Anda di halaman 1dari 16

askep kanker hepar

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Ca Hepar 2.1.1. Definisi Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya. Sinonim dari hepatoma adalah carcinoma hepatoselluler. 2.1.2. Etiologi 1. Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C 2. Sirosis hati 3. Bahan-bahan Hepatokarsinogenik : Aflatoksin Alkohol Steroid anabolik Vinil chloride Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis) 2.1.3. Patofisiologi a. Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik. b. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak. c. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas. d. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi. 2.1.4. Patologi 1. Type masif - tumor tunggal di lobus kanan. 2. Type Nodule - tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama. 3. Type difus - secara makroskpis sukar ditentukan daerah massa tumor. b. Penyebarannya : 1. Intrahepatal. 2. Ekstrahepatal. 2.1.5. Manifestasi Klinis - penurunan berat badan - anoreksia - anemia

- nyeri abdomen - hepatomegali - jaundice - ascites 2.1.6. Pemeriksaan Diagnostik 1. Laboratorium: Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. 2. Radiologi : Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography. 3. Biopsi jaringan liver. 2.1.7. Pengobatan Pengobatan tergantung dari saat diagnosa ditegakkan. 1. Fase dini Dimana pembedahan adalah pilihan utama yaitu reseksi segmen atau lobus hati 2. Pemberian kemoterapi secara infus 3. Penyinaran . 2.1.8. Prognosa Tumor ganas liver memiliki prognosa yang jelek dapat terjadi perdarahan dan akhirnya kematian. Dan proses ini berlangsung antara 5-6 bulan atau beberapa tahun 2.2. Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan 2.2.1. Pengkajian Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan 1. Gangguan metabolisme 2. Perdarahan 3. Asites 4. Edema 5. Hepatomegali 6. Jaundice/icterus 7. Aktivitas terganggu 2.2.2. Diagnosa Keperawatan A. tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati. Tujuan : 1. Mendemontrasikan BB stabil, penembahan BB progresif kearah tujuan dgn

normalisasi nilai laboratorium dan batas tanda-tanda malnutrisi 2. Penanggulangan pemahaman pengaruh individual pd masukan adekuat . B. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites ) Tujuan : 1. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi nyeri. 2. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh minimal pada AKS C. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan Tujuan : 1. dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh. D. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pruritus,edema dan asites Tujuan : 1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus. 2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi / meningkatkan penyembuhan 2.2.3. Intervensi A.tidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia, gangguan absorbsi, metabolisme vitamin di hati.

mual,

Intervensi : 1. Pantau masukan makanan setiap hari, beri pasein buku harian tentang makanan sesuai indikasi 2. Dorong pasien utk makan deit tinggi kalori kaya protein dg masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sering / lebih sedikit yg dibagi bagi selama sehari. 3. Berikan antiemetik pada jadwal reguler sebelum / selama dan setelah pemberian agent antineoplastik yang sesuai . Rasional : 1. Keefektifan penilaian diet individual dalam penghilangan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik. 2. Kebutuhan jaringan metabolek ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produksi sisa ). Suplemen dapat memainkan peranan penting dlm mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat. 3. Mual/muntah paling menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis kemoterapi yang menimbulkan stess. B. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites ) Intervensi : 1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 010 ) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada. 2. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok punggung.

3. kaji tingkat nyeri / kontrol nilai Rasioanal : 1. memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi misalnya : nyeri adalahindividual yang digabungkan baik respons fisik dan emesional 2. meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian 3. kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS. C. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan Intervensi : 1. dorong pasein untuk melakukan apa saja bila mungkin, misalnya mandi, bangun dari kursi/ tempat tidur, berjalan. Tingkatkan aktivitas sesuai kemampuan. 2. pantau respon fisiologi terhadap aktivitas misalnya; perubahan pada TD/ frekuensi jantung / pernapasan. 3. beri oksigen sesuai indikasi Rasional : 1. meningkatkan kekuatan / stamina dan memampukan pasein menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti. 2. teloransi sangat tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbnagan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik. 3. adanya hifoksia menurunkan kesediaan O2 untuk ambilan seluler dan memperberat keletihan. D. RESIKO TERJADINYA GANGGUAN INTEGRITAS KULIT BERHUBUNGAN DENGAN PRURITUS,EDEMA DAN ASITES INTERVENSI : 1. KAJI KULIT TERHADAP EFEK SAMPING TERAPI KANKER. PERHATIKAN KERUSAKAN ATAU PERLAMBATAN PENYEMBUHAN . 2. MANDIKAN DENGAN AIR HANGAT DAN SABUN 3. DORONG PASIEN UNTUK MENGHINDARI MENGGARUK DAN MENEPUK KULIT YANG KERING DARI PADA MENGGARUK. 4. BALIKKAN / UBAH POSISI DENGAN SERING 5. ANJURKAN PASEIN UNTUK MENGHINDARI KRIM KULIT APAPUN ,SALEP DAN BEDAK KECUALI SEIJIN DOKTER RASIONAL : 1. EFEK KEMERAHAN ATAU REAKSI RADIASI DAPAT TERJADI DALAM AREA RADIASI DAPAT TERJADI DALAM AREA RADIASI. DESKUAMASI KERING DAN DESKUAMASI KERING,ULSERASI. 2. MEMPERTAHANKAN KEBERSIHAN TANPA MENGIRITASI KULIT. 3. MEMBANTU MENCEGAH FRIKSI ATAU TRAUMA FISIK. 4. UNTUK MENINGKATKAN SIRKULASI DAN MENCEGAH TEKANAN PADA KULIT/ JARINGAN YANG TIDAK PERLU. 5. DAPAT MENINGKATKAN IRITASI ATAU REAKSI SECARA NYATA.

2.2.4. EVALUASI 1. KESEIMBANGAN NUTRISI 2. PASIEN MELAPORKAN NYERI BERKURANG, PASIEN MAMPU MELAKUKAN MANEGEMEN NYERI MANDIRI 3. PASIEN DAPAT MELAKUKAN AKTIVITAS DENGAN BAIK 4. Tidak timbul gejala kerusakan integritas kulit

askepcahepar
Tinjauan teoritis 1. Definisi
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mengancam dalam dunia kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar (colorectal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan Nopember 2004 dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan kanker dengan pertumbuhan tercepat diantara jenis kanker yang lain di Amerika Serikat (Kerr, 2004). Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk menggantikan sel-sel yang rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti proses pembentukan sel lain di dalam tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus memperbanyak diri. Selsel tidak normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004). Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular cancer) atau dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang menyebar ke hati (metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ hepar sering disebut sebagai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima yang memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati (Bruix dan Sherman., 2005).

2. Etiologi a) Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya. b) Sinonim dari hepatoma adalah carcinoma hepatoselluler. c) Merupakan tomur ganas nomor 2 diseluruh dunia , diasia pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tomur-tomur ganas lainnya.laki :wanita 4-6: 1. d) Umur tergantung dari lokasi geografis. Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia banyak dijumpai pada usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak. Penyebab dari Ca. Hepar yaitu Cerosis Hepatis Virus Hepatitis B dan Hepatitis C Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen) Kebiasaan merokok Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol) Aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal Nitrosamin 3. Jenis Klasifikasi Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu; a) stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum menyebar. Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan hidup secara normal, b) stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau terdapat lebih dari satu tumor di hepar. c) Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke pembuluh darah di dekat hepar, d) Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun belum mencapai limfonodus,

e) stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai limfonodus, stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005) 4. Patofisiologi Hepatitis B&C Racun kimia tertentu ( ninil klorida,arsen) Terjadinya peradangan sel hepar percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta

hipertensi portal (peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg yang menetap, dimana tekanan dalam keadaan normal berkisar 4-8 mmHg) meningkatnya resistensi portal dan aliran darah portal pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena kolateral dinding perut

perdarahan (hematemesis melena) perubahan arsitektur vaskuler hati

kongesti vena mesentrika penimbunan cairan abnormal dalam perut (acites) kelebihan volume cairan memacu proses regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis)

gangguan kemampuan fungsi hepar

produksi albumin menurun tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid terjadinya acites dan oedema depot glikogen di hati menurun

kanker hati Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan bahwa : 1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik. 2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak. 3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas. 4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi. 5. Patologi a. Ada 3 type : 1. Type masif tumor tunggal di lobus kanan. 2. Type Nodule tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama. 3. Type difus secara makroskpis sukar ditentukan daerah massa tumor. b. Penyebarannya : 1. Intrahepatal. 2. Ekstrahepatal. 6. Manifestasi Klinik Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan gejala seperti : 1. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia. 2. Nyeri abdomen 3. Pembesaran hati yang cepat 4. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan nodul malignan dalam hilus hati. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor tertanam dalam rongga peritoneal. 7. Faktor Resiko Beberapa faktor resiko menyebabkan kanker hati , antara lain : a) Hepatitis kronis dapat menyebabkan perubahan sel kanker yang berhubungan dengan tipe kanker hati yang paling umum yaitu hematoma. Biasanya disebabkan oleh hepatitis B dan karsinogen (zat kimia yang menginduksi kanker) seperti aflatoksin. b) Sirosis hati, yang biasa disebabkan oleh alkohol, hemochromatosis, defisiensi Alpha 1-antitrypsin. c) Miscellaneous irritant seperti polivinil klorida, thorotrast, dan radiasi. (Anonim, 2004) 8. Mekanisme Molekuler Kanker

Peningkatan atau penurunan ekspresi protein sering terjadi pada kasus kanker hepar. Protein yang mengalami upregulasi seperti COX-2 (Qiu dkk., 2002), protein siklus sel, faktor pertumbuhan, dan protein antiapoptosis (King, 2000). Peningkatan ekspresi dan atau mutasi pada N-ras juga ditemukan pada kanker hepar (Adjei, 2001). Selain itu juga terjadi aneuploidi dan perubahan genetik seperti mutasi p53 pada kanker hepar (Kim dan Wang, 2003). Pada HCC telah diketahui adanya Ras yang termutasi, tetapi relative berbeda dengan kanker lain seperti kanker colorectal (Macdonald dan Ford, 1997). Ekspresi Ras yang berlebihan ini dapat menaikkan jumlah Myc dalam semua kasus pada HCC dan memberikan kesan bahwa 2 onkogen ini dapat bekerja sama satu dengan yang lain (Macdonald dan Ford, 1997). Gen tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya infeksi virus Hepatitis B dan Hepatitis C. Hal ini memberi kesan bahwa gen tersebut dapat diaktivasi oleh virus tersebut secara spesifik (Macdonald dan Ford, 1997). Studi kinetik kanker menemukan adanya berbagai jenis onkogen yang berperan dalam karsinogenesis di hepar. Overekspresi N-ras dan c-myc oleh senyawa karsinogen merupakan abnormalitas genetik yang sering terjadi pada kanker (Peters dan Vousden, 1997). CYP1A2 di hepar telah diketahui dapat mengaktivasi senyawa prokarsinogen (benzo(a)pyrene) menjadi intermediet reaktif yang berinteraksi dengan nukleofil selular dan akhirnya memicu karsinogenesis dengan ditandai terjadinya overekspresi N-Ras dan c-myc (Kawajiri et al., 1993). Selain itu ditemukan insiden yang tinggi pada titik mutasi kodon spesifik di p53 suatu tumor supresor gene, pada hepatoseluler yang secara epidemiologis berkaitan dengan aflatoksin (Underwood, 1996). Mutasi pada p53 merupakan penyebab utama kasus kanker hepar di Asia Selatan dan Asia Tenggara (King, 2000). 9. Tanda-Tanda Klinis 1) Ada riwayat penurunan kesehatan a) Mual / muntah b) Anoreksia, flatulens, indigesti c) Berat badan menurun 2) Nyeri abdomen atas kanan

3) Tanda akhir : a) Asites b) Ikterik c) Edema d) Anemia e) Perdarahan 10. Pemeriksaan Diagnostik 1) Laboratorium: 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium. Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein 2) Radiologi : Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography. 3) Biopsi jaringan liver. Pemeriksaan diagnostic untuk menetapkan adanya gangguan fungsi hepar meliputi pemeriksaan terhadap dan tindakan berupa : a) Bilirubin terkonjugasi dan tak-terkonjugasi (meningkat) b) Urobilinogen urine (meningkat)

c) d) e) f) g)

Masa protrombin (memanjang) Trombosit, eritrosit, leukosit (menurun) Hipokalemia Hiponatremia Enzim-enzim serum : ALT, AST, LDH dan alkalin fosfatase (meningkat) h) CT scan 11. Pengobatan Pengobatan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah dengan kemoterapi dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intra arterial, embolisasi, radioimunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien yang diterapi mungkin dapat hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik (Anonim, 2001). Salah satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B berjalan baik terbukti kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim, 2003).

Asuhan Keperawatan Pada pasien Ny. A dengangangguan ca hepar pada ruang mawar RSUD Gunung Jati Cirebon A. Identitas klien
1. Biodata Nama Umur Alamat Pekerjaan Agama Suku / Bangsa Status Tanggal pengkajian Dx. Medis : Ny A : 58 tahun : ds. suranenggala : Petani : Islam : Jawa / Indonesia : Kawin : 25 juli 2011 : Ca Hepar

a.

Keluhan utama Klien merasa nyeri pada bagian perut sebelah kiri.

b. Riwayat masuk RS Klien datang melalui IGD pada jam 09.00 WIB tanggal 23 juli 2011 dengan keluhan nyeri di bagian perut sebelah kiri dengan skala 4, disertai mual sehingga tidak nafsu makan, lemas, klien mengatakan nyeri nya seperti ditusuk-tusuk, klien merasa nyeri sejak 3 hari yang lalu. c. Riwayat kesehatan masa lalu klien tidak pernah menderita penyakit tersebut.

d. Riwayat penyakit keluarga Dari teluarga tidak ada yang menderita penyakit tersebut 2. Kebutuhan dasar a. Aktivitas Gejala: Kelemahan,keletihan/kelelahan Perubahan pola istiraahat (tidur) b. Sirkulasi Tanda: Dapat terjadi perubahan denyut nadi. Gejala: Palpitasi,nyeri dada pada aktifitas c. Integritas ego Gejala: Faktor stres Masalah terhadap perubahan penampilan Menyangkal diagnosis Eliminasi Gejala: Perubahan dapekasi Makanan/cairan Gejala: Kebiasaan diit buruk Anoreksia Intoleransi makanan Nyeri/ketidaknyamanan Gejala: Neri bervariasi tergantung prosses penyakit Keamanan Gejala: Komplikasi pembedahan Interaksi sosial Gejalal Lemahnya sistem pendukung

d.

e.

f.

g.

h.

3. Pemeriksaan fisik 1) Kepala : Hematom (-), tidak ada tanda-tanda trauma atau luka. 2) Mata : mata kanan kiri tampak simetris,konjungtiva an anemis 3) Telinga : pendengaran baik, simetris, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada serumen 4) Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran, simetris 5) Mulut & tenggorokan : - Bentuk mulut : simetris - Stomatitis : tidak ada - Gigi : tidak ada caries

Lidah : kotor, bisa membedakan bermacam-macam rasa (manis,asam,asin,pahit)

6) Leher : ada benjolan, tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada pembesaran kelenjar limfonodi, tidak ada tanda peradangan 7) Bahu : simestris 8) Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran 9) Perut : nyeri tekan pada perut bagian kiri, dengan skala 4
10) Genetalia dan Rektum Klien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah genetalia dan rectum 11) Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien lemah dalam aktifitas. Turgor kulitnya keriput. Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah dalam melakukan aktifitas, tidak ada edema.

4. Pemeriksaan penunjang Jenis pemeriksaan Glukosa Kreanin Kolesterol Lipoprotein Trigliserida Asam urat Merkaptopurin Albumin hasil 50 mg/dl 0,4 mg/dl 240 mg/dl 300 mg/dl 25 mg/dl 2,8 mg/dl 200 mg/24 jam 3,0 g/dl Analisa Data No 1 Data Do : -klien tampak lemah -Klien tampak pucat -BB pasien menurun 2kg (bb awal 59 kg) -klien anoreksia -lila: <23,5 cm Ds: -klien mengatakan kurang nafsu makan -terasa mual bila makan Ds: -klien mengatakan nyeri pada perut bagian kiri -klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk Do: -klien terlihat meringis menahan sakit Etiologi
Fungsi hepar terganggu Fungsi metabolic terganggu Gangguan system pencernaan (mual)

Nilai normal 70-110 mg/dl 0,5-1,5 mg/dl <200 mg/dl 400-800 mg/dl 40-190 mg/dl 2,8-6,8 mg/dl 250-500 mg/24 jam 3,5-5,0 g/dl

Masalah Nutrisi kurang dari kebutuhan

Pembesaran hepar & limpa Gerakan peristaltis Nyeri

Gangguan rasa nyaman nyeri

-Klien tampak lemah -skala nyeri 4

-TTV T: 140/90 mmHg R: 30x/mnt S: 36C P: 92x/mnt 3 Ds: -klien mengeluh lemas tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya Intoleransi aktifitas

Ca. Hepar Anoreksia Mual Do: -klien terlihat lemas Tidak nafsu makan -kliem terlihat dibantu oleh keluarganya dalam melakukan Nutrisi kurang dari kebutuhan aktifitas Kelemahan Intoleransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah dan anoreksia 2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya pembesaran pada daerah hepar 3. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik

Rencana tindakan keperawatan

No 1

Dx nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual,muntah Ditandai dgn: Do : -klien tampak lemah -Klien tampak pucat -BB pasien menurun 2kg (bb awal 59 kg) -klien anoreksia

Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 dgn criteria: -klien tidak mengeluh mual -nafsu makan klien meningkat

Intervensi 1. Kaji status nutrisi klien

Rasional 1. Untuk mengetahui keadaan klien

2. Hidangkan makanan dalam porsi kecil dan hangat

2. Dengan memberikan makanan dalam porsi kecil diharapkan nutrisi akan terpenuhi dan makanan yang hangat dapat menambah nafsu makan klien

Ds: klien mengatakankurang nafsu makan -terasa mual bila makan -lila: <23,5cm

Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya pembesaran pada daerah hepar. Ditandai dengan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, rasa nyeri Ds: teratasi dgn -klien mengatakan nyeri kriteria : pada perut bagian kiri -klien mengatakan -klien merasa nyerinya seperti ditusuk- sedikit nyaman tusuk Do: -klien terlihat meringis menahan sakit -Klien tampak lemah -TTV T: 140/90 mmHg R: 30x/mnt S: 36C P: 92x/mnt
-skala nyeri berkurang menjadi 2

3. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering 4. Kolaborasi pemberian anti emetic (anti mual) 1. . latih klien melakukan teknik relaksasi dgn nafas dalam

3. Untuk menghindari rasa mual 4. mengurangi mual dan


memenuhi kebutuhan serta membantu dalam proses pemyembuhan

1. teknik relaksasi dgn nafas dalam dapat mengurangi relaksasi nyeri


2. untuk mengtahui keadaan nyeri yg di rasakan

2. Kaji sifat dan skala nyeri

3. dgn mengalihkan perhatian klien tdk berfokus pd nyeri 4. mengurangi intabilitas


traktur gastrointestital dan nyeri serta gangguan rasa nyaman pada abdomen

3. alihkan perhatian klien thd nyeri dgn ngobrol

4. kolaborasi dgn
dokter utk pemberian analgetik

Intoleransi aktifitasb.d kelemahan fisik Ditandai dgn: Ds: -klien mengeluh lemas tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,aktifitas terpenuhi dgn criteria:

1. kaji aktivitas klien 2. Sediakan waktu istirahat yang cukup 3. bantu klien dalam beraktivitas

1. mengetahui kebutuhan aktivitas klien 2. istirahat akan memberikan energy yang cukup untuk beraktivitas ringan dan dapat membantu proses penyembuhan

Do: -klien terlihat lemas -kliem terlihat dibantu oleh keluarganya dalam melakukan aktifitas

-klien Dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh. -klien tidak mengeluh lemah

3. dgn bantuan perawat/keluarga aktivitas klien memiliki sedikit resiko injuri

Implementasi dan evaluasi Dx 1 Tanggal & waktu 25-06-2011 09:00 WIB Implementasi T: mendiskusikan jenis makanan yg disukai R:-klien menyukai nasi,sayur, bubur ayam -klien mengatakan kurang suka terhadap makanan yang disajikan RS T: menghidangkan makanan dalam porsi kecil dan hangat R: klien hanya menghabiskan porsi makanan yg disediakan Evaluasi Tanggal : 25-6-2011 Jam :19:30 WIB
S: klien mengatakan mual berkurang, nafsu makan meningkat O: klien menghabiskan 1 porsi makanan yang disajikan A: masalah teratasi sebagian P: tindakan dilanjutkan

paraf

T: Menganjurkan pada klien utk makan sedikit tapi sering R: klien mengerti dan mau melakukannya T: melakukan hasil kolaborasi:memberikan
injeksi obat mual R: Klien mau diberikan obat

26-6-2011 08:00 WIB

T: melatih klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam R: klien mengerti dan mau melakukan relaksasi nafas dalam
T: mengkaji sifat dan skala nyeri

Tanggal : 26-6-2011 Jam: 19:30 WIB S: klien mengatakan nyeri pada abdomen bagian kiri berkurang O: -klien tampak bisa duduk
-skala nyeri 2

R:
-sifat nyeri tekan seperti ditusuk -skala nyeri 4 (nyeri mengganggu)

T: menganjurkan kpd klien utk mengalihkan perhatian dgn cara banyak ngobrol dgn keluarga ataupun dgn penunggu pasien yg lainnya, supaya tdk berfokus pd nyeri R: klien mengatakan mau melakukan sambil tersenyum T: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat
anti nyeri R: klien mau diberikan obat lewat selang infuse -tidak da efek samping yang disarankan misalnya alergi, mengantuk dan pusing

-klien tidak terlihat meringis

A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan

27-6-2011 09:00 WIB

T: menganjurkan untuk lebih banyak beraktivitas R: klien tampak tidur T:menyediakan waktu istirahat yang cukup R: mata klien tdk terlihat kemerahan dan lesu T: membantu klien dlm beraktivitas (libatkan keluarga) R: klien tdk mengalami injuri selama melakukan aktivitas

Tanggal : 27-6-2011 Jam : 20:00 WIB S: -klien mengatakan lebih mudah beraktivitas karena dibantu keluarga -klien menyatakan tubuhnya tdk merasakan lemas yang berlebihan O: -klien tdk mengalami injuri selama melakukan aktivitas -klien mulai bisa beraktivitas secara bertahap dgn bantuan perawat atau keluarga A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan

Diposkan oleh Ratu Wulan Pangrango di 18:14 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai