Anda di halaman 1dari 45

B A D E F C 9 12 7 7 PETA JALUR BUSWAY PLUIT DKI JAKARTA TANJUNG PRIOK KORIDOR DALAM PROSES Angke 12 10 5 Harmoni - Lebak Bulus

Pluit - Pinang Ranti Tanjung Priok - PGC 2 Kp. Melayu - Pulo Gebang Pluit - Tanjung Priok Blok M - Pondok Kelapa Manggarai - UI Ciledug - Blok M 8 Pelabuhan Sunda

Kelapa ANCOL Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Glodok 9 Olimo Pademangan 10 KOTA Mangga Besar Manggadua Square 1 11 Sawah Besar Gereja Tugu Jembatan Gantung 12 MENARA SYAHBANDAR Jembatan Merah Grogol Dispenda Grogol 2 Jelambar Indosiar Sumber Waras Taman Kota Jembatan Baru

Rawa Buaya Sumur Bor MASJID KRAMAT LUAR BATANG 13 HARMONI Pecenongan Pasar Baru Timur GALANGAN VOC Pesakih KALI DERES 14 Juanda PASAR BARU Mesjid Kampung Bandan 15 Cempaka Budi Utomo RS. Cempaka Putih 6 6 Senen Sentral Deplu Cempaka Timur Istiqlal Cempaka Tengah Bangunan Lama/ Toko/Kantor

2 4 3 Rawa Selatan Galur Senen Pedongkelan Asmi Pulomas Bernis Rs. Islam RSPAD Masjid Jami Al Anwar Gambir Vihara Dharma Bakti Monas Gambir 2 Atrium PULO GADUNG Ps. Pulo Gebang Bank Indonesia Balai Kota Masjid Jami Kebon Jeruk KORIDOR Sarinah Layur

Utan Kayu Pramuka LIA Kehakiman UNJ Matraman 2 Sunan Giri Pasar Genjing Velodrome Pal Putih Kwitang Gedung Tjandranaya Dukuh Atas 2 TU Gas Kramat Sentiong Latuharhari Kota - Blok M Harmoni - Pulo Gadung Kali Deres - Pasar Baru Pulo Gadung - Dukuh Atas 2 Ancol - Kampung Melayu Dukuh Atas 2 - Ragunan Kampung Melayu - Kp. Rambutan Bunderan HI 1 9 HALIMUN Salemba Pemuda Tosari

2 Gedung Arsip Nasional Matraman 3 Dukuh Atas 1 Tegalan 4 Setiabudi Slamet Riyadi 14 Setiabudi Aini 5 ISTANA MERDEKA Kebon Pala Gereja Kristen Indonesia Karet 5 Jatinegara Gedung Departemen Keuangan Kuningan Madya 6 Pasar Jatinegara Bendungan Hilir Kostrad Karet Kuningan Semanggi

11 KP MELAYU 11 Direktorat Perhubungan Laut 7 GOR Sumantri Polda Metro Jaya 5 5 PULO GEBANG 7 Mesjid Atta-Ibin Bidara Cina DEPKES Lapangan Merdeka/ Monas Gelora Bung Karno Kebayoran Lama Kalimalang Gelanggang Remaja Patra Kuningan Bunderan Senayan Istana Wakil Presiden Hankam CILEDUK Kuningan Timur Cawang Otista

Balai Kota DKI Jakarta Masjid Agung 13 15 PONDOK KELAPA Mampang Prapatan Mesjid Al Makmur Mesjid Taman Cut Meutia Duren Tiga BLOK M Cawang UKI rs. Cikini Halte di Jalur Satu Arah Halte Dua Sisi Halte Transfer Transfer Melalui Skywalk Imigrasi fk. UI 13 15 1 LEBAK BULUS Sasmita Loka BKN Hotel Indonesia

KEMPINSKI Warung Jati RSCM PGC 2 8 Buncit Indah CILILITAN Pejaten 10 Jati Padang Pasar Kramat Jati Gedung MPR/DPR Mesjid Assalafiyah PINANG RANTI SMK 57 KEPULAUAN SERIBU Kompleks Halaman Gedung Proklamasi 9 Pasar Induk PULAU ANTUK/ PANTARA Dep. Pertanian PULAU GOSONG RENGKAT RS. Harapan Bunda PULAU SEPA Kompleks Gelanggang

Olahraga Senayan 4 4 PULAU PELANGI PULAU PUTRI RAGUNAN Fly Over Raya Bogor PULAU GENTING 6 PULAU BIRA PULAU MATAHARI KAMPUNG RAMBUTAN Tanah Merdeka PULAU KELAPA PULAU PANJANG 7 PULAU OPAK PULAU SIMPUL PULAU KOTOK 14 UNIVERSITAS INDONESIA PULAU PANGGANG Masjid AL-AZHAR PULAU LANG PULAU PAYUNG INDONESIA PULAU TIDUNG PULAU KONGSI

PULAU JONG PULAU BURUNG PULAU LANCANG 3 3 PULAU RAMBUT Kalimantan PULAU DAMAR PULAU UNTUNG JAWA PULAU AYER KECIL PULAU LAKI PULAU NYAMUK PULAU AYER BESAR INDIAN OCEAN PULAU KELOR PULAU KAHYANGAN PULAU BIDADARI Rumah Tradisional Betawi NOMOR TELEPON PENTING BIRO PERJALANAN WISATA PUSAT INFORMASI DKI JAKARTA +6221 108

RUMAH SAKIT MASKAPAI PENERBANGAN Batavia Airlines : +6221 3864308 Garuda Indonesia : +6221 4223721 Lion Airlines : +6221 63798000 Mandala Airlines : +6221 56997000 / 0804 1234567 Sriwijaya Airlines : +6221 6405566 Air Asia : +62 08158872508 Cathay Pacific : +6221 26507000 Malaysia Airlines : +62 08128002425 Singapore Airlines : +6221 57903828, 57903747 Avia Tour : +6221 3864338 Panorama Tour : +6221 6256777 Smailing Tour : +6221 6326036 Vaya Tour : +6221 3800202 RUMAH SAKIT RUJUKAN RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO Jl. Diponegoro 71, Jakarta Pusat Telp. : +6221 3918301 Fax. : +6221 314891 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA Jl. Deli No.4, Koja, Jakarta Utara Telp. : +6221 43938478 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG Jl. Raya Kamal, Cengkareng, Jakarta Barat Telp. : +6221 54372874, 54372883 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN Jl. Kyai Caringin No.7, Jakarta Barat 13

Telp. : +6221 3842934, 3503003 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR REBO Jl. Raya Condet No.30, Jakarta Timur Telp. : +6221 8400109, 8401127 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH Jl. Dewi Sartika, Cawang III/200, Jakarta Timur Telp. : +6221 8090282, 8092482 RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT Jl. Duren Sawit Baru No.2, Jakarta Timur Telp. : +6221 8628686 POLISI 2 2 Monumen Pancasila Sakti KEPOLISIAN DAERAH DAN RESORT KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) METRO JAYA Jl. Jend. Sudirman No. 45, Jakarta Pusat Telp. : +6221 5234131 / 5234392 KEPOLISIAN RESORT JAKARTA UTARA Jl. Yos Sudarsono, Jakarta Utara Telp. : +6221 431394 / 491017 / 490287 KEPOLISIAN RESORT JAKARTA BARAT Jl. Raya Kembangan No. 2, Jakarta Barat Telp. : +6221 5480303 / 5482371 KEPOLISIAN RESORT JAKARTA PUSAT Jl. Kramat Raya No. 61, Jakarta Pusat Telp. : +6221 3909921 / 3909922 / 3909425 KEPOLISIAN RESORT JAKARTA TIMUR

Jl. Matraman Raya No. 224, Jakarta Timur Telp. : +6221 8191476 / 8191478 KEPOLISIAN RESORT JAKARTA SELATAN Jl. Wijaya II/42, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp. : +6221 72060011 BANDAR UDARA BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA : +6221 5506823

BANDAR UDARA HALIM PERDANA KUSUMA : +6221 8091108 TRANSPORTASI TAXI Blue Bird : +6221 7989000 Express : +6221 26507000 Gamya : +6221 8400306 Putra : +6221 7817771 BUS WISATA Big Bird : +6221 7980808 Blue Star : +6221 7811188 Damri : +6221 8583131 Hiba Utama : +6221 7269042 White Horse Deluxe Coach : +6221 63852272 STASIUN KERETA API GAMBIR : +6221 386-2363 JAKARTA KOTA : +6221 692-8515 JATINEGARA : +6221 819-2318 MANGGARAI : +6221 829-2444 PASAR SENEN : +6221 421-0006 TANAH ABANG : +6221 384-0048

CIKINI : +6221 314-7787 TANJUNG PRIOK : +6221 491-978 1 1 LEGENDA Jalan Tol Jalan Protokol Padang Golf Setu/Air/Laut Rel Kereta Api Stasiun Kereta Api Airport Gedung Kesenian Jakarta Gedung Pancasila Bangunan yang mengadopsi gaya empire ini memiliki nama lama yaitu Stadtschouwburg. Bangunan yang tampak sekarang mulai dibangun tanggal 6 Juli 1820 dan selesai 7 Desember 1821 dengan nama Gedung Schouwburg (Gedung Pertunjukkan). Di massa pendudukan Jepang tahun 1943, gedung ini berfungsi sebagai markas tentara dan menjadi gedung pertunjukkan dengan nama Siritsu Gekizyoo. Gedung ini banyak dimanfaatkan oleh tokoh kesenian Indonesia seperti Usmar Ismail Rosihan Anwar dan HB. Yasin sebagai tempat pertunjukkan sandiwara, musik,opera, dan lainnya. Pada awal kemerdekaan, bangunan ini digunakan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai tempat rapat pertama serta peresmian KNIP oleh Presiden Soekarno tanggal 28 Agustus 1945. Bangunan ini sempat melewati perjalanan panjang dengan berganti kepemilikan yang diantaranya sempat menjadi Universitas Indonesia untuk Fakultas Ekonomi dan Hukum (1951), Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) sekitar tahun 1957-1961, dan menjadi Bisokop Diana dan City Theater ditahun 1968 dan 1969, sebelum akhirnya difungsikan kembali sebagai pusat pergelaran seni. Dibangun tahun 1830, bangunan yang dulunya bernama Volksraad / Raad van Indie berfungsi sebagai

Istana kediaman Panglima Tertinggi Hindia Belanda di Batavia yang waktu itu berpangkat Letnan Gubernur Jenderal untuk menggantikan Istana lama yang terletak di Lapangan Banteng (sekarang Gereja Kathedral 1901). Gedung yang mengadopsi gaya Klasisisme, Empire, Doric ini merupakan salah satu saksi dari perjalanan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), gedung ini oleh Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usahausaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) di bulan Mei, Juni dan Juli 1945 difungsikan untuk persiapan kemerdekaan Republik Indonesia dan penyusunan Undang Undang Dasar (UUD). Tanggal 1 Juni 1945 Soekarno mengucapkan pidatonya Lahirnya Pancasila sebagai dasar bagi pembukaan UUD Negara Republik Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945, gedung ini dipakai sebagai tempat rapat Istimewa yang menghasilkan Keputusan Penting antara lain disahkannya Undang - Undang Republik Indonesia 1945 atau UUD 45 serta dipilihnya Ir. Soekarno dan Drs M. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia. Sejak tahun 1956 gedung ini dipergunakan sebagai Gedung Departemen Luar Negeri R.I. hingga sekarang. B A C E F D DAFTAR BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI DKI JAKARTA A. KOTAMADYA JAKARTA PUSAT 1. ISTANA MERDEKA Jl. Merdeka Utara, Kecamatan Gambir 2. ISTANA NEGARA, Jl. Veteran, Kecamatan Gambir 3. BALAI KOTA DKI JAKARTA Jl. Medan Merdeka selatan 8-9, Kecamatan Gambir

4. Departemen Pertahanan dan Keamanan (Hankam) Jl. Medan Merdeka Barat No. 13-14, Kecamatan Gambir 5. Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Jl. Medan Merdeka Timur No. 3, Kecamatan Gambir 6. Gedung Pertamina Jl. Merdeka Timur No. 1, Kecamatan Gambir 7. Museum Nasional Jl. Medan Merdeka Barat No. 12, Kecamatan Gambir 8. Gedung Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jl. Ichwan Ridwan Rais No. 1, Kecamatan Gambir 9. Kedutaan Besar Amerika Serikat Jl. Medan Merdeka Selatan No. 4, Kecamatan Gambir 10. Gereja Immanuel Jl. Medan Merdeka Timur No. 10, Kecamatan Gambir 11. Istana Wakil Presiden Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6, Kecamatan Gambir 12. Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No. 2, Kecamatan Gambir 13. Bank Tabungan Negara Jl. Gajah Mada No. 1, Kecamatan Gambir 14. Perpustakaan Nasional Jl. Medan Merdeka Selatan No. 11, Kecamatan Gambir 15. Departemen Pertambangan dan Energi Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Kecamatan Gambir 16. Museum Taman Prasasti Jl. Tanah Abang I, Kecamatan Gambir 17. Monumen Nasional Jl. Taman Silang Monas, Kecamatan Gambir

18. Balai Seni (Wisma Seni) Jl. Medan Merdeka Timur No. 14, Kecamatan Gambir 19. Lapangan Merdeka/Monas Jl. Taman Silang Monas, Kecamatan Gambir 20. Direktorat Perhubungan Laut Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 21. Gedung Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Jl. Medan Merdeka Barat No. 15, Kecamatan Gambir 22. Jembatan dan Patung Harmoni Jl. Harmoni, Kecamatan Gambir 23. Rumah Kediaman Dr. Moh Hatta Jl. Dipenogoro No. 75, Kecamatan Menteng 24. Kompleks Halaman Gedung Proklamasi Jl. Proklamasi No. 56, Kecamatan Menteng 25. Museum Perumus Naskah Proklamasi Jl. Imam Bonjol No. 1, Kecamatan Menteng 26. Masjid Taman Cut Mutia Jl. Taman Cut Mutia No.1, Kecamatan Menteng 27. Museum Joang 45

Jl. Menteng Raya No. 31, Kecamatan Menteng 28. Museum Sasmita Loka Ahmad Yani Jl. Lembang No. 58, Kecamatan Menteng 29. Gedung Kediaman Alm. Mayjen MT Haryono Jl. Prambanan No. 8, Kecamatan Menteng 30. Gedung Kediaman Alm. Letjen Suprapto Jl. Besuki No. 19, Kecamatan Menteng 31. Gedung Kediaman Alm. Mayjen S. Parman Jl. Serang No. 32, Kecamatan Menteng 32. Gedung Kediaman Alm. Brigjen Sutoyo

Jl. Sumenep No. 17

18, Kecamatan Menteng

33. Gedung Laboratorium Mikro Biologi Jl. Pegangsaan Timur No. 13, Kecamatan Menteng 34. Masjid AL-MAKMUR Jl. Raden Saleh No. 30, Kecamatan Menteng 35. Rumah Sakit Cikini Jl. Raden Saleh No. 40, Kecamatan Menteng 36. Gedung SMPN 1 Cikini Jl. Cikini Raya No. 87, Kecamatan Menteng 37. Gedung Kantor Imigrasi Jl. Teuku Umar No. 1, Kecamatan Menteng 38. Asrama Putri IWKI Jl. Menteng Raya No. 37, Kecamatan Menteng 39. Bioskop Metropole 21 Jl. Pegangsaan Timur No. 21, Kecamatan Menteng 40. Hotel Indonesia Jl. MH. Thamrin No. 54, Kecamatan Menteng 41. Museum Sumpah Pemuda Jl. Kramat Raya No. 106, Kecamatan Senen 42. Gedung MH. Thamrin Jl. Kenari II/15, Kecamatan Senen 43. Gedung Departemen Luar Negeri Jl. Pejambon No. 2, Kecamatan Senen 44. Gedung BP 7 Jl. Pejambon No. 2, Kecamatan Senen 45. Museum Kebangkitan Nasional Jl. Dr. Abdul Rachman Saleh No. 26, Kecamatan Senen 46. Masjid ATTA-IBIN, Jl. Kalilio, Kecamatan Senen 47. Gedung Departemen Keuangan/Kantor Badan Urusan Piutang Negara Jl. Prapatan No. 10, Kecamatan Senen

48. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba No. 4-6, Kecamatan Senen 49. Rumah Sakit Cipto Mangkusumo Jl. Dipenogoro No. 71, Kecamatan Senen 50. Stasiun Kereta Api Pasar Senen Jl. Stasiun Lama No. 1, Kecamatan senen 51. Menara Kemayoran, Komplek Pekan Raya Jakarta Kemayoran, Kecamatan Kemayoran 52. Gereja Kristen Indonesia Jl. Kwitang No. 28, Kecamatan Senen 53. Eks Gedung Jaya Gas Jl. Senen Raya, Kecamatan Senen 54. Gedung Mahkamah Agung Jl. Lapangan Banteng Timur No. 3, Kecamatan Sawah Besar 55. Gedung Departemen Keuangan Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2, Kecamatan Sawah Besar 56. Gereja Katedral Jl. Kathedral No. 7, Kecamatan Sawah Besar 57. Gedung Kesenian Jl. Gedung Kesenian No. 1, Kecamatan Sawah Besar 58. Kantor Berita Antara Jl. Antara No. 57-58, Kecamatan Sawah Besar 59. Kantor Pos Pasar Baru Jl. Pos Utara No. 1, Kecamatan Sawah Besar 60. Masjid Istiqlal Jl. Pintu Air, Kecamatan Sawah Besar 61. Gedung STM Budi Utomo Jl. Budi Utomo No. 7, Kecamatan Sawah Besar 62. Gedung SMA Budi Utomo

Jl. Budi Utomo No. 7, Kecamatan Sawah Besar 63. Gedung SMKK-Negeri Jakarta Jl. Dr. Sutomo No. 1, Kecamatan Sawah Besar 64. Bangunan di Jalan Antara, Jl. Antara No. 25,27,29,51,53, dan 55, Kecamatan Sawah Besar 65. Bangunan di Jalan Pasar Baru, Jl. Pasar Baru No. 2,8,30 dan 46, Kecamatan Sawah Besar 66. Gedung MPR/DPR Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Tanah Abang 67. Kompleks Gelanggang Olahraga Senayan Jl. Kompleks Senayan, Kecamatan Tanah Abang B. KOTAMADYA JAKARTA UTARA 1. Masjid dan Makam Kramat Luar Batang Kampung Luar Batang, Kecamatan Penjaringan 2. Museum Bahari Jl. Pasar Ikan No. 1, Kecamatan Penjaringan 3. Kompleks Menara Syah Bandar Museum Bahari Jl. Pasar Ikan No. 1, Kecamatan Penjaringan 4. Komplek Gedung Palang Jl. Ekor Kuning No. 1,3 dan 5, Kecamatan Penjaringan 5. Masjid Kampung Bandan Jl. Kampung Bandan, Kecamatan Penjaringan 6. Sisa-sisa Benteng, Ancol Binaria, Kecamatan Penjaringan 7. Pasar Heksagon Jl. Pasar Ikan, Kecamatan Penjaringan 8. Pasar Ikan, Jl. Pasar Ikan, Kecamatan Penjaringan 9. Yacht Club, Jl. Pantai Laut No. 1, Kecamatan Koja 10. Gereja Tugu, Jl. Raya Gereja Tugu, Kecamatan Koja 11. Makam Kapitein Jonker Jl. PPL Marunda, Kecamatan Koja

12. Masjid AL-ALAM Marunda Kampung Marunda Besar, Kecamatan Cilincing 13. Asrama Perikanan Jl. Sungai Landak 1/4, Kecamatan Cilincing 14. Masjid AL-ALAM, Jl. Cilincing, Kecamatan Cilincing 15. Langgar Tinggi/ Rumah Si Pitung Kampung Marunda Pulo, Kecamatan Cilincing 16. Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Jl. Taman Stasiun, Kecamatan Tanjung Priok C. KOTAMADYA JAKARTA BARAT 1. Bangunan Langgam Cina Jl. KHM. Mansyur No. 102a s/d 106, Kecamatan Tambora 2. Bangunan Langgam Cina Jl. KHM. Mansyur No. 254, Kecamatan Tambora 3. Bangunan Langgam Cina Jl. KHM. Mansyur No. 238 s/d 264, Kecamatan Tambora 4. Bangunan Langgam Cina Jl. Toko Tiang Seberang No. 5, Kecamatan Tambora 5. Bangunan Langgam Cina Jl. Pekojan No. 38,45,46,47,54,55,60,61,67,71,86,87, Kecamatan Tambora 6. Masjid Jami Annawier Jl. Pekojan No. 79, Kecamatan Tambora 7. Langgar Tinggi Jl. Pekojan Raya No. 43, Kecamatan Tambora 8. Jembatan Kota Intan Jl. Nelayan Barat, Kecamatan Tambora 9. Masjid Jami Al Anwar Jl. Tubagus Angke Gg. Masjid No. 1, Kecamatan Tambora 10. Masjid Sawah Lio Jl. Sawah Lio I No. 11, Kecamatan Tambora

11. Masjid Jami

Al Anshor

Jl. Pengukiran, Kecamatan Tambora 12. Masjid Jami Tambora Jl. Kampung Tambora, Kecamatan Tambora 13. Toko Merah Jl. Kali Besar Barat No. 7, Kecamatan Tambora 14. Bank Bumi Daya Jl. Kali Besar Barat No. 1-2, Kecamatan Tambora 15. Bangunan Lama Toko/Kantor/Gudang, Sepanjang Jalan Kali Besar Barat, Kecamatan Tambora 16. Bangunan Lama Toko/Kantor/Gudang, Sepanjang Jalan Kali Besar Timur, Kecamatan Tambora 17. Masjid Kampung Baru Bandengan Jl. Bandengan Selatan, Kecamatan Tambora 18. Gereja Khatolik Santa De Fatima Jl. Kemenangan III/47, Kecamatan Taman Sari 19. Bangunan Langgam Cina Jl. Blandongan No. 10,16,17,18,19 dan 20, Kecamatan Taman Sari 20. Arsip Nasional Jl. Gajah Mada No. 111, Kecamatan Taman Sari 21. Bank Indonesia Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Kecamatan Taman Sari 22. Bank Dagang Negara Jl. Pintu Besar Utara No. 5, Kecamatan Taman sari 23. Museum Wayang Jl. Pintu Besar Utara No. 27, Kecamatan Taman sari 24. Bank Ekspor Impor Jl. Pintu Besar Utara No. 1, Kecamatan Taman Sari 25. Museum Sejarah Jakarta/Museum Fahillah Jl. Taman Fatahillah No. 1, Kecamatan Taman Sari

26. Museum Seni Rupa Jl. Taman Fatahillah No. 2, Kecamatan Taman Sari 27. Gereja Sion Jl. Pangeran Jayakarta No. 1, Kecamatan Taman Sari 28. Masjid Jami Kebon Jeruk

Jl. Hayam Wuruk No. 83, Kecamatan Taman sari 29. Stasiun Kereta Api Jl. Stasiun Kota, Kecamatan Taman Sari 30. Gedung Tjandranaya Jl. Gajah Mada No. 118, Kecamatan Taman Sari 31. Bank Bumi Daya Jl. Stasiun Kota No. 2, Kecamatan Taman Sari 32. Rumah Tinggal Vogelaar Jl. Kampung Kapuk, Kecamatan Grogol Petamburan 33. Makam Kramat Pangeran Wijayakusuma Jl. P. Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan 34. Museum Tekstil Jl. K.S. Tubun No. 4, Kecamatan Palmerah 35. Asrama Polisi Sektor Palmerah Jl. Palmerah, Kecamatan Palmerah D. KOTAMADYA JAKARTA SELATAN 1. Rumah Tinggal Alm. Jenderal D.I Panjaitan Jl. Hasanuddin No. 53, Kecamatan Keb. Baru 2. Masjid AL-AZHAR Jl. Sisingamangaraja, Kecamatan Kebayoran Baru 3. Makam Kramat Wiraguna Jl. Pasar Minggu, Kecamatan Pasar Minggu 4. Stasiun Kereta Api Manggarai Jl. Manggarai Utara, Kecamatan Tebet 5. Prasasti dan Pintu Air Manggarai

Jl. Tambak, Kecamatan Tebet 6. Gedung SD Negeri Manggarai Utara Jl. Manggarai Utara, Kecamatan Tebet 7. Museum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Satria Mandala, Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Mampang Prapatan E. KOTAMADYA JAKARTA TIMUR 1. Masjid ASSALAFIYAH Jl. Jatinegara Kaum No. 20 B, Kecamatan Pulogadung 2. Kompleks Makam Pangeran Jakerta Jl. Jatinegara Kaum No. 20 B, Kecamatan Pulogadung 3. Kompleks Makam Pangeran Sang Hiyang Jl. Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung 4. Gedung Kodim 0505 Jl. Raya Bekasi Timur No. 76, Kecamatan Jatinegara Kaum 5. Lubang Buaya Jl. Komplek Lubang, Kecamatan Pasar Rebo 6. Rumah Tradisional Betawi Jl. Condet Raya Rt. 009/ Rw. 05 Kp. Cililitan, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati 7. Rumah Tradisional Betawi Jl. Manunggang Rt. 003/ Rw. 01 kel. Bale Kambang, Kecamatan Kramat Jati Gedung Pancasila/Departemen Luar Negeri Jl. Pejambon No.6 Kel. Gambir , Kec. Senen, Jakarta Pusat Gedung Kesenian Jakarta Jln. Gedung Kesenian No.1 Kelurahan Pasar Baru D6 D6 Jembatan Gantung Kota Intan Benteng Pulau Kelor

Istana Merdeka Balai Kota Jakarta Jembatan bernama Ophaalbrug atau Jembatan Gantung diberi nama sesuai dengan fungsi mekanisnya yaitu dapat diangkat dan diturunkan bila ada kapal yang melintas, seperti halnya yang terdapat di Amsterdam, Belanda. Jembatan tersebut semula bernama Jembatan Pasar Ayam (Hoender Pasarbrug) atau Jembatan Pohon Besar (Grote Boom) di tahun 1630. Jembatan dalam bentuk yang permanen dibuat tahun 1655 dengan nama Jembatan Pusat (Het Middle Puntbrug). Dibangun tahun 1630, jembatan ini merupakan jembatan gantung tertua di Jakarta. Pembangunannya yang dilakukan tahun 1937 (sebelum perang) merupakan usaha beberapa orang swasta yang tergabung dalam Stichting Oud Batavia. Mereka berhasil mengumpulkan dana untuk memperbaiki jembatan yang separuhnya sudah tenggelam, sedangkan Balaikota pada saat itu sudah mempunyai rencana untuk menghancurkannya. Pada bulan Juni 2000 jembatan bergaya Eropa tradisional Belanda ini dipugar sesuai bentuk bangunan aslinya. Pulau Kelor merupakan salah satu pulau yang ada di gugusan Kepulauan Seribu. Secara administratif, Pulau Kelor masuk dalam wilayah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta. Pulau Kelor letaknya berdekatan dengan Pulau Onrust dan Pulau Bidadari. Berjarak 1,8 kilometer atau satu jam pelayaran dengan kapal motor dari Ancol, di pulau ini terdapat peninggalan Belanda berupa galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke 17. Selain itu, di sini juga terdapat kuburan Kapal Tujuh atau Sevent Provincien serta awak kapal berbangsa Indonesia yang memberontak namun akhirnya gugur di tangan Belanda. Bangunan bergaya klasik ini merupakan simbol Negara Republik Indonesia yang awalnya bernama Koningsplein Paleis dan dibangun tahun 1873-1879. Pembangunan istana ini bertujuan untuk melengkapi Rijswijk Paleis/Istana Negara masa pemerintahan Gubernur Jenderal James London (1872-1875) yang kemudian dilanjutkan oleh Gubernur Jenderal Johan Willem van Landsborge (1875-1881). Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, bangunan ini digunakan sebagai Istana Gubernur Jenderal dan di jaman Jepang (1942-1945) tempat ini sempat dijadikan kediaman resmi Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Jepang. Saat ini dikomplek Istana Merdeka didirikan bangunan

tambahan, di antaranya adalah Mesjid Ar Rahman yang dibangun tahun 1958, Wisma Negara yang pembangunannya dilakukan tahun 1962, serta Museum Istana yang sekarang befungsi sebagai Gedung Markas Pengawal Negara. Benteng di Pulau Kelor Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, Jakarta. Gedung Balaikota Jakarta, bangunan kuno yang terletak di Medan Merdeka Selatan no. 8 merupakan bagian penting dari gugus perkantoran Pemerintahan Daerah Ibukota Jakarta karena di sinilah kegiatan utama dari Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Sejarahnya, pada tahun 1905, ketika Stad Batavia dibentuk dan kemudian berubah menjadi Gemeente Batavia, kantor pemerintahan Gubernur Batavia bertempat di Stadhuis (Sekarang Taman Fatahillah dan dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta).Tahun 1913, kantor Gemeente Batavia beralih ke Tanah Abang West (sekarang jalan Abdul Muis no.35, Jakarta Pusat). Dan di tahun 1919, kantor Gemeente Batavia pindah lagi ke Koningsplein Zuid (sekarang Medan Merdeka Selatan no.9). Setelah mengalami beberapa kali pengembangan yang keseluruhan pembangunan, mulai dari perencanaan, perancangan hingga perhitungan kontruksi anti gempa dilakukan oleh tenaga ahli Indonesia, guna menampung perluasan kegiatan layanan terhadap masyarakat, tahun 1972 Pemerintah DKI membongkar gedung no.9 dan membangunnya menjadi sebuah gedung baru berlantai 24. Pembangunan gedung ini dimaksudkan sebagai proyek belajar dan percontohan bagi pembangunan gedungedung tinggi lain, sehingga digunakan sebagai acuan untuk menyusun peraturan mengenai pembangunan gedung-gedung berlantai banyak. Tahun 1982 Pemerintahan DKI Jakarta Membangun gedung DPRD DKI yang menghadap ke Jalan Kebon Sirih di kawasan yang semula milik Kedutaan Besar Belanda. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa DPRD dan Gubernur Kepala Daerah merupakan satu kesatuan Pemerintah Daerah, sehingga gedung DPRD harus berhubungan langsung dengan gugus perkantoran Balai Kota Jakarta. Rumah Betawi Condet Rumah Tradisional Betawi yang berada di bilangan Condet Jakarta Timur dibangun sekitar tahun 1960-an atau pada Abad 20. Bangunan yang memiliki

ciri ornament khas Betawi tradisional ini merupakan contoh rumah Betawi asli pinggiran dan rumah petani Betawi yang dikelilingi kebun duku dan salak. Atap rumah tradisional Betawi berbentuk Bapang, serambi depan terbuka, terdapat penyekat ruang kayu di ruang depan dengan ukiran di atas pintu berbentuk matahari/ ayam jantan, melambangkan kehidupan yang cerah. Jembatan Gantung Kota Intan Jl. Nelayan Barat / Jl. Tiang Bendera, Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora Jakarta Barat. Istana Merdeka Jl. Medan Merdeka Utara Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir Jakarta Pusat. Rumah Tradisional Betawi Jl. Condet Raya, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Balai Kota Jakarta Medan Merdeka Selatan No.9, Jakarta Selatan C7 C6 C5 D3 Lapangan Merdeka / Monas Kompleks Menara Syahbandar Galangan VOC Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Masjid Luar Batang Dibangun tahun 1839, bangunan bernama De uitkijkpost (pos pengawas bagian bawah) berfungsi sesuai namanya yaitu menara pengawas keluar masuknya kapal dari pelabuhan Batavia (Kali Ciliwung). Setelah

pembangunan pelabuhan Tanjung Priok selesai tahun 1986, menara pengawas (uitkijktoren) berkurang peranannya, namun tetap dijadikan menara pengawas dan kantor Syahbandar bagi kegiatan pelabuhan pasar ikan di era tahun 1926-1967. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), kompleks ini dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan logistik dan sempat menjadi Kantor Pos Kepolisian Penjaringan tahun 1950an. Dengan diresmikannya pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1967, menara pengawas ini tidak difungsikan lagi. Pada tanggal 7 Juli 1977 bangunan bergaya Dutch Closed ini dijadikan bagian dari Museum Bahari. Bangunan yang telah direnovasi dan beralih fungsi menjadi restoran dan caf dengan suasana yang khas ini dahulu bernama Copagnies Timmer en Scheepswerf. Dibangun pada abad 17, fungsi awal bangunan bergaya Dutch Closed dengan perpaduan antara tiang bata serta balok kayu ini adalah galangan untuk kapal kecil serta pengawas keluar masuknya kapal ke Kali Besar. Tempat ini resmi ditutup tahun 1809. Yang menjadi aspek kesejarahan dari bangunan ini adalah bangunan ini merupakan sisa peninggalan kegiatan perdagangan VOC. Bangunan bergaya Nieuwe Kunst, De Stijl ini memiliki nama awal sama dengan nama saat ini hanya berbeda dari segi ejaan, yaitu Station Tandjong Priok.

Dibangun oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada rentang tahun 1924-1925, Stasiun ini resmi dibuka tanggal 6 April 1925. Peranan stasiun Tanjung Priok meningkat pesat setelah dibukanya Pelabuhan Tanjung Priok yang menggantikan pelabuhan lama di Batavia. Pada masa revolusi fisik, stasiun Tanjung Priok menjadi ajang pertempuran antara pasukan Sekutu dengan Tentara Republik Indonesia yang dibantu oleh penduduk setempat. Melalui Stasiun Tanjung Priok dikirim senjata, pakaian dan bahan makanan untuk para pejuang yang

berada di daerah perbatasan. Lapangan Monumen Nasional (Monas) dahulu disebut juga dengan Lapangan Ikatan Atletik Jakarta (IKADA). Peristiwa penting yang terjadi di tempat ini adalah pernah diadakannya Rapat Raksasa Ikada pada tanggal 19 September 1945 guna menggalang kekuatan dalam mempertahankan kemerdekaan RI yang baru diproklamirkan. Mundur jauh ke belakang, lapangan ini awalnya dinamakan Konigsplein (Lapangan Raja)/Buffelsveld (Lapangan Kerbau) yang dibangun awal abad ke-19 saat pengembangan wilayah Weltevreden. Tahun 1818 lokasi ini sempat digunakan sebagai tempat mengembalakan ternak, pembuatan batu bata, taman, lapangan olah raga (ketangkasan berkuda para pegawai Hindia Belanda), Kantor Telepon, serta stasiun kereta api. Pembangunan lapangan bergaya Garden City yang langsung dirancang oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, dan dibantu oleh Ir. Rooseno ini pernah menjadi arena Pameran Produksi Indonesia (PPI) pertama di tahun 1985 serta sebagai tempat diselenggarakan Pasar Malam Gambir yang kemudian dikenal dengan nama Jakarta Fair. Dibangun tahun 1739 oleh Syeh Sayid Husein Bin Abu Bakar Alaydrus, semula bangunan ini hanya berfungsi sebagai Mushola sekaligus tempat pengajian. Di tempat ini terdapat Makam pendiri Masjid yang wafat tanggal 29 Ramadhan 1169 (24 Juni 1758) yaitu Khatib Sayid Husein Bin Abu Bakar Bin Abdillah Al-laydrus. Meski telah banyak perubahan pada bentuk bangunan, namun bangunan yang mengadopsi gaya Eklektik Moor Islam Jawa ini tetap terdaftar sebagai bangunan cagar budaya karena faktor kesejarahan. Mesjid Luar Batang Jl. Luar Batang V No. 1 Kelurahan Ancol, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Lapangan Merdeka/Monas Jl. Taman Silang Monas Kelurahan Gambir,

Kecamatan Gambir Jakarta Pusat. Restocafe Galangan VOC Jl. Kakap No. 1-3 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Kompleks Menara Syahbandar Jl. Pasar Ikan No. 1. Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Stasiun Kereta Api Tanjung Priok Jl. Taman Statiun, Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara B7 C6 B7 B7 E8

Gereja Kathedral Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Cipto Mangunkusumo Gereja Immanuel Monumen Pahlawan Revolusi Gereja Kathedral dibangun antara tahun 1891 dan selesai sekitar tahun 1899-1901. Lahan bangunan ini semula merupakan kediaman resmi Panglima Angkatan Bersenjata Hindia yang waktu itu berpangkat Letnan Gubernur Jenderal. Pada tahun 1828 kediaman ini dijual pada umat katholik yang kemudian mendirikan sebuah gereja di tempat tersebut tahun 1829 dengan nama Rooms Katholiekekerk/St. Mary Cathedral. Setelah sempat mengalami keruntuhan tanggal 9 April 1890, tahun 1891 dibangun sebuah gereja baru bergaya Neo Gothic yakni Gereja Kathedral. Karena kekurangan dana, pembangunannya sempat terhenti. Baru pada tahun 1898 pembangunannya mulai dilanjutkan kembali dengan upacara peletakan batu pertama tanggal 16 Januari 1899, Tanggal 21 April 1901 gereja Kathedral dibuka secara resmi dan diberkati oleh Uskup E.S. Luypen. Monumen yang menampilkan 7 patung pahlawan korban kekejaman PKI ini dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Pendirian monumen bertujuan untuk mengenang perjuangan Pahlawan Revolusi dalam mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis. Keenam Pahlawan Revolusi tersebut adalah Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R. Suprapto, Mayjen TNI M.T. Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo. Satu lagi Pahlawan Revolusi adalah Jenderal TNI Abdul Harris Nasution.

Namun beliau luput menjadi target. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut. Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan Gerakan 30 September (G30S) - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi. Bangunan bergaya neoklasik yang dipengaruhi unsur Romawi (Klasisisme) ini memiliki nama awal Willemskrerk atau gereja Raja Willem I Van Oranye. Dibangun antara tahun 1835-1839, dengan peletakan batu pertama tanggal 24 Agustus 1835 dan diresmikan tanggal 24 Agustus 1893. Tanggal 24 Agustus digunakan sebagai acuan untuk menghormati Raja Belanda Willem I Van Oranye yang lahir pada tanggal 24 Agustus. Gereja ini masuk ke dalam kategori Gereja Protestan (Lutherian), sedangkan nama Emmanuel diberikan sejak tahun 1948. Dibangun sekitar tahun 1919-1926, awalnya Rumah Sakit ini bernama Centrale Burgelijke Ziekenin Richting atau disingkat CBZR. Kini Rumah Sakit tersebut berstatus sebagai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dan dinamakan dengan nama salah satu tokoh Pergerakan Nasional, Dr. Cipto Mangunkusumo. Saat itu, pendirian Rumah Sakit ini bertujuan untuk menunjukkan adanya kepedulian penguasa Kolonial Belanda terhadap masalah kesehatan masyarakat khususnya pribumi. Di sisi lain, disamping keberadaan Rumah Sakit juga memberikan peluang pada orang pribumi untuk menjadi ahli kesehatan, sekaligus menjadi tempat tumbuhnya kalangan terpelajar yang mendukung aktifitas Pergerakan Nasional/ Kemerdekaan Republik Indonesia. Bagian bangunan dari Rumah Sakit yang menjadi bangunan cagar budaya adalah bangunan tua bergaya Nieuwe Kunts yang menghadap Jalan Diponegoro. Gereja Kathedral Jl. Kathedral No. 7 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jl Diponegoro No. 71Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Gereja Emmanuel

Jl. Medan Merdeka Timur No.10 Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir Jakarta Pusat. Monumen Pahlawan Revolusi Jl.Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. C6 C6 D6 E3 Vihara Dharma Bhakti Langgar Tinggi/ Rumah si Pitung Museum Bank Indonesia Kawasan CBD Pusat Kota Dibangun sekitar tahun 1650, vihara dibangun oleh Letnan Quo Xun Guan dan diselesaikan di tahun 1669 oleh Kapten Guo Jun Guan. Berawal dengan nama Guan Yin Ting, tahun 1755 Kapten Huang Shi Lao memberinya nama Jin De Yuan. Masyarakat sekitar juga menyebut vihara ini dengan nama Kim Tek I hingga akhirnya sekarang diberi nama Vihara Dharma Bhakti. Seperti bangunan klenteng tradisional Cina pada umumnya, bentuk vihara menyerupai rumah tinggal orang China (Langgam China) di Pecinan, namun perbedaannya tampak pada bentuk atap yang dibagi menjadi tiga bagian, dengan bagian ujungnya yang berbentuk seperti ekor wallet serta terdapat sepasang patung ukiran naga dan bola api di tengah pada atapnya yang melambangkan prinsip Yin dan Yang. Seluruh bangunan vihara dicat dengan warna merah seperti api dan darah yang melambangkan keberuntungan dan kesejahteraan. Pada bagian court yard terdapat semacam gazebo kecil sebagai tempat membakar dupa dengan bentuk atap segi delapan, yakni lambang Pat-Kua, delapan arah mata angin, disertai ukiran patung naga pada setiap ujungnya. Ujung atap gazebo juga dihiasi dengan cungkup berbentuk bunga lotus. Terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat (depan stasiun Beos Kota), Museum ini menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh local. Bangunan gedung ini dibangun pertama kali pada tahun 1828. Museum Bank Indonesia menyajikan informasi peran

Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953. Penyajian informasi di dalam museum ini dikemas dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaankerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik. GEDUNG CANDRANAYA VIHARA DHARMA BAKTI KECAMATAN SAWAH BESAR GEDUNG ARSIP NASIONAL KECAMATAN KEMAYORAN KANTOR BERITA ANTARA GEDUNG KESENIAN ISTANA MERDEKA GEREJA KATHEDRAL ISTANA NEGARA Rumah yang dahulu bernama Rumah Tinggi Marunda diperkirakan dibangun sekitar abad ke-20. Sang pemilik, H. Syafiuddi, diyakini oleh masyarakat setempat sebagai seorang pengusaha sero yang rumahnya pernah dirampok oleh legenda betawi setara dengan tokoh Robin Hood di Eropa, yakni Si Pitung. Bentuk rumah bergaya Bugis yang mengacu pada bentuk perahu Phinisi ini

merupakan salah satu model rumah Betawi pantai/pesisiran. Bentuk panggung sebagai pondasi rumah berfungsi untuk menghindari kemungkinan ombak besar yang menggulung tepian. MESJID ISTIQLAL GEDUNG PANCASILA KECAMATAN CEMPAKA PUTIH MONUMEN NASIONAL GEREJA EMMANUEL GEDUNG PERPUSTAKAAN NASIONAL BALAI KOTA DKI JAKARTA KECAMATAN MENTENG KECAMATAN TANAH ABANG RSCM KANTOR PERPUSTAKAAN NASIONAL Vihara Dharma Bhakti Jl.Kemenangan III No.13 Kelurahan Glodok, Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat. Museum Bank Indonesia Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat Indonesia Langgar Tinggi/Rumah Si Pitung Jl. Kampung Marunda Pulo, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing Jakarta Utara

C7 C7 F8 Gereja Tugu Kawasan CBD Jakarta Barat dan Jakarta Utara Kantor Berita ANTARA Stasiun Kereta Api Jakarta Kota Gereja Tugu merupakan salah satu gereja tertua di Indonesia yang terletak di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Meski tidak seorangpun yang tahun persis kapan didirikan, namun para ahli sejarah sepakat bahwa pembangunan Gereja ini dilakukan sekitar tahun 16761678. Tahun 1737 dilakukan renovasi yang pertama atas Gereja Tugu dibawah pimpinan pendeta Van De Tydt yang dibantu oleh seorang pendeta keturunan Portugis kelahiran Lisabon yaitu Ferreira d Almeida dan orang-orang Mardijkers. Tahun 1740 gereja Tugu mengalami kehancuran bersamaan dengan terjadinya peristiwa Pemberontakan Tionghoa (Cina Onlusten) serta pembantaian orang-orang Tionghoa di Batavia tahun 1737 1741 dimasa penguasa Batavia, Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier. Pada tahun 1744 gereja ini dibangun kembali dan selesai pada 29 Juli 1747 yang kemudian diresmikan tanggal 27 Juli 1748 oleh pendeta J.M. Mohr. Hingga kini, gereja tersebut masih berdiri dan berfungsi sebagai GPIB Tugu . Gereja Tugu memiliki arsitektur sederhana namun kokoh dan rapih dengan berisi bangku diakon antik, piring-piring logam, dan mimbar tua. Lonceng yang ada di gereja tersebut diperkirakan dibuat tahun 1880 untuk mengganti lonceng tertua yang dibuat tahun 1747 karena rusak dan disimpan di rumah

seorang pendeta di sana. Nama ANTARA memiliki arti filosofis sebagai jembatan antara rakyat dan Pemerintah yang membawa misi perjuangan. Dibangun awal abad 20, semula bangunan yang bernama Algemeen Neiwsen Telegraaf Agentschap (ANETA) ini, termasuk bangunan di sebelahnya, merupakan kantor berita Belanda ANETA. Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA yang didirikan tanggal 13 Desember 1937 oleh Adam Malik, Pandoe Kartawiguna, Sumanang dan kawan kawan awalnya berkantor di Jl. Pinangsia No. 30 (Buitentijgerstraat). Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) ANTARA menjadi bagian dari kantor berita Jepang YASIMA dan berkantor di ANETA YASIMA yang kemudian berganti nama DOMEI. Setelah Jepang kalah, bangunan tersebut menjadi kantor ANTARA Cabang Jakarta. Tahun 1947 dimasa agresi Belanda, gedung ini sempat dibagi-bagi oleh Belanda kepada perusahaan Fa Li Liong (No. 59) dan Apotheek van Gorkom (No. 61). Bulan November 1947 gedung No. 57 dikembalikan kepada Kantor Berita ANTARA. Tahun 1961 gedung tersebut digunakan kembali oleh LKBN ANTARA sebagai Lembaga Pendidikan Jurnalistik ANTARA, dan dibagian belakang digunakan sebagai percetakan untuk internal LKBN ANTARA. Sekarang bangunan bergaya Vernacular (penerapan dua tower pada tampak muka) ini difungsikan sebagai Museum Fotografi. KECAMATAN PENJARINGAN KECAMATAN PADEMANGAN PELABUHAN SUNDA KELAPA MASJID KRAMAT LUAR BATANG MENARA SYAHBANDAR GALANGAN VOC JEMBATAN KOTA INTAN

TOKO MERAH STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA GEDUNG BANK INDONESIA GEDUNG BANK MANDIRI Stasiun yang memiliki estetika bangunan bergaya Art Deco ini dibangun untuk menggantikan stasiun Kereta Api Kota Batavia yang dibangun tahun 1870. Dengan nama awal Stasiun Be Oost, stasiun ini selesai dibangun tanggal 19 Agustus 1929. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga saat ini, stasiun Be Oost/ Beos merupakan bangunan yang mempunyai peranan penting dalam manajemen lalu lintas perkeretaapian di Jakarta. KECAMATAN TAMAN SARI KECAMATAN TAMBORA Kantor Berita ANTARA Jl. Antara No. 57 Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Stasiun Kereta Api Jakarta Kota Jl. Stasiun Kota, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat. Gereja Tugu Kampung Tugu, Jakarta Utara. C6 C7 F8 Pelabuhan Sunda Kelapa Masjid Assalafiyah Toko Merah Gedung DPR/MPR Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan serta tempat sekitarnya

di Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa terletak di kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara yang memiliki nilai sejarah penting terkait cikal-bakal berdirinya kota Jakarta serta sejarah Bahasa Indonesia. Meski hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan di abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Kerajaan Sunda yaitu kerajaan Tarumanagara. Setelah Kerajaan Tarumanagara ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera, sebagian besar etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kelapa mulai menggunakan bahasa Melayu yang merupakan bahasa umum di Sumatera. Bahasa ini terus berkembang hingga kemudian dijadikan bahasa nasional, jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda. Para penakluk daerah ini sempat mengganti nama-nama pelabuhan Sunda Kelapa dan daerah sekitarnya. Di masa pendudukan Jepang tahun 1942, Batavia berubah nama menjadi Jakarta. Setelah bala tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar. Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki luas daratan 760 hektar serta luas perairan kolam 16.470 hektar, terdiri atas pelabuhan utama dengan panjang area 3.250 meter dan luas kolam lebih kurang 1.200 meter yang mampu menampung 70 perahu layar motor. Masih menjadi kesatuan dari Pelabuhan Sunda Kelapa, terdapat Pelabuhan Kalibaru yang memiliki panjang 750 meter lebih dengan luas daratan 343.399 meter persegi, luas kolam 42.128,74 meter persegi, serta mampu menampung sekitar 65 kapal antar pulau dan memiliki lapangan penumpukan barang seluas 31.131 meter persegi. Pembangunan tempat aktivitas wakil rakyat Negara Indonesia ini berawal dari ide Presiden Republik Indonesia pertama, Ir.Soekarno, untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces) yaitu wadah dari semua New Emerging Forces yang beranggotakan negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara Sosialis, negara-negara Komunis, serta semua Progresive Forces dalam kapitalis. Pemancangan tiang pertama dari pembangunan proyek political venues di kompleks Senayan Jakarta ini bertepatan dengan Perayaan Dasa Warsa Konferensi Asia-Afrika 19 April 1965 dan selesai tahun 1968. Bangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR/MPR) memiliki luas sebesar 60 ha, dengan luas bangunan sekitar 80.000 m2. Kompleks DPR/MPR terdiri atas beberapa bagian, yaitu Gedung Utama (Nusantara) yang berbentuk kubah, Nusantara I atau Lokawirasabha yang memiliki tinggi 100 meter dengan 24 lantai, Nusantara II, Nusantara III,

Nusantara IV, dan Nusantara V. Di tengah halaman terdapat air mancur dan Elemen Elektrik . Selain itu, di kompleks ini juga terdapat Gedung Sekretariat Jenderal serta sebuah Masjid. Kompleks DPR/MPR merupakan saksi dari perjalanan sejarah Indonesia, termasuk runtuhnya Orde Baru dimana puluhan ribu demonstran menduduki Kompleks Bangunan ini di tahun 1998. Masjid dengan nama Assalafiyah yang artinya tertua memiliki gaya bangunan Jawa Islam dengan atap Masjid berbentuk Limas (Cungkup). Dibagian Barat masjid terdapat makam anggota kesultanan Banten yaitu Pangeran Achmad Djaketra, Pangeran Sang Hyang, Pangeran Lahut, Raden Sakee, Pangeran Abdul Fatah, Pangeran Sageri, dan Pangeran Surya. Bagian bangunan yang menjadi bangunan Cagar Budaya adalah Cungkup (atap) yang berbentuk Limas pada sisi Barat bangunan Masjid. Masjid Pangeran Achmad Djakerta yang merupakan asal muasal nama bangunan Masjid Assalafitah dibangun pada abad ke-18 (1752-an) oleh para pengikut pangeran Achmad Djaketra atau Pangeran Jayakarta yang merupakan Putra dari mas Pancat/Mas Muhammed serta cucu dari kiyai Aria Surawinata yang menguasai daerah Belitar/Jatinegara sejak Tahun 1689. Saat ini daerah tersebut berubah nama menjadi Jatinegara Kaum. Bangunan yang semula bernama Hoofd Kantoor Jacobson (P.N. Setia Negara) dinamakan Toko Merah karena sesuai dengan warna interior dari bangunan tersebut yang berwarna merah. Bangunan bergaya perpaduan antara Dutch Closed, Barok, dan China yang terdiri dari 2 (dua) bagian gedung ini sempat beberapa kali berpindah kepemilikan yang antara lain sempat menjadi tempat tinggal dari Anak Gubernur Jenderal Jacob Mossel bernama Phillippene Theodore Mossel, tempat tinggal Janda Gubernur Jenderal P.A. Van der Parra, kediaman Reynier de klerk, serta terakhir menjadi kantor P.T. Dharma Niaga Ltd. Dibangun tahun 1730 (abad ke 18), Toko Merah juga pernah menjadi tempat tinggal Gustaf Baron Von Imhoff (1705-1743). Selain itu bangunan ini juga sempat digunakan sebagai Akademi Angkatan Laut (1743-1755), Guest House para pejabat (1787-1808). Sebelum Perang Dunia II bangunan ini diperbaiki dan ditempati oleh Bank Voor Indie. Gedung DPR/MPR Jl. Gatot Subroto, Kelurahan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masjid Assalafiyah Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Pelabuhan Sunda Kelapa Jalan Maritim Raya Nomor 8, Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara. Toko Merah Jl. Kali Besar Barat No. 7 Kelurahan Pinangsia,

Kecamatan Tambora Jakarta Barat. E5 B5 C7 C8 Masjid ISTIQLAL Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno Gedung Candranaya Kantor Perpustakaan Nasional Gelanggang Olah Raga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di bilangan Senayan, Jakarta. Penamaan kompleks bertujuan untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, sekaligus tokoh pencetus gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Gagasan pembangunannya bertujuan untuk pelaksanaan Asian Games IV 1962 serta berfungsi sebagai paru-paru kota dan ruang terbuka. Selain sebagai tempat berolahraga, kawasan Gelora Bung Karno sering dimanfaatkan sebagai ajang temu oleh berbagai kelompok masyarakat. Di era penamaan Yayasan Gelanggang Olahraga Senayan, wilayah kompleks terbagi menjadi beberapa fungsi dan peruntukan, antara lain bangunan pemerintah seperti Gedung MPR/DPR, Kantor Departemen Kehutanan, Kantor Departemen Pendidikan Nasional, Gedung TVRI, Graha Pemuda, kantor Kelurahan Gelora, SMU Negeri 24, Puskesmas, gudang Kementerian Pendidikan Nasional, serta rumah makan. Selain itu, beberapa hektare juga disewakan atau dijual untuk berbagai bangunan seperti Hotel Hilton (sekarang Sultan), kompleks perdagangan Ratu Plaza, Hotel Mulia, Hotel Atlet Century Park (dahulu Wisma Atlet Senayan), Taman Ria Remaja Senayan, Wisma Fairbanks, Plaza Senayan dan berbagai bangunan komersial lain. Saat ini, Badan Pengelola Gelora Bung Karno merencanakan mengalih fungsikan dua buah bangunan di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, yang menurut rencana, akan dibangun apartemen dengan 200 kamar yang akan disediakan bagi atlet serta perkantoran. Masjid yang terletak di ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta, ini merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Sukarno. Bangunan yang dirancang oleh Friedrich Silaban Ompu Ni Maya dan terletak di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas) ini memiliki lima lantai dengan kubah berdiameter 45 meter serta

sebuah menara dengan tinggi 45 meter. Bangunan yang juga berfungsi sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) mampu menampung hingga lebih dari 200.000 jamaah. Setiap hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad, tempat ini selalu menjadi pusat kegiatan dari Presiden Republik Indonesia beserta petinggi-petinggi negara. Bangunan bersejarah Tionghoa, Tjandra Naja (Candra Naya) adalah bangunan paling dikenal dari generasi ke generasi Tionghoa di Jakarta. Gedung Candra Naya dibangun pada 1807 oleh Khouw Tian Sek (Khouw Teng Sek). Gedung Candra Naya adalah salah satu contoh bangunan yang memiliki gaya arsitektur campuran antara Tionghoa dan Hindia Belanda. Ciri utama bangunan berarsitektur Tionghoa dapat ditemukan dibangunan ini, yaitu ujung atapnya melengkung seperti busur sebagai simbol ekor wallet yang menandakan pemilik bangunan adalah kalangan pejabat penting Tionghoa. Kemudian sepasang singabatu yang biasa dipasang di klenteng dan rumah-rumah warga Tionghoa. Sedangkan gaya arsitektur Hindia Belanda dapat dilihat dari adanya penyangga atap besi yang merupakan cirri khas Belanda, lantai marmer, dan juga ukuran pintu serta jendela yang cenderung besar. Di era tahun 1860-an, Batavia adalah kota pertama di Hindia Belanda yang mempunyai sebuah Gymnasium. Gymnasium yang dibangun tahun 1867 dengan nama HBS Koning Willem III School dan terletak di Salemba tersebut sangatlah terkenal. Tahun 1940, bangunan ini digunakan sebagai asrama/tangsi bagi Landstorm (tentara cadangan) dan kemudian digunakan oleh Garnisun Jepang (pasukan yang tetap dalam sebuah kota atau benteng). Setelah tahun 1949 bangunan ini dimiliki oleh tentara Indonesia hingga tahun 1985. Bangunan bergaya Indies Pseudo Landhuis ini direstorasi dan digunakan sebagai Kantor Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia sejak tanggal 11 Maret 1989.Bangunan ini mempunyai teras disekeliling bangunan depan yang luas dengan atap yang disangga oleh deretan tiang-tiang besi cor. Bagian depan merupakan bangunan satu lantai yang awalnya digunakan sebagai kantor Direktur sekolah, Amanuensis dan perpustakaan. Di bagian tengah berfungsi sebagai pendopo dan aula, sedangkan bagian belakang bangunan merupakan bangunan dua lantai yang digunakan sebagai ruang-ruang kelas yang disusun berjajar pada kedua sisi lorong serta memanjang pada bagian tengah. Kantor Perpustakaan Nasional Jl. Salemba Raya No.10 Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Masjid Istiqlal Jl. Kathedral, Jakarta Pusat Gedung Candranaya

JI. Gajah Mada No. 188, Jakarta Pusat. Gelora Bung Karno Jl. Pintu Satu Senayan, Jakarta Selatan. C6 D5 C7 B5

Anda mungkin juga menyukai