Anda di halaman 1dari 1

TOLAK P2MB DAN KEMBALIKAN INDEPENDENSI LEMBAGA KEMAHASISWAAN

Lembaga kemahasiswaan yang merupakan ruh dari dunia kemahasiswaan, senantiasa melakukan proses regenerasi dalam pembentukan karakter dan jiwa kepemimpinan untuk melakukan pergerakan demi perubahan-perubahan dibangsa ini. Lembaga kemahasiswaan yang pada hakikatnya bersifat independen, independen yang dimaksud adalah lembaga kemahasiswaan melakukan pergerakannya haruslah merdeka tanpa adanya intervensiintervensi dari pihak manapun, karena banyaknya kepentingan-kepentingan lain yang bertentangan dengan eksistensi lembaga kemahasiswaan. Akan tetapi akhir-akhir ini banyak pihak yang ingin mengoyahkan eksistensi lembaga kemahasiswaan. Birokrasi kampus yang seyogyanya melindungi eksistensi lembaga kemahasiswaan dan mendukung segala aktivitas lembaga ternyata menjadi leviatan (monster menakutkan) baca: antonio gramsci; negara dan hegemoni hal tersebut dibuktikan dengan adanya aturan-aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak birokrasi yang mencoba membatasi gerak dari lembaga kemahasiswaan tersebut, salah satu aturan yang dikeluarkan adalah pelarangan melakukan aktivitas pengkaderan/pembinaan diluar jadwal yang telah ditetapkan, yang menjadi ketimpangan dalam kebijakan tersebut adalah aturan tersebut diputuskan secara sepihak tanpa adanya keterlibatan dalam mengambil keputusan dalam hal ini lembaga kemahasiswaan. Birokrasi kampus pun tidak berhenti dalam membatasi gerak-gerik dari lembaga kemahasiswaan, adanya buku merah P2MB yang dikeluarkan sepihak oleh birokrasi kampus yang bertujuan melakukan penyeragaman pola pikir yang sangat mekanik, efek dari pola pikir yang mekanik membuat mahasiswa tidak produktif dan tidak berkembang, alhasil mahasiswa dalam berfikir sangat pragmatis dan instan. Adanya aturan-aturan dan kebijakan tersebut membuat lembaga kemahasiswaan mengalami kesulitan dalam melakukan proses pengkaderan/pembinaan untuk mahasiswa baru 2012. Hadirnya P2MB yang merupakan kesepakatan haram antara birokrasi se-unhas membuat lembaga kemahasiswaan harus menelan ludah dan galau, karena planning pengkaderan/pembinaan yang sudah disiapkan berusaha di hilangkan oleh birokrat melalui P2MB tersebut, sehingga pembinaan hanyalah sekedar konsep dan tidak mampu di aktualisasikan. Di lain sisi, penetapan pedoman P2MB tersebut bukanlah hasil dari kesepakatan antara lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas se-universitas hasanuddin dengan birokrat dalam hal ini WR3 UNHAS, dan jika memang ada bahasa kesepakatan, hal tersebut merupakan keputusan sepihak ( baca: aturan kemendikbud no. 115/U/1998 BAB 1 pasal 2)1 yang di keluarkan oleh WAKIL REKTOR III UNHAS.

Di FKM sendiri, proses pengkaderan/pembinaan oleh BEM FKM UNHAS terdiri atas 3 tahap yaitu WINSLOW (Wadah inisiasi sosialisasi dan orientasi mahasiswa baru), BIAS (Bina Aksi Sosial), dan BSLT (Basic Study Leadership Trainig). Dimana 3 tahap pengkaderan/pembinaan tersebut harus di ikuti oleh mahasiswa baru setiap tahunnya untuk menjadi bagian dari Keluarga Mahasiswa (KM FKM UNHAS). Namun pihak birokrat fakultas terlalu mengintervensi jalannya pengkaderan/pembinaan yang dilakukan oleh BEM FKM UNHAS. Pihak birokrasi fakultas dalam hal ini WAKIL DEKAN III FKM UNHAS menginginkan agar proses pengkaderan/pembinaan mahasiswa baru angkatan 2012 di lakukan bersamaan pada pelaksanaan P2MB tingkat fakultas yaitu pada tanggal 3031 Agustus 2012 untuk pelaksanaan WINSLOW dan pelaksanaan BIAS pada 6-7 Oktober 2012. Sementara untuk tahap terakhir yaitu BSLT, pihak birokrat mengijinkan bila pelaksanaannya di luar dari waktu yang di tentukan tersebut. Namun BEM FKM UNHAS menolak dengan keras kemauan dari birokrat fakultas mengenai pengaturan pelaksanaan pengkaderan/pembinaan tersebut. Hal ini karena P2MB yang merupakan kesepakatan birokrasi UNHAS tidak mampu menjawab kebutuhan lembaga kemahasiswaan dalam hal ini waktu yang sangat tidak cukup untuk menerapkan konsep pengkaderan/pembinaan yang ada di BEM FKM UNHAS. Dan akibat dari ketidakmauaan pihak BEM FKM UNHAS dalam melaksanakan P2MB tersebut berbuntut pada tidak di keluarkannya dana kemahasiswaan oleh birokrasi fakultas, sehingga pelaksanaan program kerja BEM FKM UNHAS yang lainnya terhambat.

Aturan kemendikbud no. 115/U/1998 BAB 1 pasal 2 : Organisasi kemahasiswaan di

perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsipdari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebihbesar kepada mahasiswa.

Kamu dapat merantaiku, kamu dapat menyiksaku, bahkan kamu dapat menghancurkan tubuh ini, tetapi kamu tidak akan dapat memenjarakan pikiranku. _mahatma gandhi_

Anda mungkin juga menyukai