Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
January 1, 2012
January 1, 2012
pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: 1) 2) 3) Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; Berpusat pada siswa; Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Blake et al, membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu: 1) 2) 3) Mengklarifikasi; Menarik kesimpulan secara induksi; Pembuktian kebenaran (verifikasi).
Prosedur Pelaksanaan Model Guided Discovery Menurut Gilstrap dan Richard Schuman dalam Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991: 89), langkah-langkah pelaksaan metode penemuan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Identifikasi kebutuhan siswa; Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan; Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas; Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa; Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan; Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan; Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan; Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa; Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah; 10. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa; 11. Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
January 1, 2012
Menurut Hendro Darmodjo dalam Hadiningsih (2009: 33) langkahlangkah model guided discovery adalah sebagai berikut: 1) Melontarkan masalah-masalah mengundang siswa untuk memecahkan masalah tersebut, 2) Memberi motivasi belajar, 3) Membantu siswa yang benar-benar memerlukan agar tidak mengalami jalan buntu dan frustasi. Menurut Sudjana dalam Hadiningsih (2009: 34), langkah-langkah metode penemuan dalam pembelajaran sebagai berikut; 1) Merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa, 2) Menetapkan jawaban sementara, 3) Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis, 4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, 5) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. b. Jenis Metode Discovery Pembelajaran penernuan dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau sering disebut open ended discovery. Dalam hal ini siswa benar-benar dilepas dalam mengidentifikasi masalah, dan menguji hipotesis dengan konsep-konsep, dan prinsip yang sudah ada, dan berusaha menarik pada situasi baru. Struktur peristiwa belajar dalam free discovery ini, siswa dilepas sepenuhnya untuk menemukan sesuatu melalui proses asimilasi, yaitu memasukkan hasil pengamatan ke dalam struktur kognitif yang ada, dan proses akomodasi yaitu dengan perubahan dalam arti penyesuaian kogitif yang lama, sehingga cocok dengan fenomena yang diamati. 2. Pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) (UT 1997). Dalam hal ini guru berperan sebagai pembimbing siswa dalam belajar. Guru membantu siswa memperoleh pengetahuan yang dicarinya dengan cara mengorganisasi masalah, mengumpulkan data, mengkomunikasikan,
January 1, 2012
data-data sehingga
membentuk konsep baru. Proses pembelajaran dengan model guided discovery menitik beratkan pada pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini daftar kegiatan yang telah dipersiapkan. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun bimbingan guru bukanlah semacam resep yang harus dlikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja yang diperlukan. Metode discovery (penemuan) yang mungkin dilaksanakan pada siswa SMP adalah metode penemuan terbimbing. Hal ini dikarenakan siswa SMP masih memerlukan bantuan guru sebelum menjadi penemu murni. Oleh sebab itu metode discovery (penemuan) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode discovery (penemuan) terbimbing (guided discovery). Carin (1993) memberi petunjuk dalam merencanakan dan menyiapkan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning) sebagai berikut. 1) Menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa; 2) Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan penernuan; 3) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; 4) Menyiapkan alat dan bahan secara lengkap; 5) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara berkelompok yang terdiri dari 2-5 siswa; 6) Mencoba terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa. Untuk mencapai tujuan di atas Carin (1993) menyarankan hal-hal di bawah ini: 1) Membantu siswa untuk memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; 2) Memeriksa bahwa semua siswa memahami tujuan dan prosedur kegiatan yang harus dilakukan; 3) Menjelaskan pada siswa tentang cara bekerja yang aman;
January 1, 2012
4) Mengamati setiap siswa selama mereka melakukan kegiatan; 5) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk mengembalikan alat dan bahan yang digunakan; 6) Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan. c. Keuntungan Metode Discovery Keuntungan dari motode ini disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya: Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut: 1. 2. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir; Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat; 3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat; 4. 5. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks; Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
Menurut Bruner beberapa kelebihan dari pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran guided discovery dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu. 2. Dengan pembelajaran guided discovery, pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
January 1, 2012
Pembelajaran guided discovery menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar.
4.
Mengembangkan
potensi
intelektual.
Siswa
hanya
akan
dapat
mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan menggunakan pikiran itu sendiri. Dengan model guided discovery pikiran siswa digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan. 5. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. guided Discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat memperkaya siswa dalam penemuan hal-hal yang lain dikemudian hari. 6. Pembelajaran guided discovery, akan membuat ingatan lebih lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat akan yang dipelajari dan sesuatu yang ditemukan sendiri besarnya tahan lama, tidak mudah dilepaskan. Jadi, jika disimpulkan keuntungannya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat Hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya. Secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. 4. Siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata. d. Kelemahan Metode Discovery Kelemahan dari model pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut: 1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
January 1, 2012
mengembangkan pikirannya, jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi.. 2. 3. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada. Harapan yang ditumpahkan pada pembelajaran guided discovery ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional. 4. membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima.
January 1, 2012
I.
Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.
III. Indikator
A. ASPEK KOGNITIF 1. Produk : 1) Menganalisis karakteristik sifat elastisitas serta sifat plastis bahan. 2) Menentukan besar tegangan, regangan, dan modulus elastisitas kawat dengan perhitungan. 3) Menentukan besar gaya pegas, tetapan gaya pegas dan pertambahan panjang dari berbagai macam benda elastis dengan perhitungan. 4) Menganalisis prinsip susunan pegas secara seri, paralel dan campuran. 5) Memformulasikan konsep energi potensial pegas. 2. Proses 1) Menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan pertambahan panjang pegas (x).
January 1, 2012
2) Menentukan besar konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke. 3) Menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan. B. ASPEK AFEKTIF 1. Karakter Berpikir kreatif, kritis dan logis, Jujur dalam melakukan percobaan, Bertanggungjawab, perbedaan pendapat. 2. Keterampilan Sosial Bekerja sama dalam melakukan percobaan, Mendengarkan dengan aktif materi yang disampaikan, Menyampaikan ide atau pendapat, Menyampaikan pertanyaan, Berada dalam kelompok. C. ASPEK PSIKOMOTOR 1) Terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral. 2) Mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar. peduli, serta berprilaku santun, Menghargai
January 1, 2012
gaya pegas dan pertambahan panjang dari berbagai macam benda elastis dengan perhitungan sesuai dengan Kunci LP Produk butir 3. 4) Diberikan handout mengenai Elastisitas, siswa dapat menganalisis prinsip susunan pegas secara seri, paralel dan campuran sesuai dengan Kunci LP Produk butir 4. 5) Diberikan handout mengenai Elastisitas, siswa dapat Memformulasikan konsep energi potensial pegas sesuai dengan Kunci LP Produk butir 5. 2. Proses 1) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan pertambahan panjang pegas (x) sesuai dengan Kunci LKS Elastisitas. 2) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat menentukan besar konstanta berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke sesuai dengan Kunci LKS Elastisitas. 3) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, secara mandiri siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan Kunci LKS Elastisitas. B. AFEKTIF 1. Karakter Dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan karakter Berpikir kreatif, kritis dan logis, Jujur dalam melakukan percobaan, Bertanggungjawab, peduli, serta berprilaku santun, Menghargai perbedaan pendapat. 2. Keterampilan Sosial Dalam proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, siswa dinilai membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial Bekerja sama dalam melakukan percobaan, Mendengarkan dengan aktif materi
January 1, 2012
yang disampaikan, Menyampaikan ide atau pendapat, Menyampaikan pertanyaan, Berada dalam kelompok. C. PSIKOMOTOR 1) Dengan diberikan alat dan bahan serta LKS Elastisitas, siswa dapat terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS Elastisitas. 2) Secara mandiri, siswa dapat mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS Elastisitas.
V.
Materi Pembelajaran
A. Sifat Elastisitas Bahan Elastisitas atau sifat elastis adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilangkan. Berdasarkan sifat elastisnya benda digolongkan menjadi 2, yaitu : 1. 2. Benda elastis, adalah benda-benda yang memiliki sifat elastis. Contoh : Karet dan pegas. Benda plastis, adalah benda-benda yang tak memiliki sifat elastis. Contoh : Plastisin (lilin mainan), lumpur dan tanah liat. Besaran-besaran yang terdapat dalam elastisitas zat padat antara lain : 1. Tegangan (Stress) Tegangan () didefinisikan sebagai perbandingan besar gaya F dan luas penampang A, dirumuskan dengan : dengan: F A = tegangan (Pa) = gaya (N) = luas penampang (m2)
January 1, 2012
Regangan (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang L dan panjang mula-mula L0, dirumuskan dengan : dengan: e L L = regangan = pertambahan panjang (m) = panjang mula-mula (m)
3. Modulus Elastisitas Modulus Elastisitas merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan, dirumuskan dengan : dengan: E e = modulus Young (N/m2) = tegangan (Pa) = regangan
B. Gaya Pegas 1. Hukum Hooke Hukum Hooke menyatakan bahwa jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahahn panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. Secara matematis ditulis F = k x. Percobaan hukum Hooke bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang. 2. Susunan pegas Dua buah pegas atau lebih dapat disusun seri, paralel, atau gabungan seri dan paralel. Susunan pegas ini dapat diganti dengan sebuah pegas
January 1, 2012
pengganti. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan pegas pengganti dari susunan pegas seri dan paralel. a. Susunan Seri Besar tetapan pegas pengganti seri merupakan jumlah total dari kebalikan tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan dengan :
b.
Susunan Paralel Tetapan pegas pengganti paralel besarnya sama dengan jumlah total tiap-tiap tetapan gaya, yang dirumuskan dengan :
C.
Gaya Pemulih Gaya yang akan bekerja pada pegas yaitu gaya pemulih. Gaya pemulih merupakan gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan gaya penyebabnya, dirumuskan dengan: F = - k . x
D. Energi potensial Pegas Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk kembali ke bentuk semula. Jika F = k . x, maka ( ) ( )
Keterangan : Ep = energi potensial pegas (joule) k = konstanta gaya pegas (N/m) x = pertambahan panjang pegas (m) Contoh pengunaan gaya pegas adalah ketapel. Jika ketapel direnggangkan, kemudian dilepaskan, ketapel dapat melontarkan batu. Dalam hal ini, energi potensial elastis berubah menjadi energi kinetik batu.
( ) ( )
January 1, 2012
VI.
Model Pembelajaran
Model / Strategi Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Metode Pembelajaran Percobaan dan Diskusi
January 1, 2012
Guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi terkait yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya mengenai pengertian elastisitas menurut bahasa mereka masing-masing.
2.
Memotivasi siswa dengan meminta seorang siswa untuk maju ke depan kelas dan melakukan hal sebagai berikut : Dua orang siswa diminta untuk menggunakan ketapel. Satu orang diminta menarik pegas ketapel dengan tarikan yang besar dan satu orang lagi diminta menarik pegas ketapel dengan tarikan yang kecil. Siswa lain diminta untuk mengamati seberapa jauh remasan kedua kertas tersebut terlempar dari ketapel.
3.
Selanjutnya guru membimbing siswa dengan pertanyaan untuk dapat menemukan mengapa kedua kertas tersebut jarak lemparannya berbeda.
4.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang gaya-gaya yang terjadi pada benda elastis
B. KEGIATAN INTI (35 menit) Fase 2 : Data Collection 1. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok dimana masingmasing kelompok terdiri dari 3 siswa yang heterogen. Selanjutnya Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok sebagai panduan dalam melakukan percobaan. 2. 3. 4. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk mengambil alat dan bahan yang telah disediakan sesuai dengan LKS yang diberikan Guru menjelaskan prosedur kerja sesuai dengan LKS Guru membimbing semua kelompok sesuai dengan kebutuhan masingmasing kelompok serta mengamatinya.
January 1, 2012
Guru membimbing siswa untuk menganalisis data percobaan yang mereka dapatkan serta menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS Masing masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok yang lain mengajukan pertanyaan
C. PENUTUP (5menit) Fase 4 : Closure. 7. Guru membimbing siswa untuk menemukan konsep materi dari hasil percobaan yang telah dilakukan bersama kelompoknya yakni nilai konstanta pegas dapat diperoleh dari persamaan di bawah ini
Untuk satu pegas adalah Hubungan antara gaya dan pertambahan pegas adalah sebanding
8.
Fase 5 : Appraisal 9. Guru memberikan membimbing siswa lembar evaluasi siswa untuk sebagai pemantapan secara pengetahuan siswa 10. Guru menyimpulkan materi keseluruhan dan bersama-sama menjawab motivasi di awal, yaitu jika kita ingin melempar benda dengan jarak yang jauh dengan pertambahan panjang karet. 11. Untuk lebih memahami materi yang telah diajarkan, guru memberikan tugas sebagai pekerjaan rumah. menggunakan ketapel, maka gaya yang diberikan harus besar. Sebab gaya sebanding
X.
January 1, 2012
Lembar Penilaian Produk (LES) dan Kunci Jawaban Elastisitas. Lembar Penilaian Afektif. Lembar Penilaian Psikomotor. LCD + Laptop
XI.
Lembar Penilaian
1. 2. 3. Lembar penilaian Kognitif-Produk (terlampir) Lembar penilaian afektif (terlampir) Lembar penilaian psikomotor (terlampir)
............................................................. NIP.
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. 2008. Pengajaran Diskusi. Surabaya: PSMS Unesa. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
January 1, 2012
Melakukan percobaan hukum Hooke untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral.
I.
Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II.
Kompetensi Dasar
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.
III.
Indikator
A. ASPEK KOGNITIF 1. Proses 1) Menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan pertambahan panjang pegas (x).
January 1, 2012
2) Menentukan besar konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke. 3) Menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan. B. ASPEK PSIKOMOTOR 1) Terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral. 2) Mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar.
IV.
Tujuan Pembelajaran
A. ASPEK KOGNITIF 1. Proses 1) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat menganalisis hubungan antara pertambahan gaya (F) dengan pertambahan panjang pegas (x) sesuai dengan Kunci LKS Elastisitas. 2) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa dapat menentukan besar konstanta berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang melalui percobaan Hooke sesuai dengan Kunci LKS Elastisitas. 3) Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, secara mandiri siswa dapat menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan Kunci LKS Elastisitas. B. PSIKOMOTOR 1) Dengan diberikan alat dan bahan serta LKS Elastisitas, siswa dapat terampil merakit alat dan bahan (rangkaian) percobaan hukum Hooke untuk menentukan konstanta pegas berdasarkan pertambahan gaya dan pertambahan panjang dengan menggunakan pegas spiral sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS Elastisitas.
January 1, 2012
2) Secara mandiri, siswa dapat mengukur perubahan panjang pegas dengan menggunakan mistar sesuai dengan rincian tugas kinerja dalam LKS Elastisitas.
V.
Materi
Elastisitas (Gaya Pegas Hukum Hooke) Hukum Hooke Hukum Hooke menyatakan bahwa jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahahn panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. Secara matematis ditulis F = k x.
VI.
Metode
Percobaan / Demonstrasi
IX.
Hipotesis
a. b. .......................................................................................................... ..........................................................................................................
X.
January 1, 2012
XI.
Variabel Percobaan
Variabel Percobaan a. b. c. Variabel Kontrol Variabel Manipulasi Variabel Respon : .............................................. : .............................................. : ..............................................
Definisi Operasional Variabel Kontrol ................................................................................................................................................................ .................................................................................................................................................... Definisi Operasional Variabel Manipulasi ................................................................................................................................................................ .................................................................................................................................................... Definisi Operasional Variabel Respon ................................................................................................................................................................ ....................................................................................................................................................
January 1, 2012
Mengukur massa beban dengan menggunakan neraca! Menggantungkan beban ke ujung bebas pegas, kemudian mengukur panjang akhir (X) dan menghitung pertambahan panjang (X) pegas setelah mengalami pembebanan!
d. e. f.
Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan menambah massa beban yang berbeda! Mencatat hasil pengamatan pada tabel! Membuat grafik berat beban terhadap pertambahan panjang pegas!
XIV.
Hasil Percobaan
Tabel 1 : Data hasil percobaan m (kg) F = m.g (N) X0 (m) X (m) X = X X0 (m) K = F/X (N/m)
XV.
Analisa Data
.......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
January 1, 2012