Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN I PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS

1.Tujuan percobaan: Untuk mengetahui dan mempelajari cara pengujian golongan darah dan rhesus serta variasi golongan darah masing-masing. 2. teori singkat: Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Darah perlu digolongkan untuk banyak kepentingan, khususnya untuk transfusi darah. Landsteiner menemukan pada tahun 1901, bahwa darah manusia yang ditransfusikan ke manusia lain dapat inkompatibel, dan menimbulkan aglutinasi (si penerima darah terlihat syok dan ikterik / kuning). Transfusi dengan darah yang inkompatibel antara donor dan resipien (penerima) dapat berakibat fatal. Selain itu, golongan darah dapat bermanfaat untuk kepentingan forensik dan penentuan ayah sebagai metode penentuan paling sederhana (walaupun metode ini sekarang sudah tergeser perannya dengan tes DNA di negara-negara maju). Landsteiner mulanya menemukan 3 golongan darah saja pada tahun 1900, yaitu A,B, dan O. Golongan AB baru ditemukan 2 tahun kemudian, itu pun oleh Decastrello dan Sturli (bukan oleh Landsteiner!). Atas penemuannya ini, Landsteiner mendapat hadiah Nobel di bidang kedokteran dan medis pada tahun 1930.

Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit, yang disebut juga sebagai aglutinogen.

Golongan darah A memiliki antigen permukaan A. Antigen A tersusun dari 1 molekul fukosa, 2 molekul galaktosa, 1 molekul N-asetil galaktosamin, dan 1 molekul N-asetil glukosamin.

Golongan darah B memiliki antigen permukaan B. Antigen B ini sedikit berbeda dengan antigen A, di mana antigen ini tersusun dari molekul N-asetil galaktosamin digantikan oleh 1 molekul galaktosa.

Golongan darah AB memiliki dua macam antigen permukaan, yang merupakan kombinasi dari antigen A dan antigen B.

Golongan darah O semula dianggap tidak memiliki antigen permukaan, namun terbukti bahwa golongan darah O masih memiliki ikatan karbohidrat pada permukaan eritrositnya yang terdiri atas 1 molekul fukosa, 1 molekul N-asetil glukosamin, dan 2 molekul galaktosa. Gugus ini tidak bersifat imunogenik, sehingga anggapan golongan darah O tidak memiliki antigen permukaan masih bisa diterima.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah Onegatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Rhesus Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah

B. Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan. Sistem Rhesus terdiri atas bermacam-macam antigen. Orang-orang dengan eryhtrosit yang mengandung antigen D disebut Rh positif atau Rh (+) sedangkan mereka yang tidak mempunyai antigen D disebut Rh negatif, tanpa menghiraukan ada tidaknya jenis antigen sistem Rhesus yang lain. Karena antigen D merupakan yang paling mudah merangsang pembentukan antibodi maka antigen D lah yang pertama-tama harus dicari.Antigen lain adalah seperti C, E, c dan e.

Beda rhesus darah antara ibu dengan janin bisa berakibat fatal bagi janin. Sehingga penting untuk mengenal rhesus darah.

Ada tidaknya antigen (karbohidrat dan protein) dalam sel darah kita. Itulah yang membedakan rhesus positif dan rhesus negatif. Disebut positif jika ada antigen dalam darah kita, dan bila tak ada disebut rhesus negatif. Kabar baiknya, orang Indonesia yang termasuk ras Asia, kebanyakan dengan rhesus positif. Di seluruh dunia ini, hanya sedikit orang yang memiliki rhesus negatif, sehingga bila memerlukan donor darah agak sulit. Rhesus negatif umumnya dijumpai pada orang-orang yang mempunyai garis keturunan Kaukasian (berkulit putih).

Menikah beda rhesus. Masalah akan timbul bila Anda memiliki rhesus negatif kemudian menikah dengan pria yang memiliki rhesus positif. Ketidak samaan ini bisa jadi cikal bakal ketidakcocokan rhesus yang sangat berbahaya bagi bayi. Kehadiran janin di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika rhesuf janin tidak sama dengan rhesus ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah berupa zat antibodi/antirhesus untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan bendaa sing tersebut (janin). Inilah

yang menimbulkan anti rhesus (penghancuran sel arah merah) atau hemolitik. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin dlam rahim, atau jika lahir menderita hati yang bengkak, anemia, kuning (jaundice), dan gagal jantung. Bahaya di Kehamilan Kedua. Perbedaan rhesus antara ibu dan janin tak terlalu berbahaya pada kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat antirhesus atau antibodi pada kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat antirhesus atau antibodi pada kelahiran pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk, jumlahnya tidak banyak, sehingga bayi pertama dapat lahir sehat.Pembentukan zat antirhesus baru benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau keguguran) kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel darah merah bayi dapat masuk ke dalam jumlah yang lebih besar. Selanjutnya, 48-72 jam setelah persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi untk memproduksi zat antibodi/antirhesus lebih banyak lagi. Kelak saat ibu mengandung lagi, zat antibodi/antirhesus di tubuh ibu akan menembus plasenta dan menyerang sel darah merah janin.

Produksi antibodi ini sama seperti produksi antibodi pada umumnya bila ada zat asing masuk dalam tubuh. Sekali ada makhluk asing yang sudah dikenali, maka antibodi akanmelindungi ibu agar bila zat asing itu muncul kembali, tubuh ibu dapat menyerang dan menghancurkannya. Proses ini terjadi demi keselamatan ibu sendiri. Namun, kadar antibodi atau antirhesus pada setiap ibu tidak sama. Ada yang rendah, ad ayang tinggi. Yang gawat, bila antibody kadarnya tinggi. Dalam kondisi ini, janin harus dipantau dengan alat ultrasonografi. Dokter akan memanatu masalah pad apernapasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati, yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah merah. Kadangkadang lalu diputuskan persalinan lebih dini, sejauh usia janin sudah cukup kuat untuk dibesarkan di luar rahim.

Ayah Rh + Ibu Rh + Janin Rh + Tidak bermasalah

Ayah rh Janian Rh + Tidak bermasalah.

Ibu Rh -

Janin Rh +

Janin Rh

Akan timbul masalah karena Tidak bermasalah. beda dengan ibu

Yang harus dilakukan: 1. Periksa kesehatan sebelum menikah. anjuran "klasik" ini sangat berguna untuk kasuskasus penyait genetik seperti ini. namun bila sebelum menikah And adan pasangan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan darah, termasuk rhesus, lakukan segera saat hamil. 2. Bila rhesus darah Anda beda dengan suami, dokter bisa memberikan tindakan pencegahan terbentuknya zat antirheus dengan obat anti-Rhogama globulin (RhoGAM) atau Rh Immunuglobulin. RhoGAM disuntikkan pad ausia kehamilan 28 minggu dan saat persalinan. 3. Bila ibu mempunyai rheusu negatif, atau ketidakcocokan golongan daran antara janin dan ibu baru diketahui usia peraslinan, suntikan RhoGAM untuk ibu sebaiknya diberikan dalam waktu maksimal 72 jam setelah persalinan. rhoGAM efektif hanya berlangsung 12 minggu, sehingga setelah lewat masa tersebut Anda harus mendapat suntikan kembali agar kehamilan berikutnya tidak bermasalah. Anti-Rh yang dibentuk pada umumnya adalah kelas IgG. Mula-mula dibentuk IgM tetapi biasanya IgM menghilang beberapa bulan atau tahun setelah imunisasi, sedangkan IgG dapat menetap seumur hidup. Anti Rh jarang mengaktifkan komplemen. Dampak biologis anti Rh umumnya melapisi eryhtrosit dan menyebabkan penghancuran eryhtrosit dalam sistem retikuloendotelial.

3 ALAT DAN BAHAN Pipet tetes Tusuk gigi Lanset Kapas Alkohol 70% Kit golongan darah ABO Darah kapiler atau darah vena

4 PROSEDUR Bersihkan jari manis bagian kiri dengan kapas yang telah di basahi dengan alkohol Tusuk dengan lanset, tetesan pertama dibuang kemudian tetesan selanjutnya di teteskan pada 4 objek masing masing satu tetes, teteskan di atas tetesan darah pada objek yang pertama kit anti A, objek kedua kit anti B, dan objek ke 3 kit Anti AB, objek ke 4 teteskan anti rhesus. Aduk dengan tusuk gigi dengan cara melingkar amati reaksi aglutinasi yang terjadi Pengamatan

Kit anti A + _ + _

Kit anti B _ + + _

Kit anti AB + + + -

Gol darah A B AB O

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Tiap anggota memeriksakan darah nya dengan cara meneteskan darah ke atas objek gelas sebanyak 3 tetes, sebelum nya tetesan pertama di buang kemudian teteskan kit anti pada masing masing objek yaitu kit anti A, kit anti B, kit anti AB dan kit anti RH kemudian

di aduk melingkar dengan tusuk gigi dan di amati reaksi aglutinasi. Setelah di lakukan pemeriksaan di dapat kan hasil sebagai berikut. Tabel golongan darah kelompok 4 : NAMA Novela isramidah fivka Rozi veby Rizki ramadanis Eka novi gustina Ismegawati Golongan darah B+ B+ B+ O+ B+

Tabel golongan darah kelompok B. Golongan darah A 2 3 2 7 25% B 2 1 1 2 4 10 35,71% AB 2 1 3 10,71% O 2 3 2 1 8 28,57% + 6 6 6 5 5 28 100% Rhesus _ 0 0%

Kel 1 2 3 4 5 JMLH %

PEMBAHASAN : Dari data di atas di dapatkan hasil kelompok 4 yang bergolongan darah: Golongan darah B 4 orang Golongan darah O 1 orang

dari seluruh data mahasiswa yang berjumlah 28 orang di dapat data yang bergolongan darah A 7 orang , golongan darah B 10 orang, golongan darah AB 3 orang dan sisanya adalah golongan darah o.dikarenakan factor bawaan atau keturunan dari orang tua masing-masing.

6. KESIMPULAN Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Dari hasil pemeriksaan di dapatkan data kelompok 4 sebagai berikut : 4 orang golongan darah B + 1 orang golonagan darah O+

Dari seluruh mahasiswa yang berjumlah 28 orang kebanyakan mahasiswa bergolongan darah B yaitu yang berjumlah 10 orang sisanya, golongan darah A 7 orang, golongan darah AB 3 orang dan sisanya golongan darah O.

7. DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah Departemen Pendidikan Nasional.2005. Ilmu Pengetahuan Alam Biologi Untuk Sekolah Menengah Atas.Klaten : CV.Sahabat. Tim MGMP.2010.LKS Biologi.Semarang : Media Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai