Hal inilah yang menjadi pedoman dan acuan penulis dalam penelitian ini. Mungkinkah ketenangan saat berdzikir bisa dimanfaatkan untuk ketelitian berhitung? Dalam konteks teori seperti yang telah dijelaskan, ketenangan berdzikir bisa dimanfaatkan dalam ketelitian berhitung. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti lebih lanjut pada keadaan nyata di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan secara artian luas dapat diartikan, yaitu keadaan ingat dan kesadaran akan Allah beserta kebesaran-Nya di mana saja dan kapan saja. Zikir seperti ini yang mendorong suatu umat manusia mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sehingga mengarah kepada manusia yang bertakwa. Pada manusia bertakwa, mereka lebih sering menghabiskan waktu mereka untuk beribadah kepada Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hal ini juga bertujuan pada jangka panjang, yaitu dengan harapan mendapat ridha Allah untuk masuk kedalam surga Allah SWT. Salah satu bentuk tasbih seperti gambar di bawah.
nama Allah dan renungkanlah kebesaran-Nya) dengan dzikir yang banyak. Tulisan nama Allah dalam bahsa arab adalah sebagai berikut.
2.
Hari-hari Allah. Hari-hari Allah yang dimaksud adalah hari dimana terjadi peristiwa penting yang dialami baik yang berupa nikmat maupun yang berupa bencana. Hal ini bertujuan agar umat manusia senantiasa mengingat Allah dan kebesaran-Nya, menjadi tidak takabur, dan selalu pada jalan Allah. Hal ini juga yang menyebabkan Allah SWT menganjurkan kaum Nabi Muhammad SAW selalu mengingat dan merenung peristiwa yang pernah dialami. Dengan kata lain, seseorang dianjurkan untuk mengingat sejarah. Hal ini bertujuan agar orang tersebut mengambil pelajaran dari apa yang telah dilakukan. Seseorang bisa mencari tahu sebab-sebab suatu peristiwa, meneladani jika hal itu baik dan dihindari apabila hal itu buruk. Apabila peristiwa yang diingat tersebut adalah suatu nikmat, berdzikir pada konteks
objek ini juga termasuk dalam bersyukur. Hal ini juga dapat mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridhai-Nya. 3. Kitab Allah. Sesuai dengan QS al-Anbiya (21) : 50, Allah SWT berfirman : Dan (al- Quran) ini adalah suatu dzikir (kitab pengingatan) yang penuh berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? Allah SWT menjanjikan kemudahan untuk memeliharan dan mengingat alQuran bagi siapa yang bermaksud memelihara, mengingat, dan
memahaminya. Banyak cara mengingat al-Quran, bisa dengan bertadarus sambil menghafalkannya, mengajarkan kepada sesama, bahkan hingga memperbanyak dalam kaset atau media lainnya. 4. Tokoh-tokoh yang baik dan yang buruk. Tokoh yang baik dan yang buruk termasuk dalam objek dzikir dengan tujuan seseorang bisa meneladani dan mempelajari sifat-sifat mereka. Tokoh yang baik bisa diambil sifat, sikap, dan perilakunya agar menjadi insan yang baik dan berguna bagi banyak pihak. Sedangkan tokoh yang buruk diingat kesalahannya dengan tujuan tidak mengulangi kesalahan yang sama yang telah mereka lakukan. Selain itu sesuai dengan QS Maryam (19) manusia diperintahkan untuk mengingat beberapa nama nabi dan banyak tokoh lainnya yang dapat diteladani. Tokoh yang benar-benar harus diteladani dalam hidup ini adalah Nabi Muhammad SAW. Sosok, sifat, sikap, dan perilakunya sungguh harus diingat dan diterapkan dalam keseharian.
5. Diri Manusia. Banyak ayat dalam al-Quran yang menyebutkan manusia sebagai objek dzikir. Salah satunya adalah QS Maryam (19) : 67 : tidakkah manusia mengingat (berpikir) bahwa sesungguhnya Kami telah
menciptakannya, sedang dia (sebelum diciptakan itu, dahulu) tidak ada sama sekali. Potongan ayat itu memiliki makna bahwa seseorang harus selalu mengingat asal mula sebelum dilahirkan di dunia ini. Selalu mengingat asal usul peristiwa perjalanan sebelum kita hidup. Dzikir terhadap diri manusia bertujuan luas agar seseorang tidak sombong dan takabur dalam menjalani dunia ini. Selalu ingat bagaimana latar dilahirkan dan apa tujuan dilahirkan.
2. dilakukan di tempat yang nyaman dan kondusif. Dalam artian tidak ramai, tidak terganggu dengan kedaan sekitar 3. meghadap ke arah kiblat. Hal ini bertujuan untuk lebih mengkhusukan karena seakan-akan sama dengan shalat 4. dilakukan secara sungguh-sungguh dan dalam waktu yang cukup lama. Apabila hal tersebut dilakukan, dzikir yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat dan memperoleh ketenangan lahir dan batin, contohnya seperti pada gambar di bawah ini.
mengaplikasikan makna-makna yang terkandung dalam takbir berdasar sikap batin pada kehidupan sehari-hari. Bacaan yang keempat adalah bacaan istighfar. Bacaan ini berbunyi astaghfirullah. Kata ini terdiri dari kata Astaghfiru dan Allah. Astaghfirullah berarti permohonan agar Allah menutup aib dan dosa si pemohon. Seseorang yang membaca istighfar seharusnya dilandasi dengan kesadaran bahwa maghfirah Allah sangat luas. Namun, ampunan Allah yang begitu luas, tidak sepantasnya manusia permainkan. Maksudnya adalah manusia yang memohon ampunan dari dosa seharusnya sungguh-sungguh dalam bertobat dan tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Bacaan yang kelima adalah bacaan tahlil. Bacaan tahlil sering juga disebut kalomat tauhid. Bacaan ini berbunyi La Ilaha Illa Allah. Bacaan ini berarti tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Penghayatan dan pemahaman terhadap bacaan ini bisa menjadikan seseorang yang berdzikir merasakan ketenangan sesuai firman Allah pada QS. Ar-Rad (13) : 28. Arti ayat tersebut adalah Sungguh! Dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. Ketenangan dan ketentraman itu lahir bila sesorang yang berdzikir percaya dan sadar bahwa Allah adalah penguasa tunggal dan pengatur alam raya dan yang dalam genggaman tangan-Nya segala sesuatu.
11
12
matematika tradisional dan banyak lagi kemampuan penalaran, pola-pola absktrak pengenalan, berpikir dan penyelidikan ilmiah, dan kemampuan untuk melakukan perhitungan yang kompleks. Ini berkolerasi kuat dengan konsep IQ. Karir yang sesuai adalah ilmuwan matematikawan, insinyur, dokter, dan ekonom. Dalam berhitung, ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam ketelitian berhitung seseorang. Faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam pribadi seseorang. Faktor ini terdiri dari kemampuan dasar berhitung orang tersebut, kecerdasan intelektual, dan bakat orang tersebut. Kemampuan dasar berhitung seseorang dipengaruhi oleh kemampuan otak orang tersebut. Ada yang memiliki kemampuan berhitung cepat dan akurat, ada yang cepat namun salah, ada yang lebih lama namun benar, dan ada pula yang kemampuan berhitung rendah yaitu lama dan salah. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar pribadi seseorang. Faktor ini terdiri dari faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah kenyamanan orang tersebut dalam melakukan penghitungan. Ada tipe orang dimana dalam berhitung, orang tersebut harus dalam keadaan sepi dan tenang. Namun ada pula yang memiliki kemampuan berhitung akurat walau dalam keadaan ramai.
14
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah. 2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran postsinapsis. 16
3.1.
3.2.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis mendapatkan informasi melalui 2 metode.
Metode utama adalah metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menguji ketelitian berhitung pada objek penelitian dengan latar belakang 2 kelompok siswa yang berbeda. Kelompok pertama dengan ketenangan setelah berdzikir dan kelompok kedua dengan tanpa ketenangan berdzikir. Metode kedua yang digunakan penulis adalah dengan kajian pustaka beberapa buku dan website dari internet yang telah dipilih oleh penulis.
3.3.
Objek Penelitian
Objek penelitian karya tulis ini adalah dzikir dan pengaruhnya terhadap
17
3.4.
akselerasi kelas XII. Siswa akselerasi kelas XII ini terdiri dari 6 siswi dan 1 siswa yaitu penulis sendiri. Penulis mengambil sampel sedemikian rupa agar kemampuan sampel yang diambil sama rata, yaitu dengan kemampuan di atas rata-rata sesuai dengan predikat kelas akselerasi yang disandangnya. Populasi sampel penelitian adalah siswa akselerasi kelas XII SMA Labschool Kebayoran.
3.5.
kuantitatif, yaitu berdasarkan dari hasil data eksperimen yang penulis lakukan. Hasil data yang didapatkan akan dijelaskan pada bab berikutnya.
18
19
Diagram tersebut menunjukkan bahwa paling banyak kelompok dzikir memiliki IQ diantara 120-139 dengan jumlah 2 orang. Kelompok ini digolongkan pada kelompok cerdas. Kelompok kedua adalah dengan IQ diantara 110-119 dengan jumlah 1 orang. Kelompok ini digolongkan pada kelompok rata-rata cerdas.
20
1a
2a Jumlah Benar
3a
Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 Baris 6 Baris 7 Baris 8 Baris 9 Baris 10
10 9 12 13 15 17 12 17 7 13
18 16 18 18 18 18 18 18 18 18
18 9 14 18 16 18 13 14 11 11
Grafik 1: Perbandingan jumlah benar kelompok responden dzikir di tiap baris soal
21
Dari tabel 2, kelompok responden dzikir paling sedikit hanya menjawab 7 soal pada salah satu baris soal, dan paling banyak mampu mengerjakan dengan benar tiap baris soal. Dari diagram 2 dapat dilihat variasi kemampuan kelompok responden dzikir menghitung cukup tinggi. Ada kecenderungan naik dalam mengerjakan soal dengan benar, namun pada baris akhir terjadi penurunan.
4.2 Analisis Kelompok Responden Tidak Dzikir 4.2.1 Kelompok Responden Tidak Dzikir Berdasarkan IQ
Pada tabel tersebut dapat dilihat kemampuan intelektual (IQ) pada kelompok tidak dzikir. IQ tertinggi dalam kelompok tidak dzikir adalah 136. IQ terendah dalam kelompok ini adalah 99. Lebih jelas lagi seperti yang ditampilkan pada tabel dan diagram berikut. No Urut 1b 2b 3b IQ 133 142 143
22
Diagram tersebut menunjukkan bahwa paling banyak kelompok dzikir memiliki IQ diantara 140-159 dengan jumlah 2 orang. Kelompok ini digolongkan pada kelompok sangat cerdas. Kelompok kedua adalah dengan IQ diantara 120139 dengan jumlah 1 orang. Kelompok ini digolongkan pada kelompok cerdas.
23
1a
2a Jumlah Benar
3a
Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 Baris 6 Baris 7 Baris 8 Baris 9 Baris 10
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
18 9 18 14 10 13 12 13 18 4
18 14 16 16 16 15 11 16 15 15
Grafik 2: Perbandingan jumlah benar kelompok responden tidak dzikir di tiap baris soal Dari tabel 2, kelompok responden tidak dzikir paling sedikit hanya menjawab 4 soal pada salah satu baris soal, dan paling banyak mampu mengerjakan dengan benar tiap baris soal. 24
Dari grafik 2 dapat dilihat variasi kemampuan kelompok responden tidak dzikir menghitung cukup tinggi. Ada kecenderungan stabil dalam mengerjakan soal dengan benar. Namun 2 dari 3 responden memiliki lebih cenderung turun dalam mengerjakan soal dengan benar pada tiap baris yang ada.
4.3 Perbandingan Kelompok Responden Dzikir dan Kelompok Responden Tidak Dzikir
Melalui data yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dilihat perbandingan kelompok responden dzikir dan kelompok responden tidak dzikir seperti pada tabel dan diagram di bawah ini.
Diagram 3: Perbandingan IQ kelompok responen dzikir dan kelompok responden tidak dzikir
25
Grafik 3: Perbandingan jumlah benar kelompok responden dzikir dan kelompok responden tidak dzikir di tiap baris soal Terlihat pada diagram 3 diatas bahwa IQ kelompok responden tidak dzikir memiliki rata-rata lebih tinggi daripada kelompok responden dzikir. Hal ini merupakan faktor internal pada masing-masing individu pada masing-masing kelompok responden yang merupakan gen dan kemampuan dasar yang telah ada sejak lahir. Dari grafik 3 dijelaskan bahwa kemampuan kelompok responden dzikir dan responden tidak dzikir dalam mengerjakan soal yang diberikan sangat bervariasi. Pada kelompok responden dzikir cenderung tinggi dan tidak banyak mengalami penurunan. Sedangkan pada kelompok responden tidak dzikir, cenderung turun pada pengerjaan tiap baris soal.
26
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dzikir adalah kegiatan ibadah umat Islam dengan mengingat penciptanya
yaitu Allah SWT. Dzikir dilakukan agar manusia selalu tawakal dan istiqomah di jalan Allah dengan selalu mengingat kebesaran dan keagungan Allah SWT demi mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis mengenai pengaruh dzikir terhadap ketelitian berhitung, maka penulis menyimpulkan bahwa dzikir memiliki pengaruh terhadap ketelitian berhitung. Hasil dari proses berdzikir, seseorang mendapatkan ketenangan batin. Ketenangan batin tersebut menjadi faktor penunjang dalam ketelitian berhitung. Hasil dari percobaan ini memang tidak menunjukkan hasil yang signifikan dari proses dzikir tersebut. Proses dzikir tidak berpengaruh begitu banyak karena adanya faktor internal lain yang ikut mempengaruhi ketelitian berhitung. Faktor internal yang dimaksud berupa kecerdasan intelektual orang tersebut dan merupakan kemampuan otak orang tersebut.
27
5.2
Saran
Dari penelitian tersebut, penulis menyarankan kepada teman-teman dan
para pembaca agar bisa mengaplikasikan apa yang telah diteliti oleh penulis. Walau hanya sedikit, dzikir tetap saja memepengaruhi kemampuan ketelitian berhitung. Meski tidak banyak pengaruh dzikir terhadap ketelitian berhitung, dzikir juga merupakan ibadah yang bisa dilakukan demi mendapatkan pahala. Sudah sepatut dan sewajarnya manusia ingat kepada penciptanya yaitu Allah SWT dengan cara dzikir tersebut.
28
DAFTAR PUSTAKA
Mulyaningtyas, B. Renita., dkk. 2006. Bimbingan dan Konseling SMA untuk Kelas X. Jakarta: Esis Shihab, M Quraish.2006. Wawasan Al-Quran tentang Zikir dan Doa. Jakarta: Lentera Hati. http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_of_multiple_intelligences http://free.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0083%20 Bio%202-9b.htm http://www.bayumukti.com/8-kecerdasan-manusia
29
LAMPIRAN
30