Anda di halaman 1dari 26

Tugas Filsafat Ilmu

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan memunculkan adanya ilmu ekonomi, kemudian menimbulkan pertanyaan. Apa Ilmu Ekonomi itu? Bagaimana Sejarah Ilmu Ekonomi itu? Serta bagaimana keterkaitannya dengan filsafat itu sendiri dan kelemahan kekuatan dari Ilmu Ekonomi itu. Menemukan cara memperbaiki keilmuan ekonomi dan mempelajari lebih rinci dalam memahami filsafat dan ilmu ekonomi dan masalah-masalah yang ada di dalamnya. B. Rumusan Masalah a) b) c) d) e) f) g) h) Sejarah Ilmu Ekonomi Objek Formal dan Objek Materiil Ilmu Ekonomi Metode Keilmuan Ilmu Ekonomi Kedudukan Ilmu Ekonomi dalam Filsafat Interaksi Ilmu Ekonomi dengan Ilmu-ilmu Lainnya Kekuatan dan Kelemahan Ilmu Ekonomi Memperbaiki Kelemahan Ilmu Ekonomi Tanggung Jawab Para Ilmuan

C. Tujuan Penulisan a) b) Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai sejarah ilmu ekonomi Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai objek formal dan objek materiil ilmu ekonomi c) Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai metode keilmuan ilmu ekonomi d) Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai bagaimana kedudukan ilmu ekonomi dalam filsafat D. Manfaat Penulisan Memberikan pemahaman lebih dalam kedudukan keilmuan ekonomi terhadap filsafat dan hubungannya dengan filsafat keilmuan serta mengembangkan pemikiran terhadap keilmuan ekonomi dengan adanya keterkaitan antara ilmu ekonomi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya dengan filsafat.

BAB II Pembahasan

A. Sejarah Ilmu Ekonomi 1. Definisi Ekonomi Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak-seimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity). Kata ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani, ? (oikos) yang berarti keluarga, rumah tangga dan (nomos), atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi seperti yang telah disebutkan di atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. 2. Tokoh-Tokoh Ilmu Ekonomi a. Adam Smith (1723-1790) Seorang ahli ekonomi terkenal dari Skotlandia yang hidup sekitar abad 18, pernah menulis sebuah buku yang sangat terkenal dalam dunia ekonomi yang berjudul The Wealth Of Nation (1776). Dalam buku ini ia menyatakan bahwa kemajuan manusia dan tatanan sosial suatu masyarakat akan tercipta apabila setiap individu yang ada di dalamnya mengejar kepentingannya sendiri-sendiri. Adam Smith percaya bahwa sikap individualistis yang dipicu oleh kepentingan pribadi akan menciptakan tatanan dan kemajuan. Ia menyatakan bahwa untuk memperoleh uang manusia atau produsen akan memperoleh barang dan jasa tertentu. Sedangkan konsumen akan membeli barang atau jasa yang paling mereka butuhkan.

b. David Richardo (1772-1823) Dia berkebangsaan Inggris yang hidup di awal abad ke-18 yang sangat mementingkan peran dunia usaha untuk bergerak dinamis guna menggerakkan perekonomian sebuah Negara. Buku yang dikarangnya berjudul Principles of Political Economy and Taxation (1817). David yakin bahwa dengan bertambahnya modal adalah kunci dari pertumbuhan ekonomi bangsa, dan satu-satunya cara untuk mewujudkan hal itu dengan mendorong sektor produksi untuk mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya. David Richardo percaya bahwa faktor tenaga kerja adalah hal yang paling penting dalam pencapaian kemakmuran suatu Negara. Ia juga melihat bahwa dengan bertambahnya penduduk maka tingkat penghasilan atau upah yang diperoleh mereka akan turun sampai pada tingkat dimana upah itu tidak cukup lagi menyokong pemenuhan kebutuhan mereka. Seiring dengan pertambahan penduduk harga tanahpun melonjak, dan hal ini akan menurunkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari sektor produksi. Pertumbuhan modalpun akan terhambat yang akan menurunkan pola pertumbuhan ekonomi. Namun demikian Richardo percaya bahwa pada saat hal ini terjadi, sector produksi telah terlebih dahulu menyebar ke seluruh negeri sehingga dampak yang ditimbulkannya akan dapat segera teratasi dan perekonomian dapat segera pulih kembali. Teori yang dikemukakan David Richardo banyak mempengaruhi para ekonom lainnya. Karl Marx dipengaruhi Richardo melalui teorinya tentang nilai pekerja (labor theory of value) yang menjelaskan bahwa nilai dari suatu barang produksi ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan barang produksi tersebut. John Stuart Mills juga menggunakan teori David Richardo dalam upayanya untuk melakukan reformasi social. Ketika produsen dan konsumen bertemu, maka terciptalah pasar dan dengan terciptanya pasar maka terbentuklah pola produksi yang akan menciptakan suatu keseimbangan social (Social harmoni) dan keseimbangan sosial ini tercipta tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Tidak adanya campur tangan dari pemerintah ini disebut tangan yang tak terlihat (invisible hand). Smith menyatakan bahwa manusia adalah homo economicus yang selalu ingin memuaskan dirinya sendiri. c. John Maynard Keynes ( 1883 1946 ) Keynes adalah seorang ekonom mashyur yang dikenal dengan bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money (Teori Umum atas Kesempatan Kerja, Suku Bunga dan Uang). Keynes untuk pertama kalinya menawarkan suatu gagasan mengenai teori permintaan dan penawaran dalam hubungannya dengan hasil produksi (output). Keynes menunjukkan bahwa jika penawaran lebih besar dari permintaan, maka roda perekonomian atau seluruh kegiatan produksi harus diperlambat atau diturunkan agar system ekonomi dapat kembali seimbang pada suatu tingkatan yang berada dibawah penggunaan tenaga kerja yang optimum.

Dan perekonomian suatu negara hanya dapat berlangsung apabila tingkat permintaan rakyat, tingkat permintaan dari sector produksi, juga tingkat pengeluaran pemerintah ikut tinggi. Semua itu akan meningkatkan tingkat investasi yang tentu saja akan meningkatkan tingkat kesempatan kerja, hingga pada akhirnya tingkat pengeluaran rakyatpun akan naik pula, sehingga dengan akan menggerakkan perekonomian suatu Negara. Pada bukunya obyek penelitian Keynes lebih tertuju pada hal-hal yaitu ekonomi makro, ekonomi jangka panjang, ekonomi moneter, dan perubahan kuantitas. Keynes mulai dikenal didunia internasional berkat buku pertamanya yang berjudul The Economics Consequences of Peace ( 1915 ). Sekitar tahun 1923 menulis buku kembali yang berjudul A Tract of Monetary Reform, tahun 1926 menulis buku yang berjudul The End of Laissez Faire dan pada tahun 1930 menulis buku berjudul A Treatise on Money. Tahun 1940 Keynes menjadi penasihat ekonomi Pemerintah Inggris, kemudian tahun 1941 menjadi Gubernur Bank Inggris dan tahun 1942 ia mendapat gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan memperoleh nama Baron Keynes dari Tilton. B. Objek Ilmu Ekonomi a. Objek Material Ilmu Ekonomi Objek material/ inti permasalahan Ilmu ekonomi berupa kelangkaan, yaitu bagaimana manusia melakukan tindakan pemilihan atas berbagai keterbatasan dalam sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas baik dalam hal produksi ataupun konsumsi. b. Objek Formal Ilmu Ekonomi Objek Formal Ilmu Ekonomi ialah aspek kebutuhan material manusia dalam konteks sosialnya. Ekonomi berpusat pada penggunaan sumber dan benda ekonomi secara lebih efektif dan efisien berdasarkan kalkulasi yang bertanggung jawab, umpamanya pola konsumsi masyarakat. Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial dan memiliki obyek formal sama dengan obyek formal ilmu-ilmu sosial lainnya. Adapun obyek material ilmu ekonomi terkait dengan bagaimana manusia melakukan pilihan dalam memenuhi kebutuhan. Sebagai bagian dari ilmu sosial, ilmu ekonomi memiliki objek formal yang sama dengan ilmu sosial lainnya. C. Kedudukan Ilmu Ekonomi Dalam Filsafat dengan Pohon Ilmu a. Kedudukan Ilmu Ekonomi dalam Filsafat Filsafat dapat dikelompokkan menjadi empat bidang induk yaitu : 1. Filsafat tentang pengetahuan :

Epistemologi Logika Kritik ilmu-ilmu 2. Filsafat tentang keseluruhan kenyataan :

Metafisika umum (ontologi) Metafisika khusus : 1. 2. 3. teologi metafisik antropologi kosmologi

3. Filsafat tentang tindakan : a. b. c. Etika Estetika Sejarah filsafat

Pembagian filsafat berdasarkan pada struktur pengetahuan filsafat terbagi menjadi tiga bidang yaitu filsafat sistematis, filsafat khusus, dan filsafat keilmuan. 1. Filsafat sistematis : a. Metafisika b. Epistemology c. Metodologi d. Logika e. Etika f. Estetika 2. Filsafat khusus :

a. Filsafat Seni b. Filsafat Kebudayaan c. Filsafat Pendidikan d. Filsafat Sejarah e. Filsafat Bahasa f. Filsafat Hukum g. Filsafat Budi h. Filsafat Politik i. Filsafat Agama j. Filsafat Kehidupan Sosial k. Filsafat Nilai 3. Filsafat Keilmuan : a. Filsafat Matematik

b. Filsafat Ilmu-ilmu Fisik c. Filsafat Biologi d. Filsafat Linguistik e. Filsafat Psikologi f. Filsafat Ilmu-ilmu Sosial Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ilmu ekonomi memiliki kedudukan di dalam kelompok ilmu sosial atau filsafat sosial. Dimana kelompok ilmu sosial memiliki objek materiil berupa manusia sebagai causa efisiensi dan objek formal normatif ( ilmu hukum dan ilmu admiistrasi), deskritif, efisiensif (sosiologi, ilmu ekonomi). Ilmu ekonomi juga termasuk ke dalam filsafat keilmuan. D. Interaksi Ilmu Ekonomi dengan Ilmu Lainnya Ilmu ekonomi memang berkaitan dan sangat berdekatan dengan ilmu sosial lainnya, bahkan seringkali bertumpang tindih dengan apa yang dipelajari oleh ilmu ekonomi. Kaitan erat antara pelajaran ilmu ekonomi sebagai ilmu sosial dengan cabang-cabang ilmu sosial lain seperti ilmu sosiologi, ilmu politik, ilmu hukum, ilmu bumi (geografi), dan ilmu sejarah. Karena kaitan yang sangat erat antara berbagai cabang ilmu ini, maka mempelajari ilmu-ilmu tersebut secara terpadu multidisipliner akan membawa hasil lebih baik. Pada awal lahirnya, ilmu ini diberi nama political economy (ilmu ekonomi politik), dan bukan economics seperti sekarang. Bahkan sudah disebut di atas, buku Adam Smith yang menandai kelahiran ilmu ekonomi modern tidak diberi judul political economy apalagi economics. Tokoh-tokoh ekonomi klasik sesudah Smith yaitu J.S. Mill dan David Ricardo memberi judul buku mereka Principles of Political Economy, sedangkan T.R. Malthus memberi judul buku ekonominya Essay on Population. E. Metode ilmu ekonomi Ilmu ekonomi secara sederhana merupakan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan kebutuhan yang berupa barang dan jasa yang bersifat langka dan terbatas serta memiliki kegunaan yang alternatif. Untuk itu, cara pemenuhan kebutuhannya berkaitan dengan metode metode dalam ilmu ekonomi tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam ilmu ekonomi menurut chaurmain dan prihatin (1994:14-16) meliputi sebagai berikut : a. Metode induktif Metode dimana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang ada dalam realitas kehidupan. Realita tersebut mencakup setiap unsur kehidupan yang dialami kehidupan, keluarga, masyarakat likal, dan sebagainya yang mencoba mencari jalan pemecahan

sehingga upaya pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh, upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. upaya tersebut dilakukan sedemikian rupa sampai diperoleh barang dan jasa yang dapat tersedia pada jumlah, harga dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk mencapai tujuan kebutuhan tersebut, diperlukan perencanaan yang ada dalam ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara atau metode untuk menyusun daftar kebutuhan terhdap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.

b. Metode deduktif Metode imu ekonomi yang bekerja atas dasar hukum, ketentuan, atau prinsip umum yang sudah di uji kebenarannya. Dengan metode ini, ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan masalah sesuai dengan acuan, prinsip hukum, dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dalam ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengemukakan bahwa jika persediaan barang dan jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap maka barang dan jasa akan naik harganya. Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah sudah dapat menentukan bahwa harus dijaga agar persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu dapat mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya. Buliding (1955:12) menyebutnya sebagai metode eksperimen intelektual (the method of intellectual experiment) c. Metode Matematika Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah masalah ekonomi dengan cara pemecahan soal soal secara matematis. Maksudnya bahwa dalam matematika terdapat kebiasaan yang dimulai dengan pembahasan dalil dalil. Melalui pembahasan dalil dalil tersebut dapat dipastikan bahwa kajiannya dapat diterima secara umum. d. Metode statistika Suatu metode pemecahan masalah ekonomi dengan cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan penyajian data dalam bentuk angka angka secara statistik. Dari angka angka yang disajikan kemudian dapat diketahui permasalahan yang sesungguhnya. Sebagai contoh, pembahasan mengenai pengangguran. Dalam hal ini, dapat terlebih dahulu diidentifikasi unsur unsur yang berkaitan dengan pengangguran, mislanya data perusahaan, data tenaga kerja yang terdidik atau kurang terdidik, jenis dan jumlah lapangan kerja yang tersedia, jumlah dan tingkat upah yang ditawarkan perusahaan, tempat

perusahaan beroprasi, rata rata tempat tinggal para calon pekerja. dari data yang terkumpul tersebut seorang ahli ekonomi dapat menyusun analisis dan penafsiran data secara statistik yang berhubungan dengan pemecahan masalah pengangguran tersebut. Selanjutnya, dari angka tersebut dapat ditentukan cara yang tepat untuk membantu mengatasi masalah pengangguran secara akurat berdasarkan tafsiran peneliti terhadap angka angka yang disajikan statistik. F. Kekuatan dan Kelemahan Ilmu Ekonomi a. Kelebihan Ilmu Ekonomi Kelebihan ilmu ekonomi adalah ilmu ekonomi merupakan dasar dari kegiatan pengelolaan sistem ekonomi sehingga kegiatan ekonomi bisa diatur dan dimanajemanin sesusai dengan ketersediaan anggaran/modal untuk mencapai tujuan. Ilmu ekonomi dapat memperbaiki cara berfikir yang membantu dalam pengambilan keputusan. Membantu memahami masyarakat dan bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi. b. Kelemahan Ilmu Ekonomi Kelemahan ilmu ekonomi adalah para ekonom (pelaku ekonomi) bisa mengetahui peluang atau bidang-bidang yang bisa dimanipulatif untuk suatu kepentingan tertentu. G. Bagaimana Memperbaiki Kelemahan Ilmu Ekonomi a. Perbaikan Kelemahan Keilmuan Ekonomi Pada intinya, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengakui realitas kelangkaan lalu memikirkan cara mengorganisasikan masyarakat dalam suatu acara yang menghasilkan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang paling efisien. Disinilah ilmu ekonomi memberikan kontribusinya (sumbangan) yang unik. Pengkajian ilmu ekonomi dilakukan dalam dua tingkatan. Pertama, pengkajian berdasarkan keputusan rumah tangga individual dan perusahaan. Dapat dikaji interaksi rumah tangga individual dan perusahaan di pasar untuk barang dan jasa tertentu. Kedua, dapat dikaji operasi perekonomian secara menyeluruh yang merupakan kumpulan dari semua pengambil keputusan di semua pasar. Sebagai upaya untuk membuat pelajaran ilmu ekonomi relevan dengan kondisi sosial-ekonomi yang kini dihadapi bangsanya. Harus dicatat bahwa kondisi ekonomi kemarin dan apa yang dapat dilakukan generasi sekarang akan membentuk kondisi ekonomi bangsa di masa datang. Ilmu ekonomi, tak boleh dilupakan adalah ilmu sosial yang harus secara lengkap diajarkan secara deduktif maupun induktif, yang oleh Alfred Marshall, Bapak Teori Ekonomi Neoklasik, diibaratkan 2 kaki (kanan dan kiri)

untuk berjalan. Maka jika hanya satu metode saja yang dipakai akan pincang, dan hasilnya pasti mengecewakan. Karena hampir semua guru/dosen biasanya ingin menghemat waktu, maka dipilihlah metode yang paling mudah dan paling murah yaitu metode deduktif, dengan sepenuhnya berpegang pada buku teks (textbook), tanpa upaya apapun memberikan contoh-contoh data empirik dari lapangan atau lingkungan murid/mahasiswa setempat. Akibatnya seorang murid atau mahasiswa yang sudah lulus dengn nilai sangat baik dalam ilmu ekonomi tidak memahami kehidupan ekonomi di sekitar murid/mahasiswa, apalagi mengetahui caracara memecahkan masalah-masalah ekonomi masyarakat. Pengajaran ilmu ekonomi dengan metode deduktif dan induktif sekaligus dapat dengan mudah dilakukan tetapi dengan mengkaitkannya dengan penelitian. Inilah yang dikenal dengan istilah teaching through research (mengajar melalui penelitian). Dalam cara mengajar yang demikian, murid/mahasiswa diajak meneliti oleh guru/dosen dalam tim penelitian, yang berarti guru/dosen juga terus-menerus ikut belajar bersama murid/mahasiswa. Inilah yang juga disebut problem-posing education (pendidikan dengan mengetengahkan masalah-masalah praktis pada peserta didik), yang dilawankan dengan banking education yang semata-mata berarti pemindahan/mendeposit ilmu pengetahuan kepada peserta didik. H. Tanggung Jawab Ilmuan a. Apa yang harus dilakukan para Ilmuan ? Ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Jika hasil karya itu memenuhi syarat keilmuwan maka ia diterima sebagai bagian dari kumpulan ilmu pengetahuan dan digunakan oleh masyarakat. Dengan kata lain, penciptaan ilmu bersifat individual namun komunikasi dan penggunaan ilmu adalah bersifat sosial. Peranan individu inilah yang menonjol dalam kemajuan ilmu, yang dapat saja mengubah wajah peradaban. Jelas bahwa seorang ilmuwan mempunyai tanggungjawab sosial yang terpikul dibahunya.Fungsinya selaku ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual, namun juga ikut bertanggungjawab agar produk keilmuan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (Suriasumantri, 1984). Implikasi penting dari tanggungjawab sosial seorang ilmuwan, adalah bahwa setiap pencarian dan penemuan kebenaran secara ilmiah harus disertai dengan landasan etis yang kukuh. Menurut Suriasumantri (1984), proses pencarian dan penemuan kebenaran ilmiah yang dilandasi etika, merupakan kategori moral yang menjadi dasar sikap etis seorang ilmuwan. Ilmuwan bukan saja berfungsi sebagai penganalisis materi kebenaran tersebut tetapi juga harus menjadi prioritas moral yang baik.

Aspek etika dari hakikat keilmuwan ini kurang mendapat perhatian dari para ilmuwan itu sendiri. Agresifitas ilmuwan kedokteran, telah memajukan sangat pesat ilmu kedokteran, dan mampu meningkatkan pelayanan media kepada masyarakat. Namun pada proses penciptaan ilmu dan aplikasi ilmu di masyarakat, sering sekali terjadi pelanggaran nilai moral. Sekelompok kecil orang membutuhkan organ tertentu, kelompok orang lainnya menjadi korban, dan ilmuwan serta praktisinya menjadi perantara aktif dalam transaksi itu. Hakikatnya, ilmuwan itu telah mengabaikan prinsip moral dan agama yang dianut masyarakat. Fenomena ini, yang cenderung menjadi faktor paling fundamental yang mendorong berdirinya berbagai lembaga yang mengkaji dan berupaya menegakkan etika biomedis. Tanggungjawab ilmuwan tidaklah ringan. Dapatkah seorang ilmuwan memikul tanggungjawab sedemikian itu, jika batas moral yang berlaku tidak bersifat universal? Hal etis, yang diharapkan menjadi landasan utama tegaknya tanggungjawab moral para ilmuwan, memang tidak pernah memiliki sifat umum dan universal. Artinya, etika tidak dapat memberikan aturan universal yang konkrit untuk setiap masa, kebudayaan, dan situasi (Peursen dkk, 1990). Hal ini yang medorong, setiap kebudayaan atau suatu Negara mengembangkan etika profesi dan aturan hukum yang dapat dikatakan sebagai pedoman dari perwujudan tanggungjawab sosial para ilmuwan dan juga praktisi. Kaum ilmuwan tidak boleh picik dan menganggap ilmu dan teknologi adalah segala-galanya, masih terdapat banyak lagi sendi-sendi lain yang menyangga peradaban manusia yang baik. Demikian juga masih terdapat kebenaran-kebenaran lain di samping kebenaran keilmuan yang melengkapi harkat kemanusiaan yang hakiki. Jika kaum ilmuwan konsekuen dengan pandangan hidupnya, baik secara intelektual maupun secara moral, maka salah satu penyangga masyarakat modern ini, yaitu ilmu pengetahuan, akan berdiri dengan kukuh. Berdirinya pilar penyangga keilmuan ini merupakan tanggungjawab sosial kaum ilmuwan (Suryasumantri,1984). Dapatkah asumsi di atas terwujud? Jawaban atas pertanyaan ini juga merupakan bagian dari tanggungjawab sosial ilmuwan. Peningkatan kualitas tanggungjawab sosial, merupakan konsep tanggungjawab yang dapat digunakan sebagai pedoman normatif bagi kalangan ilmuwan, yang diharapkan dapat menjadi dasar: 1. Agresifitas ilmuwan untuk menciptakan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Kegiatan praksisnya bermanfaat bagi masyarakat. 3. Dalam kedua hal ini tidak menimbulkan problem etis.

BAB III Penutup

A. Kesimpulan Ilmu ekonomi sangat berperan penting dalam ruang lingkup filsafat dan ilmu ekonomi memiliki kelemahan dan kekuatan serta merupakan cabang dari disiplin ilmu sosial. Selain itu ilmu ekonomi sangat erat kaitannya dengan ilmu-ilmu lain seperti hukum, politik, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Antara filsafat dan bidang ilmu yang lain akan memberikan kemampuan ketelitian yang mendekati akurat disamping juga pertimbangan-pertimbangan yang lain. Tetapi filsafat yang digunakan haruslah filsafat yang baik dan benar, karena yang baik dan benar itulah yang disebut berfilsafat. Sedangkan hal yang tidak baik dan benar bukanlah suatu filsafat, karena tujuan dari filsafat sendiri adalah menjadikan hal sesuatu benar dan baik untuk dilakukan. B. Saran Sebagai manusia yang berfikir secara filsafat haruslah menggunakan ilmu sesuai dengan moral dan etika yang ada tidak terkecuali dengan ilmu ekonomi yang merupakan salah satu dari cabang disiplin ilmu sosial. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan cabang filsafat yang secara khusus diminati semenjak pertengahan abad ke-17,namun semenjak pertengahan abad ke-20 ini telah mengalami perkembangan sedemikian besar sehingga tidak seorang pun sanggup mengikuti langkahlangkah perkembangannya yang begitu beragam ke arah berbagai jurusan termasuk juga ekonomi.Ini disebabkan oleh jumlah ilmu pengetahuan yang masing-masing cabangnya tak henti-hentinya bertumbuh terus.Perkembangan itu sendiri meningkatkan implikasi-implikasi ilmu pengetahuan yang amat sangat beragam dan meresapi segala bidang kehidupan manusia secara mendalam. Filsafat dapat diberi batasan sebagai upaya di mana objek materialnya,yakni manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat,dipelajari menurut sebab-musabab pertama.

Ilmu pengetahuan dapat dimengerti sebagai pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis.

Apabila unsur tersirat itu diucapkan menjadi unsur tersurat maka terjadilah apa yang disebut refleksi.Berkat refleksi,pengetahuan yang semula langsung dan spontan,memang kehilangan kelangsungan dan spontanitasnya, tetapi serentak pengetahuan itu mulai cocok untuk diatur secara sistematis sedemikian rupa sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan.

Salah satu cara kerja filsafat yang gunanya dapat dipertanggungjawabkan ialah cara kerja yang bertitik pangkal pada pengalaman manusia,yang mencari dan bertanya tentang segala sesuatu.Berkat adanya intuisi yang merupakan sumber pengalaman itu,manusia mengadakan reduksi ke arah sumber itu.Reduksi itu bersifat abstrak,dan berkat perjalanan reduktif itu,dalam suatu deduksi berikutnya susunan sebenarnya dari kenyataan yang dialami itu dapat diungkapkan secara tersurat dan dipahami. Untuk apa kita belajar Filsafat?Awal filsafat adalah bertanya,bertanya tentang apa saja,atau singkatnya mempersoalkan realitas.Dua unsur yang penting dalam berfilsafat adalah mempersoalkan dan realitas.Menafsirkan apa itu realitas menjadi sangat penting nuntuk mewujudkan realitas itu sendiri,terutama dalam realitas sosial .Bagaimana realitas bangsa Indonesia yang terjadi saat ini. Di dalam situasi masyarakat yang kontemporer ini,suara ilmuilmu sosial-budaya dalam menafsirkan realitas itu tentu , diyakini dari pada suara man in the street.Satu hal yang kita pegang adalah bahwa realitas itu bukan sekedar mirip sebuah potret,melainkan juga film,dinamis, proses bergerak,mengalir atau singkatnya,selalu berada dalam proses menjadi. Menempatkan realitas sosial dalam konteks waktu dan menemukan proses pembentukannya bisa menjadi pengetahuan yang kritis.Dalam kasus realitas sosial.kita tidak dapat mengabaikan sebuah kegiatan untuk meneliti kesadaran manusia dan bagaimana kaitannya dengan pembentukan realitas sehingga realitas ciptaannya menjadi objektif.

Perkembangan ilmu-ilmu di Indonesia banyak dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu Barat.Kita di Indonesia banyak mendapat masukan metodologi yang bersifat kuantitatif untuk ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi dan ilmu-ilmu kemanusiaan yang lain. Positivisme implisit atau eksplisit terkandung dalam proses penelitian. Paradigma-paradigma penelitian dalam ilmu alam diterapkan,entah secara canggih atau kasar,pada ilmu-ilmu sosial,seolah-olah tanpa persoalan.Namun,justru inilah yang dewasa ini dipersoalkan secara serius di dalam diskusidiskusi tentang metodologi penelitian. Di Indonesia kita mengenal macam-macam pendekatan ilmu-ilmu sosial yang bersifat positivistis-naturalistis,humanistis-interpretatif,sampai yang bersifat evaluatif. Apa yang menjadi objek-objek sosial meliputi segala sesuatu yang termasuk dalam duniakehidupan,yaitu segala bentuk objek-objek simbolis yang kita hasilkan dalam percakapan dan tindakan,mulai dari ungkapan-ungkapan langsung,seperti pikiran perasaan dan keinginan,melalui endapan-endapannya seperti dalam teks-teks kuno, tradisi-tradisi,karya-karya seni,barang-barang kebudayaan, teknik-teknik dan seterusnya sampai pada susunan yang dihasilkan secara tidak langsung yang sifatnya stabil dan tertata,seperti pranata-pranata,sistem sosial dan struktur kepribadian (Habermas,1984). Modernisasi adalah Westernisasi.Ungkapan ini terlalu simplistik,kalau tidak mau dianggap sentimentil.Lebih dari itu,memang tidak sedikit interpretasi telah diberikan untuk menjelaskan fenomena perubahan-perubahan besar di bidang sosial,ekonomi, kultural, politis dan idiologi yang biasa diperdengarkan dengan istilah modernisasi. Modernisasi memang tidak dapat dicerabut dari konteks historis yang terjadi di Barat. Bertolak dari sana,gelombang raksasa ini menciptakan pola-pola perubahan substantif dan kreatif,hasil sintesis faktor-faktor eksogen dan endogen dalam masyarakat di belahan bumi yang lain. Tampil di hadapan kita modernisasi sebagai proses-proses manusiawi dengan status yang cukup universal,di sini kita mendekati modernisasi dari sorotan filsafat dan kebudayaan.Modernisasi dipandang sebagai proses penataan infrastruktur dan suprastruktur masyarakat menurut kriteriakriteria yang netral dari kesadaran manusia. Dengan proyek-proyek pembangunan nasional,masyarakat kita,bersama-sama dengan negara lain yang sedang berkembang,bergerak

dengan sebuah dorongan-meminjam istilah Edward Shils- kehendak untuk menjadi modern.Modernisasi menjadi proyek yang normatif di negara-negara berkembang dan modernitas menjadi tujuan yang didambakan. Kalau kita mengikuti program Teori Kritis Habermas,kita akan menemukan bahwa menurut filsuf ini,modernitas yang kita alami sekarang adalah suatu modernitas yang distorsi.Artinya,ada sebuah konsep normatif mengenai modernitas yang kemudian secara faktual disimpangkan oleh tendensi-tendensi historis tertentu.Yang dimaksud adalah Kapitalisme,maka modernitas kita adalah modernitas kapitalis.Kapitalisme membuat modernitas berciri patologis,karena terjadi erosi makna,alienasi.psikoptologi ,dst. Oleh karena itu,kita sebagai bangsa hendaknya dapat lebih memahami modernitas yang ada sekarang ini,jangan sampai kita kehilangan etika dan moral demi mengejar kepentingan pribadi dan golongan. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang mempunyai arti adat,kebiasaan.Etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Arti ini dapat dirumuskan sebagai sistem nilai yang berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun dalam taraf sosial.Etika juga dapat berarti kumpulan asas atau nilai moral yang dimaksud adalah kode etik.Arti lain yaitu ilmu tentang yang baik atau yang buruk.Etika baru menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkina etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat sering kali tanpa disadari- menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.Etika di sini artinya sama dengan filsafat moral. I. Ontologi/Object Ilmu Ekonomi
Segala macam kegiatan dan kesibukan hidup manusia ini ternyata digerakkan oleh kemakmuran yang merupakan tujuan dari setiap usaha manusia. Oleh karenanya object dari Ilmu Ekonomi adalah Produksi Barang dan Jasa. Dengan demikian, kemunculan ilmu ekonomi kiranya berangkat dari perasaan kurang atau belum makmur. Lalu, di manakah peran ilmu ekonomi dalam laitannya dengan upaya meraih kemakmuran? Apabila menyebut kata ekonomi, umumnya orang sudah mengerti bahwa kata ini erat

hubungannya dengan usaha. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti mengatur. Jadi, arti asli oikonomia adalah mengatur rumah tangga. Kemudian, arti asli tadi berkembang menjadi arti baru, sejalan dengan perkembangan ekonomi menjadi suatu ilmu yaitu dimana pengetahuan yang tersusun menurut cara yang runtut dalam rangka mengatur rumah tangga. Banyak ragam definisi yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi. Akan tetapi semua definisi itu pada prinsipnya sama. Unsur penting yang patut kita perhatikan dalam penjabaran makna ilmu ekonomi adalah : a. c. adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas adanya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya b. alat-alat pemuas kebutuhan terbatas jumlahnya d. penggunaan alat pemuas kebutuhan untuk berbagai tujuan bersifat alternative

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi merupakan perangkat vital bagi masyarakat untuk menetapkan langkah-langkah menuju kemakmuran.

1. a.

PEMBAGIAN ILMU EKONOMI Ekonomi Teori Ekonomi teori merupakan kumpulan teori-teori di bidang ekonomi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kebijakan ekonomi untuk kepentingan masyarakat. Ekonomi teori merupakan kerangka konsep. Kerangka seperti ini berasal dari data-data konkret yang disusun, diolah, serta diuji coba sehingga akhirnya membentuk asumsi yang bersifat umum.

b.

Ekonomi Deskriftif Ekonomi deskriftif menggambarkan keadaan ekonomi dalam bentuk angka-angka. Caranya adalah dengan mencatat atau mendafatarkan peristiwa-peristiwa ekonomi sehingga keadaan ekonomi itu tertulis dalam bentuk angka-angka. Melalui analisis terhadap hubungan dan perbandingan tadi, dapatlah diramalkan keadaan yang mungkin terjadi di masa dating.

c.

Ekonomi Terapan Ekonomi terapan merupakan penggunaan teori ekonomi pada masalah-masalah ekonomi tertentu. Dalam ekonomi terapan kita dapat melihat manfaat langsung teori ekonomi itu dalam kehidupan sehari-hari.

d.

Ekonomi Mikro Ekonomi mikro menunjuk pada telaah cara bekerjanya sistem ekonomi yang dilakukan secara particular. Obyek material ekonomi mikro adalah individu per individu atau perusahaan satu per satu. Dari sudut individu misalnya perilaku konsumen dan selera konsumen. Sedangkan dari sudut perusahaan misalnya ongkos perusahaan, produksi perusahaan, penawaran dari perusahaan atau permintaan dari perusahaan, pasar, dan harga.

e.

Ekonomi Makro Ekonomi makro menunjuk pada telaah cara bekerjanya system ekonomi secara universal. Obyek material ekonomi makro dimulai dari mempelajari susunan perekonomian dari segala sudut. Apabila ekonomi makro mempersoalkan permintaan (seperti dalam ekonomi mikro), maka yang dimaksud bukan permintaan perorangan atau perusahaan tetapi permintaan masyarakat secara keseluruhan. Selanjutnya, ekonomi makro mempersoalkan pendapatan secara nasional, begitu pula produksi, konsumsi dan kesempatan kerja selalu secara menyeluruh. Tampaklah bahwa obyek material (apa yang dibahas) ekonomi mikro dan ekonomi makro pada dasarnya adalah sama. Perbedaan antara keduanya terletak pada obyek formalnya (bagaimana membahasnya).

2. METODE ILMU EKONOMI Dalam ilmu ekonomi, terdapat metode-metode yang digunakan untuk memecahkan masalahmasalah ekonomi. Metode yang digunakan ada yang bercorak analitis (menguraikan) dan ada pula yang bercorak sintesis (merangkum). Berdasarkan kedua corak tersebut, metode ilmu ekonomi dapat dibedakan sebagai berikut: a. Metode Induktif Metode induktif merupakan telaah yang bercorak sintesis. Metode induktif berpangkal dari kenyataan-kenyataan yang dikumpulkan dan dilacak hubungannya.

b.

Metode Deduktif Metode deduktif merupakan telaah yang bercorak analitis. Metode deduktif berpangkal pada beberapa dalil atau hipotesis. Kemudian dalil itu diujicobakan pada kenyataan-kenyataan yang berhubungan dengan isi dalil yang bersangkutan.

3. HUKUM EKONOMI a. b. Hubungan Sebab Akibat (kausal) Hubungan Fungsional

4. EKONOMI DALAM KAJIAN FILSAFAT Firman berikut : a. Prinsip Ekonomi (Non Islam) Prinsip ekomomi ini adalah prinsip ekonomi yang melandaskan pada pola pikir materialisme, yang menempatkan manusia sebagai segala-galanya, baik secara kolektif atau komunal maupun individual atau liberal. Tata aturan yang bersangkut paut dengan kegiatan ekonomi ditetapkan berdasarkan aturan manusia. Berdasarkan itu ajaran Tuhan ditolaknya. Prinsip ekonomi inilah yang melandasi ekonomi konvensional pada kurun waktu sejak dunia Barat mendominasi peradaban. Prinsip ekonomi yang demikian dinyatakan dalam Al-Qur'an sebagai menyesat kehidupan, yang pada akhirnya akan melahirkan peradaban yang saling baku hantam dan mencari kelengahan pihak lain. b. Prinsip Ekonomi Islam, Prinsip ekonomi islam yaitu prinsip ekonomi yang didasarkan atas konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi ditetapkan berdasarkan aturan Allah dalam Al-Qur'an sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Allah yang menunjukkan tentang prinsip ekonomi antara lain sebagai

5. TUJUAN EKONOMI ISLAM a. Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat manusia yang makmur dan selalu dalam taraf lebih maju, dengan jalan melaksanakan produksi barang dan jasa dalam kualitas dan kuantitas yang cukup, guna memenuhi kebutuhan jasmani, rohani serta kebutuhan spiritual, dalam rangka menumbuhkan taraf kesejahteraan duniawi maupun ukhrowi secara serasi dan seimbang. b. Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat manusia yang adil dan merata, dengan jalan melaksanakan distribusi barang, jasa, kesempatan, kekuasaan dan pendapatan masyarakat secara jujur dan terarah dan selalu meningkatkan taraf keadilan dan pemerataannya. c. Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat yang stabil dengan jalan menghindarkan gangguangangguan inflasi dan depresi ataupun stagnasi, namun tidak menghambat laju pertumbuhan

ekonomi masyarakat, dengan jalan mengendalikan tingkah laku masyarakat yang membawa ke arah kegoncangan ekonomi. d. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang serasi, bersatu, damai, dan maju, dalam suasana kekeluargaan sesama ummat, dengan jalan menghilangkan nafsu untuk menguasai, menumpuk harta, ataupun sikap-sikap lemah terhadap gejala-gejala yang negatif. e. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang relatif menjamin kemerdekaan, baik dalam memilih jenis barang dan jasa, memilih sistem dan organisasi produksi, maupun memilih sistem distribusi, sehingga tingkat partisipasi masyarakat dapat dikerahkan secara maksimal, dengan meniadakan penguasaan berlebih dari sekelompok masyarakat ekonomi, serta menumbuhkan sikap-sikap kebersamaan (solidaritas). f. g. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang tidak menimbulkan kerusakan di bumi, sehingga kelestarian dapat dijaga sebaik-baiknya, baik alam fisik, kultural, sosial maupun spiritual keagamaan. Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat manusia yang relatif mandiri tanpa adanya ketergantungan yang berlebihan dari kelompok-kelompok masyarakat lain.

II. Epistemologi Dalam Ekonomi


Sesungguhnya pengabaian atas perkiraan relatif (estimate) untuk menyatakan pengetahuan itu benar adanya, sebaliknya juga dengan estimasi, kebenaran akan suatu pengetahuan dapat di perdebatkan atau di permasalahkan. Sebagai gambaran kepada kita bahwa perekonomian Amerika didorong oleh aspek jasa, dan aspek-aspek lain yang juga turut membuat ekonomi Amerika kokoh. Lihat jumlah penduduk amerika, produksi per sektor Amerika, dan pola konsumsi orang-orang amerika yang instan dan konsumtif. Pertanyaannya adalah, dari mana orang-orang amerika dapat hidup seimbang dengan ketimbangan yang setaraf, sebagaimana yang telah kita bahas di depan bahwa kepercayaan atas keyakinan belum tentu benar oleh karena presisi yang berbeda-beda juga turut dalam proses pengambilan keputusan suatu permasalahan.

Akan tetapi grafik ekonomi tidak pernah terukur dan terarah secara vertikal dan horisontal, akan tetapi naik dan bergeser begitu juga turun dan bergeser membentuk tanda kali lalu kemudian berjalan mengikuti perhitungan yang bergeser secara terus menerus. Dengan demikian maka, dapat di simpulkan sementara bahwasanya pergerekan ekonomi akan terus bergeser mendekati kesetimbangan antara apa yang diharapkan dan apa yang menjadi nyata (realibilitas). Olehnya itu, suatu saat dan mungkin kini perekonomian amerika yang kokoh itu akan dan mulai tergoyang secara perlahan laksana angin yang meniup pohon yang semakin besar, baik batangnya. Akarnya, cabang-cabangnya, dahannya, dan daun-daunnya. Walaupun berdiri kokoh namun pohon itu sudah lama dan umurnya sudah tua termakan usia, belum lagi akar-akarnya mulai keras dan kering,

begitu juga batang dan daunnya dan bukan menjadi mustahil kalau suatu saat pohon itu akan roboh bukan satu persatu melainkan roboh secara total. Oleh karena diperlukan langkah-langkah penanganan yang kontinyu, dengan melakukan reboisasi sehingga persoalan yang menimbulkan perdebatan yang secara tak pasti tadi dapat terealisasi walau suatu saat permasalahan itu akan muncul kembali.

1. DENGAN MANAJEMEN Dewasa ini semua kegiatan bisnis diperhadapkan pada kondisi yang dikenal sebagai era ekonomi baru atau era ekonomi global. Era ini memiliki sejumlah karakteristik antara lain: kinerja perusahaan harus mampu memenuhi harapan pihak terkait, adanya tuntutan agar perusahaan selalu menyempurnakan kinerjanya, ketatnya persaingan antar produk sejenis dan di antara produk tertentu dengan substitusinya, menguatnya saling ketergantungan antara satu perusahaan dengan lainnya, dan cepatnya perubahan selera pelanggan.

Menghadapi kondisi seperti tersebut di atas, perusahaan telah berupaya menyesuaikan diri sedemikian rupa demi mempertahankan keberadaannya. Namun, kadang-kadang (bahkan mungkin acapkali) perusahaan masih dipandang oleh pelanggan-pelanggannya kalah bersaing dibandingkan lawan-lawannya, sehingga loyalitas pelanggan tidak lagi bisa dipertahankan. Fakta ini ikut merintangi pertumbuhan penghasilan dan menghambat perkembangan bisnis perusahaan. Jika diteliti penyebabnya adalah sikap yang ditunjukkan oleh beberapa manajer dan para karyawan sehubungan dengan kesalahan-kesalahan kecil dalam proses operasi/produksi, keterlambatan proses, penyelesaian produksi terlalu dini, dan cacat-cacat kecil pada output, yang dipandang sebagai konsekuensi bisnis yang wajar.

Sejatinya perlu disadari bahwa setiap penyimpangan berapapun kecilnya tetap merupakan problema yang pada gilirannya rawan menimbulkan biaya/pengorbanan; atau setidak-tidaknya menurunkan laba perusahaan dan mengurangi kepuasan pelanggan. Maka lebih bijaksana apabila pihak manajemen memantau dan mengamati penyimpangan-penyimpangan yang terjadi beserta akar penyebabnya, kemudian berupaya mengendalikannya. Adapun perangkat manajerial untuk mengendalikannya disebut six sigma; sebuah metode manajemen yang

Untuk mewujudkannya memerlukan sejumlah tahap yang oleh Brue (2002) disingkat DMAIC, yaitu: a. Define Pertama, manajemen perusahaan yaitu pimpinan-pimpinan perusahaan (selanjutnya hanya disebut manajemen) harus mengidentifikasi secara jelas problema-problema yang dihadapi. Tidak menutup

kemungkinan, manajemen harus memetakan proses kegiatan guna memahami dan melokalisir masalah. Kedua, memilih sebuah alternatif tindakan sebagai proyek untuk menanggulangi meluasnya problema/ menyelesaikannya. Ketiga, perusahaan perlu merumuskan tolok ukur/parameter keberhasilan proyek yang dipilih menyangkut luasnya ruang gerak, tingkat penyelesaian masalah sebagai sasaran yang dibidik, tersedianya alat-alat/perlengkapan dan tenaga pelaksana, waktu serta biaya.

Pelaksanaan memerlukan metode persamaan di antara faktor-faktor kunci yang mempengaruhi hasil (dalam hal ini ditunjukkan dengan variabel x) dan kualitas hasil dari proses kegiatan (ditunjukkan oleh variabel y). Dengan demikian, secara matematis persamaan tersebut dapat dirumuskan dengan y = f (x). Untuk memperoleh tingkat kualitas tertentu dari sebuah hasil yang diinginkan, manajemen perusahaan bisa mengukur, mengkaji, mengendalikan dan menyempurnakan faktor-faktor kunci yang amat berpengaruh terhadap hasil tersebut.

b.

Measure Pada tahap ini terlebih dulu manajemen harus memahami proses internal perusahaan yang sangat potensial mempengaruhi mutu output (disebut critical to quality/CTQ). Kemudian mengukur besaran penyimpangan yang terjadi dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan pada CTQ. Penyimpangan merupakan karakteristik yang dapat diukur yang dijumpai pada proses atau output, namun tidak berada di dalam batas-batas penerimaan pelanggan. Setelah besaran penyimpangan teridentifikasi, manajemen bisa menghitung penghematan dana yang diperoleh jika penyimpangan tersebut tereliminasi. Selanjutnya manajemen perlu membandingkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan proyek penanggulangan simpangan dengan penambahan laba sebagai akibat dari penghematan yang diperoleh. Jika biaya proyek:

- lebih besar/sama dengan penghematan yang diperoleh, maka x ditolak; - lebih kecil dari pada penghematan yang diperoleh, maka x harus diwujudkan.

c.

Analyze Di sini manajemen berupaya memahami mengapa terjadi penyimpangan dan mencari alasan-alasan yang mengakibatkannya. Dalam pada itu, manajemen harus mengembangkan sejumlah asumsi sebagai hipotesis. Hipotesis/dugaan-dugaan sementara mengenai faktor-faktor penyebab penyimpangan harus diuji. Jika hasil uji terhadap hipotesis diterima berarti faktor-faktor penyebab simpangan berpengaruh secara signifikan terhadap penyimpangan yang ada. Apabila hasil uji terhadap hipotesis ditolak berarti faktor-faktor tersebut tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap penyimpangan yang ada. Setelah mendata faktor-faktor yang dominan mengakibatkan penyimpangan, manajemen harus melangkah ke tahap improve.

d.

Improve Pada tahap improve, manajemen memastikan variabel-variabel kunci atau faktor-faktor utama (x) dan mengukur daya pengaruhnya terhadap hasil yang diinginkan (y). Sebagai hasilnya, manajemen mengidentifikasi jajaran penerimaan maksimum terhadap masing-masing variabel untuk menjamin bahwa sistim pengukurannya memang layak untuk mengukur penyimpangan yang ada. Kemudian manajemen bisa memodifikasi tiap-tiap variabel kunci agar selalu berada di dalam jajaran penerimaan.

e.

Control Pada tahap terakhir ini, manajemen harus mempertahankan perubahan-perubahan yang telah dilakukan terhadap variabel-variabel x dalam rangka melestarikan hasil (y) yang senantiasa memuaskan pelanggan. Secara berkala manajemen tetap wajib membuktikan kebenaran sambil memantau proses kegiatan yang sudah disempurnakan melalui alat-alat ukur dan metode yang telah ditentukan sebelumnya untuk menilai kapabilitas perusahaan.

2. PIHAK-PIHAK PELAKSANA Pihak-pihak tersebut meliputi: a. Executive Leaders Pimpinan puncak perusahaan yang komit untuk mewujudkan, memulai dan memasyarakatkannya di seluruh bagian, divisi, departemen dan cabang-cabang perusahaan.

b.

Champions Yaitu orang-orang yang sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan proyek. Mereka merupakan pendukung utama yang berjuang demi terbentuknya proyek dan berupaya meniadakan berbagai rintangan/hambatan baik yang bersifat fungsional, finansial, ataupun pribadi agar proyek berfungsi sebagaimana mestinya. Bisa dikatakan Champions menyatu dengan proses pelaksanaan proyek, para anggotanya berasal dari kalangan direktur dan manajer, bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek sehari-hari, wajib melaporkan perkembangan hasil kepada executive leaders sembari mendukung tim pelaksana. Sedangkan tugas-tugas lainnya meliputi memilih calon-calon anggota, mengidentifikasi wilayah kerja proyek, menegaskan sasaran yang dikehendaki, menjamin terlaksananya proyek sesuai dengan jadwal, dan memastikan bahwa tim pelaksana telah memahami maksud/tujuan proyek.

c.

Master Project Orang-orang yang bertindak sebagai pelatih, penasehat (mentor) dan pemandu. Master Project adalah orang-orang yang sangat menguasai alat-alat dan taktik project, dan merupakan sumber daya yang secara teknis sangat berharga. Mereka memusatkan seluruh perhatian dan kemampuannya pada penyempurnaan proses. Aspek-aspek kunci dari peranan master project terletak pada kepiawaiannya untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tanpa mengambil alih proyek/tugas/pekerjaan.

d.

Anggota Project Dipandang sebagai tulang punggung budaya dan pusat keberhasilan proyek, mengingat mereka adalah orang-orang yang: memimpin proyek perbaikan kinerja perusahaan; dilatih untuk menemukan masalah, penyebab beserta penyelesaiannya; bertugas mengubah teori ke dalam tindakan; wajib memilah-milah data, opini dengan fakta, dan secara kuantitatif menunjukkan faktor-faktor potensial yang menimbulkan masalah produktivitas serta profitabilitas; bertanggung jawab mewujudnyatakan proyek. Para calon anggota proyek wajib memenuhi syarat-syarat seperti: memiliki disiplin pribadi; cakap memimpin; menguasai ketrampilan teknis tertentu; mengenal prinsip-prinsip statistika; mampu berkomunikasi dengan jelas; mempunyai motivasi kerja yang memadai.

e.

Supporting Staff Adalah orang-orang yang membantu di wilayah fungsionalnya. Pada umumnya bertugas: secara paruh waktu di bidang yang terbatas; mengaplikasikan alat-alat untuk menguji dan menyelesaikan problema-problema kronis; mengumpulkan/ menganalisis data, dan melaksanakan percobaanpercobaan; menanamkan budaya dari atas ke bawah.

III. Kegunaan dan Dampak dari Ilmu Ekonomi (Manajemen)


Kegunaan dan dampak dari Ilmu Manajemen Ekonomi tersebut adalah:

1. KEPUASAN PELANGGAN Adalah perasaan senang/gembira/bahagia/lega atau sebaliknya yang ada pada diri pelanggan setelah membandingkannya dengan yang diharapkannya. Harapan pelanggan terhadap kinerja barang/jasa yang akan dibeli bermula dari harga jual produk, pengorbanan-pengorbanan waktu, energi dan psikis + berbagai promosi yang diterimanya baik oleh aktivitas perusahaan maupun dari pengalaman orang lain yang dikenalnya, apabila:

a. b. c.

Persepsi atas kinerja barang/jasa yang dibeli melebihi harapannya, pelanggan merasa sangat puas/kagum. Persepsi atas kinerja barang/jasa yang dibeli sama dengan harapannya, pelanggan merasa puas Persepsi atas kinerja barang/jasa yang dibeli di bawah harapannya, pelanggan merasa tidak puas/kecewa.

Pelanggan terdiri dari: konsumen/pemakai akhir, yaitu orang-orang/perusahaan/organisasi yang menggunakan sendiri barang dan jasa yang telah dibeli, dan penyalur, yaitu orangorang/perusahaan yang membeli barang dan jasa untuk dijual lagi. Manajemen membantu perusahaan untuk senantiasa menyempurnakan kinerja proses, barang dan jasa yang dihasilkan, agar persepsi pelanggan sama dengan harapannya.

2. PERTUMBUHAN BISNIS Jika manajemen berhasil, sehingga mampu memenuhi harapan pelanggan secara efektif, dan kepuasan mereka bertambah-tambah, pada gilirannya penghasilan perusahaan akan meningkat; akibatnya tersedia dana yang memadai untuk mengembangkan perusahaan.

3. KARYAWAN Jika manajemen perusahaan komit/bersepakat melaksanakan Manajemen guna menyempurnakan proses, memenuhi harapan pelanggan, menghemat biaya, dll, maka dapat dipastikan bahwa para karyawan akan terdorong untuk menopang sepenuhnya. Manajemen meningkatkan moral kerja dan kebanggaan karyawan. Walaupun tidak semua karyawan harus terlibat langsung pada kegiatan Manajemen, namun setiap individu mendapatkan peluang untuk berkontribusi secara signifikan mengingat peranan tiap-tiap anggota organisasi untuk menyediakan/menopang input yang diperlukan dalam proses tertentu.

4. KEUNGGULAN KOMPETITIF Manajemen menjanjikan kepada perusahaan-perusahaan pengguna untuk memperoleh keunggulan bersaing antara lain melalui: penghematan biaya operasional yang memungkinkan penetapan harga jual produk lebih bersaing; memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan secara efektif dan efisien; memperoleh reputasi di bidang kualitas; mengembangkan budaya dan kebanggaan berdedikasi pada pelanggan.

Ada beberapa bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang telah melaksanakan Manajemen memperoleh hasil seperti:

a. b. c.

General Electric (GE) mendapat tambahan laba $2 milyar dalam tahun 1999 saja. Motorola berhasil menghemat $15 milyar dalam 10 tahun pertama pelaksanaannya. Allied Sigma menghemat $1,5 milyar.

Disatu sisi perusahaan diperhadapkan pada era ekonomi baru yang karakteristiknya antara lain: tuntutan pihak-pihak terkait untuk senantiasa memperoleh kinerja produk yang memuaskan; ketatnya persaingan; adanya saling ketergantungan antar perusahaan; dan cepatnya perubahan selera pelanggan. Disisi lain, masih ada (bahkan mungkin banyak) perusahaan yang tidak memperhatikan bahwa penyimpangan-penyimpangan dalam proses operasional yang potensial mengecewakan pasar, pada gilirannya merugikan perusahaan sendiri dalam jumlah yang signifikan. Menghadapi fakta pada sisi pertama sembari mengatasi problema pada sisi kedua, tersedia metode dari Ilmu Manajemen Ekonomi.

Agar Program Manajemen mampu berkinerja secara optimal, semua pihak di dalam perusahaan bahkan pihak-pihak terkait di luar perusahaan harus bersepakat/komit untuk melaksanakannya dengan seksama. Dengan demikian perusahaan akan memperoleh keunggulan bersaing dan keuntungan finansial yang maksimal.

IV. Kesimpulan
Kebenaran dan keyakinan suatu pengetahuan yang berbeda akan melahirkan persepsi yang beragam pula. Dengan persepsi yang beragam pula akan semakin sulit bagi organisasi untuk menyimpulkannya, akan tetapi dengan terus mempertanyakan dan mengkaji sebab-musababnya maka bukan tidak mungkin kita akan menemukan kebenaran walau masih relatif, akan tetapi dengan mendekati taraf keyakinan suatu masalah yang diperdebatkan tersebut menjadi semakin baik.

Dengan demikian tidak ada kebenaran yang mutlak, melainkan pengecualian karena keterbatasan kita sebagai manusia biasa, yang tidak memiliki kesempurnaan secara hakiki. Yang olehnya itu, pengetahuan atas kebenaran yang diyakini merupakan sesuatu yang yang tak bisa di identikkan untuk menjadi supply and demand di dalam menentukan suatu keputusan, melainkan menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Wassalam,

Penulis

V. DAFTAR PUSTAKA
Brue, Greg, 2002. Sig sigma for Managers. A briefcase Book, Mc Graw-Hill. Eckes, George, 2002. Six sigma team dynamics: the Elusive Key to Project Success, Hoboken, New Jersey. Ingle, Sarah and Willo Roe, 2001. Sig sigma black belt implementation. The TQM. Magazine, Vol. 13-4, pp 273-280. Kotler, Philip, 2003. Marketing Management. 11th Edition, Prentice-Hall. Kotler, Philip and Gary Armstrong, 2002. Marketing, An Introduction. 5th Edition. Prentice-Hall. Lovelock, Christopher and Lauren Wright, 2002. Principles of Service Marketing and Management. Prentice-Hall. Schermerhorn, John R. Jr., 2002. Management. 7th Edition, John Wiley & Sons. Urdhwareshe, Hemant, 2002. The Sig sigma Approach. Quality & Productivity Journal. Internet (berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai