Anda di halaman 1dari 5

Bulan Kesehatan Gigi Nasional Datang Lagi

1Share 12/09/2011 : Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies.

Jakarta,15 Agustus2011 Keengganan masyarakat untuk merawat dan memeriksakan kesehatan giginya secara teratur ke dokter gigi menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas kesehatan gigi di masyarakat.Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)2007 memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalamikariesatau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies. Berangkat dari fakta tersebut dan mempertegas komitmenberkelanjutan, Unilever melalui brand Pepsodent, kembali bersinergi bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) untuk menyelenggarakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2011 selama bulan September dan Oktober. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc, Professional Relationship Manager Oral Care PT Unilever Indonesia, Tbk., drg. Zaura Anggraeni, MDS, Ketua Pengurus Besar (PB) PDGI dan Prof. Dr. H. Eky S. Soeria Soemantri,drg.Sp.Ortho (K), Ketua AFDOKGI sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjadjaran sebagai bentuk komitmen kerjasama berkelanjutan. Mengunjungi dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali dan menyikat gigi minimal dua kali sehari pagi dan malam sebelum tidur merupakan langkah kecil preventif agar kerusakan gigi bisa dicegah sejak dini. Pesan inilah yang disampaikan pada BKGN 2011 yang utamanya diarahkan kepada anak dan orang tua dengan harapan bahwa kedepannya mereka sadar akan pentingnya

mengunjungi dokter gigi secara rutin serta mengetahui cara dan waktu tepat menyikat gigi, ujar drg. Ratu Mirah Afifah.,GCClindent., MDSc. Masih menurut data Riskesdas 2007, secara rata-rata penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%. Melihat data tersebut, Prof. Dr. H. Eky S. Soeria Soemantri drg., Sp. Ortho, mengungkapkan Masyarakat masih enggan untuk memeriksakan kesehatan giginya secara teratur ke dokter gigi karena rasa takut, sakit yang tidak tertahan dan biaya yang mahal. Fakultas Kedokteran Gigi mempunyai fasilitas Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang baik dan tenaga ahli di bidang kesehatan gigi dengan biaya yang terjangkau bagi masyarakat. Lebih lanjut, Prof. Eky mengungkapkan hasil penyelenggaraan BKGN 2010, BKGN 2010 mendapat tanggapan yang positif, terlihat dari hampir 20.000 masyarakat Indonesia mendapatkan perawatan gratis di BKGN 2010 melibatkan kurang lebih 2600 tenaga kesehatan gigi di 13 FKG seluruh Indonesia. Secara umum terjadi peningkatan signifikan anggota masyarakat yang mengunjungi Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) di beberapa FKG yang melaksanakan BKGN seperti di Unpad, UGM dan USU. Hal tersebut, menandakan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan giginya. drg. Rini Zaura MDS mengungkapkan, Pemeriksaan rutin ke dokter gigi sangat penting mengingat kesehatan gigi memainkan peran vital bagi kesehatan organ tubuh lainnya. Kesehatan gigi yang berkualitas akan berdampak pada tubuh yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional merupakan bentuk komitmen Unilever, melalui brand Pepsodent, dalam meningkatkan kualitas kesehatan gigi masyarakat Indonesia. Sudah hampir 40 tahun Unilever melakukan kegiatan edukasi di sekolah-sekolah dan menjalin kemitraan dengan PDGI, FKG, Politeknik Kesehatan Gigi, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan LSM. Kemitraan ini dilandasi dengan komitmen yang kuat dan secara konsisten direalisasikan dalam bentukpemeriksaan dan perawatan gigi gratis, pelatihan kader kesehatan, seminar kesehatan gigi dan mulut serta berbagai penyuluhan yang dilakukan di berbagai kota di Indonesia.Dari hasil kemitraan yang erat ini, sampai dengan tahun 2010, telah berhasil menjangkau hampir 6 juta anak Indonesia yang tersebar di ribuan sekolah di 65 kota di seluruh Indonesia. Saya berharap inisiatif yang dilakukan Unilever, PDGI dan AFDOKGI padaBKGN yang keduaini dapat menjadikan tanggal 12 September sebagai pencanangan hari kesehatan gigi seIndonesia, ujar Mirah menutup siaran persnya.

PT Unilever Indonesia Tbk:


Graha Unilever Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 15 Jakarta 12930

T: +62 21 5299 6773 F: +62 21 526 2046 media-relations.indonesia@unilever.com

http://www.unilever.co.id/id/MediaRelation/siaran-pers/2011/pepsodent_2011.aspx

Jangan Tunggu Sakit Dulu untuk ke Dokter Gigi


Hampir sebagian orang tidak menyukai mengunjungi dokter gigi. Ada beberapa orang yang sebegitu traumanya dengan dokter gigi, baru mendengar namanya saja gigi langsung terasa ngilu. Lalu bagaimana caranya supaya kita tidak takut ke dokter gigi, padahal merawat kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk dilakukan sejak dini, terutama rutinitas mengunjungi dokter gigi yang sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Bagi buah hati Anda, peran Anda sebagai orangtua sangatlah besar dalam membentuk pola pemeliharaan kesehatan mulut si kecil. Hal ini dimulai dengan memperkenalkan cara menggosok gigi yang benar, kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi, cara merawat alat-alat untuk perawatan gigi, hingga rutin mengunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Berkunjung ke dokter gigi idealnya dilakukan sebelum terjadi kerusakan dalam rongga mulut, atau sebelum keadaan menjadi parah hingga butuh perawatan invasive (lebih dalam) dan menimbulkan keengganan untuk melanjutkan, karena jika kita ke dokter gigi dalam kondisi sudah terjadi kerusakan dan sakit, maka kita (terutama anak-anak) akan merasa trauma dan takut untuk memeriksakan gigi lagi. Padahal penting sekali memeriksakan gigi ke dokter gigi secara rutin.

Lalu mengapa harus 6 bulan sekali? Karena seringkali gigi yang sulit dijangkau terutama gigi belakang sudah ada lubang atau kerusakan tanpa kita sadari. Selain itu dengan berkunjung rutin, dokter dapat memberikan informasi mengenai tahapan-tahapan perawatan kesehatan gigi dan

mulut. Bila dokter gigi dengan alat pengobatannya sudah bisa mendeteksi kerusakan sejak dini, kita juga dapat mendapatkan informasi yang jelas sejak awal hingga tidak salah dalam mengambil tindakan.

Bagaimana caranya mengajak buah hati agar mau mengunjungi dokter gigi? Mudah kok. Sejak dini, perkenalkan ia dengan suasana ruang praktik gigi. Mintalah dokter untuk memperkenalkan diri dengan ramah serta alat-alat yang akan digunakan dalam ruang praktiknya. Untuk lebih mudahnya, carilah dokter gigi anak yang memang lebih terlatih untuk lebih sabar dan ramah dalam mendekati anak-anak, serta memiliki peralatan pengobatan khusus agar mereka nyaman sewaktu melakukan perawatan gigi.

Selain itu, hindari penggunaan 'ancaman' dalam konteks perawatan gigi. Misalnya, "Ayo sikat gigi, nanti kalau gigimu berlubang harus dicabut oleh dokter lho!", dan semacamnya. Hal ini akan tertanam dalam benak anak bahwa mengunjungi dokter gigi berarti akan mengalami sesuatu yang menyakitkan. Berikan stimulus menyenangkan agar anak mau ke dokter gigi, bahkan dengan memberi iming-iming hadiah bila anak mau ke dokter gigi juga tidak ada salahnya.

Intinya, rutin berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali selain untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, juga sebagai upaya untuk menumbuhkan kesadarannya sejak dini dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut, dan tentunya membantu proses tumbuh kembang anak agar tidak terganggu.

http://www.tanyapepsodent.com/jangan-tunggu-sakit-dulu-untuk-ke-dokter-gigi

Ke Dokter Gigi, Yuk!


Perawatan gigi yang dilakukan secara personal seperti menyikat gigi dan lainnya tidaklah cukup. Gigi juga memerlukan perawatan secara profesional, terlebih pada gigi sensitif atau gigi yang telah terlanjur mengalami kerusakan, misalnya; gigi berlubang.
Periksa setiap 6 bulan sekali Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali. Konsultasi ke

dokter gigi diperlukan untuk mendapatkan tahap-tahap perawatan gigi, terutama pada gigi yang bermasalah. Patuhi jadwal perawatan Jika gigi bermasalah, jangan lupa untuk menanyakan kepada dokter akibat yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan dokter gigi. Patuhi jadwal perawatan. Jangan ke dokter gigi hanya ketika merasa sakit gigi. Karena keterlambatan penanganan dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius lagi.

http://www.tanyapepsodent.com/node/85

Anda mungkin juga menyukai