Bos Nnkmei 11
Bos Nnkmei 11
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE02/PJ./2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Sehubungan dengan Penggunaan Dana bantuan Operasional sekolah (BOS) oleh Bendaharawan atau penanggung jawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di masing-masing Unit Penerima Bos
SEKOLAH NEGERI - Pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa honorarium/ gaji -Pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan pemberi jasa -Pemungutan PPN atas pembelian BKP/JKP -Bea Meterai (PP No.24 th.2000)
SEKOLAH SWASTA - Pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan berupa honorarium/ gaji - Pemotongan PPh Pasal 23 atas penghasilan pemberi jasa - Membayar PPN pada setiap pembelian BKP/JKP - Bea Meterai (PP No. 24 th. 2000)
BELANJA BARANG/JASA Beli ATK, penggandaan dll : a. pengadaan form pendaftaran b. Utk keperluan ujian sekolah Pembelian bahan-bahan habis pakai : kapur tulis, buku tulis, pensil dan bahan praktikum Pembelian bahan-bahan perawatan/perbaikan ringan gedung Pembelian peralatan ibadah oleh pesantren salafiah Pengadaan buku pelajaran pokok dan penunjang utk perpustakaan Pembayaran Honor atas jasa tenaga kerja lepas: tk bangunan, tk kebun
PENGELUARAN UTK HONORARIUM GURU DAN BANTUAN SISWA Pembayaran honor guru honorer (non PNS) dan guru PNS yang merangkap di swasta Pemberian bantuan transportasi bagi siswa miskin
Sekolah Negeri 1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 (sesuai PMK no.154/PMK.03/ 2010 berlaku 31 Agustus 2010) 2. Membayar jml PPN atas pembelian brg 10% dg cara pungut dan setor ke kas negara 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Materai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku
Sekolah Swasta
1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 2. Membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Materai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku
Sekolah Negeri 1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 2. Atas pembelian buku pelajaran umum, buku pelajaran agama, kitab suci, PPN dibebaskan 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Meterai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku
Sekolah Swasta 1. Tidak wajib memungut PPh Pasal 22 2. Atas pembelian buku pelajaran umum, buku pelajaran agama, kitab suci, PPN dibebaskan 3. Mengawasi agar pemenuhan kewajiban Bea Meterai berkaitan dg dok. Kontrak, invoice dll sesuai ketentuan yang berlaku
ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN
1 Atas pembayaran kepada guru PNS Golongan III a ke atas harus dipotong PPh 21 final 2 Atas honor kepada guru PNS gol II d ke bawah tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21
1 Atas pembayaran honorarium bulanan kepada guru non PNS dipotong PPh 21 dengan menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dari Penghasilan Kena Pajak 2 Atas pembayaran honorarium yang sifatnya insentif atau tambahan dan hanya diberikan dalam hal GTT/PTT tersebut melakukan kegiatan tertentu lainnya, dipotong PPh 21 dengan menerapkan tarif pasal 17 UU PPh dari jumlah bruto honor.
Memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% dari penerimaan bruto tidak termasuk PPN Bendaharawan sekolah negeri memungut PPN dan menyetorkan ke kas negara Bendaharawan sekolah swasta membayar PPN yang dipungut oleh pemberi jasa.
Jenis Pot/Put
Pasal 21
Pasal 23
PPN
Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) PPh Pasal 21/26 PPh Pasal 23/26 PPh Pasal 22 PPh Final
Pajak Pusat
Pajak Penghasilan ( PPh )
Dibayar sendiri
PPh
Dipotong/dipungut pihak lain
Sewa
Tanah/Bangunan
Sumbangan/Bantuan
PPh PASAL 21
PAJAK PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN
- PEKERJAAN ATAU JABATAN - JASA DAN KEGIATAN , YANG DILAKUKAN WP ORANG PRIBADI
PENGHASILAN BERUPA : - GAJI - TUNJANGAN, DAN - UPAH - PEMBAYARAN LAIN - HONORARIUM Dgn NAMA DAN BENTUK APAPUN
PNS
TIDAK TERATUR/ HONORAIUM
PENERIMA PENGHASILAN
NON PNS
PNS untuk gaji dan tunjangan lain yang sifatnya tetap dan teratur setiap bulan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan
DIKURANGI:
1. BIAYA JABATAN : 5% dari Penghasilan Bruto Maksimal Rp 6.000.000,-/Tahun atau Rp 500.000,-/Bln 2. IURAN YG TERKAIT DGN GAJI YG DIBAYAR OLEH PEGAWAI KEPADA : - DANA PENSIUN (pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan) - BADAN PENYELENGGARA TABUNGAN HARI TUA (THT) ATAU JAMINAN HARI TUA (JHT) YANG DIPERSAMAKAN DENGAN DANA PENSIUN (pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan)
DIKURANGI
PTKP
PENGHASILAN KENA PAJAK
DIKALIKAN
Jika WP Tidak Punya NPWP Dipotong PPh Dgn Tarif 20% Lebih Tinggi
No. 1.
Status
WP Tidak Kawin + 0 Tanggungan
Kode TK/-
Jumlah 15.840.000
2.
3.
TK/1
TK/2
17.160.000
18.480.000
4.
5. 6. 7. 8.
TK/3
K/K/1 K/2 K/3
19.800.000
17.160.000 18.480.000 19.800.000 21.120.000
STATUS KAWIN
SYARAT : MENUNJUKKAN KETERANGAN TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN
Lapisan Penghasilan s.d. Rp 50.000.000,di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,di atas Rp 250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,di atas Rp 500.000.000,-
1. 2. 3. 4.
PERATURAN PEMERINTAH NO. 80 TAHUN 2010 ATAS HONORARIUM PNS PPh Pasal 21 yang terutang ataspenghasilan selain penghasilan rutin dan tidak ditanggung pemerintah , berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong oleh bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut,
27
Pak Rudi, Guru Swasta status belum menikah, setiap bulan menerima honor rutin dari dana BOS sebesar Rp. 2 juta Perhitungan PPh 21= - penghasilan bruto setahun=
Rp.2 jt x 12 bln =Rp.24.000.000 =(Rp. 1.200.000)
Penghasilan netto
=Rp.22.800.000
Bendahara wajib memungut dan membayar tiap bulan ke Kas negara, wajib melaporkan SPT masa PPh pasal 21 ke KPP dan wajib membuatkan bukti potong 1721A1 pada akhir tahun
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 NON PNS ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN > Rp 1.320.000,dlm sebulan
UPAH
< Rp 1.320.000,dlm sebulan
Jika WP Tidak Punya NPWP Dipotong PPh Dgn Tarif 20% Lebih Tinggi
SMPN 2 memperkerjakan P.Amat(TK/0) sebagai tukang kebun lepas. April 2009 bekerja 20 hari dg upah /hari Rp. 100.000,Total penghasilan = Rp. 2 jt > Rp.1.320.000,PTKP harian = (Rp. 15.840.000/360 hari) = Rp.44.000,PPh Ps. 21 sehari = (Rp. 100.000 44.000)x5% = Rp. 2.800,PPh Ps.21 selama 20 hari = Rp.56.000,(dibuatkan bukti potong an, P.Amat Rp.56.000 dan disetor menggunakan SSP atas nama bendahara paling lambat tgl 10 mei 2011 dan wajib disampaikan SPT nya ke KPP tanggal 20 mei 2011)
PPh 21= BrutoX 50%X Tarif Ps17 UU PPh tiap kali pembayaran
Contoh:
1. Honor penceramah Diterima PNS gol. III.a (bukan pegawai di sekolah tsb)
Bruto=Rp. 5.000.000 PPh 21= Rp.5.000.000 x 5%
BERSIFAT FINAL
Bendahara membuat kertas kerja untuk menghitung PPh pasal 21 PPh yang dipotong disetor paling lambat tgl 10setelah masa pajak berakhir. SSP a.n Bendahara. Kode akun pajak:411121 kode jenis setoran:100. Mengisi SPT , dan disampaikan paling lambat tanggal 20 setelah masa pajak berakhir
PPh Ps. 22 adalah pajak yg dipungut oleh Bendahara Pemerintah berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang atau penyerahan rekanan yg dibiayai dari APBN/APBD. YANG DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh Ps. 22 : 1. Pembayaran atas penyerahan barang (bukan jumlah yang dipecahpecah) yang meliputi jumlah pembayaran paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) tidak termasuk nilai PPN. 2. Pembayaran untuk pembelian BBM, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-benda pos. SAAT PEMUNGUTAN PPh Ps. 22 : Saat pemungutan PPh Ps. 22 yaitu pada setiap pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang oleh rekanan, yang dibiayai dari APBN/APBD.
TARIF
SDN 01 Nunukan Barat mengadakan belanja pengadaan ATK ke Toko Gramed yg sudah memiliki NPWP, senilai Rp 1.875.000,00. Jawab : PPh Ps. 22 TIDAK DIPUNGUT karena nilai pembelian barang di bawah Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) sehingga memenuhi ketentuan yang dikecualikan dari pemungutan PPh Ps. 22.
* Lanjutan Kasus : 3. SD Negeri 101 melakukan pengadan barang berupa motor dinas untuk kepala sekolah dengan nilai pembelian Rp 15.000.000,00 (harga belum termasuk PPN). Ternyata rekanan dealer motor belum memiliki NPWP. Jawab : PPh Ps. 22 = 3% x Rp 15.000.000,00 = Rp 450.000,00 (tarif lebih besar 100% karena rekanan tidak memiliki NPWP)
4.
Dinas Pendidikan membeli mesin absensi sidik jari dengan dana APBD sebesar Rp 44.000.000,00 (harga sudah termasuk PPN) dan rekanan telah mempunyai NPWP. Jawab : a. Dasar Pengenaan PPh 22 (keluarkan dahulu unsur PPN) = 100/110 x Rp 44.000.000,00 = Rp 40.000.000,00 b. PPh Ps. 22 = 1,5% x Rp 40.000.000,00 = Rp 600.000,00
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN 1. PPh Ps. 22 dipungut pada setiap pelaksanaan pembayaran oleh Bendahara atas penyerahan barang dari Rekanan dan harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran tsb.
2.
Penyetoran dilakukan ke Bank Persepsi / Kantor Pos dengan menggunakan SSP dengan rincian : a. Identitas SSP (nama, NPWP & alamat) diisi atas nama Rekanan. b. Kolom tandatangan SSP ditandatangani oleh Bendahara. c. Kode akun pajak diisi : 411122-900, dengan uraian PPh Ps. 22 yang dipungut oleh Bendahara.
3.
Jika Rekanan belum ber-NPWP, maka kolom NPWP pada SSP cukup diisi angka 0 (nol) kecuali pada 3 digit kode KPP, misal Toko Buku ABC belum ber-NPWP maka pd SSP ditulis 00.000.000.0-723.000
BUKTI PEMUNGUTAN / PERUNTUKAN SSP 1. SSP lembar ke-1, diberikan kepada WP/Rekanan sebagai bukti pemungutan PPh Ps. 22. 2. SSP lembar ke-3, dipakai Bendahara untuk digunakan sebagai lampiran SPT Masa PPh Ps. 22 ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan.
Bendahara wajib menyampaikan SPT Masa PPh Ps. 22 paling lambat 14 (empat belas) hari setelah Masa Pajak berakhir. Contoh : SPT Masa PPh Ps. 22 Masa Mei 2011 disampaikan paling lambat pada tanggal 14 Maret 2011.
SPT Masa PPh Ps. 22 disampaikan ke KP2KP Nunukan atau KPP Pratama Tarakan dengan dilampiri lembar ke-3 SSP sebagai bukti pemungutan dan bukti setoran, beserta Daftar SSP PPh Ps. 22.
2.
PPh Ps. 23 adalah pajak atas penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Ps. 21. OBYEK & TARIF
HADIAH DAN PENGHARGAAN, DEVIDEN, BUNGA DAN ROYALTI SEWA (Selain tanah/bangunan) & JASA LAINNYA
PENGHASILAN BRUTO
JENIS OBYEK PPH PS. 23 YANG SERING BERKAITAN DENGAN BENDAHARA DINAS PENDIDIKAN 1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa atas tanah dan/atau bangunan. Contoh : sewa minibus, carter mobil. 2. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan. 3. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh WP/Rekanan yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.
JENIS OBYEK PPH PS. 23 YANG SERING BERKAITAN DENGAN BENDAHARA DINAS PENDIDIKAN 4. Jasa perawatan/perbaikan/ mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh WP/Rekanan yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi. 5. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer. 6. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi. 7. Jasa kebersihan atau cleaning service. 8. Jasa katering atau tata boga. 9. Jasa lainnya sesuai dengan PMK-244/PMK.03/2008.
SAAT TERUTANG, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PS. 23 1. Saat Terutang PPh Ps. 23 terutang pada bulan dilakukannya pembayaran.
2.
Penyetoran PPh Ps. 23 harus disetorkan oleh Bendahara paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak. Pelaporan SPT Masa PPh Ps. 23 harus disampaikan ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.
3.
TARIF PPH PS.23 yg dipotong atas jasa = 2 % x PENGHASILAN BRUTO * NB : - Penghasilan Bruto yaitu jumlah yang dibayarkan atas jasa dan nilainya tidak termasuk PPN. - Apabila rekanan tidak memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi dari tarif sebenarnya, yaitu menjadi 4% atau (2% x 200%)
CONTOH KASUS 1. Dinas Pendidikan Nunukan menggunakan jasa katering untuk kegiatan rapat guru dengan biaya Rp 750.000,00. Jawab : a. Jika pengusaha katering sudah memiliki NPWP PPh Ps. 23 = 2% x Rp 750.000,00 = Rp 15.000,00 b. Jika pengusaha katering belum memiliki NPWP PPh Ps. 23 = 4% x Rp 750.000,00 = Rp 30.000,00
2.
Dalam perayaan hari jadinya, SMA Negeri 1 menggunakan jasa event organizer (ber-NPWP) untuk mengadakan konser dangdut dengan dana yang sudah dianggarkan sebesar Rp 11.000.000,00 (termasuk PPN). Jawab : a. Penghasilan Bruto = 100/110 x Rp 11.000.000,00 = Rp 10.000.000,00 b. PPh Ps. 23 = 2% x Rp 10.000.000,00 = Rp 200.000,00
TATA CARA PEMOTONGAN Pemotongan PPh Ps. 23 dilakukan pada saat pembayaran atas jasa dilakukan oleh Bendahara dengan memberikan bukti peotongan yang telah diisi lengkap. BUKTI POTONG
UNTUK REKANAN LAMPIRAN SPT MASA PPh PSL 23 ARSIP BENDAHARAWAN
TATA CARA PENYETORAN 1. PPh Ps. 23 yang tercantum dalam Bukti Pemotongan selama satu bulan dijumlahkan. 2. Jumlah PPh Ps. 23 yg telah dipotong selama 1 (satu) bulan tsb disetor ke Bank Persepsi / Kantor Pos menggunakan SSP dengan rincian : a. Identitas SSP (nama, NPWP & alamat) diisi atas nama Bendahara. b. Kolom tandatangan SSP ditandatangani oleh Bendahara. c. Kode akun pajak diisi : 411124-100 dengan uraian PPh Ps. 23 atas sewa, atau 411124-104 dengan uraian PPh Ps. 23 atas jasa.
PERUNTUKAN SSP 1. SSP lembar ke-1, untuk arsip Bendahara sebagai bukti telah menyetorkan uang untuk pembayaran PPh Ps. 23 yang telah dipotong. 2. SSP lembar ke-3, dipakai Bendahara untuk digunakan sebagai lampiran SPT Masa PPh Ps. 23 ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan.
TATA CARA PELAPORAN 1. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh Ps. 23 dalam satu bulan dicatat pada formulir Daftar Bukti Pemotongan Pajak. 2. Bendahara mengisi dengan lengkap dan benar SPT Masa PPh Ps. 23 dan dilampiri dengan : a. Lembar ke-3 SSP PPh Ps. 23, b. Daftar bukti pemotongan PPh Ps. 23, dan c. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh. 23.
Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan. Tarifnya sebesar 10% dari jumlah bruto. Jasa konstruksi, yaitu layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan konstruksi. Tarif atas jasa konstruksi sesuai dg PP No. 51 Tahun 2008 yang berlaku sejak 1 Januari 2009, yaitu :
Pelaksanaan Konstruksi oleh Rekanan yg memiliki kualifikasi usaha kecil Pelaksanaan Konstruksi oleh Rekanan yg tidak memiliki kualifikasi usaha Pelaksanaan konstruksi oleh Rekanan selain 2 golongan tsb di atas (menengah atau besar) Perencanaan/Pengawasan konstruksi oleh Rekanan yg memiliki kualifikasi usaha Perencanaan/Pengawasan konstruksi oleh Rekanan yg tidak memiliki kualifikasi usaha 2% 4% 3% 4% 6%
2.
TATA CARA PEMOTONGAN PPH PS. 4 AY. (2) 1. Bendahara sebagai penyewa tanah dan/atau bangunan atau sebagai pengguna jasa konstruksi wajib memotong PPh Ps. 4 (2) yang terutang pada saat pembayaran. 2. Bendahara memberikan Bukti Pemotongan PPh Final kepada Wajib Pajak. TATA CARA PENYETORAN PPH PS. 4 AY. (2) 1. PPh Ps. 4 (2) yang tercantum dalam Bukti Pemotongan selama satu bulan dijumlahkan. 2. Jumlah PPh Ps. 4 (2) yg telah dipotong selama 1 (satu) bulan tsb disetor ke Bank Persepsi / Kantor Pos menggunakan SSP dengan rincian : a. Identitas SSP (nama, NPWP & alamat) diisi atas nama Bendahara. b. Kolom tandatangan SSP ditandatangani oleh Bendahara. c. Kode akun pajak diisi : 411128-403 dengan uraian PPh Final Ps. 4 ayat (2) atas Persewaan Tanah dan/atau Bangunan, atau 411128-409 dengan uraian PPh Final Ps. 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi.
PERUNTUKAN SSP 1. SSP lembar ke-1, untuk arsip Bendahara sebagai bukti telah menyetorkan uang untuk pembayaran PPh Ps. 4 (2) yang telah dipotong. 2. SSP lembar ke-3, dipakai Bendahara untuk digunakan sebagai lampiran SPT Masa PPh Ps. 4 (2) ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan. TATA CARA PELAPORAN 1. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh Ps. 4 (2) dalam satu bulan dicatat pada formulir Daftar Bukti Pemotongan Pajak. 2. Bendahara mengisi dengan lengkap dan benar SPT Masa PPh Ps. 4 (2) dan dilampiri dengan : a. Lembar ke-3 SSP PPh Ps. 4 (2), b. Daftar bukti pemotongan PPh Ps. 4 (2), dan c. Lembar ke-2 Bukti-bukti Pemotongan PPh. 4 (2).
BATAS WAKTU SETOR & LAPOR 1. Penyetoran PPh Ps. 4 (2) harus disetorkan oleh Bendahara paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.
2.
Pelaporan SPT Masa PPh Ps. 4 (2) harus disampaikan ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.
CONTOH KASUS 1. Tentukan batas penyetoran dan pelaporan PPh Ps. 4 ayat (2) Masa Pajak Mei 2011! Jawab : PPh Ps. 4 (2) yang telah dipotong dari tanggal 1 s.d. 31 Mei 2011 dijumlahkan. PPh Ps. 4 (2) tsb harus disetor ke Bank Persepsi / Kantor Pos paling lama tanggal 10 Juni 2011 dengan menggunakan SSP. SPT Masa PPh Ps. 4 (2) harus dilaporkan ke KP2KP Nunukan / KPP Pratama Tarakan paling lambat tanggal 20 Juni 2011.
Dinas Pendidikan Nunukan mengadakan seminar dalam rangka Hari Pendidikan 2011 dengan menyewa gedung pertemuan serba guna milik Haji Uddin dengan biaya sewa Rp 2.500.000,00. Jawab : PPh Ps. 4 (2) = 10 % x Rp 2.750.000,00 = Rp 275.000,00
SMK Negeri 17 Nunukan Barat berencana menambah gedung praktek otomotif. Lalu menghubungi PT. ABC yang bergerak di bidang konstruksi dengan klasifikasi usaha menengah untuk melaksanakan pembangunan gedung dan disepakati kontrak pengadaan sebesar Rp 112.500.000,00 (nilai kontrak tidak termasuk unsur PPN). Jawab : PPh Ps. 4 (2) atas jasa pelaksanaan konstruksi dg kualifikasi usaha menengah = 3% x Rp 112.500.000,00 = Rp 3.375.000,00
3.
59
FAKTUR PAJAK
Pembayaran dgn jml paling banyak Rp. 1 juta dan tidak terpecah-pecah (include PPN) Penyerahan mendapat fasilitas PPN tdk dipungut/dibebaskan Penyerahan BBM Tagihan rekening telp Jasa angkutan udara oleh perusahaan penerbangan Barang jasa yg tidak dikenakan PPN
PENGUSAHA
TIDAK TERMASUK PENGUSAHA KECIL, KECUALI PENGUSAHA KECIL YANG MEMILIH UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
66
Pada saat bendahara membayarkan kepada rekanan dengan cara memotong secara langsung dari tagihan (harus ada faktur pajak)
=Rp. 1.100.000
67
PPN yang dipotong disetor paling lambat tgl 7 setelah masa pajak berakhir. SSP a.n rekanan. Kode akun pajak:411211 kode jenis setoran:100. Bendahara wajib membuat bukti potong Mengisi SPT , dan disampaikan paling lambat akhir bulan setelah masa pajak berakhir
Terima Kasih
http://www.facebook.com/pages/KPP-Pratama-Tarakan/93382256282