuk semua otot tubuh, tetapi tidak ada latihan teratur untuk otot-otot wajah kecuali dalam yoga. Tawa merupakan latihan yang sangat bagus untuk otot-otot wajah anda. Tawa mengencangkan otot-otot Ketika wajah dan wajah memperbaiki anda eksperesi merah wajah. karena
tertawa,
tampak
peningkatan pasokan darah yang menyegarkan kulit wajah dan membuat kulit wajah tampak cerah. Orang-orang yang suka tertawa tampak lebih ceria dan menarik. Ketika anda menekan kelenjar air mata dengan tertawa, mata anda menjadi basah dan tampak berkilauan. Tawa melatih otot-otot perut dan membantu mengencangkan mereka yang berperut gendut. 8. Mengurangi bronchitis dan asma Tawa merupakan salah satu latihan terbaik untuk mereka yang menderita asma dan bronchitis. Tawa otot-otot
meningkatkan kapasitas paru-paru dan tingkat oksigen dalam darah. Para dokter menyarankan fisioterapi dada untuk mengeluarkan lender (dahak) dari saluran
pernafasan. Meniup ke dalam sebuah alat atau balon merupakan salah satu latihan yang bisa diberikan
22
dan cara ini lebih mudah dilakukan serta nyaris tanpa ongkos. Terapi tawa bisa menyebabkan ketidaknyamanan bila anda menderita penyempitan saluran pernafasan
yang parah.
9. Penyakit yang tidak boleh mengikuti terapi tertawa
Sementara menderita
itu
ada
beberapa
orang
yang
mungkin
penyakit
tertentu
tanpa
memperlihatkan
gejala yang jelas. Agar bisa memperhitungkan efek-efek samping yang mungkin terjadi (Dr.Madan Ktaria 2004). a. Hernia Hernia adalah menonjolnya isi perut beberapa bagian usus. Khususnya usus kecil melalui otot
dinding perut yang melemah. Bagi mereka yang pernah menjalani operasi perut menjadi titik yang terlemah. Bila berulang kali terjdi peningkatan tekanan
b. Wasir parah Mereka yang menderita wasir dengan pendarahan aktif atau mereka yang wasirnya menonjol keluar
23
karena
kondisi
ini
bisa
diperburuk
dengan
bertambahnya tekanan pada perut. Psien wasir bisa mengikuti terapi tertawa setelah dilakukan operasi atau perawatan lain. c. Penyakit jantung dengan sesak nafas Orang yang sesak nafas karena gangguan jantung tidak boleh mengikuti terapi tertawa tanpa
berkonsultasi dengan dokter mereka,atau lebih baik lagi,dengan seorang kardiolog. d. Baru menjalani operasi Untuk amannya, seseorang sebaiknya tidak
mengikuti terapi tertawa selama periode tiga bulan setelah menjalani operasi besar apa pun, khususnya operasi di bagian perut dan harus dengan persetujuan dokter. e. Kehamilan Pada kemungkinan sebagian kecil bila wanita hamil kali terdapat terjadi
kuguguran
berulang
peningkatan tekanan di dalam perut mereka sebaiknya tidak mengikuti terapi tawa sampai data penelitian yang sahih mengenai dampak tertawa pada kehamilan.
24
B. GANGGUAN JIWA 1. Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa adalah sindroma atau pola prilaku atau pola psikologi seseorang yang secara klinik
bermakna dan secara khas berkaitan dengan satu gejala penderitaan (distress) atau adanya
(impairment/disability) didalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Sebagai dalam segi tambahan, perilaku
disimpulkan
bahwa
disfungsi
psikologi atau biologi dan ganagguan itu tidak sematamata terletak didalam hubungan antara orang itu dengan masyarakat (Muslim, 2002). Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya
gangguan fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam peran sosialnya
(Depkes RI, 2002). 2. Pembagian atau penggolongan gangguan jiwa Menurut Depkes RI (1995), gangguan jiwa a. Gangguan penggunaan psikoaktif b. Gangguan psikotik c. Gangguan neurotik yaitu :
25
d. Gangguan kepribadian e. Retardasi mental f. Gangguan kesehatan anak dan remaja 3. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan jiwa a. Terapi biologis
1) Mendika mentosa/psikofarmaka/obat psikotropik. 2) Terapi kejang listrik (ECT) b. Psikoterapi suportif atau psikoterapi singkat, yaitu
terapi yang menangani gejala pasien dan memperkuat mekanisme pertahanan dirinya dengan : 1) Rasurence 2) Sugesti
3) Ventilasi c. Terapi sosial
26
Menurut (Hawari, 2001) depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affektif mood disorder), yang ditandai gairah dengan kemurungan, tidak
kelesuan,
ketiadaan
hidup,
perasaan
berguna, putus asa dan lain sebagainya. Depresi menurut PPDGJ III adalah suatu gangguan perasaan depresif, yang mempunyai gejala dan utama afek yang serta
kehilangan
minat
kegembiraan
berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan menurunnya efektivitas ditambah gejala lainnya. Gangguan alam perasaan tersebut (mood disorder) dalam kurun ke waktu tertentu lain bisa berubah dari satu saat
episode penderita
episode dalam
(bipolar), manik
suatu
masuk
episode
(berperilaku
hiperaktif, agitasi dan cemas) pada saat lain masuk dalam episode depresif diri). neurotik Sedangkan merupakan (perilaku hipoaktif, menarik distemik alam atau depresi yang
gangguan gangguan
perasaan
bersifat menahun atau kronis, pada orang dewasa jangka waktu minimal dua tahun mengalami gangguan ini
27
Secara
lengkap
gejala
klinis
depresi
adalah
sebagai berikut :
a. Afek disforik, yaitu persaan murung, sedih, gairah
atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai dengan mimpi-mimpi yang menyenangkan, misalnya mimpi orang yang telah meninggal.
g. Agitasi
atau
retardasi
psikomotor
(gaduh
gelisah
rasa
senang,
semangat hobi,
dan
minat,
tidak
suka
lagi
melakukan
kreativitas
menurun,
28
3. Pembagian Depresi
Menurut Hawari,(2001) yaitu : a. Depresi pasca kuasa Orang yang mempunyai jabatan adalah orang yang mempunyai kekuasaan, wewenang dan kekuatan (power). Orang yang kehilangan kekuasaan yang jabatan dan berarti orang yang
kehilangan artinya
kekuatan dan
(powerless) kini
sesuatu
dimiliki
dicintai
telah tiada(loss of love object). Dampak dari loss of love object ini adalah terganggunya keseimbangan mental emosional dengan munculnya berbagai keluhan fisik (somatik), kecemasan dan depresi. b. Depresi pasca stroke Di dalam pengalaman klinis serung dijumpai
bahwa pada pasien-pasien stroke selain gejala-gejala kelainan saraf (misalnya kelumpuhan alat gerak
ataupun otot-otot muka dan lain sebagainya), juga ditemukan mental-emosional misalnya depresi, apati, euphoria bahkan sampai mania. Gejala depresi yang ditimbulkannya itu sebagai akibat lesi
(kerusakan)pada susunan saraf pusat otak dan bisa juga akibat dari gangguan penyesuaian (adjustment
29
disorder)
karena
hendaya
(impairment),
fisik
dan
Depresi neurotik adalah suatu gangguan afek (mood) (mood) senang yang menahun atau semua dan mencakup gambaran atau afek rasa
depresif didalam
minat semua
aktivitas
kehidupan sehari-hari dan waktu senggang yang biasa dilakukannya. depresi (beberapa gangguan sesudah kembali. Kadangkala itu seseorang yang mengalami tertentu dari
neurotik hari
pada beberapa
waktu-waktu minggu)
atau
bebas
normal),
namun akan
kemudian muncul
afektif
tadi
d. Depresi siklotimik Gangguan afektif lainnya adalah yang disebut dengan gangguan afektif siklotimik yang mirip dengan tipe kepribadian siklotimik. Gejala atau ciri-ciri gangguan ini termasuk kelompok depresi yang bercorak siklotimik, depresi oleh karena itu disebut pula sebagai depresi
siklotimik.
Seseorang
dengan
30
siklotimik paling sedikit dalam kurun waktu 2 tahun mengalami gangguan alam perasaan (affect/mood) ini, yang mencakup suatu saat yang bersangkutan dalam
episode depresif dan pada saat yang lain mengalami episode hipomanik. Diantara keduanya itu ia dapat dalam keadaan episode remisi (normal). Pada beberapa kasus lainnya kedua jenis episode itu dapat silih berganti atau bercampur atau tumpang tindih
(overlapping).
e. Depresi pasca napza
Orang yang menyalahgunakan NAPZA (Narkotika, alkohol karena dan yang zat adiktif) sering kali disebabkan dan
bersangkutan
mengalami
kecemasan
atau depresi. Dan untuk mengatasi kecemasan dan atau depresinya itu ia menggunakan NAPZA. Tetapi sebagian orang lainnya menggunakan NAPZA itu untuk kesenangan semata. Sebagaimana diketahui bahwa penyalahgunaan NAPZA dapat mengakibatkan Apabila yang ketagihan dan
ketergantungan.
bersangkutan
menghentikannya, maka ia dapat jatuh dalam keadaan kecemasan kembali dan atau memakai depresi. NAPZA, Oleh karena lama itu ia
lagi
semakin
semakin banyak
bertambah
takarannya
(dosis)dan
semakin
31
frekwensi
Penyalahgunaan mengakibatkan
dan
ketergantungan
gangguan
mental organik atau gangguan mental dan prilaku. 4. Psikodinamika Psikodinamika adalah asumsi yang dibuat oleh para ahli jiwa dan psikoanalisis, secara umum bahwa prilaku manusia, terutama masalah-masalah emosional terjadi
karena konflik bawah sadar dan insting dasar, yang komponennya terdiri atas : energy psikis (kateksis) merupakan kekuatan yang diperlukan untuk memfungsikan jiwa dan muncul dari dorongan (mis, insting); insting (dorongan) adalah gambaran atau keinginan psikologik yang sudah ada sejak lahir dan mencakup pelestarian diri dan spesies; ansietas merupakan respon terhadap konflik mekanisme besar bawah sadar atau ancaman mekanisme bekerja terhadap jiwa ego;
depresif
adalah yang
(sebagian ego
dibawah
sadar)
melindungi
(Isaacs, 2005). Dikemukakan kehilangan obyek bahwa yang setelah dicintai terjadinya pada peristiwa akan
penderita
terjadi perasaan yang sedih (efek depresif). Secara spontan akan timbul reaksi dari mekanisme pertahanan jiwa (defence mechanism) dari penderita untuk
32
afek
depresif
Berdasarkan afek
defence
mechanism cyrtyn
mengatasi membagi
tersebut,maka
proses
depresi menjadi tiga fase, yaitu : a. Fase pertama Pada kondisi ini defance mechanism masih mampu dalam mengatasi afek depresif, sehingga depresi baru
terjadi dalam bentuk fantasi (khususnya pada anak). Hal ini dapat diketahui lewat gambaran, tulisan
maupun cerita anak, yang pada umumnya mengambil tema tentang kesalahan, kehilangan, kesedihan, kekejaman, kematian dan bunuh diri. Fase ini sebagai tahap yang timbul paling awal dan hilang paling akhir. b. Fase kedua Tahapan ini terjadi apabila defence mechanism kurang efektif dalam mengatasi afek depresif. Depresi akan nampak dalam ekspresi verbal, baik secara spontan maupun Penderita harapan, dari menjawab pertanyaan-pertanyaan. tentang tidak adanya perasaan
pertolongan,
bersalah, perasaan tidak bahagia dan perasaan tidak dicintai. Keadaan ini banyak terjadi pada depresi
33
berat yang bersifat akut dan depresi ringan yang bersifat kronis. c. Fase ketiga Terjadi apabila defence mechanism gagal untuk
mengatasi afek depresif. Depresi akan nampak pada perasaan dan tingkah laku anak. Manifestasi dari
keadaan ini berupa keterlambatan psikomotor, roman muka yang sedih, hiperaktif, agresif, kenakalan dan keluhan-keluhan somatik yang umumnya berkisar pada keluhan-keluhan sakit kepala, sesak nafas dan
keluhan tidak enak pada perut. Keadaan ini banyak didapat pada depresi berat yang bersifat kronis
(Isaacs, 2005).
5. Alat ukur derajat depresi Untuk seseorang mengetahui apakah sejauh mana derajat berat depresi berat
ringan,
sedang,
atau
sekali, orang menggunakan alat ukur (instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale Depression (HDRS). Alat ukur ini terdiri dari 21 kelompok gejala
34
yang
masing-masing yang
kelompok lebih
dirinci
lagi
dengan
gejala-gejala
spesifik.
Masing-masing
kelompok gejala diberi penilaian angka (skore) antara 0-4, yang artinya adalah : Nilai 0 = tidak ada gejala(keluhan) 1 = gejala ringan 2 = gejala sedang 3 = gejala berat 4 = gejala berat sekali Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter (psikiater) atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui tehnik wawancara
langsung. Masing-masing nilai angka (skore) dari ke-21 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan itu dapat diketahui derajat depresi
seseorang, yaitu : Total nilai (score) kurang dari 0 17 = tidak ada depresi. 18-24 = depresi ringan
35
25-34 = depresi sedang 35-51 = depresi berat 52-68 = depresi beratsekali Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HDR-S ini adalah sebagai berikut : 1. Keadaan perasaan sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna: a. Perasaan ini hanya ada bila ditanya b. Perasaan ini dinyatakan secara verbal spontan c. Perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal, misalnya ekspresi muka, bentuk, suara, dan
kecendrungan menangis
d. Pasien
menyatakan
perasaan
yang
sesungguhnya
ini dalam komunikasi baik verbal maupun non verbal secara spontan.
36
b. Ide-ide
bersalah
atau
renungan
tentang
kesalahan-kesalahan masa lalu c. Sakit ini sebagai hukuman, waham bersalah dan berdosa d. Suara-suara kejaran atau tuduhan dan halusinasi penglihatan tentang hal-hal yang mengancamnya 3. Bunuh diri a. Merasa hidup tak ada gunanya b. Mengaharapkan lain kearah itu c. Ide-ide bunuh diri atau langkah-langkah kearah itu d. Percobaan bunuh diri 4. Gangguan pola tidur (initial insomnia) a. Keluhan kadang-kadang sukar tidur, misalnya kematian atau pikiran-pikiran
lebih dari setengah jam baru masuk tidur b. Keluhan tiap malam sukar tidur 5. Gangguan pola tidur (middle insomnia)
37
a. Penderita
mengeluh
gelisah
dan
terganggu
tidur kecuali bunag air kecil) 6. Gangguan pola tidur (late insomnia) a. Bangun lagi b. Bangun diwaktu dini hari tetapi tidak dapat diwaktu dini hari tetapi dapat tidur
tidur lagi 7. Kerja dan kegiatan-kegiatannya a. Pikiran/perasaan ketidakmampuan keletihan atau kelemahan yang berhubungan dengan kegiatan
minat
terhadap baik
atau tidak
kegiatan penderita
lainnya,
menyatakan
kelesuan,
keragu-raguan
penderita
tidak
sanggup
beraktivitas
38
sekurang-kurangnya 3 jam sehari dalam kegiatan sehari-hari d. Tidak bekerja karena sakitnya sekarang (dirumah sakit) sekali, bantuan 8. Kelambanan (lambat dalam berfikir, berbicara, bila penderita tidak bekerja sama tanpa
kecuali
tugas-tugas
dibangsal
gagal berkonsentrasi, aktivitas motorik menurun) a. Sedikit lamban dalam wawancara b. Jelas lamban dalam wawancara c. Sukar diwawancarai d. Stupor (diam sama sekali) 9. Kegelisahan (agitasi) a. Kegelisahan ringan b. Memainkan lain-lain c. Bergerak terus tidak dapat duduk dengan tenang d. Meremas-remas tangan, menggigit kuku, menariknarik rambut, menggigit-gigit bibir tangan atau jari-jari, rambut dan
39
10. Kecemasan (ansietas somatik) a. Sakit/nyeri otot, kaku, kedutan otot b. Gigi menggerutuk c. Suara tidak stabil
d. Tinitus (telinga berdenging)
11. Kecemasan (ansietas psikis) a. Ketegangan subyektif dan mudah tersinggung b. Menghawatirkan hal-hal kecil c. Sikap kehawatiran yang tercermin diwajah atau pembicaraannya d. Ketakutan yang diutarakan tanpa ditanya 12. Gejala somatic (pencernaan)
a. Nafsu makan berkurang tetapi dapat makan tanpa
dorongan teman, merasa perutnya penuh b. Sukar makan tanpa dorongan teman, membutuhkan pencahar untuk buang air besar 13. Gejala somatic (umum)
40
a. Anggota berat
gerak,
punggung
atau
kepala
terasa
b. Sakit punggung, kepala dan otot-otot hilangnya kekuatan dan kemampuan 14. Kelamin (genital) a. Sering buang air kecil, terutama dimalam hari dikala tidur b. Tidak haid, darah haid sedikit sekali c. Tidak ada gairah seksual (frigid) d. Ereksi hilang e. impotensi 15. Hipokondriasis berpindah-pindah) a. Pihayati sendiri b. Preokupasi sendiri c. Sering mengeluh membutuhkan pertolongan orang lain (keterpakuan) mengenai kesehatan (keluhan somatik/fisik yang
41
d. Delusi hipokondriasis 16. Kehilangn berat badan a. Berat badan berkurang berhubungan dengan
penyakitnya sekarang b. Kurang dari 0,5 kg seminggu c. Lebih dari 0,5 kg seminggu d. Tidak ternyatakan lagi kehilangan berat badan 17. Insight (pemahaman diri) a. Mengetahui sakit tetapi iklim, berhubungan makanan, dengan kerja
atau
keadaan
yang
memburuk
(perasaan
tidak
nyata/tidak
realistis)
42
kejadian diluar tertuju pada dirinya c. Waham kejaran 21. Gejala-gejala obsesi dan kompulsi 6. Terapi Psikofarmaka Yang dimaksud dengan terapi psikofarmaka adalah pengobatan untuk stress, depresi atau cemas dengan
mengguanakan memulihkan
obat-obatan fungsi
(farmaka) gangguan
yang
berfungsi
neurotransmitter
(penghantar signal saraf) disusunan saraf pusat otak (limbic bagian system). dalam System yang limbic tersebut merupakan alam
otak
berfungsi
mengatur
pikiran, alam perasaan dan perilaku atau dengan kata lain mengatur fungsi psikis (kejiwaan) seseorang. Cara kerja psikofarmaka adalah dengan jalan memutuskan
jaringan atau sirkuit psiko-neuroimunologi, sehingga stressor psikososial yang dialami oleh seseorang tidak lagi mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, psikomotor dan organ-organ tubuh lainnya.
43
Terapi psikofarmaka yang banyak digunakan adalah golongan anti anti cemas (anti (anxiolytic) depressant) dan yang obat juga golongan berefek
depresi
terapi pada kondisi stress. Efek terapi anatidepresan memerlukan waktu yang relatif lebih lama yakni 2-3 minggu, dengan perbaikan klinis minimal 60-70% (Kaplan dan Sadock, dikutip Habil, 1995). Gejala-gejala sering kali stress, tumpang kecemasan tindih dan depresi
berbaur,
(overlapping),
jarang dijumpai penderita dengan stress murni tanpa disertai kecemasan dan atau depresi, demikian pula
dengan gejala-gejala fisik (somatic) sebagai penyerta (co-morbidity). Karena itu penderita dengan stress
sering emndapati terapi yang merupakan kombinasi obat anti cemas dan depresi (Hawari, 2001). 7. Psikoterapi Menurut mengalami diberikan depresi) kejiwaan Hawari (2001), kecemasan Pada atau (anti juga penderita depresi cemas yang selain anti
dan
terapi
diberikan
terapi
(psikologik)
dinamakan
psikoterapi.
44
Psikoterapi banyak jenisnya tergantung dari kebutuhan baik individual maupun keluarga, misalnya : a. Psikoterapi suportif Dengan terapi ini dimaksudkan dan dorongan putus untuk agar asa memberikan pasien dan yang
motivasi,
semangat tidak
bersangkutan
merasa
diberi
keyakinan serta percaya diri (self confidence) bahwa ia mampu mengatasi stressor psikososial yang sedang dihadapinya. b. Psikoterapi re-edukatif Dengan terapi ini dimaksudkan memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi stress, kecemasan dan depresinya itu
dikarenakan faktor psiko-edukatif masa lalu dikala yang bersangkutan dalam periode
anak dan remaja. Dari terapi ini diharapkan yang bersangkutan mampu mengatasi stressor psikososial
yang sedang dihadapinya. c. Psikoterapi re-konstruktif Dengan kembali terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki yang telah
(re-konstruksi)
keperibadian
45
mengalami goncangan akibat stressor psikososial yang tidak mampu diatasi oleh pasien yang bersangkutan. d. Psikoterapi kognitif Dengan fungsi berfikir terapi kognitif secara ini dimaksudkan yaitu untuk memulihkan untuk daya
pasien, rasional,
kemampuan dan
konsentrasi
ingat. Selain dari pada itu yang bersangkutan mampu mambedakan nilai-nilai moral etika mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak dan mana yang haram dan mana yang halal. e. Psikoterapi psiko-dinamik Dengan terapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat
menjelaskan mengapa seseorang itu tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga ia jatuh sakit (stress, cemas dan atau depresi). Dengan mengetahui dinamika psikologis itu diharapkan yang bersangkutan mampu mencari jalan keluarnya.
f. Psikoterapi perilaku
Dengan
terapi
ini
dimaksudkan
untuk
memulihkan
46
beradaptasi)
akibat
stressor
psikososial
yang
dideritanya. Dari terapi ini diharapkan pasien yang bersangkutan dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru sehingga bisa berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di
sekolah/di kampus, di tempat kerja dan di lingkungan sosialnya. g. Psikoterapi keluarga Seseorang kecemasan dapat dan jatuh dalam yang keadaan stress, oleh
atau
depresi
disebabkan
stressor psikososial faktor keluarga. Dengan terapi ini dimaksudkan agar untuk faktor memperbaiki keluarga hubungan tidak lagi
kekeluargaan,
menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat dijadikan bagi pemulihan terapi pasien ini sebagai factor pendukung yang tidak bersangkutan. hanya ditujukan Dengan pada
demikian
pasien yang bersangkutan saja,tetapi juga terhadap anggota keluarga lainnya. Secara umum tujuan dari berbagai jenis
psikoterapi sebagaimana diuraikan dimuka adalah untuk memperkuat struktur keperibadian, percaya diri,
47
ketahanan dan kekebalan baik fisik maupun mental serta kemampuan beradaptasi dan menyelesaikan stressor
mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan berkomunikasi, menerima dan
menginterpretasikan realitas merasakan dan menunjukkan emosi dan berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara social (Isaacs, 2005). Skizofrenia merupakan
bentuk psikosis fungsional yang paling berat yang merupakan dan menimbulkan disorganisasi 1995). yang
personalitas Skizofrenia,
terbesar suatu
sering dijumpai dimana-mana (Maramis, 2005). 2. Etiologi Skizofrenia a. Keturunan Dapat dipastikan bahwa factor keturunan
48
dengan
penelitian
tentang
keluarga-keluarga
penderita skizofrenia dan terutama anak-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri adalah 0,9%-1,8%, saudara kandung 7-15%,anak dengan salah satu orang tua menderita skizofrenia 7-16%, bila
kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%, kembar dua telur (heterozigot) 2-15% kembar satu telur
(monozigot) 61-86 %. b. Endokrin Dulu gangguan dengan skizofrenia endokrin. diduga ini disebabkan muncul pada oleh
Teori
berhubungan pubertas,
timbulnya
skizofrenia
saat
c. Metabolisme
Ada
orang
yang
menyangka
bahwa
skizofrenia karena
disebabkan
oleh
gangguan
metabolisme,
penderitanya tampak pucat atau tidak sehat. Ujung ekstremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun. Hipotesisa ini tidak dibenarkan
49
oleh banyak sarjana, namun sekarang mulai mendapat perhatian lagi berhubungan dengan penelitian dengan obat holosinigenik seperti meskalin dan ini asam dapat
lasergik,
diethilemida.
Obat-obatan
menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan gejalagejala skizofrenia, tetapi reversible. Mungkin
skizofrenia disebabkan oleh suatu inborn error of metabolism, tetapi hubungan ini belum ditemukan. d. Susunan saraf pusat 3. Gejala-gejala Skizofrenia Isaacs (2005) mengatakan bahwa gejala-gejala
skizofrenia terdiri dari : a. Waham Keyakinan yang keliru sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan logika.
50
c. Halusinasi yaitu persepsi yang keliru dan melibatkan panca indera. d. Ilusi yaitu salah menginterpretasikan stimulus. e. Depersonalisasi yaitu individu merasa bahwa dirinya sudah berubah secara mendasar. f. Afek datar yaitu tidak adanya respon emosional. g. Ambivalen emosi yang yaitu adanya konflik individu atau pertentangan menentukan
menyebabkan
sulit
pilihan. h. Avolisi yaitu kurangnya motivasi untuk melanjutkan aktifitas yang berorientasi pada tujuan. i. Ekopraksi sadar.
j. Alogia yaitu berkurangnya pola bicara.
yaitu
meniru
tindakan
orang
lain
tanpa
4. Pembagian Skizofrenia Menurut Kreaplin(dalam Maramis 2005), yaitu : a. Skizofrenia simplexi Sering kali timbul pertama kali pada masa
pubertas. Gejala utama skizofrenia jenis ini adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan
51
proses
pikir
biasanya jarang
sukar
ditemukan,
waham
dan pada
halusinasi permulaannya
ditemukan, akan
dimana mulai
penderita
kurang
memperhatikan keluarga atau mulai menarik diri dari pergaulan. b. Skizofrenia hebefrenik Skizofrenia ini biasanya terjadi secara perlahanlahan atau sub akut dan sering timbul pada masa remaja atau umur antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok kemauan adalah dan gangguan proses piker, atau gangguan double
adanya
personalisasi
personality. Gejala lain yang timbul yaitu gangguan psikomotor misalnya berperilaku seperti anak-anak
serta waham dan halusinasi. c. Skizofrenia katatonik Timbul pada umur antara 15-30 tahun biasanya akut serta sering didahului oleh stress emosional. Hal ini mungkin terjadi akibat adanya gaduh gelisah
52
Gejala
yang
timbul
pada
skizofrenia
jenis
ini
biasanya bersifat konstan, dimana gejala-gejalanya yang menyolok adalah waham primer yang disertai
dengan waham-waham sekunder serta halusinasi. e. Skizofrenia residual Suatu keadaan skizofrenia dengan gejala-gejala
primernya bleurer, tetapi tidak jelas gejala-gejala sekundernya. Keadaan ini akan timbul setelah
beberapa kali serangan skizofrenia. f. Episode skizofrenia akut Gejala skizofrenia jenis ini akan timbul mendadak dimana pasien merasa seperti dalam mimpi. Dalam
keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia luar dan dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya (keadaan oneroid).
g. Skizofrenia skizo-afektif
Di samping gejala-gejala skizofrenia yang menonjol terdapat juga gejala-gejala depresi (skizo-depresip) atau gejala-gejala mania (skizo-manik). Skizofrenia
53
jenis ini cendrung akan sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi. 5. Pengobatan Pengobatan harus secepat mungkin dilakukan karena keadaan psikotik yang lama akan menimbulkan
kemungkinan yang lebih besar, dimana penderita akan mengalami kemunduran mental. Pengobatan yang dapat
diberikan yaitu :
a. Farmakoterapi
Neuroleptika dengan dosis rendah lebih bermanfaat pada pasien dengan skizofrenia yang menahun,
sedangkan dosis tinggi lebih bermanfaat bagi pasien dengan psikomotorik yang meningkat. Pasien dengan skizofrenia menahun diberikan neuroleptika dalam
jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya dengan dosis yang naik turun sesuai keadaannya. b. ECT Electro Confulsif terapi (ECT) (Electro Confulsif Therapy) kejang adalah grand suatu mal
pengobatan
untuk
menimbulkan
secara arifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang pada satu atau dua Teples. Jumlah yang paling umum dilakukan pada
54
pasien dengan gangguan afektif antara 6 - 12 kali, sedangkan pada pasien skizofrenia biasanya diberikan sampai 30 kali. Indikasi utama pemberian ECT adalah untuk depresi berat, disamping gangguan bipolar dan skizofrenia (Stuart & Sundeen,1998). c. Terapi koma insulin Terapi ini tidak khusus, bila diberikan pada
permulaan penyakit hasilnya memuaskan. Terapi koma insulin juga akan memberikan hasil yang baik juga pada skizofrenia katatonik dan paranoid. d. Psikoterapi dan rehabilitasi Psikoterapi psikoterapi yang dapat membentu pasien atau adalah
suportif
individual
kelompok.
Terapi kerja juga sangat baik untuk mendorong pasien bergaul lagi dengan pasien lain, perawat dan dokter.
6. Prognosa
Dahulu bila diagnosa skizofrenia dibuat, maka ini berarti bahwa sudah tidak ada harapan bagi orang yang bersangkutan dimana keperibadiannya selalu akan
mengalami kemunduran mental (disorientasi mental). Dan bila pasien dengan skizofrenia menjadi sembuh maka
55
56
A. KERANGKA KONSEP
Pasien Skizofrenia
HDR-S
Tingkat Depresi
Pemberian terapi : Bertambahnya produksi endoprine Perasaan senang,gembira,me ningkatkan semangat dan gairah hidup Menekan rasa nyeri Relaksasi Daya tahan stress meningkat Intensitas depresi menurun
1. Tidak ada depresi 2. Depresi ringan 3. Depresi sedang 4. Depresi berat 5. Depresi berat sekali
57
Gambar. 3.1 Kerangka konsep Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia
B. HIPOTESA Hipotesa adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan (Arikunto, 2006). Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dapat diajukan suatu hipotesis yaitu: Ha :Terapi Tertawa Berpengaruh Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia Ho :Terapi Tertawa tidak berpengaruh terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia
58
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen (eksperimen research) adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan mengurangi oleh atau peneliti menyisihkan dengan mengeliminasi lain atau yang
faktor-faktor
mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2006).
A. SUBYEK PENELITIAN Penelitian Propinsi dan ini yang dilaksanakan menjadi di Ruman Sakit Jiwa
subyek
penelitian
adalah
penderita skizofrenia dengan gejala depresi yang sedang menjalani rawat inap.
59
(Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita skiofrenia yang ada di ruang rawat inap yaitu diruang Mawar, Angsoka, Plamboyan, melati dan diruang Dahlia di Rumah Sakit Jiwa Propinsi yang berjumlah 35 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Penelitian ini menggunakan tehnik porposive sampling yaitu suatu tehnik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan dalam yang dikehendaki sehingga peneliti sampel yang
penelitian),
mewakili
karakteristik
populasi
telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). 1) Kriteria inklusi Merupakan karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).
60
b) Penderita dengan tingkah laku yang dapat diajak bekerja sama c) Pendidikan SD keatas atau tidak buta huruf
d) Menjalani rawat inap diruang mawar, angsoka
e) Tidak
dalam
tahap
pemberian
Elektro
Kompulsif
Terapi (ECT) f) Tidak dalam tahap pemberian anti depresan atau 45-52 jam setelah pemberian obat anti depresan.
g) Hasil
pemeriksaan
HDR-S
menunjukkan
adanya
depresi (yang menunjukkan tingkat depresi). 2) Kriteria ekslusi Dalam penelitian ini kriteria ekslusinya adalah sebagai berikut : a) Penderita skizofrenia yang tidak bersedia menjadi responden (menolak menjadi responden) b) Penderita skizofrenia yang tidak kooperatif
61
c) Penderita
dengan
riwayat
menderita
penyakit
kardiovaskuler
C. RANCANGAN PENELITIAN ATAU DISAIN PENELITIAN Rancangan penelitian adalah suatu rancangan yang biasa digunakan oleh peneliti sebagai petunjuk dalam
merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk mencapai tujuan 2003). Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian rancangan Pre-Eksperimental penelitian one Desain group (Nondesain) test-post dengan test atau menjawab pertanyaan penelitian (Nursalam,
pre
62
yaitu
untuk
mengungkapkan
sebab
akibat
dengan
cara
melibatkan satu kelompok subyek. Dalam rancangan ini, kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan perlakuan, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan perlakuan
(Nursalam, 2003). Bentuk eksperimen yang dilakukan dalam penelitian dengan ini peneliti HDR-S mengobservasi sebelum tingkat depresi
menggunakan
melakukan
perlakuan
penelitian adalah
yang
digunakan observasi
dalam dan
dokumentasi,
63
Tehnik pengumpulan data meliputi: a. Studi dokumentasi Studi yang dokumentasi dari meliputi : jenis identitas kelamin, atau penderita melakukan memberikan responden tujuan agar
terdiri
informed lembar
consent
terlebih
dahulu
persetujuan kepada
untuk
menjadi dengan
penelitian
responden
responden mengerti maksud, tujuan penelitian, dan manfaatnya serta klien bersedia mengikuti kegiatan sampai selesai. Lembar persetujuan diberikan pada awal pengambilan data. Jika responden bersedia maka harus menandatangani atau member cap jempol pada
Diagnosa medis, riwayat pengobatan (terapi anti depresan dan ECT), riwayat penyakit
64
kardiovaskuler diperoleh dengan mempelajari medical record. b. Observasi Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi tingkat depreasi sebelum dan sesudah dilakukan terapi
tertawa dengan menggunakan skala HDR-S c. Metode wawancara Metode Wawancara yang mengacu pada HDR-S digunakan untuk pemeriksaan tingkat depresi responden, yang berupa sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuis
(pertanyaan tertulis) yang harus dijawab baik secara langsung maupun didampingi oleh para pendamping E. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan manusia, nilai beda terhadap dkk sesuatu 2000: (benda, dalam
dll)
(Soeprapto,
54,
Nursalam, 2003).
65
a. Variabel independent (variabel bebas) Variabel nilainya (Nursalam, menjadi tertawa. b. Variabel dependent (variabel terikat) Variabel terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003). Dalam penelitian (variabel yang pada ini yang menjadi adalah variabel tingkat gangguan mood independent menentukan 2003). adalah variabel variabel yang ini yang lain yang
Dalam
penelitian
variabel
independent
adalah
terapi
terikat)nya
tingkat
(affective
disorder) dengan menggunakan skala HDR-S, yaitu: Total nilai - 0 -17 = tidak ada depresi Total nilai - 18-24 = depresi ringan
Total nilai - 25-34 = depresi sedang Total nilai - 35-51 = depresi berat Total nilai - 52-68 = depresi beratsekali 2. Definisi Operasional
66
1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dampak dari pemberian treatment (perlakuan) berupa perbedaan kemaknaan tingkat depresi responden sebelum dan sesudah diberikanterapi tertawa. 2. Terapi tertawa adalah terapi yang diyakini mampu
membangkitkan semangat hidup terapi yang diberikan kepada pasien skizofrenia dengan tujuan menurunkan tingkat depresi. 3. Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective mood disorder).
4. Skizofrenia adalah reaksi psikotik yang mempengaruhi
berbagai area fungsi individu, termasuk berfikir dan berkomunikasi, realitas menerima dan dan menginterpretasikan emosi dan
merasakan
menunjukkan
berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara social ( Isaacs, 2005). 5. Hamiltone Rating Scale for Depression (HDR-S) Merupakan instrument untuk mengetahui derajat depresi seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat
67
Tabel 3.1
Identifikasi variabel dan definisi operasional : Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada Pasien Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi NTB.
Definisi operasional Program terapi tertawa yaitu sebanyak 15 langkah yang masing-masing memiliki waktu 30-40 menit
Skala data
skor
68
Derajat yang menggambarkan gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective / mood)
1. Keadaan perasaan sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna 2. Perasaan bersalah 3. Bunuh diri
O R D I N A L
1. 17 = Tidak ada depresi 2. 18-24 = Depresi ringan 3. 25-34 = Depresi sedang 4. 35-51 = Depresi berat 5. 52-68 = Depresi berat sekali
7. Kerja dan kegiatankegiatannya 8. Kelambanan (lambat dalam berfikir, berbicara, gagal berkonsentrasi, aktivitas motorik menurun) Kegelisahan(agitasi)
13. Gejala
(umum)
somatic
Kelamin (genital) 15. Hipokondriasis (keluhan somatik/fisik yang berpindah-pindah) 16. Kehilangn berat
69
F. ANALIA DATA Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji statistik t-test dengan rumus :
t=
Md X 2 d N ( N 1)
Keterangan : Md = Mean dari perbedaan pre test (pre Xd test-post test ). dengan post test
70
G. KERANGKA KERJA
Sampel penelitian
Post
71
Tabulasi
Analisa statistik T
tes
Hasil
penelitian
Gambar 3.1.
Bagan Kerangka Kerja (Frame Work) Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Propinsi.