Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DI INDONESIA A.

ISLAM MASUK DI INDONESIA Negeri Arab merupakan tempat lahir dan pusat perkembangan agama Islam ke berbagai negara termasuk Indonesia, Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur : 1. Jalur utara, routenya : Arah (Makkah dan Madinah) Damaskus-Bagdad-Gujarat (Pantai barat India)-Sri Lanka-Indonesia. 2. Jalur Selatan, routenya : Arab (Mekah dan Madinah ) Yaman-Gujarat(Pantai Barat India)-Sri Lanka-Indonesia. Islam mengajarkan perdamaian dan mendorong untuk menyebar luaskannya kepada orang lain. Dalam prakteknya orang arab dahulu senang berdagang ke berbagai negara dan ada yang bermukim di negara tujuan. Di negara yang baru mereka mampu bergaul dengan masyarakat setempat melalui hubungan perdagangan dan hal ini berlangsung pula di Indonesia pada abad 7 dan 8 masehi. Disamping itu, terjadinya perkaawinan antara orang arab dan penduduk pribumi semakin memperkokoh dan memperluas penyebaran agama Islam . Sejarah mencatat pada awal masuknya Islam ke Indonesia praktek perbudakan saudagar Hindu dan Budha dijumpai oleh orang Arab (Islam), maka pedagang Arab membeli para budak dan kemu-dian dimerdekakannya, sehingga memberikan simpatik banyak orang yang kemudian mengikuti ajaran Islam secara alami. Jadi Islam masuk dan berkembang di Indonesia karena tiga sebab, yaitu : perdagangan, pernikahan dan pembebasan budak. Daerah-daerah yang pertama menerima agama Islam antara lain : 1. Daerah pelabuhan sekitar selat Malaka, seperti : Pasai dan aceh Utara; 2. Daerah di Pantai barat Sumatera 3. Jawa Timur, terutama pantai utara Jawa (Gresik) 4. Jawa Barat, seperti Cirebon dan Banten Dari daerah-daerah tersebut, terjadilah hubungan dagang dengan orang Indonesia lainnnya sehingga penyebaran agama Islam meluas di Nusantara. B. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA a. Perkembangan Islam di Sumatera Di Sumatera, agama Islam berkembang dari arah utara melalui kerajaan Samudera Pasai yang berdiri sekitar XIII-XV M. Samuedra Psai merupakan daerah pelabuhan sehingga banyak disinggahi kapal dagang dari berbagai negara (Arab, Gujarat, Sri Lanka dan Tiongkok serta dari Eropa (spanyol dan Portugis). Samudera Pasai beberapa kali mengalami pergantian raja. Raja-rajanya adalah : Sultan Malikus Sholeh, Sultan Malikus Zohir I, Sultan Malikus Zohir II, Sultan Zainal Abidin dan Sultan Iskandar. Pada tahun 1350 Kerajaan Samudra Pasai dikalahkan armada laut dari Majapahit. Setelah itu muncullah kerajaan baru yaitu kerajaan Aceh pada permulaan abad XVI Masehi. Kerajaan ini berlangsung empat abad dengan pergantian raja-raja sebagai berikut: Sultan Ibrohim, Sultan Salahuddin, Sultan Alauddin Riayat Syah, Sultan Husen, Sultan Zainal Abidin, Sultan Alauddin MansyurSyah, Sultan Ali Riayat Syah I, Sultan Alauddin Riayat Syah II dan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 1 -

Pada abad XIX Aceh ditundukkan Belanda, namun demikian Islam telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 2 -

b. Perkembangan Islam di Jawa. Masuknya Islam ke Jawa juga disebabkan antara lain karena hubungan perdagangan. Banyak orang Jawa yang berdagang ke Aceh dan banyak pula orang Aceh dan Pasai yang berdagang ke Jawa sambil berdakwah di daerah daerah yang masih dikuasai oleh kerajaan Hindu. Islam berkembang pesat di Jawa terutama karena dakwah yang dilakukan oleh Wali Sanga antara abad XIV - XVI M, mereka itu adalah : 1. Maulana Malik Ibrohim atau Sunan Gresik yang dikenal dengan nama Maulana Maghribi. Beliau berasal dari Persia yang datang di Gresik untuk tujuan ber dakwah menyebaarkan Agama Islam. 2. Sunan Ampel, nama aslinya Raden Rahmat yang lahir di Aceh tahun 1401 dan wafat tahun 1481 Masehi. Ibunya berasal dari Aceh sedangkan ayah nya dari Arab. 3. Sunan Bonang, putera Sunan Ampel. Nama beliau sendiri Maqdum Ibrohim lahir tahun 1465 wafat tahun 1515 Masehi. Penyiaran Islam yang beliau lakukan pada beberapa daerrah di Jawa Timur. 4. Sunan Giri, nama asli beliau adalah Raden Paku. Beliau putera Maulana Ishaq seorang ulama yang berhasil menyebarklan Agama Islam di wilayah Blambangan. 5. Sunan Drajad, nama aslinya Syarifuddin. Beliau putera Sunan Ampel, adik dari Sunan Bonang. Dakwah sunan Drajad lebih banyak bersifat sosial, murid-muridnya banyak berdattangan dari Ternate dan Ambon. 6. Sunan Kalijaga, nama aslinya Raden Mas Sahid, beliau di Cirebon pernah bersama Fatahillah untuk menimba ilmu. Tahun 1543 beliau pewrgi ke Demak untuk berdakwah melalui kesenian tradisional. 7. Sunan Kudus, nama aslinya Jafar Shodiq putera penghulu Demak. Beliau pernah menjadi panglima angkatan perang kerajaan Demak. Pada tahun 1543 beliau ke Kudus untuk mendirikan Masjid yang terkenal sampai sekarang, yaitu Masjid Kudus. Beliau wafat tahun 1550 Masehi. 8 Sunan Muria, nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar S aid. Beliau putera sulung Sunan Kalijaga dan menjadi adik ipar Sunan Kudus. Dakwah beliau mengutamaklan ajaran Tashawuf. Beliau disebut dengan Sunan Muria sesuai dengan tempat pemakamannya di gunung Muria Jepara. 9. Sunan Gunung Jati, nama aslinya Fatahillah atau Syaikh Nurullah, semula hgidupnya dipergunakan untuk memperjuangkan politik, namun kemudian lebih tercurahkan untuk syiar agama Islam. Beliau wafat tahun 1570 Masehi, dimakamkan di Gunung Jati Cirebon. c. Perkembangan islam di sulawesi. Pada abad XVI di Sulawesi berdiri kerajaan Hindu Gowadan Tallo. Pada saat Portugis berusaha menguasai Sulawesi, raja-raja Gowa dan Tallo bergabung dengan kesultanan Ternate untuk menghadapi tentara Porttugis. Dari hubungan ini banyak orang-orang Gowa dan Tallo yang masuk Islam termasuk Rajarajanya. Misalnya Raja Goa Daeng Manrabia yang kemudian bergelar Sultan Alauddin dan raja Tallo yang juga berubah gelar menjadi Sultan Abdullah. Di Sulawesi selatan ada daerah pelabuhan bernama Sumbaopu, disna orangorang Portugis yang beragama Katholik bebas menjalankan agamanya. Masyarakat Sumboopu banyak yang memeluk agama Islam dan hidup rukun dengan penganut agama lain.

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 3 -

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 4 -

d. Perkembangan islam di kalimantan. Di Kalimantan kerajan yang terkenal adalah Kutai sebagai kerajaan Hindu sekittar abad V Masehi. Kerajaan Hindu lainnya adalah Sukadana di Kalimantan Barat ddan kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. Pada abad XVI kerajaan Sukadana berganti menjadi kerajan Islam dengan rajanya yang pertama Sultan Giri Kusuma, kemudian diganti puteranya bernama Sultan Muhammad Syarifuddin. Krajan Banjar mendaapat pengaruh Islam setelah adanya hubungan dagang danb perorangan dengan orang-orang Demak. Raja Banjar bernama Raden Samudra masuk agama Islam dan berganti nama Suryanullah, yang dalam sejarah pernah dibantu Demak mengalahkan kerajaan Negaradipa sehingga syiar Islam semakin berkembang kesana. Di Kutai sendiri juga dimasuki Islam karena banyak pedagang Islam yang menggunakan kesempatannya untuk berdakwah, sehingga semakin merebaklah perkembangan Agama Islam di Kaslimantan. e. Perkembangan maluku dan pulau-pulau sekitarnya. Masuknya Islam ke Maluku juga karena hubungan perdagangan, namun demikian perkemba-ngannya mengalami hambatan karena adanya orang-orang Portugis dan Spanyol yang datang menjajah, walaupun akhirnya mereka dikalahkan oleh Belanda pada permulaan abad XVII. Kerajaan di Maluku yang rajanya mula-mula masuk Islam adalah Sultan Mahrum (1465-1486 M). Ia digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang mampu melangkahkan missi dakwahnya tidak hanya di daerah Maluku tetapi juga sampai ke Irian. Sewlanjutnya Kerajaan Tidore juga dimasuki Islam dengan rajanya Sultan Jamaluddin. Kerajaan lainnya di Maluku yaitu Jailolo juga dimasuki Islam dengan rajanya bernama Sultan Hasanuddun. Dan Kerajaan Bacan dimasuki Islam pula pada tahun 1520 dengan rajanya bernama Sultan ZainaL Abidin. Dengan masuknya penjajah dari Eropa, maka perkembangan Islam mendapat hambatan, karena penjajah membawa Agama Nasrani dan sudah sangat berpengalaman dalam menghadapi peperangan. Dengan demikian perlawanan raja-raja di Maluku tidah setanguh kekuatan para penjajah, sehingga banyak pejuang Islam yang gugur sebagai syuhada. C. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM SEBAGAI PUSAT PENYIARAN ISLAM Kerajaan-kerajaan yang berdiri sebagai pusat syiar dan perkembangan Islam di Indonesia antara lain kerajaan-kerajaan yang ada di Pulau Jawa seperti Demak, Cirebon dan Banten. a. Kerajaan Demak. Kerajaan Demak berdiri setelah mampu melepaskan diri dari kekuasaan raja Hayam Wuruk (Majapahit), kerajaan Demak menguasai daerah maritim karena berada di pantai utara Jawa dan kebbanyakan rakyatnya berdagang menyebrangi lautan. Pada tahun 1512 Demak mengirim angkatan perang yang dipimpin oleh Pati Unus melalui laut bekerja sama dengan Kerajan Aceh untuk menyerang Portugis di Malaka, namun missi ini mengalami kegagalan karena Portugis mampu memukul mundur mereka.

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 5 -

Kerajaan Demak dikenal memiliki Masjid Agung Demak yang tetap berdiri sampai sekarang, masjid tersebut didirikan oleh Walisongo termasuk Raden Fattah. Raden Fatah wafat pada tahun 1518 Masehi, digantikan oleh puteranya Pati Unus yang dikenal pula dengan nama Pangeran Sabrang Lor dan bergelar Sultan Demak II. Sepeninggal Pati Unus tahun 1521, kerajaan dipimpin oleh PangeranTrenggono. Pada masa pemerintahan Pangeran Trenggono ini, datanglah Fatahillah yang kemudian dinikahkan dengan adik perempuannya. Fattahillah oleh Pangeran Trenggono diserahi tugas sebagai panglima perang dan tugas-tugas politik. Kemudian Fatahillah pergi ke Cirebon dan Banten unttuk menghadapi Porttugis yang datang dengan cara pendudukan dan pemaksaan, dengan cara membuat benteng. Fatahillah atau juga sering disebut Falatehan, dengan armada Demaknya yang gagah berani berhasil menghancurkan tentara Portugis,m peristiwa ini terjadi pada tahun 1527 di pelabuhan Sundaa Kelapa. Sunda Kelapa oleh Fatahillah kemudian diganti nama menjadi Jayakarta. Pada saat Fatahillah melancarkan serangan ke barat, Pangeran Trenggono sendiri meimpin pasukan ke daerah timur sampai ke Pasuruan. Dalam catatan sejarah Kerajaan Demak penyebbaran dan perkembangan Islam di FDemak berkembang pesat sekali, lebih-lebih dalam kerajaan ini mendapat dukungan penuh dari Walisongo seperti, Sunan Gunung Jati, Sunan Kudus, Sunan Kalijogo dan Sunan Muria. b. Kerajaan Cirebon. Semula Cirebon dikuasai oleh Kerajaan Hindu Pajajaran, kemudian ketika Fatahillah memasuki daerah Cirebon beliau dapat merebut sebagian wilayah pelabuhan untuk digunakan sebagai daeran penyiaran Agama Islam dibawah naungan Kerajaan Demak. Fatahillah menyerahkan bandar Cirebon kepada Pangeran Trenggono yang kemudian oleh Pangran Trenggono diserahkan kepada putteranya yang bernama Pangeran Pasarean. Pada tahun 1552 Fatahillah kembali menetap di Cirebon karena Pangeran Pasarean wafat, Fattahillah sendiri kemudian wafat sekitar tahun 1570, dimakamkan di Gunung Jati yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Gunung Jati. c. Kerajaan Banten. Jarak antara Cirebon dan Banten tidak seberapa jauh, ketika Fatahillah berhasil merebut daerah pelabuhan Cirebon, iapun melanjutkan perjalanan politiknya ke daerah barat sampai ke Banten setelah Cirebon dipegang oleh Pangeran Pasarean.Di Banten Fatahillah menyiarkan agama Islam dengan cara yang sangat bijaksana, sehingga kemudian banyak rakyat banten yang menerima kebenaran Islam dan kemudian memeluk Agama Islam, dengan meninggalkan agama semula yang berada dalam kekuasaan kerajan Hindu . Pajajaran. Kerajan Banten Islam meluas sampai ke Lampung di Sumatera Selatan, raja yang memimpin kerajaan Banten Islam pada saat itu adalah Sultan Hasanuddin yang kemudian digantukan oleh Pangeran Yusuf ( Maulana Yusuf ). Kekuasaan Hindu di masa pemerintahan Pangeran Yusuf semakin surut, namun sisa-sisa mereka yang tidak menerima Islam pindah ke Banten selatan yang saat ini dikenal dengan nama suku Badui.

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 6 -

Pangeran Yusuf wafat pada tahun 1580, beliau digantikan oleh puteranya bernama Maulana Muhammad. D. PERANAN UMAT ISLAM DI INDONESIA a. Peranan Umat Islam pada Masa Penjajahan . Indonesia merupakan negara yang beberapa kali dijajah bangsa lain. Penjajahan merupakan perwujudan dari nafsu serakah. Kegiatan penjajahan akan mengakibatkan bangsa yang dijajah hidup dalam sengsara karena hukumhukum atau aturan yang diberlakukan pada masyarakat adalah hukum atau aturan yang menguntungkan pada penjajah. Kedatangan penjajah di Indonesia semula tidak menampakkan sikap sebagai penjajah, mereka datang pertama kali seolah-olah sebagai pedagang, misalnya Spanyol dan Portugis serta Belanda. Namun ada penjajah yang datang ke Indonesia secara terang-terangan dalam rangka ekspansi wilayah sekaligus mengeruk hasil bumi Indonesia. Misalnya Inggris dan Jepang. Maka bangsa Indonesia sebagai bangsa yang dijajah mengalamai berbagai macam penderitaan seperti kehidupan yang serba kekurangan pada hal mereka sendiri yang mengolah alam dan membuahkan hasil yang berlimpah, namun hasil itu diambil oleh penjajah; bangsa Indonesia hanya memiliki peralatan yang sederhana bahkan jauh dari Indonesia hanya memiliki peralatan yang sederhana bahkan jauh dari kehebatan senjata yang dimiliki penjajah; bangsa Indonesia setiap hari dari waktu ke waktu senantiasa dijadikan boneka oleh penjajah yang harus mau menuruti semua keinginan yang diperintahkan penjajah. Dan banyak lagi penderitaan bangsa Indonesia ketika penjajah menginjakkan kaki dan mengeluarkan kukunya di muka bumi Indonesia. Umat Islam pada mulanya sudah menyadari akan kegiatan penjajah yang akan merugikan bangsa Indonesia. Akan tetapi umat Islam saat pertama penjajah datang memang tidak mau bermusuhan karena umat Islam memegang prinsip bahwa Islam adalah agama perdamaian dan menghormati orang lain. Boleh dikata penjajah ibarat tamu yang harus dihormati dan diberi suguhan hidangan. Namun perlakuan baik bangsa Indonesia disalahgunakan penjajah dan memanfaatkannya sebagai sumber kehidupan untuk kepentingan penjajah sendiri. Maka melihat sikap dan perilaku yang keterlaluan itu, umat Islam menyadari untuk segera bangkit menghadapi penjajah. Para penjajah bagaimana pun juga harus diusir dari bumi Indonesia. Maka muncullah orangorang Islam yang terang-terangan melawan penjajah seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nya Din, Imam Bonjol, Fatahillah dan lain-lain. Dalam melawan penjajah umat Islam berperang sebagai mujahid (pejuang) yang berusaha menegakkan kebenaran melawan nafsu serakah penjajah, peran ini tampak pada kegiatan peperangan fisik. Umat Islam juga memerankan politikus yang memperjuangkan hidup melalui meja politik menghadapi hukumhukum atau aturan yang dibuat penjajah. Biasanya peranan ini melalui perundingan-perundingan antara ujmat Islam dengan penjajah, namun sering peran ini kandas karena ternyata penjajah berlaku curang dengan melanggar hasil perundingan yang telah disepakati bersama. Bagaimanapun juga penjajah yang dirasuki nafsu duniawi yang berlebihan itu akan menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi keinginannya menguasai bumi dan hasil-hasilnya dari Indonesia. Umat Islam tidak akan tinggal diam

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 7 -

menghadapi mereka. Dan umat Islam telah menunjukkan peran yang maksimal untruk menghalau mereka agar tidak menjajah lagi di bumi pertiwi. b. Peranan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajah Kerajaan Islam yang sudah berdiri di beberapa daerah Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi penjajah. Yang mendorong untuk berjuang adalah semangat rohaniah keisalman yang menentang kemungkaran di muka bumi. Bagaimanapun juga kemungkaran di atas bumi harus diubah menjadi kebajikan atau kebenaran. Kuku penjajah yang dicengkeramkan di bumi Indonesia terasa telah mencabikcabik kehidupan bangsa Indonesia. Maka kerajaan Islam segera menyusun strategi untuk menghadapi penjajah yang dilanjutkan dengan perlawanan dalam perang fisik maupun dalam percaturan politik. Peranan kerajaan Islam sangat begitu penting dalam melawan penjajah karena memungkinkan masyarakat muslim secara bersama-sama dan serentak melawan penjajah di bawah komando Raja. Di samping itu melalui kerajaan memungkinkan kerajaan lainnya dalam menentang penjajah baik dalam pertempuran fisik maupun percaturan politik. c. Peranan Umat Islam pada Masa Perang Kemerdekaan Menentang penjajah bukan saja untuk menundukkan penjajah, melainkan juga mengusir kekuasaan penjajah dari muka bumi Indonesia. Masyarakat harus merdeka untuk menentukan nasib sendiri. Selama ada campur tangan penjajah maka nasib bansa akan selalu dipermainkan oleh bangsa negara lain. Untuk itulah maka kemerdekaan harus diperjuangkan. penjajah harus dihancurkan sampai ke akar-akarnya. Upaya memperjuangkan kemerdekaan dilakukan dengan sekuat tenaga. Dalam hal ini ummat Islam dengan semangat membela tanah air tidak henti-hentinuya mengupayakan agar bangsa yang menjajah segera keluar dari Indonesia. Upaya ini dilakukan umat ada yang secara perorangan, ada pula yang berkelompok. Biasanya yang dilakukan perorangan karena individu itu berada di tempat yang terpencil, sedangkan penjajah bertindak semena-mena terhadap masyarakat muslim di daerah itu. Peran melawan penjajah yang dilakukan perorangan ini berlanjut dengan perlawanan oleh kelompok masyarakat muslim (umat Islam). Peran mereka membuahkan hasil yang beragam, ada yang menang umat Islamnya, ada yang kalah umat Islamnya, dan ada pula yang antara penjajah dengan umat Islam mengakhiri peperangan dengan cara perundingan karena antara kedua pihak sama-sama dirasa kuat. Namun demikian yang patut kita ketahui adalah bagaimanapun juga upaya mencapai kemerdekaan telah diusahakan oleh umat Islam dengan peranannya sebagai pejuang fi sabilillah dalam rangka menegakkan negara yang berdiri di atas aturan dan hukum kekuasaan bangsa Indonesia sendiri. d. Peranan Organisasi Islam dan Pondok Pesantren pada Perang Kemerdekaan Perang untuk mencapai kemerdekaan pada mulanya dilakukan ummat Islam secara sepihak-sepihak, yakni tidak ada perlawanan umat Islam yang dilakukan secara bersama-sama, melainkan bersifat kedaerahan. Hal ini tentunya akan lama untuk bisa mencapai kemerdekaan. Maka tmbul kesadaran bahwa sudah seharusnya ummat Islam menghimpun diri dalam

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 8 -

suatu kelompok yang terikat dalam aturan organisasi. Misalnya Jamiatul Khoir (1905) yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah dengan menekan pada pendidikan /pembinaan kebangsaan. Dan pada tanggal 16 Oktober 1905 Haji Samandhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam. Muncul pula Budi Utomo yang lahir tanggal 20 Mei 1908 setelah SDI berumur tiga tahun. Pada tahun 1911 SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Lalu pada tanggal 18 Nopember 1912, KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Pada tahun 1914, Syekh Ahmad Surkati Al-Anshari, seorang ulama dari Jamiatul Khoir mendirikan Gerakan AlIrsyad. Tahun 1916 di Menes, Banten, berdiri Mathlaul Anwar (MA). Tahun 1923 tepatnya tanggal 12 September 1923 di Bandung didirikan Persatuan Islam (Persis). Tanggal 31 Januari 1926, Syekh Hasyim Asyari mendirikan Nahdlatul Ulama di Surabaya. Tahun 1930 lahir Jamiatul Washliyah di Medan. dan beberapa organisasi lain yang pada dasarnya kegiatannya membina masyarakat muslim untuk mantap dengan keislamannya lalu berkecenderungan untuk menegakkan kebenaran di atas bumi Indonesia. Banyak organisasi Islam yang pada mulanya didirikan bergerak di lapangan sosial, namun pada tahun-tahun berikutnya setelah mampu menghimpun umat organisasi tersebut bergerak di bidang politik. Misalnya pada tahun 1932 berdiri Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) yang didirikan setelah Thawalib Sumatra direorganisasikan. Organisasi ini merupakan organisasi politik yang radikal, bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Di samping organisasi-organisasi yang didirikan dengan warna Islam untuk menghadapi penjajah disamping anggotanya, juga tidak bisa dilupakan peranan pondok pesantren dalam perang kemerdekaan. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang dalam kancah perjuangan mencapai kemerdekaan telah banyak berpartisipasi secara langsung maupun tak langsung. Pondok pesantren umumnya ada di Jawa, sedang di Aceh disebut Rangkang, di Sumatra disebut Surau. Kepedulian pesantren untuk mencapai kemerdekaan Indonesia tampak pada salah satu fungsi pesantren saat itu, yakni disamping untuk pusat mendalami pelajaran agama Islam juga untuk perlindungan dan pertahanan melawan penjajah . Contoh pesantren yang mengkaitkan upaya kemerdekaan ialah pesantren Giri di sebelah kota Surabaya, dekat Gresik. Para santriny datang tidak hanya dari Jawa sekitar pondok saja, tetapi juga datang dari Madura, Lombok, Sulawesi, Kalimantan, Ternate, dan lain-lain. Para santri telah banyak berbuat untuk melawan penjajah ketika mereka pulang ke tempat asalnya. Misalnya mereka yang pulang ke Ternate bersama masyarakat sekitar menggalang untuk bersama-sama melawan penjajah dari Eropa yang berusaha menguasai Ternate. e. Peranan Umat Islam dalam Masa Pembangunan Setelah Indonesia merdeka, kembali ummat Islam Indonesia berjuang untuk mengisi negara dengan pembangunan di segala bidang. Berbagai usaha yang dilakukan kaum muslimin untuk memakmurkan negara. Motivasi yang dimiliki Islam adalah motivasi religius untuk menghidupkan bangsa dan negara yaitu Baldatun Toyyibatun WaRobbun Ghofur artinya negara yang penuh dengan kebaikan/ kemakmuran dan Tuhan pun melapangkan ampunan-Nya.

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 9 -

Banyak peran-peran yang dilakukan ummat Islam di negara ini, ada yang mengisi dengan pendidikan, sosial, perekonomian, politik, kebudayaan, pembangunan fisik dan lain-lain. f. Peranan Organisasi Islam dalam Pembangunan. Beberapa organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persisi dan lain-lain di masa pembangunan sekarang tetap hidup menjalankan kegiatannya. Organisasi NU telah mendirikan banyak lembaga pendidikan baik tradisional maupun modern. Muhammadiyah pun demikian juga. Organisasi-organisasi lainnya juga sama-sama mewujudkan kegiatan yang yang begitu banyaknya ummat mengisi kemerdekaan. Dan banyak di antara organisasi Islam itu yang bekerjasama dengan pemerintah bergerak di beberapa bidang dalam rangka mengikuti percepatan (akselerasi) pembangunan. g. Peranan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam dalam Pembangunan Di antara organisasi Islam itu ada yang kegiatannya mencakup pula bidang pendidikan. Lembaga-lembaga ini ada yang berupa pesantren dan ada pila sekolah penyelenggara pendidikannya mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Di samping itu ada pula kegiatan yang bersifat pembinaan ummat dengan dakwah atau majelis talim. Peranan lembaga Pendidikan Islam ini antara lain ikut aktif dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, pemberian dan peningkatan ilemu pengetahuan dan teknologi, pembinan dan kesatuan (ukhuwah Islamiah) dan lain-lain.

SMA Negeri 1 Jember 2011 noer faqih arsyi ys.

PAI Kelas XII Tarieh Islam 2, hal - 10 -

Anda mungkin juga menyukai