Anda di halaman 1dari 5

OPTIMALISASI FUNGSI WASDAL DI KANTOR REGIONAL BKN

Oleh: Deli Indra Wahyudi

Pembagian banyak diterima membaginya dalam

tentang empat

fungsi-fungsi fungsi, yaitu

manajemen Terry Planning

yang (1986)

paling yang

adalah

pembagian

menurut

(perencanaan),

Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), dan Controlling (pengawasan). Dalam pembagian ini secara eksplisit tidak dapat dijumpai adanya fungsi pengendalian. Apabila kata controlling dalam pembagian fungsi-fungsi manajemen diterjemahkan sebagai pengawasan maka akan diperoleh kesimpulan bahwa dalam konsepsi manajemen barat tidak dikenal adanya fungsi pengendalian. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Apabila kita pelajari bukubuku manajemen, akan kita ketahui bahwa fungsi pengendalian itu sebenarnya ada dan menempati tempat yang penting, tetapi pada umumnya disenafaskan dengan fungsi pengawasan dan tercakup dalam pengertian controlling. Dengan perkataan lain, controlling dapat diterjemahkan sebagai pengawasan tetapi dapat pula diterjemahkan sebagai pengendalian. Tidak dapat diragukan lagi bahwa kata pengendalian mempunyai kewenangan yang lebih forcefull terhadap obyek yang dikendalikan, jika dibandingkan dengan kata pengawasan. Letak perbedaan dari pengendalian dan pengawasan adalah pada aksentuasi terhadap tindakan korektif (corrective action). Dalam pengendalian kewenangan untuk mengadakan tindakan korektif itu sudah terkandung didalamnya, sedang dalam pengertian pengawasan, tindakan korektif itu merupakan proses kelanjutannya, jadi berada diluarnya. Dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah pengawasan ditambah tindakan korektif, atau dengan kata lain bahwa pengawasan adalah pengendalian tanpa tindakan korektif. Wasdal di Kantor Regional (Kanreg) Apabila kita cermati Keputusan Kepala BKN Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian di Bidang

Kepegawaian disebutkan Pengawasan dan Pengendalian adalah seluruh proses kegiatan preventif dan represif dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. Pengawasan dan pengendalian dimaksudkan untuk menegakkan norma, standar, prosedur dan pedoman atas pelaksanaan dan pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang kepegawaian guna menjamin terselenggaranya manajemen pegawai negeri sipil yang baik. Pelanggaran adalah Setiap keputusan/tindakan pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain yang diberi wewenang dan Gubernur selaku wakil pemerintah, yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian serta Setiap tindakan Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah yang tidak mengambil tindakan/keputusan di Bidang Kepegawaian, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya. Berdasarkan Keputusan Kepala BKN Nomor 59/KEP/2001 Tanggal 27 Agustus 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Regional BKN antara lain disebutkan Kantor Regional BKN menyelenggarakan sebagaian tugas pokok dan fungsi BKN dibidang administrasi dan manajemen kepegawaian negara diwilayah kerjanya, yang kewenangannya masih melekat pada pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Selanjutnya juga disebutkan untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Regional BKN menyelenggarakan fungsi koordinasi, bimbingan, pemberian petunjuk teknis, dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan

dibidang kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas tersebut pada Kantor Regional BKN dibentuk Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian yang dipimpin oleh Kepala Bidang sejajar dengan eselon III.a. Pada bagian ketujuh Keputusan Kepala BKN Nomor 59/KEP/2001 disebutkan Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis kepegawaian dan diklat kepegawaian, melakukan pengawasan kompetensi jabatan, dan pengendalian pemanfaatan lulusan diklat Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Daerah.

Selama ini Kantor Regional BKN telah melaksanakan tugas Pengawasan dan Pengendalian dibidang kepegawaian sesuai dengan tupoksi dan program yang kerja yang telah direncanakan, seperti pengawasan dan pengendalian terhadap implementasi peraturan perundang-undangan di Bidang Kepegawaian. Apabila dicermati kembali, pengawasan dan pengendalian dibidang kepegawaian yang dilakukan oleh Kantor Regional BKN masih belum berjalan secara optimal. Salah satu kelemahan dalam pengawasan dan pengendalian yang dilakukan adalah belum adanya tindakan korektif atau tindakan-tindakan lain sebagaimana telah diatur dalam Keputusan Kepala BKN Nomor 15 Tahun 2003. Salah satu yang menjadi kendala Kantor Regional BKN belum dapat melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian secara optimal adalah belum adanya pembagian tugas ataupun pendelegasian wewenang dari BKN Pusat yang mengatur sampai seberapa jauh kewenangan yang dimiliki oleh Kantor Regional BKN untuk melakukan tindakan-tindakan represif sebagaimana telah diatur oleh Keputusan Kepala BKN Nomor 15 Tahun 2003. Kendala lain adalah belum tersedianya tenaga yang kompeten atau profesional untuk melakukan pengawasan dan pengendalian dibidang kepegawaian. Sehingga ketika Kantor Regional BKN melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian dibidang kepegawaian terkesan hanya kegiatan formalitas serta dalam rangka terserapnya anggaran. Selain itu kegiatan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan tidak dapat menyelesaikan persoalan-persoalan atau kasus-kasus dibidang kepegawaian disebabkan tidak ada tindakan korektif sebagai tindak lanjut dari temuan-temuan yang ada ketika melakukan kegiatan tersebut. Dengan kondisi tersebut yang lebih memprihatinkan lagi adalah adanya negative thingking dari Pejabat Pembina Kepegawaian di daerah terhadap kegiatan pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Bidang Bimtek Kantor regional BKN. Strategi Optimalisasi Wasdal Kanreg

Untuk menghindari hal tersebut seharusnya ada rumusan yang jelas apa yang menjadi kewenangan BKN Pusat dan Kantor Regional BKN. Misalnya Kantor Regional BKN melaksanakan pengawasan dan pengendalian untuk jenjang pangkat IV/b kebawah atau setara dengan pejabat eselon III/a. tindakan-tindakan korektif (sebagaimana diatur dalam Keputusan BKN Nomor 15 Tahun 2003) yang dilakukan oleh Kantor Regional BKN dapat dilakukan untuk jenjang pangkat IV/b kebawah atau setara dengan pejabat eselon III/a kebawah. Selain itu beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian adalah : (1). Perlu memperkuat sumber daya manusia yang dimiliki dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian baik di pusat maupun di kantor regional; (2). Perlu memperkuat fungsi atau kelembagaan di bidang pengawasan dan pengendalian; (3) Perlu membangun sistem-sistem yang mendukung pelaksanaan audit secara profesional, antara lain membangun standar audit di bidang kepegawaian, menyusun Standar Operasional Prosedur tentang pelaksanaan tugas pengawasan dan pengendalian, serta mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan di lapangan sesuai ketentuan normatif dan administratif di bidang kepegawaian; (4). Perlunya alokasi anggaran untuk menjalankan program-program pengawasan dan pengendalian yang telah direncanakan, terutama untuk merealisasikan program yang menjadi skala prioritas pengawasan dan pengendalian; (5) yang terpenting adalah komitmen dari jajaran Pimpinan BKN. aktivitas pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian merupakan bagian dan titik sentral tercapainya tujuan manajemen kepegawaian secara menyeluruh, selain itu untuk mencegah kasus kepegawaian perlu dibangun kepercayaan (trust buliding) dan kejujuran antara BKN dengan Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) sebagai mitra kerja. Jumlah pegawai negeri yang tersebar diwilayah Indonesia, tidak memungkinkan BKN Pusat untuk melakukan pengawasan dan pengendalian secara optimal apabila tidak didukung oleh Kantor Regional.

Jika semua elemen (BKN Pusat dan Kantor Regional) mampu menjadi satu maka akan muncul pengawasan dan pengendalian (dengan tindakan korektif) dibidang kepegawaian yang lebih optimal.

Anda mungkin juga menyukai