PENGERINGAN
Terminologi untuk penghilangan kadar cair (moisture content) dari suatu substansi Bukan proses yang melibatkan mekanik, seperti pengurangan kadar air menggunakan centrifuge Karakteristik : equilibrium moisture content Selalu terdapat : hysterisis
OPERASI PENGERINGAN
Operasi pengeringan bisa diklasifikasikan batch atau kontinyu. Klasifikasi didasarkan pada bahan yang dikeringkan. Pengeringan batch (dalam kenyataannya semi batch): sebanyak bahan tertentu dikeringkan pada aliran udara yang mengalir. Pengeringan kontinyu : baik bahan maupun udara pengering dialirkan secara kontinyu. Klasifikasi peralatan pengeringan : 1. Metode operasi : batch atau kontinyu. 2. Metode pemberian panas : - Direct drier : gas panas dikontakkan langsung dengan bahan. - Indirect drier : misalnya melalui konduksi lewat dinding logam 3. Sifat bahan yang dikeringkan : padatan, butiran.
DEFINISI :
1. Moisture content, basis basah =
x 100 %
Kg moisture Kg padatan kering + kg moisture 2. Moisture content, basis kering = Kg moisture Kg padatan kering x 100 %
x 100%
3. Equilibrium moisture (X*) : moisture content padatan ketika pada kondisi kesetimbangan dengan tekanan parsial uap tertentu. 4. Bound moisture : moisture content padatan yang memberikan tekanan uap kesetimbangan kurang daripada tekanan uap cairan murni pada temperatur tertentu.
5. Unbound moisture : moisture content padatan yang memberikan tekanan uap kesetimbangan sama dengan tekanan uap cairan murni pada temperatur tertentu.
6. Free moisture : moisture content padatan yang berlebih dibanding dengan equilibrium moisture content sebesar X - X*. Hanya free moisture yang bisa diuapkan.
Waktu pengeringan
(12.2)
Dengan mengintegrasikan atas interval waktu selama perubahan moistuire content dari X1 ke X2 akan diperoleh : = d = Ss/A dx/N
Ss.dx
(12.3)
1. Periode kecepatan konstan. Untuk pengeringan dari X1 ke X2, dimana N = Nc (konstan), akan diperoleh : = [Ss(X1-X2)]/(A.Nc) (12.4)
Ss = massa padatan kering; A = luas permukaan yang kontak dgn gas
2.Periode kecepatan menurun. X1 < Xc X2 < Xc, maka N berubah sepanjang proses drying Kasus umum Untuk suatu bentuk kurva kecepatan menurun, pers (12.3) bisa diintegrasi secara grafis dengan menentukan luas di bawah kurva 1/N sebagai ordinat dan X sebagai absis.
Kasus khusus N linier thd X, sebagaimana tahap B-C. Dalam hal ini , N = mx + b Dimana m adalah slope kurva dan b konstanta.
(12.5)
Maka : = [Ss(X1-X2)/A(N1-N2)] ln N1/N2 = [Ss(X1-X2)/(A.Nlm) dimana Nlm = kecepatan rata-rata logaritmik dari N1, X1, ke N2,X2. Bila kurva dari C ke E merupakan garis lurus. Dalam hal ini, N = m (X X*) = [Nc(X-X*)]/(Xc-X*) dan pers (12.7) menjadi : = [Ss(Xc-X*)/Nc.A] ln (X1-X*)/(X2-X*)
(12.7)
(12.8)
(12.9)
Soal 12.3
Kurva pengeringan berlaku untuk pengeringan batch suatu padatan. Padatan dikeringkan dari 25 ke 6% moisture. Berat padatan basah adalah 160 kg dan luas permukaan pengeringan 1m2/40 kg berat kering. Tentukan lama pengeringan !
Jawab : Ss/A = 40 Pada moisture 25%, X1 = 0,25/(1-1,25) = 0,333 kg moisture /kg padatan kering Pada moisture 6%, X2 = 0,06/(1-0,06) = 0,064 kg moisture/kg padatan kering
Menurut gambar di atas, dalam batas X1=0,333 ke X2=0,064 terdapat pada periode constant rate dan falling rate. Periode constant rate X1 = 0,333 ke Xc=0,20 Nc = 0,30 x 10-3 = [Ss(X1-Xc)]/(A.Nc) = 40(0,333-0,20)/1(0,30x10-3) = 17730 detik
(Pers 12.4)
3,33 3,76
0,07
0,064
Pers 12.3 = Ss/A dx/N digunakan. Hasil integrasi dari X=0,2 ke X=0,064 menunjukkan =1060 Total lama pengeringan = 17730 + 40 x 1060 = 60130 detik = 16,7 jam
Batch drying
Cross circulating drying Through circulation drying
Continuous Drying
Tunnel Dryer Turbo Type (rotating shell) drier Through Circulation Driers Rotary drier Through Circulation Rotary Drier Drum Drier Spray Drier Fluidized and spouted bed