Anda di halaman 1dari 6

JALAN RAYA II (PERKERASAN JALAN RAYA) 1

Irwan Suranta Sembiring, ST, MT

Sejarah Perkerasan Jalan


Dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama Jalan yang diperkeras pertama kali ditemukan di Mesopotamia berkaitan dengan ditemukannya roda sekitar 3500 SM.

Sejarah Perkerasan Jalan


John Louden Mac Adam (1756-1836), memperkenalkan konstruksi perkerasan yang terdiri dari batu pecah atau batu kali, pori-pori atasnya ditutupi dengan batu yang lebih kecil/halus. Thomas Telford (1757-1834), membangun jalan dengan perkerasan terdiri dari batu pecah 15/20 sampai 25-30 yang disusun tegak. Konstruksi perkerasan dengan menggunakan aspal berkembang pada tahun 1880 setelah ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh Gottlieb Daimler dan Karl Benz. Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada tahn 1828 di London, tetapi mulai berkembang pesat sejak awal tahun 1900 an

Gambar Perkerasan Jalan

Perkerasan Jalan
Adalah segala jenis material konstruksi yang dihampar dan dipadatkan di atas lapisan tanah dasar Bahan perkerasan jalan merupakan salah satu faktor utama dari banyak faktor yang ikut menentukan tingkat kestabilan perkerasan jalan secara keseluruhan

Jenis Konstruksi Perkerasan


a.

b.

c.

Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement)

a.

Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement) yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas permukaan kaku atau sebaliknya

b.

c.

Perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku

Perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku (lanjutan)

Konstruksi jalan harus memenuhi syarat sebagai berikut:


1.

Syarat berlalu lintas, yaitu: Permukaan yang rata Permukaan cukup kaku Permukaan cukup kesat Permukaan tidak mengkilap

2.

Syarat kekuatan/struktural Ketebalan yang cukup Kedap terhadap air Permukaan mudah mengalirkan air Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja

Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan harus mencakup:


Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan Analisa campuran bahan Pengawasan pelaksanaan pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai