Anda di halaman 1dari 126

Pustaka

1. Gibson, R.S. 2005. Priciples of Nutritional Assessment. Oxford University Press, Cetakan kedua. New york. .. 2. Gibson R.S, 1993. Nutritional Assesment A Laboratory Manual, 3. Jellife, C.D.B. & Jellife E. F. Patrice, 2005. Community Nutrition Assessment 4. Indriati E. 2010. Antropometri. PT Cipta Aji Parama, Yogyakarta

Penilaian Status Gizi


Pengukuran langsung
1. 2. 3. 4. Antropometri Biokimia Klinis Biofisik

Pengukuran tidak langsung


1. Survei Konsumsi 2. Statistik vital 3. Faktor Ekologi

Jellife, C.D.B. & Jellife E. F. Patrice, 2005.

Community Nutrition Assessment

PENILAIAN STATUS GIZI


BERDASARKAN ANTROPOMETRI

Nurhaedar Jafar Program Studi Ilmu Gizi FKM UNHAS

PENGERTIAN STATUS GIZI


Keadaan yg diakibatkan oleh status keseim-bangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya)

PENGERTIAN INDIKATOR STATUS GIZI


Tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh (pertumbuhan fisik ukuran tubuh antropometri)

ANTROPOMETRI SEBAGAI INDIKATOR STATUS GIZI

CARA PENILAIAN STATUS GIZI


1. Nilai-nilai indeks antropometri (BB/U, TB/U atau BB/TB, IMT/U) dibandingkan dengan nilai RUJUKAN/STANDAR. 2. Dengan menggunakan batas ambang (cut-off point) untuk masing-masing indeks, maka status gizi seseorang atau anak dapat ditentukan. 3. Istilah status gizi dibedakan untuk setiap indeks yang digunakan agar tidak terjadi kerancuan dalam interpretasi.

TABEL/NILAI RUJUKAN/STANDAR

Rujukan/Standar Antropometri yg digunakan di Indonesia


Harvard

Publikasi oleh Stuart & Meridith Parameter; BB, TB, LK Digunakan ; tahun 1976-1990

Publikasi oleh WHO Parameter; BB, TB/PB WHO-NCHS Digunakan ; tahun 1990-2008 Publikasi oleh WHO Parameter; BB, TB/PB, BMI WHO-2005 Digunakan ; mulai tahun 2009

RUJUKAN ANTROP.
Harvard NCHS

STANDAR ANTROP.
WHO-2005

BATAS AMBANG & ISTILAH STATUS GIZI UNTUK INDEKS BB/U, TB/U dan BB/TB
Edaran Dirjen Kesmas Depkes RI 31 Juli 2000 tentang : PSG baku antropometri yang digunakan di Indonesia adalah baku WHO-NCHS

Keputusan Menteri Kesehatan No.920/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Klasifikasi Status Gizi Balita

Kategori dan Ambang batas Status Gizi Anak berdasarkan Indeks


INDEKS
BB/U

STATUS GIZI
Gizi Lebih Normal Gizi Kurang Gizi Sangat Kurang (Buruk) Tinggi Normal Pendek (Stunted) Gemuk Normal Kurus (Wasted) Sangat Kurus

WHO-NCHS
> 2SD -2SD s/d 2SD < -2SD s/d 3SD < -3SD > 2SD -2SD s/d 2SD < -2SD > 2SD -2SD s/d 2SD < -2SD s/d 3SD < -3SD

TB/U

BB/TB

TABEL RUJUKAN WHO-NCHS


Tabel. Rujukan BB/ U untuk Anak Perempuan Usia 0-36 UMUR (bulan) Nilai BB (Kg) -3 SD
1.8 2.2 2.7 3.2

-2 SD
2.2 2.8 3.3 3.9

-1 SD
2.7 3.4 4.0 4.7

Me
3.2 4.0 4.7 5.4

+1 SD
3.6 4.5 5.4 6.2

+2 SD
4.0 5.1 6.1 7.0

+3 SD
4.3 5.6 6.7 7.7

0 1 2 3

4
5 . . 10 . . 36
12

3.7
4.1

4.5
5.0

5.3
5.8

6.0
6.7

6.9
7.5

7.7
8.4

8.6
9.3

5.9

6.9

7.9

8.9

9.9

10.9

11.9

9.7

11.2

12.6

14.1

16.1

18.0

20.0

Kategori & Ambang batas Status Gizi Anak berdasarkan Indeks dan Standar WHO-2005

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak

Untuk menilai Status Gizi anak di gunakan Standar Antropometri WHO 2005

INDEKS BB/U 0-60 bulan Gizi Gizi Gizi Gizi

STATUS GIZI Lebih baik Kurang Buruk (Sangat Kurang)

WHO-2005 > 2SD -2SD s/d 2SD < -2SD s/d 3SD < -3SD > 2SD -2SD s/d 2SD -3SD s/d < -2SD < -3SD > 2SD -2SD s/d 2SD < -2SD s/d 3SD < -3SD

PB/U atau TB/U 0-60 bulan BB/PB atau BB/TB 0-60 bulan

Tinggi Normal Pendek Sangat Pendek Gemuk Normal Kurus Sangat Kurus

IMT/U 0-60 bulan

Gemuk Normal Kurus Sangat Kurus


Obesitas Gemuk Normal Kurus Sangat Kurus

> 2SD -2SD s/d 2SD < -2SD s/d 3SD < -3SD
> 2SD >1SD s/d 2SD -2SD s/d 1SD -3SD s/d <-2SD < -3SD

IMT/U 5-18 tahun

TABEL STANDAR ANTROPOMETRI WHO-2005

Standar BB/U, Laki-laki umur 0-60 bulan

Standar PB/U, Laki-laki umur 0-24 bulan

Standar TB/U, Laki-laki umur 24-60 bulan

Standar BB/PB, Laki-laki umur 0-24 bulan

Standar BB/PB, Laki-laki umur 24-60 bulan

Standar IMT/U, Laki-laki umur 0-24 bulan

Standar IMT/U, Laki-laki umur 24-60 bulan

Standar IMT/U, Laki-laki umur 5-18 tahun

Rujukan vs Standar
WHO (1995) membedakan istilah rujukan (reference) dengan standar (standard).
Rujukan Satu set ukuran anak sehat A sama/lebih baik dari rujukan

Standar Satu set ukuran anak sehat dengan memasukkan target, norma tertentu. Bagaimana seharusnya.

NCHS-78
dikembangkan dengan mengukur anak yang sehat, tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan lain.

WHO 2005
memasukkan variabel lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bayi, seperti kebiasaan menyusui eksklusif, tidak merokok, tidak alkohol. menggambarkan bagaimana anak-anak HARUS TUMBUH (preskriptif)

memberikan penjelasan pencapaian pertumbuhan anak-anak yang SEHAT. (diskriptif) multi ras, satu negara Pengukuran setiap 3 bulan, 6 bulan, potong lintang

multi ras, multi negara Frekuensi pengukuran lebih sering (mingguan, bulanan untuk bayi 0-24 bulan), potong lintang untuk anak 18-72 bulan.

Multicentre Growth Reference Study (MGRS)


Norma dalam MGRS
Kondisi sosial ekonomi, lingkungan Cukup bulan, tunggal Tidak sakit Ibu tidak merokok, alkohol Makanan bayi dan anak optimal; - Eksklusif/predominantly sekurangnya 4 bulan - Diteruskan menyusui sampai sekurangx 12 bln - Dikenalkan MP-ASI pada usia 6 bulan

Hal-hal baru (inovatif) dari standar WHO


Preskriptif (prescriptive) menggambarkan bagaimana anak harus tumbuh.

Menggunakan bayi yang disusui eksklusif sebagai model


Sampelinternasional

(6 negara; Brazil, Ghana,India, Norwegia,Oman,AS)


Untuk menilai obesity Menggunakan multi indeks untuk menentukan status pertumbuhan Pengukuran harus diikuti dgn tindak lanjut

Perbandingan antar center dan penyajian Standar WHO-2005

Rerata Panjang Badan anak menurut Umur di 6 negara MGRS

Rerata Tinggi Badan anak menurut Umur di 6 negara MGRS

Indikator berdasarkan Z-Score;WHO 2005

(Pemantauan Pertumbuhan)
Z-Score >3 >2 >1 0 (Me) <-1 PB/U BB/U BB/PB IMT/U Sangat gemuk gemuk Sangat tinggi Mungkin ada Sangat mslh, cek gemuk BB/PB, IMT/U gemuk

Risiko gemuk Risiko gemuk

<-2
<-3

Pendek
Sangat Pendek

BB kurang
BB sangat kurang

Kurus

Kurus

Sangat kurus Sangat kurus

Kenapa Tidak Memakai Rujukan Lokal


Rujukan lokal sulit karena: 1. Untuk mengembangkannya tidak mudah, perlu sampel yang memenuhi syarat: sehat, tidak memiliki masalah sosial-ekonomi, asupan optimal disertai variabel lingkungan. 2. Jumlah sampel minimum per umur dan per jenis kelamin: 200 orang 3. Memerlukan biaya yang tidak murah. 4. Hanya cocok untuk keperluan internal, tidak dapat digunakan untuk membandingkan antar negara.

CUT OFF POINT STATUS GIZI

Prinsip 1: Rujukan antropometri dibentuk berdasarkan Sebaran NORMAL nilai indikator pada populasi Sehat, tidak mempunyai masalah Sos-Ekon

Kurva Sebaran Normal Nilai Z_Score Indikator Antropometri

Pertimbangan dalam Menetapkan Batas Ambang (Cut-off point) Status Gizi


Didasarkan pada asumsi resiko kesehatan: 1. Antara -2 SD s/d +2 SD tidak memiliki atau beresiko paling ringan untuk menderita masalah kesehatan 2. Antara -2 s/d -3 atau antara +2 s/d +3 memiliki resiko cukup tinggi (mode-rate) untuk menderita masalah kesehatan 3. Di bawah -3 SD atau di atas +3 SD memiliki resiko tinggi untuk menderita masalah kesehatan

95%

1. Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan masyarakat bila 95 % balita berstatus gizi baik (antara -2 SD s/d +2 SD)

2%

2%

2. Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan masyarakat bila hanya ada 2,0 % balita berada antara -2 SD dan -3 SD, atau antara +2 SD dan +3 SD

0.5%

0.5%

3. Suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan masyarakat bila hanya ada 0,5 % balita berada di bawah -3 SD, atau di atas +3 SD

4. Bila dalam masyarakat ada lebih dari 2,5% balita berada <-2 SD tetapi kurang dari 0,5% berada <-3 SD kemungkinan besar penyebabnya masalahnya adalah kekurangan zat gizi karena berbagai faktor (kemiskinan, ketidak tahuan, pola asuh yang berkaitan dengan penyakit) 5. Bila dalam suatu masyarakat ada lebih dari 2,5 % balita <-2 SD dan lebih dari 0,5% anak < -3 SD, maka masyarakat tersebut masih memiliki masalah gizi yang perlu penanganan secara komprehensif terhadap akar masalahnya.

KONDISI GIZI IDEAL dan TARGET PROGRAM


Untuk mencapai keadaan gizi masyarakat yang ideal dalam masyarakat yang masih tinggi prevalensi gizi kurangnya, program perbaikan gizi biasanya menetapkan TARGET PENCAPAIAN yang bertahap. Sebagai contoh: Tahun 2000 Indonesia masih memiliki prevalensi KEP sebesar 25% yang terdiri dari 17% gizi kurang dan 8% gizi buruk.

Untuk mencapai keadaan ideal (2,5% balita <-2 SD), pemerintah mentargetkan penurunan prevalensi KEP < 20% pada thn 2009, <15% pada thn 2014, <10% pada thn 2019, <5% pada thn 2024 yang pada akhirnya kondisi ideal dapat tercapai.

KERANCUAN UMUM MENGARTIKAN KONDISI IDEAL DAN TARGET PROGRAM


Ada anggapan, kalau target pencapaian sdh terlampaui maka program perbaikan gizi tdk perlu diprioritaskan. Contoh: Target program tahun 2009: Menurunkan KEP 20%, tahun 2007 tercapai sampai 18,7%. Karena target program sudah terlampaui, maka ada kebijakan pengalokasian dana program perbaikan gizi jauh lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan ini KURANG TEPAT karena target program sebesar 20% merupakan target antara bukan target akhir. Target akhir adalah mencapai keadaan ideal, yaitu 2,5%.

PERTANYAAN: Apakah jika keadaan ideal sudah tercapai tidak perlu program gizi lagi ?
JAWAB: Masih perlu untuk tetap mempertahankan keadaan ideal, dan masalah gizi lebih kemungkinan sudah meningkat dan perlu dicegah. Sebaiknya KEWASPADAAN harus terus dilakukan agar tidak terjadi keadaan yang memburuk tiba-tiba.

PENILAIAN STATUS GIZI INDIVIDU BALITA

2 1 +2 8 3

5 9

BB/TB

7
+2 BB/U M

M 11 -2 15 12

10 13 16 17 -2 M TB/U +2 14

-2

Interpretasi status gizi anak (Anak no. 1 s/d 9) No. Anak 1 2 3 4 Indeks Antropometri BB/U Baik Lebih Baik Lebih TB/U Pendek Pendek Normal Normal BB/TB Gemuk Gemuk Gemuk Gemuk Keterangan Kronis-Gemuk Kronis-Gemuk Gemuk Gemuk

5
6 7 8 9

Lebih
Lebih Lebih Baik Baik

Normal
Normal Normal Pendek Normal

Normal
Gemuk Normal Normal Normal

Baik
Gemuk Baik Kronis Baik

Interpretasi status gizi anak (Anak no. 10 s/d 17) No. Anak 10 11 12 13 Indeks Antropometri Keterangan Baik Kronis Baik Akut

BB/U
Baik Kurang Kurang Baik

TB/U
Normal Pendek Normal Normal

BB/TB
Normal Normal Normal Kurus

14
15 16 17

Baik
Kurang Kurang Kurang

Normal
Pendek Normal Normal

Kurus
Kurus Kurus Kurus

Akut
Kronis-Akut Akut Akut

PENILAIAN STATUS GIZI MASYARAKAT (KELOMPOK BALITA)

STATUS GIZI POPULASI BALITA (Keadaan 1)


ZSc_BB/U

- TIDAK KRONIS - TIDAK AKUT (IDEAL)

ZSc_TB/U

ZSc_BB/TB

-3 SD

-2 SD -1 SD Med

1 SD 2 SD

3 SD

STATUS GIZI POPULASI BALITA (Keadaan 2)


ZSc_BB/U

- KRONIS - TIDAK AKUT

ZSc_TB/U

ZSc_BB/TB

-3 SD

-2 SD -1 SD Med

1 SD 2 SD

3 SD

STATUS GIZI POPULASI BALITA (Keadaan 3)


ZSc_BB/U

- TIDAK KRONIS - AKUT

ZSc_TB/U

ZSc_BB/TB

-3 SD

-2 SD -1 SD Med

1 SD 2 SD

3 SD

STATUS GIZI POPULASI BALITA (Keadaan 4)


ZSc_BB/UM

- KRONIS - AKUT

ZSc_TB/UM

ZSc_BB/TB

-3 SD

-2 SD -1 SD Med

1 SD 2 SD

3 SD

PENYAJIAN DATA STATUS GIZI MASYARAKAT

Informasi tentang status gizi masyarakat tersebut penting bagi perumusan kebijakan dan perencanaan program gizi yang lebih tepat.

CONTOH: Prevalensi menurut 1 indeks antropom. di 3 Kecamatan Indeks Antrop


BB/U

Kecamatan Kecamatan Kecamatan A B C


35,0 % 35,0 % 35,0 %

Informasi status gizi masyarakat yang dinilai hanya dengan indeks BB/U

Informasi status gizi masyarakat yang dinilai dengan indeks BB/U dan TB/U

CONTOH: Prevalensi menurut 2 indeks antropom. di 3 Kecamatan Indeks Antrop


BB/U TB/U

Kecamatan Kecamatan Kecamatan A B C


35,0 % 5,0 % 35,0 % 40,0 % 35,0 % 40,0 %

Informasi status gizi masyarakat yang dinilai dengan indeks BB/U, TB/U dan indeks BB/TB

CONTOH: Prevalensi menurut 3 indeks antropom. di 3 Kecamatan Indeks Antrop


BB/U TB/U BB/TB

Kecamatan Kecamatan Kecamatan A B C


35,0 % 5,0 % 25,0 % 35,0 % 40,0 % 5,0 % 35,0 % 40,0 % 25,0 %

Perbandingan antara WHO-NCHS dengan WHO-2005

Perbedaan P-TB/U z-scores antara WHO dan NCHS pada anak laki-laki
3 2 1 0 -1

100

120

-2 -3

Length / Height (cm)

60

80

WHO NCHS
0 2 4 6 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60

Age (months)

Source: WHO Multicentre Growth Reference Study Group. WHO Child Growth Standards: Length/height-for-age, weight-for-age, weight-for-length, weight-for-height and body mass index-for-age: Methods and development. Geneva: World Health Organization, 2006.

Perbedaan BB/U z-score antara WHO dan NCHS pada anak laki-laki
0

-1

15

-2

Weight (Kg)

-3

10

WHO NCHS 0 2 4 6 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60

Age (months)

Source: WHO Multicentre Growth Reference Study Group. WHO Child Growth Standards: Length/height-for-age, weight-for-age, weight-for-length, weight-for-height and body mass index-for-age: Methods and development. Geneva: World Health Organization, 2006.

Apakah sesuai dipakai di Indonesia


(Analisis Riskesdas 2007 & 2010)

GRAFIK 1. Rata-rata Nilai Z_Score Balita 0-60 Bulan: Gabungan Anak Laki-laki dan Perempuan (Riskesdas 2007)

Profil KMS Balita 2008


Variabel KMS Rujukan/Standar KMS Lama WHO-NCHS KMS Balita 2008 WHO, 2005

Milestone perkembangan
Garis Pertumbuhan Garis Merah Jenis kelamin Desain Skala garis berat badan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM) Fokus

WHO-NCHS
Berdasarkan % Median (70, 80, .., 120) Pada 70 % Median Tidak dibedakan Landscape 1 garis 2 ons Tidak dicantumkan 0-60 bulan

IDAI
Berdasarkan SD-Score (3, -2, , 3) Pada 3 SD Dibedakan Portrait 1 garis 1 ons Dicantumkan Anak 0-24 bulan

17 Garis pertumbuhan normal

Sudah normal
Kurus

Masih kurus

Grafik anak laki-laki 0-24 bln

Grafik anak perempuan 0-24bln

SEKIAN
SEMOGA BERMANFAAT

SURVEI KONSUMSI
Nurhaedar Jafar

Pengertian
Kegiatan pengumpulan variabel yang berkaitan dengan apa yg dimakan dan diminum termasuk suplemen, berapa banyak, variasi, frekuensi dari seseorang maupun kelompok dalam waktu singkat, sehingga diketahui ratarata asupan zat gizi beserta kecukupannya atau kebutuhannya.

Tujuan
Mengetahui apakah seseorang atau kelompok masyarakat telah cukup;
Jumlah Mamin yg dikonsumsi sesuai dengan; Umur

Variasi
Frekuensi

Sex
Berat Badan

Aktivitas

Lebih dari 50% penyebab kematian ada hubungannya dengan gaya hidup (terutama konsumsi).

Kita bukan terserang penyakitpenyakit berbahaya ini, melainkan kita sendiri yang memasukkan penyakit-penyakit pembawa kematian ini ke dalam tubuh kita.

KONSUMSI MASYARAKAT
Tingkat Nasional
Tingkat RT Tingkat Individu
Food Balance Sheet (Neraca Bahan Makanan)

M.Pencatatan/Food Account M.Pendaftaran /Food List M.Telepon

24 jam Recall Food Frequency

Konsumsi Tingkat Nasional


Memperkiraan kecukupan persediaan makanan Pengertian secara Nasional pada suatu wilayah/negara

Food Supply = Produksi + stok + import A Gross Food Supply = A (Ekspor + stok) B Net /food Supply = B Makanan utk hewan, Langkah2 bibit, rusak C Ketersediaan /Kapita = C/ penduduk thn pertengaha

Konsumsi Tingkat RT
Food Account Keluarga mencatat semua mamin yg masuk dalam RT, hrg Konversi URT berat, volume Tingkat ketersediaan makanan keluarga Mengetahui daya beli keluarga Food List Tanya & catat semua mamin yg masuk dlm RT URT, hrg Catat makanan yg dikonsumsi ARTdi dalam & diluar rumah Catat jumlah yg makan umur, sex Perkiraan konsumsi / kapita Telepon Daerah perkotaan Persediaan makanan keluarga Pola konsumsi keluarga Cepat, Subjek banyak Mahal

KONSUMSI INDIVIDU
Recall Kuantitatif Record
Diet History Kualitatif Food Frekuensi

RECALL 24 JAM

Recall 24 jam
Deskripsi mendetail semua mamin + suplemen Ditaksir dengan ukuran RT & cara masak Food Model Protokol wawancara distandarirasi Flat slope syndrome Rata-rata intake sampel besar Respon rate tingi Cepat, mudah, murah, bisa u/ buta huruf Manula & anak-anak ?

Dalam SUSENAS, RISKESDAS, data konsumsi dengan recall 24 jam hanya 1 hari; karena variasi hari pengambilan data yg ada dapat mewakili hari-hari dalam satu minggu mewakili rata-rata konsumsi gizi masyarakat Indonesia Berapa banyak hari yg di recall sangat tergantung ketepatan data yg diinginkan dan variasi konsumsi masyarakat.

FOOD MODEL
Contoh makanan yg menyerupai bentuk aslinya Agar respondent/pasien mudah menerima pesan sehingga memudahkan terjadinya perubahan perilaku makan sehari-hari yg baik

Waktu Menu dikonsumsi Makan pagi Makanan Ringan Makan siang Makanan Ringan Makan malam

Komposisi Pengolahan/ Porsi Jlh makanan cara masaknya (URT) (gram)

Apakah ini pola makan yang biasanya dikonsumsi? A. Ya B. Tidak Bila tidak, mengapa Apakah mengkonsumsi Suplement vitamineral? A. Ya....B. Tidak Bila ya, apa namanya.. dosisnya .. dan sejak kapan dikonsumsi?

Langkah-langkah Recall 24 jam


1. Informed consent

2. Info aktivitas 3. Jenis makanan yg di konsumsi


4. URT 5. Pastikan kembali jenis makanan termasuk suplemen

Ukuran Rumah Tangga


Membantu dalam menaksir ke dalam berat (gram) Seringkali pangan tidak tersedia padanan ukuran porsinya dalam URT, (Porsi tidak sesuai dengan URT) Perlu daftar URT bersifat lokal untuk jenis pangan lokal.

Penggunaan Daftar URT


N O. 1 Jenis & Nama Makanan Sumber Karbohidrat - Nasi - Beras - Roti Sumber protein hewani - Daging sapi - Telur ayam negeri Buah - Pepaya - Pisang URT Berat Taksiran 200 100 40 50 60 100 75 50 200 50 75 Berat Nyata (gram) Benar Salah 1 prg sdg gls 4 iris 2 ptg 1 btr 1 ptg sdg 1 bh sdg 4 sdm 1 gls 4 bh 1 ptg

Susu - Susu sapi bubuk - Susu sapi


Makanan Jajanan - Klepon - Martabak

Pengolahan Data
1

Manual DKBM Sofware Nutrsoft, Nutrisurvey Analisis zat gizi biokimia

Daftar komposisi bahan makanan


Daftar komposisi nilai gizi bahan makanan berisikan nilai gizi dari beragam pangan yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. Daftar ini berguna untuk merencanakan hidangan makanan yang baik dan memenuhi kecukupan zat gizi serta sebagai penilaian pada konsumsi makanan sehari-hari apakah telah memenuhi kecukupan zat gizi

DKBM
F-EDIBLE: bagian a/persentase berat pangan yg dapat dimakan (bdd) F-Weight: berat makanan yg dianalisis u/mendapatkan zat gizi sesuai yg tertera dalam daftar, Mis.: beras, bdd=100% artinya semua dimakan. Kandungan energi beras:365 Kal dihitung per 100 gram F-Weight. Foodgroup: kelompok pangan, digunakan u/mempermudah mendapatkan informasi dari pangan tersebut terkait kesamaan jenis a/bahan asalnya

Daftar Komposisi Bahan Makanan

Validitas data dengan cara;


1

Pemilihan hari survei konsumsi gizi mewakili hari kerja dan libur

Pengulangan hari survei pd situasi yg berbeda musim, awal/akhir bulan

Kemampuan responden mengingat mamin harus dapat diandalkan

Ketepan responden dalam menyampaikan URT Ketepatan data base nilai zat gz pangan, semakin beragam variasi mamin & rinci komposisi ingredient mamin akan memudahkan pengolahan data Ketepatan dalam pemberian kode nama pangan & pemasukan data pada saat pengolahan

Alat yg Dibutuhkan
DKBM

Daftar Komposisi Bahan Makanan Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan Daftar Konversi Berat Mentah ke Masak Daftar Konversi Penyerapan Minyak Daftar Ukuran Rumah Tangga

DKZGMJ

DKMM

DKPM

DURT

Faktor Konversi yg Dibutuhkan


BDD

Berat yang Dapat Dimakan

Faktor F

Konversi berat Mentah-Masak


Konversi Penyerapan Minyak

Faktor M

BMP

Bahan Makanan Penukar


Ukuran Rumah Tangga

URT

PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG

Buku Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang


4 Prinsip Gizi Seimbang : Makanan Beragam Pola Hidup Sehat/Bersih Pola Hidup Aktif/Olahraga Memantau BB

8 Bab: Pendahuluan/Bumil & Busui/ 0-2 thn/3-5 thn/6-9 thn/ remaja/ dewasa/lansia

Aktivitas Fisik

Piramida Gizi Seimbang Indonesia


Lemak,Gula, Garam

Lauk Pauk Nabati


Lauk-pauk hewani Buah-buahan Sayur Mayur

Makanan Pokok

Contoh makan sehari dg gizi tidak seimbang : Banyak lemak, banyak manis, kurang sayur dan buah
Lemak, Gula, Garam

KALORI Lemak 386


L: 12

Lauk Pauk Nabati

Lauk Pauk Hewani

L: 19

553 1057 1023

L: 64
Buah & Sayur Mayur

Makanan Pokok

L: 68

Mengganti sebagian dg makanan rendah lemak,kurangi manis dan asin, tambah banyak sayur dan buah, menjadi seimbang
Lemak,Gula, Garam

KALORI Lemak
K:190
L: 6

Lauk Pauk Nabati Buah

Lauk Pauk Hewani Sayur Mayur

K:275
L: 9

L: 32
Makanan Pokok

K:523 K:510

L: 34

ANGKA KECUKUPAN GIZI


AKG; kecukupan rata2 zat gizi setiap hari bagi hampir semua populasi, menurut klp umur, sex, ukuran tubuh, tingkat aktifitas fisik, fisiologis tertentu agar hidup sehat dan dapat melakukan kegiatan sosial ekonomi yg diharapkan

AKG 2004

FOOD FREKUENSI

FFQ
Kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dirancang untuk menilai kebiasaan/pola makan dengan menanyakan frekuensi pangan/makanan/ kelompok makanan tertentu yang dikonsumsi selama periode tertentu ( bulan atau tahun)

Makanan yg terdaftar pada formulir FFQ harus : a) sumber utama dari kelompok zat gizi yang di teliti b) makanan yang berkontribusi terhadap variabilitas dalam asupan antara individu dalam populasi c) Makanan yg umumnya dikonsumsi dalam studi populasi. d) Panjang daftar makanan berkisar 20 - 200 item

FFQ Kualitatif
Frequency Protein Nabati Hari Minggu bulan Tahun Tidak pernah

Tempe
Tahu Kedelai

SKOR FFQ

50

Sering sekali > 1 kali/hari


Sering 1 x sehari = 4- 6 x seminggu Biasa 3 x seminggu

25
15

SKOR FFQ

10

Kadang-kadang 1- 2 kali seminggu Jarang <1 x seminggu

1
0

Tidak pernah dalam satu bulan

Jenis yang dikonsumsi Sumber Fe

> 1/ hr

1/hr

3 /mgg

1-2 /mgg

< 1/ Tdk mgg pernah

-Daging merah Hati Jus jeruk Daging ayam

Sumber asam folat


Penghambat Absorpsi Teh Fe

Jenis lauk-pauk yang dikonsumsi Sumber hayati laut Ikan laut Udang Kepiting Cumi-cumi Kerang Bandeng Mujair Lain-lain Lauk pauk lainnya Daging sapi Daging ayam Daging kambing Telur Tempe Tahu Lainnya

> 1/ hr

1/hr

3-6 /mgg

1-2 /mgg

1/ bln

Tdk pernah

Skor Konsumsi Lauk Hewani Pasien Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2010
Frekuensi Konsumsi Lauk hewani No Lauk Hewani Jmlh >1x /hari (50) 0 0 0 0 1 50 0 0 79 3.950 1 50 0 0 0 0 0 1x /hari (25) 0 0 0 0 5 125 1 25 9 225 4 100 0 0 0 0 0 3-6x /mggu (15) 5 75 2 30 33 495 5 75 1 15 17 255 0 0 0 0 1 1-2x /mggu (10) 18 180 6 60 25 250 11 110 1 110 42 420 3 45 12 180 12 Jarang (1) 25 25 18 18 21 21 23 23 0 0 19 19 10 10 14 14 41 Tidak pernh (0) 42 0 64 0 5 0 50 0 0 0 7 0 77 0 64 0 36 55 90 194 90 Total Skor Ratarata 3,1

n 1 Daging Skor n Skor n Skor n Skor n Skor n Skor n Skor n Skor n

90 280 90 108 90 941 90 233 90 4300 90 844

2 3
4 5 6 7 8

Hati Telur
Udang Ikan Ayam Kerang Cumi2 Lainnya

1,2 10,5
2,6 47,8 9,4 0,6 2,2 2,6

SKOR FFQ
4

> 4 kali sehari 2-3 kali sehari

2,5

1 kali sehari
5-6 kali seminggu 2-4 kali seminggu

0,79

0,43

0,14

1 kali seminggu

SKOR FFQ
0,07

1-3 kali sebulan

0,02

1-2 kali setahun Tidak pernah

Skor Komsumsi Sumber Serat Pasien Di Puskesmas Antara, Tahun 2012


No Sumber Serat Jml >4x/hr Skor 1 Bayam n Skor 2 Kangkung n Skor 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2-3x/hr 2,5 2 5 4 10 3 7,5 4 10 6 15 0 0 1x/hr 1 38 38 46 46 12 12 47 47 21 21 16 16 5-6x/mg 0,79 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0,79 Frekuensi Makan 2-4x/mg 0,43 27 11,61 22 9,46 8 3,44 10 4,3 24 10,32 12 5,16 1x/mg 0,14 46 6,44 38 5,32 52 7,28 37 5,18 39 5,46 65 9,1 1-3x/bln 0,07 2 0,14 3 0,21 19 1,33 4 0,28 13 0,91 6 0,42 1-2x/thn 0,02 0 0 0 0 2 0,04 0 0 0 0 0 0 TP 0 6 0 8 0 25 0 19 0 18 0 21 0 121 61,19 121 70,99 121 31,59 121 66,76 121 52,69 121 31,47 0,26 0,55 0,43 0,26 0,58 0,50 Total Skor Ratarata

Daun singkong

n Skor

Sayur daun hijau

n Skor n Skor

Sayur kacang2

Wortel

n Skor

Apel

n
Skor

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1
2,5 4 10 0 0 0 0 1 2,5 0 0 0

12
12 71 71 55 55 3 3 18 18 0 0 0

0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4
1,72 22 9,46 13 5,59 2 0,86 7 3,01 2 0,86 2

46
6,44 16 2,24 26 3,64 23 3,22 59 8,26 17 2,38 10

40
2,8 5 0,35 14 0,98 35 2,45 20 1,4 35 2,45 9

0
0 0 0 1 0,02 5 0,1 1 0,02 8 0,16 60

18
0 3 0 12 0 53 0 15 0 59 0 40

121
25,46 121 93,05 121 65,23 121 9,63 121 33,19 121 5,85 121

0,21

Pisang

n Skor

0,76

Pepaya

n Skor

0,53

10

Nangka

n Skor

0,07

11

Jeruk

n Skor

0,27

12

Sirsak

n Skor

0,04

13

Rambutan

0,03

Skor
14 Langsat n Skor

0
0 0

0
0 0

0
0 0

0
0 0

0,86
2 0,86

1,4
10 1,4

0,63
9 0,63

1,2
59 1,18

0
41 0

4,07
121 4,07 0,03

Kuesioner FFQ Semi Kuantitatif


Rata-rata x/H Nama Makanan Frekuensi Porsi Berat g/H

K S B
Berat (g) Porsi S x/M x/H x/B

I. Sumber Karbohidrat 1. Nasi beras giling 2. Roti Tawar Putih 3. Mi basah 4. Mi Kering 5. Mi instan 6. Singkong 100 80 100 50 80 150 gls 4 lbr 1 gls 1 gls 1 bks 1,5 ptg

x/T

Anda mungkin juga menyukai