Anda di halaman 1dari 6

KEJAKSAAN NEGERI BENGKULU UNTUK KEADILAN

P-29

SURAT DAKWAAN No. Reg. Perk: PDM - 495 /Bkulu/ 11 / 2010


A. IDENTITAS TERDAKWA : Nama lengkap Tempat Lahir Umur / Tgl. Lahir Jenis Kelamin Kebangsaan : : : : : Bastari Bin Murni Tanjung Terdana (Bengkulu Tengah) 42 Tahun / 15 April 1968 Laki-laki. Indonesia.

Tempat Tinggal

Jl.Tahura

Desa

Tanjung

Terdana

Rt.1

No.13

Kec.Pondok Kubang Kab.Bengkulu Tengah Agama Pekerjaan Pendidikan : : : I s l a m. Swasta SMA

B.PENAHANAN : Penyidik : 2010 s/d 19 Oktober 2010 Perpanjangan oleh Kejaksaan : Rutan, mulai tanggal 20 Oktober 2010 s/d Rutan, mulai tanggal 30 September

28 Nopember 2010 Jaksa Penuntut Umum : 2010 s/d di limpahkan ke Pengadilan Negeri Bengkulu. C.DAKWAAN Kesatu : -Bahwa ia terdakwa COKRO SUSENO pada hari Rabu tanggal 15 November 2006 sekira jam 15.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan November tahun 2006, bertempat di Jl. Van Iskandar Basir Rt. 05 No. 05 Kel. Jitra Kec. Teluk Segara Kota Bengkulu, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bengkulu, dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut : Bahwa berawal 10 pada hari Minggu dan tanggal November 2006 sekitar jam 12. 00 Wib, terdakwa bertamu di rumah saksi Pedro, kemudian datang saksi korban Remsy ke rumah tersebut untuk menanyakan persyaratan tes Secaba Polri kepada saksi Pedro. Pada saat saksi korban Remsy hendak pulang, terdakwa berkata kepadanya KAMU YANG MAU DAFTAR POLISI, NANTI SAYA BANTU SAYA DEKAT DENGAN KAPOLDA BENGKULU. Mendengar perkataan terdakwa saksi korban Remsy pun yakin jika terdakwa sanggup membantu meluluskan dirinya. Bahwa beberapa hari kemudian saksi Pedro menghubungi saksi Lilik, memberitahukan bahwa terdakwa Cokro Suseno sanggup membantu meluluskan saksi korban Remsy dalam tes Secaba Polri dengan menyerahkan uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sebagai uang pelicin, terdakwa pun berani menjamin lulus karena terdakwa mengaku dekat dengan Kapolda Bengkulu dan apabila tidak lulus maka terdakwa bersedia untuk mengembalikan semua uang tersebut,oleh karena pernyataan terdakwa yang sangat meyakinkan langsung percaya kepada terdakwa. saksi Lilik yakin dan Rutan, mulai tanggal 26 Nopember

Bahwa kemudian pada hari Rabu tanggal 15 November 2006 sekira jam 15.00 Wib datang keluarga saksi korban Remsy ke rumah saksi Pedro. Pada saat itu terdakwa sudah berada di teras depan rumah saksi Pedro. Di ruang tamu rumah saksi Pedro, saksi Lilik menyerahkan uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kepada saksi Pedro dengan disaksikan saksi korban Remsy, saksi David, saksi Bunga, dan saksi Joko.

Bahwa Selanjutnya oleh saksi Pedro uang tersebut diserahkan kepada terdakwa di teras depan rumahnya dengan disaksikan saksi Lilik, saksi korban Remsy, saksi David, dan saksi Joko tanpa dibuatkan tanda terimanya.

Bahwa kemudian pada tanggal 07 Desember 2006 saksi korban Remsy menyerahkan nomor peserta tes tersebut kepada saksi Pedro atas permintaan terdakwa untuk diserahkan kepada Kapolda Bengkulu.

Bahwa ternyata selain uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tersebut pada tanggal 15 Desember 2006 terdakwa juga meminta tambahan uang Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) untuk tes kesehatan.

Bahwa kemudian pada tanggal 25 Desember 2006 terdakwa meminta lagi uang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk biaya tes jasmani. Bahwa selanjutnya pada tanggal 2 Januari 2007 terdakwa meminta tambahan uang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) untuk pengumuman tes psikotes. sekitar Keseluruhan Januari uang 2007 tambahan tersebut Remsy didapatkan terdakwa dari saksi Pedro.

Bahwa

kemudian

bulan

saksi korban

mengetahui bahwa dirinya tidak lulus tes Secab Polri. Bahwa kemudian saksi korban Remsy dengan ditemani saksi Pedro dan saksi Lilik menemui terdakwa di Hotel Bidadari.Terdakwa menjanjikan akan mengembalikan uang tersebut secepatknay.Namun hingga terdakwa tertangkap dan ditahan di Rutan Polres Bengkulu karena perkara narkoba, uang tersebut belum juga dikembalikan. Bahwa terdakwa menjanjikan kepada saksi korban Remsy setelah habis masa hukumannya terdakwa akan mengembalikan uang tersebut. Namun setelah masa hukuman selesai terdakwa menghilang dan tidak pernah mengembalikan uang tersebut hingga sekarang. Bahwa akibat perbuatan terdakwa, saksi korban Remsy dan saksi Pedro mengalami kerugian masing-masing sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan Rp. 13.000.000,- (tiga belas juta rupiah) atau setidaktidaknya lebih dari Rp. 250,(dua ratus lima puluh rupiah).------------------------------------------------------------

-------------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 KUHP.------------------------------------

ATAU Kedua : -Bahwa ia terdakwa COKRO SUSENO pada hari Rabu tanggal 15 November 2006 sekira jam 15.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan November tahun 2006, bertempat di Jl. Van Iskandar Basir Rt. 05 No. 05 Kel. Jitra Kec. Teluk Segara Kota Bengkulu, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bengkulu, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang yang selruhnya atau sebagaian adalah kepunyaan orang lain, dan yang dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut : Bahwa berawal pada hari Minggu dan tanggal 10 November 2006 sekira jam 12. 00 Wib, terdakwa bertamu di rumah saksi Pedro, kemudian datang saksi korban Remsy ke rumah tersebut untuk menanyakan persyaratan tes Secaba Polri kepada saksi Pedro. Pada saat saksi korban Remsy hendak pulang, terdakwa berkata kepadanya KAMU YANG MAU DAFTAR POLISI, NANTI SAYA BANTU SAYA DEKAT DENGAN KAPOLDA BENGKULU. Mendengar perkataan terdakwa saksi korban Remsy pun yakin jika terdakwa sanggup membantu meluluskan dirinya. Beberapa hari kemudian saksi Pedro menghubungi saksi Lilik, memberitahukan bahwa terdakwa sanggup membantu meluluskan saksi korban Remsy tes Secaba Polri dengan menyerahkan uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sebagai uang pelicin, terdakwa pun berani menjamin lulus karena terdakwa mengaku dekat dengan Kapolda Bengkulu dan apabila tidak lulus maka terdakwa bersedia untuk mengebalikan semua uang tersebut, mendengar pengakuan terdakwa yang sangat meyakinkan saksi Lilik pun yakin dan percaya kepada terdakwa. Bahwa Kemudian pada hari Rabu tanggal 15 November 2006 sekira jam 15.00 Wib datang keluarga saksi korban Remsy ke rumah saksi Pedro. Pada saat itu terdakwa sudah berada di teras depan rumah saksi Pedro. Di

ruang tamu rumah saksi Pedro, saksi Lilik menyerahkan uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kepada saksi Pedro dengan disaksikan saksi korban Bedi, saksi David, saksi Bunga, dan saksi Joko. Bahwa selanjutnya oleh saksi Pedro uang tersebut diserahkan kepada terdakwa di teras depan rumahnya dengan disaksikan saksi Lilik, saksi korban Remsy, saksi David,saksi Bunga, dan saksi Joko tanpa dibuatkan tanda terimanya. Bahwa pada tanggal 07 Desember 2006 saksi korban Remsy menyerahkan nomor peserta tes tersebut kepada saksi Pedro atas permintaan terdakwa untuk diserahkan kepada Kapolda Bengkulu. Bahwa selain uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tersebut pada tanggal 15 Desember 2006 terdakwa juga meminta tambahan uang Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) untuk tes kesehatan. bahwa kemudian pada tanggal 25 Desember 2006 terdakwa meminta lagi uang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk biaya tes jasmani. Bahwa selanjutnya pada tanggal 2 Januari 2007 terdakwa meminta tambahan uang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) untuk pengumuman tes psikotes. Bahwa keseluruhan uang tambahan tersebut didapatkan terdakwa dari saksi Pedro. Bahwa sekitar bulan Januari 2007 saksi korban Remsy mengetahui bahwa dirinya tidak lulus tes Secab Polri, kemudian saksi korban Remsy dengan ditemani saksi Pedro dan saksi Lilik menemui terdakwa di Hotel Bidadari. Bahwa terdakwa menjanjikan akan mengembalikan uang tersebut secepatknya namun hingga terdakwa tertangkap dan ditahan di Rutan Polres Bengkulu karena perkara narkoba, uang tersebut belum juga dikembalikan. Bahwa terdakwa mengaku tidak penah mengurus tes Secaba Polri sehingga saksi korban Remsy tidak lulus. Bahwa uang sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) yang didapatkan dari saksi Lilik dan uang sebesar Rp. 13.000.000,- (tiga belas juta rupiah) yang didapatkan dari saksi Pedro dihabiskan oleh terdakwa untuk keperluan sehari-hari. bahwa akibat perbuatan terdakwa saksi korban Remsy dan saksi Pedro mengalami kerugian masing-masing sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan Rp. 13.000.000,- (tiga belas juta rupiah) atau setidaktidaknya lebih dari Rp. 250,(dua ratus lima puluh rupiah).-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-------------Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 KUHP.------------------------------------

Bengkulu , 25 November 2010 Jaksa Penuntut Umum

Abraham,SH,MH. Ajun Jaksa Madya Nip. 19840419 200703 1 001 Zahrina,SH,MH. Ajun Jaksa Madya Nip. 19840411 200703 1 002

Anda mungkin juga menyukai