Anda di halaman 1dari 5

Tiga Komponen Konteks dalam Arsitektur 1. Convenience (Fungsi) Kenyamanan tidak lepas dari adanya suatu fungsi.

Fungsi dalam arti sederhana ada lah kegunaan. Fungsi juga berarti suatu cara untuk memenuhi keinginan. Fungsi ti mbul sebagai akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembang kan hidup. 2. Durability (Technology) Dalam mendesain lingkungan binaan, arsitektur juga harus mempertimbangkan primsi p ketahanan dan kekuatan karya ciptaannya. Ketahanan tersebut dapat terwujud den gan adanya bantuan dari teknologi. Misalnya teknologi material, teknologi desain , teknologi konstruksi, dan teknologi informasi. Hal tersebut bertujuan untuk me nciptakan lingkungan binaan yang memiliki daya tahan yang baik sehingga dapat me menuhi fungsi nya secara optimal. 3. Beauty (Form) Keindahan terwujud dari suatu bentuk atau ruang. Dalam desain arsitektur, esteti ka menjadi aspek penting. Dan bentuk dari karya tersebut lah penentu keindahan t erwujud.

Hubungan Konteks dengan Desain Arsitektur 1. Konteks sosial a. Golongan ekonomi, meliputi golongan bawah, tengah dan atas. Status ekono mi mempengaruhi sebuah desain. Misalnya seseorang dengan golongan ekonomi tingka t bawah, ia akan mendesain sebuah hunian (misalnya) dengan finansial yang terbat asdan desainnya pun seadanya. Berbeda dengan seseorang bergolongan ekonomi tingk at atas, ia tak memiliki kendala dengan finansial. Sehingga ia bisa mendesain hu nian yang mewah dan highclass. b. Tingkat sosial/ Kasta Sekarang ini, status semua manusia adalah sama. Tidak seperti dahulu kala diman a Kerajaan Hindu menguasai Indonesia. Dimana kasta Brahmana dianggap paling ting gi dan kasta sudra paling rendah. Kaitannya dengan arsitektur adalah desain huni an tiap kasta. Kasta Brahmana adalah golongan pendeta, penyebar agama. Desain hu nian kasta Brahmana adalah pura yang memilki nilai arsitektur tinggi. Kasta Ksat ria adalah golongan raja dan bangsawan. Desain arsitektur bagi kasta tersebut te ntu saja sebuah kerajaan yang mewah, kokoh, dan megah. Hal ini kontras sekali de ngan hunian bagi kasta sudra (kaum budak) yang hanya berupa gubuk kecil. c. Pendidikan Tingkat pendidikan dan Jenis pendidikan yang dikuasai sesorang juga berpengaruh terhadap desain arsitektur. Seseorang yang berpendidikan tinggi dan berwawacan l uas, dalam desainnya akan menggunakan berbagai prinsip dan teori sehingga mengha silkan karya yang maksimal. Berbeda dengan sesorang yang berpendidikan tidak tin ggi dan wawasannya sempit, desainnya pun akan seadanya dan kurang memenuhi berba gai aspek. d. Umur Sebuah desain arsitektur dibangun dengan sasaran dan tujuan tertentu. Desain unt uk kaum lanjut usia lebih ke desain yang klasik, vintage, nostalgia. Desain untu k kaum dewasa cenderung minimalis, postmodern serta modern. Sedangkan desain unt uk anak-anak lebih ke arah ceria dengan desain imajinatif dan penuh warna. 2. Konteks Budaya Ada beberapa budaya saat ini yang kita kenal yang juga berpengaruh pada desain a rsitektur. Budaya hidup sehat. Kesehatan itu mahal harganya. Setiap orang ingin selalu dalam keadaan sehat. Kaitannya dengan desain arsitektur adalah alokasi hu nian (misalnya) dan desain hunian. Seseorang yang akan membangun hunian yang seh at tentu saja akan memilih daerah yang sehat, dalam arti sehat fisik maupun nonf isik. Jarang sekali seseorang membangun hunian di samping sebuah pabrik yang jel as-jelas memberikan dampak buruk pada lingkungan dan kesehatan. Desain hunian ru mah sehat dapat kita wujudkan dengan penanaman pepohonan di sekitar rumah, pembe

rian jendela secukupnya untuk sirkulasi udara, dan sebagainya. Budaya hidup seha t berpengaruh pada desain sebuah bangunan arsitektur, karena pada prinsipnya seb uah bangunan dibangun untuk memberi dampak positif pada pemakai dan lingkungan. 3. Konteks Psikologi Konteks psikologi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : Psikologi sosial o Privasi Sebuah bangunan yang baik harus memiliki privasi dipandang dari sudut si penggun a bangunan. Semisal privasi untuk kamar tidur, ruang makan, ruang tamu dan sebag ainya. Jadi, setiap ruangan memiliki privasi sendiri-sendiri yang tidak bisa dis amakan dengan ruangan yang lain. Privasi tersebut berupa pemberian tembok pembat as antar ruang. Sekat pembatas tersebut bisa diberi lubang atau diberi jarak beb erapa senti untuk penghubung agar ruangan tersebut tidak terisolir dari ruangan yang lain. o Kesesakan atau sumpek Dalam mendesain bangunan perlu memperhatikan tanah atau lahan yang akan dibangun agar tidak terjadi kesesakan yang dirasakan oleh pengguna bangunan. Kesesakan y ang dirasakan tersebut mungkin karena ruangan yang ada dalam bangunan terlalu ke cil karena terlalu banyak ruangan yang ada pada bangunan tersebut. Kemungkinan y ang lain adalah kurangnya lahan dalam pembangunan. Hal tersebut dapat disiasati dengan cara membangun ke atas menjadi sebuang bangu nan bertingkat. Dan untuk menghindari kesesakan di dalam ruangan dapat dilakukan dengan cara mempersedikit ruangan yang ada. Ruangan-ruangan yang ada tersebut h anya ruangan penting yang akan digunakan oleh si pengguna. o Sosialiti Sosialiti diperlukan oleh si pengguna agar bisa berinteraksi dengan pengguna lai n. Sosialiti diterapkan dalam sebuah bangunan atau ruang, yaitu memberi sebuah kese mpatan bagi si pengguna untuk bersosialisasi. Kesempatan tersebut dapat dibuat deng an memberi lubang atau pelubangan yang dapat menghubungkan si pengguna dengan pe ngguna lain. Misalnya diberi jendela, pintu atau lubang pada dinding, sehingga s i pengguna tidak terisolir dari lingkungan sekitar. o Sekuriti Si pengguna memerlukan sekuriti atau keamanan saat dia menempati ruangan atau ba ngunan. Keamanan terhadap cuaca, kriminalitas, hewan buas dan lain sebagainya. K eamanan tersebut berupa diberinya perkuatan-perkuatan yang sekiranya dapat melin dungi si pengguna dari bahaya. o Lingkungan ambien Pembangunan yang baik harus memperhatikan lingkungan sekitar, tidak asal membang un dalam suatu lahan. Desain tersebut harus memperhatikan keseimbangan lingkunga n yang ada di sekitar lahan, misalnya memperhatikan tanaman yang ada di sekitar agar bangunan yang berdiri tetap mendapat penghijauan dari tanaman tersebut. Mem perhatikan seberapa luas lahan yang akan dibangun dan memberi beberapa meter unt uk pnghijauan. o Komfort Desain yang baik harus memperhatikan kenyamanan si pengguna. Jika si pengguna ny aman dengan bangunan tersebut, sang arsitek pun juga puas dengan hasil kerjanya. Arsitek harus memperhatikan kenyamanan yang ada dalam desain yang dibuatnya. o Antropometrik, ergonomik Psikologi anak o Usia dini Desain untuk anak usia dini lebih mengutamakan pada warna-warna yang cerah atau bisa sesuai dengan karakter si anak, juga ruangan yang sesuai ukuran anak terseb ut. o Kebutuhan khusus Kebutuhan khusus yang dimaksud disini adalah anak yang menderita sakit atau meng alami cacat. Desain yang sesuai dengan anak tersebut haruslah sesuai dengan kebu tuhan si anak dalam beraktivitas. Psikologi orang tua

o Jompo Desain yang dipakai dalam sebuah ruangan untuk orang jompo, dapat mengginakan wa rna-warna yang soft. Desain lantainya pun cukup sederhana dengan mengguanakan la ntai yang datar. Laintainya pun juga tidak boleh licin. o Kebutuhan khusus Desain yang dimaksud adalah desain yang sesuai dengan kebutuhannya. Semisal oran g tersebut sakit, maka ruangan yang didesain juga harus bisa digunakan untuk ber aktivitas sesuai dengan kondisinya. 4. Konteks Site dan Lingkungan

Konteks tapak dan lingkungan memiliki hubungan yang sangat penting dengan proses desain. Karena konteks ini cukup mendasar yakni mengenai bagaimana arsitektur m emilih dan mengevaluasi suatu lokasi serta merancangnya. Dalam mendesain suatu b angunan atau kawasan kita harus menentukan lokasi dengan tepat. Setiap lokasi/ta pak memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Ciri khas tersebut terbentuk oleh elem en-elemen yakni elemen alam dan arsitektural (buatan manusia). Contohnya air, ve getasi, iklim, topografi, arsitektural elemen. Pasal 13 Undang-undang No. 28 Tah un 2002 tentang Bangunan Gedung menyebutkan bahwa sebuah bangunan harus mempunya i persyaratan jarak bebas bangunan yang meliputi GSB dan jarak antargedung. Kete ntuan persyaratan tersebut diatur oleh peraturan pemerintah.

5. Konteks Ekonomi Ekonomi memiliki peran sangat penting dalam desain arsitektur. Pengaruh yang dih asilkan oleh berbagai konteks ekonomi sangat mempengaruhi bagaimana desain arsit ektur bangunan dari suatu daerah. Salah satu parameter dalam konteks ini adalah keterbatasan dana atau financial. Jumlah dana akan sangat mempengaruhi bagaimana desain arsitektur di suatu daerah terbentuk. Semakin banyak dana yang dimiliki, kemungkinan jumlah desain arsitektur yang dimiliki oleh sebuah karya arsitektur akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil dana yang dimiliki, kemungkinan jumlah desain arsitektur yang dimiliki oleh sebuah karya arsitektur akan semakin kecil.

Arsitektur dengan Dana Rendah Arsitektur Urban Arsitektur Urban di Jepang Selain keterbatasan dana atau finansial, sebuah desain dari karya arsitektur jug a akan dipengaruhi dari efisiensi. Mengapa? Seorang pencipta karya arsitektur di tuntut untuk harus bisa memanfaatkan sumberdaya yang sangat terbatas maupun tapa k yang sangat terbatas. Seorang pencipta karya arsitektur harus bisa mengolah su mberdaya yang sedikit maupun banyak ataupun tapak yang sangat terbatas untuk men ciptakan sebuah karya yang dapat memuaskan berbagai pihak. Dalam konteks ekonomi , scenario pembayaran pun juga sangat mempengaruhi sebuah desain arsitektur. Sep erti jumlah kredit bank yang dipinjamkan kepada orang yang ingin menciptakan seb uah karya arsitektur. Tentu, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, semakin b esar dana tentu semakin membuka semakin banyak kemungkinan desain arsitektur pad a suatu karya. Dalam skala besar, desain arsitektur akan dipengaruhi oleh dana A PBN maupun APBNP. Selain keterbatasan dana, efisiensi, maupun skenario pembayaran, keterbatasan d an kelonggaran waktu juga merupakan salah satu parameter penentu desain dari sua tu karya. Tentu waktu sangat berpengaruh dalam bagaimana sebuah karya akan disel esaikan. Maka dari itu, seorang pencipta karya arsitektur harus mengerti penyele saian dari sebuah karya arsitektur. Oleh karenanya, sangat penting untu mengetah ui desain yang tepat untuk waktu yang tepat.

6. Konteks Teknologi Dalam proses penciptaannya arsitektur meramu unsur-unsur seni, sains/teknologi, manusia, material, politik dan uang. (Mario salvadori, 1971) a. Teknologi Material Semakin maju teknik pengolahan bahan, teknik perlakuan bahan serta penemuan mate rial-material baru sangat berpengaruh pada proses dan produk karya arsitektur. b. Teknologi Struktur dan Rekayasa Perhitungan Dengan ditemukannya pendekatan matematis baru dalam perhitungan kekuatan bahan d an sistem struktur, hasil karya arsitektur menjadi semakin beragam dan pemanfaat an bahan secara lebih efisien. Teknologi struktur ini memiliki keterkaitan timba l balik dengan teknologi material. c. Teknologi Pelaksanaan Berkembangnya sistem rekayasa konstruksi, memungkinkan pembangunan pencakar lang it secara cepat, pemanfaatan ruang-ruang bawah tanah secara efektif. d. Teknologi Digital Saat ini, perkembangan teknologi digital berkembang pesat di berbagai bidang ter masuk bidang arsitektur. Tidak bisa dipungkiri, profesi arsitek telah terpengaru h dan mengalami perkembangan secara progresif dalam mempergunakan teknologi digi tal untuk membantu proses desain arsitektur hingga ke tahap pembangunan. Lebih j auh lagi, penggunaan teknologi digital telah memungkinkan arsitek untuk melakuka n inovasi desain arsitektur yang kompleks ditinjau dari segi bentuk, struktur, f ungsi, material dan lingkungan. Menurut Szalapaj (2005) beberapa peran dari penggunan teknologi digital dalam b idang arsitektur adalah sebagai berikut : Sebagai alat bantu merepresentasikan desain arsitektur Sebagai alat bantu simulasi Sebagai alat bantu evaluasi Sebagai jembatan antara proses perancangan ke tahap konstruksi Sebagai penerjemah informasi digital ke dalam proses manufacturing/pembangunan Mengacu dari perannya di atas, maka analisa, eksplorasi, dan aplikasi desain ars itektur dapat dilakukan oleh desainer pada tahapan proses desain arsitektur, dar i mulai desain konseptual hingga proses konstruksi. Di mana gubahan desain arsit ektur tersebut terwujudkan dalam gubahan geometri berupa 3 dimensi model digital pada ruang virtual. 7. Konteks Politik Arsitektur memberikan arti dan peran penting dalam dunia politik. Arsitektur dal am politik membahas mengenai kehidupan sosial dan memberikan pedoman dalam kehi dupan sosial, bahkan arsitektur bisa bersikap kritis dan berperan aktif dalam me ndukung status quo suatu daerah. Sehingga dapat dikatakan bahwa arsitektur bisa merupakan intervensi dari kebijakan politik. Dapat diartikan juga bahwa arsitekt ur tidaklah murni sebagai seni, jadi arsitektur merupakan seni terapan. Arsitektur juga dikaitkan dalam hal politik, sehingga para arsitek diharuskan un tuk : a. bisa memberikan penggambaran yang nyata mengenai keadaan sosial dalam ka ryanya. b. bisa mendukung status Quo dan keadaan yang ada c. bisa mempengaruhi masyarakat untuk ikut dalam hal-hal tertentu d. bisa mengubah status dan tradisi ma DAFTAR PUSTAKA http://ima-g.ar.itb.ac.id/pameran/?p=290 http://imajinasi35.blogdetik.com/2011/01/24/tahap-tahap-perancangan-arsitektur/ http://kk.mercubuana.ac.id/files/12033-5-497341342343.pdf http://nasional.kompas.com/read/2008/07/24/09450113/jangan.langgar.gsb http://rudipradisetia.blogspot.com/2010/09/implementasi-wawasan-nusantara-pada.h tml http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/04%20analisis%20tapak.pdf

http://wikipedia.org http://www.anneahira.com/konflik-antar-suku-di-indonesia.htm Synder, James C.Catanese, Anthony J.1979.Introduction To Architecture.New York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai