Anda di halaman 1dari 30

Materi Khusus 4.3 4.3.

1 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Tiga unsur pokok dalam K3 adalah Kesehatan, Keselamatan dan Kerja : a. Kesehatan Setiap pekerja harus bekerja dalam kondisi dan situasi yang sehat baik sehat jasmani, rohani maupun lingkungan yang sehat. b. Keselamatan Dalam setiap melakukan aktivitas kerja, seorang pekerja harus melakukan tindakan yang sesuai dengan keselamatan dirinya agar terhindar dari kecelakaan kerja. c. Kerja Dengan bekerja pada situasi dan kondisi yang baik serta memperhatikan keselamatan kerja maka akan tercipta situasi kerja yang kondusif dan harmonis yang nantinya akan meningkatkan produktifitas kerja. Jadi dapat disimpulkan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran disegala tempat kerja, baik di darat di dalam tanah di permukaan air maupun di udara. Keselamatan kerja merupakan tugas dari semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari,
Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya Teknik Industri ITATS 93

Materi Khusus oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lain dan juga masyarakat pada umumnya dengan maksud dan tujuan untuk : a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan pekerjaanya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional. b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. c. Sumber produksi dipelihara dan digunakan secara aman dan efesien. Keselamatan kerja dalam aplikasinya juga dapat membantu meningkatkan produksi dan produktifitas perusahaan, hal ini didasarkan atas : a. Dengan tingkat keselamatan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi sahingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. b. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan ppemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja serta mesin yang produktif dan efesien dengan tingkat produksi dan produktifitas tinggi. c. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanaan serta kegairahan kerja. Sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efesiensi yang tinggi pula. d. Praktek keselamatan tidak dapat dipisahkan dari keterampilan keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur-unsur esensial bagi kelangsungan proses produksi. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi dari pengusaha dan buruh atau karyawan, hal ini akan membawa iklim keamanan

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 94

Materi Khusus dan ketenaga kerjaan, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

4.3.2 Maksud dan Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan kerja dimaksudkan untuk melindungi tenaga kerja melalui pencegahan timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkan dari mesin-mesin dan peralatan-peralatan selama melakukan kegiatan produksi juga mengatur tempat kerja yang baik, aman dan nyaman.Keselamatan kerja juga berkaitan erat dengan peningkatan produksi dan produktivitas pabrik. Oleh karena itu, penekanan angka kecelakaan kerja harus mendapat perhatian yang khusus. Sedangkan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah untuk terciptanya keselamatan karyawan saat sedang bekerja dan setelah, imbas dari karyawan yang selamat adalah suatu tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.Secara garis besar tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk perusahaan Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan. Mencegah terjadinya kerugian (total loss control minimum). Memelihara sarana dan prasarana perusahaan.

b. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk karyawan Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan. Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya. Untuk kinerja yang berkesinambungan.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 95

Materi Khusus 4.3.3 Sebab Terjadinya Kecelakaan Dan Pencegahannya Secara garis besar sebab kecelakaan kerja digolongkan menjadi 2: a. Kecelakaan kerja yang disebabkan tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan, diantaranya adalah: Melakukan kegiatan atau aktivitas tidak sesuai dengan aturan. Tidak mamakai perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Pemakaian peralatan keamanan tidak sesuai dengan standart kemanan dan lain-lain. b. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak aman. Dimana dalam hal ini adalah keadaan lingkungan kerja yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Misalnya: barang-barang yang mudah terbakar, bekerja di ketinggian, penggunaan mesin-mesin berat dan lain - lain. Dari hasil penelitian ternyata faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat penting, kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. Bahkan ada pendapat, bahwa secara langsung atau tidak langsung kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia. Kesalahan tersebut mungkin saja dibuat oleh perencanaan pabrik oleh kontraktor yang membangunya, contohnya penempatan posisi mesin yang tidak ergonomis.Upaya untuk mencari sebab kecelakaan disebut analisa sebab kecelakaan. Analisa ini dilakukan dengan mengadakan penyelidikan atau pemeriksaan terhadap peristiwa kecelakaan. Analisa kecelakaan tidak mudah, oleh karena penentuan penentuan sebab-sebab kecelakaan secara tepat adalah pekerjaan sulit. Kecelakaan harus secara tepat dan jelas diketahui,

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 96

Materi Khusus bagaimana dan mengapa terjadi. Hanya pernyataan bahwa kecelakaan dikarenakan misalnya alat kerja atau tertimpa benda jatuh tidaklah cukup, melainkan perlu ada kejelasan tentang sejumlah peristiwa atau faktor-faktor, yang terjadi dan akhirnya menjadi sebab kecelakaan. Setiap keadaan atau faktor ini adalah penting artinya bagi terjadinya kecelakaan, tetapi sejumlah peristiwa keseluruhanlah yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Apabila sebab bagian dari jumlah peristiwa tersebut dihilangkan, kecelakaan tidak akan terjadi. Oleh sebab itu untuk menghindari resiko kecelakaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya : a. Peraturan perundangan yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas manajer lini dan mandor serta operator mesin, latihan, supervisi medis. b. Standarisasi yaitu penetapan standar yang memenuhi syarat-syarat keselamatan, mengenai jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek keselamatan atau alat alat pelindung diri. c. Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan. d. Latihan-latihan yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi tenaga kerja yang baru, dalam keselamatan kerja. e. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri dari bahan-bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang bahan kimia, pengujian alat-alat

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 97

Materi Khusus perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan cairan dan bau yang bersifat racun. f. Riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor lingkungan dan teknologi, dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan g. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola-pola kewajiban yang mengakibatkan kecelakaan. h. Bila perlu di berikan sanksi kepada karyawan yang melanggar peraturanperaturan yang sudah di tetapkan.

4.3.4

Faktor-Faktor Keselamatan Kerja Dalam menghindari suatu kecelakaan kerja maka kita terlebih dahulu

harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan kerja dan upaya apa yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan keselamatan kerja diantaranya : a. Faktor manusia Manusia sebagai kunci keberhasilan keselamatan kerja dalam suatu perusahaan. Yang termasuk faktor manusia adalah pemilik perusahaan dan tenaga kerja atau karyawan. Semua orang yang ada dalam perusahaan harus tahu bahwa pekerja berkepentingan bukan hanya pada bagian produksi, mutu dan kualitas produksi tetapi juga dalam keselamatan kerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 98

Materi Khusus Umumnya di perusahaan keselamatan kerja mulai dari manajemen puncak, baru turun kebawah. Manajer juga harus memandang keselamatan kerja sebagai dari proses bukan sebagai tambahan, serta wajib menjamin tidak terjadinya kondisi yang tidak aman dan tidak nyaman. Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa keselamatan kerja adalah tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama pula. Kesadaran tersebut tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan peraturan yang ditetapkan perusahaan atau disiplin ketat yang dipaksakan. Memakai alat-alat keselamatan kerja atau perlindungan dari yang telah ditetapkan dalam peraturan tanpa adanya kesadaran dari tenaga kerja maka peraturan tersebut malah akan diabaikan. Mereka beralasan bahwa memakai alat perlindungan perorangan tersebut akan membuat gerakan kurang leluasa pada saat melakukan aktivitas, walaupun disetiap tempat telah tersedia poster-poster yang berhubungan dengan keselamatan kerja untuk membangkitkan kesadaran mengenai keselamatan kerja ini. Cara yang sering dilakukan untuk memasyarakatkan

keselamatan kerja antara lain : 1. Poster / gambar / plangkat. 2. Petunjuk / slide. 3. seminar. 4. kampanye.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 99

Materi Khusus 5. Mengadakan diklat keselamatan dan kesehatan kerja yang sistematis.

Biasanya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi pada tenaga kerja yang baru karena belum memahami pentingnya cara kerja yang aman. Oleh karena itu perlu diadakan atau diberikan kepada mereka pendidikan dan lebih ditekankan kepada mereka akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Faktor peralatan dan pekerjaan Pada dasarnya semua bagian mesin yang bergerak, panel kendali dan alat-alat perlindungan diri harus dirawat menurut kondisi bagianbagianya bukan menurut waktu pemakaianyan. Perawatan berdasarkan kondisi harus dijadikan asas pemeliharaan semua peralatan guna mendeteksi sedini mungkin bagian-bagian mesin yang dapat

menimbulkan bahaya karena kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam waktu sekejab mata, sehingga untuk menghindarinya terlindungi dari

perlengkapan dan peralatan

yang ada harus

kemungkinan berinteraksi dengan manusia dan peralatan lain. Oleh karena itu bagian-bagian mesin yang berbahaya harus ditiadakan dengan mengubah konstruksi atau memberi alat pelindung.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 100

Materi Khusus 4.3.5 Perlengkapan Paralatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam melakukan kegiatan bekerja,target agar k3 diperusahaan dapat terwujud, maka diperlukan perlengkapan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja atau biasa disebut alat pelindung diri (APD). Alat pelindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Penggunaan alat pelindung diri (APD) tidak selalu efektif, yang efektif adalah pencegahan secara teknis, tetapi bila pencegahan secara teknis belum dapat dilakukan secara sempurna karena keterbatasan teknologi maka penggunaan alat pelindung diri (APD) menjadi sangat penting. Alat pelindung diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dilakukan untuk mencegah bahaya, tetapi alat pelindung diri (APD) bukan pengendalian sumber bahaya. Alat pelindung diri (APD) sebaiknya tidak digunakan sebagai pengganti dari suasana pengendali resiko yang lain, agar lebih efektif sebaiknya digunakan bersama dengan penggunaan alat pengendali lain. Kriteria Pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) adalah sebagai berikut a. Memberikan perlindungan yang kuat. b. Alat pelindung diri (APD) harus seringan mungkin. c. Dapat dipakai secara fleksibel. d. Tidak menimbulkan gangguan baik secara jenis bahan maupun psikologis. e. Tidak mudah rusak. f. Tidak sebabkan bahaya tanbahan. g. Memenuhi standar.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 101

Materi Khusus h. Tidak membatas gerakan dan persepsi sensoris. i. Suku cadang mudah diperoleh.

Untuk melakukan pencegahan terhadap suatu kecelakaan kerja pada sebuah industri yang banyak bergerak dibidang manufaktur dalam hal ini perusahaan yang kami teliti merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kayu / membuat furniture maka beberapa peralatan yang wajib digunakan adalah : a. Masker Penggunaan masker dapat melindungi pekerja dari beberapa ancaman kecelakaan seperti debu dari hasil pemotongan kayu ataupun dari proses pengamplasan hingga perlindungan dari proses pengecatan yang bila diabaikan dapat mengakibatkan sesak nafas, penyakit saluran pernafasan hingga keracunan. b. Pelindung mata/kaca mata Suatu alat keselamatan kerja yang penting karena dapat melindungi pekerja pada saat melakukan kegiatan operasional dari ancaman terkenanya mata oleh serbuk kayu yang mungkin berbahaya sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah. Adapun akibat yang ditimbulkan adalah gangguan pengelihatan hingga kebutaan. c. Sarung tangan Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan karena pekerja berinteraksi langsung dengan bahan material (kayu).

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 102

Materi Khusus d. Helm proyek Penggunaan helm sangat penting dikarnakan lokasi lingkungan kerja dengan menggunakan mesin-mesin besar tumpukan dari kayu.

e. Pengaman kaki Pengaman kaki dalam hal ini adalah sepatu. Sepatu wajib digunakan agar kaki terlindungi dari kejatuhan benda benda berat misalnya kayu, palu, dll.

4.3.6 Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Perusahaan Tenaga kerja dalam melakukan pekerjaanya akan berhadapan dengan adanya bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh mesin, alat kerja, material dari proses pengolahanya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan dll. Menyadari bahaya yang timbul dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang nantinya juga akan merugikan perusahaan. Maka sedini mungkin kecelakaan kerja harus dicegah. Sesuai dengan hasil pengamatan kami, lokasi kerja sangat potensial menimbulkan kecelakaan kerja. Contoh kecil yang terlihat adalah kebisingan karena proses pemotongan, kadar debu/serbuk kayu. Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua karyawan, perusahaan harus menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman. Identifikasi hazard /kecelakaan yang terjadi diperusahaan : 1. Tergores Adalah luka yang diakibatkan karena persinggungan yang tidak tepat dengan benda tajam.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 103

Materi Khusus Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memakai sarung tangan b. Disusun prosedur kerja yang baru 2. Terpotong Adalah luka pada anggota tubuh yang biasanya tangan dengan kondisi terbelah karena benda tajam. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Mengadakan training kepada karyawan b. Memberikan tanda-tanda bahaya di mesin yang bersangkutan 3. Memar atau lebam Adalah cidera karena benturan benda keras dengan ciri-ciri tersumbatnya pembuluh darah dan rasa nyeri. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memberi tanda garis area agar karyawan tidak sembarangan melintas b. Member rambu-rambu keselamatan diarea kerja 4. Iritasi kulit Adalah peradangan pada kulit karena efek dari bahan yang mengandung kimia misalnya lem, tiner,dan lain-lain. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Dianjurkan memakai masker b. Dianjurkan memakai sarung tangan c. Memberikan training kepada karyawan

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 104

Materi Khusus 5. Gangguan pernafasan Adalah terganggunya saluran pernafasan karena masuknya benda luar berbentuk partikel kecil. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Dianjurkan memakai masker b. Menjadwalkan pergantian masker c. Memberikan training pada karyawan 6. Tersengat listrik Adalah kondisi luka memar bahkan resiko kemantian karena listrik. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memberikan rambu-rambu bahaya diarea tersebut b. Dianjurkan memakai safety shoes c. Dianjurkan segera melapor keatasan jika menemukan kabel atau instalasi listrik yang mengalami kerusakan. 7. Terbakar Adalah kondisi dimana terjadi karena adanya api yang tidak terkendali yang menimbulkan efek kerusakan atau korban. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Mejauhkan benda-benda yang mudah terbakar b. Memberi aturan untuk dilarang merokok c. Memberikan pelatihan menggunakan alat pemadam kebakaran

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 105

Materi Khusus 8. Tertimpa benda Adalah kondisi luka yang diakibatkan karena benda jatuh dan tidak terkontrol. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Menempatkan / menyusun benda sesuai ukuran. b. Dianjurkan memakia safety shoes 9. Terpeleset Adalah kecelakaan yang terjadi karena lantai licin. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memberikan tanda-tanda apabila lantai tersebut licin b. Memberi keset di pintu masuk 10. Tertabrak Adalah kondisi benturan terhadap benda lain karena ketidaksadaran reflek tubuh dan pandangan. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memberi garis area b. Memasang kaca cekung disetiap tikungan yang sering dilintasi 11. Terjepit Adalah kecelakaan yang terjadi karena posisi tubuh terhimpit benda karena ruang yang sempit. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Menata benda agar memberi ruangan untuk tidak terjepit b. Dianjurkan memakai safety shoes

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 106

Materi Khusus 12. Tertusuk Adalah kondisi menancapnya benda luar kedalam anggota tubuh. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Dianjurkan mamakai sarung tangan b. Memberikan prosedur kerja yang baik 13. Kebisingan Adalah kondisi lingkungan kerjakarena suara mesin yang keras dalam mengeluarkan suara. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memakai earplug b. Menggunakan peredam ruangan 14. Alergi bahan kimia Adalah terganggunya pernafasan karena bau atau bahan kimia. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memakai masker b. Memakai sarung tangan plastik 15. Terkilir Adalah kecelakaan yang terjadi akibat tertariknya otot dalam tubuh yang tidak tepat. Langkah-langkah preventive yang diambil perusahaan : a. Memberikan prosedur kerja yang baik b. Jika mengangkat benda jangan melebihi kapasitas

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 107

Materi Khusus Tabel 4.9 pembobotan resiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Keterangan Tergores Terpotong Memar Iritasi kulit Gangguan pernafasan Tersengat listrik Terbakar Tertimpa benda Terpleset Tertabrak Terjepit Tertusuk Kebisingan Alergi bahan kimia Terkilir Total

Bobot Item 4 5 3 1 2 5 3 2 2 2 2 3 2 1 1 38

index K3 0,105 0,131 0,079 0,026 0,053 0,131 0,079 0,053 0,053 0,053 0,053 0,079 0,053 0,026 0,026 1

Total Bobot 0,42 0,655 0,237 0,026 0,106 0,655 0,237 0,106 0,106 0,106 0,106 0,237 0,106 0,026 0,026 3,155

Keterangan nilai bobot : 5. Bahaya tinggi 4. Sering terjadi 3. Keterlibatan hal- hal / peralatan lain 2. Perusahaan tidak menyediakan fasilitas (Uncovered) 1. Hal hal yang tidak dapat diprediksi

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 108

Materi Khusus Tabel 4.10 skor index hazard

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Keterangan Tergores Terpotong Memar Iritasi kulit Gangguan pernafasan Tersengat listrik Terbakar Tertimpa benda Terpleset Tertabrak Terjepit Tertusuk Kebisingan Alergi bahan kimia Terkilir Total

Bobot Item 4 5 3 1 2 5 3 2 2 2 2 3 2 1 1 38

Total Bobot 0,42 0,655 0,237 0,026 0,106 0,655 0,237 0,106 0,106 0,106 0,106 0,237 0,106 0,026 0,026 3,155

Index Hazard 6,52 5 3 1,052 2,212 5 3 2 2 2,106 2 3,237 2,106 2 1,026 42,259

Keterangan Sangat perlu penanganan Sangat perlu penanganan Penanganan ringan Tanpa penanganan Himbauan Sangat perlu penanganan Penanganan ringan Himbauan Himbauan Himbauan Penanganan ringan Himbauan Himbauan Tanpa penganan

Keterangan nilai index hazard : 1. Tanpa penanganan 2. Himbauan 3. Penanganan ringan 4. Perlu penanganan 5. Sangat perlu penanganan Index hazard = bobot + ( total bobot x jumlah hazard)

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 109

Materi Khusus Kategori kecelakaan kerja : 5. Sangat berisiko 4. Berisiko 3. Cukup Berisiko 2. Resiko sangat kecil 1. Sangat tidak berisiko 4,6 5,4 3,7 4,5 2,8 3,6 1,9 2,7 1 1,8

Berdasarkan dari perhitungan dari skor index hazard diatas, maka tingkat keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan tersebut dikategorikan cukup berisiko. Hal ini karena skor nilai dari total index hazard per jumlah identifikasi hazard diperusahaan tersebut adalah 2,81.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 110

Materi Khusus Tabel 4.11 Data hazard / kecelakaan di PT. Mahkota Sakti Jaya pada tahun 2012 Bulan Januari Februari Maret April Mei 2 1 2 3 4 2 5 6 7 8 9 10 1 1 11 12 13 14 15 Penanganan Menggunakan peralatan kotak P3K Dibawa ke poliklinik Menggunakan peralatan kotak P3K a. Menggunakan peralatan kotak P3K b. Dibawa ke poliklinik Menggunakan peralatan kotak P3K Dibawa ke poliklinik Menggunakan peralatan kotak P3K & memakai earplug -

Juni

Juli Agustus September

1 1 1

Oktober November Desember

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 111

Materi Khusus Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan

menyediakan program kesejahteraan untuk para tenaga kerja. Macam-macam jaminan keselamatan kerja yang ada di PT. Mahkota Sakti Jaya adalah : 1. Program jamsostek yang diberikan oleh PT. Mahkota Sakti Jaya terdiri dari : a. Jaminan kecelakaan kerja Apabila ada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja maka jamsostek akan memberi santunan berupa keringanan biaya rumah sakit dan biaya obat-obatan. b. Jaminan kematian Jaminan kematian diperuntukan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. c. Koperasi karyawan Koperasi pada dasarnya adalah sebuah medium untuk mendukung kesejahteraan anggota dengan berbagi keuntungan. 2. Fasilitas perawatan kesehatan dan pengobatan Perusahaan menyediakan fasilitas perawatan kesehatan diantaranya : a. Fasilitas poliklinik PT. Mahkota Sakti Jaya menyediakan sarana poliklinik dengan beberapa pegawai kesehatan yang bertugas untuk mengobati karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat kerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 112

Materi Khusus b. Fasilitas biaya pengobatan Jika dapat diatasi dengan poliklinik perusahaan maka biaya pengobatan akan ditanggung perusahaan akan tetapi jika dirujuk ke rumah sakit maka perusahaan akan menanggung beberapa persen biaya yang sudah disepakati. c. Fasilitas periksa kesehatan Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan secara berkala setiap tahun dan untuk itu pimpinan perusahaan mewajibkan karyawan untuk memeriksa kesehatanya. Upaya dalam menangani masalah keselamatan kerja terhadap karyawannya, PT. Mahkota Sakti Jaya telah melakukan berbagai usaha diantaranya sebagai berikut : a. Penerangan Fungsi penerangan di tempat kerja adalah untuk menerangi obyek pekerjaan agar terlihat jelas, mudah dikerjakan dengan cepat, dan produktivitas dapat meningkat. Penerangan yang intensitasnya rendah (poor lighting) akan menimbulkan kelelahan, ketegangan mata, dan keluhan pegal di sekitar mata. Penerangan yang intensitasnya kuat akan dapat menimbulkan kesilauan. Penerangan yang terlalu rendah maupun terlalu kuat sekalipun, memungkinkan terjadinya kecelakan kerja. Penerangan di PT. Mahkota Sakti Jaya diatur secara tepat dan memadai dalam arti tidak terlalu gelap dan juga tidak terlalu terang. Karena penerangan yang baik akan berpengaruh positif terhadap keselamatan kerja dan produktifitas.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 113

Materi Khusus b. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja - Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaaan) Kotak box yang berisi obat - obatan standar untuk memberikan pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. - Sepatu Dalam proses pengamatan kami masih terdapat beberapa karyawan bagian produksi atau operator mesin ketika melakukan proses produksi yang seharusnya harus memakai peralatan keselamatan kerja dalam hal ini sepatu, ternyata tidak memakai.

Gambar 4.10 Karyawan Produksi Diproses Pemotongan

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 114

Materi Khusus Masker kain Karyawan bagian mesin pemotongan dan finishing diwajibkan

menggunakan masker kain sebagai pengaman karena untuk mengurangi aroma atau bau yang tidak sedap dari cat atau plitur dan debu dari proses pemotongan dan finising.

Gambar 4.11 Masker kain

Pemadam Kebakaran Alat Pemadam Api Ringan (APAR) disediakan oleh PT. Mahkota Sakti Jaya di setiap sisi mesin-mesin dan sudut ruangan. APAR ini sangat praktis dan ringan, dapat dibawa kemana-mana dan mampu dipakai cukup satu orang. Hal ini penting, agar terhindar dari kerugian yang lebih besar. Lebih baik memberikan pencegahan daripada memadamkan setelah terjadi kebakaran.

Untuk mencegah dan mengatasi bahaya kebakaran, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut : 1. Memelihara dan merawat semua peralatan pemadam kebakaran yang ada sehingga selalu siap pakai.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 115

Materi Khusus 2. Memberi pengarahan cara-cara pemakaian alat pemadam kebakaran.

Gambar 4.12 Pemadam kebakaran c. Mesin Mesin sebagai alat untuk proses proses produksi sudah didesain sebaik mungkin untuk menghindari kecelakaan kerja. Bagian yang paling mungkin menimbulkan kecelakaan adalah proses pemotongan. Pada mesin pemotongan ini penggunaannya harus berhati-hati, karena pada mesin ini terdapat mata pisau yang harus dijaga kekencangannya. d. Lingkungan Kerja Kondisi lingkungan kerja di PT. Mahkota Sakti Jaya khususnya dibagian pemotongan kayu sangat bising, hal ini disebabkan karena mesin-mesin yang digunakan umumnya besar dan suara timbul akibat proses pemotongan kayu.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 116

Materi Khusus Jika dalam upaya yang dilakukan oleh perusahaan masih tedapat hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan kerja dari karyawan misalnya terjadi kebakaran maka standarisasi dari perusahaan adalah 1. Drum berisi pasir dan skop dilokasi rawan kebakaran . 2. APAR (alat pemadam api ringan) yang ditempatkan pada seluruh perusahaan meliputi office, gripag, kantin, gudang dan bagian produksi sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan masing masing. 3. Box hydrant - Hydrant halaman ditempatkan diluar gedung atau di halaman. - Hydrant gedung ditempatkan didalam gedung. 4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) adalah kotak penyimpanan yang berisi obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan. kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) ditempatkan dan tersebar diseluruh lingkungan perusahaan. 4. Pintu darurat Pintu darurat adalah pintu keluar saat terjadi kejadian darurat. Pintu darurat dibuat di semua bangunan perusahaan, termasuk pada bagian office. 5. Alarm bahaya Alarm bahaya adalah penanda kalau ada kejadian darurat, Alarm akan berbunyi. Alarm darurat ditempatkan diseluruh bangunan yang ada di perusahaan.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 117

Materi Khusus 4.3.7 Faktor Penghambat Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial-ekonomi dan kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan yang luas, seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, dll. Demikian juga keadaan ekonomi ada sangkut pautnya dengan permasalahan keselamatan kerja tersebut. Dari hasil penyelidikan ternyata menunjukan bahwa faktor manusia memegang peranan penting dalam pelaksanaan keselamatan kerja dilingkungan PT. Mahkota Sakti Jaya berupa : 1. Faktor manusia dapat berupa kelalaian atau kesalahan, kecerobohan, kurang disiplin, tidak mentaati syarat-syarat keselamatan kerja yang telah ditetapkan baik oleh perusahaan sehingga pekerja dapat melakukan tindakan yang bisa mencelakakan dirinya sendiri dan tentunya lingkungan sekitar. 2. Pekerja yang bersangkutan tidak mampu atau kurang terampil dalam menggunakan atau mengoprasikan alat-alat produksi. 3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang keselamatan kerja para pekerja disebabkan oleh beberapa aspek yang mempengaruhinya, antara lain : a. Tingkat pendidikan yang rendah Tingkat pendidikan rendah yang dimiliki pekerja membawa pengaruh sebab kecenderungan tidak mengetahui kegunaan pemakaian alat-alat pelindung diri untuk keselamatan para pekerja itu sendiri.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 118

Materi Khusus b. Sikap pekerja Pekerja yang mempunyai kecenderungan bahwa pekerja dengan menantang maut atau resiko dan ceroboh, lebih mudah dan lebih cepat, dan usaha pencegahan kecelakaan tidak begitu penting sebab dia yakin atau percaya diri untuk dapat menjaga dirinya sendiri dalam semua keadaan.

4.3.8 Usulan Perbaikan Dalam Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian di PT. Mahkota Sakti Jaya, Secara umum perusahaan sudah menerapkan kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Namun lemahnya pengawasan dari pihak perusahaan, masih saja terlihat beberapa dari karyawan perusahaan yang tidak mematuhi prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Maka kami akan mencoba memberikan usulan perbaikan mengenai pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan metode diagram ishikawa / diagram tulang ikan / diagram sebab akibat. Pada dasarnya metode ishikawa digunakan untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam menentukan karakteristik kualiatas output kerja, namun penggunaannya bisa juga untuk menganalisa penyebab dari terjadinya kecelakaan kerja. Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja, maka di dapatkan 5 faktor penyebab utama yang meliputi : 1. Man (Manusia)

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 119

Materi Khusus 2.Method (Metode) 3. Machine (Mesin/Peralatan) 4. Material (Bahan baku) 5. Environment (Lingkungan kerja)

Manusia Pendidikan rendah

Metode kerja Pengawasan kurang Prosedur kerja salah

Mesin bising

Kayu gelondongan

Faktor terjadinya kecelakaa n kerja

Tumpukan kayu

Mesin / peralatan

Bahan baku

Lingkungan kerja

Gambar 4.13 Diagram Ishikawa / Sebab Akibat / Tulang Ikan (Fish Bone) Keterangan gambar diagram diagram ishikawa / sebab akibat / tulang ikan : a. Man (Manusia) Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada manusia adalah kurangnya pengalaman kerja. Di PT. Mahkota Sakti Jaya untuk faktor manusia rata-rata mereka sudah berpengalaman akan tetapi disana para pekerja lapangan rata-rata berpendidikan rendah, jadi mereka sangat sulit untuk menerima

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 120

Materi Khusus masukan dari orang-orang yang lebih mudah, yang seolah-olah mereka jauh lebih berpengalaman di bandingkan dengan yang lebih muda. b. Method (Metode) Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada metode kerja adalah kurangnya pengawasan kerja dan prosedur kerja yang salah. Contoh : Dalam pemindahan bahan baku dalam hal ini adalah kayu pemindahan dari satu tempat ke tempat yang lain seharusnya

diperlukan pengecekan lebih dari satu kali agar suatu kecelakaan kerja dapat terhindari. c. Machine (Mesin/Peralatan) Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada peralatan adalah minimnya peralatan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang digunakan. Di PT. Mahkota Sakti Jaya telah menyediakan peralatan K3 yaitu berupa masker dan sarung tangan tetapi pada kenyataannya

perlengkapan yang telah disediakan tidak sering dipakai. Hal demikian dapat mengakibatkan para pekerja akan mengalami gangguan kesehatan. Karena seringnya para pekerja berinteraksi lagsung dengan bahan baku kayu (debu serbuk kayu hasil dari pemotongan ataupun pengamplasan ) tanpa menggunakan alat pelindung diri.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 121

Materi Khusus d. Material (Bahan baku) Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan kerja pada material adalah Biasanya pada waktu pengangkatan pekerja rentan tertimpa tumpukan kayu.karena kayu yang sudah dipotong

kebanyankan ditumpuk sebelum melalui proses selanjutnya. e. Environment (Lingkungan kerja) Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga terajadinya suatu kecelakaan kerja dapat dihindari. Di PT. Mahkota Sakti Jaya memiliki lingkungan kerja yang cukup baik Cuma terjadinya penumpukan bahan baku saja yang rentan

menimbulkan kecelakaan kerja. Dari metode diatas maka untuk usulan perbaikan di PT. Mahkota Sakti Jaya agar kecelakaan dalam bekerja bisa di minimalkan adalah Untuk Pekerja tidak memakai masker dan sarung tangan. PT. Mahkota Sakti Jaya sebagian besar pekerjanya tidak memakai masker dikarenakan kesadaran akan kesehatan kurang. Dan untuk masalah perbaikan saya mengusulkan dibentuk tim pengawas yang bertugas untuk mengawasi karyawan yang dan bila perlu memberikan sanksi terhadap karyawan yang tidak memakai masker pada saat bekerja.

Laporan Kerja Praktek di PT. Mahkota Sakti Jaya

Teknik Industri ITATS 122

Anda mungkin juga menyukai