Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN ETIKA PROFESI TERHADAP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN AUDITOR


Endang Saryanti,
STIE AUB Surakarta
Abstraksi
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui signifikansi pengaruh
motivasi kerja dan etika profesi terhadap pengambilan keputusan auditor, 2)
mengetahui signifikansi pengaruh secara bersama -sama motivasi kerja dan etika
profesi terhadap pengambilan keputusan auditor, 3) mengetahui variabel yang paling
dominan yang mempengaruhi pengambilan keputusan auditor.
Metode penelitian ini menggunakan survei yang dilakukan pada akuntan
publik di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Sumber data menggunakan data primer
dan data sekunder, jenis data yang diperlukan meliputi data kualitatif dan kuantitatif,
teknik pengumpulan data yait u berupa kuesioner dan kepustakaan, skala pengukuran
variabel menggunakan skala likert, metode analisis data menggunakan uji valiitas, uji
reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F, uji t dan koefisien
determinasi.
Hasil analisis data diperoleh: 1) Hasil analisis regresi linier berganda diperoleh
garis persamaan regresi : Y = 11,146 + 0,741X 1 + 0,363X2 + e. Berdasarkan hasil
persamaan regresi linier berganda tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel
yang paling dominan mempengaruhi pengambilan keputusan auditor (Y) adalah
motivasi kerja (X1) karena nilai koefisien regresinya paling besar. 2) Hasil analisis uji F
diperoleh nilai F hitung > F tabel maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang
signifikan variabel independen yai tu motivasi kerja (X1) dan etika profesi (X2) terhadap
variabel dependen yaitu pengambilan keputusan auditor (Y) secara bersama -sama. 3)
Uji t : a) Pengujian pengaruh motivasi kerja (X1) terhadap pengambilan keputusan
auditor (Y) diperoleh nilai t hitung > ttabel maka Ho ditolak berarti ada pengaruh yang
signifikan motivasi kerja (X1) terhadap pengambilan keputusan auditor (Y). b)
Pengujian pengaruh etika profesi (X2) terhadap pengambilan keputusan auditor (Y)
diperoleh nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak berarti ada pengauh yang signifikan etika
profesi (X2) terhadap pengambilan keputusan auditor (Y). 3) Hasil analisis koefisien
determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square = 0,658 berarti diketahui bahwa
pengaruh yang diberikan oleh variabel independen yaitu motivasi kerja (X1) dan etika
profesi (X2) terhadap variabel dependen yaitu pengambilan keputusan auditor (Y)
sebesar 65,8% sedangkan sisanya (100% - 65,8%) = 34,2% dipengaruhi olehf aktor yang
tidak diteliti.
Kata Kunci : Motivasi Kerja, Etika Prof esi dan Pengambilan Keputusan Auditor.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
erkembangan dunia usaha
yang semakin cepat dan ber-
variasi mengakibatkan per-
saingan antar perusahaan
semakin meningkat dan
masalah yang diha-dapi semakin
kompleks. Informasi akuntansi
menjadi hal yang sangat
dibutuhkan oleh para pengelola
perusahaan untuk menghadapi
masalah tersebut. Profesi akuntan
sejak itu mulai dipertimbangkan
keberadaannya dan jasa akuntan
P
menjadi sangat dibutuhkan,
khususnya akuntan publik.
Sebelum adanya pernyataan pen-
dapat profesional dari akuntan
publik mengenai tingkat kelayakan
dan keandalan informasi atau lapo-
ran keuangan yang dibuat oleh
akuntan internal, terdapat proses
pemeriksaan terlebih dahulu yang
dibuat oleh auditor (akuntan peme-
riksa). Auditor merupakan suatu
profesi penting untuk dikaji karena
diantara tugas-tugas dan tanggung
jawab profesi akuntan, tugas yang
paling sentral adalah melakukan
fungsi atestasi (pengujian).
Setiap profesi yang menjual
jasanya kepada masyarakat, mem-
butuhkan kepercayaan diri masya-
rakat yang dilayaninya. Masyarakat
akan sangat menghargai profesi
yang menerapkan standar mutu
tinggi terhadap pelaksanaan peker -
jaan anggota profesinya, oleh
karena itu masyarakat akan ter -
jamin untuk memperoleh jasa yang
dapat diandalkan dari profesi yang
bersangkutan. Profesi akuntan
publik dikenal oleh masyarakat dari
jasa audit yang disediakan bagi
pemakai informasi keuangan.
Akuntan publik memberikan jasa
harus mematuhi prinsip akuntansi
diterima umum, standar auditign
dan kode etik.
Kode etik profesi meru-
pakan salah satu upaya dari suatu
asosiasi profesi untuk menjaga
integritas profesi tersebut agar
mampu menghadapi berbagai
tekanan yang dapat muncul dari
dirinya atau pihak luar. Anggota
profesi seharusnya mentaati kode
etik profesi sebagai wujud kontra
profesi bagi masyarakat dan
kepercayaan yang diberikannya
(Rustiana dan Indri dalam
Reynowati, 2002).
Akuntan dalam melaksa-
nakan pekerjaannya seharusnya
selalu mengedepankan sikap dan
tindakan yang mencerminkan
profesionalitas, dimana hal itu
dapat diintrodusir dalam pedoman
atau standar kerjanya. Akuntan
dalam melaksanakan pekerjaan
profesionalnya harus sepenuhnya
melandaskan pada standar moral
dan etika tertentu (Ludigdo, 2002).
Auditor dituntut untuk
memberikan suatu jasa yang ber-
kualitas dalam suatu penugasan
audit. Hasil utama dari suatu audit
adalah judgment yang dihasilkan
oleh auditor yang bersangkutan.
Judgment atau keputusan atas
laporan keuangan suatu entitas
usaha yang dikeluarkan oleh
auditor dari suatu penugasan audit
adalah merupakan hal utama yang
dibutuhkan oleh masyarakat
sebagai pengguna informasi.
Auditor dalam memberikan
suatu keputusan yang baik dan
berkualitas dalam penugasan audit
tidaklah mudah. Karena hasil audit
menyangkut kepentingan banyak
orang, maka auditor harus mengu-
sahakan agar keputusan yang dike-
luarkannya tidak menguntungkan
bagi suatu pihak tertentu. Untuk itu
auditor harus mempertahankan
independensinya disetiap aspek
penugasan audit. Independensi
berarti bahwa auditor tidak memi -
liki suatu keterkaitan dalam bentuk
apapun dengan pihak-pihak lain
yang memiliki hubungan dengan
penugasan audit, sehingga dapat
mempengaruhi auditor dalam
melaksanakan tugas auditnya.
Independensi lebih merupakan
suatu sikap profesional dan tang-
gung jawab moral audi tor terhadap
profesinya. Independensi sendiri
adalah mutlak bagi auditor karena
telah menjadi norma profesi yang
tanpa independensi tersebut maka
auditor tidak akan memiliki kredi -
bilitas dan kepercayaan umum
melaksanakan suatu proses audit.
Pengembangan etik moral
memainkan peran kunci dalam
semua area profesi akuntansi.
Akuntan secara terus menerus
berhadapan dengan dilema etika
yang melibatkan pilihan antara
nilai-nilai yang bertentangan.
Dilema etis dalam setting auditing
misalnya dapat terjadi ketika editor
dan klien tidak sepakat terhadap
beberapa aspek fungsi dan tujuan
pemeriksaan. Klien dalam keadaan
ini akan mempengaruhi proses
pemeriksaan yang dilakukan
auditor sehingga klien dapat mene-
kankan auditor untuk mengambil
tindakan yang melanggar standar
pemeriksaan. Oleh karena secara
umum, auditor dianggap termoti -
vasi oleh etika profesi dan standar
pemeriksaan, maka auditor akan
berada pada situasi konflik. Situasi
konflik tersebut dapat terjadi
apabila auditor memenuhi tuntutan
klien berarti dia melanggar pera-
turan ataupun sebaliknya, apabila
auditor tidak memenuhi tuntutan
klien, maka auditor akan menerima
sanksi dari klien berupa kemung-
kinan penghentian penugasan,
karena pertimbangan profesional
berlandaskan pada nilai dan
keyakinan individu, kesadaran
moral memainkan peranan penting
dalam pengambilan keputusan
akhir. Tekanan tersebut dapat
menciptakan suatu konflik peranan
bagi auditor.
Konflik tercipta dikarenakan
adanya dua perintah berbeda yang
diterima secara bersamaan dan
pelaksanaan salah satu perintah
saja akan mengakibatkan terabai -
kannya perintah yang lain. Seorang
profesional dalam melaksanakan
tugasnya seperti auditor akan
menerima dua perintah sekaligus
ketika sedang menghadapi suatu
masalah tertentu. Perintah pertama
datang dari kode etik profesi dan
perintah kedua datang dari sistem
pengendalian yang berlaku didalam
organisasi. Seorang profesionalitas
apabila bertindak sesuai kode etik
profesi maka auditor akan tidak
berperan sebagai karyawan organi -
sasi yang baik, sebalinya jika
auditor bertindak sesuai dengan
prosedur yang ditentukan organi -
sasi maka ia akan merasa telah
bertindak secara tidak profesional.
Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis mencoba untuk
melakukan suatu penelitian tentang
pengaruh motivasi kerja dan etika
profesi terhadap pengambilan
keputusan auditor pada Kantor
Akuntan Publik di Surakarta dan
Yogyakara dengan judul:
PENGARUH MOTIVASI KERJA
DAN ETIKA PROFESI TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
AUDITOR.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
di atas, maka pemasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan:
1. Apakah terdapat pengaruh
secara simultan antara motivasi
kerja dan etika profesi terhadap
pengambilan keputusan
auditor?
2. Apakah terdapat pengaruh
secara parsial antara motivasi
kerja terhadap pengabilan
keputusan auditor?
3. Apakah terdapat pengaruh
secara parsial antara etika
profesi terhadap pengambilan
keputusan auditor?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui pengaruh secara
simultan antara motivasi kerja
dan etika profesi terhadap
pengambilan keputusan
auditor.
2. Mengetahui pengaruh secara
parsial antara movitasi kerja
dan etika profesi terhadap
pengambilan keputusan
auditor.
3. Mengetahui variabel paling
dominan yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
auditor.
KAJIAN TEORI
A. Perkembangan Profesi Akuntan
Publik
Perkembangan lingkungan
bisnis yang terjadi akhir-akhir ini
ditunjukkan dengan adanya perge-
seran yang semakin berkembang
dan meningkatnya bisnis pada
sektor jasa. Industri jasa ini sangat
berperan dalam mendukung
perekonomian suatu negara
(Widagdo dkk, 2002). Seorang
profesional bersama-sama dengan
profesional lainnya dalam konteks
profesi dibidang bisnis, akuntansi
mempunyai peran yang sangat
signifikan dalam operasi suatu
perusahaan. Dewasa ini akuntan
telah menjadi salah satu profesi
kunci di dalam bidang bisnis
(Ludigdo, 1999).
Jusuf (1997: 10) menyatakan
bahwa seseorang berhak memakai
gelar akuntan sesuai Undang-
Undang No. 34 tahun 1954 tentang
Pemakaian Gelar Akuntan, untuk
dapat berpraktek sebagai akuntan
publik diperlukan i zin dari
Departemen Keuangan yang paling
tidak harus memenuhi syarat -syarat
sebagai berikut: (1) Persyaratan
pendidikan, diperlukan gelar
sarjana ekonomi jurusan akuntansi
dari fakultas ekonomi universitas
negeri yang telah mendapatkan
persetujuan dari Panitia Ahli
Persamaan Ijazah Akuntan. Setelah
lulus ujian sarjananya yang ber -
sangkutan harus mendaftarkan diri
ke Departemen Keuangan untuk
memperoleh nomor register dan
sertifikat sebagai akuntan terdaftar.
(2) Ujian Negara Akuntansi, sarjana
ekonomi jurusan akuntansi dari
perguruan tinggi swasta dan bebe-
rapa universitas negeri tertentu,
diharuskan untuk mengikuti Ujian
Negara Akuntansi (UNA) untuk
memperoleh sebutan akuntan.
Ujian diselenggarakan dua kali
setahun, yaitu bulan Mei dan
Nopember. Ujian tersebut adalah
untuk tingkatan UNA Dasar dan
UNA Profesi dimana yang
bersangkutan harus mendaftarkan
diri ke Departemen Keuangan.
Berbeda dengan di Amerika Serikat
yang ujian Certified Publik
Accountant (CPA) nya diselengga-
rakan oleh organisasi profesi
akuntan publik Amerika Serikat
atau American Institute of Public
Accountants (AICPA), ujian negara
akuntansi di Indonesia saat ini dise-
lenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebu-
dayaan. Sementara itu, dalam
waktu dekat ujian sertifikasi
akuntan publik seperti yang
berlaku di Amerika Serikat (ujian
CPA) juga akan diberlakukan di
Indonesia, baik bagi lulusan
perguruan tinggi swasta maupun
bagi lulusan perguruan tinggi
negeri. (3) Persyaratan pengalaman,
untuk memperoleh i zin sebagai
akuntan publik terdaftar harus
memiliki pengalaman kerja sebagai
auditor pada kantor akuntan publik
atau BPKP (Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan)
paling sedikit 3 tahun.
Munawir (1996: 8) menya-
takan bahwa akuntan disebut
sebagai suatu profesi karena telah
memenuhi lima prinsip karak-
teristik suatu profesi yaitu: penge-
tahuan khusus yang diperoleh
melalui pendidikan formal, memi -
liki standar kualitatif profesi, status
profesinya diakui oleh masyarakat,
memiliki etik dan adanya organi -
sasi nasional yang ditunjuk untuk
meningkatkan tanggung jawab
sosialnya.
Akuntan publik mempunyai
peran yang sangat strategis.
Pendapat yang dinyatakan auditor
akan berguna bagi pihak pengguna
laporan keuangan hasil audit untuk
membuat keputusan ekonomi.
Auditor berfungsi melindungi
pihak yang berkepentingan, dengan
menyediakan informasi yang
relevan dan pengambilan kepu-
tusan, baik bagi pihak luar perusa-
haan maupun bagi pihak mana-
jemen dalam mendukung pertang-
gungjawaban kepada pemilik dan
memberikan kepastian bahwa
laporan keuangan tidak mengan-
dung informasi yang menyesatkan
pemakainya (Baridwan, 1996).
Untuk itu auditor harus mematuhi
prinsip akuntansi diterima umum,
standar dan kode etik (SPAP, 1994).
B. Peran dan Tanggung Jawab
Auditor
Menurut Mulyadi (1997: 53),
dalam menjalankan pekerjaan
profesionalnya ada dua peran dan
dua tanggung jawab yang harus
dipikul oleh akuntan publik, yaitu:
1. Menjaga kerahasiaan informasi
yang diperoleh dalam melaksa-
nakan tugasnya.
Informasi yang diper-
oleh akuntan publik selama
menjalankan pekerjaannya
tidak boleh diungkapkan
kepada pihak ketiga, kecuali
atas ijin kliennya. Akuntan
publik berkewajiban mengung-
kapkan informasi yang telah
diperoleh tanpa ijin kliennya
jika hukum atau negara
menghendaki akuntan publik
mengungkap informasi yang
diperoleh selama penuga-
sannya.
2. Menjaga mutu pekerjaan
profesionalnya
Setiap akuntan publik
harus bisa mempertanggunja-
wabkan mutu pelaksanaan
tugasnya. Akuntan publik tidak
boleh terlibat dalam usaha atau
pekerjaan lain dalam waktu
yang bersamaan, yang dapat
menyebabkan penyimpangan
obyektifitas dalam peker -
jaannya.
Auditor harus lebih
sensitif terhadap kemungkinan
ketidakberesan dalam setiap
unit yang dilakukan. Auditor
harus meningkatkan tanggung
jawabnya dalam merancang
audit untuk menyediakan
tingkat keyakinan yang
memadai dalam melakukan
pendeteksian. Audit laporan
keuangan dalam pelaksa-
naannya harus direncanakan
dan dilaksanakan dengan sikap
skephsisme profesional oleh
auditor sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Auditor
tidak boleh beranggapan bahwa
manajemen adalah orang yang
tidak jujur namun juga tidak
boleh menganggap manajemen
sebagai orang yang tidak
diragukan lagi kejujurannya,
akan tetapi untuk menentukan
bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji materia, segala
bukti dan informasi yang
didapat dievaluasi secara
obyektif.
3. Tanggung jawab menghindari
konflik dan mempertahankan
sikap independensi
Independensi berarti
bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh pihak lain,
dan tidak tergantung kepada
pihak lain. Auditor secara
intelektual harus jujur dari
kewajiban terhadap kliennya
dan tidak mempunyai kepen-
tingan dengan klien, tidak
hanya terhadap manajemen dan
pemilik perusahaan namun juga
terhadap kemandirian pihak
lain yang meletakkan keper-
cayaan atas laporan auditor
seperti calon-calon pemilik dan
kreditur (SPAP, Seksi: 220).
Independensi sangat
penting untuk merumuskan
dan menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.
alasan lain pentingnya indepen-
densi adalah karena profesi
akuntan publik merupakan
profesi yang mengemban keper-
cayaan masyarakat.
Kemampuan teknis yang cukup
dalam bidang akuntansi dan
auditing tidak akan membuat
masyarakat percaya atas
pendapat yang diberikan jika
didasari dengan tanggung
jawab independensi seorang
akuntan publik. Seorang auditor
tidak dianggap independensi
apabila:
a. Selama pemeriksaan berlang
sung atau pada tanggal
laporannya auditor atau
KAP-nya mempunyai
kepentingan secara
langsung atau tidak
langsung.
b. Selama pemeriksaan ber-
langsung pada tanggal
laporan atau selama periode
laporan keuangan yang
diperiksa, auditor atau KAP-
nya bekerja sebagai
direktur, pegawai staff atau
pejabat tertentu dari
perusahaan yang diperik-
sanya ataupun ada hubu-
ngan keluarga dengan
pimpinan perusahaan yang
diperiksanya.
4. Tanggung jawab menemukan
tindakan melanggar hukum
Standar Akuntansi (SA)
seksi 317 menetapkan tanggung
jawab auditor atas pelanggaran
hukum dari peraturan yang
bersifat tidak langsung. Unsur
tindakan pelanggaran hukum
berarti pelanggaran terhadap
hukum atau peraturan perun
dang-undangan Republik
Indonesia, jadi unsur adanya
pelanggaran hukum oleh klien
adalah unsur tindakan pelang-
garan yang dapat dihubungkan
dengan entitas laporan
keuangan yang diaudit, atau
tindakjan manajemen atau
karyawan yang bertindak atas
nama entitas. Auditor harus
waspada terhadap adanya
kemungkinan bahwa unsur
pelanggaran hukum telah
terjadi. Hal tersebut bukan
berarti auditor harus mendesain
suatu prosedur audit khusus
untuk mendeteksinya, akan
tetapi jika ada informasi spesi fik
yang memberikan indikasi
tentang adanya kemungkinan
unsur pelanggaran yang menim
bulkan dampak material tidak
langsung terhadap laporan
keuangan, auditor berkewajiban
melaksanakan prosedur audit
yang dirancang secara khusus
untuk meyakinkan apakah
unsur pelanggaran hukum telah
dilakukan atau tidak.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan gambar
: Pengaruh partial
: Pengaruh simultan
Keterangan :
1. Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel
terikat, dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas
adalah motivasi kerja dan etika
profesi.
2. Variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel
bebas, dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah
pengambilan keputusan
auditor.
D. Hipotesis
Mengacu pada landasan
teori dan penelitian terdahulu,
dapat dirumuskan suatu hipotesis
untuk masalah yang akan diteliti
yakni sebagai berikut:
Ha1 : Ada pengaruh yang signi -
fikan antara motivasi kerja
dan etika profesi terhadap
pengambilan keputusan
auditor,
Ha2 : Ada pengaruh yang signi -
fikan antara motivasi kerja
terhadap pengambilan kepu-
tusan auditor.
Ha3 : Ada pengaruh yang signi -
fikan antara etika profesi
terhadap pengambilan kepu-
tusan auditor.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Jenis Data yang Diperlukan
a. Data Kualitatif
1) Tanggapan responden
mengenai motivasi kerja
2) Tanggapan responden
mengenai etika profesi
3) Tanggapan responden
mengenai pengambilan
keputusan auditor
b. Data Kuantitatif
1) Jumlah auditor akuntan
publik di Surakarta dan
Yogyakarta
2) Jumlah auditor yang
dijadikan sampel
penelitian
2. Metode Analisis Data
a. Uji Validitas
Validitas instrumen
penelitian atau tingkat kete-
patan instrumen adal ah
tingkat kemampuan instru-
men penelitian untuk
mengungkat data sesuai
dengan masalah yang
hendak diungkapkannya.
Validitas pengukuran ber-
hubungan dengan kese-
suaian dan kecermatan
fungsi ukur dari alat yang
digunakan. Dengan meng-
gunakan instrumen pene-
litian yang memiliki vali -
ditas tinggi, maka hasil pene
litian akan mampu menje-
laskan masalah penelitian
Motivasi kerja
Etika profesi
Pengambilan keputusan auditor
sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Tinggi
rendahnya validitas suatu
angket dihitung dengan
teknik korelasi product
moment dengan rumus
(Suharsimi arikunto, 1996:
160).
) ) ( . ( ) ( . (
) )( ( .
2 2 2 2
y y n x x n
y x xy n
r
xy
L L L L
L L L
=
Dimana:
rxy : koefisien korelasi
antara variabel x dan y
n : jumlah sampel
x : nilai total atribut
y : nilai dari variabel
Tingkat signifikansi
ditentukan 5% apabila rhitung
lebih besar dari rtabel, maka
pengukuran tersebut adalah
valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menge
tahui sejauh mana pengu-
kuran data dapat membe-
rikan hasil relatif tidak
berbeda bila dilaksanakan
pengukuran pada obyek
yang sama atau dengan kata
lain untuk menunjukkan
adanya kesesuaian antara
sesuatu yang diukur dengan
jenis alat pengukur yang
dipakai. Untuk menguji
kehandalan (reliabilitas)
instrumen digunakan
pengujian crobach alpha
dengan menggunakanb
rumus alpha.
|
|

'

'

=
2
2
11
t
b
1
1 k
k
r
Dimana:
r11 : reliabilitas
k : banyaknya butir per
tanyaan atau banyaknya
item
Lob
2
: jumlah varian butir
ot
2
: varian total
Adapun kriteria
yang dijadikan patokan
untuk menentukan reliabi -
litas tidaknya suatu
kuesioner adalah tingkat
signifikansi ditentukan 5%.
Apabila rhitung lebih besar
dari rtabel, maka pengukuran
tersebut adalah reliabel.
B. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertu-
juan untuk menguji apakah
dalam model regresi,
variabel dependen dan
variabel independen
keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati
normal.
Pengujian normalitas
menggunakan Kolmogorav
Smirnov, dengan bantuan
SPSS versi II.
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dila-
kukan untuk mengetahui
apakah regresi hasil pengo-
lahan ditemukan korelasi
antara variable indepen-
dennya. Jika terjadi korelasi,
maka terdapat masalah
multikolinieritas. Ini dinya-
takan bebas multikoli -
nieritas apabila nilai korelasi
> 0,1 dan nilai VIP (Variance
Inflation Factor) < 10
(Damodar dan Gujarati,
1995).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan
untuk mengetahui apakah
regresi hasil pengolahan
data mempunyai distribusi
kesalahan yang penyeba-
rannya tidak konstan yaitu
apabila kesalahan tidak
mempunyai varian konstan
terhadap seluruh selang
nilai. Heteroskedastisitas
dapat dideteksi dengan
menggunakan uji Glejser
(Gujarati, 1995) yaitu
dengan melihat probabilitas
signifikansinya diatas
tingkat kepercayaan 5%
maka dalam suatu persa-
maan regresi tidak mengan-
dung heteroskedastisitas.
2. Uji Regresi Linier Berganda
a. Analisis Regresi Linier
Berganda
Analisis ini digu-
nakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel
terikat.
Rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
(Djarwanto Ps dan Pangestu
Subagyo, 2000: 309)
Keterangan :
Y : pengambilan keputusan
auditor
a : bilangan konstanta
b1, b2 : koefisien regresi
linier tiap variabel
X1 : motivasi kerja
X2 : etika profesi
e : error
b. Uji t
Analisis ini digu-
nakan untuk menguji signi -
fikansi pengaruh variabel
bebas terhadap variabel
terikat secara parsial.
Langkah-langkah pengujian
secara umum :
1) Menentukan hipotesis
nilai dan hipotesis alter-
natif
Ho : = 0, berarti
tidak ada signifikansi
pengaruh antara
variabel bebas terha-
dap variabel terikat
secara parsial.
Ho : = 0, berarti
ada signifikansi
pengaruh antara
variabel bebas terha-
dap variabel terikat
secara parsial.
2) Menentukan level of
significant (o = 0,05)
t = (o/2; n 1 k).
Dengan membandingkan
thitung dengan ttabel maka
dapat diambil kesimpulan
Ho diterima atau Ho
ditolak.
c. Uji F
Analisis ini digu-
nakan untuk mengetahui
signifikansi pengaruh
variabel bebas terhadap
variabel terikat secara ber-
sama-sama. Langkah-lang-
kah pengujian sebagai
berikut:
1) Menentukan hipotesis
nihil dan hipotesis
alternatif
Ho : 1 = 2 = 0, artinya
tidak ada signify
kansi pengaruh
antara variabel
bebas secara
bersama-sama
terhadap variabel
terikat.
Ho : 1 = 2 = 0, artinya
ada signifikansi
pengaruh antara
variabel bebas
secara bersama-
sama terhadap
variabel terikat.
2) Menentukan level of
significant (o = 0,05)
Dengan derajat kebe-
basan (dk); k; (n 1 k).
Ftabel = o; k; (n 1 k)
atau 0,05; k; (n 1 k).
Dengan
membandingkan antara
thitung dengan ttabel maka
akan dapat diambil
kesimpulan apakah Ho
diterima atau Ho
ditolak.
d. Uji Koefisien Determinasi
(R
2
)
Pengujian ini digu-
nakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan
varian x variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi
majemuk (R
2
) besarnya
berkisar 0 s R
2
s 1, jika
semakin mendekati, maka
model semakin baik, jika R
2
= 1 berarti variabel inde-
penden berpengaruh sem-
purna terhadap variabel
dependen, tetapi jika R
2
= 0
berarti variabel independen
tidak berpengaruh sem-
purna terhadap variabel
dependen R
2
dirumuskan
sebagai berikut (Ghozali,
2001) :
k N
N
R R

=
1
) 1 ( 1
2 2
Keterangan :
N : jumlah observasi
k : jumlah varian
R
2
: koefisien determinasi
ANALISIS DATA DAN PEMBA-
HASAN
A. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Signifikansi
Kriteria
Signifikan
Keterangan
Motivasi Kerja (X1) 0,063 0,05 Normal
Etika Profesi (X2) 0,187 0,05 Normal
Pengambilan Keputusan
Auditor (Y)
0,430 0,05 Normal
Sumber : Data yang Diolah (Lampiran 11)
Hasil tersebut dapat dike-
tahui variabel motivasi (X1),
etika profesi (X2) dan
pengambilan keputusan
auditor (Y) menunjukkan
bahwa data berdistribusi
normal karena nilai probabi -
litasnya > 0,05 (Lampiran
11).
b. Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Nilai
tolerance
value
Kriteria VIF Kriteria
Motivasi Kerja (X1) 0,976 0,10 1,025 10
Etika Profesi (X2) 0,976 0,10 1,025 10
Sumber : Data yang Diolah (Lampiran 13)
Hasil tersebut dapat dike-
tahui bahwa semua variabel
independen yaitu motivasi
(X1) dan etika profesi (X2)
menunjukkan tidak terjadi
multikolinieritas karena
nilai dari tolerance value >
0,10 dan nilai VIF < 10
(Lampiran 13).
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Propoabilitas
Kriteria
Signifikan
Keterangan
Motivasi Kerja (X1) 0,255 0,05 Tidak Terjadi
Etika Profesi (X2) 0,265 0,05 Tidak Terjadi
Sumber : Data yang Diolah (Lampiran 12)
Hasil tersebut dapat dike-
tahui variabel independen
yang diujikan yaitu motivasi
kerja (X1) dan etika profesi
(X2) menunjukkan bahwa
tidak terjadi heterokedas-
tisitas, karena nilai probabi -
litas > 0,05.
2. Uji Regresi Linier Berganda
a. Analisis Regresi Linier
Berganda
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
Unstandarlized
Coefficients
B Std. Error
(Constant) 11,146 2,308
Motivasi Kerja (X1) 0,741 0,078
Etika Profesi (X2) 0,363 0,093
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 13)
Tabel di atas dapat dike-
tahui bilangan konstanta (a)
dan koefisien regresi
masing-masing variabel (b1
dan b2), maka hasil uji persa-
maan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y = 11,146 + 0,741X1 +
0,363X2 + e
Adapun interpretasi dari
persamaan regresi adalah
sebagai berikut :
a = 11,146 artinya apabila
motivasi kerja (X1) dan
etika profesi (X2) dianggap
tetap, maka pengambilan
keputusan auditor (Y)
mempunyai nilai positif.
b1 = 0,741 artinya
variabel motivasi kerja
(X1) berpengaruh secara
positif terhadap pengam-
bilan keputusan auditor
(Y), dengan asumsi
variabel lain dianggap
tetap atau konstan.
b2 = 0,363 artinya
variabel etika profesi (X2)
berpengaruh secara posi -
tif terhadap pengambilan
keputusan auditor (Y),
dengan asumsi variabel
lain dianggap tetap atau
konstan.
Berdasarkan hasil persa-
maan regresi linier berganda
tersebut maka dapat disim-
pulkan bahwa variabel yang
paling dominan mempenga-
ruhi pengambilan kepu-
tusan auditor (Y) adalah
motivasi kerja (X1) karena
nilai koefisien regresinya
paling besar.
b. Uji F
Analisis uji F digunakan
untuk mengetahui tingkat
pengaruh variabel inde-
penden terhadap variabel
dependen secara bersama-
sama.
Hasil Analisis Uji F
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
Fhitung Ftabel Sig.
Regression 876,493 2 438,246 60,536 3,15 0,000
Residual 434,364 60 7,239
Total 1310,857 62
Sumber Data: Data Primer Diolah (Lampiran 13)
Hasil analisis dari perhitu-
ngan di atas dapat diketahui
nilai F hitung = 60,536 > F
tabel = 3,15 maka Ho ditolak
berarti ada pengaruh yang
signifikan variabel indepen-
den yaitu motivasi kerja (X1)
dan etika profesi (X2) ter-
hadap variabel dependen
yaitu pengambilan kepu-
tusan auditor (Y) secara
bersama-sama.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk
menguji signifikansi penga-
ruh variabel independen
terhadap variabel dependen
secara parsial. Hasil perhi -
tungan untuk menguji
pengaruh koefisien regresi
linear secara parsial dengan
menggunakan program
SPSS Versi 11.
Hasil Analisis Uji t
Variabel
Unstandardized
Coefficient
Standardized
Coefficient
t ttabel Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 11,146 2,308 4,828 2,000 0,000
Motivasi Kerja
(X1)
0,741 0,078 0,719 9,552 2,000 0,000
Etika Profesi (X2) 0,363 0,093 0,293 3,900 2,000 0,000
Sumber Data: Data Primer Diolah (Lampiran 13)
Hasi thitung = 9,552 > ttabel =
2,000 maka Ho ditolak
berarti ada pengaruh yang
signifikan motivasi kerja
(X1) terhadap pengambilan
keputusan auditor (Y).
Hasi thitung = 3,900 > ttabel =
2,000 maka Ho ditolak
berarti ada pengaruh yang
signifikan etika profesi (X2)
terhadap pengambilan
keputusan auditor (Y)
d. Koefisien Determinasi
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R
2
)
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
0,818 0,669 0,658 2,69061
Sumber Data : Data Primer Diolah (Lampiran 13)
Hasil perhitungan diperoleh
nilai Adjusted R Square =
0,658 berarti diketahui
bahwa pengaruh yang dibe-
rikan oleh variabel inde-
penden yaitu motivasi kerja
(X1) dan etika profesi (X2)
terhadap variabel dependen
yaitu pengambilan kepu-
tusan auditor (Y) sebesar
65,8% sedangkan sisanya
(100% - 65,8%) = 34,2% dipe-
ngaruhi oleh faktor yang
tidak diteliti.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Analisis Regresi Linier
Berganda
Hasil anaisis dengan meng-
gunakan program SPSS diper -
oleh hasil persamaan regresinya
adalah sebagai berikut:
Y = 11,146 + 0,741X1 + 0,363X2 +
e
Berdasarkan hasil persamaan
regresi linier berganda tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa
variabel yang paling dominan
mempengaruhi pengambilan
keputusan auditor (Y) adalah
motivasi kerja (X1) karena nilai
koefisien regresinya paling
besar.
2. Uji F
Hasil analisis uji F menun-
jukkan ada pengaruh yang
signifikan variabel independen
yaitu motivasi kerja (X1), etika
profesi (X2) terhadap variabel
dependen yaitu pengambilan
keputusan auditor (Y) secara
bersama-sama.
3. Uji t
a. Pengujian pengaruh moti-
vasi kerja (X1 terhadap
pengambilan keputusan
auditor (Y) menunjukkan
ada pengaruh yang antara
motivasi kerja (X1) terhadap
pengambilan keputusan
auditor (Y).
b. Pengujian pengaruh etika
profesi (X2) terhadap
pengambilan keputusan
auditor (Y) menunj ukkan
ada pengaruh yang signi -
fikan antara etika profesi
(X2) terhadap pengambilan
keputusan auditor (Y).
4. Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai Adjusted R
Square = 0,658 berarti diketahui
bahwa pengaruh yang dibe-
rikan oleh variabel independen
yaitu motivasi kerja (X1) dan
etika profesi (X2) terhadap
variabel dependen yaitu
pengambilan keputusan auditor
(Y) sebesar 65,8% sedangkan
sisanya (100% - 65,8%) = 34,2%
dipengaruhi oleh faktor yang
tidak diteliti.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Organisasi profesional yang
dimaksud adalah kantor
akuntan.
2. Responden dalam penelitian ini
adalah auditor pada Kantor
Akuntan Publik.
3. Penelitian ini dalam melakukan
analisis data tidak membedakan
gender.
4. Wilayah penelitian ini hanya
terbatas pada Surakarta dan
Yogyakarta.
C. Saran
Adapun saran yang dapat
penulis sampaikan dalam peneli -
tian ini adlah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa antara variabel motivasi
kerja dan etika profesi secara
signifikan berpengaruh ter-
hadap pengambilan keputusan
auditor, untuk itu hendaknya
auditor dalam mengambil kepu-
tusan perlu memperhatikan
variabel tersebut, terlebih lagi
variabel yang perlu diperha-
tikan untuk mengambil kepu-
tusan auditor adalah etika
profesi.
2. Penelitian berikutnya sebaiknya
tidak hanya menggunakan
motivasi kerja dan etika profesi
saja sebagai variabel indepen-
dennya dan memperluas ruang
lingkup untuk penelitian selan-
jutnya, misalnya penelitian dila-
kukan untuk seluruh Kantor
Akuntan Publik di wilayah
Jawa Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1997. Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, Edisi 5. Rineka Cipta.
Jakarta.
Cahyono, Dwi dan Imam Ghozali, 2002.
Pengaruh Jabatan, Budaya
Organisasional dan Konflik
Peran terhadap Hubungan
Kepuasan Kerja dengan
Komitmen Organisasi . Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, S (3):
341-361.
Damodar dan Gujarati, 1995. Ekono-
metrika Dasar. Terjemahan.
Erlangga. Jakarta.
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo,
2000. Statistik Induktif. BPFE-
UGM. Yogyakarta.
Ermawati, 2006. Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kinerja
Auditor dalam Perencanaan
Audit. Skripsi tidak dipubli
kasikan. STIE-AUB.
Ghozali, Imam, 2002. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Edisi 5: Semarang. Badan
Penerbit Universitas
Diponegoro.
IAI, 2004. Standar Profesional
Akuntan Publik. Salemba
Empat. Jakarta.
Jusuf, Amir Abadi, 1997. Auditing
Pendekatan Terpadu. Salemba
Empat. Jakarta.
Ludigdo, Unti, 1999. Pengaruh Jenis
Kelamin terhadap Etika Bisnis,
Studi terhadap Studi Persepsi
Akuntan dan Mahasiswa. SNA
II. IAI-KAPd: September.
Mulyadi, 1997. Auditings. BPFE-UGM.
Yogyakarta.
Mulyadi, 2002. Auditing I. Salemba
Empat. Jakarta.
Munawir, 1996. Auditing Modern.
BPFE-UGM. Yogyakarta.
Panggabean, Mutiara S, 2001.
Perbedaan Komitmen Organisa
sional Berdasarkan Karakteris-
tik Individu. Media Riset Bisnis
dan Manajemen, 1(2): 89-124.
Puspa, Dwi F. dan Bambang Riyanto
L.S, 1999. Tipe Lingkungan
Pengendalian Organisasi,
Orientasi Profesional, Konflik
Peran, Kepuasan Kerja dan
Kinerja. Suatu Penelitian
Empiris. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 2 (1): 117-135.
Rahmawati dan Setyaningtyas
Honggowati, 2004. Pengaruh
Tekanan Kepatuhan, Gender,
Autotarian dan Pertimbangan
Moral terhadap Judgement
Auditor, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, Vol. 4, No. 1, 2004,
42-64.
Ramdhani, Mohammad, 2006. Analisis
Faktor-faktor yang Mempenga-
ruhi Respon Auditor dalam
Situasi Konflik. Skripsi tidak
dipublikasikan. STIE AUB.
Santoso, Singgih, 2002. SPSS Versi 11.
Mengolah Data Statistik secara
Profesional. Jakarta. Elek Media
Komputindo. Sekaran, Uma,
2000. SPSS Statistik Multi
variant. PT. Elek Media Kompu
tindo, Kelompok Gramedia.
Jakarta.
Supriyono, R.A., 1998. Pengantar
Akuntansi Keuangan. Andi
Offset. Yogyakarta.
Sulistiyowati, Ari, 2005. Pengaruh
Konflik Peran dan Stress Kerja
terhadap Komitmen
Organisasi. Skripsi tidak
dipublikasikan. UNS.
Sutrisno, Hadi, 2001. Metodologi
Research. Rineka Cipta. Jakarta.
Utami, Intiyas, 2006. Pengaruh
Tekanan Etis terhadap Konflik
Organisa sional Profesional
dan Work Out Comes. SNA IX.
Wiwik, Utami dan Fitri Indr iyanto,
2006. Muatan Etika dalam
Pengajaran Akuntansi
Keungan dan Dampaknya
terhadap Persepsi Etika
Mahasiswa: Studi Eksperimen
Jemu. SNA IX.
Zaki Baridwan, 1996. Intermediate
Accounting. BPFE-UGM.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai