Anda di halaman 1dari 67

Semua Sekolah Dasar termasuk SDLB Semua SMP termasuk SMPT, SMPLB Tempat kegiatan Belajar mandiri (TKBM)

Sekolah Agama penyelenggara Wajar 9 tahun

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE02/PJ./2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Sehubungan dengan Penggunaan Dana bantuan Operasional sekolah (BOS) oleh Bendaharawan atau penanggung jawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di masing-masing Unit Penerima Bos

SEKOLAH NEGERI - Pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa honorarium/ gaji -Pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan pemberi jasa -Pemungutan PPN atas pembelian BKP/JKP -Bea Meterai (PP No.24 th.2000)

SEKOLAH SWASTA - Pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa honorarium/ gaji - Pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan pemberi jasa - Membayar PPN pada setiap pembelian BKP/JKP - Bea Meterai (PP No. 24 th. 2000)

BELANJA BARANG/JASA Beli ATK, penggandaan dll : a. pengadaan form pendaftaran b. Utk keperluan ujian sekolah Pembelian bahan-bahan habis pakai : kapur tulis, buku tulis, pensil dan bahan praktikum Pembelian bahan-bahan perawatan/perbaikan ringan gedung Pembelian peralatan ibadah oleh pesantren salafiah Pengadaan buku pelajaran pokok dan penunjang utk perpustakaan Pembayaran Honor atas jasa tenaga kerja lepas: tk bangunan, tk kebun

PENGELUARAN UTK HONORARIUM GURU DAN BANTUAN SISWA Pembayaran honor guru honorer (non PNS) dan guru PNS yang merangkap di swasta Pemberian bantuan transportasi bagi siswa miskin

Imbalan jasa perawatan/plihara gedung dg outsourcing.

Sekolah Negeri 1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 (sesuai PMK no.154/PMK.03/ 2010 berlaku 31 Agustus 2010) 2. Membayar jml PPN atas pembelian brg 10% dg cara pungut dan setor ke kas negara 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Materai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku

Sekolah Swasta

1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 2. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Materai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku

Sekolah Negeri 1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 2. Atas pembelian buku pelajaran umum, buku pelajaran agama, kitab suci, PPN dibebaskan 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Meterai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku

Sekolah Swasta 1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 2. Atas pembelian buku pelajaran umum, buku pelajaran agama, kitab suci, PPN dibebaskan 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Meterai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku

ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN

Obyek PPh Pasal 21

1 Atas pembayaran kepada guru PNS Golongan III a ke atas harus dipotong PPh 21 final 2 Atas honor kepada guru PNS gol II d ke bawah tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21

1 Atas pembayaran honorarium bulanan kepada guru non PNS dipotong PPh 21 dengan menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dari Penghasilan Kena Pajak 2 Atas pembayaran honorarium yang sifatnya insentif atau tambahan dan hanya diberikan dalam hal GTT/PTT tersebut melakukan kegiatan tertentu lainnya, dipotong PPh 21 dengan menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dari jumlah bruto honor.

Memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% dari penerimaan bruto tidak termasuk PPN Bendaharawan sekolah negeri memungut PPN dan menyetorkan ke kas negara Bendaharawan sekolah swasta membayar PPN yang dipungut oleh pemberi jasa.

Jenis Pot/Put

Tarif Non-NPWP dibandingkan Tarif NPWP

Pasal 21

20% lebih tinggi

Pasal 23
PPN

100% lebih tinggi


Wajib NPWP/PKP

Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) PPh Pasal 21/26 PPh Pasal 23/26 PPh Pasal 22 PPh Final

Pajak Pusat
Pajak Penghasilan ( PPh )

Dibayar sendiri

PPh Pasal 25/29

PPh Pasal 21/26

PPh
Dipotong/dipungut pihak lain

PPh Pasal 23/26 PPh Pasal 22 PPh Final

PENGELUARAN & PAJAK


Barang PPh Ps. 22/PPN

Orang Pribadi Jasa Badan


Selain Tanah/Bangunan

PPh Ps. 21 PPh Ps. 23/ PPh Ps. 4(2)/ PPN


PPh Ps. 23/PPN

Sewa
Tanah/Bangunan

PPh Final / PPN

Sumbangan/Bantuan

Tidak dipotong pajak

PPh PASAL 21
PAJAK PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN

- PEKERJAAN ATAU JABATAN - JASA DAN KEGIATAN , YANG DILAKUKAN WP ORANG PRIBADI

PENGHASILAN BERUPA : - GAJI - TUNJANGAN, DAN - UPAH - PEMBAYARAN LAIN - HONORARIUM Dgn NAMA DAN BENTUK APAPUN

PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21/26


TERATUR

PNS
TIDAK TERATUR/ HONORAIUM

PENERIMA PENGHASILAN
NON PNS

PEGAWAI HONORER / CS/SATPAM


PENERIMA :
UPAH HARIAN, UPAH MINGGUAN UPAH BORONGAN UPAH SATUAN

PENERIMA HONORARIUM, IMBALAN LAINNYA

PERATURAN PEMERINTAH NO. 80TAHUN 2010 ATAS GAJI PNS


PPh Pasal 2l yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi bebam APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah atas beban APBN atau APBD.

PNS untuk gaji dan tunjangan lain yang sifatnya tetap dan teratur setiap bulan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PNS


PENGHASILAN BRUTO
GAJI, TUNJANGAN TERKAIT DGN GAJI

DIKURANGI:

1. BIAYA JABATAN : 5% dari Penghasilan Bruto Maksimal Rp 6.000.000,-/Tahun atau Rp 500.000,-/Bln 2. IURAN YG TERKAIT DGN GAJI YG DIBAYAR OLEH PEGAWAI KEPADA : - DANA PENSIUN (pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan) - BADAN PENYELENGGARA TABUNGAN HARI TUA (THT) ATAU JAMINAN HARI TUA (JHT) YANG DIPERSAMAKAN DENGAN DANA PENSIUN (pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan)

PENGHASILAN NETO TARIF Ps. 17 UU PPh

DIKURANGI

PTKP
PENGHASILAN KENA PAJAK

DIKALIKAN

Jika WP Tidak Punya NPWP Dipotong PPh Dgn Tarif 20% Lebih Tinggi

No. 1.

Status
WP Tidak Kawin + 0 Tanggungan

Kode TK/-

Jumlah 15.840.000

2.
3.

WP Tidak Kawin + 1 Tanggungan


WP Tidak Kawin + 2 Tanggungan

TK/1
TK/2

17.160.000
18.480.000

4.
5. 6. 7. 8.

WP Tidak Kawin + 3 Tanggungan


WP Kawin + 0 Tanggungan WP Kawin + 1 Tanggungan WP Kawin + 2 Tanggungan WP Kawin + 3 Tanggungan

TK/3
K/K/1 K/2 K/3

19.800.000
17.160.000 18.480.000 19.800.000 21.120.000

PTKP UTK KARYAWATI

STATUS KAWIN

STATUS KAWIN SUAMI TDK MENERIMA/ MEMPEROLEH PENGHASILAN

STATUS TDK KAWIN

HANYA UTK DIRI SENDIRI, YAITU RP 13.200.000,00 SETAHUN

- UTK DIRI SENDIRI - STATUS KAWIN - TANGGUNGAN MAKS 3 ORG

- UTK DIRI SENDIRI - TANGGUNGAN MAKS 3 ORG

SYARAT : MENUNJUKKAN KETERANGAN TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN

TARIF PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)

KETENTUAN BARU (Mulai tahun pajak 2009):


NO

Lapisan Penghasilan s.d. Rp 50.000.000,di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,di atas Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,di atas Rp 500.000.000,-

Tarif 5% 15% 25% 30%

1. 2. 3. 4.

PERATURAN PEMERINTAH NO. 80 TAHUN 2010 ATAS HONORARIUM PNS PPh Pasal 21 yang terutang ataspenghasilan selain penghasilan rutin dan tidak ditanggung pemerintah , berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong oleh bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut,

PENGHASILAN ATAS HONORARIUM ATAU IMBALAN SEJENISNYA


1. S.d.31 desember 2010, golongan III.a ke atas dipotong oleh bendahara pemerintah sebesar 15 % dan bersifat final (PP no.45 tahun 1994) 2. Mulai 1 januari 2011 : Golongan II.d kebawah = PPh Final 0 % Golongan III = PPh Final 5% Golongan IV.a ke atas = PPh Final 15% (PP no.80 tahun 2010)

27

Pak Rudi, Guru Swasta status belum menikah, setiap bulan menerima honor rutin dari dana BOS sebesar Rp. 2 juta Perhitungan PPh 21= - penghasilan bruto setahun=
Rp.2 jt x 12 bln =Rp.24.000.000 =(Rp. 1.200.000)

- biaya jabatan setahun


Rp. 24 jt x 5%

Penghasilan netto
=Rp.22.800.000

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Status TK/0 =(Rp.15.840.000)

Penghasilan kena pajak (PKP) =Rp.6.960.000 PPh Pasal 21 setahun


Rp.6.960.000 x 5% (tarif ps.17 ) Rp.348.000 / 12 bulan = Rp. 348.000 =Rp. 29.000

PPh Pasal 21 yg harus dipotong tiap bulan

Bendahara wajib memungut dan membayar tiap bulan ke Kas negara, wajib melaporkan SPT masa PPh pasal 21 ke KPP dan wajib membuatkan bukti potong 1721A1 pada akhir tahun

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 NON PNS ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN > Rp 1.320.000,dlm sebulan

PPh/hari = (Upah perhari PTKP harian) x 5 %

UPAH
< Rp 1.320.000,dlm sebulan

> Rp 150.000,per hari


PPh/hari = (Upah perhari 150.000) x 5 %

< Rp 150.000,per hari


Tidak dipotong PPh Pasal 21

Jika WP Tidak Punya NPWP Dipotong PPh Dgn Tarif 20% Lebih Tinggi

SMPN 2 memperkerjakan P.Amat(TK/0) sebagai tukang kebun lepas. April 2009 bekerja 20 hari dg upah /hari Rp. 100.000,Total penghasilan = Rp. 2 jt > Rp.1.320.000,PTKP harian = (Rp. 15.840.000/360 hari) = Rp.44.000,PPh Ps. 21 sehari = (Rp. 100.000 44.000)x5% = Rp. 2.800,PPh Ps.21 selama 20 hari = Rp.56.000,(dibuatkan bukti potong an, P.Amat Rp.56.000 dan disetor menggunakan SSP atas nama bendahara paling lambat tgl 10 mei 2011 dan wajib disampaikan SPT nya ke KPP tanggal 20 mei 2011)

PPh 21= BrutoX 50%X Tarif Ps17 UU PPh tiap kali pembayaran
Contoh:

1. Honor penceramah Diterima PNS gol. III.a (bukan pegawai di sekolah tsb)
Bruto=Rp. 5.000.000 PPh 21= Rp.5.000.000 x 5%

2. Honor penceramah Diterima Non PNS(bukan pegawai disekolah tersebut)


Bruto=Rp.5.000.000 PPh 21= Rp.5.000.000 x 50% x 5%
KPP Pratama Tarakan

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

HADIAH DAN PENGHARGAAN PERLOMBAAN


DGN NAMA/BENTUK APAPUN

KEPADA PESERTA PERLOMBAAN

TARIF 5% DARI PENGHASILAN BRUTO

BERSIFAT FINAL

Bendahara membuat kertas kerja untuk menghitung PPh pasal 21 PPh yang dipotong disetor paling lambat tgl 10setelah masa pajak berakhir. SSP a.n Bendahara. Kode akun pajak:411121 kode jenis setoran:100. Mengisi SPT , dan disampaikan paling lambat tanggal 20 setelah masa pajak berakhir

PPh Ps. 22 adalah pajak yg dipungut oleh Bendahara Pemerintah berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang atau penyerahan rekanan yg dibiayai dari APBN/APBD. YANG DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh Ps. 22 : 1. Pembayaran atas penyerahan barang (bukan jumlah yang dipecahpecah) yang meliputi jumlah pembayaran paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) tidak termasuk nilai PPN. 2. Pembayaran untuk pembelian BBM, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-benda pos. SAAT PEMUNGUTAN PPh Ps. 22 : Saat pemungutan PPh Ps. 22 yaitu pada setiap pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang oleh rekanan, yang dibiayai dari APBN/APBD.

TARIF

PPH PS. 22 YG DIPUNGUT = 1,5 % x Harga Pembelian Barang


* NB : Harga atau Nilai Pembelian Barang tidak termasuk PPN Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi dari tarif sebenarnya, yaitu menjadi 3% atau (1,5% x 200%) * Contoh Kasus : 1. SMK Negeri 5 Nunukan membeli peralatan komputer untuk keperluan laboratorium Rp. 7.500.000,00 (harga tidak termasuk PPN). Rekanan telah memiliki NPWP. Jawab : PPh Ps. 22 = 1,5 % x Rp 7.500.000,00 = Rp 112.500,00
2.

SDN 01 Nunukan Barat mengadakan belanja pengadaan ATK ke Toko Gramed yg sudah memiliki NPWP, senilai Rp 1.875.000,00. Jawab : PPh Ps. 22 TIDAK DIPUNGUT karena nilai pembelian barang di bawah Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) sehingga memenuhi ketentuan yang dikecualikan dari pemungutan PPh Ps. 22.

* Lanjutan Kasus : 3. SD Negeri 101 melakukan pengadan barang berupa motor dinas untuk kepala sekolah dengan nilai pembelian Rp 15.000.000,00 (harga belum termasuk PPN). Ternyata rekanan dealer motor belum memiliki NPWP. Jawab : PPh Ps. 22 = 3% x Rp 15.000.000,00 = Rp 450.000,00 (tarif lebih besar 100% karena rekanan tidak memiliki NPWP)
4.

Dinas Pendidikan membeli mesin absensi sidik jari dengan dana APBD sebesar Rp 44.000.000,00 (harga sudah termasuk PPN) dan rekanan telah mempunyai NPWP. Jawab : a. Dasar Pengenaan PPh 22 (keluarkan dahulu unsur PPN) = 100/110 x Rp 44.000.000,00 = Rp 40.000.000,00 b. PPh Ps. 22 = 1,5% x Rp 40.000.000,00 = Rp 600.000,00

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN 1. PPh Ps. 22 dipungut pada setiap pelaksanaan pembayaran oleh Bendahara atas penyerahan barang dari Rekanan dan harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran tsb.
2.

Penyetoran dilakukan ke Bank Persepsi / Kantor Pos dengan menggunakan SSP dengan rincian : a. Identitas SSP (nama, NPWP & alamat) diisi atas nama Rekanan. b. Kolom tandatangan SSP ditandatangani oleh Bendahara. c. Kode akun pajak diisi : 411122-900, dengan uraian PPh Ps. 22 yang dipungut oleh Bendahara.

3.

Jika Rekanan belum ber-NPWP, maka kolom NPWP pada SSP cukup diisi angka 0 (nol) kecuali pada 3 digit kode KPP, misal Toko Buku ABC belum ber-NPWP maka pd SSP ditulis 00.000.000.0-723.000

BUKTI PEMUNGUTAN / PERUNTUKAN SSP 1. SSP lembar ke-1, diberikan kepada WP/Rekanan sebagai bukti pemungutan PPh Ps. 22. 2. SSP lembar ke-3, dipakai Bendahara untuk digunakan sebagai lampiran SPT Masa PPh Ps. 22 ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan.

PELAPORAN SPT MASA PPH PS. 22


1.

Bendahara wajib menyampaikan SPT Masa PPh Ps. 22 paling lambat 14 (empat belas) hari setelah Masa Pajak berakhir. Contoh : SPT Masa PPh Ps. 22 Masa Mei 2011 disampaikan paling lambat pada tanggal 14 Maret 2011.
SPT Masa PPh Ps. 22 disampaikan ke KP2KP Nunukan atau KPP Pratama Tarakan dengan dilampiri lembar ke-3 SSP sebagai bukti pemungutan dan bukti setoran, beserta Daftar SSP PPh Ps. 22.

2.

PPh Ps. 23 adalah pajak atas penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Ps. 21. OBYEK & TARIF
HADIAH DAN PENGHARGAAN, DEVIDEN, BUNGA DAN ROYALTI SEWA (Selain tanah/bangunan) & JASA LAINNYA

PENGHASILAN BRUTO

JENIS OBYEK PPH PS. 23 YANG SERING BERKAITAN DENGAN BENDAHARA DINAS PENDIDIKAN 1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa atas tanah dan/atau bangunan. Contoh : sewa minibus, carter mobil. 2. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan. 3. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh WP/Rekanan yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.

JENIS OBYEK PPH PS. 23 YANG SERING BERKAITAN DENGAN BENDAHARA DINAS PENDIDIKAN 4. Jasa perawatan/perbaikan/ mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh WP/Rekanan yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi. 5. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer. 6. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi. 7. Jasa kebersihan atau cleaning service. 8. Jasa katering atau tata boga. 9. Jasa lainnya sesuai dengan PMK-244/PMK.03/2008.

SAAT TERUTANG, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PS. 23 1. Saat Terutang PPh Ps. 23 terutang pada bulan dilakukannya pembayaran.
2.

Penyetoran PPh Ps. 23 harus disetorkan oleh Bendahara paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak. Pelaporan SPT Masa PPh Ps. 23 harus disampaikan ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.

3.

TARIF PPH PS.23 yg dipotong atas jasa = 2 % x PENGHASILAN BRUTO * NB : - Penghasilan Bruto yaitu jumlah yang dibayarkan atas jasa dan nilainya tidak termasuk PPN. - Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi dari tarif sebenarnya, yaitu menjadi 4% atau (2% x 200%)

CONTOH KASUS 1. Dinas Pendidikan Nunukan menggunakan jasa katering untuk kegiatan rapat guru dengan biaya Rp 750.000,00. Jawab : a. Jika pengusaha katering sudah memiliki NPWP PPh Ps. 23 = 2% x Rp 750.000,00 = Rp 15.000,00 b. Jika pengusaha katering belum memiliki NPWP PPh Ps. 23 = 4% x Rp 750.000,00 = Rp 30.000,00
2.

Dalam perayaan hari jadinya, SMA Negeri 1 menggunakan jasa event organizer (ber-NPWP) untuk mengadakan konser dangdut dengan dana yang sudah dianggarkan sebesar Rp 11.000.000,00 (termasuk PPN). Jawab : a. Penghasilan Bruto = 100/110 x Rp 11.000.000,00 = Rp 10.000.000,00 b. PPh Ps. 23 = 2% x Rp 10.000.000,00 = Rp 200.000,00

TATA CARA PEMOTONGAN Pemotongan PPh Ps. 23 dilakukan pada saat pembayaran atas jasa dilakukan oleh Bendahara dengan memberikan bukti peotongan yang telah diisi lengkap. BUKTI POTONG
UNTUK REKANAN LAMPIRAN SPT MASA PPh PSL 23 ARSIP BENDAHARAWAN

TATA CARA PENYETORAN 1. PPh Ps. 23 yang tercantum dalam Bukti Pemotongan selama satu bulan dijumlahkan. 2. Jumlah PPh Ps. 23 yg telah dipotong selama 1 (satu) bulan tsb disetor ke Bank Persepsi / Kantor Pos menggunakan SSP dengan rincian : a. Identitas SSP (nama, NPWP & alamat) diisi atas nama Bendahara. b. Kolom tandatangan SSP ditandatangani oleh Bendahara. c. Kode akun pajak diisi : 411124-100 dengan uraian PPh Ps. 23 atas sewa, atau 411124-104 dengan uraian PPh Ps. 23 atas jasa.

PERUNTUKAN SSP 1. SSP lembar ke-1, untuk arsip Bendahara sebagai bukti telah menyetorkan uang untuk pembayaran PPh Ps. 23 yang telah dipotong. 2. SSP lembar ke-3, dipakai Bendahara untuk digunakan sebagai lampiran SPT Masa PPh Ps. 23 ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan.
TATA CARA PELAPORAN 1. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh Ps. 23 dalam satu bulan dicatat pada formulir Daftar Bukti Pemotongan Pajak. 2. Bendahara mengisi dengan lengkap dan benar SPT Masa PPh Ps. 23 dan dilampiri dengan : a. Lembar ke-3 SSP PPh Ps. 23, b. Daftar bukti pemotongan PPh Ps. 23, dan c. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh. 23.

OBYEK PPH PS. 4 AYAT (2) YG BIASANYA BERHUBUNGAN DG BENDAHARA


1.

Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan. Tarifnya sebesar 10% dari jumlah bruto. Jasa konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan konstruksi. Tarif atas jasa konstruksi sesuai dg PP No. 51 Tahun 2008 yang berlaku sejak 1 Januari 2009, yaitu :
Pelaksanaan Konstruksi oleh Rekanan yg memiliki kualifikasi usaha kecil Pelaksanaan Konstruksi oleh Rekanan yg tidak memiliki kualifikasi usaha Pelaksanaan konstruksi oleh Rekanan selain 2 golongan tsb di atas (menengah atau besar) Perencanaan/Pengawasan konstruksi oleh Rekanan yg memiliki kualifikasi usaha Perencanaan/Pengawasan konstruksi oleh Rekanan yg tidak memiliki kualifikasi usaha 2% 4% 3% 4% 6%

2.

TATA CARA PEMOTONGAN PPH PS. 4 AY. (2) 1. Bendahara sebagai penyewa tanah dan/atau bangunan atau sebagai pengguna jasa konstruksi wajib memotong PPh Ps. 4 (2) yang terutang pada saat pembayaran. 2. Bendahara memberikan Bukti Pemotongan PPh Final kepada Wajib Pajak. TATA CARA PENYETORAN PPH PS. 4 AY. (2) 1. PPh Ps. 4 (2) yang tercantum dalam Bukti Pemotongan selama satu bulan dijumlahkan. 2. Jumlah PPh Ps. 4 (2) yg telah dipotong selama 1 (satu) bulan tsb disetor ke Bank Persepsi / Kantor Pos menggunakan SSP dengan rincian : a. Identitas SSP (nama, NPWP & alamat) diisi atas nama Bendahara. b. Kolom tandatangan SSP ditandatangani oleh Bendahara. c. Kode akun pajak diisi : 411128-403 dengan uraian PPh Final Ps. 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan, atau 411128-409 dengan uraian PPh Final Ps. 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi.

PERUNTUKAN SSP 1. SSP lembar ke-1, untuk arsip Bendahara sebagai bukti telah menyetorkan uang untuk pembayaran PPh Ps. 4 (2) yang telah dipotong. 2. SSP lembar ke-3, dipakai Bendahara untuk digunakan sebagai lampiran SPT Masa PPh Ps. 4 (2) ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan. TATA CARA PELAPORAN 1. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh Ps. 4 (2) dalam satu bulan dicatat pada formulir Daftar Bukti Pemotongan Pajak. 2. Bendahara mengisi dengan lengkap dan benar SPT Masa PPh Ps. 4 (2) dan dilampiri dengan : a. Lembar ke-3 SSP PPh Ps. 4 (2), b. Daftar bukti pemotongan PPh Ps. 4 (2), dan c. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh. 4 (2).

BATAS WAKTU SETOR & LAPOR 1. Penyetoran PPh Ps. 4 (2) harus disetorkan oleh Bendahara paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.
2.

Pelaporan SPT Masa PPh Ps. 4 (2) harus disampaikan ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.

CONTOH KASUS 1. Tentukan batas penyetoran dan pelaporan PPh Ps. 4 ayat (2) Masa Pajak Mei 2011! Jawab : PPh Ps. 4 (2) yang telah dipotong dari tanggal 1 s.d. 31 Mei 2011 dijumlahkan. PPh Ps. 4 (2) tsb harus disetor ke Bank Persepsi / Kantor Pos paling lama tanggal 10 Juni 2011 dengan menggunakan SSP. SPT Masa PPh Ps. 4 (2) harus dilaporkan ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan paling lambat tanggal 20 Juni 2011.

* Lanjutan Contoh Kasus


2.

Dinas Pendidikan Nunukan mengadakan seminar dalam rangka Hari Pendidikan 2011 dengan menyewa gedung pertemuan serba guna milik Haji Uddin dengan biaya sewa Rp 2.500.000,00. Jawab : PPh Ps. 4 (2) = 10 % x Rp 2.750.000,00 = Rp 275.000,00
SMK Negeri 17 Nunukan Barat berencana menambah gedung praktek otomotif. Lalu menghubungi PT. ABC yang bergerak di bidang konstruksi dengan klasifikasi usaha menengah untuk melaksanakan pembangunan gedung dan disepakati kontrak pengadaan sebesar Rp 112.500.000,00 (nilai kontrak tidak termasuk unsur PPN). Jawab : PPh Ps. 4 (2) atas jasa pelaksanaan konstruksi dg kualifikasi usaha menengah = 3% x Rp 112.500.000,00 = Rp 3.375.000,00

3.

PENGERTIAN UMUM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)

PAJAK ATAS KONSUMSI BARANG ATAU JASA

DI DALAM DAERAH PABEAN


OLEH

59

CIRI KHAS PPN


1.PENGENAAN PPN DILAKSANAKAN SISTEM FAKTUR BERDASARKAN

2.SETIAP TERJADINYA PENYERAHAN BKP / JKP, WAJIB DIBUATKAN FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK

MERUPAKAN BUKTI PUNGUTAN PPN

BAGI PENJUAL MERUPAKAN BUKTI PAJAK KELUARAN

BAGI PEMBELI MERUPAKAN BUKTI PAJAK MASUKAN


60

BARANG KENA PAJAK

JASA KENA PAJAK

KELOMPOK BARANG YG TIDAK DIKENAKAN PPN

KELOMPOK JASA YG TIDAK DIKENAKAN PPN

PENYERAHAN BARANG YG TIDAK DIPUNGUT PPN


PENYERAHAN BARANG YG DIBEBASKAN PPN
61

Pembayaran dgn jml paling banyak Rp. 1 juta dan tidak terpecah-pecah (include PPN) Penyerahan mendapat fasilitas PPN tdk dipungut/dibebaskan Penyerahan BBM Tagihan rekening telp Jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan Barang jasa yg tidak dikenakan PPN

Barang Yang Tidak Dikenakan PPN


a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya; b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak; c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; dan

d. uang, emas batangan, dan surat berharga.


Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (2) UU PPN 84

Jasa Yang Tidak Dikenakan PPN


a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. jasa pelayanan kesehatan medis; jasa pelayanan sosial; jasa pengiriman surat dengan perangko; jasa keuangan; jasa asuransi; jasa keagamaan; jasa pendidikan; jasa kesenian dan hiburan; jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan; jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri; k. .

Jasa Yang Tidak Dikenakan PPN


k. jasa tenaga kerja; l. jasa perhotelan; m. jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum; n. Jasa penyediaan tempat parkir; o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam; p. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan q. Jasa boga atau katering

Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (3) UU PPN 84

PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)


Ps. 1 angka 15

PENGUSAHA

YANG MELAKUKAN PENYERAHAN BKP/JKP

YANG DIKENAKAN PAJAK BERDASARKAN UU PPN

TIDAK TERMASUK PENGUSAHA KECIL, KECUALI PENGUSAHA KECIL YANG MEMILIH UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP

66

Pada saat bendahara membayarkan kepada rekanan dengan cara memotong secara langsung dari tagihan (harus ada faktur pajak)

Contoh: Jml PPNyang dipungut 10/110 bagian jml pembayaran


Jumlah pembayaran PPN yg dipungut 10/110x Rp.1.100.000 Jumlah yang dibayar ke rekanan

=Rp. 1.100.000

=Rp. 100.000 =Rp. 1.000.000

67

PPN yang dipotong disetor paling lambat tgl 7 setelah masa pajak berakhir. SSP a.n rekanan. Kode akun pajak:411211 kode jenis setoran:100. Bendahara wajib membuat bukti potong Mengisi SPT , dan disampaikan paling lambat akhir bulan setelah masa pajak berakhir

Terima Kasih

http://www.facebook.com/pages/KPP-Pratama-Tarakan/93382256282

Anda mungkin juga menyukai