Anda di halaman 1dari 12

5.2 .

TEOREMA THEVENIN Teorema superposisi yang kemudian dikembangkan oleh Thevenin dan Norton yang berguna untuk melakukan analisa suatu rangkaian, khususnya pada jaringan

listrik; Dimana jaringan ini mempunyai 1(satu) pasang terminal yang dapat dihubungkan ke sumber energi atau beban. Tegangan pada terminal 1-1 dalam keadaan terbuka disebut sebagai tegangan Thevenin (VTh) yang memperlihatkan ekivalen tegangan dan tahanan yang disebut tahanan Thevenin (RTh); Dimana tahanan RTh ini terhubung seri dengan tahanan adalah beban (RL). Dalam teorema Thevenin ini cara menghitung besar tegangan permasalahannya bagaimana

Thevenin(tegangan terbuka = VOC) dan tahanan Thevenin. Pada dasarnya teorema Thevenin digunakan untuk menghitung berapa besar arus beban pada jaringan listrik
R1 R2 1 IL RTh 1 IL

Vs

R3

RL

V Th

RL

1'

1'

Gbr. 5.6. a) Jaringan Listrik dengan 1 pasang terminal b) Rangkaian Ekivalen Thevenin. Untuk menghitung berapa besar VTh dan RTh dapat ditempuh langkah langkah seperti dibawah ini, 1. tahanan beban (RL) untuk sementara diangkat dari rangkaian dan besar tegangan VOC adalah besar tegangan terbuka yang muncul pada dua terminal yang tahanan sudah diangkat. Tegangan VOC ini disebut sebagai tegangan VTh(perhatikan gbr. 5.7.a).

+ R1 Vs R2

R3

Voc= VTh

Diagram Rangkaian untuk VTh VTh = [R3 / (R1 + R3)].Vs 2. Hitung semua tahanan (disebut sebagai RTh) pada jaringan yang dipandang dari kedua terminal setelah sumber energi tidak aktif. Bila sumber tegangan tidak aktif, berarti teminal ini merupakan hubungsingkat dan bila sumber arus tidak aktif, kedua terminal tersebut merupakan hubung terbuka (Perhatikan Gbr).
R1 R2

R3 RTh

Diagram Rangkaian untuk RTh RTh = [(R1R3) / (R1 + R3) + R2] 3. buatkan rangkaian ekivalen Thevenin dan selanjutnya hitung arus beban (Perhatikan kembali Gbr), sehingga: IL = VTh / (RTh + RL) Ilustrasi 5: Hitung IL dari rangkaian dibawah ini,

2K

3K

IL

VA = 4 V

I = 2 mA

R L= 1K

Gbr. 5.8 Diagram Rangkaian Penyelesaian: (i) Tentukan VTh,

2K

3K

VA = 4 V

I = 2 mA

Voc = VTh

Gbr. 5.8.a Diagram Rangkaian Untuk VTh Dengan menggunakan Teorema Superposisi Diperoleh: a) VTh, pada saat VS = 4V dan I = 0, maka Vs = VTh1 = 4V
2K 3K

VA = 4 V

V = VTh1 oc

Gbr. 5.8.b Diagram Rangkaian untuk VTh1, I =0 b) VTh2, pada saat Vs = 0 dan I = 2 mA
2K 3K

I = 2 mA

V = VTh1 oc

Gbr. 5.8.c Diagram Rangkaian untuk VTh2,Vs = 0 VTh2 = 2.103 x 2.10-3 = 4V VTh = VTh1 + VTh2 = (4 + 4) = 8V (ii) Hitung besar RTh,

2K

3K

RTh

Gbr. 5.8.d Diagram Rangkaian Untuk RTh RTh = (2 + 3) = 5K (iii)Buatkan Ekivalen Thevenin dan selanjutnya hitung arus IL,
R Th= 5K IL

VTh = 8 V

R L= 1K

Gbr. 5.8.e Rangkaian Ekivalen Thevenin Sehingga, IL = 8 / (5 + 1). 103 = 1,3mA Ilustrasi 6: Hitung IL dari rangkaian dibawah ini,
A 2I1 V - + B 3 I1 I = 10A 4 6 C RL R L= 9 Ohm

Gbr. 5.9 Diagram Rangkaian Penyelesaian: (i) Hitung VTh,


A - + I2 4 6 B 3 I1 VTh C

I = 10A

Gbr. 5.9.a Diagram Rangkaian untuk VTh VTh = VBD = 6I1 dengan menggunakan HTK pada Loop ABDA akan diperoleh: 4 (I1 - 10) + 6 I1 = 2I1 (ii) Hitung RTh, Pada dasarnya RTh diperoleh dengan melakukan hubung-singkat pada terminal (CD) dan semua sumber energi dimatikan, tetapi dalam kasus ini tidak dapat dilakukan karena rengkaian tersebut mengandung sumber energi tidak ebas. Kasus seperti ini dapat diselesaikan dengan carsalah satu cara sebagai berikut,
A 2I1 V - + B 3 I1 4 6 RTh C

I1 = 5A, sehingga VTh = 6 x 5 = 30V

(b)
A 2I1 V - + B 3 I1 I = 10A 4 6 C

(c) Gbr. 5.9.b dan c) Diagram rangkaian untuk Rth Pada dasarnya dihitung lebih dahulu besar arus hubung-singkat, I2 = (10 I1 - Isc) Looping a-b-d : Dari a dan b 6I1 4I2 = 2I1 8I1 + 4Isc = 40 6I1 3Isc = 0 : 6I1 4(10 I1 - Isc) = 2I1 (a) (b) (c) (d)

Looping b-c-d :

Dari pers. (c) dan (d) diperoleh Isc = (120/24) = 5 A

Sehingga IL = 30 / (6 + 9) IL = 2A

Rth = Vth/Isc Sehingga (iii)Buatkan Ekivalen Thevenin,


RTh = 6 V = 30 V Th

(5.7) RTh = (30/5) = 6

IL R L = 9 Ohm

Gbr. 5.9.d Ekivalen Thevenin

5.3

TEOREMA NORTON

Sumber tegangan dapat diperlihatkan sebagai ekivalen arus, dimana terminal 1-1 dihubung singkat dan tahanan (RN) dipandang sebagai hubung parallel dengan tahanan beban.
RS 1 IL
1 IL

VS

RL
IN

RN

RL

1'

1'

Diagram Rangkaian

Ekivalen Norton arus

Pada Teorema Norton ini permasalahannya adalah bagaimana cara menghitung

hubung-singkat (Isc) dan RN. Dimana Isc adalah arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat teminal 1-1 dalam keadaan hubung-pendek dan RN adalah tahanan yang diperoleh pada saat sumber energi tidak aktif. Ilustrasi 7 : Hitung IL dari rangkaian di bawah ini,

R=4

R =3

1 IL

V = 12V

R3 = 2

RL= 4

1'

Penyelesaian: (i) Hitung besar Isc dengan cara menggunakan menghubung-singkat terminal 11,perhatikan gambar di bawah ini,
R1= 4 R2 =3 1

V = 12V

R3 = 2

I sc

1'

Gbr. 5.11.a Diagram Rangkaian untuk Isc I = 12/[(4 + (2.3)/(2+3)] = (60/26) Isc = [2/(2 +3)] x (60/26) = (24/26) (ii) Tentukan besar RN dengan mematikan sumber energi dan liat dari terminal 1-1 dalam keadaan hubung singkat,
R1= 4 R2 =3

R3 = 2 RN

Gbr. 5.11.b Diagram Rangkaian untuk RN RN = (2 x 4)(2 + 4) + 3 = (26/6) (iii) Buatkan Rangkaian Ekivalen Norton,

IN = 24/ 26A

RN = (26/6)

R L= 4

Gbr. 5.11.c Ekivalen Norton IL =[RN/(RN + RL)] IN = [(26/6) / (26/6 + 4)] x (24/26) Sehingga IL = 0.48A Ilustrasi 8 : Hitung IL dari rangkaian di bawah ini,
A 2I1 V
- +

B I1

C IL RL= 9

I = 10A

Gbr. 5.12 Diagram Rangkaian Penyelesaian : (i) Hitung IN,


A I2 I = 10A 4 6 2I1 V
- +

B I1

I sc

Gbr. 5.12.a Diagram Rangkaian untuk IN I2 = (10 I1 - ISC) Looping A-B-C-D-E-F Dari pers. (a) dan (b), 6I1 4I2 = 2I1 8I1 4(10 I1 - IN) = 2I1 8I1 4IN = 40 Looping B-C-D-E Dari pers. (c) dan (d), 6I1 3I2 = 0 24I1 + 12IN = 120 (3 x pers.c) (c) (d) (a) (b)

24I1 12IN = 0 - (4 x pers.d) 24IN = 120 IN = (120/24) = 5A (ii) Hitung RN, Pada dasarnya RN diperoleh dengan melakukan hubung-singkat terminal terbuka (cd) serta semua sumber energi dimatikan, tetapi dalam kasus ini tidak dapat dilakukan, karena rangkaian mengandung sumber energi tidak bebas. Untuk menghitung RN ini, terlebih dahulu dicari besar arus pada rangkaian pada saat mana ada tegangan VOC pada terminal c-d
2I1 V
- +

(Catatan: VOC = 30V, lihat ilustrasi 6).


3

C
2I

4 I1

VOC= 30V

Gbr. 5.12.b Diagram Rangkaian untuk RN Looping a-b-d-a: 6I1 + 4(I1 I2) = 2I1 8I1 4I2 = 0 Looping a-d-c-b-a: 3I2 + 4(I2 I1) = 30 2I1 -2I1 + 7I2 = 30 Pers. (a) dan (b): 8I1 4I2 = 0 -8I1 + 28I2 = 120 + (4 x pers. b) 24I2 = 120 Sehingga, (iii)Buatkan Ekivalen Norton,
IL IN = 5A RN =6 RL= 9

(a)

(b)

I2 = (120/24) = 5A RN = VOC/IN = (30/5) = 6 .

Gbr. 5.12.c Ekivalen Norton

IL

RN 6 IN 5 I L 2A RN RL 69

5.5 TRANSFER DAYA MAKSIMUM


Dalam suatu jaringan listrik sering diinginkan agar daya pada beban diperoleh daya yang maksimum, misalnya Hi-fi Amplifier. Bagaimana cara memilih Loud Speaker untuk amplifier agar diperoleh daya audio maksimum. Dalam kasus ini masalhnya adalah berapa besar tahanan beban diperoleh disipasi daya maksimum pada beban tersebut. Tinjau rangkaian di bawah ini.

(a)

(b)

Gbr 5.21. a) Jaringan dengan daya yang ditransfer ke beban b) Rangkaian ekivalen Thevenin Dari rangkaian di atas akan diperoleh:
Vo ( t ) RL VTH ( t ) R TH R L

(5.8)

Perdefinisi, PRL = Vo2 / RL Jadi,


PRL ( t ) vTH2 ( t ) R L2 RL (R TH R L )2

(5.9)

Supaya pada beban diperoleh daya maksimum, maka : P/RL = 0 Sehingga


PRL (R R L )2 R L 2(R TH R L ) VTH2 TH 0 R L (R TH R L ) 2

RTh2 + 2RThRL + RL2 - 2RLRTh - 2RL2 = 0 RTh2 - RL2 = 0 Maka : RL = RTh (5.10)

Dari pers. (5.8), (5.9) dan (5.10) akan diperoleh:

PRLmaks

Vo 2 (VTH / 2)2 RL R TH

atau,

PRLmaks

VTH2 4R TH

(5.11)

Ilustrasi 10: Hitung daya maksimum yang dapat di transfer ke beban

Gbr 5.22 Diagram Rangkaian Penyelesaian: (i) Tentukan VTh, (Lihat Gambar 5.22 a)
I 24 20 A 6 (2 12 ) /(6 (2 12 ) 3) 6

6 20 1A 6 2 12 6

Gbr 5.22.a Diagram Rangkaian untuk Vth

Sehingga, VOC = VTh = 121 = 12V (ii) Tentukan RTh,

Gbr 5.22.b Diagram Rangkaian untuk Rth Rth = 12 + 2 + (3 x 6) / (3 + 6) = 16

(iii) Tentukan daya maksimum pada RL Dengan menggunakan persamaan (5.11)diperoleh: PRLmaks = VTh2/4RTh = 144/64 = 2.25 watt

Anda mungkin juga menyukai