Anda di halaman 1dari 11

ERA GLOBALISASI DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

June 30th, 2010 admin

Dalam era globalisasi ekonomi, perdagangan internasional antara negara menjadi kabur batasannya. Berkembangnya perdagangan internasional sejak didirikan General Agreemnet On Tariff and Trade (GAAT) pada tahun 1947 dengan tujuan memperluas perdagangan internasional sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Organisasi baru yang bernama Word Trade Organization (WTO). Untuk membantu perkembangan perdagangan internasional di negara-negara berkembangan, dibentuklan General System of Preference (GSP) oleh negara maju. Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, telah melaksanakan globalisasi ekonomi dengan melakukan liberalisasi ekonomi. Masing-masing negara menurut kecepatan yang berbeda dengan memperhitungkan komitmen mereka dalam WTO, APEC atau AFTA. Kerangka ketentuan global dalam perdagangan internasional yang menjadi ruang gerak negara-negara berkembang sebagian besar ditentukan oleh negara-negara industri. Berkaitan dengan tatanan perdagangan internasional yang baru dimana WTO, APEC dan AFTA mempunyai ketentuan-ketentuan dasar yaitu keterbukaan Pasar harus dilaksanakan dengan konsekuen agar negara berkembang seperti Indonesia benarbenar mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan dampak-dampak positif dari Peranan Bidang Perkapalan dan Pelayaran Niaga dalam Perdagangan 15 perdagangan bebas, terutama keterbukaan perdagangan antara negara ASEAN yang memberikan kesempatan kepada tiap negara untuk saling mengisi peluang pasar yang ada sesuai kemampuan produksi masingmasing negara. Keuntungan dari keterbukaan pasar dapat menyebabkan peningkatan produksi barang untuk dipasarkan ke Negara yang membutuhkan. Jadi peranan industri pelayaran semakin penting di dunia, karena kapal merupakan sarana yang sangat tepat dalam perdagangan internasional. Penyelenggaraan angkutan laut di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan strategis. Adapun perubahan-perubahan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Lingkungan Global

Kecenderungan globalisasi dan liberalisasi perdagangan dan investasi dengan adanya World Trade Organisation-WTO dan General Agreement on Trade in Services-GATS, akan dapat meningkatkan kebutuhan jasa angkutan laut ekspor-impor dan kebutuhan jasa penunjang angkutan laut; Pergeseran sentra kegiatan perekonomian dunia dari kawasan Atlantik ke kawasan Pasifik. Pergeseran ini diikuti dengan kecenderungan berkembangnya pola pelayaran antara pelabuhan-pelabuhan di Pantai Barat Amerika (American West Coast) dan

pelabuhan-pelabuhan di Pasifik Barat (Jepang, Korsel, Taiwan, Hongkong dan Cina) serta di Pasifik Barat Daya (khususnya negara-negara anggota ASEAN); Perkembangan Manajemen Pengusahaan di Bidang Angkutan Laut dan Kepelabuhanan; Perkembangan pengaturan dalam International Maritime Organization (IMO).

2. Lingkungan Regional a. Kerja Sama Sub Regional, meliputi:


Singapore-Johor-Riau (SIJORI) Indonesia-Malaysia-Singapore Growth Triangle (IMS-GT); Kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT); Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asia Growth Area (BIMP-EAGA); Kerja sama Indonesia-Australia.

b. Kerja Sama Regional

ASEAN Free Trade Agreement (AFTA), diperkirakan akan meningkatkan volume perdagangan antar negara ASEAN yang dengan sendirinya akan meningkatkan permintaan jasa transportasi laut. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) akan menuju kesepakatan di bidang International Passenger Transport, International Cargo Transport dan Cargo Handling.

3. Lingkungan Nasional Pengaruh lingkungan strategis nasional, antara lain berupa:


Terjadinya Krisis Ekonomi/Multidimensi yang berdampak pada kemunduran usaha di bidang angkutan laut dan usaha penunjangnya; Pelaksanaan Otonomi Daerah/Desentralisasi yang menimbulkan perubahan kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penyelenggaraan transportasi berdasarkan UU no. 32 tahun 2004.

B. Pengertian Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan industri. Fluktuasi ekspor dan impor dalam perdagangan internasional tergantung pada faktorfaktor pendorongnya berikut ini. C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya . (a) Keanekaragaman kondisi produksi, (b) penghematan biaya produksi/spesialisasi, dan (c) perbedaan selera. (a) Keanekaragaman Kondisi Produksi Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.

(b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rataratanya akan turun. (c) Perbedaan Selera Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya, Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat. D. Teori Keunggulan Mutlak dan Komparatif Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak atas barang tertentu apabila negara tersebut mampu memproduksinya dengan biaya lebih murah dibandingkan negara lain. Manfaat perdagangan internasional dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu keunggulan mutlak dan teori keunggulan komparatif. 1. Teori Keunggulan Mutlak (absolute advantage) Contoh dua negara, Indonesia dan Jepang, sama-sama memproduksi beras dan . Kombinasi jumlah kedua barang yang dihasilkan berdasarkan banyaknya sumber daya yang digunakan diperlihatkan dalam tabel 2.1.
Alasan pertama: sejarah membawa dollar menjadi mata uang internasional. Dimulai dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan oleh Amerika. Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas. Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yang bersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional. Alasan kedua: resiko menjadi mata uang internasional Tidak selalu menjadi mata uang internasional itu memberikan efek positif pada negara yang memiliki mata uang itu, dalam hal ini negara Amerika dengan Dollarnya. Banyak efek negatif yang dapat melanda

Amerika saat mata uangnya menjadi mata uang internasional. Beberapa efek negatif menjadi mata uang internasional antara lain: 1. Negara itu harus me-maintain trust, yang menyebabkan negara itu memiliki tugas yang berat untuk dunia. 2. Apabila negara pemilik mata uang internasional tidak dapat me-maintain trust, maka dapat menyebabkan mata uang itu drop secara tiba-tiba. 3. Akan lebih sulit dalam mengontrol likuiditasnya Alasan ketiga: tidak semua mata uang yang kuat dapat menjadi mata uang internasional Untuk menjadi mata uang internasional dibutuhkan pemilik yang kuat, dalam hal ini negara yang kuat. Menjadi mata uang yang kuat bukan berarti mampu untuk menjadi mata uang internasional. Ini disebabkan karena negara yang memiliki mata uang itu belum tentu memiliki kestabilan ekonomi dan politik yang baik. Padahal untuk menjadi mata uang internasional, dibutuhkan negara dengan keadaan ekonomi maupun politik yang stabil, karena sebagai mata uang internasional dibutuhkan kepercayaan dari dunia agar dunia menggunakannya. Sebagai contohnya mata uang dari negara Iraq, yaitu Dinar. Walaupun saat ini Dinar sebagai salah satu mata uang yang terkuat, namun keadaan Iraq tidak stabil, karena perang, konflik dalam negeri, maupun perekonomiannya. Hal ini menyebabkan dunia tidak ingin mempercayakan mata uangnya kepada Dinar Iraq sebab walaupun mata uang itu terkuat, namun belum tentu dalam jangka panjang akan stabil. Tidak stabil bisa terjadi karena perang yang makin menjadi-jadi atau konflik dalam negeri yang pada akhirnya dapat menyebabkan negara itu jatuh miskin lalu mata uangnya turun menjadi mata uang terlemah. Padahal menukarkan mata uang lalu menyimpannya adalah kegiatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan kepercayaan yang besar dari dunia. Inilah sebab Dollar Amerika menjadi mata uang yang dipercayai dunia karena kondisi negaranya yang dapat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang. Jadi bukan karena Amerika negara adidaya lalu begitu saja menjadikan mata uangnya mata uang internasional atau bahkan ada campur tangan Yahudi.

Pertarungan Dollar AS "Versus" Euro Oleh: Haryo Pambudi SEJAK peluncurannya Januari 1999, mata uang euro banyak mengundang perhatian pengamat ekonomi maupun keuangan seluruh dunia. Para pendukung euro (Euro Mania) berharap, dengan adanya fundamental ekonomi yang kuat dari hampir semua negara pendukungnya, akan bisa diperoleh suatu basis mata uang alternatif pesaing bagi dollar AS yang sejak Perang

Dunia II menjadi "hegemoni" tanpa tanding. Di Indonesia sendiri mendadak merebak perdebatan euro versus dollar AS menjelang perang AS-Irak hingga akhir-akhir ini. Ada yang pro-euro, ada yang prodollar AS dengan alasan dan argumentasi masing-masing. Para Euro Mania maupun Dollar Mania saling memberi ulasan dan prediksi, di media cetak maupun elektronik. Bank Indonesia pun tak luput dari imbasnya. Karena itu, artikel ini ingin menyampaikan penyajian perspektif agak berbeda, bukan mengenai dua pihak yang akan bertarung, tetapi bidang dan arena pertarungannya. Menuju mata uang dunia Secara teoretis dan menurut pemikiran taktis strategis, untuk menjadi mata uang yang mendunia diperlukan tiga hal. Pertama, integritas dan kerja sama yang harmonis antarnegaranegara yang mendukung euro. Kedua, penguasaan atas transaksitransaksi perdagangan utama/ terbesar di dunia Internasional. Ketiga, pengaruh terhadap negara-negara dengan cadangan devisa terbesar untuk menggunakan mata uang euro. Bila ketiga syarat ini terpenuhi, niscaya jalan euro menjadi mata uang yang mendunia terbuka lebar. Euro yang dikomandani Mr Wim Duisenberg (Gubernur European Central Bank/ECB), mirip kesebelasan Jerman yang dijuluki "Mesin Diesel", pelan panasnya. Ini bisa dilihat sejak diluncurkan dengan nilai 1.18 dollar AS per satu euro, sempat menguat di dua minggu pertama, namun anjlok terus di tahuntahun berikutnya hingga mencapai 0.822 dollar AS pada akhir Oktober 2000. Ini membuat Euro Mania menahan napas panjang. Tak urung para pengamat maupun peneliti dari badan-badan resmi ECB terpaksa berkumpul tiap minggu untuk membahas, menganalisis, dan mengembangkan model-model ekonomi yang baru. Di luar dugaan, beberapa waktu terakhir ini euro melejit ke depan dengan akselerasi tinggi, seperti pemain belakang yang melaju mendadak kedepan (coming from behind) tanpa pengawalan lawan. Apresiasi euro atas dollar AS sekitar 20 persen selama satu tahun lebih membuat Euro Mania bersorak, melihat jalan untuk menjadi world key currency mulai terbuka. Bahkan, di Indonesia timbul wacana yang berkembang di antara para pakar tentang kemungkinan euro digunakan sebagai mata uang utama menggantikan dollar AS, untuk perdagangan internasional

maupun cadangan devisa. Makin kuatnya posisi euro atas dollar AS telah terjadi karena ada beberapa faktor antara lain terjadinya skandal akuntansi besarbesaran yang dilakukan perusahaan besar AS, yang menekan nilai dollar AS; suku bunga the Fed (Bank Sentral AS) yang rendah, serta sinyalemen "ketidakpastian" perekonomian AS pascaperang Irak; isu penggunaan Euro untuk pembayaran minyak dan gas oleh Irak, diikuti perintah PM Mahathir Mohamad baru-baru ini ke Petronas agar menggunakan euro untuk transaksi minyak mereka. Aneka guncangan politik, termasuk serangan terhadap gedung kembar WTC 11 September 2001, membuat citra AS sebagai safe haven menjadi luntur. Berdasarkan hal-hal itu, ancaman euro atas dollar AS menjadi kian jelas. Kedua arena terakhir yang sudah mulai tersentuh euro adalah transaksi besar dunia (minyak dunia), serta cadangan devisa negara-negara di dunia, khususnya yang memiliki cadangan devisa besar. Bagi para pengamat ekonomi hal ini amat menarik disimak dan ditelaah. Tidak perlu diragukan, nilai tukar euro cenderung menguat. Penghambat laju euro Apresiasi yang begitu cepat dari euro bukan tidak membawa dampak yang memusingkan bagi ECB. Ada kekhawatiran, apresiasi euro yang begitu cepat akan mengurangi daya saing produk-produk ekspor mereka. Selain itu, kekuatan fundamental ekonomi AS sendiri yang senantiasa amat diharapkan dengan cepat melewati kabut yang menggelayutinya, ikut menghambat laju Euro. Sementara itu tersebar berita negara-negara seperti Jepang dan Uni Eropa akan bersatu untuk mempertahankan nilai dollar AS agar tidak terpuruk terlalu jauh. Kemungkinan intervasi AS atau negara-negara G-7 untuk menjaga nilai tukar dollar AS juga bukan hal mustahil. Ini senada dengan pendapat Mr Seiya Nakajima (ekonom dari Itochu Corporation, Jepang) yang berpendapat, dalam sejarahnya, mata uang dunia bukanlah semata-mata masalah ekonomi, tetapi juga masalah politik internasional.

Ada hal yang oleh Euro Mania tidak boleh dianggap remeh, yaitu suatu kelebihan dari dollar AS yang hampir tidak mungkin dapat disaingi euro. Kelebihan itu adalah transferability dan convertability dollar AS. Dapat dipastikan, di setiap negara di dunia, bahkan sampai pelosok, pasti beredar dollar AS. Secara langsung maupun tidak langsung, keadaan ini mewujudkan dukungan tersendiri bagi dollar AS. Harus diperhitungkan juga, dollar AS didukung suatu negara saja dengan keunggulan di pelbagai bidang serta dalam satu komando. Dari uraian itu, mudah menyimpulkan apakah euro mampu menyaingi atau bahkan menggeser posisi dollar AS dalam jangka pendek. Yang jelas persaingan ketat akan berlangsung terus, bahkan kian memanas. Euro tetap berkemampuan dan berpeluang untuk terus melaju dengan terobosan-terobosannya. Tetapi, kecepatan lajunya tidak mungkin bisa mulus seperti yang diinginkan karena dihambat banyak faktor di antaranya justru dari dalam negeri pendukung sendiri. Faktor utama yang pasti akan menghambat dan tidak bisa dihindari adalah pertahanan dan ketahanan dollar AS. Euro sebagai pemain belakang yang melejit cepat ke depan, meskipun seperti tanpa pengawalan lawan, ternyata dihadang back tangguh dan kiper andal. Di luar arena pertandingan itu sendiri masih ada wasit, penjaga garis, penonton, sponsor, panitia pertandingan dan sebagainya yang selalu bisa mengubah situasi, dan mempengaruhi keputusan, serta hasil akhir yang ditentukan bukan di dalam tetapi di luar arena pertandingan. Euro memang layak dicermati secara saksama dan hati-hati, namun tidak kurang pentingnya di lain sisi dollar AS harus diperhatikan dan terus dipantau. Karena itu, diskusi mengenai dollar AS versus Euro pasti menarik diikuti.

ERA GLOBALISASI DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL


June 30th, 2010 admin

Dalam era globalisasi ekonomi, perdagangan internasional antara negara menjadi kabur batasannya. Berkembangnya perdagangan internasional sejak didirikan General Agreemnet On Tariff and Trade (GAAT) pada tahun 1947 dengan tujuan memperluas perdagangan internasional sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Organisasi baru yang bernama Word Trade Organization (WTO). Untuk membantu perkembangan perdagangan internasional di

negara-negara berkembangan, dibentuklan General System of Preference (GSP) oleh negara maju. Negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, telah melaksanakan globalisasi ekonomi dengan melakukan liberalisasi ekonomi. Masing-masing negara menurut kecepatan yang berbeda dengan memperhitungkan komitmen mereka dalam WTO, APEC atau AFTA. Kerangka ketentuan global dalam perdagangan internasional yang menjadi ruang gerak negara-negara berkembang sebagian besar ditentukan oleh negara-negara industri. Berkaitan dengan tatanan perdagangan internasional yang baru dimana WTO, APEC dan AFTA mempunyai ketentuan-ketentuan dasar yaitu keterbukaan Pasar harus dilaksanakan dengan konsekuen agar negara berkembang seperti Indonesia benarbenar mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan dampak-dampak positif dari Peranan Bidang Perkapalan dan Pelayaran Niaga dalam Perdagangan 15 perdagangan bebas, terutama keterbukaan perdagangan antara negara ASEAN yang memberikan kesempatan kepada tiap negara untuk saling mengisi peluang pasar yang ada sesuai kemampuan produksi masingmasing negara. Keuntungan dari keterbukaan pasar dapat menyebabkan peningkatan produksi barang untuk dipasarkan ke Negara yang membutuhkan. Jadi peranan industri pelayaran semakin penting di dunia, karena kapal merupakan sarana yang sangat tepat dalam perdagangan internasional. Penyelenggaraan angkutan laut di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan strategis. Adapun perubahan-perubahan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Lingkungan Global

Kecenderungan globalisasi dan liberalisasi perdagangan dan investasi dengan adanya World Trade Organisation-WTO dan General Agreement on Trade in Services-GATS, akan dapat meningkatkan kebutuhan jasa angkutan laut ekspor-impor dan kebutuhan jasa penunjang angkutan laut; Pergeseran sentra kegiatan perekonomian dunia dari kawasan Atlantik ke kawasan Pasifik. Pergeseran ini diikuti dengan kecenderungan berkembangnya pola pelayaran antara pelabuhan-pelabuhan di Pantai Barat Amerika (American West Coast) dan pelabuhan-pelabuhan di Pasifik Barat (Jepang, Korsel, Taiwan, Hongkong dan Cina) serta di Pasifik Barat Daya (khususnya negara-negara anggota ASEAN); Perkembangan Manajemen Pengusahaan di Bidang Angkutan Laut dan Kepelabuhanan; Perkembangan pengaturan dalam International Maritime Organization (IMO).

2. Lingkungan Regional a. Kerja Sama Sub Regional, meliputi:


Singapore-Johor-Riau (SIJORI) Indonesia-Malaysia-Singapore Growth Triangle (IMS-GT); Kerja sama Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT);

Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asia Growth Area (BIMP-EAGA); Kerja sama Indonesia-Australia.

b. Kerja Sama Regional

ASEAN Free Trade Agreement (AFTA), diperkirakan akan meningkatkan volume perdagangan antar negara ASEAN yang dengan sendirinya akan meningkatkan permintaan jasa transportasi laut. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) akan menuju kesepakatan di bidang International Passenger Transport, International Cargo Transport dan Cargo Handling.

3. Lingkungan Nasional Pengaruh lingkungan strategis nasional, antara lain berupa:


Terjadinya Krisis Ekonomi/Multidimensi yang berdampak pada kemunduran usaha di bidang angkutan laut dan usaha penunjangnya; Pelaksanaan Otonomi Daerah/Desentralisasi yang menimbulkan perubahan kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penyelenggaraan transportasi berdasarkan UU no. 32 tahun 2004.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Laju inflasi relatif Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan. b. Tingkat pendapatan relatif Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia. c. Suku bunga relatif Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri.

Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri. d. Kontrol pemerintah Menurut Madura (2003:114), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk : a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing. b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri. c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah : 1. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan. 2. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan. 3. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara. d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai