Anda di halaman 1dari 90

CASE

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA


VINOLIA SANAM 11.2011.026 PEMBIMBING : Dr. BUDI SUANTO, Sp.B
KEPANITERAAN KLIIK BEDAH RS IMANUEL WAY HALIM PERIODE 26 DES 2011- 03 MARET 2012

IDENTITAS PASIEN
Masuk RS tanggal 20/02/2012 Jam: 12.00 Nama lengkap: Tn.C JK : Laki-laki Umur : 72 th Agama : Budha Suku bangsa : Tionghoa Pendidikan: SMA Status : Kawin Pekerjaan : Swasta Alamat : Jl. Suprapto HI, Tasim 2/25, Lk 2, Tj. Karang BL No. RM : 03 14 81

ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis, Tanggal : 22/02/2012, Jam 12.00

KELUHAN UTAMA
Tidak bisa BAK sejak 3 hari SMRS

RPS
3 hari SMRS Os mengaku tiba-tiba tidak bisa BAK dan bila Os ngedan untuk BAK terasa sangat sakit. Os lalu dipasangi kateter untuk membantu BAK namun setelah itu kembali tidak bisa BAK. Os mengaku memiliki keluhan seperti itu tahun 2009 disertai riwayat kencing menetes dan kencing tidak lampias.

RPS (2)
Os juga mengaku dulu sering terbangun tengah malam untuk kencing hingga 2-3x

RPD
Os pernah mengalami keluhan serupa pada tahun 2009 dan sudah di USG.

RPK
Tidak ada.

ANAMNESA SISTEM
Kulit : tidak ada keluhan Kepala : tidak ada keluhan Mata : tidak ada keluhan Telinga : tidak ada keluhan Hidung : tidak ada keluhan Mulut : tidak ada keluhan Tenggorokan : tidak ada keluhan Leher : tidak ada keluhan

ANAMNESA SISTEM (2)


Thorax : dbn Abdomen : dbn Genitalia: dbn Saraf dan Otot : dbn Ekstremitas : dbn

PF
Keadaan umum : Tampak Sakit Berat Kesadaran : Compos Mentis Tanda-tanda vital: TD 130/70 mmHg N 86x/menit RR 20x/menit S 370 C

PF (2)
Kepala : dbn Mata : dbn Telinga : dbn Hidung : dbn Tenggorokan: dbn Gilut : dbn Leher : dbn Thorax : dbn

PF (3)
Jantung : dbn Abdomen : dbn Ekstremitas : dbn

STATUS UROLOGI
Regio Costo Vertebrae Angle (CVA) sinistra et dextra: Inspeksi: Bulging (-/-) Palpasi: Ballotement (-/-) Palpasi: Nyeri ketok CVA (-/-)

STATUS UROLOGI (2)


Regio Suprapubik: Inspeksi: Bulging (-), scar (-) Palpasi: Nyeri tekan (-) Regio Genitalia Eksterna : Inspeksi: MUE normal, terpasang kateter uretra 2 way nomor 16F , urine jernih, darah (-), pus(-)

Rectal Toucher (RT): Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN LAB
Hb Ht Eritrosit Trombosit Leukosit Segmen Limfosit Monosit Basophil 14.7 g/dl 44% 4.75 juta/ul 185.000/ul 9.60000/ul 63% 29% 7% 1%

PEMERIKSAAN LAB (2)


MCHC MCH MCV MPV Urea BUN Creatinin 33 g/dl 31 pg 93 fl 10 fl 46 mg/dl 22 mg/dl 0.9 mg/dl

PEMERIKSAAN LAB (3)


Tanggal 20/2/2012

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kesan : Gambaran penebalan peura bilateral Cor tampak masih dalam batas normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG (2)


USG Urologi Tanggal 28 Oktober 2011 Kesan : Ren kanan dan vesica urinaria tampak baik dan struktr normal Kista ren kiri BPH dengan berat 47 gram

RESUME
Laki- laki 73 tahun datang ke poliklinik bedah dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 3 hari lalu, memiliki riwayt serupa pada tahun 2009 disertai riwayat kencing tidak lampias, kencing menetes serta sering kencing di malam hari

RESUME (2)
Pada PF didapatkan KU TSB, kesadaran CM, TD TD : 130/70 mmHg; N : 86x/menit; RR : 20x/menit; S :370 C. Dengan hasil USG tanggal 28 oktober 2011 didapatkan BPH dengan berat 47 gram.

WD
Benign Prostat Hyperplasia (BPH) dengan prostatitis kronik

DD
Kelemahan detrusor kandung kemih Batu urethra Tumor urethra Ca prostat

ANJURAN PEMERIKSAAN
USG abdomen CT scan abdomen Pemeriksaan PSA

PENATALAKSANAAN
Non medika mentosa Puasa pre operasi Pasang kateter

PENATALAKSANAAN (2)
Medika mentosa IVFD Asering 12 tpm Egilgan 1x1 mg malam Rozerdi 1x1 tab p.o malam Zypras 1x 0.5 mg p.o pagi Broadced 2x1gr iv Cancor 1x1 tab p.o Pantozol 1x1 tab p.c

PENATALAKSANAAN (3)
Bedah Pro prostatectomy

TINDAKAN BEDAH
Tindakan Operasi, 22 Februari 2012 Diagnosis pre operasi : BPH + Retensi urin Diagnosis pasca operasi: BPH + Retensi urin Anestesia : SAB Nama operasi : Open Suprapubic Prostatectomy Saat operasi :
Pasien tidur terlentang di meja operasi

TINDAKAN BEDAH (2)


Asepsis dan antisepsis pada daerah yang akan dioperasi dan genitalia Insisi medial supra pubik menembus kurtis, sub kutis, fascia Otot dibuka secara tumpul, VU diidentifikasi dan dibuka Tampak prostat membesar, dinding VU menebal dengan trabekulasi dinding

TINDAKAN BEDAH (3)


Dilakukan enukleasi prostat prosedur larch Dilanjutkan dengan jahit hemostasis Dipasang kateter 24F balon dikembangkan 25 cc Dipasang kateter 16 F sebagai cystostomy urinnaria

TINDAKAN BEDAH (4)


VU ditutup lapis demi lapis Luka operasi dijahit lapis demi lapis dengan menggunakan drain NGT 18 Operasi selesai

POST OPERASI
Awasi TTV Puasa IVFD Asering : RL : D5 2 : 2 : 1 Meropenem 2x1 gr iv Th/ lanjut Th/ oral stop Analgesik drip sesuai dokter anestesi.

FOLLOW UP
S : Pilek (+), nyeri post op (-), mual & muntah (-). Masih puasa O : KU : TSS, Kesadaran : CM TD 100/70 mmHg, Nadi 80 x/menit, Suhu 36,9oC, RR 20x/m Status lokalis : Verban bersih, rembesan (-), darah (-) Cystostomy lancar, darah (-), dari OUE keluar darah segar

Uo : 200cc/16 jam Drain 100 cc/16 jam A : Post prostatectomy perawatan hari 1 P : Boleh pindah ke ruangan Boleh Diet Edukasi bila ingin kencing napas dalam Cek Hb, Ht, trombosit Rhinofed 2x1 tab p.o Th/ Lanjut

FOLLOW UP (2)
Tanggal 24 Februari 2012 S : :Tidak ada keluhan O : KU: TSS, kesadaran CM TD 110/80 mmhg, nadi 80x/m, Suhu 37oC, RR 20x/m Status lokalis : Verban bersih, rembesan (-), darah (-)

Cystostomy lancar, darah (-), dari OUE tidak keluar darah. Uo : 800cc/8 jam Drain 50 cc/8 jam Pemeriksaan Lab 23/2/2012 Trombosit 158.000/uL Hb 11.7 g/dL Ht 36 %

A : Post prostatectomy perawatan hari 2 P : Analgesik drip stop Coditam 4x1 tab p.o Irigasi pindah ke triway Th/ lanjut

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Asal jaringan : Prostat Makroskopik : Diterima satu kantong jaringan identitas sesuai. Tiga buah jaringan. Terbesar ukuran 4x4x2 cm terkecil ukuran 2.5x2x1.5 cm, berbenjol benjol. Pada pembedahan penampang putih berlobus-lobus. 2 kup.

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI (2)


Mikroskopik : Sediaan menunjukkkan jaringan prostat dengan hiperplasia kelenjar dan struma fibromuskular. Kelenjar dilatasi berbentuk tubler, papiler, dengan lumen berisi korpus amilasea, sebagian dengan limfosit dalam lumen, stoma dengan sebukan limfosit. Tidak didapatkan tanda ganas.

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI (3)


Kesimpulan : Prostat : Hiperplasia noduler kelenjar dengan prostatitis kronis.

REFERAT

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

PENDAHULUAN
Sering ditemukan pada pria usia

lanjut.
Istilah BPH atau Benign Prostatic Hyperplasia sebenarnya merupakan istilah histopatologi, yaitu terdapat hyperplasia sel-sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat.

PENDAHULUAN (2)
Keluhan yang disampaikan oleh

pasien BPH seringkali berupa LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi (storage

symptoms).

ANATOMI PROSTAT

ANATOMI PROSTAT (2)


Prostat merupakan kelenjar aksesori terbesar pada pria; tebal 2 cm, panjang 3 cm, lebar 4 cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika.

Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus : Lobus medius Dua lobus lateralis Lobus anterior

Lobus posterior

Zona Anterior atau Ventral Sesuai dengan lobus anterior tidak punya kelenjar terdiri atas stroma fibromuskular 1/3 kelenjar prostat.

Zona Perifer Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, Meliputi 70% massa kelenjar prostat Rentan terhadap inflamasi Tempat asal karsinoma terbanyak.

Zona Sentralis Terletak antara kedua duktus ejakulatorius Sesuai dengan lobus tengah Meliputi 25% massa glandular prostat. Zona ini resisten terhadap inflamasi.

Zona Transisional + kelenjar periuretra kelenjar preprostatik 5% dari jaringan prostat melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostatic hyperplasia (BPH).

Kelenjar-Kelenjar Periuretra terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar sepanjang segmen uretra proksimal.

Aliran darah prostat percabangan dari arteri pudenda interna, arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media. Persarafan prostat pleksus hipogastrikus inferior dan membentuk pleksus prostatikus. Daerah yang sering mengalami hiperplasia lobus lateral bagian tengah dan lobus medial.

EPIDEMIOLOGI
Dapat dialami oleh sekitar 70% pria > 60 tahun. hingga 90% pada pria > 80 tahun.

ETIOLOGI

HISTOPATOLOGI
Tampak penambahan jumlah kelenjar Sering terbentuk kista-kista yang dilapisi oleh epitel silindris atau kubis dan pada beberapa tempat membentuk papila-papila ke dalam lumen Membrana basalis masih utuh

HISTOPATOLOGI (2)
Di dalam lumen sering ditemukan deskuamasi sel epitel, sekret yang granuler dan kadang-kadang corpora arnylacea (hyaline concretion).

Dalam stroma sering ditemukan infiltrasi


sel limfosit.

HISTOPATOLOGI (3)
Bila unsur fibromuskuler yang bertambah tampak jaringan ikat atau jaringan otot dengan kelenjar-kelenjar yang letaknya berjauhan = hiperplasia fibromatosa.

HISTOPATOLOGI (4)

ANAMNESIS:

IPSS

(International

Prostate Symptom Score)

PEMERIKSAAN

FISIK:

Rectal

Tocher/Colok dubur

ANAMNESIS

ANAMNESIS (2)
Bila : Skor 0-7 Skor 8-19 Skor 20-35

: gejala ringan : gejala sedang : gejala berat

PF

Laboratorium
* Urinalisis (leukosituria dan hematuria) * Pemeriksaan fungsi ginjal * Prostate Specific Antigen Radiologi: * Ultrasonografi * Foto polos abdomen * Sistografi * Uroflowmetri (mengukur derajat obstruksi)

PP
Urinalisis leukosituria dan hematuria Pemeriksaan fungsi ginjal Uroflowmetri Pancaran urin normal 10-12 ml/detik dengan pancaran maksimal sampai 20 ml/detik

PP (2)
Obstruksi ringan pancaran menurun antara 6-8 ml/detik, pancaran maksimal menjadi 15 ml/detik. Pemeriksaan PSA Laju pertumbuhan volume prostat rata-rata setiap tahun pada kadar PSA 0,2-1,3 ng/dl adalah o,7 ml/tahun

PP (3)
Pada kadar PSA 1,4-3,2 ng/dl sebesar 2,1 ml/tahun, dan kadar PSA 3,3-9,9 ng/dl adalah 3,3 ml/tahun False positif peradangan, setelah manipulsi pada prostat (biopsy prostat), pada retensi urin, kateterisasi, keganasan prostat, dan usia yang makin tua.

PP (4)
Rentang kadar PSA yang dianggap normal berdasarkan usia adalah:
40-49 tahun 50-59 tahun 60-69 tahun 70-79 tahun : 0-2,5 ng/ml : 0-3,5 ng/ml : 0-4,5 ng/ml : 0-6,5 ng/ml

PP (5)
Foto polos abdomen USG Transabdominal atau transrektal (trans rectal ultrasography = TRUS) mengetahui pembesaran prostat, menentukan volume kandung kemih, mengukur sisa urin dan keadaan patologi lain (defertikel, tumor, batu dll)

MANIFESTASI KLINIS
Gejala Iritatif Gejala Obstruksi
pancaran yang melemah rasa tidak lampias hesitancy straining

Frekuensi miksi sering


nokturia urgensi

Disuria

intermittency

DIAGNOSIS BANDING
Kelemahan detrusor kandung kemih Kelainan medula spinalis Kekakuan leher kandung kemih Fibrosis
Resistensi uretra

Hiperplasia prostat jinak atau ganas Batu di uretra Tumor di uretra

Pascabedah di
pelvis Obat penenang

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN (2)
Bila symptom score ringan (0-7). Watchful Waiting

Besarnya risiko BPH menjadi lebih berat dan


munculnya komplikasi tidak dapat ditentukan pada terapi ini.

1. Penghambat adrenergic alfa


Mengurangi obstruksi pada buli-buli tanpa merusak kontraktilitas detrusor. Medikamen tosa Obat-obat: prazosin, doxazosin, terazosin,

afluzosin atau yang lebih selektif (tamsulosin). Efek samping: pusing-pusing (dizziness), capek, sumbatan hidung, dan rasa lemah.

PENATALAKSANAAN (3)
2. Penghambat 5-Reduktase (5-Reductase inhibitors) Mempengaruhi komponen epitel prostat, yang

Medikam entosa

menghasilkan

pengurangan

ukuran

kelenjar

&

memperbaiki gejala. Finasteride menghambat adalah penghambat 5-Reduktase yang

perubahan

testosteron

menjadi

dihydratestosteron.
3. Fitoterapi

Medikam entosa

Penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuhtumbuhan untuk tujuan medis. Mekanisme kerja fitoterapi tidak diketahui, efektifitas dan keamanan fitoterapi belum banyak diuji.

Populus temula
Sabal serulla Pygeum africanum

Hypoxys roopesis

Secale cerelea

Urtica sp. Curcubito pepo

echinacea purpurea

PENATALAKSANAAN (4)
Indikasi absolut dilakukan operasi : Retensi urin berulang gagal dengan pemasangan kateter urin sedikitnya 1x Infeksi saluran kencing berulang Gross hematuria berulang Batu buli-buli Insufisiensi ginjal Divertikula buli-buli

PENATALAKSANAAN (5)
Transurethral resection of the prostate (TURP) 95% simpel prostatektomi dapat dilakukan melalui endoskopi.
Pembedahan

Perbaikan symptom score dan aliran urin dengan TURP


lebih tinggi & bersifat invasif minimal. Risiko TURP adalah antara lain ejakulasi retrograde (75%), impoten (5-10%) dan inkotinensia urin (<1%).>. Transurethral incision of the prostate Pasien dengan gejala sedang & berat, prostat yang

kecil sering terjadi hiperplasia komisura posterior


(menaikan leher buli-buli). Prosedur ini lebih cepat & kurang menyakitkan dibandingkan TURP. Retrograde ejakulasi terjadi pada

PENATALAKSANAAN (6)
Open simple prostatectomy
Dilakukan apabila prostat terlalu besar untuk dikeluarkan dengan endoskopi.

Pembedaha n

Open prostatectomy juga dilakukan pada BPH dengan divertikulum buli-buli, batu buli-buli dan pada posisi litotomi tidak

memungkinkan.
Open prostatectomy dapat dilakukan dengan pendekatan suprapubik ataupun retropubik,

transvesikal, atau perineal.

PENATALAKSANAAN (7)
Minimal invasive Laser Transurethral electrovaporization of the prostate Hyperthermia Transurethal needle ablation of the prostate

PENATALAKSANAAN (8)
High Intensity focused ultrasound Intraurethral stents Transurethral balloon dilation of the prostate

KOMPLIKASI
Hernia atau hemoroid. Dapat terbentuk batu endapan di dalam kandung kemih iritasi dan menimbulkan hematuria Bila terjadi refluks dapat terjadi pielonefritis

PENCEGAHAN
saw palmetto dapat menghambat kerja enzim 5-alpha reduktase, Vitamin A, E, dan C, antioksidan Vitamin B1, B2, dan B6 Copper (gluconate) dan Parsley Leaf L-Glysine Zinc

PROGNOSIS
Ad vitam Ad fungsionam Ad sanasionam : ad bonam : ad bonam : dubia

Anda mungkin juga menyukai