Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENGANTAR AGRIBISNIS

AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

DI SUSUN OLEH:

MUH. ISMAIL
(G11111355)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya penulis masih diberi kesehatan, sehingga penulis masih dapat

mengerjakan makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai tugas mid semester yang nantinya akan menunjang nilai semester (final) untuk Mata Kuliah Pengantar Agribisnis. Makalah ini berjudul Agribisnis Kelapa Sawit. Suatu kebanggaan bagi penulis jikalau nantinya makalah yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun orang lain. Penulis sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun agar pembuatan makalah berikutnya bisa lebih baik dari sebelumnya. Dan mudahmudahan apa yang penulis lakukan selama ini menjadi berkah dan bermanfaat bagi semua. Amin Yarabbal Alamin. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 25 November 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman Judul. 1 Kata Pengantar. 2 Daftar Isi.. 3 Bab I Pendahuduan.. 4 1.1 Latar Belakang .. 4 1.2 Rumusan Masalah.. 5 1.3 Tujuan 5 1.4 Manfaat.. 6 Bab II Pembahasan.. 7 2.1 Pengertian Agribisnis 7 2.2 Minyak Kelapa Sawit (MKS) 8 2.3 Proses Agribisnis Kelapa Sawit... 11 A. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi (Input)... 11 B. Produksi primer (budi daya)... 16 C. Pengolahan.. 23 D. Pemasaran... 25 Bab III Penutup.. 27 3.1 Kesimpulan.. 27 3.2 Saran 28 Daftar pustaka 29

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu harus diarahkan pada sektor industri, tetapi dapat juga diarahkan pada sektor lain, seperti sektor pertanian dan sektor jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan, dan lainlain. Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi Negara yang berkembamg seperti Indonesia, tidaklah dapat dihindarkan. Karena Indonesia beranjak dari Negara agraris menuju Negara industri yang maju, maka peranan sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan sektor industri, karena itulah diperlukan suatu kondisi struktur ekonomi yang seimbang antara bidang bidang industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh. Untuk itu kita perlu meningkatkan perekonomian melalui sektor pertanian. Agar ini tercapai, kita perlu adanya pelaku-pelaku disektor ini, terutama usaha-usaha pada pada bidang pertanian (agribisnis). Perkembangan dan perubahan struktur ekonomi saat ini tidak dapat dipisahkan dari posisi agroindustri dan agro (agri)-bisnis, karena penampilan agribisnis akan sangat ditentukan oleh posisi agroindustri dalam masa sekarang dan masa mendatang dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi penampilan struktur ekonomi secara keseluruhan di masa mendatang.

Dalam pengembangan agribisnis, kita perlu memperhatikan komoditi yang akan menjadi target dalam menjalankannya dan mengetahui keadaan pasar. Pengembangan Agribisnis Kelapa Sawit bisa menjadi salah satu target, karena kelapa sawit memiliki peluang pasar yang tinggi. Pengembangan agribisnis kelapa sawit idealnya dapat diarahkan pada agribisnis skala kecil sampai menengah di pedesaan dengan teknologi tepat guna, sehingga dapat membangun pasar dalam negeri yang berdaya-beli tinggi dan meningkatkan daya saing nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka ada rumusan masalah yang perlu kita perhatikan, yaitu pentingnya sektor pertanian dalam pengembangan perekonomian Negara, dalam hal ini usaha pertanian (agribisnis) khususnya pada pengembangan agribisnis kelapa sawit. Dan yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana cara pengembangan agribisnis kelapa sawit? 1.3 Tujuan

Tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa besar peranan sektor pertanian dalam perekonomian Negara, dalam hal ini agribisnis khususnya pada agribisnis kelapa sawit, serta mengetahui cara pengembangan agribisnis kelapa sawit.

1.4

Manfaat

Sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan terutama mengenai agribisnis khususnya agribisnis kelapa sawit sebagai sarana sektor pertanian dalam peningkatan perekonomian Negara.

II. PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Agribisnis Agribisnis merupakan suatu usaha dalam bidang pertanian, baik mulai dari

produksi, pengolahan, pemasaran atau kegiatan lain yang berkaitan. Usaha seperti ini sering dikaitkan dengan kegiatan ekspor, karena dengan ekspor maka berarti ada penambahan penerimaan devisa Negara dari agribisnis ini. Sistem agribisnis dikelompokkan menjadi empat subsistem kegiatan, yaitu pengadaan sarana produksi (agroindustri hulu), kegiatan produksi primer (budi daya), pengolahan (agroindustri hilir), dan pemasaran dengan dukungan oloh lembaga penunjang agribisnis. Pengembangan agribisnis merupakan upaya pemerintah untuk masuk ke sektor industri tanpa memerlukan transpormasi tenaga kerja yang crucial dari sektor pertanian ke sektor (agro) industri. Transisi ini semakin penting karena kegiatan agribisnis dapat menyerap sebagian tenaga kerja di sektor pertanian tanpa memerlukan pelatihan yang bersifat khusus. Hal ini dapat terjadi karena tuntutan pekerjaan di sektor awal agroindustri masih relatif sama dan tidak begitu banyak berbeda dengan tuntutan pekerjaan di sektor budi daya tanaman. Dengan adanya agribisnis ini dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang akhirnya akan berdampak pada pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinan.

2.2

Minyak Kelapa Sawit (MKS) Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat

pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Jumlah penduduk di Negara-negara kawasan Timur-jauh sekitar 3,2 milyar atau 50% dari penduduk dunia. Di daerah inilah, tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan yang paling tinggi. Selain itu, komsumsi minyak per kapita penduduk di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara juga masih jauh di bawah rata-rata penggunaan minyak nabati dan lemak per kapita per tahun penduduk dunia. Minyak kelapa sawit (MKS) merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategi karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara minyak makan merupakan salah satu 9 dari kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam dan di luar negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya peranan komoiditas kelapa sawit dalam perekononmian bangsa. Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per ha yang paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Apalagi Indonesia merupakan Negara tropis yang mendapat sinar matahari melimpah sepanjang tahun dengan curah hujan yang cukup dan hamper merata, kondisi inilah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit. Agribisnis kelapa sawit adalah salah satu dari sedikit industri yang merupakan keunggulan kompotitif Indonesia untuk bersaing di tingkat global.

Selain mampu meningkatkan persaingan perekonomian di global, kelapa sawit juga memang merupakan tanaman yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan juga dapat dijadikan obat pada berbagai penyakit. 1. Kandungan nutrisi Kelapa sawit merupakan berkah dari alam karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan baik kesehatan manusia, seperti nilai kalori, vitamin, daya cerna, dan rendah kadar kolestrolnya. a. Kandungan kalori dan vitamin MKS seperti minyak dan lemak nabati lainnya memiliki nilai kalori sebesar 9 kkal/g, di mana nilai kalori untuk protein dan karbohidrat masing-masing 4 kkal. Minyak dan lemak nabati merupakan sumber vitamin A, D, dan E serta berfungsi sebagai pembawa vitamin K. MKS merupakan sumber minyak yang kaya vitamin A, di mana kandungan betakaroten mencapai 1.000 mg/kg. Kandungan alami provitamin A pada MKS cukup tinggi, yaitu sekitar 900 IU/g sehingga jauh dari kandungan provitamin A pada minyak ikan (sekitar 600 IU/g). b. Daya cerna Telah diketahui sebelumnya bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara daya cerna beberapa jenis minyak dan lemak, kecuali pada jenis-jenis lemak yang mempunyai titik cair tinggi (di atas 500 C) yang lebih rendah. Penurunan daya cerna ini berlaku umum untuk semua lemak yang titik cairnya tinggi dan tidak ditentukan

oleh komponen individu di dalam lemak tersebut. Lemak jug memperkaya cita rasa dan tekstur makanan serta membuat makanan dapat bertahan lebih lama. c. Kandungan asam lemak esensial dan asam lemak tidak jenuh MKS terdiri dari 50% asam lemak jenuh. Komponen-kmponen asam lemak kira-kira terdiri atas 50% asam lemak jenuh, 40% asam lemak tidak jenuh (mono), dan 10% asam lemak tidak jenuh (poly). Asam lemak tidak jenuh dalam MKS berupa asam linoleat {C18 : 2(n-6)} yang dibutuhkan secara esensial untuk nutrisi manusia dan hewan. d. Kandungan kolesterol Seperti jenis-jenis minyak nabati lainnya, MKS mengandung kadar kolesterol yang rendah, yaitu sekitar 3 mg/kg. Sementara, lermak hewani mengandung kadar kolesterol lebih tinggi, 50-100 kali dari MKS, misalnya mentega hewani (butter) mengandung kolesterol 220 mg/kg. 2. MKS sebagai obat Penyakit yang paling banyak membunuh manusia saat ini, yaitu penyakit jantung dan kanker. Kedua penyakit ini terutama disebabkan oleh poola komsumsi masyarakat yang banyak didominasi minyak dan lemak. a. Jantung koroner Lemak jenuh merupakan penyebab penyakit jantung, sedangkan lemak tidak jenuh diyakini merupakan penangkal efek lemak jenuh. Kemungkinan, MKS

10

mengandung agen antithrombotic yang dapat menangkal pengaruh jelek asam lemak jenuh. b. Kanker Telah diketahui bahwa makanan dan nutrisi yang terkandung di dalamnya secara nyata mempengaruhi pembetukan sel kanker. Penelitian yang dilakukan terhadap hewan percobaan secara konsisten menunjukkan bahwa pembentukan beberapa jenis kanker disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung lemak. Senyawa-senyawa yang merupakan agen anti kanker yaitu vitamin E (tocopherol) dan tocotrienol. MKS merupakan sumber makanan yang kaya B-karoten (provitamin A) dan vitamin E. 2.3 Proses Agribisnis Kelapa Sawit Dalam pengadaan agribisnis pada umumnya, ada empat subsistem ditambah factor pendukung yang harus diperhatikan, yaitu pengadaan dan penyaluran sarana produksi, budi daya pertanian, pengolahan, dan pemasaran, serta faktor pendukung yaitu lembaga penunjang agribisnis (pertanahan, keuangan, penelitian, dan lain-lain). A. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi (input) Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit yang ditanam saat ini baru akan dipanen beberapa tahun kemudian. Sebagai tanaman tahunan sangat perlu kita perhatikan jenis bibit dan lahan sebagai media tanam yang akan kita digunakan, sebab itu akan sangat berpengaruh terhadap produktvitas

11

tanaman nantinya. Dalam subsistem ini ada dua hal yaitu pembibitan dan pembukaan lahan. 1. Pembibitan Bahan tanaman (jenis varietas) Bahan tanaman kelapa sawit bisa berasal dari persilangan berbagai sumber (inter and intra specific crossing) dengan metode reciprocal recurrent selection (RRS). Di samping itu, bahan tanaman kelapa sawit unggul juga bisa dihasilkan dari pemuliaan pada tingkat molekuler yang diperbanyak secara vegetative dengan teknik kultur jaringan. Pertumbuhan bibit Pertumbuhan awal bibit merupakan periode kritis yang sangat menentukan keberhasilan tanaman dalam mencapai pertumbuhan yang baik di pembibitan. Pertumbuhan dan vigor bibit tersebut sangat ditentukan oleh kecambah yang ditanam, mofologi kecambah, dan cara penanamannya. Persiapan pembibitan Persiapan pembibitan akan menentukan system pembibitan yang akan dipakai dengan melihat keuntungan dan kerugian secara konprehensif. Selain

menentukan system yang akan dipakai dalam pembibitan, kita juga perlu menentukan areal pembibitan . Sebelum menentukan lokasi pembibitan, perlu dilakukan peninjauan ke lokasi rencana pembibitan, dengan tujuan yaitu untuk mengetahui

12

sumber air yang terjamin. Dalam menentukan lokasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: Topografi datar untuk memudahkan pengaturan bibit dan mengurangi erosi akibat hujan lebat dan penyiraman. Dekat dengan sumber air dan air yang tersedia cukup banyak, terutama pada musim kemarau. Drainase harus baik sehingga air hujan tidak akan tergenang. Lokasi harus mudah didatangi dan jalan ke pembibitan harus baik. Area harus jauh dari sumber hama dan penyakit, tersanitasi dengan baik dan terbuka, serta tidak terhalang oleh pohon-pohon besar atau bangunan. Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat dilakukan lebih intensif. Persiapan pembibitan utamanya membutuhkan waktu yang cukup lama sehiungga persiapannya harus di mulai serentak dengan mempersiapkan persemaian. Pemeliharaan pembibitan Pemeliharaan pembibitan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan program pembibitan. Tanpa pemeliharaan yang baik, bibit yang unggul sekali pun tidak akan bisa mengekspresikan keunggulan dan semuanya akan menjadi sia-sia.

13

a. Pemeliharaan persemaian Persemaian merupakan periode kritis seperti pada pemeliharaan bayi yang baru dilahurkan. Kecerobohan dalam pemeliharaan persemeian dapat menyebabkan kecambah mati. Pemeliharaan persemaian dengan cara:

penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan, hama dan penyakit, dan seleksi semai. b. Pemelihara pembibitan utama Pemeliharaan pembibitan utama merupakan kelanjutan dari pemeliharaan di persemaian. Perawatan yang baik akan meningkatkan vigor bibit yang nantinya akan berdampak pada peningkatan produksi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan bibit utama yaitu: penyusunan dan pengisian polibag, alih-tanam (pemindahan ke kantong besar), penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan seleksi bibit. Alasan mengapa perlu dilakukan pembibitan yaitu: Keadaan kecambah kelapa sawit yang mudah diserang insekta, tikus, dan hama lain. Bahan tanaman memerlukan ketegakan habitusnya sehingga tidak miring atau roboh. Pembibitan diperlukan untuk memperpendek waktu antara persiapan lapangan dan penanaman pertama sehingga begitu lahan siap bibit juga sudah siap ditanam

14

2. Pembukaan lahan Pembukaan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan lahan secara fisik. Membuka lahan merupakan pekerjaan teknis yang mudah, asalkan tersedia peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan. Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam pembukaan lahan diantaranya kesesuaian lahan yang akan dibuka tersebut untuk budi daya tanaman kelapa sawit. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam operasional pembukaan lahan sampai penanaman antara lain: Membuat batasan areal yang akan dibuka. Memilih lokasi bibitan dan memulai pembibitan. Melakukan tender pembukaan lahan pada beberapa kontraktor. Membuat surat perintah kerja kepada kontraktor yang dipilih. Membuat batas blok-blok pekerjan dalam areal yang akan dibuka. Membuat saluran drainase utama (jika diperlukan). Imas dan tumbang (semimekanisme). Pembakaran, perun (timbunan kayu), dan rumpuk atau perun dan rumpuk yang di lakukan secara mekanis (tanpa bakar). Dalam konsep zero buning tidk diperbolehkan lagi membuka lahan dengan cara pembakaran. Sebagai alternatif penggati, digunakan metode pembersihan lahan dari tegakan kayu dengan menggunakan alat berat seperti bulldozer dan excavator.

15

Membuat jalan utama (diikut dengan jalan pengumpul dan saluran air). Membuat teras bersambung (khusus pada areal berbukit). Memancang. Membersihkan jalur tanam dan pasar tikus (jalan rintis). Menanam kacang-kacangan sebagai penutup tanah. Merawat kacang-kacangan penutup tanah. Menanam kelapa sawit.

B. Produksi primer (budi daya) Produksi primer (budi daya) merupakan subsistem yang menentukan tingkat keberhasilan. Yang dimaksud ke dalam subsistem ini yaitu mulai dari penanaman, parawatan, sampai dengan produksi dan panen. 1. Penanaman Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat keberhasilan usaha suatu perkebunan. Umumnya, pola tanam kelapa sawit berbenyuk segi tiga sama sisi pada areal rata/datar sampai bergelombang. Sementara, pada areal berbukit dengan sudut kemiringan lebih dari 120, perlu bibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai dengan ketentuan. Panjang sisi (jarak tanam) harus dibuat seoptimal mungkin sehingga setiap individu tanaman mendapat ruang lingkungan serta sinar matahari yang memadai dan segaram untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama satu siklus hidup.

16

Kwalitas bibit merupakan faktor utama yang menentukan produksi per ha. Namun, tanpa penanaman yang benar dan perawatan yang berkelanjutan, bibit yang berkwalitas tetap tidak akan menghasilkan secara optimal. Dalam penanaman ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: waktu penanaman, persiapan tanam, pembuatan lubang tanam, pemupukan lubang tanam, dan penanaman kelapa sawit. Waktu penanaman di lapangan Pada saat menanam kelapa sawit, pembuatan jalan sudah harus selesai sehingga pengangkutan bibit dapat dilakukan truk atau traktor roda. Waktu penanaman kelapa sawit antar lokasi biasanya berbeda-beda, tergantung pada situasi iklim setempat. Di Indonesia, penanaman biasanya di sesuaikan dengan pola musim hujan, di mana kelembapan tanah cukup tinggi untuk merangsang perkembangan akar sehingga bibit cepat menyesuaikan diri dengan keadaan lapangan. Dua hal penting yang perlu dihindarkan dalam penanaman kelapa sawit yaitu penanaman pada periode kering yang berkepanjangan dan penanaman di daerah yang tergenang. Umur bibit yang optimal untuk ditanam di lapangan yaitu berkisar 12 bulan. Bibit umur 10-14 bulan ini umumnya cukup baik untuk ditanam di lapangan karena sudah memenuhi syarat-syarat utama pertanaman. Persiapan tanam Jarak tanam tergantung dari jenis/tipe tanah dan jenis bibit. Rekomendasi beberapa institusi penghasil benih mengenai pola tanam umumnya 136 pokok/ha (9,2 m x 9,2 m x 9,2 m) untuk tanah mineral dan 150 pokok/ha (8,8 m x 8,8 m x

17

8,8 m) untuk tanah gambut. Setelah jarak tanam sudah ditentukan, kita tinggal melakukan pemancangan dengan maksud untuk memberikan tanda-tanda guna pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan. Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk membuat jalan, parit, teras/tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah. Membuat lubang tanam Tata urutan penanaman kelapa sawit mencakup pekerjaan membuat lubang tanam, pemberian pupuk dasar, dan menanam bibit ke dalam lubang yang telah disiapkan. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual dan mekanis dengan menggunakan alat post hole digger. Sistem tanam yang dianjurkan yaitu membuat lubang tanam 1 bulan sebelum tanam, untuk mengurangi kemasaman tanah dan mengontrol lubang tanam yang dibuat. Sebelum membuat lubang tanam, seluruh sampah, akar-akar, atau tunggul yang ada di permukaan tanah, di mana lubang tanam akan dibuat harus dibersihkan terlabih dahulu. Pemupukan lubang tanam Dosis pupuk yang digunakan pada saat penanaman kelapa sawit yaitu 125 gram TSP (tanah mineral) atau 250 gram RP (tanah gambut). Pupuk TSP atau RP tersebut dicampur dengan top soil, kemudian dimasukkan ke dalam lubang tanam. Untuk menjamin semua lubang diberi pupuk dengan dosis yang tepat, setiap bibit diecer ke lubang tanam dilengkapi dengan untilan pupuk TSP atau RP sesuai dosis rekomendasi.

18

Menanam kelapa sawit Sehari sebelum penanaman, bibit sudah diecer ke dalam blok bersama-sama dengan kantong yang berisi 150 g pupuk TSP dan 300 g pupuk Meister. Pemberian pupuk posfat pada dasar dan dinding lubang tanam dimaksudkan untk merangsang pertumbuhan akar. Kemudian lubang tanam ditimbun dengan lapisan tanah bawah dan dipadatkan, setelah lubang tanam ditimbun dan kedalamannya sekitar 35 cm (sesuai tinggi tanah pada polibag), kantong plastic dikoyak dengan pisau, kemudian diletakkan dengan hati-hati ke dalam lubang. Sebelum ditimbun posisi bibit harus diatur sehingga daunnya menghadap ke arah tiga jurusan (system mata lima). Penimbunan dilakukan dengan lapisan tanah atas dan diinjakinjak sampai padat sehingga timbunan tanah tersebut persis sejajar dengan leher akar dan tanaman dapat berdiri tegak. 2. Perawatan Perawatan juga menjadi suatu faktor utama yang menentukan hasil produktivitas tanaman. Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukuan terhadap tanaman kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pengolaan tajuk Pengolaan tajuk yang tepat merupakan aspek kunci maksimalisasi produksi kelapa sawit. Efesiensi tajuk merubah radiasi sinar matahari menjadi karbohidrat. Pasokan karbohidrat untuk pertumbuhan vegetative dan generative ditentukan oleh ukuran luas permukaan hijau daun. Pengolaan tajuk direfleksikan dengan

19

maksimalisasi indeks luas daun dengan pengaturan jarak tanam dan aktivitas tunas pokok. Penunasan pelepah muda pada bagian atas tajuk menyebabkan penurunan produksi yang lebih besar dibandingkan memotong pelepah tua. Pemupukan Kemampuan lahan dalam menyiapkan unsure hara secara terus-menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsure hara melalui pemupukan. Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kwalitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relative stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsure hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya akan mencapai hasil yang maksimal. Perlindungan tanaman Perlindungan tanaman merupakan suatu usaha untuk mempertahankan klimaks buatan dengan member energi, berupa tindakan pengedalian hama, penyakit, dan gulma.

20

Pengendalian gulma Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan gulma selalu berada di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi denganny secara khas. Umumnya gulma mudah melakukan generasi sehingga unggul dalam persaingan dengan tanaman budi daya. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman budi daya dalam hal memperoleh ruang, cahaya, air, nutrisi, gas-gas penting, serta zat kimia yang disekresikan. Untuk itu, maka perlu dilakukan pengendalian denga cara menyemprotkan herbisida atau dengan cara mengimasnya.

Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan. Oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hidup hama/penyakit itu sendiri. Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak harus dilaksanakan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak terkendali/terduga. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan jauh lebiuh rendah dari pada pengendadian serangan hama/penyakit sudah menyebar luas. Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit di antarannya ulat api dan ulat kantong, tikus, rayap,

21

adoretus dan apogonia, seta babi hutan. Adapun penyakit yang menjadi masalah pada tanaman kelapa sawit di antaranya yaitu penyakit-penyakit daun pembibitan, penyakit busuk pangkal batang (ganoderma), penyakit busuk tandan buah (marasmius), dan penyakit busuk pucuk (spear rot). 3. Produksi dan panen Tujuan dari penanaman kelapa sawit yaitu untuk menghasilkan produk yang optimal. Untuk mendapat produksi optimal,karakteristik dan factor-faktor yang mempengaruhi produksi harus dipahami dan diusahakan berada pada level yang optimal. a. Produksi Biomassa kelapa sawit terbentuk melalui proses fotosintesis. Dalam proses ini, karbondioksida (CO2) dan air (H2O) diubah menjadi karbohidrat (CH2O) dengan menggunakan radiasi matahari yang di serap melalui klorofil di dalam kloroplasma hijau daun. Karbohidrat digunakan oleh tanaman untuk mendukung keberadaan fungsi dirinya. Dalam membahas aspek produksi, tanaman mampu memenuhi semua asumsi-asumsi agronomi dan fisiologi, di mana tanaman mampu beradaptasi tehadap lingkungan sebagai tempat tumbuhnya serta mendapat cukup pasokan hara dan air tanpa ada gangguan hama dan penyakit. Salah satu factor pembatas produksi yaitu radiasi sinar matahari yang merupakan fungsi dari luasan permukaan daun. Hasil produksi yang akan dihasilkan tergantung dari proses sebelumnya yaitu penanaman dan perawatan tanaman.

22

b. Panen Pekerjaan potong buah merupakan pekerjaan utama di perkebunan kelapa sawit karena kangsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Dengan demikian, tugas utama personil di lapangan yaitu mengambil buah dari pokok pada tingkat kematangan yang sesuai dan mengantarkannya ke pabrik sebanyakbanyaknya dengan cara dan waktu yang tepat tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman. Cara yang tepat akan mempengaruri kuantitas produksi, sedangkan waktu yang tepat akan kwalitas produksi. Produksi MKS dan IKS per hektar di suatu kebun dapat menunjukkan tingkat produksi yang dicapai sudah maksimal atau belum. Produksi maksimal dapat dicapai jika kerungian produksi minimal. Sumber-sumber kerungian di lapangan ialah potong buah mentah, buah yang masak tinggal di pokok (tidak dipanen), brondolan tidak dikutip, buah atau brondolan dicuri, serta buah di TPH tingkat terangkut ke PKS. C. Pengolahan Pengolahan merupakan suatu proses mengubah bahan mentah (baku) menjadi bahan setengah jadi atau menjadi bahan jadi yang siap komsumsi. TBS yang telah dipanen dengan melalui tahap-tahap dan prosedur, kemudian diangkut menuju tempat pengolahan. TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak dan inti yang dihasilkan dari PKS merupakan produksi setengah jadi. Minyak

23

mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. Stasiun proses pengolahan TBS menjadi MKS dan IKS umumnya terdiri dari stasiun utama dan stasiun pendukung. Stasiun utama berfungsi sebagai berikut: Penerima buah (fruit reception). Rebusan (sterilizer). Pemipilan (stripper). Pencacahan (digester) dan pengempaan (presser). Pemurnian (clarifier). Pemisahan biji dan kerner (kerner).

Sementara, stasiun pendukung berfungsi sebagai berikut: Pembangkit tenaga (power). Laboratorium (laboratory). Pengolahan air (water treatment). Penimbunan produk (bulking). Bengkel (workshop). Dengan adanya dan kerja sama yang baik antara kedua stasiun ini, TBS dapat diolah secara maksimal menjadi minyak mentah atau crude palm oil (CPO, MKS) dan inti (kernel, IKS) dan kemudian harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lain seperti minyak makan.

24

D. Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu produk yang dihasilkan oleh produsen kepada pengguna produk atau konsumen. Prospek pemasaran MKS sangat cerah karena tekanan permintaan terhadap minyak goreng yang berasal dari MKS terus meningkat karena meningkatnya jumlah penduduk dan GDP dunia. Di samping itu, prospek pemasaran MKS juga dipengaruhi pesatnya perkembangan industri yang berbasis bahan baku produk kelapa sawit. Fluktuasi harga MKS pada saat ini lebih banyak disebabkan oleh goncangannya pasokan yang disebabkan oleh factor internal serta factor eksternal berupa tarikan harga pasaran dunia yang tinggi sehingga merangsang ekspor MKS dalam jumlah yang besar. Pembentukan harga MKS sangat ditentukan oleh situasi perdangan di luar negeri. Analisis kenaikan harga MKS di pasar dunia biasanya selalu diakibatkan oleh issue jelek yang mengakibatkan gagalnya panen komoditi lain, seperti kedelai, bunga matahari, dan canola. Naiknya harga MKS terutama disebabkan oleh berkurangnya pasokan minyak nabati lainnya. Simulasi pengaruh iklam yang semula dianggap akan menggagalkan panen komoditi tertentu di suatu Negara pada pertengahan tahun tertentu membuat para trader berspekulasi bahwa Negara itu akan membuka tender MKS. Jika gangguan itu tidak terlalu parah sehingga Negara itu membatalkan rencana pembelian maka harga MKS akan bergerak turun.

25

Dengan melihat kecenderungan pasar serta perimbangan factor panawaran dan permintaan maka prospek pamasaran MKS dalan 2 dasawarasa mendatang akan cenderung meningkat, sepanjang kondisi-kondisi yang mempengaruhi pembentukan harga dipengaruhi oleh mekanisme pasar secara bebas. Produsen MKS harus hati0hati untuk tidak tergoda pad pilihan harga MKS yang melebihi harga minyak nabati subsitusinya. Dengan demikian, akhirnya akan terjadi koreksi pasar dan bisa menurunkan harga MKS secara drastis. Prospek penasaran MKS di dalam negeri akan dipengaruhi oleh peran pemerintah dalam rangka pembangunan ekonomi merujuk pada system ekonomi pasar. Secara umum, masa depan indusri kelapa sawit dan produk olahan-olahannya dapat dirasakan sangat prospektif.

26

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pemaparan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa agribisnis kelapa sawit sangat memiliki peluang dalam peningkatan usaha dibidang pertanian. Kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan dan kelapa sawit juga merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per hektar yang paling tinggi dari seluruh penghasil minyak nabati lainnya. Dengan meningkatnya kebutuhan minyak nabati dan lemak di dunia, sehingga agribisnis kelapa sawit bisa menjadi salah satu alternatif dalam usaha dibidang pertanian. Agribisnis kelapa sawit juga dapat membantu perekonomian jangka panjang melalui sektor pertanian yang mengarah kepada sektor (agro) industri. Dengan agribisnis kelapa sawit kita bisa membantu pemerintah meningkatkan perekonomian Negara dalam menghadapi krisis global. Hal ini juga bisa membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di Negara kita ini. Karena dengan adanya pelaku-pelaku agribisnis (khusus agribisnis kelapa sawit) ini dapat membuka lapangan pekerjaan luas, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak yang akhirnya akan mengurangi pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di Negara kita ini.

27

3.2 Saran Melihat masalah yang dihadapi oleh Negara kita saat ini yang belum lepas dari kebuntuhan, yaitu dalam mengatasi tingkat pengangguran dan pementasan kemiskinan, penulis berharap kepada pemerintah dan khususnya pembaca agar bisa memikirkan prospektif yang dimiliki agribisnis (kelapa sawit). Karena dengan adanya pelaku-pelaku agribisnis (kelapa sawit) dan dengan dukungan dari pemerintah, kita bersama bisa mengatasi sedikitnya dari masalah-masalah yang ada.

28

DAFTAR PUSTAKA

Pahan, Iyung. 2006. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya. Soekartini. 2010. Agribisnis teori dan aplikasinya. Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers.

29

Anda mungkin juga menyukai