Anda di halaman 1dari 8

Infeksi Saluran Nafas Atas

Definisi Infeksi primer saluran nafas di atas laring:terdiri dari rhinitis,faringitis,tonsillitis,rinosinusitis,dan otitis media.(Buku ajar respirologi anak IDAI). Infensi saluran nafas atas merupakan kasus terbanyak dari infeksi respiratori akut(IRA) 95%.

Epidemiologi Di Indonesia IRA menempati urutan pertama dalam jumlah pasien rawat jalan terbanyak.hal ini menunjukan angka kesakitan IRA masih tinggi.45% dari seluruh penyakit anak dibawah 5 tahun.30% pada anak berusia 5-12 tahun.Dinegara maju ISPA dipengaruhi oleh virus,dinegara berkembang dipengaruhi oleh bakteri. Faktor Risiko 1.Usia 45 % dari semua penyakit anak dibawah 5 tahun dan 30% anak usia 5-12 tahun. 2.Jenis Kelamin Terdapat sedikit perbedaan Insiden lebih tinggi pada anak laki-laki berusia diatas 6 tahun 3.status Gizi Gizi Buruk merupakan factor predisposisi terjadinya ISPA pada anak,hal ini dikarenakan adanya gangguan respom imun.Vitamin A juga berperan dalam berat ringannya kejadian ISPA.Pada anak yang mengalami defisiensi vitamin A mempunyai risiko 2 kali lipat. 4.pemberian ASI ASI mempunyai nilai proteksi terhadap ISPA terutama selama 1 bulan.Bayi yang tidak pernah diberi ASI lebih rentan terhadap ISPA dibanding dengan yang diberi ASI. 5.BBLR Berat badan lahir memiliki peran penting terhadap kematian akibat ISPA. 6.Imunisasi 7.Status social ekonomi 8.Lingkungan

RINITIS

Rinitis atau dikenal juga sebagai common cold,coryza,cold atau salesma adalah salah satu dari penyakit ISPA tersering pada anak.Anak-anak lebih sering menderita rhinitis dari pada dewasa. Rhinitis adalah infeksi virus akut yang sangat menular.Rinitis ditandai oleh pilek,bersin,hidung tersumbat,dan iritasi tenggorokan serta dapat disertai dengan atau tanpa demam.

Definisi Rinitis merupakan istilah konvensional untuk infeksi saluran nafas atas ringan dengan gejala utama hidung buntu ,adanya secret hidung,bersin,nyeri tenggorok,dan batuk.

Etiologi Rinitis merupakan penyakit akut yang sangat infeksius dan biasanya disebabkan oleh virus.Salah satu virus penyebab adalah virus influenza sehingga terdapat salah pengertian rhinitis disebut flu.virus lain adalah rhinovirus,adenovirus,parainfluenza,respiratory syncytial virus(RSV).

Patofisiologi Penularan rhinitis dapat terjadi melalui inhalasi aerosol yang mengandung partikel kecil,deposisi droplet pada mukosa hidung atau konjungtiva atau melalui kontak tangan dengan secret yang mengandung virus yang berasal dari penyandang atau dari lingkungan.

Patogenesis rhinitis sama dengan pathogenesis infeksi virus pada umumnya,yairu melibatkan interaksi antara replikasi virus dan respon inflamasi penjamu.replikasi virus berbeda,virus influenza terjadi di epitel trakeobronkial sedangkan rinovirus di epitel nasofaring. Infeksi dimulai dengan deposit virus di mukosa hidung anterior atau di mata.Dari mata virus menuju hidung melalui duktus lakrimalis lalu berpindah ke nasofaring posterior akibat gerakan mukosiliar.di daerah adenoid virus memasuki epitel dengan cara berikatan dengan reseptor spesifik di epitel.lalu bereplikasi dengan cepat.

Rhinitis

dapat

diklasifikasikan

menurut

jenis

eksudatnya

yaitu

serous,

catarrhal,

purulent,fibrinous atau granulomatous. Perubahan lain seperti hemoragi, ulcer, dan hiperplasia dapat ditemukan pada peradangan mukosa nasal. Rhinitis juga dapat diklasifikasikan berdasarkan lamanya terdapat lesio, yaitu akut, subakut maupun kronis, dapat juga berdasarkan penyebarannya yaitu mild, modere atau severeserta berdasarkan penyebabnya yaitu oleh virus, alergi, bakteri, kapang maupun toksik (Carlton, McGavin 1995). Penderita dengan gejala klinis yang terlihat, biasanya sudah berjalan menuju ke arah kronis. Infeksi sekunder oleh bakteri sering terjadi pada kasus kronis. Mukosa membran terjadi kongesti dan rapuh, meningkatnya sekresi kelenjar, kemotaksis netrofil, dan obstrusi duktus nasolacrimal. Tulang turbinatio dan tulang wajah akan mengalami kerusakan pada perkembangan kasus yang disebabkan oleh tumor atau kapang (Tilley, Smith 2000).

Manifestasi klinis Gejala pada anak berbeda dengan dewasa.Adanya secret hidung dan demam merupakan gejala yang sering ditemukan selama 3 hari pertama.Gejala lain meliputi nyeri

tenggorok,batuk,rewel,gangguan tidur,dan penurunan nafsu makan.pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai edema dan eritema mukosa hidung serta limfadenopati servikalis anterior. Manifestasi klinis rhinitis secara umum (Smeltzeret al. 2009) adalah rhinorrhea, kongesti nasal, discharge nasal, dan bersin-bersin. Berikut ini adalah beberapa manifestasi klinis berdasarkan jenis rhinitis yang terjadi: 1.Rhinitis akut ditandai dengan gejala rasa kering, gatal, atau rasa panas dihidung atau nasofaring. Setelah itu akan menggigil dan malaise yang disertai dengan bersin dan discharge encer. Penyakit ini akan berkembang pesat dalam waktu 48 jam dan ditandai dengan suara serak, mata berair, discharge encer dan berkurang atau hilangnya penciuman dan pengecapan.

2.Manifestasi klinis rhinitis alergi yang khas adalah terjadinya serangan bersin berulang. Gejala lain adalah rhinorrhea yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan banyak airmata keluar (lakrimasi)

Penatalaksanaan Non-medikamentosa : Anak yang lebih besar melakukan usaha untuk mengatasi hidung tersumbat dengan elevasi kepala saat tidur.Pada bayi dan anak direkomendasikan untuk terapi cairan yang adekuat untuk mengurangi gejala nyeri atau gatal pada tenggorokan. Medikamentosa: Obat simptomatis merupakan obat paling sering diberikan,terutama ditujukan pada gejala yang paling mengganggu.Obat simptomatis yang dianjurkan untuk demam adalah

acetaminophen.pemberian tetes hidung salin yang diikuti hisap lender dapat mengurangi secret hidung pada bayi.Pada anak yang lebih besar dapat disemprot.Anti

histamine,denkongestan,antitusif,dan ekspektoran baik sebagai obat tunggal atau kombinasi saat ini banyak dipasarkan untuk terpi simptomatis.

FARINGITIS,TONSILITIS,TONSILOFARINGITIS AKUT Definisi Istilah faringitis akut digunakan unutk menunjukan semua infeksi akut pada faring,termasuk tonsillitis(tonsilofaringitis) yang berlangsung hingga 14 hari.faringitis merupakan peradangan akut membrane mukosa faring dan struktur lain disekitarnya.Karena letaknya yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil,jarang terjadi infeksi local faring atau tonsil.oleh karena itu peradangan faring termasuk luas mencakup tonsillitis,nasifaringitis,dan tonsilofaringitis. Etiologi Berbagai bakteri dan virus dapat menjadi etiologi faringitis.virus merupakan etiologi terbanyak faringitis akut terutama pada anak usia < 3 tahun seperti virus:adenovirus,rhinovirus,para influenza virus.

Patogenesis Bakteri maupun virus dapat secara langsung menginvasi mukosa faring yang kemudian menyebabkan respon peradangan local.rhinovirus menyebabkan iritasi mukosa faring sekunder akibat sekresi nasal.sebagian besar peradangan melibatkan nasofaring,uvula,dan palatum mole.perjalanan penyakitnya adalah terjadi inokulasi dari agen infeksius di faring yang menyebabkan peradangan local sehingga meneybabkaan eritema faring,tonsil,atau keduanya. Manifestasi klinis Gejala faringitis yang khas akibat infeksi streptokokus berupa nyeri tenggorokan,disfagia,dan demam.Urutan gejala yang biasanya dikeluhkan oleh anak berusia diatas 2 tahun adalah nyeri kepala,nyeri perut,dan muntah.gejala seperti rinorea,suara serak,batuk,konjungtivitis dan diare biasanya disebabkan oleh virus. Penatalaksanaan Pemberian antibiotic tidak diperlukan dalam faringitis virus karena tidak akan mempercepat waktu penyembuhan atau mengurangi derajat keparahan.istirahat cukup dan pemberian cairan yang sesuai merupakan terapi suportif yang dapat diberikan.Selain itu juga bisa gargles dan lozenges untuk ringankan nyeri tenggorok.Jika nyeri berlebihan atau demam dapt diberikan paracetamol atau ibuprofen. Pemberian antibiotic pada faringitis bakteri harus berdasarkan klinis dan dhasil kultur positif pada pemeriksaan swap tenggorok.

OTITIS MEDIA Definisi Infeksi saluran telinga meliputi,infeksi telinga luar(otitis eksterna),saluran tengah(otitis media),mastoid(mastoiditis)dan telinga dalam(labirinitis).otitis media,suatu inflamasi telinga tengah berhubungan dengan efusi telinga tengah,yang merupakan penumpukan cairan ditelinga tengah.otorrea merupakan discharge telinga yang dapat berasal dari membrane timpani. Patogenesis

Ada beberapa factor yang menyebabkan lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dewasa.Tuba eustkius anak berbeda dibandingkan dengan orang dewasa yakni tuba eustakius anak lebih horizontal. Obstruksi tuba eustakius mengakibatkan tekanan teinga tengah menjadi negative dan jikan menetap menyebabkan efusi transudat telinga tengah.Apabila obstruksi tidak total,secara mekanik,kontaminasi secret nasofaring daarai telinga dapat terjadi karena refluks,karena aspirasi atau karena peniupan selama nangis atau bersin. OTITIS MEDIA AKUT Otitis media akut paling sering pada anak-anak dan termasuk diagnosis yang paling sering pada anak dengan gejala demam.Membran timpani yang cembung merupakan salah satu tanda kecurigaan terhadap otitis media. Manifestasi klinis Gejala dapat diawali dengan infeksi saluran nafas yang kemudian disertai keluhan nyeri telinga,demam,dan gangguan pendengaran.Pada bayi gejala ini dapat tidak khas,sehingga gejala yang timbul seperti iritabel,diare,muntah,malas minum dan sering menangis.Pada anak yang lebih besar keluhan biasanya rasa nyeri dan tidak nyaman pada telinga. Penatalaksanaan Terapi tergantung dari kuman dan hasil uji sensitivitas.Organisme penyebab yang paling sering adalah streptokkokus pneumonia,H.influenza.Sebelum didapatkan hasil uji

sensitivitas,amoksisilin oral merupakan antibiotic pilihan awal.Amoksisilin dapat diberikan dengan dosis 40 mg/kgbb/24jam,3 kali sehari.Pilihan obat lain adalah eritromisin 50 mg/kgbb24 jam,bersama sulfonamide 100mg/kgbb.24 jam.Pada otitis media tanpa komplikasi diberikan selama lima hari.Apabila dalam perjalanannya terdapat perburukan gejala klinis atau ditemukannya kuman yang telah resisten maka timpanosentesis perlu dilakukan untuk identifikasi kuman penyebab.

RINOSINUSITIS Definisi Rinosinusitis adalah suatu peradangan pada mukosa hidung dan sinusparanasal. Rinosinusitis akut yang tidak ditangani dengan baik dapat berlanjutmenjadi rinosinusitis kronik. Rinosinusitis kronik dapat menjadi berbahaya karena menyebabkan komplikasi ke orbita dan intracranial. Etiologi Pada rinosinusitis perbedaan mikroba pathogen akan mempengaruhi awitan

penyakit.Berdasarkan etiologi mikroba pathogen dan awitan penyakit, rinosinusitis dibedakan menjadi pathogen akut,subakut,dan kronis. 1.Patogen akut dan subakut Streptococcus pneumonia,20-30% H.influenza,15-20% Moraxella catharalis,15-20% Streptococcus pyogens(beta hemolitik)5% 2.Patogen kronis Infeksi berbagai mikroba:Streptococcus alfa haemolyticus,staphylococcus aureus,H.influenza non-tipe,staphylococcus koagulase-negatif,bakteri anaerob. Manifestasi klinis Rinosinusitis akut non-severe: o Rinore o kongesti hidung o Batuk o Sakit kepala,nyeri wajah,irrtabilitas o tidak demam atau subfebris Rinosinusitis akut severe : o Rinore purulen o Kongesti hidung o Nyeri wajah atau sakit kepala o Edema periorbital

o Demam tinggi(>39) Penatalaksanaan o Antibiotik o Pengobatan diberikan 10-14 hari menggunakan amoksisilin 40mg/kgbb/24 jam o Terapi tambahan :efikasi irigasi sinus dengan salin,steroid nasal untuk rhinitis alergik,juga dapat diberikan dekongestan,mukolitik dan anti histamine.

Anda mungkin juga menyukai