Anda di halaman 1dari 13

ASKEP EMPIEMA

OLEH: Eka Sofiawati NIM: 04071570 EMPIEMA A. Pengertian Adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura dengan yang dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit lainnya B. Etiologi 1. Berasal dari Paru Pneumonia Abses Paru Adanya Fistel pada paru Bronchiektasis TB Infeksi fungidal paru 2. Infeksi Diluar Paru Trauma dari tumor Pembedahan otak Thorakocentesis Subdfrenic abces Abses hati karena amuba 3. Bakteriologi Staphilococcus Pyogenes,. Terjadi pada semua umur, sering pada anak Streptococcus Pyogenes Bakteri gram negatif Bakteri anaerob C. Patofisiologi Akibat invasi kuman progekin ke pleura timbul keradangan akut yang diikuti dengan pembentukan eksudat serous. Dengan makin banyaknya sel-sel PMN baik yang hidup atau yang mati serta peningkatan kadar cairan menjadi keruh dan kental serta adanya endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisir nanah tersebut. D. Gejala Klinis Dibagi menjadi dua stadium yaitu : 1. Empiema akut Gejala mirip dengan pneumonia yaitu panas tinggi, nyeri pleuritik, apabila stadium ini dibiarkan dalam beberapa minggu akan timbul toksemia, anemia, pada jaringan tubuh. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel bronchopleura dan empiema neccesitasis. 2. Empiema kronik

Batasan yang tegas antara akut dan kronis sukar ditentukan disebut kronis apabila terjadi lebih dari 3 bulan. Penderita mengelub badannya lemah, kesehatan penderita tampak mundur, pucat pada jari tubuh. E. Diagnosis Pemeriksaan Fisik Adanya tanda cairan disertai pergerakan hemithoraks yang sakit berkurang. Terdengar suara redup pada perkusi. Pada auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang disisi hemithorak yang sakit. Foto Dada Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukkan adanya cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks, trakea di mediastinum tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya penebalan. Diagnosa pasti Aspirasi pleura akan menunjukkan adanya nanah didalam rongga dada (pleura). Nanah dipakai sebagi bahan pemeriksaan : Citologi, Bakteriologi, Jamur, Amoeba dan dilakukan pembiakan terhadap kepekaan antibiotik. Penatalaksanaan Prinsip pengobatan pada empiema : a. Pengosongan ronga pleura dari nanah Aspirasi Sederhana Dilakukan berulangkali dengan memakai jarum lubang besar. Cara ini cukup baik untuk mengeluarkan sebagian besar pus dari empiema akut atau cairan masih encer. Kerugian teknik seperti ini sering menimbulkan pocketed empiema. USG dapat dipakai untuk menentukan lokasi dari pocket empiema. Drainase Tertutup Pemasangan Tube Thoracostomy = Closed Drainage (WSD) Indikasi pemasangan darin ini apabila nanah sangat kental, nanh berbentuk sudah dua minggu dan telah terjadi pyopneumathoraks. Pemasangan selang jangan terlalu rendah, biasanya diafagma terangkat karena empiema. Pilihlah selang yang cukup besar. Apabila tiga sampai 4 mingu tidak ada kemajuan harus ditempuh dengan cara lain seperti pada empiema kronis. Drainase Terbuka (open drainage) Tindakan ini dikerjakan pada empiema kronis dengan memotong sepenggal iga untuk membuat jendela. Cara ini dipilih bila dekortikasi tidak dimungnkinkan dan harus dikerjakan dalam kondisi betul-betul steril. b. Pemberian antibiotika Mengingat sebab kematian umumnya karena sepsis, maka pemberian antibiotik memegang peranan yang penting. Antibiotik harus segera diberikan begitu diagnosa diegakkan dan dosisnya harus adekuat. Pilihan antibiotik didasarkan pada hasil pengecatan gram dari hapusan nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan tes kepekaan obat. Bila kuman penyebab belum jelas dapat dipakai Benzil Penicillin dosis tinggi. c. Penutupan rongga pleura

Empiema kronis gagal menunjukkan respon terhadap drainase selang, maka dilakukan dekortikasi atau thorakoplasti. Jika tidak ditangani dengan baik akan menambah lama rawat inap. d. Pengobatan kausal Tergantung penyebabnya misalnya amobiasis, TB, aktinomeicosis, diobati dengan memberikan obat spesifik untuk masing-masing penyakit. e. Pengobatan tambahan dan Fisioterapi Dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum Komplikasi Yang sering timbul adalah vistula Bronchopleura dan komplikasi lainnya. Yang mungkin timbul misalnya syock, sepsis, kegagalan jantung, kongestif, dan otitis media.

F. Penatalaksanaan Keperawatan 1. Pengkajian Data Dasar Riwayat/adanya faktor-faktor penunjang Merokok, terpapar polusi udara yang berat, riwayat alergi pada keluarga Riwayat yang dapat mencetuskan Eksaserbasi seperti : Alergen (debu, serbuk kulit, serbuk sari, jamur) Stress emosional, aktivitas fisik berlebihan Infeksi saluran nafas Drop out pengobatan Pemeriksaan Fisik Manifestasi klasik dari PPOM Peningkatan dispnea Retraksi otot-ot\ot abdominal, menganngkat bahu saat inspirasi, pernafasan cuping hidung (penggunaan otot aksesories pernafasan) Penurunan bunyi nafas Tachipnea, orthopnea Gejala-gejala menetap pada proses penyakit dasar ASMA Batuk (produktif/non produktif) Dada terasa seperti terikat Mengi saat inspirasi dan ekspirasi (terdengar tanpa stetoskop) Pernafasan cuping hidumng Ketakutan dan diaphoresis BRONCHITIS Batuk produktif dan sputum warna putih, terjadi pada pagi hari (disebut batuk perokok) Makanan/Cairan - Mual, muntah, anorkesia, penurunan BB menetap (empisema)

- Peningkatan BB menetap (oedema) pada bronchitis - Turgor menurun - Penurunan massa otot/lemak sub kutan (emfisema) - Hepatomegali (bronchitis) Higiene Penurunan kemampuan ADL Pernafasan - Nafas pendek (disepnea sebagai keluhan menonjol pada emphisema) - Episode sukar bernafas (asma) - Rasa dada tertekan - Batuk menetap dan produksi sputum daat banun tidur tiap hari, minimum selama tiga bulan berturut-turut sedikitnya selama dua tahun - Sputum banyak sekali (pada bronchitis kronis) - Riwayat pneumonia berulang, terpajan polusi pernafasan/zat kimia (rokok, debu/asap, asbes, kain katun, serbuk gergaji) - Defisiensi alfa antitripsin (emphisema) - Penggunaan otot bantu pernafasan - Buny naffas : redup denga ekspirasi mengi (emfisema) - Perkusi : Hipersonan (jebakan udara pada emfisema) Bunyi pekak (konsolidasi, cairan) - Kesulitan bicara kalimat / lebih dari 4 5 kata - Pink buffer (warna kulit normal kalau frekuensi nafas cepat) Seksualitas Penuruan Libido

2. Diagnosa Keperawatan A. Tidak efektif Bersihan Jalan nafas b.d bronchospasme, sekret kental Tujuan : Bersihan Jalan nafas efektif Secara verbal menyatakan kesulitan bernafas Penggunaan otot bantu penafasan Mengi, ronchi, cracles Batuk (menetap) dengan/tanpa produksi sputum Kriteria Hasil - Bunyi nafas bersih - Batuk efektif - Mengi (-), Ronchii (-) Cracles (-) INTERVENSI RASIONAL Auskultasi bunyi nafas Derajad spasme broncus (dengan / tanpa obstruksi saluran nafas) : ekspirasi mengi, tidak ada bunyi nafas, bunyi nafas redup

Kaji frekuensi pernafasan Prose infeksi akut (tachipnea) Catat : Keluhan Dispnea, keluhan lapar udara : Gelisah, distres nafas, penggunaan otot bantu pernafasan Klien denga distres berat akan mencari posisi yang paling mudah untuk bernafas Pertahankan lingkungan bebas polusi Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat mentriger episode akut

B. Gangguan Pertukaran Gas b.d Obstruksi Jalan Nafas sekunder terhadap penumpukan sekret, Bronchospasme Tujuan : Pertukaran gas dapat dipertahankan Data : Dispnea, gelisah, ketidakmampuan mengeluarkan sekret, GDA (hipoksia), Perubahan tanda vital, penurunan toleransi aktivitas Kriteria Hasil : - Perbaikan sirkulasi dan oksigenasi - GDA dalam batas normal - Tanda distress pernafasan tidak ada INTERVENSI RASIONAL Kaji frekuensi dan kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot bantu pernafasan dan ketidakmampuan bicara karena sesak Evaluasi derajad distress nafas dan kronis atau tidaknya proses penyakit. Bantu klien untuk mencari posisi yang nenudahkan bernafas, dengan kepala lebih tinggi Suplai O2 dapat diperbarui dalam latihan nafas agar paru tidak kolaps. Bantu klien untuk batuk efektif Batuk efektif membantu mengeluarkan sputum sebagai sumber utama gangguan pertukaran gas. Auskultasi suara nafas Suara nafas redup oleh karena adanya penurunan penurunan aliran udara/ konsolidasi. Mengni menunjukkan adanya bronkospasme dan kracles menunjukkan adanya cairan C. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Sesak nafas,anoreksia, mual, muntah, efek obat, kelemahan. Tujuan : Status nutrisi dapat dipertahankan Data : Penurunan B, Intke makanan dan minuman menurun, mengatakan tidak nafsu makan Kriteria : - BB tidak mengalami penurunan - Intake makanan dan cairan adekuat - Nafsu makan meningkat/baik INTERVENSI RASIONAL Obserasi intake dan output/8 jam. Jumlah makanan dikonsumsi tiap hari dan timbang BB tiap hari Mengidentifikasi adanya kemajuan/ penyimpanan dari tujuan yang diharapkan Ciptakan suasana yang menyenangkan, lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan :

- Lakukan perawatan mulut sebelum dan setelah makan - Bersihkan lingkungan tempat penyajian makanan - Hindari pengunaan pengharum berbau menyengat - Lakukan chest fisioterapi dan nebulizer selambat-lambatnya satu jam sebelum makan - Sediakan tempat yang tepat untuk membuang tissue/sekret batuk Bau-bauan dan pemandangan yang tidak menyenangkan selama waktu makan dapat menyebabkan anoreksia. Obat-obatan yang dberikan segera seelah makan dapat mencetuskan mual dan muntah.

TINJAUAN KASUS 1. PENGKAJIAN Identitas Klien Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 52 tahun Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Status marital : Kawin Pendidikan : SD Pekerjaan : Dagang Bahasa yang dig : Jawa Alamat : Pesuwan Porong Penanggungjawab Nama : Ny. S Hub. Dg klien : Istri Pendidikan : Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Pesuwan Porong Alasan Masuk Rumah Sakit Sesak nafas dan batuk sejak dua bulan yang lalu dan dirasakan makin lama makin bertambah berat. Setelah periksa ke dokter dianjurkan untuk dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo surabaya Keluhan Utama : Sesak Nafas Klien mengeluh seak sejak 2 bulan yang lalu dan dirasakan makin hari makin memberat, sesak dirasakan bertambah bila klien jalan sekitar 10 meter dan timbul nyeri pada dada serta saat klien berbaring terlentang. Sessak dirasa berkurang bila klien duduk. Untuk mengurangi rasa sesak klien hanya tidur dengan posisi duduk dan sulit tidur. Sesak yang timbul dirasakannya menekan pada dada bagian bawah dan hingga membuat klien merasa kepayahan untuk melakukan kegiatan sehingga klien hanya di tempat tidur dan jarang tidur terlentang. Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Klien tidak pernah sakit berat sebelum ini. Hanya demam biasa dan sembuh setelah minum obat dari warung. Klien tidak pernah MRS sebelumnya, klien mengatakan tidak pernah alergi obat / makanan tertentu. Klien sebelumnya biasa menggunakan rokok sekitar 2 bungkus tiap harinya selama sekirat 35 tahun. Riwayat Kesehatan Sekarang Kien saat ini mengalami batuk-batuk ringam nulai 2 bulan yang lalu, gejala menjadi lebih berat sekitar satu bulan. Awalnya klien berobat ke dokter swasta sebanyak dua kali namun tidak sembuh. Satu bulan terakhir klien menjadi sesak dan rasa sesak meningkat. Lalu klien berobat ke dokter dan karena pengobatan tidak sembuh dianjrukan untuk dibawa ke RS. Riwayat kesehatan keluarga Klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit jantung, asma, kening manis, gondok dam tidak ada yang mengalami sakit batuk-batuk selama satu tahun terakhir.

Aktivitas Hidup Sehari-hari Aktivitas Sehari-hari Sebelum MRS Saat MRS Makan dan Minum a. Pola Makan b. Makanan disukai c. Makanan Pantang Minuman a. Jenis minuman b. Jumlah (24 jam) c. Minuman disukai 3 X/hari satu porsi nasi pecel -

air putih 2000 cc kopi 7 sendok -

air putih 1500 cc teh

Eliminasi BAB a. Frekuensi b. Jumlah c. Warna d. Kelainan dan Bau BAK a. Frekuensi b. Banyak c. Warna d. Kelainan dan bau KERINGAT a. Banyaknya b. Kelainan dan bau 1 x/hari normal normal normal 8 10 X/hari 1500 cc normal normal

1 x/hari normal normal normal 7-8 X/hari 1500 cc normal normal Istirahat dan Tidur ISTIRAHAT Siang Malam Lain-lain TIDUR Siang Malam Kesulitan tidur Cara mengatasi

2 jam 3 jam

5 jam 7 jam tidak ada 9 jam 3 jam

3 jam 9 jam sesak nafas tidur dengan duduk AKTIVITAS Pekerjaan harian Lama kerja Perjalanan Kendaraan Dagang 7 jam jam sepeda motor Tidak ada KEBERSIHAN DIRI Mandi Gosok gigi Cuci rambut Potong kuku Hambatan dalam PH Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri Di tempat tidur Di tempat tidur mandiri Sesak nafas

REKREASI a. Mendengarkan radio b. Menonton televisi c. Olah raga d. Tempat hiburan Tidak 4 jam tidak pernah tidak pernah Tidak Tidak Tidak Tidak Psikososial Klien menganggap penyakit yang dialami adalah ujian dari Tuhan dan akibat kecerobohan dirinya karena banyak merokok semasa muda. Klien mengatakan bahwa ia sekarang sudah tua sehingga saatnya berhenti merokok. Sosial Klien selalu dijenguk oleh keluarga, tetangganya dan menyatakan biasa ikut perkumpulan RT yang dilakukan di lingkungannnya. Spiritual Klien mengatakan ia idak shalat karena sekarang sedang mengalami sakit. Klien mengatakan bahwa iaakan istirahat selama sakit. Pemeriksaan Fisik Umum Kesadaran Composmentis, GCS = 15 Penampilan Kurus, TB 170 Cm BB 43 Kg, TD = 120/80 mmHg, Nadi 92 X/mnt, RR 28 X/mnt, S : 37,2OC Kepala Bentuk oval, ukuran relatif proporsional dengan tubuh, kulit kepala lesi (-) tumor (-) Rambut Lurus, tebal, hitam, dan bersih Mata Mampu menghitung jari dengan baik pada jarak 5 meter, icterus (-) conjungtiva tidak anemis, pupil isokhor reflek baik +/+ posisi okular simetris, tidak menggunakan kacamata. Hidung Simetris, sekret tidak ada, penciuman baik, tidak ditemukan polip/peradangan mukosa. Telinga Pendengaran baik, posisi simetris, tidak ada serumen/cairan Mulut dan Gigi Bibir simetris, bau mulut tidak sedap, perdarahan gusi (-) halitosis (-), kerusakan mukosa (-), Jumlah gigi 32 Caries (-) kebersihan gigi kurang, hiperemis tepi lidah (-) fungsi pengecapan baik, peradanngan faring (-) Leher

Pembesaran KGB (-) Pembesaran Thiroid (-) Peningkatan VJP (-), kaku kuduk (-) Thoraks Dada simetris, pergerakan simetris, retraksi intercostal (+)supralavicula (+), Terpasang selang WSD pada ICS 4-5 midaxila dekstra, Keluaran (+) Vocal Fremitus kanan kiri dan depan belakang sama (merata) Perkusi sonor simetris kanan kiri Whezing (-) Ronchii (-) Abdomen Meteorismus (-) tidak teraba adanya massa distensi (+) BU 10 X/mnt, intensitas lemah Genital Tidak ada keluhan berkemih Ekstremitas Simetris, deformitas (-), lessi (-) oedema (-) cyanosis (-) Teraba keringat dingin pada akral Integumen Bersih, terdapat luka pemasangan drainage WSD pada thoraks Palpasi lembab, turgor relatif elastis

2. ANALISA DATA DATA ETIOLOGI MASALAH DS : dada nyeri sebelah kiri bila untk bernafas DO : Sering mengusap dada kiri Perilaku distraksi N : 92 X/mnt T : 140/90 mmHg Penumpukan Pus Tekanan Intrapleural Rangsang saraf nyeri Gangguan rasa Nyaman : Nyeri DS : Mengatakan nafsu makan menurun dan terasa mual DO : Makan habis 6 7 sendok makan, Turgor cukup, BB 49 Kg,TB 170 Cm Sesak Psikologis Anoreksia Mual Nutrisi 3. PERENCANAAN Diagnosa Keperawatan : Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses infeksi pada paru Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 X 24 jam nyeri berkurang dan klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang ada Kriteria hasil : Mengungkapkan rasa nyeri di dada kiri berkurang Dapat bernafas tanpa rasa nyeri Tanda vital dalam batas normal Hasil laborat : Leukosit dalam batas normal Tgl Intervensi Rasional 14/01 Pantau nadi dan tekanan darah tiap 3 4 jam Identifikasi kemajuan/penyimpangan dari hasil yang diharapkan Kaji tinkat nyeri dan kemampuan adaptasi Memantau tingkat nyeri dan respon klien terhadap nyeri yang timbul Berikan tindakan untuk memberikan rasa nyaman/menurangi nyeri Berupa relaksasi, distraksi visual, distraksi motorik, pengaturan posisi Kolaborasi : pemberian analgetik Mengontrol nyeri dan memblok jalan rangsang nyeri Konsultasi ke dokter bila nyeri bertambah Merupakan gejala yang berat yang mungkin timbul Diagnosa Keperawatan Resiko Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia Tujuan : Dalam waktu 5 X 24 Jam nafsu makan klien meningkat Kriteria hasil : - Rasa mual berkurang /tidak ada - Turgor meningkat - Diit dari RS habis

Tgl Intervensi Rasional 14/01 Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai aturan Dorong klien untuk makan diet TKTP Peningkatan pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh Anjurkan makan dalam prosi kecil dan sering Distensi abdomen akibat makanan banyak mungkin menriger adanya nyeri Pertahankan higiene mulut Akumulasi partikel makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan menurunkan nafsu makan Kolaborasi dengan tim gizi untuk mengganti bubur mulai makan siang (14/02/02) Meninkatkan kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien

4. PELAKSANAAN

Tanggal Jam TINDAKAN KEPERAWATAN Paraf 14/02/02 Dx. I 08.00 09.00 09.45 10.00 13.00 13.15 14.00 Membersihkan lingkungan Observasi tanda-tanda vital Mengajarkan klien nafas dalam Memberikan minuman hanggat Melakukan injeksi Cefotaxim 3 X 1 gram IV Menganjurkan untuk menghirup uap air panas Observasi tanda vital Mengganti cairan infus RL 14/02/02 Dx. 2 08.00 09.15 10.00 10.15 12.30 Memberikan penjelasan tentang pentingnya nutrisi Observasi tanda vital TD 130/90mmHg N 90 X/mnt Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering Menyuruh klien untuk berkumur terlebih dahulu sebelum dan sesudah makan Membantu klien makan ; habis 12 sendok ( porsi) Diposkan oleh mbah jito OK la..yaw di 21:47

Anda mungkin juga menyukai