Anda di halaman 1dari 15

L/O/G/O

KELOMPOK 3: Hardy Setyadji Indri Dhandria Alwi Maurist Raymond Natasha Fitri Nasution Viksi Kusumasari Yunita Noviyanti 1106147994 1106148132 1106148486 1106152930 1106149381 1106152994

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


Click to edit Master subtitle style

Menurut Arens (2008), Laporan Audit Standar tanpa pengecualian berisi tujuh bagian yakni :

Judul Laporan

Standar mensyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang mengandung kata independen. Contoh : Laporan

Di Indonesia, Standar yang mengatur mengenai Laporan Audit terdapat dalam Standar Audit yang dikeluarkan Institut Akuntan Publik Indonesia, dalam SA No 508. Standar tersebut menyatakan bahwa pernyataan pendapat auditor harus didasari atas audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya.

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Pendapat WTP dengan bahasa Penjelas

Jenis Laporan Audit

Pendapat Wajar dengan Pengecualian

Pendapat Tidak Wajar Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Sukrisno (2012), jenis laporan audit ada lima, yaitu:


Wajar Tanpa Pengecuali an Wajar Tanpa Pengecualia n dengan bahasa penjelasan Pendapat wajar dengan Pengecualia n Pendapat tidak wajar Pernyataan tidak memberika n pendapat (Qualified Opinion). Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, seperti yang terdapat dalam standar profesional akuntan publik, dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian (audit evidence) yang cukup untuk mendukung opininya, seta tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari SAK/ETAP/IFRS, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. With Explanatory Language). Pendapat ini (Unqualified Opinion diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. (Qualified Opinion). Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas yang sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. (Adverse Opinion). Jika auditor memberikan pendapat tidak wajar, maka hal ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dana rus kas sesai dengan SAK/ETAP/IFRS. (Disclaimer Opinion). Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat kewajaran laporan keuangan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Unsur Pokok Laporan auditor bentuk baku (SA 508) menurut IAPI adalah : Suatu judul yang memuat kata independen. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan auditor telah diaudit oleh auditor. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas auditnya. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi: 1. Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. 2. Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi signifikan yang dibuat manajemen. 3. Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan dasar memadai untuk memberikan pendapat.
Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan hasil usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin usaha kantor akuntan publik

Menurut Arens (2008), opini audit wajar tanpa pengecualian ini digunakan ketika beberapa kondisi di bawah ini telah terpenuhi: 1. Seluruh laporan (laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,laporan perubahan modal, laporan arus kas) termasuk di dalam laporan keuangan. 2. Standar yang ada telah dipatuhi selama proses audit berlangsung. 3. Kecukupan dari bukti audit yang telah dikumpulkan, dan auditor telah melakukan audit sehingga auditor dapat menyimpulkan bahwa ketiga standar tersebut telah dipenuhi. 4. Laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini juga berarti bahwa pengungkapan telah termasuk di dalam catatan kaki dan bagian lainnya dari laporan keuangan. 5. Tidak terdapatnya keadaan lain yang membutuhkan sebuah paragraf penjelas atau modifikasi terhadap penulisan laporan keuangan tersebut. Contoh laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian:

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan


Auditor memberikan laporan audit dengan opini Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan bahasa penjelasan dalam laporan audit, dan tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. Pendapat sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaankeadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Indonesia. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin tentang adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana manajemen, auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan mengenai hal itu telah memadai. Di antara periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.

Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan auditor atas laporan keuangan komparatif. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak di-review. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Institut Akuntan IndonesiaDewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yang penyajiannya menyimpang jauh dari panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak dapat menghilangkan keraguan-keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

Contoh Laporan Audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan:

Pendapat Wajar dengan Pengecualian

Berdasarkan SA 508

Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.

Pendapat ini dinyatakan bilamana: Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat. Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian
ia harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Dalam laporan audit tersebut juga harus dicantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraph penjelasan di dalam paragraph pendapat.

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dapat dikeluarkan apabila : Pembatasan lain atas Lingkup Audit
Ketidakpastian dan Pembatasan Terhadap Lingkup Audit

Wajar Dengan Pengecualian

Pengungkapan yang tidak cukup


Penyimpangan dari Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

Contoh laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian:

Perubahan Akuntansi

Pendapat Tidak Wajar

Bambang (2011) mensyaratkan auditor memberikan pendapat tidak wajar jika terjadi kondisi antara lain: Laporan Keuangan tidak disusun sesuai dengan PABU PABU tidak diterapkan secara konsisten, jika terjadi perubahan tidak dijelaskan Laporan Keuaangan tidak didukung dengan informasi dan catatan akuntansi yang memadai, diklasifikasikan dan diikhtisarkan dengan tidak tepat sesuai dengan PABU Terdapat pembatasana lingkup audit klien Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit yang dipandang penting untuk dilakukan

Jika auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraph pendapat dalam laporannya :

Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar

Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu

Contoh laporan audit dengan pendapat tidak wajar

Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Pernyataan Auditor tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.

Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah cocok jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan tidak memberikan pendapat harus tidak diberikan karena auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari standar akuntansi keuangan/ ETAP di Indonesia.

Jika pernyataan tidak memberikan pendapat disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut. Auditor harus menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan karakteristik auditnya dalam suatu paragraf. Jika auditor menjelaskan bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia, tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak memberikan pendapat. Sebagai tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain yang berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Jika auditor menjelaskan bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia, tindakan ini dapat mengakibatkan kaburnya pernyataan tidak memberikan pendapat. Sebagai tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain yang berkaitan dengan kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Contoh laporan audit dengan pernyataan tidak memberikan pendapat:

L/O/G/O

Thank You!
Click to edit Master subtitle style

Anda mungkin juga menyukai