SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

OLEH

Ir.SAID FADHILLAH ALATHAS M.Si

PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN UPN VETERAN YOGYAKARTA 2012

ISU LINGKUNGAN AKIBAT PERTAMBANGAN

(UNEP, DALAM PARSON A AND BALHAU F, 1999) 1. KERUSAKAN HABITAT DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 2. PERUBAHAN LANDSCAP/KEHILANGAN PENGGUNAAN LAHAN 3. STABILISASI DAN REHABILITASI 4. LIMBAH TAMBANG DAN PEMBUANGAN TAILING 5. KECELAKAAN/TERJADINYA LONGSORAN FASILITAS TAMBANG 6. PERALATAN YG SUDAH TDK DIGUNAKAN, LIMBAH PADAT DAN PERUMAHAN 7. EMISI UDARA 8. DEBU 9. PERUBAHAN IKLIM MIKRO 10.KONSUMSI ENERGI 11.PELUMPURAN DAN PERUBAHAN ALIRAN SUNGAI

12. BUANGAN AIR LIMBAH DAN ASAM TAMBANG 13. PERUBAHAN AIRTANAH DAN KONTAMINASI 14. LIMBAH B3 DAN BAHAN KIMIA 15. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA, KEASAMAN DAN PEMAPARAN BHN KIMIA 16. KEBISINGAN 17. RADIASI 18. K3 19. TOXISITAS LOGAM BERAT 20. PENINGGALAN BUDAYA DAN SITUS ARKEOLOGI 21. PERMUKIMAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT SEKITAR TAMBANG

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

DUNIA USAHA SEMAKIN DITUNTUT UNTUK MAMPU MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERUSAHAANNYA KEPADA PELANGGAN, PENEGAK HUKUM, KARYAWAN, PEMEGANG SAHAM, INVESTOR DAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT. MENEMPATKAN MANAJEMEN LINGKUNGAN SAMA PENTINGNYA DENGAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERUSAHAAN LAINNYA SEPERTI: KEUANGAN, PRODUKSI, SDM, PEMASARAN, PEMBELIAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN, SISTEM DISTRIBUSI DLL.. TIDAK LAGI HANYA DITEMPATKAN PADA TINGKAT OPERASIONAL SAJA YANG PADA UMUMNYA MERUPAKAN SUBMANAJEMEN PRODUKSI, TETAPI SUDAH PADA TINGKAT PERENCANAAN BAHKAN TINGKAT STRATEGIS. MAKA DIPERLUKAN SUATU SISTEM YANG DAPAT MENGINTEGRASIKAN SECARA SISTEMATIK ANTARA KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN KEGIATAN PERENCANAAN DAN OPERASIONAL.

Manajemen dari sudut pandang ekonomi

Para ekonom memandang manajemen sebagai sumberdaya yang

bernilai produksi yang mana antara lain pemanfaatan lahan, buruh, modal dan kewirausahaan sebagai barang produksi. Manajer membedakan produktivitas dan keuntungan suatu organisasi dari pengambilan keputusan yang baik. Hal ini umumnya disepakati bahwa pengembangan eksekutif dan fungsi inovasi ditunjukkan oleh manajer. Organisasi dengan manajemen yang jelek akan selalu gagal. Maka kemampuan manajemen (pengelolaan) adalah unsur

penting dalam pertumbuhan ekonomi.

Manajemen dari sudut pandang sistem otoritas

Para spesialis bidang administrasi memandang manajemen sebagai sistem otoritas. Manajemen adalah suatu ketentuan untuk membuat penyelenggaraan yang di dalamnya bersama-sama membentuk suatu jaringan yang saling hubung antara atasan dan bawahan. Belakangan ini pola ini telah berubah menjadi beberapa pendekatan seperti authoritarian, humanitarian, konstitusional dan demokrasi. Manajemen adalah suatu gabungan dari keempat pola tersebut.

Manajemen dari sudut pandang kelas atau elit

Manajemen ini melihat dari perspektif sosiologis yaitu membedakan manajemen sebagai suatu kelompok anggota anggota organisasi yang menduduki posisi yang bertanggung jawab untuk tercapainya tujuan

organisasi. Dari sudut pandang ini anggota-anggota organisasi dapat dibagi

dalam kelas manajer dan non manajer. Kelas manajer merupakan kelompok elit yang terdidik. Kelas ini memegang kendali dan hak kekuasaan pada spesialisasinya.

Manajemen dari sudut pandang disiplin ilmu

Banyak orang menganggap bahwa manajemen sebagai suatu bidang studi dan sebagai pelajaran. Sebagai suatu disiplin akademik, manajemen adalah

suatu bidang ilmu pengetahuan. Disiplin ini menjadi bahan yang diajarkan
pada lembaga pendidikan. Disiplin ilmu manajemen adalah suatu bagian dari ilmu sosial dan terintegrasi dengan alam. Hal ini terdiri dari ilmu kemanusiaan dan ilmu tingkah laku

Manajemen dari sudut pandang suatu proses

Sebagai suatu proses manajemen adalah berkenaan tentang apa yang dilakukan oleh manajer sebagai fungsi tampilan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah: perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan

(direction) dan lain-lain. Dalam kenyataannya termasuk juga teknik

mengatur orang dan mengatur kerja dan sistem di dalam mengejar tujuan organisasi. . Hal ini adalah suatu proses bimbingan (guiding), arahan (directing), mempengaruhi (influencing) dan pengawasan ( controlling) dari suatu kegiatan untuk mencapai beberapa tujuan.

Manajemen dari sudut pandang karir (career)

Pengertian manajemen juga digunakan untuk menunjukkan suatu karir. Sebagai suatu tantangan untuk mengembangkan karir yang tentu saja akan berdampak pada penghasilan. Sehingga orang yang menguasai ilmu manajemen karirnya akan meningkat ke jenjang yang lebih tinggi dan mendapat penghasilan yang lebih besar dibandingkan mereka yang tidak mengerti tentang manajamen. Umumnya mereka yang telah memiliki pemahaman tentang manajemen menjadi pimpinan pada perusahaan ataupun suatu kantor.

Manajemen dari sudut pandang Lingkungan MENGURANGI ATAU MEMINIMALISIR DAMPAK NEGATIF DARI SUATU AKTIVITAS MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN PISIK DAN EKOLOGI. MERUPAKAN SUATU USAHA UNTUK MENCEGAH PEMANFAATAN YANG BERLEBIHAN, SALAH GUNA DAN PENYALAH GUNAAN SUMBERDAYA ALAM DALAM LINGKUNGAN

Manajemen Lingkungan adalah bagian dari seluruh sistem pengelolaan yang mencakup struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek prosedur, proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai meninjau dan memelihara kebijakan lingkungan (Pramudya Sunu, 2000).

Di negara-negara rumpun Melayu dapat kita lihat pada Tunjuk Ajar Pantang Larang (Tenas Effendy, 1998) seperti berikut ini: Tanda orang berbudi pekerti, merusak alam ia jauhi Tanda orang berakal budi, merusak hutan ia tak sudi Tanda ingat kehari tua, laut dijaga bumi dipelihara Tanda ingat kehari kemudian, taat menjaga laut dan hutan Kalau hidup hendak selamat: Pelihara laut beserta selat Peliharalah tanah berhutan lebat disitu terkandung rezeki dan rahmat.

KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

MEMAHAMI LINGKUNGAN SECARA HOLISTIK
TIDAK DAPAT DILAKUKAN TANPA PEMBAHASAN YANG KRITIS DAN HOLISTIK TENTANG LINGKUNGAN ITU SENDIRI.

3 ASPEK PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN TERHADAP MASALAH LINGKUNGAN SERTA UPAYA-UPAYA PENGELOLAANNYA: 1.DINAMIKA PERUBAHAN LINGKUNGAN ITU SENDIRI (CHANGE). ORANG MENGANGGAP BAHWA LINGKUNGAN ITU STATIS, DAN MENGABAIKAN PERUBAHAN ATAU DINAMIKA. 2.KOMPLEKSITAS (COMPLEXITY). DIMANA PROSES PERUBAHAN LINGKUNGAN YANG DISEBABKAN OLEH BEGITU BANYAK FAKTOR ATAU VARIABEL YANG BERADA DI LUAR JANGKAUAN KITA UNTUK MEMAHAMI ATAU MEMPERKIRAKANNYA. PEMAHAMAN DISINI SANGAT DIPERLUKAN UTK MEMPENGARUHI UPAYA DALAM MENGINTERVENSI TERHADAP PROSES PERUBAHAN LINGKUNGAN. 3.KETIDAKPASTIAN (UNCERTAINTY). DILUAR JANGKAUAN KITA UNTUK MEMPERKIRAKANNYA

PENGELOLAAN LINGKUNGAN MERUPAKAN UPAYA SADAR DAN TERPADU !!!!

UNTUK MELESTARIKAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP YANG MELIPUTI KEBIJAKSANAAN PENATAAN, PEMANFAATAN, PENGEMBANGAN, PEMELIHARAAN, PEMULIHAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP. DALAM BEBERAPA KASUS TERJADI PERBEDAAN YANG PRINSIP AKAN PERSEPSI, VISI DAN RENCANA BERBAGAI KELOMPOK TENTANG BAGAIMANA SEBAIKNYA LINGKUNGAN DIPERLAKUKAN DAN DIMANFAATKAN. DALAM HAL INI , KONFLIK ATAU BENTURANLAH YANG DIPEROLEH, BUKANNYA KETERPADUAN

BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE)
PEMBANGUNAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASA SEKARANG TANPA HARUS MENGHALANGI PEMENUHAN KEBUTUHAN GENERASI MASA DATANG

AGAR TERCAPAI MENURUT SERAGELDINE:

SUDUT PANDANG EKONOMI: UPAYA PENINGKATAN KEMAKMURAN SEMAKSIMAL MUNGKIN DLM KETERSEDIAAN MODAL DAN IPTEK
SUDUT PANDANG EKOLOGI: TERJAGANYA KEUTUHAN EKOSISTEM ALAMI SEBAGAI SYARAT MUTLAK SUDUT PANDANG SOSIAL: PENTINGNYA DEMOKRASI, PEMBERDAYAAN, PERAN SERTA, TRANSPARANSI DAN KEUTUHAN BUDAYA SEBAGAI KUNCINYA.

PERPADUAN PEMBANGUNAN & KONSERVASI

PERPADUAN PEMBANGUNAN & KONSERVASI

MENGHORMATI, MEMELIHARA, PEDULI KOMUNITAS HIDUP MEMPERBAIKI KUALITAS HIDUP MANUSIA KURANGI PEMAKAIAN NONRENEWABLE RESOURSES MENJAGA DAYA DUKUNG BUMI MENGUBAH SIKAP DAN PRAKTEK PERORANGAN KEMAMPUAN MASYARAKAT MEMELIHARA LINGKUNGAN KERANGKA NASIONAL MEMADUKAN PEMBANGUNAN DAN KONSERVASI MEMBANGUN ALIANSI GLOBAL

BAGI DAERAH YG ORIENTASI PEMBANGUNANNYA MASIH BERTUMPU PADA BASIS SUMBERDAYA ALAM, SECARA KONSEPTUAL PEMBANGUNAN EKONOMINYA AKAN MENJADI KUAT APABILA DIDUKUNG OLEH SUMBERDAYA ALAM YANG TERUS BERLANJUT DAN LINGKUNGAN YANG BAIK DAN TERUS TERPELIHARA. BIAYA LINGKUNGAN HARUS MASUK DALAM BIAYA PRODUKSI (INTERNAL COST)

KETERKAITAN HULU DAN HILIR

INDUSTRI HILIR, MEMANFAATKAN HASIL SUMBERDAYA ALAM

PERTUMBUHAN INDUSTRI JASA

MASYARAKAT SEKITAR TEMPAT KEGIATAN MEMPEROLEH MANFAAT LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG DARI ADANYA SDA TERSEBUT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MASYARAKAT

RASA AMAN

TERCAPAI BILA
PENGELOLAAN INDUSTRI YANG BAIK DAN BENAR
PERIZINAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) LINGKUNGAN KETERKAITAN HULU HILIR / CD

TANPA MERUSAK LINGKUNGAN MELIBATKAN SEGENAP PELAKU (STAKEHOLDER) / KEMITRAAN

PENGARUH YANG PERLU DIANTISIPASI DI DALAM PERENCANAAN LINGKUNGAN A.L:

1.PISIK:
*PERUBAHAN PADA LINGKUNGAN ATMOSFIR (UDARA) *BENTUK LAHAN *TANAH *POLA EROSI *TEMPAT LIMBAH PADAT (DUMPING AREA) *EKOSISTEM DARATAN DAN AIR *EFISIENSI ENERGI *JUMLAH AIR PERMUKAAN *JUMLAH AIR TANAH *KUALITAS AIR *BERKURANGNYA CADANGAN
*TIMBULNYA LAHAN KRITIS

2.LINGKUNGAN SOSIAL
*SIFAT MASYARAKAT BERUBAH *KEAMANAN DAN KESEHATAN BERUBAH *POLA AKTIVITAS *KELEMBAGAAN DAN PELAYANAN *SIKAP MASYARAKAT

3.LINGKUNGAN ESTETIKA
* NILAI ESTETIS BERUBAH

4.LINGKUNGAN EKONOMI
* NILAI LAHAN *PEKERJAAN *DASAR PAJAK *PENDAPATAN DAERAH *HARGA ENERGI

PERMASALAHAN YG SERING TERLUPAKAN DAN AKIBATNYA BARU MUNCUL DIKEMUDIAN HARI SERING TIDAK DIPERHATIKAN PADA AWAL KEGIATAN:
PEMBEBASAN LAHAN PENERIMAAN TENAGA KERJA PEMBUATAN JALAN PEBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PEMBERSIHAN LAHAN PEMBUANGAN LIMBAH

PETER DRUCKER The first duty of business is to survive, and the guiding principle of business economics is not the maximization of profit, it is the avoidance of loss.

BIAYA-BIAYA KERUSAKAN LINGKUNGAN BIAYA LANGSUNG MISALNYA HANYA $1 TETAPI BIAYA TAK LANGSUNG BISA MENCAPAI $50 - $500 BIAYA LANGSUNG : BIAYA PERBAIKAN, BIAYA KOMPENSASI BIAYA TAK LANGSUNG: - KERUSAKAN FASILITAS - TERHENTINYA PRODUKSI - CITRA YANG JELEK - BIAYA PENYELIDIKAN - BIAYA-BIAYA BERKAITAN DENGAN HUKUM - BIAYA ADMINISTRASI - MENURUNNYA MORAL DAN MOTIVASI PEKERJA - REPUTASI PERUSAHAAN DAN HILANGNYA PELUANG BISNIS.

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENCIPTAKAN EFISIENSI DAN KEEFEKTIVAN . ARTINYA: LEBIH CEPAT LEBIH MUDAH LEBIH BAIK LEBIH BERSIH MENGURANGI BIAYA MENGHEMAT ENERGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN BAIK PERHATIAN PADA KEPEDULIAN SOSIAL MENGIKUTI ATURAN PRODUKTIVITAS TINGGI CITRA YANG BAIK KEUNTUNGAN BESAR BAGI PERUSAHAAN

TIGA PILAR SML KOMITMEN SML (SEBAGAI VISIBLE COMMITMENT ) DIDUKUNG OLEH :
KEPATUHAN DAN PEMENUHAN

PENCEGAHAN PENCEMARAN
TINDAKAN BERKESINAMBUNGAN

SML tidakstabil Jika salah satu pilar dihilangkan

PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

UU NO 4 TH 1982 tentang POKOK-POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP direvisi menjadi : UU NO 23 TH 1997 tentang PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP direvisi menjadi: UU No 32 TH 2009 tantang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UU NO 5 TH 1990 ttg KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA UU NO 4 TH 1992 ttg PENATAAN RUANG direvisi menjadi: UU NO 26 TH 2007 ttg PENATAAN RUANG UU NO 6 TH 1994 ttg KONVENSI PBB TTG PERUBAHAN IKLIM UU NO 41 TH 1999 ttg KEHUTANAN UU NO:4 TH 2009 ttg PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PP NO 29 TH 1986 REVISI PP NO 51 TH 1993 REVISI PP 27 TH 1999 ttg ANALISIS MENGENAI DAMPAL LINGKUNGAN (AMDAL) PP NO 20 TH 1990 ttg PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PP NO 18 TH 1999 ttg PENGELOLAAN LIMBAH B3 PP NO 41 TH 1999 ttg PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PP NO 26 TH 2008 ttg RENCANA TATARUANG WILAYAH NASIONAL PP NO 76 TH 2008 ttg REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN

KEPPRES NO 32 TH 1990 ttg PENGELOLAAN KAWASAN LKINDUNG KEPPRES NO 61 TH 1993 ttg KONVENSI BASEL (LL B3) KEPMEN LH NO 30 TH 1999 ttg PANDUAN PENYUSUNAN DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEPMEN LH NO 39 TH 1996 REVISI NO 3 TH 2000 REVISI NO 17 TH 2001 ttg JENIS USAHA WAJIB AMDAL KEPMEN MPE 1158.K/008/MPE/1989 ttg KETENTUAN PELAKSANAAN AMDAL KEPMEN MPE 103.K/1994 ttg PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN RKL DAN RPL DALAM BIDANG PERTAMBANGAN UMUM KEPMEN 1256.K/1996 ttg PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN AMDAL PERTAMBANGAN PERMEN ESDM NO:18 TH 2008 ttg REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG KEP DIRJEN PERT UMUM 336.K/1996 ttg JAMINAN REKLAMASI. KEP KA BAPEDAL NO 8 TH 2000 ttg KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI DLM PROSES AMDAL.

PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENYEBAB: PEMBANGUNAN INDUSTRIALISASI PERTAMBAHAN PENDUDUK

TERJADINYA PENCEMARAN: DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP TERLAMPAUI ADALAH: KEMAMPUAN LINGKUNGAN HIDUP HIDUP UNTUK MENDUKUNG PERIKEHIDUPAN MANUSIA DAN MAKHLUK HIDUP LAINNYA. GANGGUAN PADA KEMAMPUAN ALAM MEMPERBAIKI DIRI SENDIRI

DAMPAK LINGKUNGAN:
PENGURANGAN SUMBERDAYA ALAM PENCEMARAN AIR, UDARA, TANAH PEMANASAN GLOBAL & LAPISAN OZON HUJAN ASAM DESERTIFIKASI (PENGGURUNAN) KEHILANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY)

PERKIRAAN JUMLAH TIPE BIOTIK UTAMA (SUMBER AGENDA 21 INDONESIA 1997)

KELOMPOK BAKTERI, ALGE BIRU-HIJAU JAMUR RUMPUT LAUT LUMUT PAKU-PAKUAN TANAMAN BUNGA SERANGGA MOLUSKA IKAN AMFIBI REPTIL BURUNG MAMALIA INDONESIA (SPESIES) 300 12.000 1.800 1.500 1.250 25.000 250.000 20.000 8.500 1.000 2.000 1.500 500 DUNIA (SPESIE) 4.700 47.000 21.000 16.000 13.000 250.000 750.000 50.000 19.000 4.200 6.300 9.200 4.170

% 6,4 25,5 8.6 9,4 9,6 10,0 33,3 40,0 44,7 23,8 31,7 16,3 11,9

LUAS INDONESIA HANYA 1,3% DARI SELURUH LUAS DARATAN BUMI, TETAPI MENGANDUNG 17% DARI SELURUH JENIS (SPESIES) HAYATI YANG TERDAPAT DI BUMI INI.

INDONESIA TERDIRI DARI 17.508 PULAU, 193 JUTA ha DARATAN ,

18.000 km PANJANG PANTAI DENGAN 70 EKOSISTEM. PADA TAHUN 1993

LUAS 193 JUTA ha DARATAN 143 JUTA DIANTARANYA MERUPAKAN LUAS HUTAN (BERDASARKAN TATAGUNA HUTAN KESEPAKATAN) YANG DIBUKA 900.000 ha/TH. TETAPI SEMENJAK REFORMASI HUTAN YANG DIBABAT RATA-RATA 2 JUTA ha/TH. BERARTI PENYUSUTAN LUAS HUTAN SEJAK 1993 S/D 2007 TELAH TERJADI PENYUSUTAN SEBESAR 25 JUTA ha HUTAN. KEADAAN TERSEBUT SETARA DENGAN KEHILANGAN KEMAMPUAN

PENYERAPAN EMISI CO2 SEBESAR 200.000 TON/HARI. SETARA DENGAN

$2JUTA

PENCEMARAN UDARA
SEBELUM REVOLUSI INDUSTRI CO2 DI UDARA 280 ppm. PADA TH 1950 NAIK MENJADI 315 ppm. TAHUN 2007 TELAH MENJADI 380 ppm. DENGAN POLA INDUSTRI SEPERTI SEKARANG PENINGKATAN SETIAP TH SEBESAR 2 ppm. KEADAAN INI TELAH MENGUBAH MUSIM DAN POLA HUJAN DAN MEMICU KENAIKAN PERMUKAAN AIR LAUT. KITA TAKKAN DAPAT MENGHENTIKAN PEMANASAN GLOBAL. MALAPETAKA AKAN TERJADI DISAAT EMISI CO2 DI UDARA/ATMOSFIR MENCAPAI 450 ppm. HANYA TINGGAL 3 DASAWARSA LAGI KITA SEMUA MENGALAMI PENENGGELAMAN OLEH AIR LAUT KARENA SEMUA ES YANG MEMBEKU DI KUTUB DAN DIPUNCAK GUNUNG AKAN MENCAIR. SETELAH MEREKA NEGARA2 INDUSTRI PUAS MENGGUNAKAN BATUBARA UNTUK KEMAJUAN TEKNOLOGI MEREKA, SEKARANG MEREKA MENGUSULKAN AGAR NEGARA2 BERKEMBANG TIDAK MENGGUNAKAN DAN MENJUAL BATUBARA. ADILKAH ? SEMENTARA ITU EMISI CO2 AMERIKA SERIKAT, CHINA, DAN INDIA MENINGKAT TERUS !!!

NEGARA2 INDUSTRI SEBAGAI PENYUMBANG TERBESAR EMISI GAS CO2 DAN GAS RUMAH KACA LAINNYA SEBAGAI PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL BISA MEMBAYAR NEGARA2 BERKEMBANG YANG MAMPU MENGUPAYAKAN PENGURANGAN EMISI CARBON. BISA DIANGGAP SEBAGAI PENGHAPUSAN DOSA LINGKUNGAN YANG TELAH MEREKA LAKUKAN. TH 1990 SEBAGAI AWAL TANDA BAHAYA BAGI KEHIDUPAN DI BUMI. TH 1992 DIBENTUK UNITED NATIONS FRAMEWORKS CONVENTION ON CLIMATE CHANGE (UNFCCC) YANG BERTUJUAN MENSTABILKAN KONSENTRASI GAS RUMAH KACA PD TINGKAT YANG AMAN DAN TIDAK MENGGANGGU IKLIM GLOBAL. TH 1997 PROTOKOL KYOTO MEWAJIBKAN NEGARA INDUSTRI UNTUK MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA SEBANYAK 5,2% DIBAWAH KADAR YANG MEREKA LEPASKAN PADA TH 1990 DALAM KURUN WAKTU 5 TH (MULAI BERLAKU 2008 2012). BARU MENGIKAT SECARA HUKUM SETELAH RUSIA PADA 161204 MERATIFIKASINYA SEBAGAI NEGARA KE 55

TIGA MEKANISME FLEKSIBEL UNTUK MEBANTU NEGARA2 MAJU MENEKAN LAJU EMISI GAS RUMAH KACA: 1.IMPLEMENTASI BERSAMA (JOINT IMPLEMENTATION)/ JI 2.PERDAGANGAN EMISI INTERNASIONAL (INTERNATIONAL EMMISIONS TRADE)/ IET 3.MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH (CLEAN DEVELOPMENT MECHANISM)/ CDM, YANG DIBUAT KARENA SULIT MEMAKSA NEGARA2 INDUSTRI MENGURANGI EMISI CARBONNYA KARENA TERGANTUNG PADA BBM. DARI KETIGA MEKANISME TSB HANYA CDM YANG MELIBATKAN NEGARA2 BERKEMBANG. YANG SUDAH MENJUAL CDM PADA UNFCCC ADALAH FIFA, THE ROLLING STONES, PARAMOUNT PICT, BANK DUNIA ($10M). SETIAP UPAYA MENGURANGI 1 TON EMISI CO2 KE UDARA MENDAPAT SATU SERTIFIKAT ( CERTIFIED EMMISION REDUCTION /CER) SENILAI $10,- YANG DIKELUARKAN OLEH UNFCCC

MODEL SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

KOMITMEN

EVALUASI LINGKUNGAN

KEBIJAKAN LINGKUNGAN

EVALUASI MANAJEMEN LINGKUNGAN

ORGANISASI PERSONALIA

AUDIT

PENGARUH LINGKUNGAN

PENCATATAN

TUJUAN DAN SASARAN

PENGENDALIAN OPERASIONAL

PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BUKU PANDUAN & DOKUMENTASI

PERSYARATAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

KOMITMEN DARI TOP MANAJEMEN MELAKSANAKAN KAJI AWAL LINGKUNGAN MEMBUAT KEBIJAKAN LINGKUNGAN MENENTUKAN TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN MEMBUAT DAN MELAKSANAKAN PROGRAM MANJEMEN LINGKUNGAN SIAPKAN SUMBERDAYA, TANGGUNGJAWAB DAN PELATIHAN MEMBUAT PROSEDUR DAN KONTROL OPERASI IMPLEMENTASI PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN AUDIT KAJIAN MANAJEMEN

MANAJEMEN PUNCAK HARUS MENENTUKAN KEBIJAKAN LINGKUNGANNYA:

SESUAI DENGAN SIFAT, SKALA DAN DAMPAK LINGKUNGAN DARI KEGIATAN, PRODUK ATAU JASANYA. MENCAKUP KOMITMEN UNTUK PENYEMPURNAAN BERKELANJUTAN DAN PENCEGAHAN PENCEMARAN MENCAKUP KOMITMEN UNTUK MEMATUHI PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERATURAN LINGKUNGAN YANG RELEVAN DAN DENGAN PERSYARATAN LAIN YANG BIASA DILAKUKAN OLEH ORGANISASI MEMBERI KERANGKA UNTUK MENYUSUN DAN MENGKAJI TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN DIDOKUMENTASIKAN, DITERAPKAN DAN DIPELIHARA SERTA DIKOMUNIKASIKAN KE SEMUA KARYAWAN TERSEDIA UNTUKK UMUM

PERENCANAAN ASPEK LINGKUNGAN

MEMBUAT DAN MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK MENGIDENTIFIKASI ASPEK LINGKUNGAN DARI KEGIATAN, PRODUK ATAU JASANYA SEHINGGA ORGANISASI TERSEBUT DAPAT MENGENDALIKAN MENENTUKAN HAL-HAL YG MEMPUNYAI ATAU DAPAT MEMPUNYAI DAMPAK PENTING PADA LINGKUNGAN ASPEK LINGKUNGAN DIPERTIMBANGKAN DALAM MENYUSUN TUJUAN LINGKUNGANNYA

PERSYARATAN ASPEK LINGKUNGAN: PROSEDUR IDENTIFIKASI KEGIATAN PENYEBAB DAMPAK IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN (+ - ) MELIPUTI DAMPAK YANG TELAH, SEDANG, DAN POTENSI MUNGKIN TERJADI (TERMASUK ASPEK RESIKO LINGKUNGAN) MASUKAN UNTUK TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN CATATAN

TUJUAN DAN SASARAN

MEMBUAT DAN MEMELIHARA TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN YANG TERDOKUMENTASI, PADA SETIAP FUNGSI DAN TINGKAT YANG RELEVAN , HARUS DIPERTIMBANGKAN:

PERSYARATAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA ASPEK LINGKUNGAN YANG PENTING PILIHAN TEKNOLOGINYA PERSYARATAN FINANSIAL, OPERASIONAL DAN BISNISNYA PANDANGAN PIHAK YANG TERKAIT

ASPEK DAN DAMPAK LINGKUNGAN

ASPEK
CECERAN OLI ASAP GENSET DEBU BATUBARA AIR ASAM TAMBANG PENEBANGAN POHON

DAMPAK
PENCEMARAN TANAH PENCEMARAN UDARA PENCEMARAN UDARA PENCEMARAN SUNGAI HUTAN GUNDUL, BANJIR

PERSYARATAN TUJUAN DAN SASARAN

MENETAPKAN TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN

TUJUAN DAN SASARAN HARUS DITENTUKAN PADA FUNGSI DAN LEVEL YANG SESUAI DALAM ORGANISASI
MEMPERTIMBANGKAN PERSYARATAN HUKUM, ASPEK PENTING LINGKUNGAN DAN PILIHAN TEKNOLOGI KONSISTEN DENGAN KEBIJAKAN DAN MENCAKUP KOMITMEN PADA PENCEGAHAN POLUSI DIDOKUMENTASIKAN

TUJUAN MENGURANGI DEBU DIPROSES CRUSHING

BERKURANG

SASARAN PALING SEDIKIT 20% PADA AKHIR 2010 TERCAPAI PENGURANGAN 50% PADA AKHIR 2012
BERKURANG

MENGURANGI KANDUNGAN MINERAL RADIOAKTIF PADA KONSENTRAT BIJIH MENGURANGI KADAR SIANIDA PADA TAILING

60% PD AKHIR 2010 TIDAK ADA LAGI KANDUNGAN MINERAL RADIOAKTIF DLM BIJIH PD AKHIR 2012
BERKURANG

50% PD AKHIR 2010 KANDUNGAN SIANIDA PADA TIMBUNAN TAILING DIBAWAH AMBANG BATAS

MENANGANI DENGAN BENAR LUMPUR MEMATUHI PROSEDUR PENANGANAN PADAT B3 LUMPUR B3 SESUAI DENGAN KEP Ka BAPEDAL PD AKHIR TH 2010

PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN

ORGANISASI HARUS MEMBUAT DAN MEMELIHARA PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARANNYA. HAL INI HARUS MELIPUTI:

PENUNJUKAN PENANGGUNG JAWAB UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN PADA SETIAP FUNGSI DAN TINGKAT ORGANISASI CARA DAN JANGKA WAKTU TUJUAN DAN SASARAN ITU DICAPAI BILA TERJADI PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MAKA PROGRAM HARUS DISESUAIKAN UNTUK MENJAMIN BAHWA MANAJEMEN LINGKUNGAN BERLAKU UTNUK PROYEK TERSEBUT.

PENERAPAN DAN OPERASI

STRUKTUR DAN TANGGUNG JAWAB
1. PERANAN, TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN HARUS DITENTUKAN, DIDOKUMENTASIKAN, DAN DIKOMUNIKASIKAN 2.MENYEDIAKAN SUMBERDAYA YANG PENTING UNTUK PENERAPAN DAN PENGENDALIAN SISTEM MANAJEMEN

3.SUMBERDAYA: MANUSIA, KETRAMPILAN KHUSUS, TEKNOLOGI DAN KEUANGAN

4. ORGANISASI HARUS MENUNJUK WAKIL KHUSUS DARI MENAJEMEN

5. MEMPUNYAI PERANAN, TANGGUNGJAWAB DAN KEWENANGAN TERTENTU UNTUK: a). MENJAMIN BAHWA PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN DIBUAT, DITERAPKAN DAN DIPELAIHARA SESUAI DEGAN PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN b). MELAPORKAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPADA MANAJEMEN PUNCAK 6. MENERAPKAN PERANAN, TANGGUNGJAWAB DAN WEWENANG DALAM PELAKANAAN SML 7. DIDOKUMETASIKAN 8. DISEBARLUASKAN 9. SUMBERDAYA MANUSIA DAN TENAGA TERAMPIL, TEKNOLOGI DAN KEUANGAN

TANGGUNG JAWAB
NO
1 TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN MENETAPKAN STRATEGI LINGKUNGAN STAF YG BERTANGGUNGJAWAB DIREKSI, CEO

2
3 4 5 6

MENGEMBANGKAN DAN MENETAPKAN KEBIJAKAN LINGK

MENINJAU KINERJA SML MENJAMIN TERCAPAINYA PENTAATAN LINGK (INTERNAL) MENJAMIN TERCAPAINYA KETAATAN LINGK (INTERNAL) MENJAMIN TERCAPAINYA PERBAIKAN YANG BERKELANJUTAN MENGIDENTIFIKASI KEINGINAN/HARAPAN PELANGGAN

DIREKSI, CEO, MANAJER LINGK

KOORDINATOR/MANAJER LINGK, POKJA LINGK MANAJER OPERASI SELURUH MANAJER, MANAJER LINGK SELURUH MANAJER

STAF BAG PENJUALAN DAN PEMASARAN

TAAT TERHADAP PROSEDUR

SELURUH STAFF DAN KARYAWAN

PELATIHAN, KEPEDULIAN & KOMPETENSI

1. 2. MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN MENSYARATKAN BAHWA SEMUA PERSONAL YG PEKERJAANNYA DPT MENIMBULKAN DAMPAK PENTING PD LINGK, TELAH MEMPEROLEH PELATIHAN YG MEMADAI MEMBUAT DAN MEMELIHARA PROSEDUR PEDULI AKAN a. PENTINGNYA KESESUAIAN TERHADAP KEBIJAKAN DAN PROSEDUR LINGKUNGAN DAN DENGAN PERSYARATAN SML b. DAMPAK PENTING TERHADAP LINGK YG TERJADI ATAUI BERPOTENSI UTK TERJADI, AKIBAT KEGIATAN KERJANYA SERTA MANFAAT LINGK DARI PENINGKATAN KINERJA PERORANGAN c. PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM MENCAPAI KESESUAIAN DGN KEBIJAKAN DAN PROSEDUR LINGK DAN DEGN PERSYARATAN SML TERMASUK PERSYARATAN KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT d. KONSEKUENSI POTENASIAL DARI PENYIMPANGAN TERHADAP PROSEDUR OPERASI YG DITENTUKAN

3. 4.

5.

PERSONAL YANG MENJALANKAN TUGAS YANG DAPAT MENYEBABKAN DAMPAK LINGKUNGAN YG PENTING THD ORG YG KOMPETEN ATAS DASAR PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN/ATAU PENGALAMAN YG MEMADAI PROSEDUR IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN PELATIHAN SESUAI FUNGSI/PERANANNYA CATATAN PELATIHAN LINGKUP PELATIHAN a. ELEMEN SML b. DAMPAK PENTING LINGK c. PERAN DAN TANGGUNGJAWAB d. SOP SPESIFIK

6. 7. 8. 9. 10,

KOMUNIKASI
1. DALAM KAITANNYA DENGAN ASPEK LINGKUNGAN DAN SML, ORGANISASI HRS MEMBUAT DAN MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK:
a. KOMUNIKASI INTERNAL ANTARA BERBAGAI TINGKAT DAN FUNGSI DARI ORGANISASI b. MENERIMA DAN MENDOKUMENTASIKAN DAN MENANGGAPI KOMUNIKASI YANG SESUAI DARI PIHAK LUAR YANG TERKAIT

2. ORGANISASI HARUS MEMPERHATIKAN PROSES UNTUK HUBUNGAN EKTERNAL TTG ASPEK LINGKUNGAN YG PENTING DAN MEREKAM KEPUTUSANNYA. 3. PROSEDUR DAN CATATAN 4. KOMUNIKASI INTERNAL
Komuniklasi internal antara berbagai tingkat dan fungsi dari organisasi ttg SML

5. KOMUNIKASI EKSTERNAL
Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yg sesuai dari pihak luar yg terkait

6. ASPEK LINGKUNGAN PENTING

Organisasi harus memutuskan apakah akan mengkomunikasikan secara ekternal aspek penting lingk dan catat hasil keputusannya

DOKUMENTASI
1. ORGANISASI HRS MEMBUAT DAN MEMELIHARA INFORMASI, DALAM MEDIA CETAK ATAU ELEKTRONIK, UNTUK: a.menerangkan unsur-unsur inti SML dan interaksinya b. memberikan petunjuk dokumentasi yang terkait 2. DOKUMENTASIKAN SML YG DIBANGUN 3. BENTUK DOKUMEN: MANUAL, PROSEDUR, INSTRUKSI KERJA, CATATAN MANUAL: menjabarkan bagaimana pemenuhan persyaratan standar oleh organisasi PROSEDUR: merinci bagaimana cara menjalankan SML INSTRUKSI KERJA: penjabaran detil dari prosedur/rincian kegiatan CATATAN: bukti kegiatan SML yg sdg berlangsung 4. MEDIA KERTAS ATAU ELEKTRONIK/KOMPUTER 5. LINGKUP: DOKUMEN YG DIPERLUKAN MENDUDKUNG SML 6. MANUAL 7. TIDAK SEMUA ELEMEN SML HARUS MEMILIKI PROSEDUR

HIRARKI DAN SISTEM TERDOKUMENTASI

DOKUMEN SIGN-POSTING

1st

ELEMEN INTI SML DAN INTERAKSINYA MENETAPKAN KEGIATAN HARI KEHARI

PROSEDUR SISTEM

2nd
YG RELEVAN THD AREA,DEPARTEMEN

PROSEDUR OPERASIONAL

3rd

MENGGAMBARKAN OPERASI TEKNIS DALAM KONDISI SPESIFIK PEMANTAUAN DATA DLL

DATA DAN CATATA N

4th

DOKUMENTASI SML
LINGKUP DOKUMENTASI 5 W & 1H : WHAT ? APA YANG HARUS DILAKSANAKAN ? WHERE ? DIMANA AKAN DILAKSANAKAN ? WHEN? KAPAN HARUS DILAKSANAKAN? WHY ? MENGAPA HARUS DILAKSANAKAN? WHO? SIAPA YANG AKAN MELAKSANAKAN? HOW? BAGAIMANA CARA MELAKSANAKANNYA ? MAKA DIPERLUKAN MANUAL, PROSEDUR, PETUNJUK KERJA, DAN RINCIAN KEGIATAN MANUAL: MEMUAT APA SAJA YANG AKAN DILAKUKAN OLEH ORGANISASI PROSEDUR : MERINCI BAGAIMANA MENJALANKAN SML PETUNJUK KERJA : MENJABARKAN PROSEDUR KE DALAM LANGKAH KERJA RINCIAN KEGIATAN = REKAMAN

DEPARTMEN

NO DOK
EDISI TGL TERBIT

REVISI IDENTIFIKASI DAN EVALUASI ASPEK DAMPAK PENTING LINGKUNGAN TGL.REVISI HALAMAN DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH

DIBUAT OLEH

DEPARTMENT MANAJER

MANJER LINGKUNGAN PER ATURAN EVALUASI SIGNIFICANCE L P Sv KEPARAHAN T S D C Rt Sc

MANAJER OPERASI PENGE LOLAAN YANG ADA BUKTI BUKTI/ CATAT AN PENI NGK ATA N

NO

LOKASI

KEGIATAN

ASPEK

DAMPAK

KETERANGAN: L = LEGAL. BILA ADA PERATURAN PERUNDANGAN YG MENGATUR MAKA DIISI Y (YA) ATAU T (TIDAK). SETIAP YG LEGAL ADALAH MERUPAKAN DAMPAK PENTING YG HARUS DIKELOLA. Sv = SEVERITY (KEPARAHAN)/KONSEKUENSI DAMPAK S = KEPARAHAN BERDASARKAN SEBARAN GEOGRAFIS D = KEPARAHAN BERDASARKAN KEMAMPUAN KEPULIHAN C = KEPARAHAN DILIHAT TERHADAP CITRA PERUSAHAAN Rt = TINGKAT KEPARAHAN T = RESIKO Sc= TINGKAT PENTINGNYA DAMPAK P = PROBABILITAS (KEMUNGKINAN TERJADI

P (KEMUNGKINAN TERJADI)
1 = HANYA MUNGKIN TERJADI PD KONDISI DARURAT (HURU HARA, GEMPA, KEBAKARAN, LEDAKAN) 2 = HANYA MUNGKIN TERJADI PADA KONDISI ABNORMAL (OVERHAUL, HILANGNYA TENAGA LISTRIK, KERUSAKAN AKIBAT TIDAK BERFUNGSI SESUAI KONDISI) 3 = MUNGKIN TERJADI BILA OPERATOR TIDAK TERLATIH/PERALATAN TIDAK TERAWAT 4 = BERBAGAI KONDISI YANG MUNGKIN TERJADI 5.= TERJADI PADA KONDISI NORMAL. TERJADI TERUS MENERUS SETIAP HARI KECUALI DALAM KONDISIDARURAT DAN ABNORMAL

Sv (KONSEKWENSI DAMPAK THD LINGK)

1 = DAMPAK MINIMAL ATAU TIDAK ADA PERUBAHAN BERARTI PADA LINGKUNGAN 2 = DAMPAK MEMPENGARUHI KENYAMANAN/PERUBAHAN TERHADAP MEDIA LINGKUNGAN. CONTOH: KEBISINGAN DI BAWAH NILAI BAKU MUTU 3 = DALAM JANGKA PANJANG MAMPU MERUBAH DAYA DUKUNG LINGK . CONTOH: KEBISINGAN DI ATAS BAKU MUTU 4 = DAMPAK MENYEBABKAN FUNGSI MEDIA LINGK YANG MINIMAL. CONTOH: EMISI GAS Pb MENYEBABKAN GANGGUAN OTAK/HILANGNYAPEPOHONAN TERTENTU MENYEBABKAN PENGURANGAN POPULASI FAUNA TERTENTU. 5 = DAMPAK MENYEBABKAN KERUSAKAN LINGK/KEMATIAN CONTOH: CYANIDA YG MERACUNI MAKHLUK HIDUP ATAU HUTANNYA HILANG SEBAGAI SARANA HIDUP FLORA DAN FAUNA

S (KEPARAHAN BERDASARKAN SEBARAN GEOGRAFIS)

1 = DALAM RUANGAN/AREA KERJA 2 = SAMPAI BATAS PAGAR PERUSAHAAN. CONTOH: DEBU BETERBANGAN TAPI MASIH DALAM AREAL TAMBANG 3 = DEBU BETERBANGAN SAMPAI BATAS 1 KM . MISALNYA BUANGAN LIMBAHCAIR KE SUNGAI TERDEKAT 4 = KELUAR ANTARA 1 10 KM. TUMPAHAN MINYAK DI LAUT 5 = KE LUAR AREA KERJALEBIH DARI 10 KM. MISAL GAS KARENA PEMBAKARAN

D (BERDASARKAN KEMAMPUAN KEPULIHAN)

1 = PULIH DALAM 1 HARI . CECERAN KECIL YANG HILANG CEPAT OLEH KEMAMPUAN MEDIA LINGK UNTUK MENEYERAPNYA 2 = PULIH DALANM WAKT6U 1 7 HARI. LIMBAH CAIR KE SUNGAI DALAM JUMLAH SEDANG 3 = PULIH DALAM WAKTU 7 30 HARI RELATIF TERHADAP SKOR 2 4 = PULIH DALAM WAKTU 1 BULAN 1 TH RELATIF TERHADAP SKOR 3 5 = PULIH DALAM WAKTU LAMA LEBIH DARI 1 TAHUN. RELATIF TERHADAP SKOR 4

C (KEPARAHAN DILIHAT DARI CITRA PERUSAHAAN)

1 = TIDAK MENURUNKAN CITRA PERUSAHAAN 2 = MENURUNKAN CITRA PERUSAHAAN DALAM KAWASAN 3 = MENURUNKAN CITRA PERUSAHAAN DALAM PROVINSI 4 = MENURUNKAN CITRA PERUSAHAAN SECARA NASIONAL 5 = MENURUNKAN CITRA PERUSAHAAN SECARA INTERNASIONAL

LAKUKAN PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KEPARAHAN (Rt) Rt = (Sv + S + D + C) : 4 = XX (DIBULATKAN) RESIKO (T) = KEMUNGKINAN TERJADI X KEPARAHAN = P x Rt GUNAKAN TABEL UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PENTINGNYA DAMPAK ( Sc) DENGAN MENMGKORELASIKAN P DENGAN KEPARAHAN (Rt)

1 1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

2
3 4

2
3 4

4
6 8

6
9 12

8
12 16

10
15 20

10

15

20

25

DAMPAK YANG PENTING ADALAH YANG MASUK PADA SKOR YANG BERWARNA MERAH. BILA DAMPAKNYA PENTING MAKA TULISLAH P DAN BILA TIDAK PENTING TULISLAH TP PENGELOLAAN: a). MENGISI PENGELOLAAN YANG ADA ASPEK PENTING b). PENINGKATAN TUJUAN/SASARAN PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN BUKTI BUKTI/CATATAN: a). MENCANTUMKAN/MELAMPIRKAN BUKTI-BUKTI/CATATAN DARI PENGELOLAAN YANG SUDAH ADA b). PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN JIKA PENGELOLAAN YANG ADA MASIH PERLU DITINGKATKAN, MAKA PERLU DIBUAT PROGRAM MANAJEMEN LINGKUNGAN.

PENGENDALIAN DOKUMEN
DOKUMEN YANG DIPERSYARATKAN OLEH SML HARUS DIKENDALIKAN. CATATAN-CATATAN ADALAH JENIS KHUSUS DOKUMEN DAN HARUS DIKENDALIKAN MENURUT PERSYARATAN: 1. TERIDENTIFIKASI 2.MUDAH DITELUSURI 3. MUDAH DIPEROLEH 4. DILINDUNGI DARI KERUSAKAN ORGANISASI HARUS MEMBUAT, MENERAPKAN, MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK: 1, MENGESAHKAN KESESUAIAN DOKUMEN SEBELUM DIGUNAKAN 2. MENGKAJI DAN MEMPERBAHARUI BILA DIPERLUKAN DAN MENGESAHKAN KEMBALI DOKUMEN 3.MEMASTIKAN PERUBAHAN DAN REVISI DOKUMEN 4. MEMASTIKAN VERSI2 YANG RELEVAN DARI DOKUMEN YG BERLAKU , TERSEDIA PADA TEMPATNYA 5. MEMASTIKAN DOKUMEN MUDAH TERBACA DAN DAN MUDAH DIKENALI 6.MEMASTIKAN DOKUMEN EKSTERNAL DITENTUKAN OLEH ORGANISASI BAGI PERENCANAAN DAN OPERASI SML DAN DISTRIBUSINYA TERKENDALI 7.MENCEGAH PENGGUNAAN TIDAK DISENGAJA DOKUMEN KADALUWARSA DAN MENERAPKAN IDENTIFIKASI YANG MEMADAI BAGI MEREKA JIKA DISIMPAN UNTUK BERBAGAI MACAM TUJUAN

PENGENDALIAN DOKUMEN
PROSEDUR UNTU KMENGENDALIKAN DOKUMEN YANG MENCAKUP MEKANISME: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. PENOMORAN DOKUMEN DISTRIBUSI DOKUMEN REVISI/PERBAIKAN DOKUMEN PENARIKAN DOKUMEN PENYIMPANAN DOKUMEN (ARSI) PEMUSNAHAN DOKUMEN )KADALUWARSA) PENANGGUNG JAWAB DOKUMEN

PENGENDALIAN DOKUMEN

SETIAP DOKUMEN-DOKUMEN SML HARUS DIBERI: 1. TANGGAL DITERBITKAN 2. MASA BERLAKU 3. NOMOR REVISI DOKUMEN SML YANG SALING BERKAITANHARUS DIBERI KODE RUJUKAN DOKUMEN YANG SUDAH KEDALUWARSA TIDAK BOLEH ADA DI LAPANGAN/DIPAKAI, HANYA BOLEH SEBAGAI ARSIP SEJARAH PERBAIKAN/REVISI HARUS JELAS

PENGENDALIAN OPERASIONAL
ORGANISASI HARUS MENGIDENTIFIKASI DAN MERENCANAKAN OPERASI YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK PENTING LINGKUNGAN YANG TELAH DIIDENTIFIKASI KONSISTEN DENGAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN, TUJUAN DAN SASARANNYA, UNTUK MEMASTIKAN BAHWA KEGIATAN TERSEBUT DILAKUKAN DALAM KONDISI YANG DITETAPKAN DENGAN: 1. MEMBUAT, MENERAPKAN DAN MEMELIHARA PROSEDUR TERDOKUMENTASI UNTUK MENGENDALIKAN SITUASI DIMANA KETIADAANNYA DAPAT MENGARAH PADA PENYIMPANGAN KEBIJAKAN DAN TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN. 2. MENYATAKAN KRITERIA OPERASI DALAM PROSEDUR 3. MEMBUAT, MENERAPKAN DAN MEMELIHARA PROSEDUR YANG TERKAIT DENGAN ASPEK PENTING LINGKUNGAN TERIDENTIFIKASI DARI BARANG-BARANG DAN JASA YANG DIGUNAKAN OLEH ORGANISASI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PROSEDUR DAN PERSYARATAN-PERSYARATAN YANG RELEVAN KEPADA PEMASOK, TERMASUK KONTRAKTOR.

DARI SUDUT PANDANG AUDIT PENGENDALIAN OPERASIONAL SEHARUSNYA: LOGIS, EFEKTIF DAN OPERATIF.

PENGENDALIAN OPERASI
MAN:
IDENTIFIKASI KOMPETEN TERLATIH KARAKTER SESUAI KETERSEDIAAN

MACHINE:
TERIDENTIFIKASI TIPE SESUAI KAPABILITAS KONDISI KETERSEDIAAN

MATERIAL:
IDENTIFIKASI TIPE SESUAI KONDISI SESUAI KETERSEDIAAN

INFORMASI:
IDENTIFIKASI ISI SESUAI EDISI SESUAI KONDISI SESUAI DIKOMUNIKASIKAN KETERSEDIAAN

KONDISI AMBIEN
MEMADAI

KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT

ORGANISASI HARUS MEMBUAT, MENERAPKAN DAN MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK MENGIDENTIFIKASI SITUASI DARURAT POTENSIAL DAN KECELAKAAN YANG DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK PADA LINGKUNGAN DAN CARA MENANGANINYA. ORGANISASI HARUS MENANGGAPI SITUASI DARURAT AKTUAL DAN KECELAKAAN SERTA MENCEGAH ATAU MENGHILANGKAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG MERUGIKAN. ORGANISASI HARUS PULA SECARA BERKALA MENGKAJI DAN DIMANA PERLU MEREVISI PROSEDUR KERSIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT, KHUSUSNYA SETELAH TERJADI KECELAKAAN ATAU SITUASI DARURAT.

ORGANISASI HARUS JUGA SECARA BERKALA MENGUJI PROSEDUR TERSEBUT DIMANA MEMUNGKINKAN

KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT

( TERSEDIA RENCANA DAN PROSEDUR TINDAKAN DARURAT UNTUK MENGANTISIPASI KEADAAN YANG TIDAK DIHARAPKAN: KECELAKAAN ATAU KONDISI TIDAK NORMAL ( PROSEDUR HARUS MENCAKUP: 1.USAHA PENCEGAHAN POTENSI KECELAKAAN/DARURAT 2.PENANGANAN PROSES DARURAT/KECELAKAAN 3.INVESTIGASI PENYEBAB DARURAT/KECELAKAAN 4.LANGKAH PENGURANGAN DAMPAK LINGKUNGAN 5. TINDAKAN KOREKASI/PERBAIKAN SETELAH KECELAKAAN ( DI DALAM PROSEDUR HARUS TERTUANG DENGAN JELAS KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB ( HARUS ADA IDENTIFIKASI POTENSI KECELAKAAN/DARURAT

KESIAGAAN DAN TANGGAP DARURAT

# PENGENDALIAN OPERASI HARUS MEMPERTIMBANGKAN 1. KECELAKAAN EMISI KE ATMOSFIR 2. KECELAKAAN PEMBUANGAN LIMBAH KE AIR/TANAH 3. EFEK LINGKUNGAN DAN EKOSISTEM TERTENTU. # PROSEDUR HARUS SENANTIASA DIUJI

# PROSEDUR SEBAIKNYA DIKAJI, TERUTAMA SETELAH TERJADI KECELAKAAN

# CATATAN/REKAMAN: 1. EMERGENCY PLAN ( RENCANA TANGGAP DARURAT) 2. PETA EVAKUASI (BILA RELEVAN) 3. NOMOR ATAU ORANG YANG PENTING UNTUK DIHUBUNGI 4. PELATIHAN UNTUK DARURAT 5. POTENSI DARURAT/KECELAKAAN

PDCA DALAM TANGGAP DARURAT

RENCANA DARURAT

KAJIAN DAN REVISI SETELAH KECELAKAAN DAN SIMULASI

KAJI ULANG

PENERAPAN
PELAKSANAAN PELATIHAN KOMUNIKASI UPAYA PENCEGAHAN PENGENDALIAN

CEK PERLU UMPAN BALIK DARI PEMERINTAH ATAU PIHAK LAIN

PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN

ORGANISASI HARUS MEMBUAT, MENERAPKAN DAN MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK MEMANTAU DAN MENGUKUR, SECARA TERATUR , KAT\RAKTERISTIK KUNCI DARI OPERASI DAN KEGIATANNYA YANG DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK PENTING PADA LINGKUNGAN. PROSEDUR HARUS MENCAKUP PENDOKUMENTASIAN INFORMASI UNTUK MEMANTAU KINERJA, PENGENDALIAN OPERASI DAN MKESESUAIANNYA DENGAN TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN ORGANISASI. ORGANISASI HARUS MEMASTIKAN BAHWA PERALATAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN YANG TERKALIBRASI ATAU SUDAH DIVERIFIKASI DIGUNAKAN DAN DIPELIHARA DAN HARUS MENYIMPAN CATATAN-CATATAN TERKAIT.

EVALUASI KEPATUHAN
KONSISTEN DENGAN KOMITMENNYA TERHADAP KEPATUHAN, ORGANISASI HARUS MEMBUAT , MENERAPKAN DAN MEMELIHARA PROSEDUR EVALUASI KEPATUHAN DENGAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU, SECARA PERIODIK. ORGANISASI HARUS MENYIMPAN CATATAN-CATATAN HASIL EVALUASI PERIODIK. ORGANISASI HARUS MENGEVALUASI KEPATUHAN DENGAN PERSYARATAN LAIN YANG BERLAKU ATAU MENGGABUNGKANNYA.

KETIDAKSESUAIAN & TINDAKAN KOREKSI & PENCEGAHAN

ORGANISASI HARUS MEMBUAT, MENERAPKAN DAN MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK MENANGANI KETIDAKSESUAIAN AKTUAL DAN BERPOTENSI DAN UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN PERBAIKAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN. PROSEDUR HARUS MENETAPKAN PRSYARATAN-PERSYARATAN UNTUK: MENGIDENTIFIKASI DAN MEMPERBAIKI KETIDAKSESUAIAN DAN MENGAMBIL TINDAKAN
UNTUK MENGHILANGKAN DAMPAK LINGKUNGAN MENYELIDIKI KETIDAKSESUAIAN , MENETAPKAN PENYEBAB-PENYEBAB DAN MENGAMBIL TINDAKAN-TINDAKAN UNTUK MENGHILANGKAN KEJADIAN BERULANG MENGEVALUASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN UNTUK MENCEGAH KETIDAKSESUAIAN DAN MENERAPKAN TINDAKAN YANG SESUAI YANG DIRANCANG UNTUK MENGHILANGKAN KEJADIAN MENCATAT HASIL-HASIL TINDAKAN PERBAIKAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN MENGKAJI KEEFEKTIFAN TINDAKAN PERBAIKAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN

ORGANISASI HARUS MEMASTIKAN BAHWA PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG DIPERLUKAN DIBUAT BAGI DOKUMENTASI SML.

CATATAN
ORGANISASI HARUS MEMBUAT DAN MEMELIHARA CATATAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDOKUMENTASIKAN KESESUAIAN PERSYARATAN-PERSYARATAN SML DAN STANDAR INTERNASIONAL , DAN HASIL-HASIL YANG DICAPAI.

ORGANISASI HARUS MEMBUAT, MENERAPKAN DAN MEMELIHARA PROSEDUR UNTUK IDENTIFIKASI, PENYIMPANA, PERLINDUNGAN, PENARIAKN, RETENSI DAN PEMBUANGAN CATATAN. CATATAN HARUS, DAN TETAP TERBACA, TERIDENTIFIKASI DAN TERTELUSUR.

CATATAN
CATATAN HARUS: - TERIDENTIFIKASI - TERTELUSUR KEPADA KEGIATAN, PRODUK, ATAU JASA TERKAIT. - MUDAH DIPEROLEH - DILINDUNGFI DARI KERUSAKAN, KEAUSAN ATAU KEHILANGAN WAKTU RETENSI DIBUAT DAN DICATAT.

AUDIT SML
AUDIT BERARTI MEMERIKSA FUNGSI DARI MANAJEMEN LINGKUNGAN DI DALAM MENGENDALIKAN PENGARUHPENGARUH PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP. MEMERIKSA KESESUAIAN ANTARA APA YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSEDUR DAN APA YANG TELAH DIKERJAKAN MERUPAKAN FUNGSI UTAMA AUDIT LINGKUNGAN. AUDIT LINGKUNGAN SEBAGAI ALAT MANAJEMEN YG MELIPUTI 1.EVALUASI SECARA SISTEMATIK 2.TERDOKUMENTASI 3.PERIODIK DAN 4.OBJEKTIF TTG KINERJA ORGANISASI, SIST MANAJEMEN DAN PERALATAN DENGAN TUJUAN MEMFASILITASI KONTROL MANAJEMEN TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENGKAJIAN PENAATAN KEBIJAKAN USAHA ATAU KEGIATAN TERHADAP PERUNDANGUNDANGAN TTG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

AUDIT SML
PROGRAM AUDIT HARUS DIRENCANAKAN , DITERAPKAN DAN DIPELIHARA OLEH ORGANISASI, MEMPERTIMBANGKAN PENTINGNYA LINGKUNGAN OPERASI DAN HASIL AUDIT SEBELUMNYA. MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG HASIL AUDIT KEPADA PIHAK MANAJEMEN,

AUDIT SML
EVALUASI MANAJEMEN HARUS MENCAKUP SEMUA ASPEK DARI MANAJEMEN LINGKUNGAN TERMASUK MELIHAT KEMUNGKINAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN KEBIJAKAN, TUJUAN DAN SASARAN YANG HENDAK DICAPAI DALAM RANGKA PERBAIKAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

PENGKAJIAN MANAJEMEN
MANAJEMEN PUNCAK HARUS MENGKAJI SML ORGANISASI, PADA INTERVAL YANG DIRENCANAKAN, UN5TUK MEMASTIKAN KESESUAIAN, KECUKUPAN DAN KEEFEKTIFAN. KAJIAN-KAJIAN HARUS MENCAKUP MENILAI KESEMPATAN-KESEMPATAN BAGI PENINGKATAN DAN KEBUTUHAN AKAN PERUBAHAN BAGI SML, TERMASUK KEBIJAKAN LINGKUNGAN DAN TUJUAN SERTA SASARAN LINGKUNGAN.

CATATAN-CATATAN TINJAUAN MANAJEMEN HARUS DISIMPAN.

MASUKAN TINJAUAN MANAJEMEN HARUS MENCAKUP: 1.HASIL-HASIL AUDIT INTERNAL DAN EVALUASI KEPATUHAN DENGAN PERSYARATAN HUKUM DAN DENGAN PERSYARATAN LAIN YANG DIIKUTI ORGANISASI. 2.KOMUNIKASI DARI PIHAK TERKAIT EKSTERNAL, TERMASUK KELUHAN2 3.KINERJA LINGKUNGAN ORGANISASI 4.TINGKATAN TUJUAN DAN SASARAN YAN TELAH DICAPAI 5.STATUS TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN 6.TINDAK LANJUT DARI TINJAUAN MANAJEMEN SEBELUMNYA

PENGKAJIAN MANJEMEN

7.KONDISI-KONDISI YANG BERUBAH, TERMASUK PENGEMBANGANPENGEMBANGAN DALAM HUKUM DAN PERSYARATAN LAIN TERKAIT DENGAN ASPEK LINGKUNGANNYA. 8.REKOMENDASI UNTUK PENINGKATAN

KELUARAN DARI TINJAUAN MANAJEMEN HARUS MENCAKUP SETIAP KEPUTUSAN DAN TINDAKAN TERKAIT DENGAN PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG MUNGKIN PADA KEBIJAKAN LINGKUNGAN, TUJUAN, SASARAN DAN ELEMEN LAIN SML , KONSISTEN DENGAN KOMITMEN PADA PENINGKATAN BERKELANJUTAN.

PROPER

LATAR BELAKANG

SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PERWUJUDAN TRANSPARANSI DAN PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

SEBAGAI SALAH SATU UPAYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK MENDORONG PENAATAN PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM KEPMEN LH No: 127 TAHUN 2002 TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (PROPER)

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

1.BERDASARKAN KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KESEIMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI, DINAMIKA SOSIAL DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 2.FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP PERLU DILESTARIKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DIPERHATIKAN SEBAGAI PERTIMBANGAN KEPUTUSAN 3.PEMANFAATAN SDA TAK TERPULIHKAN MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN ANTAR GENERASI DAN SDA TERPULIHKAN PERTAHANKAN DAYA PEMULIHANNYA 4.HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

5.PENCEGAHAN LEBIH DIUTAMAKAN DARIPADA PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN 6.KUALITAS LINGKUNGAN DITETAPKAN BERDASARKAN FUNGSINYA. PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB PIHAK YANG MENYEBABKANNYA. 7.PELESTARIAN LINGKUNGAN BERDASARKAN PRINSIP PELESTARIAN MELALUI PENDEKATAN MANAJEMEN DENGAN SISTEM PERTANGGUNG JAWABAN

TUJUAN:
MENDORONG TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN MENINGKATKAN KOMITMEN PELESTARIAN LINGKUNGAN MENINGKATKAN KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENINGKATAN SADAR DAN TAAT PERUNDANGAN PENTAATAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN MENGURANGI DAMPAK NEGATIF KEGIATAN PERUSAHAAN

SASARAN:
MENDORONG PERUSAHAAN TAAT PERATURAN PERUSAHAAN YANG SUDAH BAIK KINERJA LINGKUNGANNYA UNTUK MENERAPKAN PRODUKSI BERSIH.

KEUNTUNGAN PROPER BAGI STAKEHOLDER

SEBAGAI BENCHMARKING BAGI PERUSAHAAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN TERHADAP PERUSAHAAN LAIN SECARA NASIONAL SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGETAHUI STATUS KETAATAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUNDANG-UNDANGAN SEBAGAI SALAH SATU CLEARING HOUSE BAGI INVESTOR, PERBANKAN, MASYARAKAT DAN LSM SEKITAR PERUSAHAAN SEBAGAI ALAT PROMOSI SEBAGAI BAHAN INFORMASI BAGI PEMASOK TEKNOLOGI LINGKUNGAN MENINGKATKAN CITRA MEMBERIKAN RUANG PERAN SERTA STAKEHOLDER TERLIBAT SECARA LANGSUNG

PERINGKAT
HITAM : UNTUK USAHA/KEGIATAN YANG BELUM MELAKSANAKAN UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERARTI. MERAH : UNTUK USAHA DAN ATAU KEGIATAN YANG TELAH MELAKSANAKAN UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN TETAPI BELUM MENCAPAI PERSYARATAN MINIMUM YANG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG BIRU : UNTUK USAHA DAN ATAU KEGIATAN YANG TELAH MELAKSANAKAN UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP, TELAH MENCAPAI HASIL SESUAI DENGAN PERSYARATAN MINIMUM DALAM UINDANG-UNDANG.

 HIJAU : UNTUK USAHA DAN ATAU KEGIATAN YANG TELAH MELAKSANAKAN UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN MENCAPAI HASIL LEBIH BAIK DARI PERSYARATAN YANG DITENTUKAN UNDANG-UNDANG

EMAS : UNTUK USAHA DAN ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERHASIL MELAKSANAKAN UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN ATAU MELAKSANAKAN PRODUKSI BERSIH DAN TELAH MENCAPAI HASIL YANG SANGAT MEMUASKAN.

PROPER dalam 5 peringkat Warna

EMAS

Zero discharge& Community Development Eco Efficiency

(Produksi Bersih)
TAAT HIJAU Minimisasi limbah & Community relation

BIRU

Taat bakumutu dan pengelolaan lingkungan

MERAH TIDAK TAAT HITAM Penegakan Hukum Pendekatan end of pipe

KRITERIA PEMILIHAN PESERTA:

PERUSAHAAN

YANG MEMPUNYAI DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN YANG MEMPUNYAI DAMPAK PENCEMARAN/ KERUSAKAN LINGKUNGAN SANGAT BESAR YANG MENCEMARI DAN MERUSAK DAN ATAU BERPOTENSI MENCEMARI DAN MERUSAK LINGKUNGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR PADA PASAR MODAL DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI YANG BERORIENTASI EKSPORT

JENIS INDUSTRI YANG DIPRIORITASKAN DALAM PENILAIAN PROPER

MANUFAKTUR, PRASARANA DAN JASA: Pulp dan kertas tekstil Semen Otomotive Peleburan besi dan baja Mono Sodium Glutamate Alkohol Industri Kimia Dasar Kawasan Industri PERTAMBANGAN, ENERGI dan MIGAS Pertambangan mineral Pertambangan Batubara Pembangkit Energi Ekplorasi & Produksi, Pengolahan dan Distribusi Minyak & Gas serta sejenis lainnya HASIL PERTANIAN DAN KEHUTANAN Pengolahan kelapa sawit Pabrik gula Kayu lapis Karet Tapioka dan sejenis lainnya.

INDIKATOR KEBERHASILAN
MENURUNNYA BEBAN PENCEMARAN YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN KE LINGKUNGAN MENURUNNYA TINGKAT PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MENINGKATNYA KUALITAS LINGKUNGAN PERUSAHAAN YANG TAAT PERATURAN LINGKUNGAN MENINGKAT KEPERCAYAAN TERHADAP HASIL PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENINGKAT

KRITERIA PENILAIAN
PENTAATAN TERHADAP PERATURAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PENTAATAN TERHADAP PERATUURAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PENTAATAN TERHADAP PERATURAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 PENTAATAN TERHADAP PERATURAN AMDAL SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA COMMUNITY DEVELOPMENT, PARTICIPATION, DAN RELATION

DASAR PENILAIAN (Berorientasi pada hasil) PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN LAUT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DAN LIMBAH B3 PERSYARATAN AMDAL

ALUR PENILAIAN PERINGKAT KINERJA

HITAM
TIDAK TIDAK

PENTAATAN

PENTAATAN AL < 50% BMAL ?

AL < 500%% BMAL ?

Em < 500% BME ? LB3 dikelola+izin ? AMDAL-RKL/RPL ? YA BIRU

Em < 50% BME

LB3 +izin+ML 50% ? Com Dev ? EMAS

YA

PENTAATAN YA AL < BMAL ? MERAH Em < BME ? LB3 dikelola+izin ?

YA

PENTAATAN AL < 5% BMAL ?

HIJAU

Em < 5% BME LB3 +izin + ML 95%

AMDAL-RKL/RPL ?

Transparansi SML+ComDev

TIDAK

TIDAK

BEBERAPA PERUSAHAAN YANG BERPERINGKAT HIJAU (23) PADA 2004 - 2005

PT.RIAU ANDALAN PULP AND PAPER PT.LONTAR PAPYRUS PPM TANJUNG ENIM LESTARI PT.NIPPON SHOKUBAI INDONESIA CHANDRA ASRI PT.TRYPOLITA PT AMOCO MITSUI INDONESIA PT.ASTRA DAIHATSU MOTOR PT.TOYOTA MOTOR

RIAU JAMBI SUMSEL BANTEN BANTEN BANTEN BANTEN DKI DKI

PT PERTAMINA KAMOJANG CHEVRON TEXACO ENERGY INDONESIA MAGMA NUSANTARA LTD UNOCAL GEOTHERMAL INDONESIA
PT UNILEVER INDONESIA

JABAR JABAR JABAR JABAR

JABAR

PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA

PT.MATSUSITA GOBEL BATERRY INDONESIA

JABAR
JABAR

PT SEMEN CIBINONG PABRIK CILACAP

PT PT PT PT JAWA POWER SMELTING UNILEVER MEDCO METHANOL BUNYU

JATENG
JATIM JATIM JATIM KALTIM

PT PERTAMINA LAHENDONG PT NEWMONT NUSA TENGGARA

SULUT NTB

BEBERAPA PERUSAHAAN YANG BERPERINGKAT BIRU (221) PADA 2004 - 2005

EXXON MOBIL PTPN III PT INALUM PT TELUK LUAS

NAD SUMUT SUMUT SUMBAR

PT SEMEN PADANG BUMI SIAK PUSAKO PT.CPI PT PERTAMINA

PT BATAM MATSHUSITA BATTERY CONOCO PHILIPS IND

SUMBAR RIAU RIAU JAMBI

KEPRI KEPRI

PT TAMBANG TIMAH (4 UNIT) PT PTBA PT PERTAMINA

PTPN VII PT INDONESIA POWER SURALAYA PT KIAT INDAH SERANG PT KRAKATAU STEEL PT SIEMENS INDONESIA PTP VIII JALUPANG

BABEL SUMSEL SUMSEL

LAMPUNG BANTEN BANTEN BANTEN DKI JABAR

PT SEMEN CIBINONG PT INOCEMENT PALIMANAN PT PERTAMINA UP IV CILACAP PT ARUTMIN PT BERAU COAL PT KALTIM PRIMA COAL PT KEM PT ANTAM POMALAA

JABAR JABAR JATENG KALSEL KALTIM KALTIM KALTIM SULTRA

BEBERAPA PERUSAHAAN YANG BERPERINGKAT MERAH (150) PADA 2004 - 2005

PT PERTAMINA DOH
PTPN IV PT CAKRA COMPACT ALUMINIUM IND

SUMUT
SUMUT SUMUT

PT PLN SEKTOR OMBILIN PT CPI DURI

PT PANBIL

SUMBAR RIAU
KEPRI

PT KOBATIN PT TAMBANG TIMAH (3 UNIT) PT PLN SEKTOR BUKIT ASAM CONOCO PHILLIPS PT PERTAMINA SUMBAGSEL PT SEMEN BATURAJA
PT YKK ALUMICO INDONESIA PT POLYPRIMA KARYAREKSA PT SHOWA ETESRINDO PT BAYER INDONESIA PT DANAPAINT INDONESIA PT DACTEX INDONESIA PT SOUTH PACIFIC VISCOSE PTPN IX PT BINA GUNA KIMIA PT KUTAI TIMBER INDONESIA PT SIME INDO AGRO

BABEL BABEL SUMSEL SUMSEL SUMSEL

SUMSEL BANTEN BANTEN BANTEN DKI DKI JABAR JABAR JATENG JATENG JATIM KALBAR

PT ADARO PT ARUTMIN INDONESIA SATUI

PT JORONG BARUTAMA GRESTON

KALSEL KALSEL
KALSEL

PT KITADIN

KALTIM

BEBERAPA PERUSAHAAN YANG BERPERINGKAT HITAM (72) PADA 2004 - 2005

PT.TOLAN TIGA/PT.ESI PTPN II PT INCASI RAYA PT PERDANA INTI SAWIT PT BUKIT SUNUR PT BUKIT BARA UTAMA PT DOVER CHEMICAL PT HYUNDAI INTERNATIONAL DEVELOPMENT PT INDONESIA ASHAHI KASEI PTPN IX TASIKMADU PT BATAMTEX PT KERTAS BLABAG PT NEW ARMADA TEXTIL PTPN IX PG SEMBORO PT KERTAS BASUKI RAHMAT PT MULTIHARAPAN UTAMA PTPN XIV PG TAKALAR

SUMUT SUMUT SUMBAR RIAU BENGKULU BENGKULU BANTEN ABAR JABAR JATENG JATENG JATENG JATENG JATIM JATIM KALTIM SULSEL