Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan memanjat puji dan syukur kehadirat allah swt. atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia diatas bimbingan ibu Tatik Rohmawati, S.IP.,M.Si, sebagai dosen Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Salawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita nabi besar muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai hari kiamat.penyusunan makalah Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Kami susun berdasarkan teori yang sudah kami temukan dari sumber beberapa alamat internet .sehingga memudahkan generasi kami yang berikutnya untuk mengambil, beberapa ilmu Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia sebagai bahan bacaan. Dengan segala kerendahan hati, kami mohon dengan tulus iklas agar kiranya bapak guru bidang studi memberikan kritik dan saran membangun demi kesempurnaan selanjutnya. Kami ucapkan terimakasih kepada dosen bidang studi sebagai pengasuh karena dengan bantuan ibu kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada hambatan apapun. akhirnya kami memohon kepada allah swt , semoga dengan makalah ini bisa menjadikan nilai lebih untuk kami terutama dalam Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. amin ya rabbal alamin.

Bandung, 5 November 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 1 DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3 1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 3 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4 1.3 Konsep Teori ........................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN & ANALISA ............................................................... 5 2.1 Latar Belakang Pancasila ......................................................................... 5 2.2 Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia ............ 8 2.3 Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa ........................................... 9 BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 10 3.2 Saran ....................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Di jaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda, seperti : 1) Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2) Pancasila sebagai kepribadian bangsa. 3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dll. Walaupun begitu, banyaknya sebutan untuk Pancasila bukanlah merupakan suatu kesalahan atau pelanggaran melainkan dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan akan makna dari Pancasila bagi bangsa Indonesia. Karena hal yang terpenting adalah perbedaan penyebutan itu tidak mengaburkan hakikat pancasila yang sesungguhnya yaitu sebagai dasar negara. Tetapi pengertian pancasila tidak dapat ditafsirkan oleh
3

sembarang orang karena akan dapat mengaturkan maknanya dan pada akhirnya merongrong dasar negara, seperti yang pernah terjadi di masa lalu.

1.2

Rumusan Masalah Untuk mempermudah penjelasan materi, maka kami rumuskan materi yang akan dibahas menjadi 3 bagian. Yakni : 1. Latar Belakang Pancasila 2. Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia 3. Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia yang sesungguhnya,dan dengan adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.

1.3

Konsep Teori Makalah ini kami buat dengan konsep teori : 1. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa 2. Pengertian Pancasila 3. Nilai nilai yang tertera pada Pancasila

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar belakang Pancasila Gedung Chuo Sangi In di Jakarta yang digunakan sebagai gedung Volksraad di tahun 1925. Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: "Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan" atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan tambahan "Indonesia"). Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945).Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: "Perwakilan Rakyat"). Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya "Pancasila". Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai. Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI. Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi Lahirnya Pancasila.

Pengertian Pancasila Arti Pancasila berasal dari bahasa sansekerta India (kasta brahmana). sedangkan menurut Muh Yamin, dalam bahasa sansekerta , memiliki dua macamarti secara leksikal yaitu : panca : yang artinya lima, syila : vokal i pendek, yang artinya batu sendi, alas, atau dasar. Syiila vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik atau penting. kata kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama bahasa jawa diartikan susila yang memiliki hubungan dengan moralitas. oleh karena itu secara etimologi kata pancasila yang dimaksud adalah istilah pancasyila dengan vokal i yang memiliki makna leksikal berbatu sendi lima atau secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. adapun istilah pancasyiila dengan huruf Dewanagari i bermakna lima aturan tingkah laku yang penting Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Budha India. ajaran budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka dan Vinaya pitaka, yang kesemuanya itu merupakan ajaran moral untuk mencapai surga. ajaran pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganutnya. Dalam kehidupan bangsa indonesia diakui bahwa nilai pancasila adalah pandangan hidup (filsafat hidup) yang berkembang dalam sosio-budaya Indonesia. nilai pancasila dianggap sebagai nilai dasar dan puncak (sari-sari) budaya bangsa, karenanya nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa.

Sebagai ajaran filsafat, pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan yang kemudian juga dijadikan fundamental kenegaraan yaitu negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Demikian pula asas kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia dan seterusnya dimana nilai nilai tersebut secara bulat dan utuh mencerminkan asa kekeluargaan, cinta sesama dan cinta keadilan. Berdasarkan asa-asa fundamental ini, maka disarikan pokok-pokok ajaran filsafat pancasila Menurut Lapasila IKIP Malang (yang saat ini menjadi Universitas Malang) sebagai berikut : 1. Tuhan Yang Maha Esa 2. Budinurani manusia 3. Kebenaran 4. Kebenaran dan keadilan 5. Kebenaran dan keadilan bagi bangsa Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya pancasila tetap tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang susunan sila-silanya sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.2

Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan merasa terombang ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia. Menurut Padmo Wahjono : Pandangan hidup adalah sebagai suatu prinsip atau asas yang mendasari segala jawaban terhadap pertanyaan dasar, untuk apa seseorang itu hidup. Jadi berdasarkan pengertian tersebut, dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita citakan, terkandung pula dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari hari masyarakat Indonesia baik dari segi sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai nilai luhur pancasila.

2.3

Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran sesorang atau kelompok orang sebagaimana ideology-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara, dengan kata lain unsure-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri Negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar Negara dan Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia. Dengan Demikian Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukan mengangkat atau mengambil ideology dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau perenungan dari seseorang saja,yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komperhentif. Oleh karena itu cirri khas pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan Pancasila adalah pandangan hidup dan dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila juga berperan sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia yang berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukan mengangkat atau mengambil ideology dari bangsa lain. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu secara tidak langsung Pancasila merupakan penjelmaan atau perwujudan Bangsa Indonesia itu sendiri karena apa yang terkandung dalam Pancasila merupakan kepribadian dan pandangan hidup Bangsa Indonesia.

3.2

Saran Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan falsafah Negara kita Republik Indonesia, maka dari itu kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan setiap sila-sila pacasila karena disetiap sila-sila Pancasila terdapat arti dan makna yang sangat besar.

10

Daftar Pustaka
http://putradunia.mywapblog.com/pancasila-sebagai-ideologi-bangsaindone.xhtml http://www.pdfqueen.com/pancasila-sebagai-ideologi-bangsa

11

Anda mungkin juga menyukai