Anda di halaman 1dari 10

I.

Alat yang dipergunakan: A. Mengukur konsentrasi protein dengan reaksi biuret Spektrofotometer Tabung reaksi : 8 buah (ukuran 5 ml) Pipet Mohr: ukuran 2 ml Pipet Automatic : ukuran 100 uL Plastik Spid : ukuran 1,3 & 5 ml Larutan Protein Standar (LPS) Larutan Protein yang lain 10 (konsenterasi 10x LPS) Larutan Protein yang lain (konsenterasi yang belum di ketahui) Air Sulingan Reagensia biuret (larutan I : 4 g CuSO4.5H2O dan 8 g K-Na-Tartrate dilarutkan dalam 1 liter H2O larutan II : 40 g NaOH dilarutkan dalam 400 ml H2O. Larutan I dan II dicampurkan kemudian ditambahkan H2O sampai volume seluruh menjadi 1.7 liter) B. Menemukan konsentrasi profile lipid yang belum diketahui Spektrometer Reagents cholesterol a. Reagents mono/single b. Standart reagent Pipet Otomatik Spuit 3 cc , 5 cc

II.

Sentrifuge Tabung reaksi EDTA Pemanas

Cara kerja A. Mengukur konsentrasi protein dengan reaksi biuret 1) Sediakan 2 tabung reaksi. Pada tabung 1 masukkan 1 ml air suling dan 3 ml reagen biuret. Inilah i sebagai blanko. Pada tabung 2 masukkan 1 ml larutan protein standart dan 3 ml reagen biuret. Inilah sebagai standart (** blanko dan standart ini dipakai lagi pada percobaan di bawah). Tutuplah setiap tabung reaksi dan mencampur isinya. Tunggu 10 menit. 2) Bacalah serapan larutan itu (A) pada panjang gelombang () antara 500 dan 600nm dengan interval nm (yaitu = 500, 510, 520, 530, 540, 550, 560, 570, 580, 590, 600nm). Pada setiap bacaan, spectrometer ditera dengan blanko sebelum anda mengukur abrsopsinya larutan standart. Masukkanlah bacaan serapan pada tabel ke kanan ini. Buatlah kurva panjang gelombang () sebagai sumbu X dan serapan (A) sebagai sumbu Y. Apakah panjang gelombang mempunyai serapan maksimum. B. Menemukan konsentrasi profile lipid yang belum diketahui 1) Persiapan pasien untuk diperiksa a) Puasakan pasien dari jam 10 malam (tidak makan) sampai pagi. b) Diambil dari vena 3 cc

c) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2) Persiapan pemeriksaan di laboratorium : a) Darah yang diambil dari pasien di sentrifuge b) Untuk memisahkan serum dan eritrosit c) Setelah di pisahkan maka kita akan menggunakan serum, plasma untuk diperiksa. 3) Persiapan bahan / reagensia/ alat : a) Reagensia yang dipakai adalah reagents mono/ single reagents, liquid. i. Composisi : Goods buffer Ph 7,20 sodium cholate 8mM, CHE > 400 U/L CHOD > 200 U/L , POD > 500 U/ L, 4-AAP, 0,6 mM, 4-chloropenol 2mM b) Reagent standart : standart cholesterol konsent. 200 mg/dl. 4) Mencampurkan bahan serum ke dalam reagents Blank Standart Sample

Reagent Aquadest Standart Sample

1000 ul 10 ul

1000 ul

1000 ul

10 ul 10 ul

Di campur dan di inkubasi pada 37 C selama 5 menit, 10 menit pada suhu 15 25 C. Baca dengan spektrometer pada panjang gelombang 510 nm (480 520 ) nm

Absorbsi Standart (As ) Absorbsi Sample (Ax ) Penghitungan hasil : Cholesterol mg/dl = (Ax / As) x Konsenterasi standart Nilai rujukan 1. High Risk : 240 mg /dl

2. Borderline :200 240 mg / dl 3. Desirable III. Tujuan: 1) Mahasiswa harus menggunakan alat alat dasar di laboratorium biokoimia dengan baik dan benar 2) Mahasiswa harus bisa menjelaskan teori dasar teknik teknik biokimia Spektrometer 3) Mahasiswa pernah melihat metoda pemeriksaan profil lipid dengan alat spektrometer dengan benar IV. Teori LIPID Lipid merupakan biomolekul yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar. Di Amerika Selatan istilah lipid mencakup asam lemak dan sabun, lemak netral, malam, steroid dan fosfatida. Di Inggris istilah lipid dibatasi :140 200 mg / dl

penggunaannya kepada senyawa yang pada hidrolisis menghasilkan alcohol atau gula, basa, dan asam lemak dan tidak meliputi lemak netral, asam atau sterol. Pelarut lipid umum yang digunakan luas adalah kloroform dan methanol, eter, etanol panas, dan lain-lain. Kata lipid berasal dari bahasa Yunani = Greek; lipos yang berarti lemak. Secara umum lipid merupakan senyawa organic yang tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut nonpolar seperti kloroform, eter, dan benzene. Pengertian ini didasarkan dari salah satu kesepakatan Kongress Internasional Kimia Murni dan Terapan karena sukarnya memberi definisi yang jelas tentang lipid karena sukarnya memberi definisi yang jelas tentang lipid. Senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus struktur yang sama dan sifat kimia serta biologinya juga bervariasi. Karena itu dibuat kesepakatan tentang lipid yang didasarkan pada sifat fisika lemak seperti di atas. Beberapa fungsi penting lipid dalam system makhluk hidup adalah sebagai berikut: 1. Komponen struktur membrane. Semua membrane sel termasuk myelin, mengandung lipid lapisan ganda. Fungsi membrane di antaranya adalah sebagai barrier permeable. 2. Bentuk energy cadangan. Sebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam darah, koenzim A, dan sebagainya. 3. Hormon dan vitamin, prostaglandin. Asam arakidonat adalah precursor untuk biosintesis prostaglandin, hormone steroid, dan lain-lain.

4. Kofaktor/precursor enzim. Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A, dan sebagainya. 5. Lapisan pelindung. Fungsi membrane yang sebagian besar mengandung lipid, di antaranya adalah barrier permeable untuk mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air berlebihan. 6. Insulasi barrier. Untuk menghindari panas, tekanan listrik, dan fisik. Lipid berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu lipid yang dapat disaponifikasi dan lipid yang tidak dapat disaponifikasi. Golongan lipid pertama yang dapat dihidrolisis dengan alkali dan panas sehingga terbentuk garam asam-asam lemak dan komponen molekul lainnya. Contohnya adalah lemak netral (triasilgliserol), fosfolipid, glikolipid, dan sulfolipid serta senyawa dengan asam karboksilat rantai panjang (asam lemak). Kelompok kedua disintesis dari unit isoprene kolesterol dan lain-lain sterol serta steroid, dolikol, ubiquinone, dan vitamin A, D, E, dan K. Penggolongan lipid yang lain berdasarkan strukturnya, yaitu lipid sederhana, lipid majemuk dan kelompok lipid turunan. Lipid sederhana atau hemolipid merupakan lipid bentuk ester yang mengandung C, H, dan O. Beberapa contoh lipid sederhana adalah lemak, ester lemak, gliserol, lilin, dan lain-lain. Lipid majemuk merupakan senyawa yang mengandung bahan-bahan lain selain alcohol dan asam lemak. Beberapa senyawa yang tergolong lipid majemuk adalah fosfoasilgiserol yang terdiri atas gliserol, asam lemak, HPO42- dan kolin atau etanolamin. Sfingomielin tersusun atas sfingosin, asam lemak, HPO42- dan kolin. Gangliosida terdiri atas sfingosin, asam lemak, dan 2-6 gula sederhana

(termasuk asam sialat). Dan serebrosida tersusun atas sfingosin, asam lemak dan gula sederhana. Lipid turunan merupakan senyawa-senyawa lipid yang tidak dimasukkan dalam kedua kelompol lipid di atas. Atau kelompok lipid yang berasal dari hidrolisis lipid sederhana dan/atau lipid majemuk. Contoh lipid turunan adalah steroid, karotenoid, dan vitamin larut dalam lipid. KOLESTEROL Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berkaitan dengan asam lemak rantai-panjang sebagai ester kolesteril. Di dalam plasma, kedua bentuk tersebut diangkut dalam lipoprotein. Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen structural esensial pada membrane dan lapisan luar lipoprotein plasma. Senyawa ini disentesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan merupakan precursor semua steroid lain di tubuh, termasuk kortikosteroid, hormone seks, asam empedu, dan vitamin D. Sebagai produk tipikal metabolism hewan, kolesterol terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan misalnya kuning telur, daging, hati, dan otak. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL) plasma adalah kendaraan untuk membawa kolesterol dan ester kolesteril ke banyak jaringan. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) plasma dan diangkut ke hati, tempat senyawa ini dieliminasi dari tubuh tanpa diubah atau setelah diubah menjadi asam empedu dalam proses yang dikenal sebagai transport kolesterol terbalik. Kolesterol adalah unsur pokok batu empedu. Namun, peran utamanya dalam proses patologis

adalah sebagai factor pembentukan aterosklerosis arteri-arteri vital, yang menimbulkan penyakit pembuluh darah perifer, coroner, dan serebrovaskular. Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap: (1) Sintesis mevalonat dari asetil-KoA. (2) Pembentukan unit isoprenoid dari mevalonat melalui pengeluaran CO2. (3) Kondensasi enam unit isoprenoid untuk membentuk skualen. (4) Siklisasi skualen menghasilkan steroid induk, lanosterol. (5) Pembentukan kolesterol dari lanosterol. ASPEK KLINIS KOLESTEROL Meskipun peningkatan kadar kolesterol plasma diyakini merupakan factor utama yang mendorong aterosklerosis, kini diakui bahwa triasilgliserol juga merupakan suatu factor risiko yang berdiri sendiri. Aterosklerosis ditandai oleh penimbunan kolesterol dan ester kolesteril dari lipoprotein plasma ke dinding arteri. Penyakit yang menyebabkan peningkatan berkepanjangan kadar VLDL, IDL, sisa kilomikron, dan LDL dalam darah (mis. Diabetes mellitus, nefrosis lipid, hipotiroidisme, dan penyakit hyperlipidemia lainnya) sering disertai oleh aterosklerosis yang bersifat premature dan lebih parah. Juga terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL (HDL 2) dan penyakit jantung coroner sehingga rasio kolesterol LDL:HDL merupakan parameter prediktif yang penting. Hal ini konsisten dengan fungsi HDL dalam transport kolesterol terbalik. Kerentanan untuk mengalami aterosklerosis sangat bervariasi antar spesies, dan manusia adalah salah satu dari beberapa spesies yang aterosklerosisnya dapat dipicu oleh diet tinggi kolesterol

V.

Hasil:

(nm) 500 510 520 530 540 550 560 570 580 590 600

A 575 630 723 690 491 670 461 397 381 565 430

Grafik (terlampir) VI. Kesimpulan

1) Kolesterol adalah precursor (turunan) untuk semua steroid di dalam tubuh (misalnya kortikosteroid, hormone seks, asam empedu, dan vitamin D. 2) Sintesis kolesterol di hati sebagian diatur oleh kolesterol dalam makanan. 3) Peningkatan kadar kolesterol yang terdapat di VLDL, IDL, dan LDL menyebabkan aterosklerosis, sedangkan HDL dalam kadar tinggi memberikan efek protektif.

VII.

Daftar Pustaka Fry, Mitchell. 2010. Essential Chemistry for Medicine. London: Wiley-Blackwell Hamid, Abdul. 2010. Ensiklopedia Biokimia dan Biologi Molekuler. Jakarta: EGC. Murray, Robert, dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC. 27th Edition.

Anda mungkin juga menyukai